Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. A DENGAN DIAGNOSA


SYSTEMIC LUPUS ERITEMATOSUS (SLE) DI RUANG FRESIA 1
RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG

Diajukan untuk memenuhi nilai mata kuliah Stase Keperawatan Medikal Bedah
Program Profesi Ners XXXVI

Disusun Oleh :
Afifa Rachmani
Annisa Nuraisyah
Alia Ichbaria

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXXVI


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANNDUNG
2019
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. A DENGAN DIAGNOSA
SYSTEMIC LUPUS ERITEMATOSUS (SLE) DI RUANG FRESIA 1
RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG

Tanggal Pengkajian : Rabu, 04 Januari 2018


Tempat : Ruang Fresia 1
Sumber data : Pasien, keluarga pasien, dan dokumen rekam medis pasien

1. Identitas Pasien dan Keluarga


A. Identitas Pasien
Nama pasien : Ny. A
Nomor rekam medik : 00012486
Tempat, Tanggal Lahir : Cianjur, 03-09-1993
Umur : 25 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : S1
Pekerjaan : Guru
Status Perkawinan : Menikah
Suku/ Bangsa : Sunda/ Indonesia
Alamat : Gang. H Sujai Pos Wetan RT 03/011, Desa
Kertamulya, Kec. Padalarang – Kab.
Bandung Barat.
Diagnosa medik : Systemic Lupus Eritematsus (SLE)
Tanggal Masuk RS : 25 Desember 2018

B. Identitas Keluarga/ Penanggung Jawab


Nama : Tn. K
Hubungan dengan Pasien : Anak
Alamat : Gang. H Sujai Pos Wetan RT 03/011, Desa
Kertamulya, Kec. Padalarang – Kab.
Bandung Barat.
2. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan badannya lemas
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengatakan badannya lemas dan hanya bisa tiduran di tempat
tidur. Ibu pasien mengatakan bahwa 2 hari yang lalu sampai saat ini
pasien mengalami keluhan mual dan muntah. Mual muntah juga di alami
pasien sejak awal pasien hamil sampai dengan melahirkan. Selain itu, ibu
pasien mengatakan sejak pasien hamil sampai sekarang pasien mengalami
penurunan nafsu makan, sehingga menyebabkan pasien mengalami
penurunan berat badan dari 45 kg menjadi 38 kg dalam waktu 8 bulan.
Pasien mengatakan telah di rawat di rumah sakit mulai dari tanggal 25
Desember 2018, pasien di bawa ke rumah sakit karena mengalami
pendarahan melalui anus, pada tanggal 27 Desember 2018 pasien
mengalami kontraksi dan hingga akhirnya pasien melahirkan pada tanggal
28 Desember 2018 secara normal di RSHS dengan berat badan bayi 1500
gram dan panjang badan bayi 42 cm. Pasien melahirkan pada saat usia
kehamilan 34 minggu.

3. Riwayat Kesehatan Dahulu


Pasien mengatakan memiliki riwayat penyakit SLE sejak tahun
2012, pada tahun 2012 pasien juga pernah di rawat di RSHS karena
penyakit SLEnya kambuh akibat tidak minum obat secara rutin. Apabila
pasien telat minum obat akan timbul bercak merah seperti kupu – kupu dan
pasien merasa lemas. Pasien telat minum obat karena pasien tidak
megetahui bahwa pasien harus minum obat secara rutin untuk mengatasi
penyakitnya. Pasien juga mengatakan belum mengetahui secara jelas
mengenai kondisi penyakitnya. Pada tahun 2018 ketika pasien hamil anak
pertama, pasien juga pernah di rawat di rumah sakit Cianjur akibat pasien
mengalami gangguan hyperemesis gravidarum.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu pasien mengatakan bahwa bibi pasien mengalami penyakit
SLE yang serupa dengan pasien.
5. Riwayat Psiko-sosio-spiritual-kultural dan Konsep diri
a. Psikologis
Pasien berlapang dada dengan keadaan yang menimpanya dan merasa
harus sabar melalui proses penyembuhan. Motivasi pasien untuk
sembuh juga sangat tinggi karea pasien ingin segera pulang karena
gejala mual muntah sudah hilang, hanya tinggal menunggu pemulihan
badan yang lemas. Pasien juga ingin cepat pulang dan sembuh karena
ingin mengurus anak pertamanya yang baru lahir.
b. Sosial
Sebelum sakit pasien sering mengikuti kegiatan pengajian ibu – ibu
dan arisan di area lingkungan rumah pasien. Pasien juga merupakan
seorang guru, sehingga pasien banyak bersosialisasi dengan murid dan
orang tua murid, sehingga selama dirumah sakit pasien banyak
tetangga, guru, murid dan orang tua murid yang menjenguk. Pasien juga
ditemani oleh anaknya dan terkadang suaminya.
c. Spiritual
Pasien seorang penganut agama islam. Pasien mengatakan walaupun
sakit pasien masih melaksanakn shalat dan mengaji di tempat tidur.
Menurut keluarga salah satu upaya untuk meningkatkan kesembuhan
pasien adalah dengan mendoakan pasien. Berdasarkan kondisi tersebut
dapat disimpulkan bahwa pasien berasal dari keluarga yang religius.
Tidak ada nilai dan keyakinan pada keluarga yang bertentangan dengan
nilai-nilai kesehatan. Tidak ada perubahan terkait keyakinan keluarga
setelah pasien sakit.
d. Kultural
Pasien berasal dari suku sunda sehingga pasien dibesarkan dan hidup
dalam budaya sunda. Tidak ada kebiasaan atau ritual yang dilakukan
oleh pasien.
e. Konsep Diri
 Gambaran Diri
Pasien merasa telah menerima kondisi fisik dan perubahan yang
terjadi pada diri pasien
 Peran Diri
Pasien mengatakan walaupun memiliki penyakit SLE sejak tahun
2012, namun pasien tetap menjalani aktivitasnya seperti biasa.
Pasien tetap bekerja sebagai mahasiswa, guru dan ibu rumah
tangga.
 Identitas Diri
Penampilan pasien sesuai dengan gendernya sebagai seorang
perempuan.
 Harga Diri
Pasien mengatakan walaupun pasien memiliki penyakit SLE yang
membuat wajah pasien terkadang timbul bercak merah dan lemas,
pasien tidak merasa malu dengan suami dan lingkungan sekitarnya,
pasien optimis bahwa penyakitnya bisa sembuh.
 Ideal Diri
Pasien berharap ingin segera pulang karena gejala mual muntah
sudah hilang, hanya tinggal menunggu pemulihan badan yang
lemas. Pasien juga berharap ingin cepat pulang dan sembuh karena
ingin mengurus anak pertamanya yang baru lahir dan bekerja
kembali sebagai guru di sekolah.
6. Riwayat ADL
Jenis Kegiatan Sebelum di rawat Sesudah di rawat
Pola Nutrisi dan Cairan
Makan
Jenis Makanan Nasi, sayur, lauk Bubur sumsum, telur, tempe,
pauk, buah dan tahu
jarang mengonsumsi
susu.
Frekuensi 3 x/ hari 3 x/hari

Jumlah porsi 1 porsi 1/2 porsi


Alergi Tidak ada Tidak ada
Minum
Jenis Minuman Air mineral Air mineral + susu rendah
lemak + infus
Jumlah 2 L/hari 1 L + 750 ml/hari + 600
ml/hari
Kebutuhan 30-50 x 38 = 1140 – 30-50 x 38 = 1140 – 1900
cairan: 1900 ml/hari ml/hari
30-50ml/BB/24jam
Pola Eliminasi
BAK
Frekuensi 5-6x/hari 3-4 kali/ hari
Warna Kuning jernih Kuning pekat
Jumlah tidak diketahui Tidak diketahui
Jumlah Urin 1 - 2 x 38 = 38 - 76 1 - 2 x 38 = 38 - 76 ml/jam =
Perhari: ml/jam = 912 – 912 – 1824 ml/hari
1-2 ml/kgBB/jam 1824 ml/hari
BAB
Frekuensi 3 – 5 x/hari 1- 2x/hari
Warna Merah darah Kuning kecoklatan
Konsistensi Cair Lembek

Balance Cairan
Input Cairan :
= Minum (1.750 cc) + Air metabolisme (5cc x 38 kg –
300) + Infus (600 cc)
= 1.750 + -110 + 600
= 2.240 cc
Output Cairan :
= Urin (912 cc) + IWL (15cc x 38)
= 912 + 570
= 1482 cc
Balance Cairan :
= Total input cairan – total output cairan
= 2.240 – 1482
= 758 cc
Pola Istirahat Tidur
Siang
Kualitas Nyenyak Nyenyak
Kuantitas ± 2 jam ± 2 jam
Malam
Kualitas Nyenyak Nyenyak

Kuantitas ± 6-8 jam ± 6-8 jam

Personal Hygiene
Kebersihan kulit Mandi 2x/hari Mandi 1x/hari
Kebersihan mulut Sikat gigi 2x/hari Pasien sikat gigi sehari sekali
Kebersihan rambut Keramas 2x/minggu Keramas terakhir tgl 25
Desember 2018 sebelum di
rawat
Kebersihan kuku Gunting kuku Bersih, kuku pendek
1x/minggu mandiri
Mobilisasi Pasien dapat Pasien dapat duduk secara
mandiri, namun untuk
beraktivitas biasa
mobilisasi ke kamar mandi di
bantu oleh keluarga

3. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : E4 M6 V5
Kondisi umum : Pasien tampak lemah
2. Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 100 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,4oC
3. Antropometri
BB saat ini : 38 kg
TB : 150 cm
𝐵𝐵 (𝑘𝑔) 38 𝑘𝑔
IMT : 𝑇𝐵 (𝑚) 𝑥 𝑇𝐵 (𝑚) = 2,25= 16,8 𝑚2 (Underweight)

Kebutuhan Nutrisi
Perhitungan kalori menggunakan rumus Mifflin
TEE = BMR x FA x FS
BMR Perempuan = (10 x BB) + (6.25 x TB) – (5 x U) – 161
Keterangan:
- TEE = Total Energi Expenditure
- BMR = Basal Metabolisme Rate
- FA = Faktor Aktivitas (Bedrest = 1; Aktivitas 1.1; Sehat = 1.2)
- FS = Faktor Stress (Sehat = 1.2; Kanker 1.3 – 1.4; Mal Nutrisi 1.5)
- BB = Berat Badan
- TB = Tinggi Badan
- U = Usia dalam Tahun
BMR Pasien = (10 x BB) + (6.25 x TB) – (5 x U) -161
= (10 x 38) + (6.25 x 150) – (5 x 25) - 161
= 380 + 937, 5 – 125 -161
= 1031,5
TEE = BMR x FA x FS
= 1031,5 x 1 x 1.5
= 1547,25 KKal
Protein = [15/100 x 1547,25] / 4 = 58,02 gram
Lemak = [25/100 x1547,25] / 9 = 42,9 gram
Karbohidrat = [60/100 x 1547,25] / 4= 232,08 gram
Serat = 30 gram/ hari
Kebutuhan Energi (Harris dan Benedict)
BEE Laki-laki = 66 + (13.7 x BB) + (5 x TB) – (6.8 x U)
BEE Perempuan = 655 + (9.6 x BB) + (1.8 x TB) – (4.7 x U)
Note : *Cara Cepat
BEE Laki-laki = 1 kkal x kg BB x 24 jam (Rumus Cepat A)
= 30 kkal x kg BB (Rumus Cepat B)
BEE Perempuan = 0.95 kkal x kg BB x 24 jam (Rumus Cepat A)
= 25 kkal x kg BB (Rumus Cepat B)

a. BEE Pasien = 655 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) – (4,7 x U)


= 655 + (9,6 x 38) + (1,8 x 150) – (4,7 x 25)
= 655 + 364,8 + 270 – 117,5
= 1172,3 kkal
b. Protein = 15% dari total kebutuhan energi
= 15% x 1172,3 = 175,84 kkal
c. Lemak = 25% dari total kebutuhan energi
= 25% x 1172,3 = 293,07 kkal
d. Karbohidrat = 60 % dari total kebutuhan kalori
= 60% x 1172,3 = 703,38 kkal
e. Serat = 30 gram/hari

4. Per Sistem
a. Sistem Integumen
Distribusi rambut merata. Rambut hitam dan terlihat bersih. Kulit
berwarna putih dan terlihat pucat, kjungtiva anemis, tidak ada lesi dan
edema, turgor lembab, ikterik (-). Akral ekstremitas atas dan bawah
hangat, CRT < 2 detik. Pasien terpasang infus di tangan kanan.

Formulir Skala Braden


(Patricia, 2012, hlm 1310)
PARAMETER TEMUAN SKOR
Persepsi 1.Tidak 2.Gangguan 3.Gangguan 4. Tidak
sensori merasakan
atau
sensori
pada bagian ½
sensori
pada 1 atau 2
ada
gangguan
4
respon permukaan ekstremitas atau sensori,
terhadap tubuh berespon pada berespon
stimulus atau perintah verbal penuh
nyeri, hanya tapi terhadap
kesadaran berespon pada tidak selalu perintah
menurun stimuli nyeri mampu verbal.
mengatakan
ketidaknyamana
n
Kelembapan 1. Selalu 2.Sangat 3. Kadang 4.Kulit
terpapar
oleh keringat
lembab lembab kering 4
atau
urine basah

Aktivitas 1. Terbaring 2. Tidak bisa 3. Berjalan 4.Dapat


ditempat
tidur
berjalan dengan
atau tanpa
berjalan
sekitar
3
bantuan Ruangan

1. Tidak 2. Tidak dapat 3 Dapat 4. Dapat


Mobilitas mampu
bergerak
merubah posisi
secara tepat
membuat
perubahan posisi
merubah
posisi
4
dan tubuh atau tanpa
teratur ekstremitas bantuan
dengan mandiri

Nutrisi 1. Tidak 2. 3. Mampu 4.


dapat
menghabiska
Jarang mampu
menghabiskan
menghabiskan
lebih dari ½
Dapat
menghabis
3
n 1/3 porsi ½ porsi porsi kan porsi
makannya, makanannya makannya Makannya,
sedikit atau tidak
minum, intake cairan memerluk
puasa atau kurang dari an
minum air jumlah suplement
putih, optimum asi
atau nutrisi.
mendapat
infus lebih
dari 5 hari

Gesekan 1.Tidak 2. 3.
mampu
mengangkat
Membutuhkan
bantuan
Tidak
membutuhkan
3
badannya minimal bantuan
sendiri, atau mengangkat mengangkat
spastik, tubuhnya tubuhnya
kontraktur
atau gelisah
TOTAL SKOR 21
Analisa skor skala Braden yang didapat dengan kriteria :
1) Risiko ringan jika skor 15-23
2) Risiko sedang jika skor 13-14
3) Risiko berat jika skor 10-12
4) Risiko sangat berat jika skor kurang dari 10
Hasil : Pasien berada pada kategori risiko dekubitus ringan
b. Sistem Respirasi
Bentuk dada dan pergerakan dada simetris. Tidak terdapat
penggunaan nafas cuping hidung, otot bantu nafas, dan alat bantu nafas.
Tidak terdapat retraksi intercosta, pola napas normal dengan frekuensi 20
x/menit dan suara paru vesikuler. Pasien tidak mengeluh sesak napas dan
batuk-batuk.
c. Sistem Kardiovaskuler
Pasien mengeluh pusing, konjungtiva anemis, suara jantung S1 diikuti
S2 reguler, tidak terdapat suara S2 maupun murmur, perkusi dullness di
daerah jantung, tidak terdapat peningkatan JVP. Nadi: 100 x/menit, CRT <
2 detik, dan tekanan darah: 110/80 mmHg.
d. Sistem Gastrointestinal
Bibir simetris, mukosa mulut lembab, lidah merah muda, tidak
terdapat stomatitis, reflek menelan dan mengunyah (+). Sklera tidak
ikterik. Abdomen datar, tidak ada nyeri tekan, BU: 8x/menit. BAB 1-
2x/hari, ada mual-muntah, dan makanan yang diberikan dari rumah sakit
hanya habis ½ porsi.
e. Sistem Genitourinaria
Alat kelamin tidak terkaji tetapi pasien mengatakan tidak ada masalah
pada area genitalia. Pasien BAK 3 – 4x/hari di kamar mandi dibantu oleh
ibu atau suaminya dengan warna urine output kuning. Pasien tidak
memiliki keluhan pada area perkemihan.
f. Sistem Muskuloskeletal
Pasien tampak lemah. Kekuatan otot pada ekstermitas atas (5│5),
ekstermitas bawah (5│5), tidak ada fraktur tertutup. Pasien mampu
menggerakkan badannya secara mandiri hingga duduk.
g. Sistem Endokrin
Tidak tampak dan tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening.
h. Sistem Persyarafan
Nervus I : Fungsi penghiduan/ penciuman normal.
Nervus II : Ketajaman penglihatan dan lapang lapang normal.
Nervus III : Pupil bereaksi terhadap cahaya (+).
Nervus IV : Pergerakan mata normal.
Nervus V : Wajah masih bisa merasakan sensasi tajam dan tumpul.
Nervus VI : Mata masih bisa mengikuti gerakan jari.
Nervus VII : Ekspresi wajah baik, masih bisa mengerutkan wajah dan
menggembungkan pipi, fungsi pengecap baik.
Nervus VIII : Fungsi pendengaran masih baik.
Nervus IX : Fungsi menelan baik.
Nervus X : Refleks tersedak/ muntah (+).
Nervus XI : Pergerakan leher normal.
Nervus XII : Pergerakan lidah normal.

5. Pengkajian Risiko jatuh


No Risiko Nilai Skor
1 Riwayat jatuh yang baru atau dalam Tidak 0 0
bulan terakhir Ya 25
2 Diagnosis Medis-Sekunder >1 Tidak 0 0
Ya 15
3 Alat bantu jalan : 0
 Bed rest/ dibantu perawat 0
 Penopang, tongkat/walker 15
 Furnitur 30
4 Memakai terapi heparin lock/IV Tidak 0 0
Ya 20
5 Cara berjalan/berpindah 0
 Normal/bed rest/imobilisasi 0
 Lemah 10
 Terganggu 20
6 Status Mental 0
 Orientasi sesuai kemampuan diri 0
 Lupa keterbatasan diri 15
Total skor 0
Pasien tidak berisiko (0-24)/ risiko rendah-sedang (25-45)/risiko
tinggi (<45)
Hasil : Pasien beresiko tinggi
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 04 Januari 2019
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan

Hematologi 8 Parameter

Hemoglobin 6,1 g/dL 12.3-15.3 Rendah

Hematokrit 17,6 % 36.0-45.0 Rendah

Leukosit 10,70 /uL 4.50-11.0 Normal

Eritrosit 2,29 juta/uL 4.2-5.5 Rendah

Trombosit 239 ribu/uL 150-450 Normal

Indeks Eritrosit

MCV 76,9 fL 80-96 Normal

MCH 26,6 pg 27.5-33.2 Rendah

MCHC 34,7 % 33.4-35.5 Normal

Hitung Jenis Leukosit

Basofil 0% 0-1 Normal

Eosinofil 0% 0-4 Normal

Neutrofil Batang 2% 3-5 Normal

Neutrofil Segmen 85 % 45-73 Tinggi

Limfosit 6% 18-44 Rendah

Monosit 1% 3-8 Rendah


Tanggal 05 Januari 2019

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan

Hematologi 8 Parameter

Hemoglobin 9,8 g/dL 12.3-15.3 Rendah

Hematokrit 27,2 % 36.0-45.0 Rendah

Leukosit 10,29 /uL 4.50-11.0 Normal

Eritrosit 3,45 juta/uL 4.2-5.5 Rendah

Trombosit 282 ribu/uL 150-450 Normal

Indeks Eritrosit

MCV 78,8 fL 80-96 Normal

MCH 28,4 pg 27.5-33.2 Normal

MCHC 36,0 % 33.4-35.5 Normal

Hitung Jenis Leukosit

Basofil 0% 0-1 Normal

Eosinofil 0% 0-4 Normal

Neutrofil Batang 3% 3-5 Normal

Neutrofil Segmen 84 % 45-73 Tinggi

Limfosit 5% 18-44 Rendah

Monosit 4% 3-8 Normal


5. TERAPI

Nama Obat Dosis Fungsi Efek samping


Imuran 2x50 Imuran termasuk kelompok obat Tinja berwarna hitam,
imunosupresan yang cara kerjanya Ada darah dalam urine
gr
adalah menurunkan sistem
dan tinja, Gusi
kekebalan tubuh alami
berdarah, Kelenjar
seseorang. Obat ini juga digunakanmembengkak,
untuk menghilangkan rasa nyeri Perdarahan, kelelahan,
dan bengkak pada rheumatoid atau kelemahan yang
arthritis parah yang tidak teratasi
tidak biasa, Muncul
oleh obat-obatan anti inflamasi non
bintik merah pada
steroid (NSAID). Obat ini juga kulit, Dada terasa
kerap diresepkan untuk mengatasi sakit, demam, atau
penyakit autoimun seperti penyakitkedinginan, Batuk dan
seliac atau sprue, , lupus
tenggorokan serak,
eritematosus sistemik, penyakit Sulit mengeluarkan
takayasu, myasthenia gravis,
urine, Napas pendek,
dan vaskulitis. Sariawan pada bibir
atau mulut, Menjadi
sering mual atau
muntah, Muncul
benjolan yang tidak
biasa, Peradangan
pada pankreas dan
usus besar.
Asam Folat 1 x Salah satu fungsi asam folat adalah -
membentuk sel darah merah. Tanpa
10gr
asam folat yang cukup, maka
produksi sel darah merah akan
selalu di bawah normal sehingga
mudah mengidap anemia.
CaCo3 3 x1gr Kalsium karbonat adalah obat maag Anorexia, Sembelit,
untuk mengobati gejala yang Perut kembung, Mual,
disebabkan oleh terlalu Muntah,
banyak asam lambung di perut, Hiperkalsemia,
seperti mulas, sakit perut, atau Hipofosfatemia (kadar
gangguan pencernaan. Kalsium fosfat di darah yang
karbonat adalah obat jenis antasida rendah akibatnya
yang bekerja dengan menurunkan tingginya kadar
jumlah asam dalam perut. Obat ini kalsium di darah),
juga dapat digunakan untuk Sindrom susu-alkali
mencegah atau mengobati kadar
kalsium darah yang rendah pada
orang yang tidak mendapatkan
cukup kalsium dari makanan
mereka.
Asam 3 x1 gr Asam traneksamat bekerja dengan Sakit kepala, Nyeri
tranexamat cara menghambat hancurnya otot dan sendi, Hidung
bekuan darah yang sudah tersumbat, Nyeri perut,
terbentuk, sehingga perdarahan Nyeri punggung,
tidak terus terjadi. Asam Mual dan muntah,
traneksamat digunakan untuk Diare, Lemas, Anemia,
mengurangi perdarahan pada Migrain, Pusing
wanita dengan menorrhagia dan
mencegah perdarahan saat tindakan
cabut gigi pada pasien hemofilia.
Namun terkadang asam
traneksamat juga digunakan
untuk mimisan, hifema atau
perdarahan pada mata, perdarahan
pasca operasi, dan hereditary
angioedema, yaitu kelainan genetik
yang mengakibatkan
pembengkakan di bawah kulit.
Omeprazol 1 x1 gr Omeprazole adalah obat untuk  Demam, Gejala flu,
mengatasi masalah perut dan seperti hidung
kerongkongan yang diakibatkan tersumbat, bersin-
oleh asam lambung. Cara kerjanya bersin, sakit
adalah dengan menurunkan kadar tenggorokan
asam yang diproduksi perut.  Sakit perut, buang
Omeprazole juga dapat angina, Mual, muntah,
meringankan gejala panas perut, diare ringan atau
kesulitan menelan, dan batuk yang  Sakit kepala
tak kunjung hilang. Fungsi lainnya
adalah membantu menyembuhkan
kerusakan asam di perut dan
kerongkongan, membantu
mencegah luka lambung, dan dapat
juga mencegah kanker
kerongkongan. Omeprazole
tergolong dalam obat golongan
proton pump inhibitors (PPIs).
Vitamin K 3x1 gr Berkeringat, Pusing,
Vitamin K termasuk golongan
Perubahan pada indera
vitamin yang larut dalam lemak.
pengecap, Kulit
Vitamin ini dapat ditemukan dalam
(terutama pada wajah
berbagai bahan makanan, misalnya
dan leher) terasa
bayam, brokoli, kacang kedelai,
merah, panas, atau
daging, telur, stroberi, sereal, serta
kesemutan.
minyak sayur. Kecukupan asupan
vitamin K berperan penting dalam
proses pembekuan darah dan
kesehatan tulang. Kekurangan
vitamin K jarang terjadi pada orang
dewasa, melainkan sering dialami
oleh bayi yang baru lahir.
Defisiensi ini dapat memicu
terjadinya perdarahan yang sulit
dihentikan.

Metil Methylprednisolone adalah salah Mual dan muntah,


Prednisolon satu jenis obat kortikosteroid yang Nyeri ulu hati, Sakit
dapat menekan sistem kekebalan perut, Gangguan
tubuh dan mengurangi reaksi pencernaan, Lemas
peradangan serta gejalanya, seperti dan lelah,
pembengkakan, nyeri, atau ruam. Mengeluarkan banyak
Obat ini biasanya digunakan untuk keringat.
mengatasi peradangan (inflamasi)
dalam berbagai penyakit,
misalnya penyakit Crohn, kolitis
ulseratif, alergi, arthritis
rheumatoid, asma, multiple
sclerosis, serta jenis-jenis kanker
tertentu.
Domperidon 3x1 Domperidone merupakan obat Pusing, Sakit kepala,
golongan antiemetik yang dapat Mengantuk, Nyeri
meredakan rasa mual, muntah, payudara, Cemas,
gangguan perut, rasa tidak nyaman Denyut jantung
akibat kekenyangan, serta refluks meningkat, Diare.
asam lambung (GERD). Obat ini
biasanya diresepkan oleh dokter
untuk penggunaan jangka pendek.
Domperidone bekerja dengan cara
mempercepat proses pencernaan
makanan di dalam lambung agar
lanjut ke usus. Dengan begitu, rasa
mual dapat dihentikan.
Furosemid 1x4 Furosemide adalah obat golongan Pusing,Vertigo, Mual
diuretik yang digunakan untuk dan muntah,
membuang cairan atau garam Penglihatan buram,
berlebih di dalam tubuh melalui Diare, Konstipasi.
urine dan meredakan
pembengkakan yang disebabkan
oleh gagal jantung, penyakit hati,
penyakit ginjal atau kondisi terkait.
Furosemide juga dapat digunakan
untuk penderita tekanan darah
tinggi (hipertensi) saat obat diuretik
lainnya tidak bisa mengatasi
kondisi ini lagi. Obat ini bisa
digunakan sendiri atau
dikombinasikan dengan obat
diuretik lainnya, seperti triamtene
atau spironolactone. Kadang-
kadang obat ini juga diresepkan
bersama dengan mineral kalium.
Gelofosin 500 ml Gelofusin berfungsi sebagai infus -
yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan volume pada keadaan
jumlah darah yang menurun. Selain
itu gelofusin juga digunakan
sebagai salah satu infus untuk
digunakan bersamaan dengan alat
pencuci darah.
Albumin 1x500 Albumin adalah protein utama yang Urtikaria atau biduran,
gr terdapat dalam darah manusia yang Demam, Sensasi rasa
diproduksi oleh organ hati. panas dan berkeringat
Albumin berfungsi untuk mengatur (hot flushes), Haus,
tekanan dalam pembuluh darah dan Peningkatan tekanan
menjaga agar cairan yang terdapat darah, Sakit kepala,
dalam pembuluh darah tidak bocor Mual dan muntah,
ke jaringan tubuh sekitarnya. Detak jantung
meningkat (takikardia)
atau menurun
(bradikardia)

4. ANALISA DATA
No Data Etologi Masalah
1. DS : Genetik Ketidakefektifan Perfusi
1. Tanggal 25 Desember 2018, Jaringan
pasien di bawa ke rumah sakit
karena mengalami Peningkatan autoimun
pendarahan melalui anus berlebihan
sebanyak 3 – 5x/hari dengan
intensitas cair
DO : Pembentukan lupus
1. Konjungtiva pasien nampak
anemis
2. Kulit pasien nampak pucat Produksi antibodi terus
3. Hb : 6,1 g/dL menerus
4. Ht : 17,6 %
5. Eritrosit : 2,29 juta/uL
Autoimun menyerang organ
– organ tubuh (sel, jaringan)
Darah

Penurunan suplai O2 ke
jaringan

Penurunan Hb

Anemia

Ketidakefektifan Perfusi
Jaringan

2. DS : Genetik Keletihan (Fatigue)


1. Pasien mengatakan badannya
lemas dan hanya bisa tiduran
di tempat tidur. Peningkatan autoimun
2. Pasien megatakan apabila berlebihan
pasien telat minum obat
pasien akan merasa lemas
DO: Pembentukan lupus
1. Kondisi umum pasien nampak
terlihat lemah
2. Konjungtiva pasien nampak Produksi antibodi terus
anemis menerus
3. Kulit pasien nampak pucat
4. Hb : 6,1 g/dL
5. Ht : 17,6 % Autoimun menyerang organ
6. Eritrosit : 2,29 juta/uL – organ tubuh (sel, jaringan)

Darah

Penurunan suplai O2 ke
jaringan

Penurunan Hb

Anemia

Lemas dan letih


Keletihan (Fatigue)
3. DS : Genetik Ketidakseimbangan
1. Ibu pasien mengatakan bahwa Nutrisi Kurang dari
2 hari yang lalu sampai saat Kebutuhan
ini pasien mengalami keluhan Peningkatan autoimun
mual dan muntah. Mual berlebihan
muntah juga di alami pasien
sejak awal pasien hamil
sampai dengan melahirkan. Pembentukan lupus
Selain itu, ibu pasien
mengatakan sejak pasien
hamil sampai sekarang pasien Produksi antibodi terus
mengalami penurunan nafsu menerus
makan.
2. Ibu pasien mengatakan bahwa
pasien mengalami penurunan Autoimun menyerang organ
berat badan dari 45 kg – organ tubuh (sel, jaringan)
menjadi 38 kg dalam waktu 8
bulan.
3. Ibu pasien mengatakan bahwa Hati
pasien hanya megonsumsi
bubur sumsum di rumah sakit
dan hanya habis 1/2 porsi. Kesalahan sintesa zat yang
DO : dibutuhkan tubuh
𝑘𝑔
1. IMT : 16,8 𝑚2 (Underweight)

2. Badan pasien nampak terlihat Mual, muntah


kurus
Penurunan nafsu makan

Penurunan BB

Ketidakseimbangan Nutrisi
Kurang dari Kebutuhan
4. DS : Genetik Defisiensi Pengetahuan
1. Pasien megatakan apabila
pasien telat minum obat
pasien akan merasa lemas dan Peningkatan autoimun
penyakitnya akan kambuh. berlebihan
2. Pasien telat minum obat
karena pasien tidak
megetahui bahwa pasien Pembentukan lupus
harus minum obat secara rutin
untuk mengatasi penyakitnya. Produksi antibodi terus
3. Pasien juga mengatakan menerus
belum mengetahui secara
jelas mengenai kondisi
penyakitnya. SLE
DO :
-
Kurang informasi terkait
penyakitnya

Ketidakpatuhan minum obat

Defisien pengetahuan

5. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai
oksigen ke jaringan
2. Keletihan berhubungan dengan peningkatan aktivitas penyakit
3. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan
penurunan nafsu makan
4. Defisien Pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai
kondisi penyakitnya.
6. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. A Ruangan : Fresia 1
Usia : 25 tahun Nama Mahasiswa : Alia Ichbaria

No
Tujuan Intervensi Rasional
Dx
1. Setelah dilakukan 1. Kaji kondisi status 1. Pengeluaran cairan
tindakan hemodinamika pervaginal sebagai akibat
keperawatan abortus memiliki
selama 3x24 jam, karekteristik bervariasi
tidak terjadi 2. Ukur pengeluaran harian 2. Jumlah cairan ditentukan
gangguan perfusi dari jumlah kebutuhan
jaringan harian ditambah dengan
Kriteria Hasil : jumlah cairan yang hilang
- bibir klien pervaginal
lembab 3. Catat haluaran dan 3. Mengetahui penurunanan
- ttv dalam batas pemasukan sirkulasi terhadap destruksi
normal sel darah merah.
- HB dan Ht 4. Observasi Nadi dan Tensi 4. Mengetahui tanda
normal hipovolume (perdarahan).
- Turgor kulit 5. Berikan diet halus 5. Memudahkan penyerapan
baik diet
- CRT kurang 6. Nilai hasil lab. HB/HT 6. Menghindari perdarahan
dari 3 detik spontan karena proliferasi
sel darah merah.
7. Berikan sejumlah cairan IV 7. Mempertahankan
sesuai indikasi keseimbangan cairan dan
elektrolit dan transfusi.
8. Evaluasi status 8. Penilaian dapat dilakukan
hemodinamika secara harian melalui
pemeriksaan fisik.

2. Setelah dilakukan 1. Kaji adanya pembatasan 1. Megidentifikasi kegiatan


tindakan klien dalam melakukan sehari – hari yang dapat
keperawatan aktivitas memperberat kondisi klien
selama 3x24 jam 2. Kaji faktor yang 2. Faktor penyebab keletihan
keletihan (fatigue) menyebabkan keletihan salah satunya yakni
dapat teratasi aktifitas klien yang berat
dengan kriteria serta tidak teratur
hasil : 3. Monitor nutrisi dan 3. Nutrisi merupakan salah
1.Memverbalisasik sumber energi yang satu indikator yang sangat
a peningkatan adekuat berperan dalam timbulnya
energy dan merasa energi
lebih baik. 4. Monitor pasien akan 4. Keterkaitan kelelahan fisik
2. Menjelaskan adanya kelelahan fisik dan dan emosi yang tidak
penggunaan energy emosi secara berlebihan stabil embuat kondisi
untuk mengatasi semakin berat kurangnya
keletihan support sistem yang
3. Hb & Ht normal berpengaruh
4. TTV normal 5. Monitor tanda – tanda 5. Melihat perkembangan
5. Istirahat cukup vital terhadap aktivitas hemodinamika klien
6.Mempertahankan berhubungan dengan
kemampuan untuk aktivitas klien
berkonsentrasi 6. Monitor pola tidur dan 6. Kebutuhan istirahat dan
lamanya tidur /istirahat tidur yang cukup
pasien membantu dalam
mekanisme klien
7. Bantu aktivitas sehari – 7. Mengurangi beban dan
hari sesuai dengan mengajarkan klien untuk
kebutuhan mandiri
8. Tingkat tirah baring dan 8. Membantu dalam
pembatasan aktifitas pemulihan dan kestabilan
(tingkatkan periode tubuh
istirahat)
9. Kolaborasi dengan ahli 9. Asupan berenergi tinggi
gizi untuk meningkatkan membantu dalam
asupan makanan yang mengembalikan asupa
berenergi tinggi energi klien

3. Setelah dilakukan 1. Kaji jumlah nutrisi dan 1. Monitor asupan nutrisi


tindakan kandungan kalori yang dikonsumsi
keperawatan 2. Berikan informasi tentang 2. Informasi membantu
selama 3x24 jam kebutuhan nutrisi pemahaman tentang
nutrisi dapat pentingnya nutrisi
terpenuhi dengan 3. Kaji kemampuan pasien 3. Mengetahui dan
kriteria hasil : untuk mendapatkan nutrisi mengidentifikasi
1. peningkatan yang dibutuhkan kebutuhan nutrisi yang
berat badan. dibutuhkan klien
2. berat badan ideal 4. Kolaborasi dengan ahli gizi 4. Nutrisi yang seimbang
sesuai tinggi bdan untuk menentukan jumlah membantu dalam
3. tidak ada tanda kalori dan nutrisi yang terpenuhinya kebutuhan
malnutrisi dibutuhkan pasien nutrisi yang dibutuhkan
4. mual muntah 5. Anjurkan pasien untuk 5. Fe berfungsi untuk
berkurang meningkatkan intake Fe mengangkut O2 dan
5. menunjukan pembentukan energi
peningkatan fungsi 6. Anjurkan pasien untuk 6. Protein dan vitamin C juga
menelan meningkatkan protein dan baik untuk kesehatan kulit
6. tidak terjadi vitamin C
penurunan berat 7. Kolaborasi Pemberian diit 1. Makanan yang
badan berarti yang dimakan mengandung mengandung banyak serat
tinggi serat untuk mencegah bermanfaat dalam proses
kontipasi metabolisme

4 Setelah dilakukan
. tindakan 1. Kaji tingkat pengetahuan 1. Mengidentifikasi sejauh
keperawatan psien tentang proses mana klien mengetahui
selama 1x24 jam penyakit yang spesifik perihal penyakit klien
diharapkan 2. Gambarkan tanda dan 2. Gambaran tanda dan gejala
defisiensi gejala yang biasa muncul membantu klien
pengetahuan dapat pada penyakit dengan cara mengidentifikasi
teratasi dengan yang tepat prognosis penyakit
Kriteria hasil: 3. Berikan informasi pada 3. Penyampaian informasi
1. pasien dan pasien tentang kondisi yang tepat membantu
keluarga dengan cara yang tepat pemahaman yang baik
menyatakan untuk klien
memahami tentang 4. Identifikasi kemungkinan 4. Manajemen pencegahan
penyakit, kondisi penyebab dengan cara yang dapat diterapkan ketika
prognosis dan tepat diketahui penyebab
program 5. Diskusikan perubahan gaya 5. Manajemen dan
pengobatan. hidup yang mungkin pencegahan dapat
2. Pasien dan diperlukan untuk mencegah teridentifikasi dalam
keluarga mampu komplikasi dimasa yanga kondisi klien
menjelaskan kan datang dan atau proses
kembali apa yang pengontrolan penyakit
dijelaskan perawat 6. Diskusikan pilihan terapi 6.Terapi yang tepat sesuai
atau penanganan dengan intervensi
7. Instruksikan pasien 7. Membantu dalam proses
mengenal tanda dan gejala perawatan prognosis
untuk melaporkan pada penyakit
pemberi perawatan
kesehatan dengan cara yang .
tepat

Anda mungkin juga menyukai