Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

I. Konsep Kebutuhan Nutrisi


1.1. Definisi/deskripsi kebutuhan
Nutrisi adalah keseluruhan berbagai proses dalam tubuh mahluk hidup untuk
menerima bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan mengunakan bahan-bahan
tersebut agar menghasilkan berbagai aktivitas penting dalam tubuhnya sendiri.
Atau nutrisi bisa didefinisikan sebagai proses pengambilan zat-zat makanan
penting dengan kata lain nutrient adalah apa yang manusia makan dan bagaimana
tubuh menggunakannya. Gangguan nutrisi terjadi kalau diet mengandung satu
atau lebih nutrient dalam jumlah yang tidak tepat. Pemenuhan nutrisi atau
pemberian makan dan minum adalah menghidangkan makan dan minum kepada
pasien sesuai makanan atau diet pasien. (Marmi,2016)
1.2. Fisiologi sistem/Fungsi normal sistem Kebutuhan Nutrisi
a. Ingesti : masuknya makanan kedalam rongga mulut
b. Dingesti : mulut-lambung-usus halus-usus besar
c. Absorbs
d. Metabolisme
e. Eksrekresi : defekasi, miksi, diaphoresis, ekspirasi
1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi sistem Kebutuhan Nutrisi
a. Fisiologis
1) Intake nutrient
a) Kemampuan mendapat dan mengolah makanan
b) Pengetahuan
c) Gangguan menelan
d) Perasaan tidak nyaman setelah makan
e) Anoreksia
f) Nausea dan vomitus
g) Intake kalori dan lemak yang berlebih
b. Kebutuhan metabolisme
1) Pertumbuhan
2) Stres
3) Kondisi yang meningkatkan BMR (latihan,hipertyroid)
4) Kanker
c. Gaya hidup dan kebiasaan
Kebiasaan hidup yang baik perlu diterapkan pada usia toddler
d. Kebudayaan dan kepercayaan
Kebudayaan orang asia lebih memilih padi sebagai makanan pokok
e. Sumber ekonomi
Tinggal sendiri, seorang yang tinggal sendirian tidak memperdulikan tugas
memasak untuk menyediakan makanannya
f. Kelemahan fisik
Contohnya atritis atau cedera serebrovaskular (CVA) yang menyebabkan
kesulitan untuk berbelanja dan memasak. Mereka tidak mampu merencanakan
dan menyediakan makanannya sendiri
g. Kehilangan
Terutama terlihat pada pria lansia yang tidak pernah memasak untuk mereka
sendiri
h. Depresi
Menyebabkan kehilangan nafsu makan. Mereka tidak mampu bersusah payah
berbelanja, nenasak atau memakan makanannya
i. Pendapatan yang rendah
Ketidak mampuan untuk membeli makanan yang cermat untuk meningkatkan
pengonsumsian makanan yang bergizi
j. Penyakit saluran pencernaan
Termasuk gigi, ulkus
k. Obat
Pada lansia yang mendapat lebih banyak obat dibandingkan kelompok usia
lain yang lebih muda ini berakibat buruk terhadap nutrisi lansia. Pengobatan
akan mengakibatkan kemunduran nutrisi yang semakin jauh.
1.4. Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada sistem Kebutuhan Nutrisi
a. Obesitas
besitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai
lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi
kebutuhan metabolisme karena kelebihanasupan kalori dan penurunan dalam
penggunaan kalori.
Kita bisa menghitung dengan menggunakan rumus IMT untuk menghitung
indek massa tubuh, yakni :
IMT = Berat badan (kg)
Tinggi badan (m) x Tinggi badan (m)
b. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat
gizi. Malnutrisi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah
asupan zat gizi yang tidak sesuai kebutuhantubuh. Gejala umumnya
adalah berat badan rendah dengan asupan makanan yang cukup atau
asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan
penurunan energi, pucat padakulit, membran mukosa, konjungtiva dan
lain lain.
c. Diabetes mellitus
Diabetes melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang
ditandai dengan adanyagangguan metabolisme karbohidrat
akibat kekurangan insulin atau penggunaan karbohidratsecara
berlebihan.
d. Kekurangan Nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam
keadaan tidak berpuasa (normal)atau resiko penurunan berat badan akibat
ketidak cukupan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolism.
Tanda klinis :
a) Berat badan 10-20% di bwah normal.
b) Tinggi badan dibawah ideal.
c) Lingkar kulit trisep lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar.
d) Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot.
e) Adanya penurunan albumin serum.
f) Adanya penurunan transferin.
Kemungkinan penyebab :
a) Peningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna
kalori akibat penyakit infeksiatau kanker.
b) Disfagia karena adanya kelainan persarafan.
c) Penurunan absorpsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa.
d) Nafsu makan menurun.
e) Kelebihan Nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami
seseorang yang mempunyairisiko peningkatan berat badan akibat
asupan kebutuhan metabolisme secara berlebih.
Tanda klinis :
a) Berat badan lebih dari 10% berat ideal.
b) Obesitas (lebih dari 20% berat ideal).
c) Lipatan kulit trisep lebih dari & 15mm pada pria dan 25mm pada wanita.
d) Adanya jumlah asupan yang berlebihan.
e) Aktivitas menurun atau menonton.
Kemungkinan penyebab :
a) Penurunan pola makan.
b) Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman.
c) Anoreksia nervosa
Anoreksia nervosa merupakan penurunan berat badan secara mendadak
dan berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan
badan, nyeri abdomen, kedinginan, dan kelebihan energi
II. Rencana Asuhan keperawatan dengan gangguan kebutuhan Nutrisi
2.1 Pengkajian
2.1.1 Riwayat keperawatan
a. Riwayat makanan
Riwayat makanan meliputi informasi keterangan tentang pola
makan,tipe makanan yang di hindari ataupun di mbil,makanan yang
lebih disukai,yang dapat di gunakan untuk membantu merencanakan
jenis makanan untuk selanjutnya.
b. Kemampuan makan
Berapa hal yang perlu dikaji dalam hal kemammpuan makan,antara lain
kemampuan mengunyah, menelan,dan makan sendiri tanpa bantuan
orang lain.
c. Pengetahuan tentang nutrisi
Aspek yang sangat penting dalam pengkajian nutrisi adalah
pengetahuan tingkat pengetahuan pasyen mengenai kebutuhan nutrisi.
d. Nafsu makan, jumlah asupan
e. Tingkat aktivitas
f. Pengonsumsi obat
g. Penempilan fisik
Penampilan fisik dapat dilihat dari hasil pemeriksaan fisik terhadap
aspek-aspek berikut; rambut yang sehat berciri mengkilat, kuat, tidak
kering, dan tidak mengalamio kebotakan bukan karena faktor usia;
daerah di atas kedua pipi dan bawah kedua mata tidak berwarna gelap;
mata cerah dan tidak ada rasa sakit atau penonjolan pembuluh darah;
daerah bibir tidak kering, pecah-pecah, ataupun mengalami
pembengkakan; lidah berwarna merah gelap, tidak berwarna merah
terang, dan tidak ada luka pada permukaannya; gusi tidak bengkak,
tidak mudah berdarah, dan gusi yang mengelilingi gigi harus rapat serta
erat tidak tetarik ke bawah sampai di bawah permukaan gigi; gigi tidak
berlubang dan tidak berwarna; kulit tubuh halus, tidak bersisik, tidak
timbul bercak kemerahan, atau tidak terjadi pendarahan yang
berlebihan; kuku jari kuat dan berwarna merah tua.
h. Pengukuran atromopometrik
Pengukuran ini meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan, dan
lingkar badan. Tinggi badan anak dapat digambarkan pada suatu kurva/
grafik sehingga dapat terlihat perkembangannya.
i. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang langsung berhubungan dengan
pemenuhan kebutuha nutrisi adalah pemeriksaan albumin serum, Hb,
glukosa, elektrolit, dll.
2.1.2 Pemeriksaan fisik: data focus
Pemeriksaan fisik pada kebutuhan nutrisi dan elektrolit difokuskan
pada hal-hal berikut :
a. Keadaan fisik : apatis, lesu
b. Berat badan : obesitas, kurus
c. Otot : flaksia, tonus kurang, tidak mampu berkerja
d. Sistem saraf : bingung, rasa terbakar, reflek menurun
e. Fungsi gastrointestinal : anoreksia, konstipasi, diare, pembesaran liver
f. Kardiovaskuler : denyut nadi lebih dari 100 kali/menit, irama abnormal,
tekanan darah rendah/tinggi
g. Rambut : kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patah-patah.
h. Kulit : kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak disubkutan tidak ada
i. Bibir : kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membrane
mukosa pucat
j. Gusi : pendarahan, peradangan
k. Mata : konjungtiva pucat
l. Kuku : mudah patah
2.1.3 Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan albumin, transferrin, BUN, ekskresi kreatinin untuk 24
jam.
2.2 Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
Diagnosa 1 : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

2.2.1 Definisi : Ketidakmampuan untuk memasukkan atau mencernanutrisi oleh karena


faktor biologis,psikologis atau ekonomi.

2.2.2 Batasan karakteristik :


a. Berat badan dibawah ideal lebih dari 20%
b. Melaporkan intake makanan kurang dari kebutuhan yang dianjurkan.
c. Lemah otot untuk menelan atau mengunyah.
d. Melaporkan kurang makan.
e. Penurunan berat badan dengan intake makanan adekuat.
f. Kurang informasi
2.2.3 Faktor yang berhubungan :

a. Faktor biologis
b. Faktor ekonomi
c. Ketidak mampuan untuk mengabsorbsi nutrisi
d. Ketidak mampuan menelan makanan
e. Faktor psikologis

Diagnosa 2 : Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi mukosa lambung

2.2.4 Definisi : Asupan nutrisi yang melebihi kebutuhan metabolik

2.2.5 Batasan karakteristik :


a. Lipatan kulit trisep lebih dari 15mm pada pria dan 25mm pada wanita
b. Berat badan 20% diatas berat badan dankerangka ideal
2.2.6 Faktor yang berhubungan :

a. Kelebihan asupan
b. Perubahan gaya hidup
c. Kurang pengetahuan tentang nutrisi
2.3 Perencanaan

Diagnosa 1 : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

2.3.1 Tujuan dan kriteria hasil (outcomes criteria) : Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1x24 jam nutrisi kurang teratasi dengan indikator:
a. Berat badan meningkat
b. Adanya peningkatan berat badan
c. Tidak ada tanda malnutrisi

2.3.2 Intervensi keperawatan dan rasional :

Intervnsi :

a. Kaji adanya alergi makanan.


b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien.
c. Ajarkan pasien bagaimana makanan yang harus dimakan.
d. Monitor adanya penurunan BB.
e. Monitor turgor kulit Informasikan pada klien dan keluarga tentang manfaat
nutrisi.
f. Ukur timbangan berat badan.
g. Anjurkan pasien makan sedikit tetapi sering.

Rasional :

a. Untuk mengetahui adanya alergi makanan.


b. Untuk mengetahui tanda awal bahaya kekurangan nutrisi.
c. Membantu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi yang diperlukan tubuh.
d. Pemberian makanan sering dan sedikit untuk mencegah dalam
terjadinya respon muntah.
e. Untuk menganjurkan klien bagaimana cara membuat catatan makanan
seharian seperti : sayur dan buah-buahan seperti wortel, kangkung,
kubis, brokoli, pepaya, buah kiwi. Menghindari makanan seperti
hindari makanan pedas,hindari stress, alkohol, kafein.

Diagnosa 2 : Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari Kebutuhan Tubuh.

2.3.3 Tujuan dan kriteria hasil (outcome criteria) : : Setelah dilakukan tindakan
keperawatan nutrisi berlebih teratasi dengan indicator :

a. Mendekati berat badan ideal


b. Berpartisipasi dalam program yang teratur
2.3.4 Intervensi keperawatan dan rasional :
a. Penyuluhan untuk pasien/keluarga
b. Dorong pasien untuk mematuhi diet karbohidrat kompleks dan
protein serta menghindari gula sederhana. Makan cepat saji, kafein
minuman ringan.
c. Berikan informasi yang sesuai tentang kebutuhan nutrisi dan cara
memenuhi kebutuhan tersebut
d. Ajarkan tentang bagaimana membaca label saat membeli makanan
untuk mengendalikan jumlah lemak da kalori yang dikandung oleh
makanan yang akan dikonsumsi.
e. Instruksikan tentang bagaimana menghitung presentase lemak pada
produk makanan.
III. Daftar Pustaka

Dewi Christyawati,Maria.2010.Modul KDM II Asuhan Keperawatan Pemenuhan


Kebutuhan Nutrisi.Surakarta: Politeknik Kesehatan surakarta
NANDA, 2013 Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa, Jilid 1 & 2, Jakarta.ECG
Warmi, 2016. Keterampilan Dasar Praktik Klinik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Lampiran :

1. Rumus IMT
IMT = Berat Badan (kg)
Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)

Nilai IMT Artinya


18,4 ke bawah Berat badan kurang
18,5 – 24,9 Berat badan ideal
25 – 29,9 Berat badan lebih
30-39,9 gemuk
40 ke atas Sangat gemuk

2. Pengukuran lingkar lengan atas (LILA)


Lingkar lengan merupaka salah satu untuk menentukan status gizi,
karena mudah, murah dan cepat.
Tabel Ambang batas pengukuran LILA:
klasifikasi Batas Ukur
Wanita Usia Subur
KEK < 23,5 cm
Normal 23,5
Bayi Usia 0 – 30 hari
KEP < 9,5 cm
Normal 9,5 cm
Balita
KEP < 12,5 cm
Normal 12,5 cm
3. Isitilah memasukan makanan langsung keperut
a. Nasogastrik: Juga dikenal sebagai selang NG, selang makanan ini
kurang invasif dibandingkan selang G atau J (lihat di bawah) dan
hanya digunakan sementara. Selang nasogastrik tipis dan dapat
dengan mudah diturunkan dari hidung, melalui kerongkongan dan
ke dalam perut, dan bisa ditarik keluar dengan mudah. Karena tipis,
selang ini sering tersumbat sehingga membutuhkan selipan baru.
Namun, penggunaan selang ini juga telah dikaitkan dengan sinusitis
dan infeksi lainnya. Terlepas dari hal tersebut, selang ini merupakan
cara termudah dan terpercaya untuk memberi makan pasien yang
memiliki kesulitan menelan di rumah sakit.
b. Gastric tubes: Juga dikenal sebagai selang G atau selang PEG,
gastric tube adalah jenis permanen (tapi reversibel) dari selang
makanan. Penempatan selang G memerlukan operasi kecil di mana
selang G dimasukkan dari kulit perut langsung ke perut. Selang ini
ditempatkan di dalam perut dengan kawat melingkar, yang biasa
disebut “pigtail,” atau dengan balon udara kecil. Operasi ini aman
tapi dalam persentase kecil dapat menyebabkan komplikasi, seperti
perdarahan dan infeksi.
c. Jejunostomy tubes: Juga dikenal sebagai selang J atau selang PEJ,
tube jejunostomy mirip dengan selang G tetapi ujungnya terletak di
dalam usus kecil, sehingga melewati perut. Hal ini terutama
diperuntukkan bagi orang-orang yang perutnya memiliki gangguan
kemampuan untuk memindahkan makanan ke dalam usus karena
motilitas yang buruk. Hal ini juga sering digunakan pada penderita
penyakit gastro-esophageal reflux disease (GERD), dan pada
mereka yang mengalami obesitas.

Anda mungkin juga menyukai