Anda di halaman 1dari 18

Ketidakteraturan Menstruasi Pada Wanita

Usia Dewasa Muda

Tressy A. Padahana
NIM: 102010233
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat
Email: trezyph@ymail.com
MIND MAP Makroskopik

Organ Genital
Femina
Mikroskopik
KETIDAK-
TERATURAN
MENSTRUASI

Siklus Menstruasi

Siklus Hormon Siklus Siklus Ovarium


Endometrium

Perkembangan
Folikel

PENDAHULUAN

Masa remaja adalah masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Masa dimana
terjadi kematangan fisik, kognitif, dan emosi yang dikenal sebagai masa pubertas. Perubahan yang
terjadi pada masa ini adalah suatu hal yang wajar, yang harus dikenali dan dipahami, agar seseorang
lebih siap dan dapat bertanggungjawab terhadap perubahan tersebut.

Pada seorang wanita, masa pubertas adalah saat-saat dimana dirinya mengalami perubahan
fisik yang cukup signifikan. Dimulai dengan terjadinya menstruasi, tumbuhnya rambut-rambut halus
di daerah pubis, munculnya payudara, dan daerah pinggul yang mulai melebar. Hal ini dapat terjadi
karena adanya pematangan organ reproduksi pada seorang wanita. Berikut akan dijelaskan
mengenai struktur organ reproduksi wanita dan siklus menstruasi yang dialami seorang wanita.

STRUKTUR ORGAN GENITAL FEMINA

Struktur organ genital femina dibedakan dalam dua bagian, yaitu struktur makroskopis dan
struktur mikroskopis. Struktur makroskopis adalah yang tampak atau dapat dilihat, sedangkan
struktur mikroskopis adalah struktur yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan bantuan alat
tertentu, misalnya mikroskop.

2
1. Struktur Makroskopis Organ Genital Femina
Organ genital femina dibedakan menjadi genitalia eksterna dan genitalia interna. Genitalia
eksterna terdiri dari labia mayor, labia minor, dan vulva. Sedangkan genitalia interna terdiri
dari vagina, uterus, tuba uterina, dan ovarium.1

Gb. 1. Struktur Genitalia Femina


(Sumber: www.google.com)

a) Labia mayor
Labia mayor adalah lipatan yang besar dari mons pubis ke arah peritoneum,
bagian luar labia mayor berambut, sedangkan bagian dalam licin dan banyak
mengandung kelenjar sebasea. Bagian depan atas labia mayor kanan dan kiri
bertemu pada commisura labialis anterior, sedangkan bagian bawahnya bertemu
pada commisura labialis posterior.2,3

b) Labia minor
Labia minor merupakan suatu lipatan kecil pada vulva. Ke arah distal kedua sisi
labia minor membentuk frenulum labiorum pudendi. Ke arah proximal labia minor
berhubungan dengan glandula clitoridis dan disebut preputium clitoridis. Glandula
clitoridis pada wanita identik dengan glans penis pada laki-laki. Labia minor kanan
dan kiri membatasi sebuah ruang yang disebut vestibulum. Bagian distal vestibulum

3
membentuk suatu lekukan yang disebut fossa naviculare. Pada vestibulum terdapat
beberapa lubang, yaitu:2,3
 Orificium urethra externum, di sisi lateral terdapat gl. vestibularis minor.
 Orificium vagina, terletak di distal orificium urethra externum dan ditutupi oleh
hymen.
 Muara ductus gl. vestibularis major Bartolini.

Gb. 2. Struktur Genitalia Eksterna Femina


(Sumber: www.google.com)

c) Vulva
Vulva disebut juga rima pudendi adalah ruangan yang terletak antara labia
majora kanan dan kiri. Vulva bermuara pada vestibulum vagina. Di sebelah distal
frenulum labiorum pudendi terdapat jaringan ikat yang menyeberang disebut
commisura posterior.1

d) Vagina
Vagina merupakan bumbung buntu di bagian sebelah cranial dan pada bagian
caudalis bermuara pada introitus vagina. Panjang vagina dari vulva sampai cervix
kira-kira 8 cm. Jalan vagina adalah vertikal dari craniodorsal ke arah ventrocaudal
dan dinding depan vagina bagian cranial ditembus oleh cervix uteri. Separuh bagian
cranial vagina terletak di atas dasar panggul, sedang sisanya terletak di dalam
perineum. Pada dinding depan vagina, cervix uteri menonjol ke dalam vagina
sehingga di belakang portio vaginalis cervicis ini terdapat lekukan yang disebut fornix
posterior, lekukan di sebelah depan disebut fornix anterior. Fornix posterior lebih

4
dalam daripada fornix anterior, karena fornix posterior langsung berhubungan
dengan peritoneum yang melapisi excavatio rectouterina.1
Tunica mukosa vagina berlipat-lipat dan dibedakan menjadi lipat transversa
atau rugae vaginales dan lipat longitudinal atau columna rugarum anterior dan
posterior. Pada sekitar orificium vagina terdapat selaput tipis berbentuk bulan sabit,
yang disebut hymen. Setelah coitus pertama kali, hymen akan robek di bagian
posterior. Setelah partus, hymen akan tercabik-cabik, dan sisanya disebut caruncula
hymenalis.1
Pada dinding muka bagian distalis terdapat tonjolan memanjang disebabkan
adanya urethra di depan vagina yang disebut carina urethralis. Dinding depan atas
vagina berbatasan dengan fundus vesica uterina dengan perantara septum vesico
vaginale. Jika septum tidak kuat, maka dinding vesica urinaria menonjol ke dalam
vagina disebut vesicocele. Dinding depan bagian bawah juga berbatasan dengan
urethra yang penghubungnya lebih erat, sehingga sulit memisahkan vagina dari
urethra. Dinding belakang vagina bagian proximal berbatasan dengan excavatio
recto uterina. Dinding belakang vagina bagian distal berbatasan dengan flexura
perinealis recti, dimana antara vagina dan rectum terdapat septum rectovaginale,
jika sekat ini lemah dinding rectum menonjol ke dalam lumen vagina, yang disebut
rectocele.1
Vagina difiksasi pada tempatnya oleh alat-alat berikut :
 Bagian proximal : m. levator ani, lig. transversum cervicis, lig. pubocervicale,
lig. sacrocervicale (dengan perantaraan fascia pelvis)
 Bagian tengah : diaphragma urogenitale
 Bagian distal : perineal body (centrum tendineum perinei)

Vagina dipendarahi oleh a.vaginalis (cabang a.iliaca interna), r.vaginalis


a.uterina, r.vaginalis a. vesicalis inferior, dan r.vaginalis a.pudenda interna. Aliran
getah bening dari vagina bermuara ke :
 1/3 proximal vagina : nnll. Iliaca externa dan interna
 1/3 tengah vagina : nnll. Iliaca interna
 1/3 distal vagina : nnll. Inguinalis superficialis
Persarafan vagina oleh anyaman saraf plexus hypogastricus inferior.

e) Uterus
Uterus berbentuk oval, menyerupai telur ayam, dan konsistensinya kenyal.
Ukuran uterus pada nullipara adalah 7,5 x 5 x 2,5 cm. Uterus pada anak ukurannya
lebih kecil, dan akan membesar saat usia pubertas karena pengaruh hormon
estrogen. Pada saat hamil uterus juga membesar karena ada hipertrofi myometrium.
Uterus dibedakan menjadi:1
 Fundus uteri, yaitu bagian uterus yang terletak di atas muara tuba.
 Corpus uteri, yaitu bagian uterus yang terdapat di bawah muara tuba.
Corpus merupakan bagian uterus yang terbesar. Ke arah distal, corpus akan
menciut/mengecil dan berubah menjadi cervix.

5
 Cervix uteri, yaitu uterus bagian bawah yang menyempit dan menembus
dinding vagina. Berdasarkan posisinya terhadap vagina, cervix dibedakan
menjadi 2 bagian, yaitu:
 Portio supra vaginalis cervicis uteri, yaitu bagian cervix uteri yang
menonjol di atas vagina.
 Portio vaginalis cervicis uteri, yaitu bagian cervix uteri yang
menonjol ke dalam vagina.

Corpus uteri dan cervix uteri dihubungkan oleh Isthmus uteri. Pada
kehamilan dan persalinan, cervix uteri yang lemah dapat menyebabkan
abortus. Permukaan dorsal uterus disebut facies rectalis dan berbentuk agak
cembung. Sedangkan permukaan ventral uterus disebut facies vesicalis dan
lebih datar.1

Ruangan/ rongga dalam uterus dibedakan menjadi :

 Cavum uteri

Pada potongan frontal cavum uteri berbentuk segitiga terbalik, pada


potongan sagital berbentuk celah. Pada sudut atas cavum uteri terdapat muara
kedua tuba uterina, sedangkan di sebelah distal terdapat orificium internum uteri =
orificium internum canalis isthmica = orificium internum-anatomicum uteri
(Virchow). Ke arah distal cavum uteri melanjut sebagai canalis isthmica atau canalis
cervicis uteri.1-3

 Canalis cervicis uteri/ canalis isthmica

Rongga ini menghubungkan cavum uteri (melalui ostium internum uteri)


dengan vagina (melalui ostium externum uteri). Ostium externum uteri pada
nullipara berbentuk sirkular, sedangkan pada multipara berbentuk lintang
(mempunyai bibir depan dan belakang).

Lapisan dinding uterus terdiri atas endometrium, myometrium, dan


perimetrium. Endometrium merupakan lapisan dinding uterus yang terdalam,
sedangkan lapisan uterus yang terluar adalah perimetrium. Myometrium adalah
lapisan otot polos yang banyak mengandung pembuluh darah dan terletak antara
endometrium dan myometrium. Letak uterus normal adalah anteversio 90⁰ (versio =
sudut yang dibentuk oleh sumbu uterus dan sumbu vagina; anteversio = sudut
membuka ke depan) dan antefleksio 170⁰ (fleksio = sudut yang dibentuk oleh sumbu
corpus uteri dan sumbu panjang cervix uteri). Uterus dapat mengalami kelainan
letak, misalnya torsio. Torsio adalah sumbu transversal uteri terputar sekeliling
sumbu panjang uterus. Pada umumnya torsio ke arah kanan, artinya sisi kanan
uterus terputar ke belakang.

Uterus dipendarahi oleh a.uterina dan a.ovarica. sedangkan aliran darah


balik bermuara ke v.uterina. Darah dari v.uterina kemudian dialirkan ke dalam
v.iliaca interna, berlanjut ke v.iliaca communis dan akhirnya ke v.cava inferior. Aliran
getah bening pada uterus dapat dibedakan sebagai berikut:1-3

6
 Dari fundus uteri : aliran getah bening mengikuti a.ovarica dan berakhir pada
nnll.para aortae (setinggi vertebra lumbal 1).
 Dari corpus dan cervix uteri : aliran getah bening berakhir di nnll.iliaca
interna.
 Sebagian kecil getah bening mengikuti lig.teres uteri memasuki canalis
inguinalis dan berakhir pada nnll.inguinalis superficialis.

Uterus dipersarafi oleh cabang-cabang plexus hypogastricus inferior. Dalam


rongga pelvis, uterus difiksasi untuk mencegah terjadinya prolapsus uteri, yaitu
keadaan dimana uterus masuk ke dalam vagina.fiksasi uterus dibedakan menjadi :

 Alat-alat penahan uterus, yaitu diaphragma pelvis (m.levator ani) dan pars
membranacea diaphragma urogenitale.
 Alat-alat penggantung uterus, yaitu :
 Lig. cardinale (Mackenrodt), yaitu jaringan ikat yang berjalan dari
batas antara cervix dan corpus uteri menuju dinding panggul. Di
dalam jaringan ikat ini berjalan a.uterina.
 Lig. Teres uteri, yaitu jaringan ikat yang berjalan dari sudut antara
tuba uterina dengan corpus uteri menuju inguinal, berakhir pada
labium majus. Lig.teres uteri berfungsi menahan uterus dalam
kedudukan anteversi dan anteflexi.
 Plica rectouterina, merupakan lipatan peritoneum dari uterus
menuju rectum dan di dalamnya berjalan serabut-serabut otot
polos.

Pada masa kehamilan, alat-alat fiksasi uterus yang penting adalah lig.teres
uteri dan plica rectouterina. Pada kehamilan uterus membesar dan menonjol ke
dalam rongga perut sehingga kedua alat di atas akan berjalan dari bawah ke atas.
Pada waktu partus (persalinan) uterus berkontraksi kuat, serabut-serabut otot polos
kedua alat di atas juga berkontraksi, sedangkan fundus uteri tidak dapat bergerak ke
cranial. Akibat fiksasi fundus dan kontraksi uterus, isi uterus akan didorong keluar.1

f) Tuba Uterina
Tuba uterina dimulai dari fundus uteri sampai fimbriae. Muara tuba uterina
pada corpus uteri disebut ostium internum tuba uterina. Tuba uterina dapat
dibedakan menjadi bagian-bagian berikut :
 Isthmus tuba uterina : bagian tuba yang paling sempit
 Ampula tuba uterina : bagian tuba yang paling lebar dan merupakan tempat
terjadinya proses fertilisasi
 Infundibulum : bagian tuba berbentuk corong dan mempunyai fimbriae
 Pars intertitialis : bagian tuba yang terdapat dalam dinding uterus
Tuba uterina berfungsi sebagai jalan yang dilalui sperma untuk mecapai ovum.
Tuba uterina dipendarahi oleh a.uterina (cabang a.iliaca interna) dan a.ovarica
(cabang aorta abdominalis). Aliran pembuluh balik mengikuti aliran pembuluh
nadinya.1

7
g) Ovarium
Bentuk ovarium yaitu oval dengan ukuran 4 x 2 cm. Ovarium melekat pada bagian
belakang ligamentum latum uteri. Penggantung ovarium pada dinding belakang
panggul adalah mesovarium. Ovarium terletak dalam fossa ovarii Waldeyer pada
dinding lateral pelvis, yang dibatasi oleh:1-3
 Cranial : a.v. iliaca externa
 Distal : a.uterina
 Dorsal : a.v. iliaca interna dan n. Obturatorius
 Ventral : perlekatan lig. Latum

Bagian-bagian ovarium :
 Permukaan
 Facies medialis : bagian ovarium yang menghadap cavum Douglasi
 Facies lateralis : bagian ovarium yang menghadap dinding panggul
 Tepi
 Margo liber : bagian belakang ovarium
 Margo mesovarius : bagian ovarium yang berhadapan dengan lig.latum
 Ujung
 Extremitas tubaria : bagian ovarium yang berdekatan dengan tuba
uterina
 Extremitas uterina : bagian ovarium yang berdekatan dengan uterus
Ovarium dipendarahi oleh a.ovarica, yang dipercabangkan oleh aorta
abdominalis setinggi vertebra lumbal 1. Aliran pembuluh darah balik
dari ovarium dialirkan ke:
 Vena ovarica dextra, kemudian dialirkan ke dalam v.cava
inferior
 Vena ovarica sinistra, kemudian dialirkan ke dalam v.renalis
sinistra
Aliran getah bening dari ovarium mengikuti a.v. ovarica menuju nnll.
Para aortae setinggi vertebra lumbal 1. Ovarium dipersarafi oleh plexus
aorticus yang terletak di sekitar a.ovarica. Ikat-ikat pada ovarium, yaitu :
 Ligamentum ovari propium, yaitu jaringan ikat yang terbentang dari
extremitas uterina ovarii menuju uterus.
 Ligamentum suspernsorium ovarii, yaitu jaringan ikat yang terbentang
dari extremitas tubaria ovarii menuju tuba uterina.

2. Struktur Mikroskopis Organ Genital Femina


a) Labia mayor
Labia mayor berwujud lipatan kulit yang menutupi labium minor. Permukaan
dalamnya halus tidak berambut, sedangkan permukaan luarnya terdiri dari jenis
epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk dan mempunyai banyak rambut,
kelenjar keringat dan sebasea. Bagian tengah setiap bibir mengandung cukup
banyak jaringan lemak dan sedikit serat otot polos.4,5

8
b) Labia minor
Pada labia minor jenis epitelnya yaitu epitel berlapis gepeng tanpa lapisan
tanduk dan bagian tengahnya terdiri atas jaringan ikat yang berlimpah pembuluh
darah. Terdapat papila tinggi menjorok jauh ke dalam epitel. Kelenjar sebasea
terdapat pada kedua permukaannya dan tidak berlengkapan folikel rambut.4,5

c) Vestibulum
Terdapat dua lubang, yaitu orificium urethra externum dan introitus vagina.
Orificium urethra externum terletak di depan dan lebih kecil dibandingkan introitus
vagina. Di sekitar orificium urethra externum terdapat glandula vestibularis minor
Skene. Sedangkan di sekitar introitus vagina terdapat glandula vestibularis mayor
Bartolini. Pada nullipara, introitus vagina masih tertutup hymen, terdiri dari dua
lapisan, yaitu lapisan luar (lanjutan epitel vestibulum), dan lapisan dalam (lanjutan
epitel vagina).4,5

d) Vagina
Organ ini berupa tabung yang dindingnya dibentuk oleh mukosa yang terdiri
atas epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Selain itu di bawahnya terdapat
lapisan otot polos yang terdiri atas berkas-berkas serat otot polos yang berjalan
dalam berbagai arah, sedangkan lapisan luarnya berupa lapisan adventisia berupa
lapisan tipis jaringan ikat. Vagina tidak mempunyai kelenjar dalam dindingnya.4,5

Gb. 3. Struktur Mikroskopis Vagina


(Sumber: Atlas Histologi di Fiore)

9
e) Uterus
Uterus memiliki 3 lapisan, yaitu lapisan luar serosa atau perimetrium, lapisan
tengah yaitu lapisan otot atau miometrium, lapisan dalam yaitu mukosa atau
endometrium.4,5
 Perimetrium
Perimetrium merupakan serosa khas terdiri atas selapis mesotel ditopang
oleh jaringan ikat.
 Miometrium
Berupa dinding otot polos padat tebal sekitar 12-15 cm. Dapat dibedakan
tiga lapisan otot walaupun kurang jelas karena adanya berkas-berkas yang
saling berselusup : a) Lapis otot dalam terutama dibentuk oleh serat-serat
yang tersusun memanjang disebut stratum subvaskular. b) Lapis otot tengah
yang tebal, seratnya tersusun melintang dan serong dilengkapi dengan
banyak pembuluh darah dan disebut stratum vaskular. c) Lapis otot luar
memanjang yang tipis tepat dibawah peritoneum disebut stratum
supravaskular.
 Endometrium
Adalah mukosa yang melekat erat pada miometrium dibawahnya,
merupakan sasaran perubahan sesuai daur kegiatan pergetahan ovarium.
Perubahan ini berpuncak dengan kerusakan sebagian mukosa yang
berakibat terjadinya perdarahan yang disebut menstruasi/haid. Badan rahim
dilapisi epitel selapis silindris dengan kelompok sel bersilia bertebar
diantaranya. Kelenjar rahim memenuhi seluruh tebal mukosa mulai dari
permukaan. Kelenjar tersebut merupakan kelenjar simpleks yang mungkin
bercabang pada ujungnya dan satu sama lain dipisahkan oleh stroma.

Endometrium mengalami perubahan berkala mulai sejak pubertas dan diakhiri


dengan monopause. Diketahui empat tahap peristiwa yang terus-menerus dan
setiap tahap berangsur menuju tahap berikutnya, yaitu:6

Endometrium Stadium Regenerasi/AUFBAU


Endometrium (mukosa) tampak tipis, epitelnya selapis silindris, kelenjarnya terlihat
hampir semuanya lurus, lumen kelenjar bulat atau lonjong dan kosong. Epitel
kelenjar juga selapis silindris. Miometrium (lapisan otot) terdiri atas berkas-berkas
serat otot polos yang tersusun berlapis-lapis dengan arah yang tampak kurang
teratur.6

Endometrium Stadium Sekretorik/ UMBAU


Stadium ini terjadi akibat pembentukan korpus luteum. Endometrium tampak tebal,
kelenjar berkelok-kelok, dindingnya berlipat-lipat, lumen melebar dan berisi banyak
sekret.6

Endometrium Stadium Iskemik/prahaid/pramenstrual


Fase ini terjadi 13-14 hari sesudah ovulasi; sebagai akibat penurunan kadar
progesteron dan awal pengisutan korpus luteum. Ditandai dengan perubahan besar

10
sistem vaskuler yang mengkerut. Lapis fungsional memucat dan menciut akibat
anemia dan anoksia. Stroma makin memadat dan ditemui leukosit.6

Endometrium Stadium Menstruasi


Lapis fungsional nekrosis dan terkelupas. Setelah beberapa jam, arteri melonggar,
dinding yang dekat permukaan pecah dan darah keluar berbaur dengan getah
kelenjar dan jaringan endometrium yang mati (nekrosis). Serpihan jaringan terlepas
dan terbuang. Darah merembes dari vena yang terpanjang akibat pengelupasan.
Akhirnya seluruh lapis fungsional endometrium hilang dan tersisa permukaan yang
kasar. Lapis basal tersisa utuh, sel epitelnya beringsut keluar dari ujung kelenjar, dan
begitu haid selesai, segera memperbaharui epitel permukaan yang hilang.6

f) Tuba Uterina
Ampula
Mukosa tuba uterina mempunyai banyak lipatan yang sangat rumit, memenuhi
lumennya. Permukaan lipatan mukosa diliputi epitel selapis torak dengan lamina
propria di bawahnya. Epitelnya terdiri atas 2 macam sel, yaitu sel bersilia dan sel
yang tidak bersilia yang berfungsi sekresi. Tunika muskularis terdiri dari dua lapisan,
lapis sirkular yang tebal di sebelah dalam dan lapis longitudinal yang tipis di sebelah
luar.4-6
Isthmus
Susunan lapisan sesuai dengan bagian ampula, tetapi lipatan mukosanya tidak
rumit, hanya berupa lipatan longitudinal saja dan lumennya lebih sempit. Tunika
muskularis relatif lebih tebal dibanding ampula terutama tunika muskularis
sirkularis.4-6

Gb. 4. Struktur Mikroskopis Tuba Uterina: Ampula


(Sumber: Atlas Histologi di Fiore)

11
g) Ovarium
Ovarium disebut juga indung telur, terdiri atas korteks dan medulla. Pada
bagian permukaan diliputi lapisan epitel germinativum berupa epitel selapis kubis. Di
bawahnya terdapat jaringan ikat fibrosa, membentuk tunika albuginea ovarium.
Korteks ovarium terdapat di bawah tunika albuginea, dalamnya terdapat sejumlah
folikel ovarium dari berbagai fase perkembangan. Untuk memudahkan, hanya
digolongkan dalam tiga tingkatan yaitu folikel primordial atau folikel primitif, folikel
berkembang, dan folikel de Graaf (matang). Stroma korteks ovarium berupa jaringan
yang banyak mengandung sel berbentuk gelendong mirip serat otot polos. Sel-
selnya tersusun tidak beraturan sangat rapat satu sama lain sehingga korteks terlihat
sangat padat dengan inti sel. Medula ovarium lebih longgar, banyak mengandung
serat elastin, serat otot polos, pembuluh arteri dan vena serta pembuluh limf.
Beberapa arteri tampak masuk ke dalam jaringan korteks. Pembuluh darah dan
pembuluh limf masuk dan keluar ovarium melalui hilusnya, yang tidak selalu terlihat
pada setiap sajian.4-6
Folikel primordial berbentuk bulat atau lonjong dengan diameter sekitar 40µm
(sekitar 5-6x diameter eritrosit). Pembungkus luarnya epitel selapis gepeng, di
dalamnya terdapat sel telur yang mempunyai inti besar dengan anak inti yang jelas.
Folikel berkembang mencakup folikel primer, sekunder, dan tersier. Besarnya
bervariasi, yang ukurannya terkecil folikel primer kurang lebih sama dengan folikel
primordial dengan epitel selapis kubis sampai selapis silindris. Epitel folikel ini terdiri
atas sel folikel atau sel granulosa.
Folikel sekunder epitelnya berlapis. Bila folikel berkembang semakin besar,
diantara sel folikel mulai terbentuk ruang-ruang kecil berisi cairan folikel. Ruang-
ruang ini makin bertambah jumlahnya dan akhirnya menyatu membentuk ruangan
tunggal yang lebih besar disebut antrum folikel yang juga berisi cairan folikel disebut
folikel tersier. Antrum ini kian besar dan yang terbesar letaknya dekat tepi korteks
ovarium disebut folikel de Graaf siap untuk ovulasi.
Sekeliling sel telur juga mengalami perubahan, pada folikel berkembang dapat
dilihat zona pelusida yang berupa bingkai berwarna gelap di sekitar ovum. Secara
histologik ovumnya terlihat semakin besar. Sebenarnya selama perkembangan ovum
melanjutkan pembelahan meiosis yang jarang terlihat dalam sajian. Karena antrum
makin besar, ovum terdesak ke tepi folikel, terdapat di tepian folikel. Epitel folikel di
tempat ini membentuk bukit kecil menjorok ke tengah antrum disebut kumulus
ooforus. Makin mendekati kematangan, sel folikel membentuk korona radiata yang
merupakan kelompokan sel folikel yang tersusun radier di sekitar zona pelusida.
Bersamaan dengan semua perubahan ini membran basal folikel terlihat makin
jelas, disebut membrana vitrea. Jaringan stroma di sekitar folikel membentuk teka
interna dan teka eksterna. Diantara keduanya tidak terdapat batas yang tegas. Teka
interna merupakan jaringan yang banyak mengandung pembuluh darah dan
berfungsi sebagai kelenjar endokrin. Teka eksterna merupakan jaringan yang lebih
padat, mengandung sedikit pembuluh darah dan menyatu dengan jaringan
sekitarnya tanpa batas yang tegas.

12
Folikel de Graaf sebenarnya merupakan folikel yang telah selesai berkembang
dan siap berovulasi. Folikel ini menempati seluruh tebal korteks, bahkan terlihat
menonjol ke permukaan ovarium. Bagian yang menonjol ini hanya diliputi oleh
sedikit jaringan korteks yang makin menipis. Kumulus ooforus lehernya makin
menyempit dan kadang tampak sel telur bersama korona radiatanya hampir lepas
dari epitel granulosa. Selain folikel berkembang terdapat juga folikel atretis, yaitu
folikel yang berdegenerasi sebelum matang. Sel telur lebur dan lisis, bentuknya tidak
lagi bulat atau lonjong, inti mengeriput atau lenyap. Sel granulosa tampak menyebar
tidak padat dan bentuk folikel pun berubah, sering tampak kempis.6

Korpus Luteum
Pada sajian, korpus luteum tampak cukup besar menempati sebagian besar
korteks ovarium. Secara keseluruhan pada keadaan segar, bangunan ini tampak
kekuningan. Banyak sajian yang bagian tengahnya masih tampak mengandung darah
sisa pendarahan akibat ovulasi. Adanya darah ini menandakan perkembangan
korpus luteum belum sempurna. Korpus luteum terdiri atas sel lutein granulosa dan
sel lutein teka. Sel lutein granulosa merupakan bagian terbanyak dan sel lutein teka
jumlahnya lebih sedikit. Sel lutein granulosa berasal dari sel folikel atau sel
granulosa, sedangkan sel lutein teka berasal dari sel teka interna yang berkembang
dan menyusup di antara sel lutein granulosa dari tepi.6
Sel lutein teka biasanya lebih kecil dibandingkan sel lutein granulosa dan
warnanya lebih gelap. Umumnya terdapat di bagian tepi korpus luteum. Sel lutein
granulosa lebih besar, berwarna kuning pucat dan sitoplasmanya sering terlihat
mempunyai vakuol kecil-kecil. Sel ini memenuhi hampir seluruh korpus luteum. Di
antara sel lutein terdapat jaringan ikat dan pembuluh darah kecil.

Korpus Albikans
Bangunan ini lebih kecil dibandingkan korpus luteum. Sesuai dengan namanya,
bangunan ini berwarna pucat. Kadang-kadang masih dapat dilihat beberapa
pembuluh darah kecil di dalamnya. Jaringan ikat ini terdapat di antara sisa-sisa sel
lutein.6

SIKLUS MENSTRUASI

Siklus menstruasi adalah perdarahan vagina periodik yang terjadi dengan terlepasnya
mukosa uterus. Lama siklus ini bervariasi pada setiap wanita, namun angka rata-ratanya adalah 28h
hari dari permulaan satu periode menstruasi sampai permulaan periode berikutnya.7

Siklus Hormon

Uterus terdiri dari 3 lapisan, yaitu perimetrium pada bagian sebelah luar, miometrium
adalah lapisan otot polos setelah perimetrium, dan endometrium lapisan bagian dalam yang
mengandung banyak pembuluh darah dan kelenjar. Esterogen merangsang pertumbuhan
miometrium dan endometrium. Hormon ini juga meningkatkan sintesis reseptor progesteron di
endometrium. Dengan demikian progesteron mampu mempengaruhi endometrium hanya setelah

13
endometrium telah dipersiapkan oleh esterogen. Progesteron bekerja pada endometrium yang telah
dipersiapkan oleh esterogen untuk mengubahnya menjadi lapisan yang ramah dan banyak
mengandung nutrisi bagi ovum yang sudah dibuahi. Dibawah pengaruh hormon progesteron,
jaringan ikat endometrium menjadi longgar dan edematosa akibat penimbunan elektrolit dan air
yang mempermudah implantasi ovum yang dibuahi.2

Gb. 5. Siklus Hormon


(Sumber: www.google.com)

Progesteron juga mempersiapkan endometrium untuk menampung mudigah yang baru


berkembang dengan merangsang kelenjar-kelenjar endometrium agar mengeluarkan dan
menyimpan glikogen dalam jumlah besar dan dengan menyebabkan pertumbuhan besar-besaran
pembuluh darah endometrium. Progesteron juga menurunkan kontraktilitas usus agar lingkungan
uterus tenang dan kondusif untuk implantasi dan pertumbuhan mudigah.2

Siklus Endometrium

Siklus endometrium terjadi dalam rangka mempersiapkan endometrium uterus untuk


memberi nutrisi dan mempertahankan ovum jika sudah dibuahi. Peristiwa dalam siklus
endometrium ini sangat berhubungan dengan peristiwa hormonal dan morfologis dalam siklus
ovarium.2

Gb. 6. Siklus Endometrium


(Sumber: www.google.com)

14
a) Fase Menstruasi
Adalah periode perdarahan selama 4 – 5 hari. Di bawah pengaruh esterogen dari folikel yang
berkembang dalam ovarium, dan endometrium diperbaiki melalui pembelahan sel dalam
lapisan basal saat menstruasi masih berlangsung.2
b) Fase Proliferasi
Berlangsung sampai terjadi ovulasi.2
1) Endometrium yang berproliferasi dari lapisan basal kembali menjadi tebal dan
tervaskularisasi dengan baik. Estrogen juga menyebabkan pertumbuhan reseptor
progesteron pada sel-sel endometrial.
2) Kelenjar tubular tumbuh dalam lapisan superfisial. Sel-sel kelenjar berproliferasi
dengan cepat, tetapi tidak mengakumulasi banyak sekresi.
3) Arteriol spiral menonjol di antara kelenjar-kelenjar untuk mensuplai sel-sel
endometrial dan glandular.
c) Fase Sekretori
Pada fase ini, progesteron merangsang kelanjutan pertumbuhan lapisan superfisial.2
1) Kelenjar membesar dan mensekresi nutrien (glikogen dan lemak) untuk
mempertahankan perkembangan embrio jika sudah terjadi pembuahan.
2) Arteriol spiral menjadi terkonvolusi (berlipat-lipat). Endometrium siap untuk
implantasi.
3) Jika pembuahan tidak terjadi, maka endometrium akan beregresi dan dimulai lagi
siklus yang baru.

Siklus Ovarium

Gb. 7. Siklus Ovarium: Perkembangan Folikel


(Sumber: www.google.com)

15
Saat pubertas, di bawah pengaruh gonadotropin hipofisis dan GnRH hipotalamik, siklus
perkembangan folikel primordial dimulai. Setiap bulan, sejumlah folikel primer terbentuk dari
beberapa folikel primordial dan salah satu diantaranya akan mengalami maturasi dan ovulasi.2

1) Folikel Primer
a. Oosit primer distimulasi untuk membesar. Sel-sel folikular di sekitarnya akan
membelah diri untuk membentuk lapisan ganda sel-sel granulosa.
b. Lapisan zona pelusida bening non selular terbentuk antara oosit dan sel-sel granulosa.
c. Sel-sel stroma di sekitar folikel primer membentuk dua laisan: teka interna, tersusun
dari sel-sel sekretori yang mensekresi estrogen, dan teka eksterna, lapisan jaringan ikat
terluar.
d. Ruang-ruang akan terbentuk antar sel-sel granulosa yang kemudian dipenuhi cairan
folikular. Kemudian, ruang-ruang tersebut akan bergabung untuk membentuk sebuah
antrum atau rongga dalam folikel.

2) Folikel Sekunder
a. Folikel yang sedang tumbuh dengan sebuah antrum di dalamnya. Ada sekitar 20 – 50
folikel yang mencapai tahap antral, tetapi hanya satu yang akan matur untuk ovulasi.
b. Cumulus oophorus adalah tumpukan sel-sel granulosa yang menyelubungi dan
menunjang oosit dalam folikel sekunder. Korona radiata dibentuk oleh sel-sel granulosa
yang mengelilingi oosit.
c. Oosit primer terdorong ke salah satu rongga antral akibat akumulasi cairan antral yang
masuk ke dalam rongga.

3) Folikel Matur (de Graaf)


a. Folikel utama yang akan berovulasi memerlukan waktu 10 – 14 hari untuk terbentuk.
Folikel bermigrasi ke permukaan ovarium untuk membentuk tonjolan (stigma) sebelum
ruptur (berovulasi) melalui jaringan ovarian.
b. Sebelum ovulasi, oosit primer dalam folikel matang menyelesaikan pembelahan meiosis
pertamanya. Pembagian sitoplasma tidak sama. Oosit sekunder menerima setengah
jumlah kromosom dan hampir semua sitoplasma, dan satu badan polar kecil yang
secara perlahan akan berdisintegrasi, menerima setengah jumlah kromosom sisanya.
c. Oosit sekunder kemudian mengalami metafase pembelahan meiosis kedua dan
berhenti. Jika oosit dibuahi setelah ovulasi, pembelahan meiosis akan berlanjut.

4) Ovulasi
a. Oosit membebaskan diri dari sel-sel yang menyelubunginya dan mengambang bebas
dalam antrum yang diselubungi korona radiata.
b. Oosit terdorong keluar dari permukaan ovarium disertai dengan sebagian cairan
folikular dan korona radiata yang melekat padanya.
c. Jika oosit tidak dibuahi, oosit akan berdisintegrasi dalam beberapa hari.

16
5) Korpus Luteum
Terbentuk dalam ovarium pada folikel kosong.
a. Dinding folikel kosong runtuh; sel granulosanya mengalami perubahan struktural dan
biokimia sehingga menjadi sel lutein.
b. Sel lutein korpus luteum memproduksi estrogen dan progesteron yang akan mencapai
puncak aktivitas pada 5 – 7 hari setelah ovulasi. Korpus luteum akan beregresidan
berdeteriorasi pada hari ke-15 setelah ovulasi, kecuali fertilisasi terjadi.

6) Korpus Albikans
Merupakan jaringan parut putih yang terbentuk setelah jaringan ikat menginvasi korpus
luteum yang terdisintegrasi.

HUBUNGAN ANTARA SIKLUS MENSTRUASI DENGAN KETIDAKTERATURAN MENSTRUASI

SKENARIO D

Seorang mahasiswi berusia 19 tahun merasa


risau karena dalam 6 bulan terakhir haidnya
tidak teratur. Kadang-kadang dalam 1 bulan ia
tidak mendapat haid, tetapi bulan berikutnya
bisa 2 kali mendapat haid. Kemudian ia
memutuskan untuk memeriksakan diri ke
dokter.

Berdasarkan skenario tersebut di atas, beberapa wanita memang pernah mengalami hal
serupa. Bila pada seorang wanita, perdarahan menstruasi tidak pernah terjadi maka disebut sebagai
amenorea primer. Namun, bila hal yang terjadi adalah seperti pada skenario, maka dapat diketahui
bahwa gadis berusia 19 tahun ini memiliki siklus haid yang normal sebelum ia menyadari bahwa
siklus haidnya mulai tidak teratur. Kasus seperti ini disebut sebagai amenorea sekunder. Penyebab
tersering amenorea sekunder adalah kehamilan. Selain itu, amenorea sekunder juga dapat terjadi
karena adanya rangsangan emosi dan perubahan lingkungan, penyakit hipotalamus, gangguan
hipofisis, penyakit ovarium dan berbagai penyakit sistemik lainnya.7

17
KESIMPULAN

Sistem genitalia femina mencakup struktur organ genitalia femina dan siklus menstruasi
yang terjadi di dalamnya. Terkadang, dapat terjadi gangguan-gangguan yang menyebabkan siklus
menstruasi tersebut menjadi terhambat. Hal ini bisa disebabkan adanya rangsangan emosi maupun
perubahan lingkungan dan dapat juga disebabkan oleh menurunnya aktivitas hormon tertentu.

DAFTAR PUSTAKA

1. Kasim. I. Y. Buku Ajar Anatomi Traktus Urogenitalis. Edisi Ke-2. Jakarta: Bagian Anatomi FK
UKRIDA. 2010.
2. Slonane, Ethel. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: EGC. 2004.
3. Valerie CS, Tina Sanders. Buku Ajar Anatomi Dan Fisiologi. Edisi Ke-3. Jakarta: EGC. 2006.
4. Eroschenko. V. Atlas Histologi di Fiore. Edisi 9. Jakarta: EGC. 2002.
5. Leeson. T, Leeson. C, Paparo. A. Buku Ajar Histologi. Jakarta: EGC. 2000.
6. Gunawijaya. A. F, Kartawiguna. E. Penuntun Praktikum Kumpulan Foto Mikroskopik
Histologi. Edisi Ke-2. Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti. 2009.
7. Ganong, W. F. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC. 2002.

18

Anda mungkin juga menyukai