Anda di halaman 1dari 4

LIMFOMA NON HODGKIN

Bambang Permono, IDG Ugrasena, Mia Ratwita A.

BATASAN
Limfoma non hodgkin adalah keganasan primer jaringan limfoid yang bersifat padat
yang pada dasarnya merupakan keganasan sel limfosit.

EPIDEMIOLOGI
Limfoma merupakan penyakit keganasan yang sering ditemukan pada anak sepertiga
leukemia dan keganasan susunan syaraf pusat. Angka kejadian tertinggi pada umur 7-
10 tahun dan jarang dijumpai pada usia dibawah 2 tahun. Laki-laki lebih sering bila
dibandingkan wanita dengan perbandingan 2,5 : 1. Angka kejadiannya setiap tahun
diperkirakan meningkat dan di USA 16,4 persejuta anak dibawah usia 14 tahun.
Angka kejadian limfoma malignum di Indonesia sampai saat ini belum diketahui
dengan pasti.

KLASIFIKASI HISTOPATOLOGI
Klasifikasi yang banyak dipergunakan adalah dari Rappaport (R), Kiel (K), Lukes and
Collins, WHO dan Working Formulation (WF).

Tabel 1. : Klasifikasi histopatologi LNH pada anak

KIEL RAPPAPORT WORKING FORMULA


High grade High grade
Limfoblastik Burkitt’s dan Difus undiferentiated
Small non cleaved cell
bentuk lainnya (Burkitt’s dan non Burkitt’s)

Limfoblastik komoluted Limfoblastik difus Limfoblatik


Limfoblastik non klasifikasi

Imunoblastik Histiositik difus Imunoblastik sel besar


Sentroblastik Intermediate grade
Difus sel besar

PDT – Bag./SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair/RSU Dr. Soetomo Surabaya 97


GEJALA KLINIS DAN LABORATORIUM
 Masa intra abdominal dan intratorakal (masa mediastinum) sering disertai efusi
pleura.
 Pada anak lebih besar sering ditemukan masa mediastinal (25-35%) khususnya
pada limfoma limfoblastik sel T. Gejala yang menonjol adalah nyeri, disfagi, sesak
napas, pembengkakan daerah leher, muka, dan sekitar leher, akibat obstruksi vena
kava superior.
 Pembesaran kelenjar limfe (limfadenopati) di sebelah atas diafragma meliputi
leher, supraklavikular atau aksiler, tetapi jarang sekali pembesaran kelenjar limfe
retroperitoneal.
 Pembesaran limpa dan hati menunjukkan keterlibatan sumsum tulang sering
menunjukkan gejala leukemia limfoblastik akut.
 Gambaran laboratorium dalam batas normal, kadar LDH dan asam urat
menggambarkan adanya tumor lisis maupun nekrosis jaringan.

DIAGNOSIS
 Riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik sangat penting.
 Diagnosis ditegakkan dengan biopsi, pemeriksaan sitologis cairan efusi maupun
aspirasi sumsum tulang, bila dimungkinkan dengan pemeriksaaan imunologik dan
sitogenik.
 Pemeriksaan lain adalah pemeriksaan darah lengkap, fungsi hati, fungsi ginjal,
cairan serebrospinal, asam urat, LDH, USG abdomen dan scanning tulang.

PDT – Bag./SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair/RSU Dr. Soetomo Surabaya 98


Tabel 2. : Skema Stadium LNH Dari St. Jude Children’s Research

Hospital

STADIUM KARAKTERISTIK
Tumor tunggal (ekstranodal) atau tumor di daerah regional tunggal (nodal), kecuali di
I
daerah mediastinum atau abdomen.
II Tumor tunggal (ekstra nodal) disertai perluasan tumor di kelenjar regional
Tumor lebih dari satu tetapi masih satu sisi dengan diagfragma

Tumor primer pada gastrointestinal (ileosekal) dengan atau tanpa perluasan ke


mesenterium

III Tumor lebih dari dua (ekstra nodal) pada kedua sisi diagfragma
Tumor dua atau lebih pada satu sisi diagfragma
Tumor primer di daerah intratorakal (mediastinal, pleura, tinus)
Tumor meluas pada intraabdominal yang unresektabel
Tumor pada paraspinal atau epidural
IV Tumor meluas dan penyebaran ke sumsum tulang atau susunan saraf pusat.

PENATALAKSANAAN
Kemoterapi dengan menggunakan protokol COMP terdiri dari :
 Fase induksi :
- Siklofosfamid 1,2 g/m2 iv (hari ke-1)
- Vinkristin 2 mg/m2 iv (hari ke-3, 10, 18, 26)
- Metotreksat 300 mg/m2 iv (hari ke-12)
- Metotreksat 6,25 mg/m2 it (hari ke-4, 30, 34)
- Prednison 60 mg/m2 po (hari ke-3 sampai 30 kemudian diturunkan
bertahap sampai hari ke-40
 Fase rumatan :
- Siklofosfamid 1,0 g/m2 iv (minggu ke-0, 4, 8, 12, 16, 20)
- Vinkristin 1,5 mg/m2 iv (minggu ke-0, 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20)
- Metotreksat 300 mg/m2 iv (minggu ke-2, 6, 10, 14, 18)
- Metotreksat 6,25 mg/m2 it (minggu ke-4, 8, 12, 16, 20)
- Prednison 60 mg/m2 po selama 5 hari (minggu ke-0, 4, 8, 12, 16, 20)
Selama kemoterapi dilakukan pemeriksaan fungsi hati, ginjal tiap bulan.

PDT – Bag./SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair/RSU Dr. Soetomo Surabaya 99


DAFTAR PUSTAKA
1. Patte C. Non Hodgkin’s Lymphoma. Dalam Pinkerton CR and Plowman PN
penyunting. Paediatric Oncology. Edisi ke-2. London; Chapman & Hall Medical;
1997 : 278-295.
2. Oberlin O, Mc Dowell HP. Hodgkin’s Disease. Dalam Pinkerton CR and
Plowman PN penyunting. Paediatric Oncology. Edisi ke-2. London; Chapman &
Hall Medical; 1997 : 296-319.
3. Hudson MM, Donaldson SS. Dalam Poplack DG, Pizzo PZ penyunting. Principles
and Prcatice of Pediatric Oncology. Edisi ke-4. Philadelphia; Lippincott Williams
& Wilkins; 2002 : 661-705.
4. Magrath It. Malignant Non-Hodgkin’s Lymphomas in Children. Dalam Poplack
DG, Pizzo PA penyuting. Principles and Practice of Pediatric Oncology. Edisi ke-
4. Philadelphia; Lippincott Williams & Wilkins; 2002 : 661-705.
5. Büyüpamukçu M. Non-Hodgkin’s Disease. Dalam Voute PA, Kalifa C, and Barret
A penyunting. Cancer in Children Clinical Management, Edisi ke-4. New York;
Oxford University Press; 1999 : 119-136.
6. Oberlin O. Hodgkin’s Disease. Dalam Voute PA, Kalifa C, and Barret A
penyunting. Cancer in Children Clinical Management, Edisi ke-4. New York;
Oxford University Press; 1999 : 137-153.
7. Lanzkowsky MB, ChB. Hodgkin’s Disease. Dalam Lanzkowsky MB, ChB,
penyunting. Manual of Pediatric Hematology Oncology. Edisi ke-2. New York;
Churchill Livingstone; 1995 : 347-373.
8. Lanzkowsky MB, ChB. Non-Hodgkin’s Disease. Dalam Lanzkowsky MB, ChB,
penyunting. Manual of Pediatric Hematology Oncology. Edisi ke-2. New York;
Churchill Livingstone; 1995 : 375-396.

PDT – Bag./SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair/RSU Dr. Soetomo Surabaya 100

Anda mungkin juga menyukai