ABSTRAK
SBAR merupakan teknik komunikasi antara tim kesehatan tentang kondisi pasien, terutama
kondisi kritis yang membutuhkan tindakan segera, sedangkan Tulbakon merupakan proses
verifikasi terhadap akurasi dari komunikasi lisan dengan cepat. Penerapan SBAR dan Tulbakon
yang baik dapat meningkatkan keselamatan pasien. Mengetahui gambaran penerapan SBAR dan
Tulbakon dalam komunikasi interdisipliner di RSUD Ratu Zalecha Martapura. Penelitian
deskriptif pada 43 responden di ruang perawatan VIP Intan dan Assami RSUD Ratu Zalecha
Martapura. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan gambaran penerapan SBAR secara
keseluruhan menunjukan hasil kategori sangat baik 76,7% responden, kategori baik 21,0%
responden, dan kategori cukup 2,3% responden. Gambaran penerapan Tulbakon secara
keseluruhan menunjukan hasil kategori sangat baik 46,5% reponden, kategori baik 41,9%
responden dan kategori cukup 11,6% responden. Penerapan SBAR dan Tulbakon diyakini dapat
meningkatkan keselamatan pasien. Ketaatan pada SPO sudah sangat baik dilakukan, akan tetapi
sangat lebih baik lagi apabila semua perawat melaksanakan sesuai dengan SPO rumah sakit.
ABSTRACT
SBAR is a technique of communication among the medical team about the condition of patient,
especially critical condition which needed a direct an action. Meanwhile Tulbakon is a
verification process on the accuracy of oral communication quickly. The good implementation of
SBAR and Tulbakon in interdisciplinary communication are able to increase the salvation of
patient. To know the description of the application of SBAR and Tulbakon on the interdisciplinary
communication at RSUD Ratu Zalecha Martapura. Description research of 43 respondents at
VIP Intan ward and Assami wardat RSUD Ratu Zalecha Martapura. Based on the result of the
research found the whole description of the application of SBAR shows that 76,7% respondents
included in very good category, 21,0% respondents included in good category , and 2,3%
respondents included in adequate category. The description of the whole application of Tulbakon
shows that 46,5% respondents included in very good category, 41,9% respondents included in
good category, and 11,6% respondents included in adequate category. The description of the
application of SBAR and Tulbakon are believed both SBAR and Tulbakon can increase the
salvation of patient. The loyalty on the SOP has been already used well, yet it would be better if
all of the nurses apply its based on the SOP hospital.
71
Dunia Keperawatan, Volume 6, Nomor 2, September 2018: 71-78
PENDAHULUAN
Recommendation (SBAR) dan tulis,
Hak setiap pasien yang menjadi baca, konfirmasi (Tulbakon) (8). SBAR
prinsip dasar dalam pelayanan kesehatan merupakan tool yang dapat digunakan
adalah keselamatan pasien (1). perawat dalam berkomunikasi dengan
Keselamatan pasien dapat ditingkatkan dokter untuk menyampaikan kondisi
dengan komunikasi efektif, yang klinis pasien secara jelas dan terstruktur
merupakan salah satu Sasaran (5). Tulbakon merupakan tool yang
Internasional Keselamatan Pasien digunakan perawat dalam berkomunikasi
(SIKP) (2). Walter Lippman dengan dokter untuk memvalidasi atas
menyebutkan bahwa komunikasi efektif apa yang diinformasikan dari
merupakancara yang tepat agar komunikasi SBAR (6). Komunikasi
komunikator dapat menyampaikan pesan perawat akan menjadi efektif dengan
berupa informasi ataupun persuasi tool SBAR, selain itu juga dapat
sehingga dapat diterima dan dilakukan menstimulus motivasi dan psikomotor
oleh komunikan. Cara melakukan agar meningkat (9,10).
komunikasi dapat melalui ucapan Berdasarkan studi pendahuluan
langsung, menulis dan dengan media yang dilakukan, didapatkan data dari
elektronik (3). hasil wawancara (Kamis, 4 Mei 2017)
Komunikasi yang dilakukan oleh dengan kepala Instalasi Rawat Inap
dua orang disebut dengan komunikasi (Irna) Rumah Sakit Umum Daerah
interpersonal, dilakukan dengan cara (RSUD) Ratu Zalecha Martapura, yang
bergantian dalam pertukaran informasi terdiri dari 10 ruang rawat inap telah
untuk adanya suatu perubahan yang menerapkan komunikasi efektif dalam
diharapkan (4). Hasil pemeriksaan kritis pelaporan kondisi pasien dari perawat
yang dilaporkan melalui komunikasi kepada dokter. Komunikasi efektif
langsung, apalagi dengan perantara dilakukan perawat apabila terjadi
telepon, sangat rentan terjadinya kegawatdaruratan pada pasien diluar
kesalahan (5). Laporan dari KKP-RS waktu kunjungan pemeriksaan dokter
(2011) mengenai insiden keselamatan menggunakan media telepon, terutama
pasien di Indonesia sangatlah ruang perawatan Assami dan VIP Intan.
berfluktuasi (6). Tahun 2006-2007 Ruang perawatan Assami dan VIP Intan
sebanyak 145 kejadian, menurun pada merupakan ruang perawatan gabungan
tahun 2008, yaitu sebanyak 61 kejadian. dengan permasalahan pasien beragam.
Meningkat kembali pada tahun 2009, Teknik ini diterapkan sejak keluarnya
yaitu sebanyak 114 kejadian. Menurun Standar Prosedur Operasional (SPO)
lagi pada tahun 2010, yaitu sebanyak Komunikasi Via Telepon dengan
103 kejadian dan tahun 2011 sebanyak Teknik Situation, Backgorund,
34 kejadian.Faktor yang paling sering Assessment dan Recommendation
menyebabkan adanya insiden (SBAR) dan Tulis, Baca dan Konfirmasi
keselamatan pasien di rumah sakit (Tulbakon), Nomor 04.010/SKP/2016
adalah karena komunikasi yang tidak dan telah dilakukan sosialisasi dalam in
efektif (7). Penggunaan komunikasi house training RSUD Ratu Zalecha
efektif bermanfaat untuk menurunkan Martapura.
kasus kejadian yang mengancam Observasi saat studi pendahuluan
keselamatan pasien. juga dilakukan (Kamis, 4 Mei 2017),
Perawat dan dokter dalam yaitu dokumentasi yang dilakukan oleh 3
melakukan komunikasi interdisipliner perawat yang melakukan konsultasi
dapat menggunakan metode komunikasi pasien kepada dokter via telepon, rata-
Situation, Background, Assessment, rata perawat hanya menyebutkan item
72
Marantika dkk, Gambaran Penerapan SBAR ...
73
Dunia Keperawatan, Volume 6, Nomor 2, September 2018: 71-78
74
Marantika dkk, Gambaran Penerapan SBAR ...
yang harus ada proses feed back yang Gambaran Penerapan Tulbakon
bersifat informatif (4). Keseluruhan
http://stikesyarsimataram.ac.id/sys-
content/uploads/file/Artikel%20SB
AR%20SUHARMANTO%20feb-
juli%202015.pdf
78