BAB I
PENDAHULUAN
1
Laporan Kerja Praktik
Jurusan Teknik Material Dan Metalurgi
disebut sebagai WPS (Welding Procedure Specification). Untuk menghasilkan suatu WPS
yang baik, penguasaan tentang ilmu metalurgi tentunya sangat diperlukan untuk mengetahui
sifat-sifat material yang akan terlibat selama proses pengelasan serta fenomena metalurgi yang
akan terjadi selama pengelasan.
Maksud dan tujuan dilaksanakannya kerja praktek ini adalah untuk memenuhi salah
satu syarat kelulusan Strata 1 (S1) di jurusan Teknik Material dan Metalurgi Fakultas
Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Melalui kerja praktek ini,
diharapkan mahasiswa dapat mengaplikasikan teori yang telah dipelajari selama di bangku
kuliah di kondisi riil serta memperoleh pengalaman kerja di industri perkapalan yang berkaitan
dengan sistem kerja, proses dan sistem produksi dan juga memperoleh pengalaman melakukan
desain WPS.
2
Laporan Kerja Praktik
Jurusan Teknik Material Dan Metalurgi
3
Laporan Kerja Praktik
Jurusan Teknik Material Dan Metalurgi
a. BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang penulisan, maksud dan tujuan, batasan masalah, waktu dan
tempat pelaksanaan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
b. BAB II PROFIL VICO INDONESIA
Berisi sejarah singkat, profil perusahaan, visi misi perusahaan, dan informasi
yang terkait perusahaan
c. BAB III DASAR TEORI
Berisi dasar teori mengenai
d. BAB IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN
Berisi penjelasan mengenai
e. BAB V. PENUTUP
Berisi kesimpulan analisa studi kasus
4
Laporan Kerja Praktik
Jurusan Teknik Material Dan Metalurgi
BAB II
PROFIL VICO INDONESIA
kondensat yang dihasilkan dari 4 lapangan utama yaitu lapangan Badak, lapangan Nilam,
lapangan Semberah, lapangan Mutiara. Sampai saat ini VICO Indonesia telah melakukan
pengeboran di lebih dari 990 sumur dan telah mencapai angka eksplorasi gas alam sebesar 15
TCF dan minyak bumi sebesar 250 juta barrel. Secara keseluruhan, lapangan yang dimiliki oleh
PT VICO Indonesia di Kalimantan Timur berjumlah tujuh buah lapangan produksi yang
meliputi Badak, Nilam, Lempake, Semberah, Mutiara, Pamaguan, dan Beras. Setiap lapangan
tersebut memiliki sumur-sumur produksi baik itu sumur minyak ataupun sumur gas yang secara
keseluruhan dibagi menjadi tiga area antara lain:
Saat ini VICO Indonesia dipercayai untuk mengatur seluruh proses transfer hasil produksi
menuju Bontang dimana seluruh produksi gas yang dihasilkan oleh VICO Indonesia bersamaan
dengan produksi gas dari TOTAL dikirimkan melalui Badak Export Manifold untuk kemudian
bergabung dengan produksi gas dari CHEVRON dan dikirimkan menuju Bontang dan
beberapa perusahaan di Kalimantan Timur. PT Badak merupakan salah satu perusahaan LNG
terbesar di dunia. Perusahaan ini mayoritas dimiliki oleh pemerintah Indonesia dimana gas
yang telah dicairkan tersebut dikirimkan menuju Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan dengan
menggunakan tanker khusus yang memiliki muatan sebanyak 135000 m3 LNG pada setiap
pengirimannya.
Penerapan teknologi yang tepat guna dan standar HSE internasional tertinggi.
6
Laporan Kerja Praktik
Jurusan Teknik Material Dan Metalurgi
7
Laporan Kerja Praktik
Jurusan Teknik Material Dan Metalurgi
8
Laporan Kerja Praktik
Jurusan Teknik Material Dan Metalurgi
4. Divisi Pengadaan
Memiliki tugas antara lain :
a. Merencanakan kebutuhan material baik untuk mendukung proyek maupun opersional
b. Mengkoordinir pelaksanaan pengadaan material sesuai kebutuhan material
c. Mengkoordinir pengelolaan material pada lokasi penyimpanan
d. Membuat perencanaan kebutuhan dana untuk menunjang kebutuhan material
e. Mengelola sistem informasi material untuk menunjang unit kerja
5. Divisi Bisnis dan Pemasaran
Memiliki tugas antara lain:
a. Melaksanaan perencanaan pemasaran jangka panjang dan jangka pendek kapal maupun
non kapal
b. Melaksanakan riset pasar, segmentasi pasar dan studi kelayakan terhadap produk kapal
maupun non kapal.
c. Melaksanakan pemasaran dan penjualan produk kapal maupun non kapal
d. Melaksanakan pengembangan produk dan pengembangan pasar untuk mendukung
produk baru
e. Melaksanakan pengawasan terhadap proyek dalam aspek biaya dan kepuasan
pelanggan
6. Divisi Perencanaan Strategis Perusahaan
Memiliki tugas antara lain:
Memiliki tugas untuk melaksanaan perencanaan dan strategi sesuai dengan visi perusahaan.
7. Divisi Desain
Memiliki tugas antara lain:
a. Melaksanaan perencanaan desain dan engineering untuk proyek-proyek yang sedang
berlangsung
b. Melaksanakan penelitian dan pengembangan pada bidang rancang bangun dan proses
produksi
c. Merencakan dan mengembangkan sistem informasi untuk menunjang kegiatan yang
berhubungan dengan rancang bangun dan penelitian.
d. Melaksanakan strategi pada bidang teknologi, penelitian dan pengembangan maupun
bidang-bidang lainnya sesuai dengan pengarahan dan ketentuan direksi
e. Melaksanakan kegiatan Integrated Logistic Support untuk kapal-kapal yang
diproduksi.
8. Direktorat Produksi
10
Laporan Kerja Praktik
Jurusan Teknik Material Dan Metalurgi
Direktorat produksi membawahi beberapa divisi diantaranya adalah divisi kapal niaga,
divisi kapal perang, divisi rekayasa umum, dan divisi pemeliharaan perbaikan. Masing-masing
divisi memiliki tugas antara lain :
a. Melaksanakan pembangunan kapal-kapal sesuai dengan kebijakan Direktur
Pembangunan Kapal
b. Melaksanakan pemasaran dan penjualan untuk produk jasa bagi fasilitas yang midle
capacity
c. Merinci IPP (Instruksi Pelaksanaan Proyek) yang telah dibuat oleh Direktorat
Pembangunan Kapal menjadi jadwal pelaksanaan proyek dan nilai biaya proyek yang
terperinci
d. Melaksanakan Pembangunan proyek-proyek kapal secara efektif dan efisien sesuai
aspek QCD
e. Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan pembangunan proyek-proyek agar
mendapatkan hasil yang memenuhi standar kualitas dengan penggunaan biaya, tenaga,
material, peralatan keselamatan kerja dan waktu seefektif mungkin
9. Divisi Akuntansi
Memiliki tugas antara lain :
a. Melaksanakan dan mempersiapkan kebijakan akuntansi perusahaan dengan prinsip
akuntansi yang berlaku
b. Melaksanakan perencanaan dan pengendalian serta pengawasan atas biaya-biaya dan
investasi perusahaan. Menyusun rencana jangka pendek, menengah maupun jangka
panjang dalam bidang akuntansi dan keuangan untuk mendukung kelancaran
pelaksanaan kegiatan perusahaan
c. Melaksanakan evalusi dan analisis terhadap pengelolaan aset liabilitas serta kinerja
anak perusahaan dan kerjasama usaha lainnya
d. Melaksanakan implementasi dan penengembangan software aplikasi bisnis perusahaan
d. Melaksanakan studi kelayakan kinerja keuangan proyek atau bidang usaha mandiri
e. Melaksanakan pengelolaan invoicing dan penagihannya untuk menunjang optimalisasi
causeflow perusahaan serta kinerja anak perusahaan dan kerjasama usaha lainnya
f. Melaksanakan implementasi dan pengembangan software aplikasi bisnis perusahaan
12
Laporan Kerja Praktik
Jurusan Teknik Material Dan Metalurgi
Proses pengambilan minyak mentah dari masing-masing sumur dilakukan dengan dua
cara. Untuk sumur bertekanan tinggi dan sedang, pengambilan minyak mentah dilakukan
dengan cara alami, sedangkan untuk sumur bertekanan rendah dilakukan dengan bantuan gas
lift. Gas lift adalah suatu cara untuk menaikkan atau mengambil minyak dari dalam sumur
dengan menggunakan gas dari suatu sumur atau lapangan lain. Gas yang bercampur dengan
minyak akan menurunkan berat jenis minyak. Gelembung-gelembung gas yang naik ke
rangkaian pipa akan membantu menaikkan minyak yang lebih kental.
COMPRESSOR
MP
LP CONTACTOR
TANKER
VLP
TRAIN A - H
M BONTANG
SWAP
VALVE
TOP
F/L VALVE
VALVE
VLP,LP,MP
BOTTOM SEPARATOR
VALVE M
M SDV M
M
HEATER
TREATER
EXPORT
IMPORT
DEG.BOOT P-1 & 2 TANK A,B,C,D TANK SHIPING
AT SANTAN
POLLUTROL PWD / WTR INJECTION
drawn by : toha
ibmbdk-well\e\visio\delivery\gas&crude
13
Laporan Kerja Praktik
Jurusan Teknik Material Dan Metalurgi
bertekanan sedang dialirkan ke separator bertekanan sedang dan minyak dari manifold
bertekanan rendah dialirkan ke separator bertekanan rendah. Separator-separator ini akan
memisahkan fasa minyak, air dan gas. Gas yang terpisah dialirkan ke glycol contactor
sedangkan fasa minyak dan air dialirkan ke chemical electric heater untuk diprosesi lebih
lanjut.
Chemical electric heater merupakan alat yang berfungsi untuk memecah emulsi yang
stabil dengan menginjeksikan zat kimia ke emulsi sebelum masuk ke alat berikutnya. Pada alat
ini, minyak dipanaskan sampai 1600F yang menyebabkan butiran air bergerak lebih cepat
sehingga mempercepat proses pemisahan minyak dengan air. Minyak yang dihasilkan dari
proses ini kemudian dialirkan ke alat degassing boot sedangkan air hasil pemisahan dialirkan
ke tangki pencuci (gun barrel).
Degassing boot adalah bejana tegak yang berfungsi untuk memisahkan minyak dari gas
yang masih tersisa. Gas hasil pemisahan ini kemudian dialirkan ke tempat pembakaran (flare),
sedangkan minyak atau kondensat ditampung di tangki penampung. Minyak mentah yang telah
melewati degassing boot diharapkan benar-benar telah stabil, yaitu hanya mengandung sedikit
gas sebelum masuk ke tangki penampung. Untuk menghasilkan minyak yang memenuhi
standar, minyak dan kondensat kemudian dicampur di dalam tangki pencampur. Campuran
kondensat yang telah memenuhi standar kemudian disalurkan ke terminal Tanjung Santan
melalui pipa untuk selanjutnya diekspor atau digunakan untuk keperluan domestik.
Proses pemisahan minyak di Badak Oil Plant pada prinsipnya terdiri dari dua peralatan
utama yaitu fasilitas pemisahan minyak dan fasilitas pemurnian minyak. Pemisahan dan
pemurnian ini dilakukan dengan menggunakan separator. Limbah yang dihasilkan dari proses
pemisahan ini adalah air produksi yang kemudian dialirkan ke Polution Control.
II.5.2 Produksi Gas
Unit gas plant memiliki dua sistem gas berdasarkan tekanan, yaitu sistem gas tekanan
tinggi dan sistem gas tekanan rendah. Sistem gas tekanan tinggi memiliki tiga buah separator
sedangkan sistem gas tekanan rendah memiliki dua buah separator. Pemisahan dari kondensat
dan air dilakukan dengan separator ini dan gas yang dihasilkan adalah gas basah yang kemudian
dialirkan ke glycol contactor. Gas basah yang berasal dari separator dialirkan melalui bagian
bawah contactor, sedangkan clean glycol dialirkan dari bagian atas contactor. Glycol bersifat
higroskopis sehingga akan mengikat kondensat. Dengan demikian, gas yang keluar adalah gas
kering (dried gas).
Glycol yang mengandung kondensat dialirkan ke glycol scimmer untuk didaur ulang
(glycol regeneration). Dari glycol scimmer, glycol yang mengandung kondensat dialirkan ke
14
Laporan Kerja Praktik
Jurusan Teknik Material Dan Metalurgi
glycol boiler yang memiliki temperatur 370oF untuk menguapkan air yang terkandung dalam
glycol tersebut. Glycol yang bebas dari air selanjutnya didinginkan dengan kipas atau dengan
cara pertukaran panas dengan menggunakan gas dingin dalam heat exchanger. Glycol yang
dihasilkan dari proses ini selanjutnya digunakan kembali untuk pemisahan air dan gas pada
contactor.
Gas kering dari glycol contactor kemudian dialirkan ke kompresor. Kompresor
berfungsi untuk menaikkan tekanan gas yang akan dikirim ke Bontang atau gas yang akan
digunakan untuk injeksi sumur (gas lift). Selain itu, kompresor ini digunakan untuk menaikkan
tekanan gas yang digunakan sebagai sumber energi turbin untuk menghasilkan listrik bagi
kepentingan seluruh karyawan lapangan Badak.
Berdasarkan tekanannya, kompresor di VICO Indonesia dapat dibedakan menjadi
empat jenis, yaitu very low pressure compressor yang mengubah tekanan gas dari 20 psig
menjadi 80 psig, low pressure compressor yang mengubah tekanan gas dari 50 psig menjadi
240 psig, medium pressure compressor yang mengubah tekanan gas dari 250 psig menjadi 800
psig dan high pressure compressor yang mengubah tekanan gas dari 750 psig menjadi 2700
psig.
II.5.3 Transportasi Minyak dan Gas
Sumur-sumur produksi minyak dan gas yang dimiliki perusahaan VICO Indonesia
terletak pada lokasi yang berjauhan. Sumur-sumur tersebut terletak di daerah Badak, Nilam,
Pamaguan, Semberah dan Mutiara. Masing-masing memiliki plant sendiri. Untuk
mengefisiensikan kegiatan produksi, maka minyak dan gas dari masing-masing sumur harus
dikumpulkan pada satu tempat pengolahan, yaitu Badak Plant yang merupakan sentral dari
plant.
Minyak dan gas dari masing-masing sumur dikumpulkan pada suatu tempat
penampungan sementara yaitu satelit. Masing-masing satelit minyak dan gas tersebut
dikumpulkan ke satelit sentral kemudian ditransfer ke plant. Minyak yang terkumpul kemudian
ditransfer ke Tanjung Santan dengan menggunakan jalur pipa. Saat ini transportasi kapal laut
sudah tidak dipergunakan lagi karena adanya fasilitas pipa.
Ada tiga istilah untuk jalur pipa, yaitu:
1. Flowlines, yaitu pipa yang mengalirkan minyak dan gas dari sumur ke satelit
2. Trunklines, yaitu pipa yang mengalirkan minyak dan gas dari satelit ke plant atau dari
satelit ke satelit
3. Pipelines, yaitu pipa yang mengalirkan minyak dan gas dari plant ke central plant.
15
Laporan Kerja Praktik
Jurusan Teknik Material Dan Metalurgi
Dari lapangan Badak, minyak mentah dikirim ke Tanjung Santan untuk diolah lebih
lanjut melalui pipa 10” dan 12”. Sedangkan gas dari central plant Badak dikirim ke Bontang
melalui pipa 36”, 36”F, 42” dan 42”H.
Untuk mengetahui isi dari pipa atau produk yang ditransfer baik dari sumur-sumur
maupun satelit, maka VICO Indonesia menggunakan color code untuk pipa-pipa pentransfer.
Color code adalah pemberian lapisan warna pada bagian luar pipa sehingga jika terjadi
kebocoran pipa akan cepat diketahui mana yang harus segera ditangani. Berdasarkan produk
tersebut, maka pipa terbagi dalam:
Pipa berwarna merah untuk fire water
Pipa berwarna kuning untuk gas
Pipa berwarna hijau untuk crude oil
Pipa berwarna coklat untuk solar
Pipa berwarna biru untuk air
Jalur pipa yang berada di bawah tanah, khususnya pipelines ditimbun pada kedalaman
lebih dari 15 meter. Sedangkan pemasangan flowlines diusahakan melalui tempat-tempat yang
mudah dijangkau dan dipasang di atas suatu penyangga/support.
16
Laporan Kerja Praktik
Jurusan Teknik Material Dan Metalurgi
BAB III
DASAR TEORI
III.1 Korosi
III.1.1 Definisi Korosi
H2O yang mengalami kontak denan permukaan logam, maka semakin cepat
berlangsungnya korosi pada permukaan logam tersebut.
2. Keberadaan Zat Pengotor
Zat pengotor di permukaan logam dapat menyebabkan terjadinya reaksi reduksi
tambahan sehingga lebih banyak atom logam yang teroksidasi. Sebagai contoh, adanya
tumpukan debu karbon dari hasil pembakaran BBM pada permukaan logam mampu
mempercepat reaksi reduksi gas oksigen pada permukaan logam.
3. Kontak dengan Elektrolit
Keberadaan elektrolit, seperti garam dalam air laut dapat mempercepat laju korosi
dengan menambah terjadinya reaksi tambahan. Konsentrasi elektrolit yang tinggi dapat
mempercepat laju aliran elektron sehingga korosi meningkat.
4. Temperatur
Secara umum, semakin tinggi temperatur maka semakin cepat terjadinya korosi.
Peningkatan temperatur akan meningkat energi kinetik partikel sehingga terjadi
peningkatan tumbukan yang efektif pada reaksi redoks.
5. pH
Peristiwa korosi pada kondisi pH < 7 terjadi semakin besar karena adanya reaksi reduksi
tambahan yang berlangsung pada katode yaitu:
2H+(aq) + 2e- → H2
Adanya reaksi reduksi tambahan pada katode menyebabkan lebih banyak atom logam
yang teroksidasi sehingga laju korosi pada permukaan logam semakin besar.
6. Mikroba
Peningkatan korosi pada logam dapat terjadi karena adanya koloni mikroba pada
permukaan logam. Hal ini disebabkan oleh kemampuan mikroba untuk mendegradasi
logam melalui reaksi redoks agar memperoleh energi bagi keberlangsungan hidupnya.
Mikroba yang mampu menyebabkan korosi, antara lain: protozoa, bakteri besi mangan
oksida, bakteri reduksi sulfat, dan bakteri oksidasi sulfur-sulfida.
18
Laporan Kerja Praktik
Jurusan Teknik Material Dan Metalurgi
setiap industri perlu menjaga dan melindungi semua perlatannya dengan mengamati proses
korosi yang terjadi dan menghambat terjadinya korosi tersebut.
Metode-metode yang biasa digunakan untuk melindungi logam dan menghambat
terjadinya korosi pada umumnya yaitu coating/pelapisan, penggunaan inhibtor, material
selection dan proteksi katodik.
19
Laporan Kerja Praktik
Jurusan Teknik Material Dan Metalurgi
pada suhu normal atau lebih rendah dan menurun pada suhu yang lebih tinggi. Suhu yang
sangat rendah dapat memberikan MAWP yang lebih tinggi, namun harus hati-hati karena ada
risiko embrittlement yang tiba-tiba dan bencana. Nilai MAWP tidak tetap konstan sepanjang
umur peralatan. Nilai berkurang karena keausan, kelelahan dan korosi dalam kasus baja karbon.
Tangki penyimpanan dan bejana tekan harus menjalani pemeriksaan berkala dan re-rating atau
kalibrasi untuk memungkinkan perubahan akibat korosi dan keausan. Ini harus
didokumentasikan dengan baik dan seperangkat tekanan yang aman diterapkan, dan juga
tercermin pada perangkat pelepas tekanan Vessel.
20
Laporan Kerja Praktik
Jurusan Teknik Material Dan Metalurgi
Metode ini adalah mengukur kembali berat awal dari benda uji (objek yang ingin diketahui laju
korosi yang terjadi padanya), kekurangan berat dari pada berat awal merupakan nilai
kehilangan berat. Kekurangan berat dikembalikan kedalam rumus untuk mendapatkan laju
kehilangan beratnya.
Metode ini bila dijalankan dengan waktu yang lama dan suistinable dapat dijadikan
acuan terhadap kondisi tempat objek diletakkan (dapat diketahui seberapa korosif daerah
tersebut) juga dapat dijadikan referensi untuk treatment yang harus diterapkan pada daerah dan
kondisi tempat objek tersebut.
b. Metode Elektrokimia
Metode elektrokimia adalah metode mengukur laju korosi dengan mengukur beda
potensial objek hingga didapat laju korosi yang terjadi, metode ini mengukur laju korosi
pada saat diukur saja dimana memperkirakan laju tersebut dengan waktu yang panjang
(memperkirakan walaupun hasil yang terjadi antara satu waktu dengan eaktu lainnya
berbeda). Kelemahan metode ini adalah tidak dapat menggambarkan secara pasti laju
korosi yang terjadi secara akurat karena hanya dapat mengukur laju korosi hanya pada
waktu tertentu saja, hingga secara umur pemakaian maupun kondisi untuk dapat
ditreatmen tidak dapat diketahui. Kelebihan metode ini adalah kita langsung dapat
mengetahui laju korosi pada saat di ukur, hingga waktu pengukuran tidak memakan
waktu yang lama.
Metode elektrokimia ini meggunakan rumus yang didasari pada Hukum Faraday yaitu
menggunakan rumus sebagai berikut :
21
Laporan Kerja Praktik
Jurusan Teknik Material Dan Metalurgi
Metode ini menggunakan pembanding dengan meletakkan salah satu material dengan sifat
korosif yang sangat baik dengan bahan yang akan diuji hingga beda potensial yang terjadi dapat
diperhatikan dengan adanya pembanding tersebut.
22
Laporan Kerja Praktik
Jurusan Teknik Material Dan Metalurgi
Emulsi masuk memasuki bejana di dekat bagian atas dan gas yang terkait dengan emulsi
dilepaskan. Setiap air bebas segera turun ke bagian air dimana akan dibuang. Emulsi mengalir
di atas tabung api atau Fire Tube dimana dipanaskan sampai suhu yang diinginkan saat naik
melalui bagian air panas (Air yang dipanaskan berfungsi untuk mencuci emulsi dan untuk
membantu penggabungan tetesan air.) Emulsi dan minyak terus naik ke bagian pengolah
minyak dari kapal dimana proses pelepasan emulsi berlanjut. Beberapa treater dilengkapi
dengan bagian "jerami" atau lebih tinggi untuk membantu menyatukan butiran air dan
bertindak sebagai media penyaringan untuk menghilangkan zat padat dari minyak mentah.
Ketinggian kolom air dan minyak dikendalikan oleh katup pembuangan atau oleh sifon.
Minyak bersih keluar dari Vessel di dekat sepertiga bagian atas kapal dan air ditarik langsung
di bawah tabung api atau fire tube dan panci emulsi.
23
Laporan Kerja Praktik
Jurusan Teknik Material Dan Metalurgi
25
Laporan Kerja Praktik
Jurusan Teknik Material Dan Metalurgi
26
Laporan Kerja Praktik
Jurusan Teknik Material Dan Metalurgi
mm. Semua Crack tersebut terletak pada daerah HAZ. Detail dari Crack tersebut dapat dilihat
pada gambar 4.5-4.12
27
Laporan Kerja Praktik
Jurusan Teknik Material Dan Metalurgi
28
Laporan Kerja Praktik
Jurusan Teknik Material Dan Metalurgi
29
Laporan Kerja Praktik
Jurusan Teknik Material Dan Metalurgi
IV.2 Kalkulasi Thickness required dan MAWP pada Vessel dan Fire Tube
Untuk suatu peralatan atau equipment , sudah di perhitungkan berapa umur peralatan
tersebut akan bertahan, seberapa Design Pressure nya, seberapa Design Temperaturnya, dan
segala jenis ukuran-ukuran yang dapat dicapai oleh peralatan dari segi design dan manufaktur
peralatan tersebut. Namun suatu material lama kelamaan akan mengalami aus, korosi dan
kegagalan material sehingga ukuran-ukuran yang berdasar pada design dan manufaktur tidak
akan memenuhi lagi. Maksimum pressure yang di pengaruhi oleh kondisi material yang dapat
di capai oleh suatu equipment, system atau vessel pada temperature tertentu dalam operasi
30
Laporan Kerja Praktik
Jurusan Teknik Material Dan Metalurgi
normal disebut MAWP (Maximum Allowable Working Pressure). Adapun material akan
mengalami korosi yang menyebabkan penipisan ketebalan sehingga tebal actual tidak sama
dengan tebal awal, ketebalan minimum atau ketebalan kritis yang masih bisa dicapai suatu
equipment sehingga tidak mengalami kegagalan atau kebocoran saat pengoperasian normal
disebut Tickness Required.
31
Laporan Kerja Praktik
Jurusan Teknik Material Dan Metalurgi
𝑃𝐷
t=
2𝑆𝐸+1,8𝑃
P / MAWP = Design Pressure or MAWP
S = Stress Value of Material
E = Joint Efficiency
D = Diameter
50 𝑝𝑠𝑖∗96 𝑖𝑛𝑐ℎ
thickness = 2∗1∗17500 𝑝𝑠𝑖+1,8∗50 𝑝𝑠𝑖 = 0,136 inch = 3,454 mm
2𝑆𝐸𝑡𝑎𝑐𝑡
MAWP =
𝐷−1,8𝑡𝑎𝑐𝑡
P / MAWP = Design Pressure or MAWP
S = Stress Value of Material
E = Joint Efficiency
D = Diameter
IV.2.1.2 Perhitungan MAWP dan Thickness Required pada Shell Vessel V-4070
𝑃𝑅
t=
𝑆𝐸+0,4𝑃
P / MAWP = Design Pressure or MAWP
S = Stress Value of Material
E = Joint Efficiency
R = Radius
50 𝑝𝑠𝑖∗48 𝑖𝑛𝑐ℎ
thickness = 1∗17500 𝑝𝑠𝑖+0,4∗50 𝑝𝑠𝑖 = 0,136 inch = 3,454 mm
𝑆𝐸𝑡𝑎𝑐𝑡
MAWP =
𝑅−0,4𝑡𝑎𝑐𝑡
P / MAWP = Design Pressure or MAWP
S = Stress Value of Material
E = Joint Efficiency
R = Radius
33
Laporan Kerja Praktik
Jurusan Teknik Material Dan Metalurgi
Sebelum menghitung MAWP dan Thickness required dibutuhkan data Properti dan Operasi
Fire Tube A dan B V-4070 dan Data Spesifikasi Fire Tube A dan B pada V-4070. Berikut
adalah data tabel properti dan operasi vessel V-4070 dan Data Spesifikasi Fire Tube A dan B
pada V-4070
34
Laporan Kerja Praktik
Jurusan Teknik Material Dan Metalurgi
Fire Tube B
•Item No : H-4070
•Subject : Fire Tube A
•Design Pressure : 50 psig = 3,515 kg/cm2
•Design Temperature : 200 ˚F = 93,33 ˚C
Pada perhitungan Thickness Required Fire Tube digunakan chart, berdasarkan Pressure
Vessel Handbook
35
Laporan Kerja Praktik
Jurusan Teknik Material Dan Metalurgi
Langkah pertama dengan memasukkan length dan di interseksi dengan Diameter 18 inci
akan ditemukan nilai L/D
Langkah kedua dengan memasukkan nilai L/D dan di interseksi dengan temperature 300 F
akan ditemukan nilai Do/t
36
Laporan Kerja Praktik
Jurusan Teknik Material Dan Metalurgi
Langkah terakhir dengan memasukkan Do/t dan di interseksi dengan Diameter 18 inci akan
4𝐵 2𝐴𝐸
Pa = 𝐷𝑜 ; Pa = 𝐷𝑜
3( ) 3( )
𝑡 𝑡
PA / MAWP = Design Pressure or MAWP
B = Factor that used in formula eksternal pressure
E = Joint Efficiency
Do = Outside Diameter
t = Minimum thickness required
A = Factor depend on Dimension
37
Laporan Kerja Praktik
Jurusan Teknik Material Dan Metalurgi
4∗3200 𝑝𝑠𝑖
Pa = 18 𝑖𝑛𝑐ℎ = 56,18 psi = 3,949 kg/cm2
3( )
0,237 𝑖𝑛𝑐ℎ
IV.3 Analisa Possibility Failure dan Damage Mechanism pada Fire Tube A dan B
Berikut adalah possibility failure beserta damage mechanism nya yang umum terjadi pada
Boiler dan Heater Treater :
38
Laporan Kerja Praktik
Jurusan Teknik Material Dan Metalurgi
(Untuk memperkat failure ini perlu timbul pada crude dan vacum unit dan
dilakukan analisa metallography, XRD dan downstream unit
radiography test)
39
Laporan Kerja Praktik
Jurusan Teknik Material Dan Metalurgi
40
Laporan Kerja Praktik
Jurusan Teknik Material Dan Metalurgi
Gambar 4.12 Korosi yang terjadi pada permukaan dalam Fire Tube
Berikut adalah possibility failure beserta damage mechanism nya yang umum terjadi pada
Boiler dan Heater Treater :
41
Laporan Kerja Praktik
Jurusan Teknik Material Dan Metalurgi
SOHIC (Stress Oriented Hydrogen • Retak yang lebih merusak yang mana
Induced Cracking) timbul sebagai susunan celah yang
ditumpuk di atas satu sama lain, di
Untuk memperkuat terjadinya picu oleh high level of stress
damage mechanism SOHIC perlu (residual)
dilakukan analysis fluida yang • Retak ini biasanya muncul di base
kontak dengan fire tube, radiogrhapy metal berdekatan dengan weld HAZ
,XRD dan metallography
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis visual , literatur maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
42
Laporan Kerja Praktik
Jurusan Teknik Material Dan Metalurgi
1. Karena t act ≥ t req dan MAWP ≥ DP , Vessel masih dapat digunakan dengan operasi
normal.
2. Fire Tube A MAWPact & MAWPreq≤ Design Pressure (MAWPact & MAWPreq
≥ Operating Pressure) Fire Tube B MAWPreq≤ Design Pressure, MAWPact ≥
Design Pressure (MAWPact & MAWPreq≥ Operating Pressure)
3. Berdasarkan data analisa penetrant test, UT dan Visual. Pada permukaan dalam Fire
Tube A dan B telah terjadi : Carburization, Metal Dusting dan Thermal Shock
4. Berdasarkan data analisa penetrant test, UT dan Visual. Pada permukaan luar Fire Tube
A dan B telah terjadi : Thermal Shock Craking
V.2 Rekomendasi
Berdasarkan beberapa pertimbangan, penulis merekomendasi sebagai berikut :
• Untuk Vessel 4070
1. Pengecatan ulang permukaan luar Vessel belum dibutuhkan karena belum terjadi
pengelupasan cat.
2. Vessel masih dapat digunakan dengan operasi normal.
43