Baku-Mutu-Udara-Ambien Jawa Tengah PDF
Baku-Mutu-Udara-Ambien Jawa Tengah PDF
com
1 Thn
5 HC (Hidro Carbon) 3 Jam 160 µg/Nm3 Flame Ionization Gas Chromatografi
http://slidepdf.com/reader/full/baku-mutu-udara-ambien-di-propinsi-jawa-tengah 1/6
5/11/2018 BakuMutuUdaraAmbien DiPropinsiJawaTengah-slidepdf.com
d. Opasitas 20 %
b. Generator Set (Pembangkit Listrik) a. Total partikel 350
b. Sulfur Dioksida (SO2) 800
c. Nitrogen Dioksida (NO2) 1.000
d. Opasitas 20 %
Catatan :
a. Nitrogen dioksida ditentukan sebagai NO2.
b. Konsentrasi partikulat pada Boiler, Genset dan Oven dikoreksi sebesar 7% O2.
c. Volume gas dalam keadaan standar ( 25 oC dan tekanan 1 atm ).
d. Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantuan dan di kembangkan untuk memperoleh
hubungan korelatif dengan pengamatan total partikel.
e. Pemberlakuan BME untuk 95% waktu operasi normal selama 3 bulan.
I Stasiun Pemurnian
1. Industri Gula Proses Sulfitasi
a. Sulfitasi Nira Mentah a. Total Sulfur Tereduksi
(Total Reduce Sulphur-TRS) 35
b. Sulfur Dioksida (SO2) 800
II Utilitas
Pembangkit Tenaga Uap (Boiler) a. Total partikel 350
b. Sulfur Dioksida (SO2) 800
c. Nitrogen Dioksida (NO2) 1.000
d. Opasitas 35 %
Catatan :
a. Nitrogen dioksida ditentukan sebagai NO2.
b. Total sulphur tereduksi dihitung sebagai H2S
c. Volume gas dalam keadaan standar ( 25 oC dan tekanan 1 atm ).
d. Untuk boiler, konsentrasi partikel dikoreksi sebesar 7 % oksigen.
e. Opasitas
untuk digunakan
memperoleh sebagaikorelatif
hubungan indikator praktispengamatan
dengan pemantuan total
dan di kembangkan
partikel.
f. Pemberlakuan BME untuk 95% waktu operasi normal selama 3 bulan.
http://slidepdf.com/reader/full/baku-mutu-udara-ambien-di-propinsi-jawa-tengah 2/6
5/11/2018 BakuMutuUdaraAmbien DiPropinsiJawaTengah-slidepdf.com
BATAS MAKSIMUM
NO PARAMETER
(mg/m3)
A. BUKAN LOGAM
6 Opasitas 20%
7 Total Partikel 350
B. LOGAM
1 Air Raksa 5
2 Arsen (As) 8
3 Antimon (Sb) 8
4 Kadmium (Cd) 8
5 Seng (Zn) 50
6 Timah Panas (Pb) 12
Catatan :
a. Volume gas dalam keadaan standar ( 25 oC dan tekanan 1 atm ).
b. Total sulphur tereduksi dihitung sebagai H2S.
c. Penentuan parameter berdasarkan dari jenis industri dan sumbernya.
Catatan :
a. Nitrogen dioksida ditentukan sebagai NO2.
b. Konsentrasi partikulat dikoreksi sebesar 3% O2.
c. Volume gas dalam keadaan standar ( 25 oC dan tekanan 1 atm ).
d. Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantuan dan di kembangkan untuk
memperoleh hubungan korelatif dengan pengamatan total partikel.
e. Pemberlakuan BME untuk 95% waktu operasi normal selama 3 bulan.
http://slidepdf.com/reader/full/baku-mutu-udara-ambien-di-propinsi-jawa-tengah 3/6
5/11/2018 BakuMutuUdaraAmbien DiPropinsiJawaTengah-slidepdf.com
Catatan
a. : dioksida ditentukan sebagai NO2.
Nitrogen
b. Volume gas dalam keadaan standar ( 25 oC dan tekanan 1 atm ).
c. Kosentrasi partikel untuk sumber pembakaran (misal: Kiln) harus dikoreksi sampai 7 % oksigen.
d. Standard diatas berlaku untuk proses kering.
e. Batas maksimum total partikel untuk :
i. Proses basah : 250 mg/m3.
ii. Proses kiln : 500 mg/m3.
f. Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantuan dan dikembangkan untuk memperoleh
hubungan korelatif dengan pengamatan total partikel.
g. Pemberlakuan BME untuk 95% waktu operasi normal selama 3 bulan
Pb (mg/m3) - - 1,24 -
Opasitas ( % ) - - - 20
Bosch ( % ) - - - 47
Keterangan :
HC : Hidro Karbon.
CO : Karbon Monoksida
SO2 : Sulfur Dioksida
http://slidepdf.com/reader/full/baku-mutu-udara-ambien-di-propinsi-jawa-tengah 4/6
5/11/2018 BakuMutuUdaraAmbien DiPropinsiJawaTengah-slidepdf.com
1 Tanur Peleburan
a. Tanur Oksigen Basa a. Total partikel 150
(Basic Oxygen Furnace) b. Sulfur Dioksida (SO2) 800
c. Nitrogen Dioksida (NO2) 1.000
d. Pulumbum (Pb) 12
e. Zink (Zn) 50
f. Arsen (As) 8
g. Opasitas
h. Cadmium (Cd) 8
20 %
b. Tanur Busur Listrik a. Total partikel 150
(Electric Arc Furnace) b. Sulfur Dioksida (SO2) 800
c. Nitrogen Dioksida (NO2) 1.000
d. Pulumbum (Pb) 12
e. Zink (Zn) 50
f. Arsen (As) 8
g. Cadmium (Cd) 8
h. Opasitas 20 %
2 Dapur Pelunakan Baja
a. Reheating Furnance a. Total partikel 150
b. Sulfur Dioksida (SO2) 800
c. Nitrogen Dioksida (NO2 1.000
d. Opasitas 20 %
b. Annealing Furnace a. Total partikel 150
b. Sulfur Dioksida (SO2) 800
c. Nitrogen Dioksida (NO2 1.000
d. Opasitas 20 %
3 Furnace Proses Pelapisan
a. Furnance Degreasing a. Total partikel 150
b. Sulfur Dioksida (SO2) 800
c. Nitrogen Dioksida (NO2) 1.000
d. Opasitas 20 %
b. Furnace Fluxing a. Total partikel 150
b. Sulfur Dioksida (SO2) 800
c. Nitrogen Dioksida (NO2) 1.000
d. Opasitas 20 %
c. Furnace Galvanizing a. Total partikel 150
b. Sulfur Dioksida (SO2) 800
c. Nitrogen Dioksida (NO2) 1.000
d. Opasitas 20 %
4 Proses Pelapisan Metal
a. Proses Galvanizing a. Total partikel 150
b. Sulfur Dioksida (SO2) 800
c. Nitrogen Dioksida (NO2) 1.000
d. Hidrogen Chlorida (HCl) 5
e. Opasitas 20 %
b. Proses Acid Pickling & a. Total partikel 150
Regeration b. Sulfur Dioksida (SO2) 800
c. Nitrogen Dioksida (NO2) 1.000
d. Hidrogen Chlorida (HCl) 5
e. Opasitas 20 %
c. Proses Pengecatan a. Total partikel 150
b. Hidrogen Chlorida 5
5 Utilitas
a . Pembangkit Li strik (Generator Set) a. Tota l partikel 230
b. Sulfur Dioksida (SO2) 800
c. Nitrogen Dioksida (NO2) 1.000
d. Opasitas 20 %
b. Tenaga Ketel Uap (Power Boiler) a. Total partikel 230
b. Sulfur Dioksida (SO2) 800
c. Nitrogen Dioksida (NO2) 1.000
d. Opasitas 20 %
http://slidepdf.com/reader/full/baku-mutu-udara-ambien-di-propinsi-jawa-tengah 5/6
5/11/2018 BakuMutuUdaraAmbien DiPropinsiJawaTengah-slidepdf.com
Catatan :
a. Nitrogen oksida ditentukan sebagai NO2.
b. Volume gas dalam keadaan standar (25 0C dan tekanan 1 atm)
c. Untuk sumber pembakaran, partikel dikoreksi sebesar 10% Oksigen.
d. Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantuan dan di kembangkan untuk
memperoleh hubungan korelatif dengan pengamatan total partikel.
e. Pemberlakuan BME untuk 95% waktu operasi normal selama tiga bulan.
f. Yang termasuk industri besi, baja, logam dan sejenisnya adalah :
1. Industri Besi Baja dasar (Pellet bijih besi, biji besi sinter ).
2. Industri Pengecoran besi baja ( Foundry ).
3. Industri Pembuatan baja billet dan slab.
4. Industri baja lembaran lapis seng ( GI Sheet ).
5. Industri lembaran lapis timah.
6. Industri lembaran lapis logam lainnya.
7. Industri baja lapis non logam.
8. Industri Peleburan almunium.
9. Industri pengecoran tembaga.
1 Tungku Recovery
(Recovery Furnace) a. Total partikel 230
b. Total Sulfur Tereduksi
(Total Reduced Sulphur-TSR) 10
c. Opasitas 20 %
2 Tanur Putar Pembakaran Kapur
(Lime Kiln) a. Total partikel 250
b. Total Sulfur Tereduksi
(Total Reduced Sulphur-TSR) 10
c. Opasitas 20 %
3 Tangki Pelarut Lelehan
(Smelt Dissolving Tank) a. Total partikel 260
b. Total Sulfur Tereduksi
(Total Reduced Sulphur-TSR) 10
c. Opasitas 35 %
4 Digester b. Total Sulfur Tereduksi
(Total Reduced Sulphur-TSR) 10
c. Opasitas 35 %
5 Unit Pemutih (Bleach Plant) a. Klorin (Cl2) 10
b. Klorine Dioksida (ClO2) 125
c. Opasitas 35 %
6 Unit Proses Fumigasi Sulfur Dioksida (SO2) 800
Catatan :
a. TRS ditentukan sebagai H 2S.
TRS meliputi senyawa Hidrogen Sulfida, Metil Merkaptan, Dimetil sulfida, Dimetil disulfida.
b. Nitrogen Oksida ditentukan sebagai NO2.
c. Koreksi 8% oksigen Tungku Recovery.
d. Koreksi 7% oksigen untuk Boiler.
e. Koreksi 10% oksigen untuk sumber lain ( selain tungku Recovery dan Boiler ).
f. Volume gas dalam keadaan standar ( 25 oC dan tekanan 1 atm ).
g. Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan dan dikembangkan untuk memperoleh
hubungan korelasi dengan pengamatan total partikel.
h. Pemberlakuan BME untuk 95% waktu operasi normal selama 3 bulan.
i. Pemberlakuan BME ini termasuk industri :
• Kertas budaya ( Kertas tulis, cetak, kertas koran ).
• Kertas industri ( Kertas karbon, kertas kraft, kertas bungkus khusus, kertas bungkus biasa, kertas medium).
http://slidepdf.com/reader/full/baku-mutu-udara-ambien-di-propinsi-jawa-tengah 6/6