Anda di halaman 1dari 6

Share

Dalil-dalil Cinta Tanah Air dari Al-Qur’an dan Hadits

Khoiron, NU Online | Jumat, 30 Maret 2018 14:30

Nasionalisme berasal dari kata nation (B. Inggris) yang berarti bangsa. Menurut kamus besar bahasa Indonesia,
kata bangsa memiliki beberapa arti: (1) kesatuan orang yang bersamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan
sejarahnya serta berperintahan sendiri; (2) golongan manusia, binatang atau tumbuh-tumbuhan yang mempunyai
asal usul yang sama dan sifat khas yang sama atau bersamaan, dan (3) kumpulan manusia yang biasanya terikat
karena kesatuan bahasa dan kebudayaan dalam arti umum, dan biasanya menempati wilayah tertentu di muka
bumi (Lukman Ali. Dkk., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1994, hal. 98).

Istilah nasionalisme yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia memiliki dua pengertian: paham (ajaran)
untuk mencintai bangsa dan negara sendiri dan kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara
potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabdikan identitas, integritas,
kemakmuran dan kekuatan bangsa. Nasionalisme dalam arti sempit dapat diartikan sebagai cinta tanah air.
Selanjutnya, dalam tulisan ini yang dimaksud dengan nasionalisme yaitu nasionalisme dalam arti sempit.

Al-Jurjani dalam kitabnya al-Ta’rifat mende nisikan tanah air dengan al-wathan al-ashli. 

ِ ‫ا ْﻟ َﻮ َﻃ ُﻦ ْاﻻ ْﺻ ِﻠﻲ ُﻫ َﻮ َﻣ ْﻮ ِﻟﺪُ اﻟﺮ ُﺟ ِﻞ َو ْاﻟ َﺒﻠَﺪُ اﻟ ِﺬي ُﻫ َﻮ ِﻓ‬ َ


‫ﻴﻪ‬

Artinya; al-wathan al-ashli yaitu tempat kelahiran seseorang dan negeri di mana ia tinggal di dalamnya. (Ali Al-
Jurjani, al-Ta’rifat, Beirut, Dar Al-Kitab Al-Arabi, 1405 H, halaman 327)

Dalil-dalil Cinta Tanah Air


Mencintai tanah air adalah hal yang sifatnya alami pada diri manusia. Karena sifatnya yang alamiah melekat pada
diri manusia, maka hal tersebut tidak dilarang oleh agama Islam, sepanjang tidak bertentangan dengan
ajaran/nilai-nilai Islam. 

Meskipun cinta tanah air bersifat alamiah, bukan berarti Islam tidak mengaturnya. Islam sebagai agama yang
sempurna bagi kehidupan manusia mengatur trah manusia dalam mencintai tanah airnya, agar menjadi
manusia yang dapat berperan secara maksimal dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara, serta
memiliki keseimbangan hidup di dunia dan akhirat. 

Berkenaan dengan vonis bahwa cinta tanah air tidak ada dalilnya, maka guna menjawab vonis tersebut, perlu
kiranya kita mencermati paparan ini. Berikut adalah dalil-dalil tentang bolehnya cinta tanah air:

1. Dalil Cinta Tanah Air Dari Al-Qur’an

Salah satu ayat Al-Qur’an yang menjadi dalil cinta tanah air menurut penuturan para ahli tafsir adalah Qur’an surat
Al-Qashash ayat 85:

َ ‫ان اﻟ ِﺬي َﻓ َﺮ َض ﻋَ ﻠَ ْﻴ َﻚ ْاﻟ ُﻘ ْﺮ‬


ٍ َ‫آن ﻟَ َﺮادكَ اﻟَﻰ َﻣﻌ‬
‫ﺎد‬

Artinya: “Sesungguhnya (Allah) yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum) Al-Qur’an benar-benar
akan mengembalikan kamu ke tempat kembali.” (QS. Al Qashash: 85)

Para mufassir dalam menafsirkan kata "‫ "ﻣﻌﺎد‬terbagi menjadi beberapa pendapat. Ada yang menafsirkan kata
"‫ "ﻣﻌﺎد‬dengan Makkah, akhirat, kematian, dan hari kiamat. Namun menurut Imam Fakhr Al-Din Al-Razi dalam
tafsirnya Mafatih Al-Ghaib, mengatakan bahwa pendapat yang lebih mendekati yaitu pendapat yang menafsirkan
dengan Makkah.

Syekh Ismail Haqqi Al-Hana Al-Khalwathi (wafat 1127 H) dalam tafsirnya Ruhul Bayan mengatakan:

:‫ﻴﺮا‬ ُ ‫ ﻳَ ُﻘ‬- ‫ ﺻﻠﻰ ا ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ‬- ِ ‫ﻮل ا‬


ً ‫ﻮل ﻛ َ ِﺜ‬ ُ ‫ﺎن َر ُﺳ‬
َ َ ‫ وﻛ‬،‫اﻹﻳﻤﺎن‬ َ ‫إﺷﺎ َر ٌة إﻟَﻰ أن ُﺣﺐ‬
‫اﻟﻮ َﻃ ِﻦ ِﻣ َﻦ‬ َ ‫اﻵﻳﺔ‬ ِ ‫ﻔﺴﻴﺮ‬ ‫وﻓﻲ َﺗ‬
ِ ِ
ِ ‫اﻟﻮ َﻃ ِﻦ ﻟَ َﺨ ُﺮ َب ﺑَﻠَﺪُ اﻟﺴ‬
‫ﻮء َﻓ ِﺒ ُﺤﺐ‬ َ ‫ﺎل ﻋُ َﻤ ُﺮ رﺿﻰ ا ﻋﻨﻪ ﻟَ ْﻮﻻَ ُﺣﺐ‬ َ ‫ َﻗ‬....... ‫ َﻓ َﺤﻘ َﻖ ا ُ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ُﺳ ْﺆﻟَ ُﻪ‬،‫اﻟﻮ َﻃ َﻦ‬ َ ‫َا ْﻟ َﻮ َﻃ َﻦ‬
ُ‫ﺎن ﻋُ ﻤ َﺮ ْت اﻟ ُﺒ ْﻠﺪَ ان‬
ِ ‫اﻻ ْو َﻃ‬.
Artinya: “Di dalam tafsirnya ayat (QS. Al-Qashash:85) terdapat suatu petunjuk atau isyarat bahwa “cinta tanah air
sebagian dari iman”. Rasulullah SAW (dalam perjalanan hijrahnya menuju Madinah) banyak sekali menyebut kata;
“tanah air, tanah air”, kemudian Allah SWT mewujudkan permohonannya (dengan kembali ke Makkah)….. Sahabat
Umar RA berkata; “Jika bukan karena cinta tanah air, niscaya akan rusak negeri yang jelek (gersang), maka sebab
cinta tanah air lah, dibangunlah negeri-negeri”. (Ismail Haqqi al-Hana , Ruhul Bayan, Beirut, Dar Al-Fikr, Juz 6, hal.
441-442)

Selanjutnya, ayat yang menjadi dalil cinta tanah air menurut ulama yaitu Al-Qur'an surat An-Nisa’ ayat 66.

ٌ
‫ﻗﻠﻴﻞ ﻣﻨﻬﻢ‬ ‫ﺎرﻛُ ْﻢ َﻣﺎ َﻓﻌَ ُﻠ ْﻮه اﻻ‬ ُ ‫اﻗﺘُ ُﻠ ْﻮا ا ْﻧ ُﻔ َﺴﻜﻢ ا ِو‬
ِ َ‫أﺧﺮ ُﺟﻮا ِﻣﻦ ِدﻳ‬ ْ ‫وﻟَ ْﻮ اﻧﺎ ﻛَﺘَ ْﺒﻨَﺎ ﻋَ ﻠَ ْﻴ ِﻬﻢ ان‬ 
ِ َ

Artinya: “Dan sesungguhnya jika seandainya Kami perintahkan kepada mereka (orang-orang muna k): ‘Bunuhlah
diri kamu atau keluarlah dari kampung halaman kamu!’ niscaya mereka tidak akan melakukannya, kecuali
sebagian kecil dari mereka..." (QS. An-Nisa': 66).

Syekh Wahbah Al-Zuhaily dalam tafsirnya al-Munir l Aqidah wal Syari’ah wal Manhaj menyebutkan: 
ْ ‫ َو َﺟﻌَ ﻠَﻪ َﻗ ِﺮﻳْ َﻦ َﻗﺘْ ِﻞ‬،‫اﻟﻨﺎس ِﺑ ِﻪ‬
‫ َو ُﺻﻌُ ْﻮﺑ َِﺔ‬،‫اﻟﻨﻔ ِﺲ‬ ِ ‫اﻟﻮ َﻃ ِﻦ و َﺗﻌَ ﻠ ِﻖ‬
َ ‫ﻟﻰ ُﺣﺐ‬ ٌ ‫ﺎرﻛُ ْﻢ( اﻳْ َﻤ‬
َ ‫ﺎء ا‬ ْ ‫ )ا ِو‬:‫وﻓﻲ ﻗﻮﻟﻪ‬
ِ َ‫اﺧ ُﺮ ُﺟ ْﻮا ِﻣ ْﻦ ِدﻳ‬
‫ﺎن‬
ِ ‫اﻷو َﻃ‬
ْ ‫اﻟﻬ ْﺠ َﺮ ِة ِﻣ َﻦ‬. 
ِ

Artinya: “Di dalam rman-Nya (‫ﺎرﻛ ُ ْﻢ‬ ْ ‫ ) ِو‬terdapat isyarat akan cinta tanah air dan ketergantungan
ِ َ‫اﺧ ُﺮ ُﺟ ْﻮا ِﻣ ْﻦ ِدﻳ‬
orang dengannya, dan Allah menjadikan keluar dari kampung halaman sebanding dengan bunuh diri, dan sulitnya
hijrah dari tanah air.” (Wahbah Al-Zuhaily, al-Munir l Aqidah wal Syari’ah wal Manhaj, Damaskus, Dar Al-Fikr Al-
Mu’ashir, 1418 H, Juz 5, hal. 144)

Pada kitabnya yang lain, Tafsir al-Wasith, Syekh Wahbah Al-Zuhaily mengatakan: 

َ ‫ َواﻟَﻰ ان ُﺣﺐ‬،‫ﻼدﻫﺎ‬
‫اﻟﻮ َﻃ ِﻦ‬ ِ ‫ﻳﺎرﻛُ ْﻢ( ا َﺷﺎ َر ٌة َﺻ ِﺮﻳْ َﺤ ٌﺔ إﻟَﻰ َﺗﻌَ ُﻠ ِﻖ اﻟﻨ ُُﻔ ْﻮ ِس اﻟ َﺒ َﺸ ِﺮﻳ ِﺔ ِﺑ ِﺒ‬ ْ ‫ )ا ِو‬:‫وﻓﻲ َﻗﻮ ِﻟ ِﻪ َﺗﻌَ ﺎﻟﻰ‬
ِ ‫اﺧ ُﺮ ُﺟﻮا ِﻣ ْﻦ ِد‬
‫ َﻓ ِﻜ َﻼ‬،‫اﻟﻨﻔ ِﺲ‬
ْ ‫ﻘﺎر ًﻧﺎ َﻗﺘْ َﻞ‬
ِ ‫ﺎدﻻً َو ُﻣ‬ِ َ‫ﻃﺎن ُﻣﻌ‬
ِ ‫ﺎر َواﻻ ْو‬ ِ َ‫اﻟﺨ ُﺮ ْو َج ِﻣ َﻦ اﻟﺪﻳ‬ ُ ‫ ِﻻن ا َ ُﺳ ْﺒﺤﺎ َﻧ ُﻪ َﺟﻌَ َﻞ‬،‫ُﻣﺘَ َﻤﻜ ٌﻦ ِﻓﻲ اﻟﻨ ُُﻔ ْﻮ ِس َو ُﻣﺘَ ﻌَ ِﻠ َﻘ ٌﺔ ِﺑ ِﻪ‬
ِ َ‫واﻟﻤ َﻀﺎﻳ‬
‫ﻘﺎت‬ ُ ‫ﺎﻋ ِﺐ‬ َ ‫اﻟﻮ َﻃ ِﻦ َﻣﻬْ َﻤﺎ َﺗﻌَ ﺮ ُﺿ ْﻮا ِﻟ ْﻠ َﻤ َﺸﺎق‬
ِ َ‫واﻟﻤﺘ‬ َ ‫ﺮاب‬ ِ ‫اﻟﻨﺎس ِﺑ َﺬر ٍة ِﻣ ْﻦ ُﺗ‬
ِ ْ ‫ َو َﻻ ﻳُ َﻔﺮ ُط‬،‫اﻻ ْﻣ َﺮﻳْ ِﻦ ﻋَ ِﺰﻳْ ٌﺰ‬. 
‫أﻏﻠَ ُﺐ‬

Artinya: Di dalam rman Allah “keluarlah dari kampung halaman kamu” terdapat isyarat yang jelas akan
ketergantungan hati manusia dengan negaranya, dan (isyarat) bahwa cinta tanah air adalah hal yang melekat di
hati dan berhubungan dengannya. Karena Allah SWT menjadikan keluar dari kampung halaman dan tanah air,
setara dan sebanding dengan bunuh diri. Kedua hal tersebut sama beratnya. Kebanyakan orang tidak akan
membiarkan sedikitpun tanah dari negaranya manakala mereka dihadapkan pada penderitaan, ancaman, dan
gangguan.” (Wahbah Al-Zuhaily, Tafsir al-Wasith, Damaskus, Dar Al-Fikr, 1422 H, Juz 1, hal. 342)

Ayat Al-Qur’an selanjutnya yang menjadi dalil cinta tanah air, menurut ahli tafsir kontemporer, Syekh Muhammad
Mahmud Al-Hijazi yaitu pada QS. At-Taubah ayat 122.

‫ﻳﻦ َو ِﻟ ُﻴﻨ ِْﺬ ُروا َﻗ ْﻮ َﻣ ُﻬ ْﻢ اذا َر َﺟﻌُ ﻮا‬ ٌ َ ََ َ ‫ﻛﺎن ْاﻟ ُﻤ ْﺆ ِﻣﻨ‬
ِ ‫ُﻮن ِﻟ َﻴﻨ ِْﻔ ُﺮوا ﻛَﺎﻓ ًﺔ ﻓﻠ ْﻮﻻ َﻧ َﻔ َﺮ ِﻣ ْﻦ ﻛُﻞ ِﻓ ْﺮﻗ ٍﺔ ِﻣﻨ ُْﻬ ْﻢ ﻃﺎ ِﺋ َﻔﺔ ِﻟ َﻴﺘَ َﻔﻘ ُﻬﻮا ِﻓﻲ اﻟﺪ‬ َ ‫َوﻣﺎ‬
‫ون‬َ ‫اﻟَ ْﻴ ِﻬ ْﻢ ﻟَﻌَ ﻠ ُﻬ ْﻢ ﻳَ ْﺤ َﺬ ُر‬

Artinya: Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian
dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk
memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya. (QS. At-
Taubah: 122)

Syekh Muhammad Mahmud al-Hijazi dalam Tafsir al-Wadlih menjelaskan ayat di atas sebagai berikut:

‫اﻟﻮ َﻃ ِﻦ‬ ُ ‫ﻬﺎد واﻟﺪ‬


َ ‫ﻓﺎع ﻋَ ِﻦ‬ ِ ‫اﻟﺠ‬
ِ ‫ﺟﻮب‬ ِ ‫ﺐ ﻋﻠﻰ اﻷﻣ ِﺔ َﺟﻤﻴﻌً ﺎ ُو ُﺟﻮﺑًﺎ ﻻ ﻳَ ِﻘﻞ ﻋَ ﻦ ُو‬ ٌ ‫واﺟ‬
ِ ‫اﻟﻌﻠﻢ ا ْﻣ ٌﺮ‬
ِ ‫اﻵﻳﺔ إﻟﻰ أن َﺗﻌَ ﻠ َﻢ‬ُ ُ ‫و ُﺗ ِﺸ‬
‫ﻴﺮ‬
‫ ﺑ َْﻞ ان َﺗ ْﻘ ِﻮﻳَ َﺔ‬،‫َﺎن‬ ْ ُ ِ ‫ﻴﻒ َواﻟَﻰ َﻣ ْﻦ ﻳُ ﻨ‬
ِ ‫ﻨﺎﺿ ُﻞ ﻋَ ﻨ ُْﻪ ِﺑﺎﻟﺴ‬ َ ‫ َﻓﺎن‬،‫ﺐ ُﻣ َﻘﺪ ٌس‬
ِ ‫َﺎﺿﻞ ﻋَ ﻨ ُْﻪ ِﺑﺎﻟ ُﺤﺠ ِﺔ َواﻟ ُﺒ ْﺮﻫ‬ ِ ُ‫ﺘﺎج إﻟﻰ َﻣ ْﻦ ﻳ‬
ُ ‫اﻟﻮ َﻃ َﻦ ﻳَ ْﺤ‬ ٌ ‫اﺟ‬ِ ‫َو‬
َ ‫ َوان اﻟﺪ َﻓ‬،‫ﺎن‬
‫ﺎع ﻋَ ﻨ ُْﻪ‬ ْ
َ ‫ َو َﺧﻠ َﻖ ِﺟ ْﻴ ٍﻞ ﻳَ َﺮى ان ُﺣﺐ‬،‫اﻟﻮ َﻃ ِﻨﻴ ِﺔ َو ُﺣﺐ اﻟﺘ ْﻀ ِﺤ َﻴ ِﺔ‬ َ ،‫اﻟﻤﻌْ ﻨ َِﻮﻳ ِﺔ‬
ِ ‫ﻳﻤ‬
َ ‫اﻟﻮ َﻃ ِﻦ ِﻣ َﻦ اﻻ‬ َ ‫وﻏ ْﺮ َس‬ َ ‫وح‬ ِ ‫اﻟﺮ‬
‫اﺳ ِﺘ ْﻘ َﻼ ِﻟﻬَ ﺎ‬
ْ ‫ﺎﻣ ُﺔ‬
َ َ‫ ودَ ﻋ‬،‫َﺎء اﻻﻣ ِﺔ‬
ِ ‫ﺎس ِﺑﻨ‬ُ ‫ ﻫ ََﺬا ا َﺳ‬.‫ﺐ ُﻣ َﻘﺪ ٌس‬ ٌ ‫اﺟ‬ ِ ‫و‬. 
َ

Artinya: “Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa belajar ilmu adalah suatu kewajiban bagi umat secara keseluruhan,
kewajiban yang tidak mengurangi kewajiban jihad, dan mempertahankan tanah air juga merupakan kewajiban
yang suci. Karena tanah air membutuhkan orang yang berjuang dengan pedang (senjata), dan juga orang yang
berjuang dengan argumentasi dan dalil. Bahwasannya memperkokoh moralitas jiwa, menanamkan nasionalisme
dan gemar berkorban, mencetak generasi yang berwawasan ‘cinta tanah air sebagian dari iman’, serta
mempertahankannya (tanah air) adalah kewajiban yang suci. Inilah pondasi bangunan umat dan pilar
kemerdekaan mereka.” (Muhammad Mahmud al-Hijazi, Tafsir al-Wadlih, Beirut, Dar Al-Jil Al-Jadid, 1413 H, Juz 2,
hal. 30)
Ayat-ayat di atas sebagaimana telah jelaskan oleh para mufassir dalam kitab tafsirnya masing-masing
merupakan dalil cinta tanah air di dalam Al-Qur’an Al-Karim.

2. Dalil Cinta Tanah Air dari Hadits

Berikut ini adalah hadits-hadits yang menjadi dalil cinta tanah air menurut penjelasan para ulama ahli hadits, yang
dikupas tuntas secara gamblang: 

‫ﺎن ﻋَ ﻠَﻰ‬ َ ‫ات ْاﻟ َﻤ ِﺪﻳﻨ َِﺔ ا ْو َﺿﻊَ َﻧ‬


َ َ ‫ﺎﻗﺘَ ُﻪ َوا ْن ﻛ‬ ِ ‫ﺎن ا َذا َﻗ ِﺪ َم ِﻣ ْﻦ َﺳ َﻔ ٍﺮ َﻓﻨ ََﻈ َﺮ اﻟَﻰ ُﺟﺪُ َر‬ َ َ ‫اﻟﻨﺒﻲ َﺻﻠﻰ ا ُ ﻋَ ﻠَ ْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠ َﻢ ﻛ‬ِ ‫ﻋَ ْﻦ ا َﻧ ٍﺲ ان‬
‫ﻴﻦ اﻟَ ْﻴ ِﻪ‬
ِ ‫واﻟﺤ ِﻨ‬
َ ‫اﻟﻮ َﻃ ِﻦ‬
َ ‫وﻋﻴﺔ ُﺣﺐ‬ ِ ‫ﻳﺚ دَ َﻻﻟَ ٌﺔ ﻋَ ﻠَﻰ َﻓ ْﻀ ِﻞ ْاﻟ َﻤ ِﺪﻳﻨ َِﺔ َوﻋَ ﻠَﻰ َﻣ ْﺸ ُﺮ‬ ِ ‫ َو ِﻓﻲ ْاﻟ َﺤ ِﺪ‬....... ‫اﺑﺔ َﺣﺮﻛَﻬَ ﺎ ِﻣ ْﻦ ُﺣﺒﻬَ ﺎ‬
ٍ َ‫ د‬.

Artinya: “Diriwayatkan dari sahabat Anas; bahwa Nabi SAW ketika kembali dari bepergian, dan melihat dinding-
dinding madinah beliau mempercepat laju untanya. Apabila beliau menunggangi unta maka beliau
menggerakkanya (untuk mempercepat) karena kecintaan beliau pada Madinah. (HR. Bukhari, Ibnu Hibban, dan
Tirmidzi).

Al-Ha zh Ibnu Hajar al-Asqalany (wafat 852 H) dalam kitabnya Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari (Beirut, Dar Al-
Ma’rifah, 1379 H, Juz 3, hal. 621), menegaskan bahwa dalam hadits tersebut terdapat dalil (petunjuk): pertama,
dalil atas keutamaan kota Madinah; kedua, dalil disyariatkannya cinta tanah air dan rindu padanya.

Sependapat dengan Al-Ha dz Ibnu Hajar, Badr Al-Din Al-Aini (wafat 855 H) dalam kitabnya ‘Umdatul Qari Syarh
Shahih Bukhari menyatakan:

‫ﻨﺔ اﻟَ ْﻴ ِﻪ‬ ِ ‫اﻟﻮ َﻃ ِﻦ َو ْا‬


ِ ‫ﻟﺤ‬ ِ ‫ دَ َﻻﻟَﺔ ﻋَ ﻠَﻰ َﻓ ْﻀ ِﻞ ْاﻟ َﻤ ِﺪﻳﻨ َِﺔ َوﻋَ ﻠَﻰ َﻣ ْﺸ ُﺮ‬:‫َو ِﻓﻴﻪ‬
َ ‫وﻋﻴ ِﺔ ُﺣﺐ‬

Artinya; “Di dalamnya (hadits) terdapat dalil (petunjuk) atas keutamaan Madinah, dan (petunjuk) atas
disyari’atkannya cinta tanah air dan rindu padanya.” (Badr Al-Din Al-Aini, Umdatul Qari Syarh Shahih Bukhari,
Beirut, Dar Ihya’i Al-Turats Al-Arabi, Juz 10, hal. 135)

Imam Jalaluddin Al-Suyuthi (wafat 911 H) dalam kitabnya Al-Tausyih Syarh Jami Al-Shahih menyebutkan: 

َ َ ‫ »ﻛ‬:‫ﻮل‬
‫ﺎن‬ ُ ‫ ﻳَ ُﻘ‬،‫ اﻧ ُﻪ َﺳ ِﻤﻊَ ا َﻧ ًﺴﺎ َر ِﺿﻲ ا ُ ﻋَ ﻨ ُْﻪ‬، ٌ‫ ا ْﺧ َﺒ َﺮ ِﻧﻲ ُﺣ َﻤ ْﻴﺪ‬:‫ﺎل‬ َ ‫ َﻗ‬،‫ ا ْﺧ َﺒ َﺮ َﻧﺎ ُﻣ َﺤﻤﺪُ ﺑ ُْﻦ َﺟﻌْ َﻔﺮ‬،‫َﺣﺪ َﺛﻨَﺎ َﺳ ِﻌﻴﺪُ ﺑ ُْﻦ ا ِﺑﻲ َﻣ ْﺮﻳَ َﻢ‬
َ ٍ
َ‫ َﻗﺎل‬،«‫اﺑﺔ َﺣﺮﻛَﻬَ ﺎ‬ َ ‫ ا ْو َﺿﻊَ َﻧ‬،‫اﻟﻤ ِﺪﻳﻨ َِﺔ‬
ً َ‫ َوا ْن ﻛَﺎ َﻧ ْﺖ د‬،‫ﺎﻗﺘَ ُﻪ‬ َ ‫ﺎت‬ َ ‫ ﻓﺎﺑ‬،‫ﻮل ا ِ َﺻﻠﻰ ا ُ ﻋَ ﻠَ ْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠ َﻢ ا َذا َﻗ ِﺪ َم ِﻣ ْﻦ َﺳ َﻔ ٍﺮ‬
ِ ‫ْﺼ َﺮ دَ َر َﺟ‬ َ ُ ‫َر ُﺳ‬
ُ ‫ﺎﻋ‬
،‫ ﻋَ ْﻦ ا َﻧ ٍﺲ‬،‫ ﻋَ ْﻦ ُﺣ َﻤ ْﻴ ٍﺪ‬،‫ﻴﻞ‬ ِ ‫ َﺣﺪ َﺛﻨَﺎ ا ْﺳ َﻤ‬،‫ َﺣﺪ َﺛﻨَﺎ ُﻗﺘَ ْﻴ َﺒ ُﺔ‬.‫ َﺣﺮﻛَﻬَ ﺎ ِﻣ ْﻦ ُﺣﺒﻬَ ﺎ‬:‫ ﻋَ ْﻦ ُﺣ َﻤ ْﻴ ٍﺪ‬،‫ﺎر ُث ﺑ ُْﻦ ﻋُ َﻤ ْﻴ ٍﺮ‬ َ َ‫ َزاد‬: ِ ‫اﺑُﻮ ﻋَ ْﺒ ِﺪ ا‬
ِ ‫اﻟﺤ‬
،‫ وﻫﻲ ﻃﺮﻗﻬﺎ اﻟﻤﺮﺗﻔﻌﺔ‬،"‫ ﺟﻤﻊ "درﺟﺔ‬،‫ ﺑﻔﺘﺢ اﻟﻤﻬﻤﻠﺔ واﻟﺮاء واﻟﺠﻴﻢ‬:(‫ )درﺟﺎت‬.‫ﺎر ُث ﺑ ُْﻦ ﻋُ َﻤ ْﻴ ٍﺮ‬ َ ‫ َﺗﺎﺑَﻌَ ُﻪ‬،‫ات‬
ِ ‫ ُﺟﺪُ َر‬:‫ﺎل‬ َ ‫َﻗ‬
ِ ‫اﻟﺤ‬
‫)ﻣ ْﻦ‬
ِ .‫ أﺳﺮع اﻟﺴﻴﺮ‬:(‫ )أوﺿﻊ‬.‫ وﻫﻲ اﻟﺸﺠﺮة اﻟﻌﻈﻴﻤﺔ‬،‫ وﺣﺎء ﻣﻬﻤﻠﺔ ﺟﻤﻊ دوﺣﺔ‬،‫ "دوﺣﺎت" ﺑﺴﻜﻮن اﻟﻮاو‬:‫وﻟﻠﻤﺴﺘﻤﻠﻲ‬
‫ﻨﻴﻦ إﻟﻴﻪ‬ ِ ‫واﻟﺤ‬ َ َ ‫وﻋﻴ ُﺔ ُﺣﺐ‬
‫اﻟﻮ َﻃ ِﻦ‬ ِ ‫ ِﻓ ْﻴ ِﻪ َﻣ ْﺸ ُﺮ‬،‫اﻟﻤﺪﻳﻨﺔ‬
ِ :‫ﺣﺒﻬﺎ( أي‬.  ُ

Artinya: “Bercerita kepadaku Sa’id ibn Abi Maryam, bercerita padaku Muhammad bin Ja’far, ia berkata:
mengkabarkan padaku Humaid, bahwasannya ia mendengan Anas RA berkata: Nabi SAW ketika kembali dari
bepergian, dan melihat tanjakan-tanjakan Madinah beliau mempercepat laju untanya. Apabila beliau
menunggangi unta maka beliau menggerakkanya. Berkata Abu Abdillah: Harits bin Umair, dari Humaid: beliau
menggerakkannya (untuk mempercepat) karena kecintaan beliau pada Madinah. Bercerita kepadaku Qutaibah,
bercerita padaku Ismail dari Humaid dari Anas, ia berkata: dinding-dinding. Harits bin Umair mengikutinya.”
(Jalaluddin Al-Suyuthi, Al-Tausyih Syarh Jami Al-Shahih, Riyad, Maktabah Al-Rusyd, 1998, Juz 3, hal. 1360)

Sependapat dengan Ibn Hajar Al-Asqalany, Imam Suyuthi di dalam menjelaskan hadits sahabat Anas di atas,
memberikan komentar: di dalamnya (hadits tersebut) terdapat unsur disyari’atkannya cinta tanah air dan
merindukannya.
Ungkapan yang sama juga disampaikan oleh Syekh Abu Al Ula Muhammad Abd Al-Rahman Al-Mubarakfuri (wafat
1353 H), dalam kitabnya Tuhfatul Ahwadzi Syarh at-Tirmidzi (Beirut, Dar Al-Kutub Al-Ilmiyyah, Juz 9, hal. 283)
berikut:

‫ﻴﻦ اﻟَ ْﻴ ِﻪ‬ ْ ْ ِ ‫ﻳﺚ دَ َﻻﻟَ ٌﺔ ﻋَ ﻠَﻰ َﻓ ْﻀ ِﻞ ْاﻟ َﻤ ِﺪﻳﻨ َِﺔ َوﻋَ ﻠَﻰ َﻣ ْﺸ ُﺮ‬
ِ ‫وﻋﻴ ِﺔ ُﺣﺐ اﻟ َﻮ َﻃ ِﻦ َواﻟ َﺤ ِﻨ‬ ِ ‫ َو ِﻓﻲ ْاﻟ َﺤ ِﺪ‬.

Hadits berikutnya yang menjadi dalil cinta tanah air yaitu hadits riwayat Ibn Ishaq, sebagimana disampaikan Abu
Al-Qosim Syihabuddin Abdurrahman bin Ismail yang masyhur dengan Abu Syamah (wafat 665 H) dalam kitabnya
Syarhul Hadits al-Muqtafa Mab’atsil Nabi al-Mushtafa berikut: 

‫ ﺻﻠﻰ‬- ‫اﻟﻨﺒﻲ‬ ِ ‫ َﻓﻠَ ْﻢ ﻳَ ُﻘ ْﻞ ﻟَ ُﻪ‬، ْ‫ ﻟَﺘُ ﻜَﺬ َﺑﻨﻪ‬- ‫ ﺻﻠﻰ ا ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ‬- ِ ‫ﻮل ا‬ َ َ َ
ِ ‫ " َو ِﻓﻲ َﺣ ِﺪﻳْ ِﺚ َو َرﻗ َﺔ اﻧ ُﻪ ﻗﺎل ِﻟ َﺮ ُﺳ‬:‫ﻗﺎل اﻟﺴﻬَ ْﻴ ِﻠﻲ‬
َ َ
َ ‫ َﻓ َﻘ‬، ْ‫ َوﻟَﺘُ ْﺨ َﺮ َﺟﻨﻪ‬:‫ﺎل‬
:‫ﺎل‬ َ ‫ ُﺛﻢ َﻗ‬،‫ﺌﺎ‬ ً ‫ َﺷ ْﻴ‬- ‫ ﺻﻠﻰ ا ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ‬- ‫اﻟﻨﺒﻲ‬ ِ ‫ َﻓﻠَ ْﻢ ﻳَ ُﻘ ْﻞ‬، ْ‫ َوﻟَﺘُ ْﺆ َذﻳَ ﻨﻪ‬:‫ﺎل‬َ ‫ ُﺛﻢ َﻗ‬،‫ﺌﺎ‬ ً ‫ َﺷ ْﻴ‬- ‫ا ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ‬
َ ‫ﻴﻞ ﻋَ ﻠَﻰ ُﺣﺐ ْا‬
ْ ‫ﻟﻮ َﻃ ِﻦ َو ِﺷﺪ ِة ُﻣ َﻔﺎ َر َﻗ ِﺘ ِﻪ ﻋَ ﻠَﻰ‬
‫اﻟﻨﻔ ِﺲ‬ ٌ ‫َأو ُﻣ ْﺨﺮ ِﺟﻲ ُﻫ ْﻢ؟ َﻓ ِﻔﻲ ﻫ ََﺬا دَ ِﻟ‬
َ .
ِ

“Al-Suhaily berkata: Dan di dalam hadits (tentang) Waraqah, bahwasanya ia berakata kepada Rasulullah SAW;
sungguh engkau akan didustakan, Nabi tidak berkata sedikitpun. Lalu ia berkata lagi; dan sungguh engkau akan
disakiti, Nabi pun tidak berkata apapun. Lalu ia berkata; sungguh engkau akan diusir. Kemudian Nabi menjawab:
“Apa mereka akan mengusirku?”. Al-Suhaily menyatakan di sinilah terdapat dalil atas cinta tanah air dan beratnya
memisahkannya dari hati.” (Abu Syamah, Syarhul Hadits al-Muqtafa Mab’atsil Nabi al-Mushtafa, Maktabah al-
Umrin Al-Ilmiyah, 1999, hal. 163)

Abdurrahim bin Husain Al-Iraqi (wafat 806 H) di dalam kitabnya Tatsrib Syarh Taqribil Asanid wa Tartibil
Masanid, pada hadits yang sama, juga mengutip pendapatnya Al-Suhaily: 

‫اﻟﻨﻔ ِﺲ‬ ٌ ‫ﺎل اﻟﺴﻬَ ْﻴ ِﻠﻲ ِﻓﻲ ﻫ ََﺬا دَ ِﻟ‬


ْ ‫ﻴﻞ ﻋَ ﻠَﻰ ُﺣﺐ ْاﻟ َﻮ َﻃ ِﻦ َو ِﺷﺪ ِة ُﻣ َﻔﺎ َر َﻗ ِﺘ ِﻪ ﻋَ ﻠَﻰ‬ َ ‫ﻓ َﻘ‬. 
َ

Artinya: “Al-Suhaily berkata: di sinilah terdapat dalil atas cinta tanah air dan beratnya memisahkannya dari hati.”
(Abdurrahim Al-Iraqi, Tatsrib Syarh Taqribil Asanid wa Tartibil Masanid, Beirut, Dar Ihya’i Al-Turats Al-Arabi, Juz
4, hal. 196)

Pemaparan di atas menunjukkan bahwa cinta tanah air memiliki dalil yang bersumber dari Qur’an dan Hadits,
sebagaimana ditegaskan oleh para ulama seperti; Al-Ha zh Ibn Hajar al-Asqalany, Imam Jalaluddin al-Suyuthi,
Abdurrahim al-Iraqi, Syekh Ismail Haqqi al-Hana dan yang lainnya. Sehingga vonis cinta tanah air tidak dalilnya,
jelas tidak benar dan tidak berdasar.

Supriyono, Dosen STAIN Kudus, Wakil Sekretaris PC GP Ansor Bidang Litbang Kabupaten Kudus

Baca Juga
Jawaban Metodologis untuk Orang yang Gemar Menvonis Bid’ah (/post/read/81700/jawaban-metodologis-untuk-
orang-yang-gemar-menvonis-bidah-)

Cara KMNU Mengatasi "Renternir" Dalil di Kampus (/post/read/72883/ini-cara-mengatasi-renternir-dalil)

Kaku Tafsirkan Dalil, Batasi Kualitas dan Kuantitas Ibadah (/post/read/65518/kaku-tafsirkan-dalil-batasi-kualitas-


dan-kuantitas-ibadah)

Inilah Dalil Perayaan Maulid Nabi Muhammad (/post/read/64141/inilah-dalil-perayaan-maulid-nabi-muhammad)

Undangan Terbuka, Bedah Buku Habib Novel “Inilah Dalilnya” (/post/read/63513/undangan-terbuka-bedah-buku-


habib-novel-ldquoinilah-dalilnyardquo)

Dalil-dalil Islam Nusantara (/post/read/61924/dalil-dalil-islam-nusantara)


 (https://www.facebook.com/situsresminu)  (https://twitter.com/nu_online) 
(https://www.youtube.com/channel/UChpbYgAvNyjJTE0VLe50pFQ) 

KONTAK
Nahdlatul Ulama
Jl. Kramat Raya 164, Jakarta 46133 - Indonesia, redaksi[at]nu.or.id

MEDIA PARTNER

(https://www.youtube.com/channel/UChpbYgAvNyjJTE0VLe50pFQ)

(http://radio.nu.or.id/)

© 2016 NU Online. All rights reserved. Nahdlatul Ulama (http://www.nu.or.id)

Anda mungkin juga menyukai