Anda di halaman 1dari 10

INTEGRAL GARIS

Penghitungan integral kompleks merupakan dasar untuk memahami konsep-konsep topologi


elementer seperti kurva mulus, lintasan dan orientasi suatu lintasan, definisi dan cara-cara
menghitung integral garis. Sebelum membicarakan integral garis, terlebih dahulu akan dibahas
kurva, kurva mulus, lintasan, dan orientasi suatu lintasan.

1. Kurva
Kurva (lengkungan) C di bidang datar dapat dinyatakan dalam bentuk parameter,
yaitu :
  
C : F(t )  x (t ) i  y (t ) j dengan x  x (t ) dan y  y (t ), a  t  b,
x dan y kontinu pada [a , b]. Kurva C disebut kurva mulus , jika x
dan y kontinu pada selang tertutup [a , b].

2. Lintasan
DEFINISI 1 : Fungsi f : [ a , b]  R disebut kontinu bagian demi bagian,
jika terdapat partisi P  {x 0 , x1 , xn , ... , xn } dari selang [a , b]
sehingga f kotinu pada selang terbuka (x i , x i 1 ), i  1, 2, 3, ... , n.
Berdasarkan definisi tersebut, kurva C disebut kurva mulus bagian demi bagian jika di
dalam x  x (t ) dan y  y (t ), a  t  b, berlaku x dan y kontinu bagian demi bagian pada

[a,b]. Kurva mulus bagian demi bagian disebut lintasan. Pada kurva C dengan
x  x (t ) dan y  y (t ), a  t  b, titik (x(a), y(a)) disebut titik pangkal kurva C dan titik (x(a),

y(b)) disebut titik ujung kurva C.


Kurva C disebut tertutup sederhana, jika berlaku:
(i) ( x(t 1 ), y(t 1 ))  ( x(t 2 ), y(t 2 )) untuk setiap t 1 , t 2  (a , b)
(ii ) ( x(a), y(a))  ( x(a), y(b))

3. Orientasi Lintasan
DEFINISI 2 : Suatu lintasan tertutup sederhana C disebut berorientasi positif
jika C ditelusuri dari titik awal ke titik akhir maka interiornya
terletak di sebelah kiri C, sebaliknya berorientasi negatif.

1
4. Integral Garis
  
Misalkan C : F(t )  x (t ) i  y (t ) j y, a  t  b, adalah kurva mulus dan M
permukaan terbatas yaitu paling sedikit terdefinisi pada kurva C.

Kontruksi integral garis  M (x , y ) dx .


C

(a) Buatlah partisi  untuk selang [a,b] dengan titik pembagian


a  t 0  t 1  t 2  ...  t n  b selang bagian ke-I dari partisi  adalah
[ t i - 1 , t i ] dan

  maks t i  i  n
panjang partisinya  dengan .

(b) Kurva C terbagi atas n bagian yaitu P0 P1 , P1 P2 , ... , Pi - 1 Pi , ... , Pn - 1 Pn .

(c) Pilih Pi  (c i , d i )  Pi  1 Pi , i  1, 2, 3, ... , n .


*

n
(d) Didefinisikan jumlah  M (c , d ) x , x
i 1
i i i i  x i  x i - 1 dimana x i absis Pi dan

x i - 1 absis Pi  1 , i  1, 2, 3, ... , n .
n
(e) Tentukan lim
 0
 M (c , d )x
i 1
i i i

Jika limit ini ada, maka M terintegralkan pada C. Dalam kasus M terintegralkan pada C,
integral garis dari M(x,y) pada C didefinisikan dengan
n

 M (x , y) dx  lim  0
 M (c , d )x
i 1
i i i
C

C
 M (x , y) dx artinya proyeksi daerah di bawah permukaan z = M (x,y) dan di atas

kurva C pada bidang XOY yang menghasilkan daerah di atas sumbu X.

2
  
DEFINISI 3 : Diberikan kurva mulus C : F(t )  x (t ) i  y (t ) j , a  t  b.
Jika z  M (x, y ) permukaan terbatas pada C, maka ;

n
(a)  M (x , y ) dx  lim  0
 M ( x (t
i 1
*
i ), x' (t *i )) t i
C

  M (x(t ), y (t )) . x' (t ) dt
C

n
(b)  M (x , y ) dy  lim  0
 M ( x(t
i 1
*
i ), y ' (t *i ) ) t i
C

  M (x(t ), y (t )) . y ' (t ) dt
C

` Apabila lintasan integral yang diberikan bukan dalam bentuk parameter, tetapi berbentuk
y = f(x) dan x = g(y) dengan titik awal (a,b) dan titik akhir (c,d) , maka dengan subtitusi
diperoleh :
c d
(i )  M (x, y) dx   M (x, f (x)) dx   M (g(y), y) . g' (y) dy
C a b

d c
(ii )  M (x, y) dy   M (g(y), y) dy   M (x, f (x)) . f ' (y) dx
C b a

5. Sifat – sifat Integral Garis  M (x, y ) dx :


C

(a) C tetap, integral M dipandang sebagai variabel ;

(a.1) Jika M kontinu dan C terbatas maka  M (x, y ) dx ada


C

(a.2)  [ M (x, y)  N (x, y) ] dx   M (x, y) dx   N (x, y) dx


C C C

(a.3)  kM (x, y) dx  k  M (x, y) dx, k  R


C C

(b) M tetap, C dipandang sebagai variabel ;

3
  
Misalkan kurva mulus C : F(t )  x (t ) i  y (t ) j , a  t  b, maka;

(b.1) (x(a), y(a)) titik pangkal dari C dan (x(b), y(b)) titik ujung dari C.
Perubahan t dari a ke b menghasilkan orientasi dari C. Perubahan t
dari b ke a, akan diperoleh kurva yang sama dengan orientasi yang
berlawanan.

(x(b), y(b))
C

-C

(x(a), y(a))

  
(b.2) Jika C1 : F(t )  x 1 (t ) i  y 1 (t ) j , a 1  t  b 1 ,
  
dan C 2 : F(t )  x 2 (t ) i  y 2 (t ) j , a 2  t  b 2 , dengan
(x 1 (b 1 ), y 1 (b 1 ))  (x 1 (b 1 ), y 2 (b 1 )) , maka C  C1  C 2 .
n
Secara sama didefinisi kan C  C .
i -1
1

(b.3)  M (x, y) dx
-C
 -  M (x, y ) dx
C

(b.4)  M (x, y) dx
C 1 C 2
  M (x, y ) dx
C1
  M (x, y) dx
C2

(c ) Jika M kontinu, M(x, y )  k untuk setiap (x, y )  C,

C terbatas dan C panjang kurva C, maka  M (x, y)dx


C
 k. C .

4
Contoh :
Tentukan integral garis terhadap kedua pengubah bagian fungsi M(x,y) = 2x + y2 sepanjang
kurva C = C1 + C2 + C3 dimana;
C1 : Busur lingkaran x2 + y2 = 4 dengan orientasi negatife dari ( -2,0) ke ( 2,0 )
C2 : Ruas garis lurus dari ( 2,0 ) ke ( -2, -2 )
C3 : Ruas garis lurus dari ( -2, -2 ) ke ( -2,0 )

Penyelesaian :

 M (x, y) dy   (2 x  y ) dy
2

C C

  (2 x  y ) dy   (2 x  y ) dy   (2 x  y
2 2 2
) dy
C1 C2 C3

dengan C1 : x2 + y2 = 4 , x : - 2  2 di ubah dalam bentuk parameter, yaitu


  
C : F ( t )  x ( t ) i  y (t ) j
  
C1 : F(t )  2cos t i  2 sin t j
sehingga diperoleh x = 2 cos t dan y = - 2 sin t
berdasarkan definisi 5.3 (b) maka dengan demikian diperoleh,

 M (x, y) dy   M (x(t), y(t)) . y' (t) dt


C C

2

 ( 2x  y ) dy   (2 (2 cos t )  (-2sin t 2 )) . (2 cos t ) dt


2

C 

2
  (4 cos t  4 sin t 2 ) . (2 cos t ) dt

2
  (8 cos 2 t  8 sin t 2 cos t) dt

2 2
  4  (1  cos 2t) dt  8  sin 2 t . d(sin t)
 

2 2
 1  8 
  4 t  sin 2t    sin 3 t
 2  3 

5
 1 1  8 8 
  4 ( 2  sin 4 )  4 (2  sin 4 )   ( sin 3 2 )  ( sin 3  )
 2 2   3 3 
 - 8  4  0
 - 4

C2 : ( 2,0 ) ke ( -2, -2 )
Maka persamaan garisnya, yaitu;
1
C2 : y  x  1, x : 2   2, y: 0 2
2
Dengan demikian diperoleh,
2

 M (x, y) dy   (2 x  y
2
) dy
C2 0

2
  ( 2 (2 y  2)  y 2 ) dy
0

2
  ( 4 y  4  y 2 ) dy
0

2
  ( y  2) 2 .d(y  2)
0

2
1 
  ( y  2) 3 
3 0

1 1  1 2
  ( - 2  2) 3  ( 0  2) 3    ( 8)  2
3 3  3 3

C3 : ( -2, -2 ) ke ( -2, 0 )
Maka persamaan garisnya, yaitu;
C3 : x :  2, y: -2 0
Dengan demikian diperoleh,
0

 M (x, y) dy   (2 x  y
2
) dy
C3 2

6
0
  (2 (2)  y
2
) dy
2

0
  (4  y 2 ) dy
2

0
 1 
 - 4y  y 3 
 3  2

 1 1 
 (-4(0)  (0) 3 )  (-4(-2)  (-2)3 )
 3 3 
16
 
3
1
 5
3

 M (x, y) dy   (2 x  y ) dy   (2 x  y ) dy   (2 x  y ) dy   (2 x  y
2 2 2 2
Jadi , ) dy
C C C1 C2 C3

2 1
 4 - 2  5   4  8
3 3

 (2 x  y ) dy   4  8 adalah proyeksi daerah di bawah z = 2x + y2 dan di atas C


2
Arti dari
C

pada bidang YOZ yang menghasilkan daerah di bawah sumbu Y.

Soal Latihan.
1. Hitunglah  y dy  (x  y) dy
C
jika ;

a. C adalah busur parabola x = y2 dari (0,0) ke (4,2)


b. C adalah garis lurus dari (4,2) ke (0,0)
c. C adalah garis lurus dari (0,0) ke (4,0) dilanjutkan dari (0,4) ke (4,2)
Jawaban:
(1.a) Penyelesaian :

 y dy  (x  y) dy
C
  y dy   (x  y) dy
C C

7
  [ y  (x  y) ] dy
C

  x dy
C
, subtitusi busur parabola x = y2

 y
2
dy ,karena integral terhadap dy maka batasnya dari 0 sampai 2
C
y
2
x = y2
  y dy
2

2 2
1 
  y3 
3  0 x
0 4
8

3

Gambar (1.a)

(1.b) Penyelesaian :
y 2  y1 02 2 1
Gradien garis (m) =   
x 2  x1 04 4 2 y
Maka persamaan garis ;
y = mx P (4,2)
2
1
y x  x  2y
2 x
O (0,0) 4

 
0

 x dy   2y dy  y 2
0
2  4
C 2
Gambar (1.b)

(1.c) Penyelesaian :
y 2  y1 00 0
 Gradien garis (m1) =    0
x 2  x1 04 4
Maka persamaan garis ;
y=0
y 2  y1 24 2 1
 Gradien garis (m2) =    
x 2  x1 40 4 2

8
Maka persamaan garis ;
y  y 1  m (x  x 1 )
1
y2   (x  4)
2 y
1
y  x22
2 4
1
y  x  4  x   2y  8
2 2
2

 x dy
C
  (2y  8) dy
4
0 4
x


  y 2  8y 
2
4
Gambar (1.c)
 4
2. Tentukan integral garis fungsi M(x,y)= x+y sepanjang lintasan C+K dengan
C : garis dari (0,0) ke (2,0) dan K: garis dari (2,0) ke (2,2).
Penyelesaian :

y
C : y  0, 0 x 2

2
K: x  2 , 0 y 2
K
C
x Pada kurva C : dy  0 dan pada kurva K : dx  0
0 2

Gambar (2)

 M (x, y) dx   M (x, y) dx   M (x, y) dx


C K C K

  ( x  y ) dx
C

2
 x
0
dx

2
1 
  x2   2
2 0

9
 M (x, y) dy   M (x, y) dy   M (x, y) dy
C K C K

  ( x  y ) dy
K

2
  (2  y )
0
dy

2
 1 
 2y  y 2   6
 2 0

3. Tentukan besarnya usaha yang dilakukan medan vektor (gaya). F (x,y) = (x+2y) i + (x-y)
j untuk memindahkan partikel sepanjang kurva (lintasan) C yang diberikan dengan persamaan : x
𝜋
= cos t, y = 4 sin t dengan 0 ≤ t ≤ 4 .

Penyelesaian :

W   (x  2y ) dx  (x - y ) dy
C

4
  (2cost  8sint )( 2sint )  (2cost  4sint )(4cost) dt
0

 (4cost.sint  16sin 
4
 2
t )  (8cos 2 t  16sint .cost) dt
0

4
  (2 sin2t  8 cos2t  8  4 cos2t  4  8 sint ) dt
0

  cos2t  4sin2t  8t  2sin2t  4t  8cost 04

3    4 2

10

Anda mungkin juga menyukai