Diare adalah masalah klinis yang sering kurang diakui yang secara signifikan
mempengaruhi morbiditas dan mortalitas pasien kanker di seluruh dunia (Maroun et al.,
2007). Prevalensi dan keparahan CID sangat bervariasi tergantung pada pemberian dan
dosis kemoterapi terapi. Korelasi langsung antara dosis kumulatif dan keparahan CID
telah diakui, dengan rejimen dosis tinggi yang terkait dengan insiden CID yang
meningkat (Verstappen et al., 2003). Rejimen tertentu, terutama yang mengandung 5-
fluorourasil dan irinotecan dikaitkan dengan tingkat CID hingga 80% (Benson et al.,
2004a; Richardson dan Dobish, 2007) dengan sepertiga pasien mengalami diare berat
(kelas 3 atau 4)
a. Definisi
Kanker Payudara adalah tumor ganas yang berada di sel-sel payudara,
tumor ganas dapat tumbuh dan berkembang di sekitar jaringan dan dapat
tidak jarang juga bisa ditemukan pada pria. Payudara wanita terdiri dari
lobulus (kelenjar penghasil susu), ducts (tabung kecil yang membawa susu
dari lobulus ke puting), dan stroma (jaringan lemak dan jaringan ikat yang
melapisi ducts (ductal cancers), beberapa pada sel-sel yang melapisi lobulus
(lobular cancers), dan sejumlah kecil pada jaringan lainnya (Abeloff et al.,
2008).
1) Usia
Kejadian kanker payudara meningkat seiring dengan
Tabel I. resiko peningkatan kanker payudara di lingkungan seer, wanita, semua ras 2001- 2003
(Dipiro et al., 2008)
2) Faktor demografi
urban di Amerika bagian barat tengah dan timur laut: angka terendah
payudara yang tinggi terkait dengan usia, diikuti oleh wanita kulit putih
3) Faktor endokrin
Usia pubertas yang dini, menopause yang lambat, dan kehamilan
setelah usia 55 tahun mempunyai resiko kanker payudara dua kali lebih
berlipat dua kali bila kehamilan pertama tertunda sampai usia setelah 24
tahun dan sekitar berlipat empat setelah usia 30 tahun. Risiko kanker
yang melahirkan tetapi anaknya tidak pernah hidup ketika lahir), yang
bahkan mengamati adanya resiko lebih tinggi bila dua atau lebih
al., 2000).
5) Riwayat tumor payudara jinak (tidak berbahaya)
resiko kanker payudara empat sampai lima kali lipat lebih tinggi dari
tinggi (1,5-3 kali) tetapi peningkatan ini tidak begitu bermakna secara
6) Radiasi
yang terekspose radiasi selama perang dunia II. Radiasi ionisasi juga
2000).
7) Gaya hidup
a) Berat badan
c) Merokok
d) Diet
Terdapat korelasi baik antara variasi diet internasional dalam
pirolisis yang biasa ditemukan pada daging, ikan dan ayam yang
al., 1995).
antara gaya hidup, status nutrisi, semua faktor ini dapat berefek pada
keganasan.
Tanda dan gejala yang paling umum adalah benjolan atau penebalan pada
Tanda dan gejala lanjut dari kanker payudara meliputi kulit cekung
(lesung), retraksi atau deviasi putting susu, dan nyeri, nyeri tekan, atau raba
khusunya berdarah dari puting. Kulit Peau d’orange, kulit tebal dengan
pori-pori menonjol sama dengan kulit jeruk, dan atau ulserasi pada
aksilaris membesar dan atau nodus supraklavikula teraba pada daerah leher.
Tanda dan gejala dari metastase yang luas meliputi nyeri pada bahu,
ukuran dan seberapa jauh penyebarannya pada nodul limfa (sekumpulan sel
sistem imun yang membantu melawan infeksi dan kanker). Huruf M berarti
(anonim, 2006a).
Tabel II. Klasifikasi kanker payudara berdasarkan TNM (Anonim, 2013 d)
Tumor primer
Tis Insitu
T1 Diameter ≤ 2 cm
T1 mic Diameter ≤ 0,1 cm
T1a Diameter ≤ 0,1 – 0,5 cm
T1b Diameter ≤ 0,5 – 1 cm
T1c Diameter ≤ 1 – 2 cm
T2 Diameter tumor terbesar anatara 2-5 cm
T3 Diameter tumor terbesar >5cm
T4 Tumor dengan perluasan langsung ke dinding dada atau kulit
T4a Dinding dada
T4b Udem/ulserasi kulit atau nodul satelit kulit
T4c Keduanya 4a dan 4b
T4d Karcinoma inflamatori
Status Limfonidi
N1 LN.axila mobil P1N1m1 Mikroskopis
metastase 0,2 < N ≤ 2
P1N1a 1-3 LN.aAxila
P1N1b LN.mamaria interna
dengan mikroskopis
metastase dengan
sentinel nodebiopsi
tapi klinis tak tampak
P1N1c 1-3LN.axila dan
LN.mamaria interna
dengan mikroskopik
metastase dengan
sentinel node biopsi
tapi klinis tak tampak.
N2a LN.Axila fix PN2a 4-9 LN axila
N2b LN.Mamaria interna PN2b LN Mamaria interna
klinis + +, klinis +, LN Axila -
N3a Inf. Klavikula PN3a ≥ 10 LN Axila atau
LN inf. Klafikula
N3b Mamaria int. dan axila PN3b LN Mamaria interna
+, klinis +, dengan LN
axila atau > 3LN axila
dan LN mamaria
interna dengan
mikroskopik
metastase dengan
sentinel node biopsi
tapi klinis (-)
N3c Supraklavikula PN3c Supraklavikular
Metastase jauh
Mx Kebutuhan minimum untuk menulai metastase tidak ditemui
M0 Tidak ada bukti metastase jauh
M1 Ada bukti metastase jauh
Untuk membuat rencana terapi yang tepat, diperlukan penetapan
Stage T N M
0 Tis N0 M0
IA T1 N0 M0
IB T0 N1mi M0
T1 N1mi M0
IIA T0 N1 M0
T1 N1 M0
T2 N0 M0
IIB T2 N1 M0
T3 N0 M0
IIIA T0 N2 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1 M0
T3 N2 M0
IIIB T4 N0 M0
T4 N1 M0
T4 N2 M0
IIIC Any T N3 M0
IV Any T Any N M1
pemeriksaan fisik untuk melihat ukuran tumor dan status limfonodi regional
Besar tumor dan keterlibatan limfonodi regional yang dilihat secara klinis
Tabel IV. Angka ketahanan hidup berdasarkan stadium klinis (Dipiro et al., 2008)
dengan disease free survival atau overall survival. Faktor prognosis ini
angka profilerasi).
Faktor prognosis standar yang sering dipakai saat ini untuk kanker
mammorgrafi, dan aspirasi jarum halus (AJH). Kecuali bila sudah terjadi
atau tidak ke kulit atau pectoral atau dinding dada), perubahaan kulit
terfiksasi satu dengan yang lain atau dengan struktur sekitarnya), kemudian
untuk membedakan tumor solid dan suatu kiste, untuk pemandu fungsi
mammografi sebesar 0,46 rad/2,5 mGy tiap payudara. Senyawa yang paling
(radioopak) adalah garam kalsium (kalsifikasi) yang ada dalam sekitar 35%-
26% pada wanita 50-74 tahun, membantu diagnose awal dan terapinya dapat
setiap 1-2 tahun pada usia 40-49 tahun ( Sabiston et al., 1995 ; Velde et al.,
1999).
yang penting pada kanker payudara. Karsinoma duktal infiltratif dan lobular
inflitratif adalah tipe histopatologi yang paling sering dijumpai pada kanker
1 Noninvasive Carsinoma:
a. Ductal Carcinoma In Situ (DCIS)
b. Lobular Carcinoma In Situ (LCIS)
2 Invasive carcinoma
a. Invasive Ductal Carcinoma (IDS)
b. Special type : Mucous Carcinoma (MC)
Medullary Carcinoma
Invasive Lobular Carcinoma
3 Paget’s Disease
Adenoid Cystic Carcinoma (ACC)
KEMOTERAPI NEOADJUVAN
Hampir semua pasien dengan kanker payudara lanjut akan memperoleh terapi
sistemik atau kemoterapi, biasanya diberikan setelah operasi pengangkatan tumor (terapi
adjuvan). Namun, kemoterapi pra operasi (neoadjuvan) lebih baik untuk pasien dengan
karsinoma mamma yang inoperable dan disertai inflamasi atau locally advanced breast
cancer. Sebuah hasil penelitian yang menguntungkan diperoleh dari kemoterapai neoadjuvan
yakni dilaporkan dapat mengkonversi banyak pasien yang inoperable menjadi resectable.13,14
Kemoterapi neoadjuvan banyak akhirnya digunakan untuk mengobati pasien kanker payudara
dengan tumor yang besar (>3 cm) dan locally advanced breast cancer (T3,T4, atau N2).15
Untuk pasien dengan tumor yang operable dan ukurannya besar, breast-conserving surgical
therapy (BCT) mungkin tidak dapat dilakukan. Pada kasus ini, kemoterapi neoadjuvan dapat
memperkecil ukuran tumor, sehingga dapat dilakukan BCT.14
Selain memberi pengaruh terhadap pilihan operasi yakni dengan memfasilitasi
dilakukannya BCT, atau mungkin dengan memperkecil ukuran tumor yang inoperable
menjadi resectable, kemoterapi neoadjuvan dapat memberikan manfaat lain. Meskipun
banyak pakar melaporkan bahwa terapi neoadjuvan mungkin mempengaruhi biologis tumor
dan meningkatkan angka ketahanan hidup dibandingkan dengan terapi adjuvan, namun hal ini
belum banyak terbukti dalam clinical trial.14,15
Regimen kemoterapi yang menggunakan anthracycline diketahui sangat potent dalam
pengobatan karsinoma mamma sehingga regimen ini banyak digunakan sebagai kemoterapi
neoadjuvan. Namun penilitian terbaru menunjukkan bahwa penambahan taxane (docetaxel)
dikombinasikan dengan anthracycline (doxorubicin) memberi respon yang lebih baik
dibandingkan jika hanya diberi anthracycline. Docetaxel memang merupakan agen
antimicrotubular yang dilaporkan menunjukkan respon signifikan pada pasien dengan
metastatic breast cancer termasuk pada mereka yang resisten dengan golongan
anthracycline.15 Regimen kemoterapi neoadjuvan biasanya diberikan 3 siklus sebelum
dilakukan tindakan operasi.5
KEMOTERAPI ADJUVAN
Terapi sistemik ajuvan pada kanker payudara didefinisikan sebagai pemberian
kemoterapi atau agen sitotoksik potensial lain setelah operasi primer dilakukan. Tujuan dari
kemoterapi adjuvan adalah untuk menghilangkan fokus mikroskopis yang potensial dari suatu
kanker yang mungkin masih tertinggal setelah operasi. Umumnya, terapi adjuvan dianjurkan
bagi seorang wanita dengan resiko residif > 10% dalam 10 tahun.6 Konsep kemoterapi
adjuvan merupakan salah satu hal yang sulit bagi banyak pasien. Sering sulit untuk
menyampaikan alasan memberikan pengobatan beracun ini yang hanya menyembuhkan
sebagian kecil dari mereka yang menerimanya, sedangkan proporsi untuk memperoleh
keuntungan akan bergantung pada keseluruhan risiko terjadinya rekurensi.13
Keputusan mengenai pasien mana yang harus direncanakan untuk kemoterapi adjuvan
didasarkan pada analisis risiko-manfaat yang dibuat berdasarkan staging tumor mereka,
termasuk deteksi kanker, umur, dan jenis terapi yang ditawarkan. Semua wanita di bawah
usia 70 tahun, dengan kanker payudara dini harus direncanakan untuk diberikan kemoterapi
adjuvan.13
Kemoterapi adjuvan dengan atau tanpa terapi hormon telah dilaporkan dapat
meningkatkan kelangsungan hidup pada baik dengan nodus negatif atau nodus positif.
Kemoterapi adjuvan dapat meningkatkan 10-tahun survival rate sebesar 7% -11% pada
wanita premenopause pada stadium awal dan 2% -3% pada wanita berusia di atas 50 tahun.16
Kemoterapi dapat menurunkan angka rekurensi sebesar 35% dan angka kematian dari 27%
pada wanita kurang dari 50 tahun dalam 10 tahun. Terdapat penurunan persentase pada
wanita berusia antara 50 dan 69 tahun, dengan menurunkan angka rekurensi sebesar 20% dan
angka mortalitas sebesar 11% dalam 10 tahun.17 Pada tahun 1976, Bonadonna dan rekan-
rekannya mempublikasikan penelitian mereka terhadap kemoterapi adjuvan pada kanker
payudara. Mereka melaporkan bahwa 12 bulan kemoterapi pasca operasi dengan
cyclophosphamide, methotrexate, dan fluorouracil (CMF) menurunkan risiko rekurensi
kanker payudara pada wanita dengan keterlibatan kelenjar getah bening aksilaris.18
Tabel 2. Guidelines Terapi Adjuvan pada kanker payudara dengan keterlibatan kelnjar limfe6
Tabel 3. Resiko Stratifikasi pada kanker payudara tanpa keterlibatan kelnjar limfe6
Tabel 4. Guidelines Terapi Adjuvan pada kanker payudara tanpa keterlibatan kelnjar limfe6
Regimen Standar Kemoterapi pada Karsinoma Mamma
Setelah keputusan untuk pemberian kemoterapi adjuvan dibuat, regimen standar dan
durasi pengobatan harus ditentukan. Banyak rejimen dan durasi pengobatan telah diteliti.
Bonadonna dan rekannya awalnya melaporkan manfaat dari pemberian cyclophosphamide,
methotrexate, dan 5-fluorouracil (CMF) selama 12 bulan, tapi penelitian berikutnya
menunjukkan bahwa dengan 6 bulan terapi CMF memberikan hasil yang sama efektifnya.6,18
Baru-baru ini, empat siklus doxorubicin / siklofosfamid (AC) ditemukan setidaknya sama
efektifnya dengan enam siklus CMF sehingga total waktu pengobatan yang lebih singkat.6
Umumnya, kemoterapi empat sampai enam siklus dianggap sebagai durasi standar
untuk terapi adjuvan. Namun, karena taxanes menunjukkan aktivitas yang signifikan pada
metastatic breast cancer, taxanes juga digunakan sebagai terapi adjuvan. Data awal
menunjukkan bahwa penambahan paclitaxel saja selama empat siklus setelah pemberian AC
(anthracycline) memberikan manfaat untuk pasien highrisk dengan keterlibatan limfonodus.
Penelitian terus-menerus berusaha untuk mendefinisikan peran taxanes dalam pengobatan
stadium awal kanker payudara.6
Beberapa penelitian baru-baru ini melaporkan bahwa rejimen dengan anthracycline
menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan CMF, meskipun sedikit lebih
toksik. Meskipun penelitian ini mendukung penggunaan anthracyclines pada kemoterapi
adjuvan, banyak pasien secara medis tidak dapat menerima obat ini. Dalam kasus ini, CMF
masih merupakan rejimen yang cukup efektif. Kemoterapi adjuvan yang sering digunakan
dapat dilihat pada tabel 5.6
Monitoring Klinis
Hasil kemoterapi adjuvan pada pasien kanker payudara dapat berespon berbeda-beda.
Tumor solid pada kanker payudara dapat memberi respon berbeda-beda terhadap pemberian
kemoterapi dan dibagi kedalam Complete response (CR), Partial response (PR), Progressive
disease (PD), Stable disease (SD). Berikut ini perbandingan antara respon tumor solid
terhadap kemoterapi menurut WHO dan Response Evaluation Criteria in Solid Tumors,9
Tabel 5. Klasifikasi respon tumor terhadap kemoterapi menurut WHO dan RECIST.9
Tabel 6.Obat kemoterapi yang paling efektif untuk metastatic breast cancer.6
Tabel 7.Obat kemoterapi lain untuk metastatic breast cancer.6
Kerontokan rambut
Kemoterapi akan menyebabkan kerusakan pada folikel rambut sehingga rambut akan
mudah patah dan rontok. Kerontokan rambut ini secara klinis tidak membahayakan, akan
tetapi dapat mengganggu aspek sosial dan psikologis dari penderita kanker. Kerontokan
rambut ini tidak bersifat permanen sehingga apabila kemoterapi dihentikan maka rambut
akan tumbuh kembali. Penggunaan kompres dingin di kepala untuk pencegahan kerontokan
rambut masih menjadi kontroversi.6,25
Fatique
Fatique adalah perasaan lelah atau kurang energi. Definisi pasti mengenai fatique
sampai saat ini belum ada kesepakatan. Penyebab dan mekanisme pastinya sampai saat ini
belum diketahui. Namun demikian fatique hampir selalu timbul pada setiap penderita yang
menjalani kemoterapi. Fatique akibat efek samping kemoterapi berbeda dengan kondisi
fatique sehari-hari yang biasanya hilang setelah istirahat. Fatique akibat kemoterapi biasanya
muncul tiba-tiba dan tidak hilang atau berkurang dengan istirahat.24
Gejala fatique berbeda pada setiap individu dan sangat subyektif, tergantung juga pada
jenis obat dan dosis obat kemoterapi yang digunakan. Dapat berlangsung dalam waktu
seminggu atau bahkan sampai sebulan, tetapi biasanya berkurang sesuai sel kanker yang
respon terhadap kemoterapi yang dilakukan.6,25
Efek Samping Obat Kemoterapi yang Banyak Digunakan Berdasarkan Golongan Obat
Kemoterapi
Anti-metabolit
Metotreksat
Metotreksat yang termasuk obat anti-metabolit merupakan salah satu obat kemoterapi
yang banyak digunakan. Selain digunakan untuk mengobati berbagai jenis leukemia,
metotreksat juga banyak digunakan dalam pengobatan kanker payudara, kanker tulang,
kanker kandung kemih.24
Struktur metotreksat menyerupai molekul asam folat dengan perbedaan yang sangat
tipis sehingga disebut analog asam folat yang akan menghambat enzim dihidrofolat reductase
yang bertugas mensintesis DNA. Sebagai anti-metabolit metotreksat akan menghentikan
proses replikasi DNA pada fase S, sehingga akan menghentikan pembelahan sel-sel kanker.24
Untuk mengurangi efek samping biasanya diberikan asam folat untuk mempercepat
perbaikan sel tubuh normal, terutama pada pemberian dosis tinggi preparat yang biasa
digunakan adalah leucovorin.25 Beberapa efek samping metotreksat antara lain:6
1. Depresi sumsum tulang.
Depresi sumsum tulang dengan berbagai akibatnya merupakan salah satu efek samping
yang sering terjadi pada pengobatan dengan metotreksat. Manifestasi klinis yang timbul
akibat adanya depresi sumsum tulang adalah cepat lelah atau bahkan sampai pada keadaan
sesak nafas dan gagal jantung akibat dari anemia oleh karena produksi sel-sel darah merah
yang menurun. Perdarahan juga merupakan salah satu manisfestasi klinis dari depresi
sumsum tulang akibat dari penurunan dari jumlah produksi trombosit. Selain itu yang paling
sering terjadi adalah lebih mudahnya tubuh terkena infeksi sebagai akibat dari penurunan
produksi sel darah putih, sehingga biasanya sebelum dimulai pengobatan dengan metotreksat
penderita terlebih dahulu mendapat beberapa vaksinasi untuk melindungi tubuh dari bahaya
infeksi yang mungkin terjadi selama menjalani pengobatan dengan metotreksat.
2. Kerusakan mukosa.
Kerusakan mukosa akan berakibat berbagai macam manifestasi klinis sesuai dengan
yang terkena seperti misalnya stomatitis dan perdarahan saluran cerna. Bagi penderita peptic
ulcer dan kolitis ulserosa perlu mendapat perhatian khusus.
3. Gagal ginjal akut
Terutama pada penggunaan dosis tinggi/high dose dan penggunaan bersamaan obat
kemoterapi lain yang bersifat nefrotoksik. Untuk mencegah terjadinya gagal ginjal
dibutuhkan hidrasi cairan dan juga perlu dilakukan alkalinisasi urin untuk mengurangi
keasaman urin.
4. Fatigue atau kelelahan.
5. Gangguan hati
Peningkatan enzim hati (transaminase) dan penyakit hati kronis (fibrosis, sirosis).
Pemantauan fungsi hati harus dilakukan untuk mencegah kerusakan hati lebih lanjut.
6. Gangguan sistem saraf
Dapat terjadi kejang terutama pada pasien leukemia akut, pada dosis tinggi/high dose
dapat terjadi stroke–like encephalopathy. Pada penggunaan secara intratekal dapat terjadi
efek samping myelopati dan leukoensepalopati kronis.
7. Kerontokan rambut.
8. Penurunan nafsu makan
Epirubicin
Epirubicin merupakan kemoterapi yang bekerja dengan cara mengikat DNA sel kanker,
sehingga sel kanker tersebut tidak bisa berkembang biak. Epirubicin biasa digunakan dalam
kemoterapi kanker payudara, ovarium, usus, dan beberapa keganasan pada anak. Efek
samping yang ditimbulkan oleh epirubicin sama seperti doxorubicin yang telah diuraikan
diatas.6
Agen Alkylating
Siklofosfamid
Siklofosfamid banyak digunakan dalam terapi leukemia, kanker paru, payudara.
Mekanisme kerja siklofosfamid yang termasuk golongan alkylating dengan cara merusak dan
menghentikan aktifitas DNA, sehingga akan menyebabkan kematian pada sel kanker.
Siklofosfamid biasanya diberikan dalam bentuk injeksi intravena dan oral yang diminum
sebelum makan.24
Efek samping yang ditimbulkan oleh karena pemberian siklofosfamid antara lain
adalah:6
1. Penurunan nafsu makan
2. Depresi sumsum tulang
3. Iritasi mukosa kandung kemih dan ginjal
Hal ini dapat dicegah dengan cara hidrasi sebelum pemberian dan dengan penggunaan
preparat mesna.
4. Kebotakan