Anda di halaman 1dari 4

Review seminar

Pembicara 1 : Prof Dr. EdyMeiyanto,M,Si.,Apt


Judul : Menakar kemanfaatan produk alami sebagai bahan oksidan dan antioksidan
didasarkan pada mekanisme biomolekuler KANKER.

Obat dibagi menjadi 2 yaitu mikromolekul (molekul yang kecil) dan makromolekul (molekul
yang besar). Obat juga dapat untuk mengatasi sel yang berpenyakit.

 Konsep biomolekuler
Di dalam sel terdapat organel sel. Kromosom sebagai penyusun DNA, system ekspresi gen
menjadi protein yang bisa di ekspresikan RNA yang membawa antikodon ke protein dan
kemudian dikemas. Protein yang bekerja di membrane sel mengarah menuju inti sel , perintah
utama ada di dalam inti sel namun ada penyesuaian sinyal yang diterima oleh inti.
Protein kinase (protein terbanyak) berperan penting dalam regulasi pada proses transkripsi di inti
sel. Kanker disebabkan oleh perubahan ekspresi gen dan protein, serta perubahan sifat protein.
Perubahannya sangat kompleks pada sel kanker.
 Metabolisme sel kanker
Sel kanker aktif dalam metabolism untuk proses aktivasi yang sumber energinya dari karbohidrat
dan menghasilkan ROS (reactive oxygen species). Antioksidan alami (di dalam tubuh) juga bisa
menjadi pemicu adanya radikal. Fungsi antioksidan yang semestinya adalah mencegah terjadinya
sel kanker. ROS dapat memicu timbulnya tumor. ROS yang melebihi batas dapat membunuh sel
kanker sehingga dapat menyebabkan penuaan sel (aging) dan mengakibatkan apoptosis
 Agen prooksidan dan antioksidan
ROS bisa merusak molekul seperti aldehid yang dapat menyebabkan apoptosis. ROS dapat
dinetralisir enzim antioksidan di dalam tubuh. Agen prooksidan yaitu enzim antioksidan yang
ada di dalam tubuh (ada mekanisme yang berbeda). Pewarna pendeteksi ROS di dalam sel diukur
dengan fotometri, jika bereaksi dengan radikal akan berfluoresensi dengan panjang gelombang
tertentu. Warna merah merupakan tanda adanya pergeseran panjang gelombang dan dihitung
berapa panjang gelombangnya. Jika ROS tinggi dapat dinetralisir oleh gen antioksidan
Pembicara 2 : Dr. Neny Nurainy, Apt
Judul : Pengembangan obat berbasis biomolekuler

Tanaman dalam metabolisme dibagi menjadi 2 yaitu metabolit primer dan sekunder.
Fungsi metabolit primer untuk cadangan makanan dari tanaman, sedangkan metabolit sekunder
berfungsi sebagai pertahanan hidup dari lingkungan. Contoh metabolit sekunder pada tanaman
adalah polifenol, tanin dan saponin, sedangkan contoh metabolit sekunder pada manusia adalah
glutation (glu 2). Glutation merupakan hasil metabolisme fase 2 dan merupakan bagian dari
tubuh yang menghasilkan antioksidan.
Ciri-ciri polifenol :
 Mempunyai gugus OH (poli) ikatan hidroksi
 Mudah sekali berikatan dengan DNA, protein dan enzim.
Reserpin merupakan suatu polifenol yang dapat menurunkan tekanan darah tetapi pemakaian
jangka panjang dapat menyebabkan depresi. Polifenol sangat ditentukan oleh ikatannya dengan
albumin yang memberikan efek dan bentuk yang bebas untuk aktivitas biologinya. Semakin
banyak yang terikat dengan albumin atau protein plasma, maka semakin menurunkan efek
polifenolnya.
Polifenol mampu berikatan dengan membran, maka inflamator tidak akan terbentuk.
Obat-obat analgesik sentral memiliki reseptor pada membran protein tertentu. Reseptor glutamat
jika aktif dapat menimbulkan suatu impuls nyeri.
Kokain memblokade atau menghambat dan me-reuptake impuls.
Pembicara3 :Dra. Lucia Endang W., M.Si.,Apt
Judul : Aspek biomolekuler polifenol obat herbal

 Latar belakang pemahaman biomolekuler herbal medicine


Obat herbal memiliki kandungan metabolit sekunder dan primer. Metabolite primer digunakan
untuk kelangsungan hidup, metabolite sekunder biasanya senyawa yang BM rendah dan untuk
pertahanan tanaman terhadap lingkungannya. Pengaruh BM yang rendah terhadap pertahanan
tanaman adalah hanya untuk membandingkan antioksidan luar yang rendah dan antioksidan
alami yang jumlahnya tinggi. Contohnya metabolit dari tubuh adalah glutation hasil metabolisme
fase 2. Glutation adalah bagian dari tubuh yang memiliki khasiat sebagai antioksidan. Polifenol
termasuk dalam metabolite sekunder. Polifenol adalah senyawa yang memiliki gugus fenol,
gugus fenol adalah senyawa rangkap yang lengkap, mudah membentuk ikatan hydrogen- protein
peptide DNA. Polifenol mudah sekali berikatan dengan komponen tubuh dan akan menimbulkan
perubahan fisiologi tubuh. Sasaran aksi dari polifenol adalah membran. Polifenol sebagai
mediator inflamasi dan dapat menyebabkan membrane sel stabil.

 Interaksi polifenol dengan reseptor


Efek analgetik sentral antara lain : morfin (papaversomniferum), tetrahidrocanabinol/ THC/
ganja (cannabis sativa) sp, Cocaine (erythroxylon coca). Analagetik sentral memiliki reseptor
opioid. Biasanya obat-obat diatas digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri, adapun
mekanisme nyeri yaitu rangsangan (mekanik, termal, ataukimia) diterima oleh reseptor nyeri
yang ada di hampir setiap jaringan tubuh, rangsangan ini diubah ke dalam bentuk impuls yang
dihantarkan ke pusat nyeri di korteks otak. Setelah di proses di pusat nyeri, impuls dikembalikan
ke perifer dalam bentuk persepsi nyeri (rasa nyeri yang seringkita alami). Morfin merupakan
reseptor opioid yang tidak aktif dan akan di rilis menjadi glutamate yang aktif menyebabkan
nyeri hlang, begitu pula dengan cannabis pada reserptor THC. Sedangkan reseptor yang awalnya
tidak aktif dia akan dirilis dan akan menjadi glutamate aktif sehingg analgetik sentral dapat di
release.
 Interaksi polifenol dengan protein pentransfer
Reserpin (HT) menurunkan darah sentral yang berikatan dengan protein pentransfer yang
menyebabkan tekanan darah rendah atau efek antihipertensif. Untuk hipertensi kronis atau
jangka panjang menimbulkan kekosongan atau kumulatif yang akan terjadi rangsangan rilisnya
MAO dan akan terjadi degradasi transmeter. Vehicle kosong menimbulkan kerusakan reseptor
yang tidak aktif contonya reseptor β, β yang sensitive akan menimbulkan depresi sehingga tidak
bisa digunakan untuk drug of choice. Jika depresi diberi propanolol menjadikan sensitifiitasnya
rendah dan propanolol merupakan obat off label, propanolol digunakan untuk mengatasi
kecemasan. Peristiwa tersebut terjadi di SSP yang mengandung lipid yang complicated dipilih
lipid soluable.
 Polifenol sebagai anti infeksi
Polifenol yang berikatan dengan protein dapat digunakan sebagai anti-infeksi yakni yang
berikatan dengan protein. Salah satu senyawa yang bisa digunakan sebagai anti infeksi/anti
mikroba adalah saponin. Fungsi dari saponin yaitu bias meriliskan esgosterol. Penyakit
kolesterol terjadi akibat emulsifikasi saponin.
 Polifenol sebagai sumber antioksidan untuk penyakit kardiovaskuler
ROS (reactive oxygen species) yang menetralkan adalah antioksidan SOD dan glutation. Jika
ROS terlalu banyak maka antioksidan alami tidak bisa menangkal radikal bebas. Respon
inflamasi akan berfungsi jika ada gejala dan dapat dihentikan oleh polifenol. Kerusakan sel dapat
menimbulkan penyakit degenerative. Peranan polifenol pada penyakit neurodegenerative dan
kardiovaskuler adalah untuk mengurangi gejala pada penyakit Parkinson, aging, Alzheimer, DM,
dan asma. Penyakit Parkinson disebabkan oleh kerusakan mutasi protein parkin dan nuklein pada
saraf dopaminergik, ciri-ciri Parkinson adalah tremor dan gangguan saraf motorik. Pada
penderita Parkinson, reseptor dopamine mengalami kerusakan sehingga tidak bisa
mengendalikan GABA, jumlah GABA akan meningkat dan menimbulkan gangguan pada
asetilkolin (ACh) sehingga jumlah asetilkolin tidak terkendalikan (berlebih) menyebabkan
tremor.

Anda mungkin juga menyukai