2, April 2018
http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH No.ISSN online : 2541-5727
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v2i2.1888 No. ISSN cetak : 2527-4686
Abstrak
PT. X merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor tambang, infrastruktur,
penyedia alat berat tambang, dan sebagai tempat maintenence unit alat berat. Area Workshop merupakan tempat
untuk dilakukannya beberapa proses pengecekan kelengkapan dan uji kelayakan unit. Salah satu kegiatan yang
beresiko pada proses yang dilakukan di area Workshop adalah kegiatan manual handling (angkat-angkut). Aktivitas
angkat-angkut yang yang dilakukan secara berulang-ulang, mengakibatkan pengarahan kekuatan otot dan
memaksakan kemampuan fisik pekerja. Untuk mengetahui resiko bahaya dari kegiatan tersebut, maka dilakukanlah
analisis postur kerja dengan meggunakan metode REBA. Penelitian ini menggunakan metode observasi dan
melibatkan 6 (enam) orang pekerja dari setiap pekerjaan yang berbeda sebagai sampel. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan tingkat resiko kegiatan angkat-angkut pada setiap kegiatan produksi di area workshop adalah sedang
(medium), sehingga diperlukan tindakan perbaikan posisi kerja untuk mencegah terjadinya keluhan cedera otot
(Musculosceletal disordes).
Abstract
PT. X is one of company engaged in mining contracting, infrastructure, heavy mining equipment providers,
and as a place to maintain heavy equipment unit. Workshop Area is a place to do some checking process of unit
feasibility and completeness. One of the high risk activity at the workshop of PT. X is manual handling. The
repeatedly manual handling will caused muscle disorder and forced worker phisics to extra work. REBA method
used to analyze the hazard risk of the activity. This study using observational analytic and involving 6 workers of
the different jobs as sample. Results of this study shows that the risk level of manual handling activities in every
production is medium, so work position need to be changed to avoid musculoskeletal disorders.
jenis pekerjaannya. Dalam hal ini, sangat tahapan ini, kegiatan yang dilakukan adalah
memungkinkan sekali tejadinya penyakit pemasangan kembali setiap bagian-bagian
akibat kerja yang timbul akibat aktivitas mesin yang telah selesai untuk diperbaiki.
pekerjaan yang dilakukan. Aktivitas Berdasarkan pengamatan, kegiatan
pekerjaan yang berlebih dan juga beban angkat-angkut yang dilakukan di area
kerja yang didapatkan oleh pekerja juga workshop secara berulang-ulang
menjadi penyebabab terjadinya penyakit mengakibatkan perubahan yang mendadak
akibat kerja. Dalam sistem ketenagakerjaan, dalam posisi kerja yang dilakukan. Dari
keselamatan dan kesehatan kerja merupakan aktivitas tersebut, tentunya ada pengarahan
hal yang tidak dapat dipisahkan (Rudyarti, tenaga dari pekerja, pengarahan kekuatan
2017) dan pengangkatan beban dengan
PT. X adalah distributor peralatan memaksakan kemampuan fisik pekerja.
berat terbesar dan terkemuka di Indonesia Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukanlah
yang menyediakan produk-produk peralatan analisis postur kerja dengan menggunakan
berat terbesar di indonesia yang metode REBA ditunjukkan untuk
menyediakan produk-produk dari merek menentukan tingkat resiko postur kerja yang
ternama di dunia. Sebagai distributor mana hasilnya dapat digunakan untuk
peralatan berat, tentunya ada beberapa menentukan pencegahan resiko yang harus
proses yang perlu dilakukan, sebelum dilakukan.
dikirim ke custemer maupun cabang. Salah
satu proses produksinya adalah melalui TINJAUAN TEORITIS
workshop. Dalam berbagai macam industri
Workshop merupakan tempat untuk banyak ditemukan pekerjaan yang harus
dikakukannya beberapa proses pengecekan dilakukan secara manual yang memerlukan
kelengkapan dan kelayakan unit. Proses tuntuan dan tekanan fisik yang berat, salah
kegiatan produksi yang dilakukan terdapat satu akibatnya ternyata meningkatkan
kegiatan angkat-angkut (manual handling). terjadinya keluhan dan komplain pada
Kegiatan produksi tersebut salah satunya pekerja yang berdampak pada penurunan
adalah Main Assembely Engine. pada produktivitas kerja.Postur dan pergerakan
178
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health Vol. 2, No. 2, April 2018
http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH No.ISSN online : 2541-5727
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v2i2.1888 No. ISSN cetak : 2527-4686
179
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health Vol. 2, No. 2, April 2018
http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH No.ISSN online : 2541-5727
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v2i2.1888 No. ISSN cetak : 2527-4686
180
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health Vol. 2, No. 2, April 2018
http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH No.ISSN online : 2541-5727
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v2i2.1888 No. ISSN cetak : 2527-4686
3 3 4 5 6 7 1 1 2 4 5 7 8
4 4 5 6 7 8 Lengan 2 2 3 5 6 8 9
K bawah = 2 3 3 4 5 7 8 9
1a 1 3 4 5 6
Leher = 2 2k 2 4 5 6 7 Berdasarkan perhitungan dari tabel 8
3i 3 5 6 7 8
4 4 6 7 8 9 didapat Skor Awal Grup B sebesar 4.
K
c. Penentuan Nilai Skor C
1a 3 4 5 6 7
Leher = 3 2k 3 5 6 7 8 Untuk menentukan skor C maka
3i 5 6 7 8 9
harus dinilai terlebih dahulu skor A dan
4 6 7 8 9 9
skor B. Skor awal grup A dijumlahkan
Berdasarkan tabel 1 didapat Skor Awal Grup
dengan skor berat beban yang diangkat
A sebesar 5.
kurang dari <5 kg maka penambahan
skor 0 untuk pembebanan (force) jadi
b. Penentuan Nilai Skor B
skor A adalah 5+0= 5. Untuk skor B
Didapatkan posisi lengan atas tenaga
kerja mengalami fleksi sebesar 54,330 pada sendiri diperoleh dari skor awal grup B
sumbu tubuh sehingga didapat skor 3, ditambah dengan skor jenis pegangan
sedangkan untuk bagian lengan bawah pada (copling). Terdapat pegangan yang baik
tenaga kerja mengalami fleksi 18,560 pada alat yang digunakan, sehingga skor
posisi pergelangan tangan lurus sehingga 4+0=4. Penentuan skor C dapat diketahui
mendapatkan skor 2. Skor Awal Grup B dari dari tabel C mendapatkan nilai Skor awal
pergelangan tangan pada tabel B bisa dilihat Final skor dari metode REBA adalah
pada tenaga kerja membentuk fleksi 0.000 skor 2. Skor Awal Grup B bisa dilihat dari
2+0=2. Untuk skor B sendiri diperoleh dari tersebut diketahui sedang dan itu perlu
3 3 4 5 6 7 Pergelangan
4 4 5 6 7 8 1
Lengan bawah 1 2 45 7 8
Kaki
=2 2 2 3 56 8 9
1 1 3 4 5 6
Leher = 2 2 2 4 5 6 7 3 3 4 57 8 9
3 3 5 6 7 8
4 4 6 7 8 9
Kaki Dari tabel 9, diperoleh Skor Awal dari Grup
1 3 4 5 6 7 B sebesar 4.
Leher = 3 2 3 5 6 7 8
3 5 6 7 8 9 c. Penentuan Nilai Skor C
4 6 7 8 9 9
Untuk menentukan skor C maka harus
Berdasarkan table. 7didapat Skor Awal Grup
dinilai terlebih dahulu skor A dan skor B.
A sebesar 3
skor awal grup A dijumlahkan dengan skor
b. Penentuan Nilai Skor B
berat beban yang diangkat kurang dari <5 kg
Didapatkan posisi lengan atas tenaga
maka penambahan skor 0 untuk
kerja mengalami fleksi sebesar 87.350
pembebanan (force) jadi skor A adalah
sehingga didapat skor 3, sedangkan untuk
3+0=3. Untuk skor B sendiri diperoleh dari
bagian lengan bawah pada tenaga kerja
skor awal grup B ditambah dengan skor
mengalami fleksi 14,590 sehingga
jenis pegangan (copling). Pegangan pada
mendapatkan skor 1. Sedangkan posisi
alat yang digunakan dalam kondisi baik,
pergelangan tangan membentuk fleksi
sehingga skor pegangan 0. Diperoleh skor B
17.540sehingga mendapatkan skor 2. Skor
yaitu 4+0= 4. Penentuan skor C dapat
Awal Grup B dari nilai posisi lengan atas,
diketahui berdasarkan hasil dari tabel C,
lengan bawah, dan pergelangan tangan pada
didapatkan Skor Awal Grup C sebesar 3.
tabel b disajikan pada tabel berikut :
Final skor dari metode REBA adalah
merupakan hasil penambahan antara skor C
dengan peningatan jenis otot. Dalam
Tabel 8. Skor Awal Grup B
melakukan aktivitas, posisi tubuh tenaga
Lengan
1 2atas
34 5 6 kerja mengalami pergerakan yang
Pergelangan menyebabkan perubahan / pergeseran postur
1 1 1 34 6 7
Lengan yang cepat dari postur tubuh awal.
bawah = 1 2 2 2 45 7 8
3 3 3 55 8 8 Berdasarkan tabel skoring aktivitas otot
185
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health Vol. 2, No. 2, April 2018
http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH No.ISSN online : 2541-5727
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v2i2.1888 No. ISSN cetak : 2527-4686
menyebabkan perubahan / pergeseran postur tertopang tersebar merata. Skor awal untuk
yang cepat dari postur tubuh awal. grup A dapat dilihat pada tabel berikut;
Berdasarkan tabel skoring aktivitas otot Tabel 16. Skor Grup A
kegiatan tersebut memperoleh skor sebesar Punggung
1 2 3 4 5
1. Jadi skor akhir REBA adalah 4+1= 5. Kaki
Dari skor REBA dapat diketahui tingkat 1 1 2 2 3 4
Leher = 1 2 2 3 4 5 6
risikonya sedang dan perlu tindakan 3 3 4 5 6 7
4 4 5 6 7 8
perbaikan. Berikut ini tabel standar kinerja
Kaki
berdasar skor akhir REBA. 1 1 3 4 5 6
Leher = 2 2 2 4 5 6 7
Tabel15 Level Risiko dan Tindakan 3 3 5 6 7 8
Action Skor Tindakan 4 4 6 7 8 9
Level Risiko
Level REBA Perbaikan Kaki
1 3 4 5 6 7
0 1 Bisa diabaikan Tidak perlu Leher = 3 2 3 5 6 7 8
3 5 6 7 8 9
1 2–3 Rendah Mungkin perlu
4 6 7 8 9 9
2 4–7 Sedang Perlu Berdasarkan tabel 16, skor posisi
3 8 – 10 Tinggi Perlu segera
badan/punggung, leher, dan kaki adalah
Perlu saat ini
4 11 – 15 Sangat Tinggi
juga sebesar 4.
Berdasarkan perhitungan skor REBA
b. Penentuan Nilai Skor B
tersebut diketahui sedang dan perlu
Didaptakan posisi lengan atas tenaga kerja
tindakan.
mengalami fleksi sebesar 89,960 pada sumbu
6. Postur Kerja Uji Pengecekan Akhir
tubuh sehingga didapat skor 3, sedangkan
a. Penentuan Nilai Skor A
untuk bagian lengan bawah pada tenaga
Pada saat proses Uji Pengecekan Akhir,
kerja mengalami fleksi 79,780 sehingga
posisi badan/punggung mengalami fleksi
mendapatkan skor 1. Sedangkan posisi
0
23,00 sehingga mendapatkan skor 3. Posisi
pergelangan tangan membentuk fleksi 14,870
leher pada tenaga kerja membentuk fleksi
sehingga mendapatkan skor 1. Skor Awal
0,000 sehingga mendapatkan skor 1. Pada
Grup B dapat dilihat pada tabel berikut;
postur kaki tenaga kerja mendapatkan skor 2
Tabel 17. Skor awal Grup B
dikarenakan dalam posisi bobot tidak
Lengan atas
1 2 34 5 6
189
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health Vol. 2, No. 2, April 2018
http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH No.ISSN online : 2541-5727
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v2i2.1888 No. ISSN cetak : 2527-4686
191