FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2017
IMPLEMENTASI PEMBEBANAN JAMINAN
DENGAN JAMINAN FIDUSIA PADA KOPERASI
SERBA USAHA ARTHA ASIH SEJAHTERA
DI GIANYAR
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2017
ii
Lembar Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Pembimbing II
iii
SKRIPSI INI TELAH DIUJI
Anggota : 1. ( )
NIP :
2. ( )
NIP :
3. ( )
NIP :
iv
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
Puji syukur penulis panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena
Jaminan Dengan Jaminan Fidusia Pada Koperasi Serba Usaha Artha Asih
hambatan yang dialami dan tidak akan berhasil dengan baik tanpa adanya
dukungan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung. Oleh
1. Bapak Prof. Dr. I Made Arya Utama, SH.,MHum., Dekan Fakultas Hukum
Universitas Udayana.
2. Bapak Dr. Gde Made Swardhana, SH., MH., Wakil Dekan I Fakultas
3. Ibu Dr. Ni Ketut Sri Utari, SH., MH., Wakil Dekan II Fakultas Hukum
Universitas Udayana.
4. Bapak Dr. I Gede Yusa, SH., MH., Wakil Dekan III Fakultas Hukum
Universitas Udayana.
v
6. Bapak Dr. Marwanto, SH.M.,Hum. Dosen Pembimbing I yang dengan sabar
10. Seluruh Staf Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas Udayana yang telah
11. Ayah dan ibu, orang tua yang sangat penulis cintai dan banggakan yang
12. Keluarga Besar Koperasi Serba Usaha Artha Asih Sejahtera, khusunya
vi
13. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
mengharapkan adanya kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata, penulis
berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan dan
Penulis
vii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
Hukum/Skripsi ini merupakan hasil karya asli penulis, tidak terdapat karya yang
manapun, dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh penulis lain, kecuali yang
secara tertulis diacu dalam naskah ini disebutkan dalam daftar pustaka.
duplikasi ataupun plagiasi dari hasil karya penulis lain dan/atau dengan sengaja
mengajukan karya atau pendapat yang merupakan hasil karya penulis lain, maka
penulis bersedia menerima sanksi akademik dan/atau sanksi hukum yang berlaku.
ilmiah tanpa ada paksaan maupun tekanan dari pihak manapun juga.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
.......................................................................................................................... Erro
KATA PENGANTAR..................................................................................... v
ABSTRAK........................................................................................................ xii
ABSTRACT..................................................................................................... .. xiii
a. Tujuan Umum........................................................................ 14
ix
1.8 Metode Penelitian....................................................................... 19
x
BAB III IMPLEMENTASI PEMBEBANAN BENDA DENGAN
Sejahtera ................................................................................... 50
Sejahtera...................................................................................... 56
BAB V PENUTUP.......................................................................................... 66
DAFTAR RESPONDEN
xi
DAFTAR INFORMAN
ABSTRAK
xii
ABSTRACT
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
koperasi sebagai salah satu organisasi ekonomi rakyat yang perlu dikembangkan
yang menyatakan bahwa Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang
anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan
kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan
prinsip koperasi.
peningkatan tuntutan kebutuhan masyarakat akan jasa yang tangguh dan sehat.1
1
‘C.S.T. Kansil, 1987, Hukum Perusahaan Indonesia, PT. Pradnya Paramita, Jakarta,
h.75.
1
2
berakar dalam masyarakat serta menjadi badan usaha yang sehat dan mampu
koperasi antara lain kredit uang dalam koperasi dilakukan dengan jalan bersatu
dan bekerja sama untuk dapat memperoleh kredit yang dibutuhkan dan memberi
manfaat dengan syarat-syarat yang mudah serta bunga yang rendah atas dasar
kepercayaan para pihak yang bekerja sama dalam meringankan beban hidupnya.
2
Asyhadie Zaeni, 2005, Hukum Bisnis Prinsip dan Pelaksanaannya di Indonesia, PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta, H.60.
3
Budi Untung, 2005, Hukum Koperasi Dan Peran Notaris Indonesia,ANDI,
Yogyakarta, h. 3.
3
dari sekelompok orang (kelompok koperasi) dan suatu badan usaha bersama
(koperasi) yang menghubungkan orang yang satu dengan orang yang lain dengan
bekerja sama dan sifat hubungan antara kelompok koperasi dan badan usaha
tersebut, terdapat pula usaha lain yang dapat meningkatkan usaha dan
ekonomi. Dalam hal kegiatan perbankan yang berbentuk hukum, koperasi tujuan
Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan sesuatu benda atas dasar kepercayaan
dengan ketentuan bahwa benda yang hak pemilikannya yang diadakan tersebut
4
Andjar Pachta,W, dkk,. 2005, Hukum Koperasi Indonesia Pemahaman, Regulasi,
Pendirian, dan Modal Usaha, Kencana, Jakarta, h. 14.
5
Muhamad Djumhana, 2006, Hukum Perbankan di Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung, h. 188.
4
masyarakat mengenai pengaturan jaminan fidusia sebagai salah satu sarana untuk
membantu kegiatan usaha dan untuk memberikan kepastian hukum kepada para
pihak yang berkepentingan. berdasarkan Pasal 1 angak (2) UU No. 42 Tahun 1999
disebutkan :
“Jaminan Fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang
berwujud maupun yang tidak berwujud dan benda tidak bergerak khususnya
berada dalam penguasaan Pemberi Fidusia, sebagai agunan bagi pelunasan utang
pembebanan fidusia ini telah dibakukan oleh pemerintah, dengan tujuan untuk
melindungi nasabah yang ekonominya lemah. Menurut H. Salim HS, “di dalam
akta pembebanan ini tidak atur penyelesaian sengketa dengan cara ADR, tetapi
yang diatur dalam akta ini hanya penyelesaian sengketa dengan cara litigasi, yaitu
6
H. Salim HS, 2014,perkembangan hukum jaminan di indonesia,PT Raja
Grafindo,jakarta hal.79
5
memerulkan waktu dan tenaga yang lama serta biaya yang mahal. untuk
langsung tanpa melalui pengadilan. Dengan cara seperti ini, atau titel seperti ini
86 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pendaftaran Jaminan Fidusia dan Biaya
adalah :
berkepentingan;
kreditur yang lain. Ini disebabkan jaminan fidusia memberikan hak kepada
penerima fidusia untuk tetap menguasai bendannya yang menjadi obyek jaminan
cidera janji, eksekusi terhadap benda yang menjadi obyek jaminan fidusia dapat
pemberi dan penerima fidusia jika dengan cara demikian dapat diperoleh harga
yang menjadi obyek jaminan fidusia dalam rangka pelaksanaan eksekusi jaminan
fidusia”.
Apabila benda yang menjadi obyek jaminan fidusia terdiri atas benda
perdagangan atau efek yang dapat di jual di pasar atau bursa, maka penjualannya
7
anggota, profesi anggota, fungsi serta tujuan, dan kebutuhan sendiri. Tetapi pada
melaksanakan kegiatan usaha serba usaha sebagai salah satu usaha atau satu-
koperasi serba usaha dalam kegiatan usahanya adalah menerima tabungan atau
menghimpun dana serta menyalurkannya kembali, dana tersebut berasal dari dan
untuk anggota koperasi lainnya. Oleh karena itu pinjaman wajib dikelola dengan
7
Andjar Pachta,W, dkk, op.cit, h. 25.
8
Pengembalian pinjaman secara tepat waktu dan jumlah yang tepat akan
dana yang dikeluarkan adalah dana yang berasal dari anggota koperasi atau
masyarakat yang dapat diminta atau diambil kembali dan tidak ada alasan bagi
koperasi untuk tidak memberikannya. Selain itu dengan adanya bunga pinjaman,
koperasi juga dapat membutuhkan dana yang bersumber dari bunga pinjaman
untuk membayar. Melalui perjanjian utang piutang antara kreditur dan debitur
lahirlah kewajiban pada kreditur untuk menyerahkan uang yang diperjanjikan oleh
kreditur, dengan hak menerima uang tersebut kembali dari debitur tepat pada
waktunya, disertai bunga yang telah disepakati bersama.8 Selama proses tersebut
tidak mengalami masalah, dalam arti kreditur dan debitur melakasanakan hak dan
muncul.
pada pemberian kredit bank, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
8
Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, 2000, Jaminan Fidusia, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta, h. 1.
9
disertakan dengan jaminan. Jaminan utang dapat berupa barang atau benda
uangnya serta menghindari jika debitur lalai mengembalikan uang pinjaman pada
yang disertakan dengan jaminan, ada baiknya melihat beberapa syarat jaminan
9
Kasmir, 2002, Bank & Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Keenam, PT. RajaGrafindo
Persada, Jakarta, h. 104-105.
10
M. bahsan, 2007, Hukum Jaminan Dan Jaminan Kredit Perbankan Indonesia, PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta, h. 2.
10
jaminan tersebut, cepat dan murah biaya pelaksanaan eksekusi tersebut, dan
tanpa perlu bantuan dari debitur. Hal ini berarti bahwa suatu pinjaman utang
Koperasi tidak seperti bank yang dapat menyediakan dana besar untuk
pada jaminan kebendaan sebagai jaminan kredit. Berlandasan pada hukum positif
menggunakan Lembaga Jaminan Gadai yang diatur dalam Pasal 1150 sampai
Koperasi Serba usaha Artha Asih Sejahtera merupakan salah satu koperasi
yang berkedudukan di Desa Guwang di Gianyar. Unit serba usaha yang menerima
11
Munir Fuady, 2014, Konsep Hukum Perdata, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, h. 63.
11
kepada anggotanya.
Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia, hal itu disebabkan karna adanya
biaya tambahan yang merugikan selaku penerima pinjaman ( debitur ), maka dari
itu terdapat potensi tidak didaftarkannya jaminan fidusia oleh koperasi serba
usaha artha asih sejahtera . Oleh karena itu sangat menarik untuk diteliti pada
Dengan Jaminan Fidusia Pada Koperasi Serba usaha Artha Asih Sejahtera
di Gianyar ”.
dan untuk memperoleh hasil yang lebih mendalam pembahasan akan dibatasi.
Maka dalam penulisan ini akan ditekankan pada pelaksanaan pembebanan benda
hasil karya asli dari penulis, merupakan suatu buah pemikiran penulis yang
Tabel 1 :
Pariaman Pariaman ?
2. Bagaimana penyelesaian
hambatan-hambatan yang
ditemui dalam
di Koperasi Bank
Perkreditan Rakyat
Pariaman ?
menengah?
Udayana, diperlukan adanya suatu karya tulis yang bersifat ilmiah dalam suatu
bidang studi tertentu, baik yang bersifat penelitian kepustakaan maupun penelitian
mengikuti pendidikan. Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan skripsi ini
adalah
a. Tujuan umum
b. Tujuan khusus
Adapun yang menjadi tujuan khusus penyusunan skripsi ini adalah untuk
a. Manfaat teoritis
koperasi di Indonesia.
koperasi di Indonesia.
b. Manfaat praktis
diuraikan beberapa konsep yang menjadi landasan teoritis yang berkaitan dengan
diperlukan dalam suatu penulisan karya ilmiah yang bertujuan untuk membantu
penelitian dalam menentukan tujuan dan arah penelitian, memilih konsep yang
perkreditan, dan jasa yang beranggotakan orang – orang atau badan hukum
uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan
terdapat kesepakatan antara dua subjek hukum yang saling mengikatkan dirinya
pada perjanjian tersebut. Perikatan diantara dua subjek hukum dapat lahir dari
dalam lapangan harta kekayaan antara dua orang atau lebih dimana pihak yang
satu berhak atas sesuatu dan pihak yang lain berkewajiban atas sesuatu.
Hubungan hukum antara subjek hukum baru dapat dikatakan, apabila telah
perbuatan hukum dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya dengan
satu orang atau lebih.13 Dalam Pasal 1313 KUHPerdata diatur mengenai
dengan mana satu orang atau lebih megikatkan dirinya terhadap satu orang lain
atau lebih”. Adapun syarat sahnya suatu perjanjian, terdapatdalam Pasal 1320
KUHPerdata, yaitu:
12
R. Soeroso, 2000, Penghantar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, h. 269.
13
Ahmadi Miru, Sakka Pat, 2008, Hukum Perikatan, Penjelasan Makna pasal 1233
sampai 1456 BW, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, h. 78.
18
nasabah debitur kepada bank dalam rangka pemberian fasilitas kredit atau
dan agunan yaitu pengertian “jaminan” lebih luas daripada pengertian “agunan”,
14
Rachmadi Usman, 2009, Hukum Jaminan Keperdataan, Sinar Grafika, Jakarta, h. 67.
19
sebagai berikut :
a. Jenis penelitian
atau kontrak) secara in action pada setiap peristiwa hukum tertentu yang terjadi
hasilnya.15
b. Jenis pendekatan
pendekatan :
1) Pendekatan fakta
15
Abdulkadir Muhammad, 2004, Hukum Dan Penelitian Hukum, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung, h. 134.
20
isu yang dihadapi.16 Dalam hal ini isu yang dihadapi yakni yang berkaitan
fidusia.
c. Sifat penelitian
16
Peter Mahmud Marzuki, 2005, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Group,
Jakarta, h.95.
21
a) Data primer yaitu data yang diperoleh melalui penelitian di lapangan yang
berasal dari informan, yaitu para pengurus dan anggota Koperasi Artha Asih
b) Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari penelitian kepustakaan, yang
meliputi :
dan hasil karya ilmiah para sarjana yang berkaitan dengan penyelesaian
pinjaman bermasalah.
encyclopedia.
22
Data yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data
Asih Sejahtera.
Dari data yang berhasil dikumpulkan, baik data primer maupun data
BAB II
DAN KOPERASI
2.1 Jaminan
zakerheid atau cautie. Zakerheid atau cautie mencakup secara umum cara-cara
memenuhi kewajiban yang dapat dinilai dengan uang yang timbul dari suatu
dapat dinilai dengan uang yang timbul dari suatu perikatan hukum. Oleh karena
dinilai dengan uang (jaminan materiil), dan timbulnya jaminan karena adanya
23
24
Jaminan yang berupa hak mutlak atas suatu benda, yang mempunyai ciri-
ciri mempunyai hubungan langsung atau benda tertentu, dapat
dipertahankan terhadap siapapun selalu mengikuti bendanya dan dapat
dialihkan. Sedangkan jaminan imateriil (perorangan) adalah jaminan yang
menimbulkan hubungan langsung pada perorangan tertentu, hanya dapat
dipertahankan terhadap debitur tertentu, terhadap harta kekayaan debitur
umumnya.20
Jaminan perorangan merupakan hak relative, yaitu hak yang hanya dapat
janji atau kesanggupan pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban debitor apabila
debitor ingkar janji (wanprestasi). Dalam jaminan perorangan tidak ada benda
tertentu yang diikat dalam jaminan, sehingga tidak jelas benda apa dan yang mana
milik pihak ketiga yang dapat dijadikan jaminan apabila debitor ingkar janji
(wanprestasi).
20
H. Salim HS, 2014, op.cit, hal.24
25
debitor maupun penjamin (pihak ketiga), berlaku ketentuan jaminan secara umum
yang tertera dalam Pasal 1131 dan Pasal 1132 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata.21
untuk menyerahkan atau memberikan jaminan kredit, maka hak tersebut memiliki
fungsi baik ditinjau dari sisi bank atau kreditor maupun dari sisi debitor, antara
lain :
Bank sebagai badan usaha yang memberikan kredit kepada debitor, wajib
melalukan upaya pengamanan agar kredit tersebut dapat dilunasi debitor yang
bersangkutan. Kredit yang tidak dilunasi oleh debitor baik seluruhnya maupun
sebagian akan merupakan kerugian bagi bank, yang akan menunjukkan jumlah
yang relatif besar dan akan mempengaruhi tingkat kesehatan dan kelanjutan usaha
bank.
utangnya pada bank sesuai dengan perjanjian kredit, maka yang wajib dilakukan
penjualan tersebut akan diperhitungkan oleh bank untuk melunasi kredit debitor
21
Daeng Naja, 2005, Hukum Kredit dan Bank Garansiihe Hand Book, PT. Citra Aditya
Bakti, Bandung, h. 210.
26
yang akan muncul pada saat kredit telah dinyatakan sebagai kredit macet.
Sepanjang kredit sudah dilunasi oleh debitor, maka tidak akan terjadi penjualan
jaminan oleh kreditor atau bank. Dalam hal ini jaminan kredit akan dikembalikan
Pengikatan jaminan kredit yang berupa harta milik debitor yang dilakukan
oleh bank selaku kreditor, tentunya debitor yang bersangkutan takut kehilangan
hartanya tersebut. Ini berarti debitor akan berupaya untuk melunasi kreditnya
kepada bank agar hartanya yang menjadi jaminan kredit tersebut tidak hilang
dijadikan jaminan kredit oleh debitor kepada bank nilainya lebih besar
dibandingkan dengan nilai kredit yang diberikan bank kepada debitor. Hal ini
hartanya.22
debitor lalai atas hal apapun menyangkut perjanjian maka kreditor dapat menjual
22
M. Bahsan, op.cit, h. 103.
27
jaminan tersebut dengan dasar title ekskutorial, atau melalui pelelangan dimuka
umum, atau dengan penjualan dibawah tangan atas kesepakatan pember fidusia
dan penerima fidusia. Jadi jaminan kredit dalam Perjanjian Fidusia mempunyai
Istilah fidusia berasal dari bahsa Belanda, yaitu fiducie, sedangkan dalam
Fidusia adalah : “Pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan
dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya yang diadakan tersebut
penerima fidusia atas dasar kepercayaan, dengan syarat bahwa benda yang
Disamping istilah fidusia dikenal juga istilah Jaminan Fidusia dalam Pasal
23
H. Salim. H.S, op.cit, h. 55.
28
Hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud mapun yang tidak
berwujud dan tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat
dibebani hak tanggungan sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 4 Tahun1996 tentang Hak Tanggungan yang tetap berada
dalam penguasaan pemberi fidusia, sebagai agunan bagi pelunasan utang
tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada penerima
fidusia terhadap kreditur lainnya.
2. Adanya objek, yaitu benda bergerak baik yang berwujud mapun yang tidak
berwujud dan benda tidak bergerak, khususnya bangunan yang tidak dapat
susun;
3. Benda menjadi objek jaminan tetap dalam penguasaan pemberi fidusia; dan
oleh para ahli adalah karena ketentuan undang-undang yang mengatur tentang
harus pindah /berada pada pemegang gadai, sebagaimana yang diatur di dalam
24
H. Salim HS, op.cit, h.57.
29
surat-surat piutang ini karena tidak adanya ketentuan tentang cara penarikan
kreditur lain , yaitu pemegang hak privilege dapat berkedudukan lebih tinggi
baru yaitu fidusia. Pada awal perkembangannya yang terjadi di Negeri Belanda
dari ketentuan Pasal 1152 ayat (2) KUHPerdata. Tidak memenuhi syarat tentang
Hoge Raad mengakui sahnya figur fidusia, arrest ini terkenal dengan
penyimpangan hukum.
Agustus 1932. Lahirnya Arrest ini karena pengaruh asas konkordansi dan
25
H. Salim. H.S, op.cit, h.59.
30
(Indonesia); dan
jaminan fidusia, maka yang menjadi objek jaminan fidusia dibagi 2 macam, yaitu:
tanggungan.
1. Pemberi fidusia adalah orang perorangan atau korporasi pemilik benda yang
26
H. Salim. H.S, loc.cit.
31
benda yang menjadi objek jaminan fidusia. Yang menjadi penyebab timbulnya
eksekusi jaminan fidusia adalah karena debitur atau pemberi fidusia cedera janji
atau tidak memenuhi prestasinya tepat pada waktunya kepada penerima fidusia,
2. Penjualan benda yang menjadi objek jaminan fidusia atas kekuasaan penerima
dan penerima fidusia jika dengan cara demikian dapat diperoleh harga yang
fidusia wajib menyerahkan benda yang menjadi objek jaminan fidusia. Apabila
benda yang menjadi objek jaminan fidusia terdiri atas benda perdagangan atau
27
H. Salim. H.S, op.cit, h. 64.
28
H. Salim. H.S, op.cit, h. 89.
29
H. Salim. H.S, op.cit, h. 90.
32
efek yang dapat dijual dipasar atau dibursa, penjualannya dapat dilakukan di
2.3 Koperasi
akta pendiriannya disetujui dan disahkan oleh pemerintah, hal ini sebagaimana
Perkoperasian.
bidang.
30
Asyhadie Zaeni, loc.cit.
33
dari sekelompok orang (kelompok koperasi) dan suatu badan usaha bersama
(koperasi) yang menghubungkan orang yang satu dengan orang yang lain dengan
bekerja sama dan sifat hubungan antara kelompok koperasi dan badan usaha
koperasi.
tersebut, terdapat pula usaha lain yang dapat meningkatkan usaha dan
Pada masa Koloni Belanda, tercatat dua orang Belanda yang turut
Daerah Purwokerto) dan penggantinya, De Wolf van Westerrede. Kedua orang ini
yaitu Purwokerto.31
perintisan koperasi di Indonesia adalah Raden Aria Wiria Atmaja. Pada tahun
1896, dengan didorong oleh E. Siedeburgh, Raden Aria Wiria Atmaja mendirikan
31
Andjar Pachta,W, dkk. op.cit, h. 39.
34
uang dana masjid, dan selanjutnya berhasil mengumpulkan sendiri dana sebesar
De wolf berhasil mendirikan 250 buah lumbung desa sebagi badan untuk
meminjamkan padi kepada rakyat, dan untuk lebih mewujudkan harapan besarnya
model Raiffesein langsung di Jerman. Pada tahun 1990, De Wolf diberi tugas
Pada tahun 1908, berdirilah Perkumpulan Budi Utomo yang dipimpin oleh
Tahun 1912, berdiri pula Serikat Dagang Islam oleh H. Samanhudi yang
tersebut tidak dapat dikatakan berhasil sebagai suatu usaha koperasi karena
memang sosialisasi asas-asas dan prinsip koperasi pada saat itu sangat kurang.
Indonesia.32
32
Andjar Pachta,W, dkk. loc.cit.
35
anggota, profesi anggota, fungsi serta tujuan, dan kebutuhan sendiri. Tetapi pada
melaksanakan kegiatan usaha yaitu salah satunya simpan pinjam sebagai salah
kembali, dana tersebut berasal dari dan untuk anggota koperasi lainnya. Oleh
33
Andjar Pachta,W, dkk. op.cit, h. 22.
36
golongan kurang mampu dalam hak kekayaan yang ingin meringankan beban
sama ini untuk mencapai suatu tujuan, sedangkan orang-orang yang mendirikan
1. Prinsip sukarela dan terbuka (voluntary and open membership) yaitu koperasi
atau agama.
anggota berkontribusi secara adil dan pengawasan secara demokrasi atas modal
koperasi.
pemerintah atau menambah modal dari sumber luar, koperasi harus tetap
koperasi.
34
Andjar Pachta,W. dkk, op.cit, h. 23.
38
BAB III
3.1 Dasar Hukum Pendirian Koperasi Serba Usaha Artha Asih Sejahtera
untuk memajukan kesejahteraan umum yang tujuannya tidak lain adalah untuk
Koperasi.35
pembangunan ekonomi pada masa sekarang ini koperasi memiliki peran yang
membangun suatu usaha hal tersebut sesuai dengan tujuan dibentuknya koperasi.
Mengingat adanya tujuan tersebut maka para pendiri koperasi sepakat untuk
maka lembaga koperasi tersebut diberi nama Koperasi Serba Usaha Artha Asih
Sejahtera.
35
Andjar Pachta,W, dkk, op.cit, h. 2.
38
39
Koperasi Artha Asih Sejahtera), pada awalnya Koperasi Serba usaha artha asih
sejahtera beroperasi pada tanggal 24 April 2009 sebagai salah satu unit kegiatan
Serba Usaha Artha Asih Sejahtera yang kemudian disahkan dan didirikan
menyesuaikan dengan kondisi pada saat ini. Pada awal pendiriannya, Koperasi
Serba Usaha Artha Asih Sejahtera didirikan oleh 20 orang yang semuanya
Kabupaten Gianyar Bali. Sejak awal berdirinya Koperasi Serba Usaha Artha Asih
Sukawati
Proses awal pembentukan Koperasi Serba Usaha Artha Asih Sejahtera ini
tanggapan atau respon yang kurang baik melalui penolakan dari warga-warga
Desa Guwang yang tidak setuju dengan adanya Koperasi dilingkungan Desa
Guwang karena faktor masyarakat yang kurang begitu memahami tentang sistem
Guwang. Koperasi Serba Usaha Artha Asih Sejahtera adalah Koperasi serba usaha
Artha Asih Sejahtera) di Kantor Koperasi Serba Usaha Artha Asih Sejahtera,
Artha Asih Sejahtera, akan melalui beberapa proses dan beberapa tahapan.
d. Bukti jaminan.
1. Calon debitur wajib dan harus mengisi permohonan pinjaman dengan data
yang sah;
data yang ada, lalu akan dilanjutkan dengan melakukan kunjungan untuk
Hasil analisa tersebut selanjutnya akan digunakan sebagai tolak ukur dalam
Lebih lanjut Bapak I Made Kastana (Ketua Koperasi artha Asih Sejahtera),
Asih Sejahtera, maka tahap pertama adalah pengajuan permohonan pinjaman atau
aplikasi pinjaman kepada Koperasi Serba Usaha Artha Asih Sejahtera. Pemohon
atau debitur yang datang untuk mengajukan permohonan pinjaman atau aplikasi
pinjaman, akan diberikan Surat Permohonan Pinjaman Uang (SPPU) oleh pihak
pemohon);
- Bukti jaminan.
42
(Ketua Koperasi Artha Asih Sejahtera), maka dapat dikutip bahwa Surat
- Nama Pemohon;
- Pekerjaan Pemohon;
- Tujuan Pinjaman;
Koperasi Serba Usaha Artha Asih Sejahtera kepada calon debitornya, berupa
Surat Permohonan Pinjaman Uang tersebut berbentuk formulir atau blanko. Jadi,
calon debitor hanya tinggal mengisi dan membubuhkan tanda tangannya saja
apabila bersedia diterima isinya. Pihak Koperasi Serba Usaha Artha Asih
membicarakan atau membahas lebih lanjut tentang isi atau klausula-klausula yang
diajukan oleh pihak Koperasi Serba Usaha Artha Asih Sejahtera. Hal tersebut
43
dianggap sebagai cara atau jalan agar lebih mudah dan praktis oleh pihak
Koperasi Serba Usaha Artha Asih Sejahtera, karena akan lebih menghemat waktu
dalam hal pengisian permohonan atau aplikasi pinjaman yang akan diisi oleh
Asih Sejahtera), bahwa setelah permohonan atau aplikasi pinjaman yang berupa
Surat Permohonan Pinjaman (SPPU) tersebut diisi oleh calon debitor dan telah
diterima oleh Koperasi Serba Usaha Artha Asih Sejahtera, maka Koperasi Serba
Usaha Artha Asih Sejahtera akan melakukan penelitian atau pengamatan yang
Pemohon (berkas pinjaman terdiri atas Surat Permohonan Pinjaman yang telah
berkas pinjaman tersebut telah lengkap, maka Koperasi Serba Usaha Artha Asih
pribadi yang baik. Penilaian terhadap watak ini dilakukan untuk mengetahui
36
Hermansyah, 2005, Hukum Perbankan Nasional, PT. Kencana Media Group, Jakarta,
h. 64.
44
riwayat hidup, riwayat usaha, dan informasi dan usaha-usaha yang sejenis.
Bank harus meneliti tentang keahlian calon debitor dalam bidang usahanya
dan kemampuan manajerialnya, sehingga bank yakin bahwa usaha yang akan
Apabila kemampuan bisnisnya kecil, tentu tidak layak diberikan kredit dalam
skala besar.
menyeluruh mengenai masa lalu dan masa yang akan datang, sehingga dapat
proyek atau usaha calon debitor yang bersangkutan. Dalam praktek selama ini,
bank jarang sekali memberikan kredit untuk membiayai seluruh dana yang
kekurangannya itu dapat dibiayai dengan kredit bank. Jadi, fungsinya adalah
hanya menyediakan tambahan modal, dan biasanya lebih sedikit dari pokoknya.
wajib menyediakan jaminan berupa agunan yang berkualitas tinggi dan mudah
dicairkan yang nilainya minimal sebesar jumlah kredit atau pembiayaan yang
45
diberikan kepadanya. Untuk itu, sudah seharusnya bank wajib meminta agunan
tambahan dengan maksud jika calon debitor tidak dapat melunasi kreditnya, maka
Bahwa dalam pemberian kredit oleh bank, kondisi ekonomi secara umum
dan kondisi sektor usaha Pemohon kredit perlu memperoleh perhatian dari bank
untuk memperkecil resiko yang mungkin terjadi yang diakibatkan oleh kondisi
ekonomi tersebut.
penjualan dan juga persaingan usaha calon debitur, omzet perusahaan calon
debitur, dan yang paling penting adalah rencana penggunaan dari pinjaman
tersebut.
Made Kastana (Ketua Koperasi Artha Asih Sejahtera) menerangkan bahwa, dalam
setiap pemberian pinjaman yang akan diberikan oleh Koperasi Serba Usaha Artha
pelunasan jaminan. Terhadap setiap objek jaminan pinjaman yang diajukan oleh
oleh Koperasi Serba Usaha Artha Asih Sejahtera. Penilaian tersebut dilakukan
dengan dua cara yaitu penilaian secara hukum dan secara ekonomi (wawancara
Koperasi Serba Usaha Artha Asih Sejahtera dilakukan dengan berdasarkan hal-hal
berikut:
Penilaian ini dilakukan dengan tujuan untuk dapat mengetahui sah dan
pinjaman. Untuk benda tidak bergerak berupa tanah, maka Koperasi akan
dimana tanah tersebut berada. Untuk mengetahui dokumen dan benda bergerak
seperti motor dan mobil, Koperasi Serba Usaha Artha Asih Sejahtera hanya cukup
melihat bukti kepemilikan kendaraan bermotor seperti BPKB dan STNK yang
bersangkutan.
Penilaian ini dilakukan dengan cara menilai sejauh mana objek jaminan
pinjaman yang akan diterimanya tersebut akan dapat diikat secara sah sesuai
dengan ketentuan hukum yang berlaku. Jadi untuk mengikat benda tidak bergerak
karena Koperasi Serba Usaha Artha Asih Sejahtera memiliki pertimbangan bahwa
maka dirasa pengikatannya dapat dilakukan dengan akta dibawah tangan saja.
Made Kastana (Ketua Koperasi Serba Usaha Artha Asih Sejahtera) menerangkan
bahwa, penilaian secara ekonomi yang dilakukan Koperasi Serba Usaha Artha
tersebut berupa benda bergerak dan jenisnya, ataukah benda tidak bergerak dan
jenisnya. Hal tersebut dikarenakan setiap jenis objek jaminan pinjaman memiliki
nilai ekonomi yang berbeda. Secara umum nilai ekonomi dari jaminan berupa
tanah lebih baik dibandingkan nilai ekonomi benda bergerak seperti motor dan
mobil.
yang sangat dapat berpengaruh terhadap nilai ekonominya. Untuk jenis objek
jaminan kredit yang berupa benda bergerak seperti mobil dan motor, penilaian
Serba Usaha Artha Asih Sejahtera dengan tujuan agar dapat dilihat keadaan
fisiknya apakah masih baik atau tidak. Sedangkan objek jaminan kredit berupa
tanah dilakukan dengan cara melihat langsung ke lokasi tanah yang dijadikan
3. Penilaian mengenai tingkat harga yang jelas dan kemudahan pengalihan objek
jaminan pinjaman
meningkat berdasarkan NJOP lokasi tersebut. Lain halnya dengan nilai ekonomi
objek jaminan pinjaman bergerak berupa kendaraan bermotor yang dalam kurun
waktu tertentu nilai ekonominya akan menurun. Dalam hal prospek pemasaran
untuk kemudahan pengalihan objek jaminan kredit juga dapat mempengaruhi nilai
ekonomi dari suatu jaminan pinjaman. Seperti misalnya, kendaraan merek tertentu
tidak dapat diterima oleh Koperasi Serba Usaha Artha Asih Sejahtera sebagai
bekas tersebut tidak memiliki prospek pemasaran yang bagus dan susah untuk
3 Mei 2017)
Made Kastana (Ketua Koperasi Artha Asih Sejahtera), bahwa besarnya pemberian
bermotor mobil atau motor, dilakukan dengan pembatasan usia pada mobil atau
motor, pembatasan usia yang dilakukan pada objek jaminan benda bergerak
berupa mobil atau motor tersebut maksimal 5 tahun. Dengan maksimal pinjaman
adalah 40% dari taksiran harga terendah. Hal tersebut didasarkan oleh
pertimbangan bahwa harga atau nilai ekonomi dari kendaraan bermotor setiap
harinya akan turun, bukannya naik apabila dikemudian hari jaminan tersebut akan
dicairkan atau diuangkan oleh Koperasi Serba Usaha Artha Asih Sejahtera karena
batas maksimum pemberian pinjaman yang dapat diberikan oleh Koperasi Serba
Usaha Artha Asih Sejahtera kepada nasabahnya yaitu 65% dari taksiran harga
pasar terendah. Harga pasar tersebut didapatkan dari penilaian secara ekonomi
terlebih dahulu dengan cara mengetahui NJOP (Nilai Jual Objek Pajak) tanah
yang bersangkutan pada saat pemberian pinjaman akan diberikan, serta juga
penilaian secara hukum dari tanah yang bersangkutan. Batas maksimum yang
diberikan jika melakukan pinjaman dengan objek jaminan berupa tanah lebih
utang apabila terjadinya permasalahan dalam peminjaman atau dalam hal debitor
Wilayah Bagian Hukum Dan Ham) Saat ini dengan adanya aturan yang
dengan yang diamanatkan oleh Permenkumham No.9 Tahun 2013 dalam Pasal 3
pendaftaran jaminan fidusia. Hal ini membuat didalam penjelasan Pasal 3 Permen
jaminan fidusia secara elektronik atau online system dilakukan pada kantor notaris
dan melalui perantara notaris. Hal ini berkaitan dengan pembebanan jaminan yang
37
M. Bahsan, op.cit, h. 119.
51
merupakan akta notaril sesuai amanat UUJF dan sehubung dengan kewajiban
notaris untuk harus merahasiakan segala sesuatu mengenai akta yang dibuatnya
tersebut, sehingga dalam runtutan proses pendaftaran maka notaris juga yang
segala bidang, baik itu ekonomi, politik serta hukum, tentunya hal ini akan
Jaminan Fidusia dalam pemberian pinjaman di Koperasi Serba Usaha Artha Asih
tidak dengan akta notaris (akta otentik). Pembebanan objek jaminan dalam rangka
tidak dengan pembuatan perjanjian yang terpisah dari perjanjian pokoknya, akan
mengenai penyerahan benda sebagai objek jaminan, disertai dengan kuasa penuh
kepada Koperasi Serba Usaha Artha Asih Sejahtera untuk menjual objek jaminan
apabila dikemudian hari debitur tidak dapat melunasi utangnya dalam kurun
52
waktu yang sebelumnya telah disepakati antara Koperasi Serba Usaha Artha Asih
Sejahtera sebagai kreditur dengan debitur atau terjadinya wanprestasi. Setelah itu,
kendaraan bermotor berupa BPKB yang akan disimpan oleh Koperasi Serba
Usaha Artha Asih Sejahtera sampai saat pinjaman dilunasi oleh debitur. Koperasi
Serba Usaha Artha Asih Sejahtera akan mengeluarkan surat tanda terima
Artha Asih Sejahtera dan dilakukan pencatatannya oleh Koperasi Serba Usaha
dengan pembuatan perjanjian yang terpisah dari perjanjian pokoknya, akan tetapi
Koperasi Serba Usaha Artha Asih Sejahtera yang dibuat dengan berdasarkan
memenuhi syarat sahnya suatu perjanjian sesuai dengan Pasal 1320 Kitab
yang diatur dalam Pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, yang
menyatakan bahwa :
eksekusi yang dilakukan pada Koperasi Serba Usaha Artha Asih Sejahtera
prosedur (SOP), proses eksekusi benda jaminan fidusia tersebut yakni diuraikan
sebagai berikut:
sampai dengan 13 hari oleh Koperasi Serba Usaha Artha Asih Sejahtera.
3. Apabila tidak ada tanggapan juga sampai dengan dihari ke 14 dari debitor
maka Koperasi Serba Usaha Artha Asih Sejahtera akan mengeluarkan surat
pertama tidak ditanggapi oleh debitor maka Koperasi Serba Usaha Artha Asih
baik dari pihak debitor maka pihak debitur tersebut akan diberikan somasi
oleh Koperasi Serba Usaha Artha Asih Sejahtera dengan tenggang waktu 21
5. Dan apabila setelah diberikan somasi tetap saja pihak debitor tidak ada
tanggapan baik untuk melunasi maka pihak petugas dari Koperasi Serba
Usaha Artha Asih Sejahtera dalam hal ini disebut debt collector akan
6. Setelah pihak Koperasi Serba Usaha Artha Asih Sejahtera yaitu debt collector
melakukan system remedial namun tetap tidak ada niat dan etikad baik dari
pihak debitur.
55
BAB IV
kewajiban yang harus dilakukan oleh lembaga pembiayaan, baik bank maupun
non bank. Hal ini sangat penting dalam memberikan kejelasan kedudukan kreditur
jaminan fidusia yang didahului dengan janji untuk memberikan jaminan fidusia
sebagai pelunasan atas hutang tertentu yang dituangkan dalam akta jaminan
fidusia.
pembuktian yang sempurna. Sebaliknya akta otentik adalah akta yang dibuat oleh
dan atau dihadapan pejabat yang yang ditunjuk oleh undang-undang dan memiliki
kekuatan hukum yang sempurna.38 Akan tetapi suatu akta dibawah tangan tetap
memiliki kekuatan bukti hukum sepanjang para pihak mengakui keberadaan dan
isi akta tersebut seperti halnya mengenai objek jaminan, dan lain sebagainya.39
oleh Koperasi Serba Usaha Artha Asih Sejahtera, maka kedudukan Koperasi
Serba Usaha Artha Asih Sejahtera hanya sebagai kreditur konkuren yaitu kreditur
38
R Soeroso, 2011, Perjanjian Dibawah Tangan Pedoman Praktis Pembuatan dan
Aplikasi Hukum, PT. Sinar Grafika, Jakarta, h. 7.
39
Ibid. h. 8.
55
56
yang tidak memiliki hak untuk didahulukan terhadap kreditur lainnya, apabila
debitur memiliki lebih dari 1 (satu) kreditur. Koperasi Serba Usaha Artha Asih
Pasal 1131 dan 1132 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Hal tersebut juga
bukan berarti Koperasi Serba Usaha Artha Asih Sejahtera tidak memiliki hak
jaminan atas pelunasan piutangnya, akan tetapi dijamin dengan seluruh harta
kekayaan milik debitur yang akan menjadi jaminan pelunasan utang debitor
terhadap semua kreditur. Dengan jaminan umum, kreditur tidak dapat mengetahui
secara jelas harta kekayaan debitur yang ada sekarang maupun yang ada
dikemudian hari, serta kepada siapa saja debitur berhutang, sehigga khawatir hasil
penjualan harta kekayaan debitur nantinya tidak cukup untuk melunasi utang-
ditunjuk secara khusus sebagai jaminan utang, dan itu hanya berlaku terhadap
kreditur tersebut.40
benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak
hal tersebut yang diserahkan hanya hak kepemilikannya saja (hak milik) tetapi
(pemberi fidusia) masih dapat mempergunakan benda tersebut. Dalam hal ini
40
Rachmadi Usman, op.cit, h. 228.
57
kepercayaan merupakan syarat utama dalam lalu lintas perkreditan tetapi alangkah
fidusia adalah :
terhadap kreditur yang lain. Ini disebabkan jaminan fidusia memberikan hak
kepada penerima fidusia untuk tetap menguasai bendanya yang menjadi objek
dengan sistem perekonomian yang berlaku di suatu Negara, oleh karena itu hal
yang paling penting dan mendasar yang harus dipahami terlebih dahulu oleh orang
ideology, paham, dan sistem perekonomian yang dianut oleh Negara tersebut.42
Serba Usaha Artha Asih Sejahtera), tidak mendaftarkan jaminan yang digunakan
41
H. Salim. H.S, loc.cit,
42
Andjar Pachta,W, dkk. 2005, op.cit, h. 1.
58
1. Faktor ekonomi yang menjadi salah satu faktor tidak didaftarkanya jaminan
benda dengan jaminan fidusia oleh Koperasi, hal itu dikarenakan masyarakat
kepada debitur (nasabah), sebab pinjaman yang diberikan oleh koperasi tidak
oleh Koperasi Serba Usaha Artha Asih Sejahtera, dimana koperasi menganut
keluarga yang saling percaya, saling bahu membahu dalam memajukan suatu
Artha Asih Sejahtera tidak mendaftarkan jaminan dengan jaminan fidusia adalah
4.3 Upaya-Upaya yang Ditempuh Oleh Koperasi Serba Usaha Artha Asih
debitur dan hak atas prestasi dari kreditur, hubungan hukum akan lancar
59
hubungan hutang- piutang yang sudah dapat ditagih (opeisbaar), jika debitur tidak
Berdasarkan Pasal 1238 KUH Perdata, debitur dalam keadaan lalai dan
sebagaimana diatur pada Pasal 15 ayat (3) yang berbunyi, apabila debitur cidera
janji, penerima fidusia mempunyai hak menjual benda yang menjadi objek
yaitu apabila Debitur atau Pemberi Fidusia cidera janji, eksekusi terhadap benda
2. Penjualan benda yang menjadi objek jaminan fidusia atas kekuasaan Penerima
43
Sri Soedewi Masjchon Sofwan, Beberapa Pembuatan Usulan Penelitian, Sebuah
Panduan Dasar, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1980, hal. 31.
60
diumumkan sedikitnya dalam 2 (dua) surat kabar yang beredar di daerah yang
bersangkutan.
tentunya pihak kreditur dapat menempuh prosedur eksekusi biasa lewat gugatan
dari bahasa Belanda, yang berarti prestasi buruk. Debitur tidak melaksanakan
yang dijanjikannya, atau lalai dan melanggar perjanjian maka ia telah melakukan
berupa :
suatu peringatan atau teguran yang juga bisa dilakukan secara lisan, dengan dasar
seketika atau dalam waktu yang singkat. Hanyalah tentu saja sebaiknya dilakukan
secara tertulis, dan seyogyanya dengan surat tercatat, agar nati di muka Hakim
44
Munir Fuady, op. cit., hal. 62.
45
H. Salim. H.S, op.cit, h. 98.
46
Soebekti,1998, Hukum Perjanjian, PT. Intermasa, Jakarta, h. 45
61
diperingatkan atau sudah dengan tegas ditagih janjinya, maka jika ia tetap tidak
akta sejenis. Namun, yang paling penting ada peringatan atau pemberitahuan
wanprestasi.
b. Sesuai dengan perjanjian, yaitu jika dalam perjanjian itu ditentukan jangka
waktu pemenuhan perjanjian dan debitur tidak memenuhi pada jangka waktu
piutangnya dipenuhi disebut Somasi.49 Apabila jangka waktu dalam somasi itu
telah terlampaui tanpa prestasi, maka saat itulah debitur melakukan wanprestasi.
47
Soebekti, op.cit. h. 46.
48
Ahmadi Miru dan Saka Pati, op.cit, h.9.
49
R Soeroso, op.cit, h. 28.
62
berjalan lancar, sebagian ada yang kurang lancar dan sebagian menuju kemacetan.
Keadaan pembayaran pokok dan bunga pinjaman oleh nasabah, terlihat pada tata
usaha koperasi dan hal ini merupakan kolektibilitas dari pinjaman. Kolektibilitas
adalah suatu pembayaran pokok atau bunga pinjaman oleh nasabah sebagaimana
terlihat tata usaha bank berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia
menjadi :
1. Kredit lancar
terdapat tunggakan telah melampaui 90 hari sampai 180 hari hari dari waktu
berikut :
hari;
63
hari;
3. Kredit diragukan
terdapat tunggakan yang telah melampaui 180 hari sampai 270 hari dari
180 hari;
jaminan.
4. Kredit macet
- Jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai wajar, baik dari segi hukum
Lebih lanjut keterangan dari Bapak I Made Kastana (Ketua Koperasi Artha
Asih Sejahtera) menerangkan bahwa. Koperasi Serba Usaha Artha Asih Sejahtera
jaminan benda bergerak berupa motor atau mobil) secara dibawah tangan, serta
pelelangan terhadap objek jaminan apabila Surat Peringatan I dan surat peringatan
menggunakan Surat Kuasa Menjual. Surat Kuasa Menjual adalah perjanjian antara
pinjaman yang tidak dapat dipisahkan, dengan cara menjual objek jaminan secara
langsung.
Koperasi Serba Usaha Artha Asih Sejahtera, dan apabila ada kelebihan maka
50
Hermansyah, op.cit, h. 67.
65
mengembalikan kelebihan tersebut kepada debitur. Hal tersebut sesuai dengan apa
yang tertuang di dalam Perjanjian Pinjaman yang telah disepakati antara kreditur
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
berikut :
Koperasi Serba Usaha Artha Asih Sejahtera, pada umumnya tidak didaftarkan
Koperasi Serba Usaha Artha Asih Sejahtera yang akan dikembalikan saat
fidusia pada Koperasi Serba Usaha Artha Asih Sejahtera, bahwa jaminan
tidak didaftarkannya jaminan fidusia oleh Koperasi Serba Usaha Artha Asih
Sejahtera.
5.2 Saran
khususnya benda bergerak yang diikat dengan jaminan fidusia, dibuat dengan
akta otentik dihadapan notaris agar lebih menjamin kepastian hukum bagi para
pihak.
66
67
para pihak secara jelas dan akan lebih baik apabila didaftarkan pada Kantor
para pihak dan memberikan hak yang didahulukan (preferen) kepada penerima
DAFTAR PUSTAKA
a. Buku
Abdulkadir Muhammad, 2004, Hukum Dan Penelitian Hukum, PT. Citra Aditya
Bakti, Bandung.
Ahmadi Miru, Sakka Pat, 2008, Hukum Perikatan, Penjelasan Makna Pasal
1233 sampai 1456 BW, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Andjar Pachta W., Myra Rosana, Nadia Maulisa Banemay, 2005, Hukum
Koperasi Indoenesia Pemahaman, Regulasi, Pendirian, dan Modal Usaha,
Kencana, Jakarta.
Bahsan.M, 2007, Hukum Jaminan Dan Jaminan Kredit Perbankan Indonesia, Pt.
Raja Grafindo Persada.
Daeng Naja, 2005, Hukum Kredit dan Bank Garansiihe Hand Book, PT. Citra
Aditya Bakti, Bandung.
Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, 2000, Jaminan Fidusia, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Kasmir, 2002, Bank & Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Keenam, PT. Raja
Grafindo Persada.
Oka Setiawan I Ketut, 2016, Hukum Perikatan, PT. Sinar Grafika, Jakarta.
68
69
Syukuri Albani Nasution, Muhammad et. al,.2015, Ilmu Sosial Budaya Dasar,
PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta
Untung Budi, 2005, Hukum Koperasi Dan Peran Notaris Indonesia, ANDI,
Yogyakarta.
Perundang-Undangan
DAFTAR RESPONDEN
Umur : 45 tahun
Pendidikan : S1
Umur : 31 tahun
Pendidikan : D1
DAFTAR INFORMAN
Umur : 40 tahun
Pendidikan : S1