Anda di halaman 1dari 114

PASAL 1

PERSIAPAN TEKNIS PELAKSANAAN

1.1. LINGKUP
1.1.1. Persyaratan Teknis Umum ini merupakan persyaratan dai segi teknis yang
secara umum berlaku untuk seluruh bagian pekerjaan dimana persyaratan ini
bisa diterapkan untuk pelaksanaan kegiatan Pembangunan Rumah Kamad
dan Rumah Guru MAN IC Kota Kendari , yang meliputi :
a. Pekerjaan Struktur.
b. Pekerjaan Arsitektur / Finishing.
c. Pekerjaan Mekanikal dan elektrikal.
Secara lengkap seluruh jenis pekerjaan tersebut dapat disesuaikan / dilihat
dan tercantum pada Bill Of Quantity (BQ).
1.1.2. Kecuali disebut secara khusus dalam dokumen-dokumen dimaksud berikut,
lingkup pekerjaan yang ditugaskan termasuk tetapi tidak terbatas pada hal-
hal sebagai berikut:
a. Pengadaan tenaga kerja.
b. Pengadaan Bahan / Material.
c. Pengadaan peralatan & alat bantu, sesuai dengan kebutuhan lingkup
pekerjaan yang ditugaskan.
d. Koordinasi dengan Pemborong / pekerja lain yang berhubungan dengan
pekerjaan pada bagian pekerjaan yang ditugaskan.
e. Penjagaan kebersihan, kerapian, dan keamanan kerja.
f. Pembuatan As Built drawing (Gambar terlaksana).

1.1.3. Persyaratan Teknis Umum menjadi satu kesatuan dangan persyaratan teknis
pelaksanaan pekerjaan dan secara bersama – sama merupakan persyaratan
dari segi teknis bagi seluruh pekerjaan sebagaimana diungkapkan dalam satu
atau lebih dari dokumen-dokumen berikut ini:
a. Gambar-gambar pelelangan / pelaksanaan.
b. Persyaratan Teknis Umum / pelaksanaan pekerjaan / bahan.
c. Rincian Volume Pekerjaan / Rincian Penawaran.
d. Dokumen-dokumen pelelangan / pelaksanaan yang lain.

-1
1.1.4. Dalam hal mana ada bagian dari Persyaratan Teknis Umum ini, yang tidak
dapat diterapkan pada bagian pekerjaan sebagaimana diungkapkan di atas,
maka bagian dari persyaratan teknis umum tersebut dengan sendirinya
dianggap tidak berlaku.

1.2. REFERENSI
1.2.1. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi
persyaratan-persyaratan teknis yang tertera dalam Normalisasi Indonesia
(NI), Standar Industri Indonesia (SII) dan Peraturan-peraturan Nasional
maupun Peraturan-peraturan setempat lainnya yang berlaku atau jenis -
jenis pekerjaan yang bersangkutan antara lain :
 NI - 2 (1971) PERATURAN BETON BERTULANG INDONESIA.
 NI - 3 (1970) PERATURAN UMUM UNTUK BAHAN BANGUNAN DI
INDONESIA.
 NI - 5 PERATURAN KONSTRUKSI KAYU INDONESIA.
 NI - 8 PERATURAN SEMEN PORTLAND INDONESIA.
 NI - 10 BATA MERAH SEBAGAI BAHAN BANGUNAN.
 PERATURAN PLUMBING INDONESIA.
 PERATURAN UMUM INSTALASI LISTRIK.
 STANDART INDUSTRI INDONESIA.
 ASTM, JJ dan lain sebagianya yang dianggap berhubungan dengan
bagian pekerjaan ini.
Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standart-standart
yang tersebut di atas, maupun standart-standart nasional lainnya, maka
diberlakukan standart-standart Internasional yang berlaku atau pekerjaan
pekerjaan tersebut atau setidak-tidaknya berlaku standart-standart
Persyaratan Teknis dari Negara-negara asall bahan / pekerjaan yang
bersangkutan dan dari produk yang ditentukan pabrik pembuatnya.
1.2.2. Dalam hal dimana ada bagian pekerjaan yang persyaratan teknisnya tidak
diatur dalam persyaratan teknis umum / khususnya maupun salah satu dari
ketentuan yang disebutkan di atas, maka atas bagian pekerjaan tersebut
pemborong harus mengajukan salah satu dari persyaratan-persyaratan
berikut guna disepakati oleh direksi untuk dipakai sebagai patokan
persyaratan teknis :

-2
a. Standart / norma / kode / pedoman yang bisa diterapkan pada bagian
pekerjan bersangkutan yang diterbitkan oleh Instansi / Institusi /
Asosiasi Profesi / Asosiasi Produsen / Lembaga Pengujian atau Badan-
badan lain yang berwewenang / berkepentingan atau Badan-badan
yang bersifat Internasional ataupun Nasional dari Negara lain, sejauh
bahwa atau hal tersebut diperoleh persetujuan dari Direksi / Konsultan
PENGAWAS.
b. Brosur teknis dari produsen yang didukung oleh sertifikat dari
Lembaga pengujian yang diakui secara Nasional / Internasional.

1.3. BAHAN
1.3.1. Baru / Bekas
Kecuali ditetapkan lain secara khusus, maka semua bahan yang dipergunakan
untuk pekerjaan ini harus merupakan bahan yang baru, penggunaan barang
bekas dalam komponen kecil maupun besar sama sekali tidak diperbolehkan.
1.3.2. Tanda Pengenal
a. Dalam hal dimana pabrik / produsen bahan mengeluarkan tanda pengenal
untuk produk bahan yang dihasilkan, baik berupa cap / merk dagang
pengenal pabrik / produsen bersangkutan yang dipergunakan dalam
pekerjaan ini harus mengandung tanda pengenal tersebut.
b. Khusus untuk bahan bagi pekerjaan instalasi (penerangan, plumbing, dll)
kecuali ditetapkan oleh Direksi / Konsultan PENGAWAS, bahan sejenis
dengan fungsi yang sama harus diberi tanda pengenal untuk membedakan
satu bahan dari bahan lainnya. Tanda pengenal ini bisa berupa warna atau
tanda-tanda lain yang mana harus sesuai dengan referensi pada I.2.
tersebut di atas atau dalam hal dimana tidak / belum ada pengaturan yang
jelas mengenai itu, hal ini harus dilaksanakan sesuai petunjuk direksi /
Konsultan PENGAWAS.
1.3.3. Merk Dagang
a. Penyebutan sesuatu merk dagang bagi suatu bahan / produk di dalam
Persyaratan Teknis Umum, secara umum harus diartikan sebagai
persyaratan kwalitas penampilan (Performance) dari bahan / produk
tersebut.

-3
b. Kecuali secara khusus dipersyaratkan lain, maka penggunaan bahan /
produk lain yang dapat dibuktikan mempunyai kwalitas penampilan yang
setaraf dengan bahan / produk yang memakai merk dagang yang
disebutkan, dapat diterima sejauh bahwa untuk itu sebelumnya telah
diperoleh persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan PENGAWAS atas
Kesetarafan tersebut.
c. Sejauh bisa memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan, penggunaan
produksi dalam negeri lebih diutamakan.
1.3.4. Penggantian (Substitusi)
a. Pemborong / supplier bisa mengajukan usulan untuk menggantikan
sesuatu bahan / produk lain dengan mutu yang dipersyaratkan.
b. Dalam persetujuan atau sesuatu penggantian (substitusi), perbedaan harga
yang ada dengan bahan / produk yang dipersyaratkan akan diperhitungkan
sebagai perubahan pekerjaan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Dalam hal dimana penggantian disebabkan karena kegagalan
pemborong / suplier seperti dipersyaratkan, maka perubahan pekerjaan
yang bersifat biaya tambah dianggap tidak ada.
2. Dalam hal dimana penggantian dapat disepakati oleh Direksi /
Konsultan PENGAWAS dan pemberi Tugas sebagai masukan (Input)
baru yang menyangkut nilai tambah, maka perubahan pekerjaan
mengakibatkan biaya tambah dapat diperkenankan.
1.3.5. Persetujuan Bahan
a. Untuk menghindarkan penolakan bahan di lapangan, dianjurkan dengan
sangat agar sebelum sesuatu bahan / produk akan dibeli / dipesan /
diproduksi, terlebih dahulu dimintakan persetujuan dari Direksi / Konsultan
PENGAWAS atau kesesuaian dari bahan / Produk tersebut pada
Persyaratan Teknis, yang mana akan diberikan dalam bentuk tertulis yang
dilampirkan pada contoh / brosur dari bahan / produk yang bersangkutan
untuk diserahkan kepada Direksi / Konsultan PENGAWAS Lapangan.
b. Penolakan bahan di lapangan karena diabaikannya prosedur di atas
sepenuhnya merupakan tanggung jawab pemborong / suplier, yang mana
tidak dapat diberikan pertimbangan keringanan apapun.
c. Adanya persetujuan tertulis dengan disertai contoh / brosur seperti
tersebut di atas tidak melepaskan tanggung jawab Pemborong / Supplier

-4
dari kewajibannya dalam Perjanjian Kerja ini mengadakan bahan / Produk
yang sesuai dengan persyaratannya, serta tidak merupakan jaminan akan
diterima / disetujuinya seluruh bahan / produk yang digunakan sesuai
dengan contoh brosur yang telah disetujui.

1.3.6. Contoh
Pada waktu memintakan persetujuan atas bahan / produk kepada Direksi /
Konsultan PENGAWAS harus disertakan contoh dari bahan / produk tesebut
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Jumlah Contoh
1. Untuk bahan / produk bila tidak dapat diberikan sesuai sertifikat
pengujian yang dapat disetujui / diterima oleh Direksi / Konsultan
PENGAWAS sehingga oleh karenanya perlu diadakan pengujian kepada
Direksi / Konsultan PENGAWAS harus diserahkan sejumlah bahan
produk sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam standart
prosedur pengujian, untuk dijadikan benda uji guna diserahkan pada
Badan / Lembaga Penguji yang ditunjuk oleh Direksi / Konsultan
PENGAWAS.
2. Untuk Bahan / produk atau mana dapat ditunjukan sertifikat pengujian
yang dapat disetujui / diterima oleh Direksi / Konsultan PENGAWAS,
kepada Direksi / Konsultan PENGAWAS harus diserahkan 3 (tiga) buah
contoh yang masing masing disertai dengan salinan sertifikat pengujian
yang bersangkutan.
b. Contoh yang Disetujui
1. Dari contoh yang diserahkan kepada Direksi / Konsultan PENGAWAS
atau contoh yang telah memperoleh persetujuan dari Direksi /
Konsultan PENGAWAS harus dibuat suatu keterangan tertulis mengenai
persetujuannya dan disamping itu, oleh Direksi / Konsultan PENGAWAS
harus dipasangkan tanda pengenal persetujuannya pada 3 (tiga) buah
contoh yang semuanya akan dipegang oleh Direksi / Konsultan
PENGAWAS. Bila dikehendaki, Pemborong / Supplier dapat meminta
sejumlah set tambahan dari contoh berikut tanda pengenal persetujuan
dan surat keterangan persetujuan untuk kepentingan Dokumentasi

-5
sendiri. Dengan demikian jumlah contoh yang harus diserahkan kepada
Direksi / Konsultan PENGAWAS harus ditambah seperlunya sesuai
dengan kebutuhan tambahan tersebut.
2. Pada waktu Direksi / Konsultan PENGAWAS sudah tidak lagi
membutuhkan contoh yang disetujui tersebut untuk pemeriksaan
bahan produk bagi pekerjaan, Pemborong berhak meminta kembali
contoh tersebut untuk dipasangkan pada pekerjaan.
c. Waktu Persetujuan Contoh
1. Adalah tanggung jawab dari pemborong / supllier untuk mengajukan
contoh pada waktunya, sedemikian sehingga pemberian persetujuan
atau contoh tersebut tidak akan menyebabkan keterlambatan pada
jadwal pengadaan bahan.
2. Untuk bahan / produk yang persyaratannya tidak dikaitkan dengan
kesetarafan pada suatu merk dagang tertentu, keputusan atau contoh
akan diberikan oleh Direksi / Konsultan PENGAWAS dalam waktu tidak
lebih dari 10 (sepuluh) hari kerja. Dalam hal dimana persetujuan
tersebut akan melibatkan keputusan tambahan diluar persyaratan
teknis (seperti penentuan model, warna, dll), maka keseluruhan
keputusan akan diberikan dalam waktu tidak lebih dari 21 (dua puluh
satu) hari kerja.
3. Untuk bahan / produk yang masih harus dibuktikan kesetarafannya
dengan suatu merk dagang yang disebutkan, keputusan atau contoh
akan diberikan oleh Direksi / Konsultan PENGAWAS dalam waktu 21
(duapuluh satu) hari kerja sejak dilengkapinya pembuktian kesetarafan.
4. Untuk bahan / Produk yang bersifat pengganti / substitusi, keputusan
persetujuan akan diberikan oleh Direksi / Konsultan PENGAWAS dalam
jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya dengan lengkap
seluruh bahan pertimbangan.
5. Untuk bahan / produk yang bersifat peralatan / perlengkapan atau pun
produk yang lain karena sifat / jumlah / harga pengadaanya tidak
memungkinkan untuk diberikan contoh dalam bentuk bahan / produk
jadi permintaan persetujuan bisa diajukan berdasarkan Brosur dari
produk tersebut, yang mana harus dilengkapi dengan :
 Spesifikasi Teknis lengkap yang dikeluarkan oleh pabrik / produsen.

-6
 Surat surat seperlunya dari agen / importer, sesuai keagenan, surat
jaminan suku cadang dan jasa purna (after sales service) dan lain-
lain.
 Katalog untuk warna, pekerjaan penyelesaian (finishing) dan lain-
lain.
 Sertifikat pengujian, penetapan, kelas, dan dokumen-dokumen lain
sesuai petunjuk Direksi / Konsultan PENGAWAS.
6. Apabila setelah melewati waktu yang ditetapkan di atas, keputusan,
keputusan atau contoh dari bahan / Produk yang diajukan belum
diperoleh tanpa pemberitahuan tertulis apapun dari Direksi / Konsultan
PENGAWAS, maka dengan sendirinya dianggap bahwa contoh yang
diajukan telah disetujui oleh Direksi / Konsultan PENGAWAS.
1.3.7. Penyimpanan Bahan
a. Persetujuan atas suatu bahan / produk harus diartikan sebagai perijinan
untuk memasukan bahan produk tersebut dengan tetap berada dalam
kondisi layak untuk dipakai. Apabila selama waktu itu ternyata bahwa
bahan / produk tidak layak untuk dipakai dalam pekerjaan, Direksi /
Konsultan PENGAWAS berhak memerintahkan agar :
1. Bahan atau Produk tersebut segera diperbaiki sehingga kembali
menjadi layak untuk dipakai.
2. Dalam hal mana perbaikan tidak lagi mungkin, supaya bahan / produk
tersebut segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan selama 2 x 24 jam
untuk diganti dengan yang memenuhi persyaratan.
b. Untuk bahan / produk yang mempunyai umur pemakaian yang tertentu
penyimpanannya harus dikelompokan menurut umur pemakaian tersebut
yang mana harus dinyatakan dengan tanda pengenal dengan ketentuan
sebagai berikut:
1. Terbuat dari kaleng atau kertas karton yang tidak akan rusak selama
penggunaan ini.
2. Berukuran minimal 40 x 60 cm.
3. Huruf berukuran minimum 10 cm dengan warna merah.
4. Diletakkan di tempat yang mudah terlihat.

-7
c. Penyusunan bahan sejenis selama penyimpanan harus diatur sedemikian
rupa sehingga bahan yang terlebih dahulu masuk akan lebih dulu pula
dikeluarkan untuk dipakai dalam pekerjaan.

1.4. PELAKSANAAN
1.4.1. Rencana Pelaksanaan
a. Dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak ditandatanganinya Surat Perintah Kerja
(SPK) oleh kedua belah pihak, pemborong harus menyerahkan kepada
Direksi/Konsultan PENGAWAS sebuah “Network Planning” mengenai
seluruh kegiatan yang perlu dilakukan untuk melaksanakan pekerjaan ini
dalam diagram mana dinyatakan pula urutan serta kaitan/hubungan antara
seluruh kegiatan-kegiaan tersebut.
b. Kegiatan Pemborong untuk/selama masa pengadaan/pembelian serta
waktu pengiriman/pengangkutan dari :
1. Bahan, elemen, komponen dari pekerjaan maupun pekerjaan
persiapan/pembantu.
2. Peralatan dan perlengkapan untuk pekerjaan
c. Kegiatan Pemborong untuk/selama waktu fabrikasi, pemasangan dan
pembangunan.
d. Pembuatan gambar-gambar kerja.
e. Permintaan persetujuan atau bahan serta gambar kerja maupun rencana
kerja.
f. Harga borongan dari masing masing kegiatan tersebut.
g. Jadwal untuk seluruh kegiatan tersebut.
h. Direksi/Konsultan PENGAWAS akan memeriksa rencana kerja Pemborong
dan memberikan tanggapan dalam waktu 2 (dua) minggu.
i. Pemborong harus memasukkan kembali perbaikan/penyempurnaan atau
rencana kerja kepada Direksi/Konsultan PENGAWAS dan meminta
diadakannya perbaikan/penyempurnaan atau rencana kerja tadi paling
lambat 4 (empat) hari sebelum dimulainya pelaksanaan.
j. Pemborong tidak dibenarkan memulai suatu pelaksanaan atau pekerjaan
sebelum adanya persetujuan dari Direksi/Konsultan PENGAWAS atau
rencana kerja ini. Kecuali dapat dibuktikan bahwa Direksi/Konsultan
PENGAWAS telah melalaikan kewajibannya untuk memeriksa rencana kerja

-8
Pemborong pada waktunya, maka kegagalan Pemborong untuk memulai
pekerjaan sehubungan dengan belum adanya rencana kerja yang memulai
pekerjaan yang disetujui Direksi, sepenuhnya merupakan tanggung jawab
dari pemborong bersangkutan.

1.4.2. Gambar Kerja (Shop Drawing)


a. Untuk bagian-bagian pekerjaan dimana gambar pelaksanaan (Construction
Drawings) belum cukup memberikan petunjuk mengenai cara untuk
mencapai keadaan terlaksana, Pemborong wajib untuk mempersiapkan
gambar kerja yang secara terperinci akan memperlihatkan cara
pelaksanaan tersebut.
b. Format dari gambar kerja harus sesuai dengan petunjuk yang diberikan
oleh Direksi / Konsultan PENGAWAS.
c. Gambar kerja harus diajukan kepada Direksi / Konsultan PENGAWAS untuk
mendapatkan persetujuan untuk mana gambar-gambar tersebut di atas
harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga).
d. Pengajuan gambar kerja tersebut paling lambat 14 (empat belas) hari
sebelum pemesanan bahan atau Pelaksanaan pekerjaan dimulai.

1.4.3. Ijin Pelaksanaan


Ijin pelaksanaan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum memulai pekerjaan
tersebut, Pemborong diwajibkan untuk mengajukan ijin pelaksanaan secara
tertulis kepada Direksi / Konsultan PENGAWAS dengan dilampiri gambar kerja
yang sudah disetujui. Ijin pelaksanaan yang disetujui sebagai pegangan
Pemborong untuk melaksanakan pada bagian pekerjaan tersebut.

1.4.4. Contoh Pekejaan ( Mock Up).


Bila pekerjaan dikehendaki oleh Direksi/Konsultan PENGAWAS, Pemborong
wajib menyediakan sebelum pekerjaan dimulai.

1.4.5. Rencana Mingguan dan Bulanan.


a. Selambat lambatnya pada setiap hari Sabtu dalam masa dimana
pelaksanaan pekerjaan berlangsung, Pemborong wajib untuk menyerahkan
kepada direksi/Konsultan PENGAWAS suatu rencana mingguan yang berisi

-9
rencana pelaksanaan dari berbagai bagian pekerjaan yang akan
dilaksanakan dalam minggu berikutnya.
b. Selambat-lambatnya pada minggu terakhir dari tiap bulan, Pemborong
wajib menyerahkan kepada Direksi/Konsultan PENGAWAS suatu rencana
bulanan yang menggambarkan dalam garis besarnya, berbagai rencana
pelaksanaan dari berbagai bagian pekerjaan yang direncanakan untuk
dilaksanakan dalam bulan berikutnya.
c. Kelalaian Pemborong untuk menyusun dan menyerahkan rencanan
mingguan maupun bulanan dinilai sama dengan kelalaian dalam
melaksanakan perintah Direksi/Konsultan PENGAWAS dalam melaksanakan
pekerjaan.
d. Untuk memulai suatu bagian pekerjaan yang baru, pemborong diwajibkan
untuk memberitahu Direksi/Konsultan PENGAWAS mengenai hal tersebut
paling sedikit 2 x 24 jam sebelumnya.

1.4.6. Kualitas Pekerjaan


Pekerjaan harus dikerjakan dengan kualitas pengerjaan yang terbaik untuk
jenis pekerjaan bersangkutan.

1.4.7. Pengujian Hasil Pekerjaan


a. Kecuali dipersyaratkan lain secara khusus, maka semua pekerjaan akan
diuji dengan cara dan tolak ukur pengujian yang dipersyaratkan dalam
referensi yang ditetapkan dalam pada Pasal I.2. dari Persyaratan Teknis
Umum ini.
b. Kecuali dipersyaratkan lain secara khusus, maka Badan/Lembaga yang
akan melakukan pengujian dipilih atas persetujuan Direksi/Konsultan
PENGAWAS dari Lembaga/Badan Penguji milik Pemerintah atau yang diakui
Pemerintah atau Badan lain yang oleh Direksi/Konsultan PENGAWAS
dianggap memiliki obyektifitas dan Integritas yang meyakinkan. Atau hal
yang terakhir ini Pemborong/supplier tidak berhak mengajukan sanggahan.
c. Semua biaya pengujian dalam jumlah seperti yang dipersyaratkan menjadi
beban Pemborong.
d. Dalam hal dimana Pemborong tidak dapat menyetujui hasil pengujian dari
bahan penguji yang ditunjuk oleh Direksi, Pemborong berhak mengadakan

-10
pengujian tambahan pada lembaga/Badan lain yang memenuhi
persyaratan Badan Penguji seperti tersebut di atas untuk mana seluruh
pembiayaannya ditanggung sendiri oleh pemborong.
e. Apabila ternyata bahwa kedua hasil pengujian dari kedua Badan tersebut
memberikan kesimpulan yang berbeda, maka dapat dipilih untuk :
1. Memilih Badan / Lembaga Penguji ketiga atau kesepakatan bersama.
2. Melakukan pengujian ulang pada bahan / lembaga Penguji pertama
atau kedua dengan ketentuan tambahan sebagai berikut :
- Pelaksanaan pengujian ulang harus disaksikan oleh Direksi /
Konsultan PENGAWAS dan Pemborong / supplier maupun wakil-
wakilnya.
- Pada pengujian ulang harus dikonfirmasikan penerapan dari alat alat
penguji.
3. Hasil dari pengujian ulang harus dianggap final, kecuali bilamana kedua
belah pihak sepakat untuk menganggapnya demikian.
4. Apabila hasil pengujian ulang mengkonfirmasikan kesimpulan dari hasil
pengujian yang pertama, maka semua akibat langsung maupun tidak
langsung dari adanya semua pengulangan pengujian menjadi tanggung
jawab pemborong / supplier.
5. Apabila hasil pengujian ulang menunjukan ketidaktepatan kesimpulan
dari hasil pengujian yang kedua, maka:
- 2 (dua) dari 3 (tiga) penguji yang bersangkutan, atas pilihan
Pemborong / Supplier akan diperlakukan sebagai pekerjaan tambah.
- Atas segala penundaan pekerjaan akibat adanya penambahan /
pengulangan pengujian akan diberikan tambahan waktu pelaksanaan
pada bagian pekerjaan bersangkutan dan bagian bagian lain yang
terkena akibatnya, penambahan mana besarnya adalah sesuai
dengan penundaan yang terjadi

1.4.8. Penutupan Hasil Pelaksanaan Pekerjaan


a. Sebelum menutup suatu bagian pekerjaan dangan bagian pekerjaan yang
lain yang mana akan secara visual menghalangi Direksi / Konsultan
PENGAWAS untuk memeriksa bagian pekerjaan yang terdahulu,
pemborong wajib melaporkan secara tertulis kepada Direksi / Konsultan

-11
PENGAWAS mengenai rencananya untuk melaksanakan bagian pekerjaan
yang akan menutupi bagian pekerjaan tersebut, sedemikian rupa sehingga
Direksi / Konsultan PENGAWAS berkesempatan secara wajar melakukan
pemeriksaan pada bagian yang bersangkutan untuk dapat disetujui
kelanjutan pengerjaannya.
b. Kelalaian Pemborong untuk menyampaikan laporan di atas, memberikan
hak kepada Direksi / Konsultan PENGAWAS untuk dibelakang hari
menuntut pembongkaran yang menutupi tersebut, guna memeriksa hasil
pekerjaan yang terdahulu yang mana akibatnya sepenuhnya akan
ditanggung oleh Pemborong.
c. Dalam hal dimana laporan telah disampaikan dan Direksi tidak mengambil
langkah-langkah untuk menyelesaikan pemeriksaan yang dimaksudkan di
atas, maka setelah lewat 2 (dua) hari sejak laporan disampaikan,
pemborong berhak melanjutkan pelaksanaan pekerjaan dan menganggap
bahwa Direksi telah menyetujui bagian pekerjaan yang ditutup tersebut.
d. Pemeriksaan dan Persetujuan oleh Direksi / Konsultan PENGAWAS atas
suatu pekerjaan tidak melepaskan Pemborong dari kewajibannya untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pemborong (SPP).
e. Walaupun telah diperiksa dan disetujui kepada Pemborong masih dapat
diperintahkan untuk membongkar bagian pekerjaan yang menutupi bagian
pekerjaan lain guna pemeriksaan bagian pekerjaan yang ditutupi.
1.4.9. Kebersihan dan Keamanan
a. Pemborong bertanggung jawab untuk menjaga agar area kerja senantiasa
berada dalam keadaan rapi dan bersih.
b. Pemborong bertanggung jawab atas keamanan diarea kerja, termasuk
apabila diperlukan tenaga, peralatan, atau tanda-tanda Khusus.

1.5. PENYELESAIAN DAN PENYERAHAN


1.5.1. DOKUMEN TERLAKSANA (As Build Documents)
a. Pada penyelesaian dari setiap pekerjaan Pemborong wajib menyusun
Dokumen Terlaksana yang terdiri dari:

-12
1. Gambar-gambar terlaksana (as built drawing)
2. Persyaratan teknis terlaksana dari pekerjaan, sebagaimana yang telah
dilaksanakan.
b. Dikecualikan dari kewajiban di atas adalah Pemborong untuk pekerjaan:
1. Pekerjaan Persiapan
2. Supply bahan, perlengkapan / peralatan kerja
c. Dokumen terlaksana bisa diukur dari :
1. Dokumen pelaksanaan
2. Gambar-gambar perubahan
3. Perubahan Persyaratan Teknis
4. Brosur teknis yang diberi tanda pengenal khusus berupa cap sesuai
petunjuk Direksi / Konsultan PENGAWAS.
d. Dokumen terlaksana ini harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi /
Konsultan PENGAWAS
e. Khusus untuk pekerjaan kunci, sarana komunikasi bersaluran banyak,
utilitas dan pekerjaan pekerjaan lain dengan sistem jaringan bersaluran
banyak secara operasional membutuhkan identifikasi yang bersifat lokatif,
dokumen terlaksana ini harus dilengkapi dengan daftar pesawat / instalasi
/ peralatan / perlengkapan yang mengidentifikasi lokasi dari masing-masing
barang tersebut.
f. Kecuali dengan ijin khusus dari Direksi / Konsultan PENGAWAS dan
Pemberi Tugas, Pemborong harus membuat dokumen terlaksana hanya
untuk diserahkan kepada Pemberi Tugas. Pemborong tidak dibenarkan
membuat / menyimpan salinan ataupun copy dari dokumen terlaksana
tanpa ijin khusus tersebut.

1.5.2. PENYERAHAN
Pada waktu penyerahan pekerjaan, Pemborong wajib menyerahkan kepada
Pemberi Tugas :
a. 2 (dua) dokumen terlaksana
b. Untuk peralatan / perlengkapan:
- 2 (dua) set pedoman operasi (operational manual)
- suku cadang sesuai yang dipersyaratkan
c. Untuk berbagai macam :

-13
- Semua kunci orisinil disertai “Construction Key” bila ada
- Minimum 1 (satu) set kunci duplikat
d. Dokumen resmi (seperti surat ijin, tanda pembayaran cukai, surat fiskal
pajak, dan lain-lain)
e. Segala macam surat jaminan berupa Guarantee / Warranty sesuai uang
yang dipersyaratkan
f. Surat pernyataan pelunasan sesuai petunjuk Direksi / Konsultan
PENGAWAS
g. Bahan finishing cat minimal 3 (tiga) galon (masing-masing warna)
h. Bahan finishing lantai / dinding & atau masing masing minimal 2 m2

1.6. KEAMANAN PENJAGAAN


1.6.1. Untuk keamanan Pemborong diwajibkan mengadakan penjagaan, bukan saja
terhadap pekerjaannya, tetapi juga bertanggung jawab atas keamanan,
kebersihan bangunan-bangunan, jalan-jalan, pagar, pohon-pohon dan
taman-taman yang telah ada.
1.6.2. Pemborong berkewajiban menyelamatkan bangunan yang telah ada, apabila
bangunan yang telah terjadi kerusakan akibat pekerjaan ini, maka
pemborong berkewajiban untuk memperbaiki / membetulkan sebagaimana
mestinya.
1.6.3. Pemborong harus menyediakan penerangan yang cukup di lapangan,
terutama pada waktu lembur, jika Pemborong menggunakan aliran listrik
dari bangunan / komplek, diwajibkan bagi pemborong untuk memasang
meter sendiri untuk menetapkan sewa listrik yang dipakai.
1.6.4. Pemborong harus berusaha menanggulangi kotoran-kotoran debu agar tidak
mengurangi kebersihan dan keindahan bangunan-bangunan yang sudah
ada.
1.6.5. Segala operasi yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan untuk
Pembangunan pekerjaan sementara sesuai dengan ketentuan kontrak harus
dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan gangguan
terhadap ketentraman penduduk atau jalan-jalan yang harus digunakan baik
jalan perorangan atau umum, milik pemberi tugas atau milik pihak lain.
Pemborong harus membebaskan Pemberi Tugas dari segala tuntutan ganti
rugi sehubungan dengan hal tersebut di atas.

-14
1.6.6. Pemborong harus bertanggung jawab atas kerusakan-kerusakan pada jalan
raya atau jembatan yang menghubungkan proyek sebagai akibat dari lalu
lalang peralatan ataupun kendaraan yang dipergunakan untuk mengangkut
bahan bahan / material guna keperluan proyek.
1.6.7. Apabila Pemborong memindahkan alat-alat pelaksanaan, mesin-mesin berat
atau unit-unit alat berat lainnya dari bagian pekerjaan, melalui jalan raya
atau jembatan yang mungkin akan mengakibatkan kerusakan dan
seandainya pemborong akan membuat perkuatan-perkuatan di atasnya,
maka hal tersebut harus diberitahukan terlebih dahulu kepada Pemberi
Tugas dan Instansi Yang berwewenang. Biaya untuk perkuatan tersebut
menjadi tanggungan Pemborong.

PASAL 2.
PEKERJAAN PERSIAPAN DAN LAPANGAN

2.1. PEKERJAAN PERSIAPAN


2.1.1. DIREKSI KEET
a. Bangunan Sementara
Sebelum pemborong memulai pelaksanaan pekerjaan ini diharuskan
menyediakan dan mendirikan Direksi Keet berupa bangunan sementara
yang berukuran minimal 9.00 m2.
b. Kelengkapan Direksi Keet
Sebagai kelengkapan direksi keet guna penyelesaian administrasi di
lapangan, maka sebelum pelaksanaan pekerjaan ini dimulai pemborong
harus terlebih dahulu melengkapi peralatan antara lain :
- Soft board menempel di dinding 2x1,2x2,4
- (Satu) buah meja rapat (sederhana) ukuran 1,2 x 4,8 m2
Selesai pelaksanaan proyek ini (Serah terima ke II) semua peralatan /
kelengkapan tersebut dalam ayat ini menjadi milik kontraktor, dengan
demikian pembiayaannya dianggap sewa.

-15
c. Alat-alat yang harus senantiasa tersedia di Proyek untuk setiap saat
dapat digunakan oleh direksi Lapangan adalah :
- (satu) buah kamera
- (satu) buah alat ukur Schuitmaat.
- (satu) buah alat ukur optik (theodolit / waterpass)
- (satu) buah personal komputer dan printer

2.1.2. KANTOR DAN GUDANG ARSITEKTUR


Dalam pelaksanaan pekerjaan ini Kontraktor dapat membuat Kantor
Kontraktor, barak-barak untuk pekerja atau gudang tempat penyimpanan
bahan (Boukeet), yang sebelumnya telah dapat persetujuan dari pihak
Direksi / Konsultan PENGAWAS berkenaan dengan konstruksi atau
penempatannya.
Semua Boukeet perlengkapan Pemborong dan sebagainya, pada waktu
pekerjaan berakhir (serah terima) harus dibongkar.

2.1.3. SARANA PEKERJAAN


a. Kontraktor wajib memasukkan identifikasi tempat kerja bagi semua
pekerjaan yang dilakukan di luar lapangan sebelum pemasangan
peralatan yang dimiliki serta jadwal kerja.
b. Semua sarana kerja yang digunakan harus benar-benar baik dan
memenuhi persyaratan kerja sehingga memudahkan dan melancarkan
kerja di lapangan
c. Penyediaan tempat penyimpanan bahan / material di lapangan harus
aman dari segala kerusakan hilang dan hal - hal dasar yang
mengganggu pekerjaan lain yang sedang berjalan.

2.1.4. PENGATURAN JAM KERJA DAN PENGERAHAN TENAGA KERJA


a. Pemborong harus dapat mengatur sedemikian rupa dalam hal
pengerahan tenaga kerja pengaturan jam kerja maupun penempatan
bahan hendaknya dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Konsultan
PENGAWAS lapangan. Khususnya dalam pengerahan tenaga kerja dan
pengaturan jam kerja dalam pelaksanaannya harus sesuai dengan
peraturan perburuhan yang berlaku.

-16
b. Kecuali ditentukan lain, Pemborong harus menyediakan akomodasi dan
fasilitas-fasilitas lain yang dianggap perlu misalnya (air minum, toilet
yang memenuhi syarat-syarat kesehatan dan fasilitas kesehatan lainya
seperti penyediaan perlengkapan PPPK yang cukup serta pencegahan
penyakit menular)
c. Pemborong harus membatasi daerah operasinya di sekitar tempat
pekerjaan tidak melanggar wilayah bangunan-bangunan lain yang
berdekatan, dan pemborong harus melarang siapapun yang tidak
berkepentingan memasuki tempat pekerjaan

2.1.5. PERLINDUNGAN TERHADAP BANGUNAN / SARANA YANG ADA


a. Segala kerusakan yang timbul pada bangunan / konstruksi sekitarnya
menjadi tanggung jawab Pemborong untuk memperbaikinya, bila
kerusakan tersebut jelas akibat pelaksanaan pekejaan.
b. Selama pekerjaan berlangsung Pemborong harus selalu menjaga
kondisi jalan sekitarnya dan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap
kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat pelaksanaan pekerjaan ini.
c. Kontraktor wajib mengamankan sekaligus melaporkan / menyerahkan
kepada pihak yang berwenang bila nantinya menemukan benda-benda
bersejarah.

2.1.6. PEMBERSIHAN DAN PENEBANGAN POHON-POHON


a. Lapangan terlebih dahulu harus dibersihkan dari rumput, semak, akar-
akar pohon.
b. Sebelum pekerjaan lain dimulai, lapangan harus selalu dijaga, tetap
bersih dan rata.
c. Pemborong tidak boleh membasahi, menebang atau merusak pohon-
pohon atau pagar, kecuali bila telah ditentukan lain atau sebelumnya
diberi tanda pada gambar-gambar yang menandakan bahwa pohon-
pohon dan pagar harus disingkirkan. Jika ada sesuatu hal yang
mengharuskan Pemborong untuk melakukan penebangan, maka ia
harus mendapat ijin dari Pemberi tugas.

-17
2.1.7. PENJAGAAN DAN PAPAN NAMA
a. Pemborong bertanggung jawab atas penjagaan, penerangan dan
perlindungan terhadap pekerjaannya yang dianggap penting selama
pelaksanaan, dan sekaligus menempatkan petugas keamanan untuk
mengatur sirkulasi / arus kendaraan keluar / masuk proyek.
b. Sebelum kontraktor mulai melaksanakan pekerjaannya, maka terlebih
dahulu melihat kondisi keamana lingkungan sekitar.
c. Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor harus memasang papan
nama proyek.

2.1.8. PEKERJAAN PENYEDIAAN AIR BERSIH DAN DAYA LISTRIK UNTUK


BEKERJA
a. Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dari PDAM. Air harus
bersih, bebas dari debu, bebas dari lumpur, minyak dan bahan-bahan
kimia lainnya yang merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan
petunjuk dan persetujuan rencana.
b. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari
sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan, atau
penggunaan diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya
diperkenankan untuk penggunaan sementara atas persetujuan
Konsultan PENGAWAS. Daya listrik juga disediakan untuk mensuplai
kantor Direksi Lapangan.
c. Segala Biaya atas pemakaian daya dan air di atas adalah beban
Kontraktor.

2.1.9. DRAINASE TAPAK


a. Dengan mempertimbangkan keadaan topografi / kontur tanah yang
ada di tapak, kontraktor wajib membuat saluran sementara yang
berfungsi untuk pembuangan air yang ada.
b. Arah aliran air ditujukan ke daerah / permukaan yang terendah yang
ada di tapak atau ke saluran yang sudah ada di lingkungan daerah
pembuangan.
c. Pembuatan saluran sementara harus sesuai dangan petunjuk dan
persetujuan Direksi / Konsultan PENGAWAS.

-18
2.1.10. MENGADAKAN PENGUKURAN DAN PEMASANGAN BOUWPLANK
a. Pengukuran Tapak kembali.
1. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran
kembali lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-
keterangan mengenai peil ketinggian tanah, letak batas-batas tanah
dengan alat-alat yang sudah ditera kebenarannya.
2. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan
lapangan yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada
Konsultan PENGAWAS / Direksi untuk diminta keputusannya.
3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan
alat-alat waterpass / Theodolite yang ketepatannya dapat
dipertanggungjawabkan.
4. Kontraktor harus menyediakan Theodolith / waterpass beserta
petugas yang melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan
Konsultan PENGAWAS / Direksi selama pelaksanaan Proyek.
5. Pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang secara azas
segitiga phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil
yang disetujuii oleh Direksi.
6. Segala pekerjaan pengukuran dan persiapan termasuk tanggungan
Kontraktor.

b. Pengukuran dan Titik Peil (0,00) Bangunan


Pemborong harus mengadakan pengukuran yang tepat berkenaan
dengan letak / kedudukan bangunan terhadap titik patok / pedoman
yang telah ditentukan, siku bangunan maupun datar (water Pass) dan
tegak lurus bangunan harus ditentukan dengan memakai alat water
pass instrument / Theodolith. Hal tersebut dilaksanakan untuk
mendapatkan tegel, langit-langit dan sebagainnya dengan hasil yang
baik dan siku.
Untuk mendapatkan titik Peil harap disesuaikan dengan notasi-notasi
yang tercantum pada gambar rencana (Lay Out), dan bila terjadi
penyimpangan atau tidak sesuainya antara kondisi lapangan dengan

-19
Lay Out, Pemborong harus melapor pada Konsultan PENGAWAS /
Perencana.
c. Pemasangan Bouwplank
1. Pemborong bertanggung jawab atas ketepatan serta kebenaran
persiapan Bowplank / pengukuran pekerjaan sesuai dengan
referensi ketinggian, dan bench mark yang diberikan Konsultan
PENGAWAS secara tertulis serta bertanggung jawab atas
ketinggian, posisi, dimensi, serta kelurusan seluruh bagian
pekerjaan serta pengadaan peralatan, tenaga kerja yang
diperlukan.
2. Bilamana suatu waktu dalam proses pembangunan ternyata ada
kesalahan dalam hal tersebut di atas, maka hal tersebut merupakan
tanggung jawab Pemborong serta wajib memperbaiki kesalahan
tersebut dan akibat-akibatnya, kecuali bila kesalahan tersebut
disebabkan referensi tertulis dari Direksi Pekerjaan.
3. Pengecekan pengukuran atau lainnya oleh Konsultan PENGAWAS
atau wakilnya tidak menyebabkan tanggung-jawab Pemborong
menjadi berkurang.
Pemborong wajib melindungi semua bench mark, dan lain-lain atau
seluruh refferensi dan realisasi yang perlu pada pengukuran
pekerjaan ini.

4. Bahan dan Pelaksanaan.


- Tiang Bowplank menggunakan kayu meranti ukuran 5/7 dipasang
setiap jarak 2.00 m1, sedangkan papan bowplank ukuran 2/20
dari kayu meranti dipasang datar Water Pass.
- Pemasangan bowplank harus sekeliling bangunan dengan jarak
2,00 m1 dari as tepi bangunan dengan patok - patok yang kuat,
bowplank tidak boleh dilepas / dibongkar dan harus tetap berdiri
tegak pada tempatnya sehingga dapat dimanfaatkan hingga
pekerjaan mencapai tahapan trasraam tembok bawah.

2.2. PEKERJAAN TANAH UNTUK LAHAN BANGUNAN


2.2.1. LINGKUP PEKERJAAN

-20
1. Tenaga Kerja, Bahan dan Alat
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat- alat
bantu yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan
ini dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi ini.
2. Galian Tanah Pondasi
Pekerjaan ini meliputi galian tanah untuk Pile Cap, pondasi batu kali, balok
pondasi dan struktur lainnya yan terletak didalam atau di atas tanah,
seperti tercantum di dalam gambar rencana atau sesuai dengan kebutuhan
Kontraktor agar pekerjaannya dapat dilaksanakan dengan lancar, benar
dan aman.
3. Pembersihan Akar Tanaman dan Bekas Akar Pohon
Akar tanaman dan bekas akar pohon yang terdapat di dalam tanah dapat
membusuk dan menjadi material organik yang dapat mempengaruhi
kekuatan tanah. Pada seluruh lokasi proyek dimana tanah berfungsi
sebagai pendukung bangunan khususnya pendukung lantai terbawah,
maka akar tanaman dan sisa akar pohon harus digali dan dibuang hingga
bersih. Lubang bekas galian tersebut harus diisi dengan material urugan
yang memenuhi syarat.
4. Pohon-pohon pada lahan proyek
Sebagian pohon pada proyek ini harus dipertahankan. Kontraktor wajib
mempelajari hal ini dengan teliti sehingga tidak melakukan penebangan
pohon tanpa koordinasi dengan Direksi / Konsultan PENGAWAS. Pohon
yang terletak pada bangunan yang akan dibangun dapat ditebang.
2.2.2. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
1. Level Galian
Galian tanah harus dilaksanakan sesuai dengan level yang tercantum di
dalam gambar rencana. Kontraktor harus mengetahui dengan pasti
hubungan antara level bangunan terhadap level muka tanah asli dan jika
hal tersebut belum jelas harus segera didiskusikan hal ini dengan Konsultan
PENGAWAS sebelum galian dilaksanakan. Kesalahan yang dilakukan akibat
hal ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.
2. Jaringan Utilitas
Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon dan
lain-lain, maka Kontraktor harus secepatnya memberitahukan hal ini

-21
kepada Konsultan PENGAWAS untuk mendapatkan penyelesaian.
Kontraktor bertanggung jawab atas segala kerusakan akibat kelalaiannya
dalam mengamankan jaringan utilitas ini. Jaringan utilitas aktif yang
ditemukan di bawah tanah dan terletak di dalam lokasi pekerjaan harus
dipindahkan ke suatu tempat yang disetujui oleh Konsultan PENGAWAS
atas tanggungan Kontraktor.

3. Galian yang Tidak Sesuai


Jika galian dilakukan melebihi ke dalaman yang ditentukan, maka
kontraktor harus mengisi / mengurug kembali galian tersebut dengan
bahan urugan yang memenuhi syarat dan harus dipadatkan dengan cara
yang memenuhi syarat, atau galian tersebut dapat diisi dengan material
lain seperti adukan beton.
4. Urugan Kembali
Pengurugan Kembali bekas galian harus dilakukan sesuai dengan yang
diisyaratkan pada bab mengenai urugan dan pemadatan. Pekerjaan
pengisian kembali ini hanya boleh dilakukan setelah diadakan pemeriksaan
dan mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan PENGAWAS.
5. Pemadatan Dasar Galian
Dasar galian harus rata / water pas dan bebas dari akar-akar tanaman atau
bahan-bahan organis lainnya. Selanjutnya dasar galian harus dipadatkan
sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
6. Air Pada Galian
Kontraktor wajib mengantisipasi air yang terdapat pada dasar galian dan
wajib menyediakan pompa air atau pompa lumpur dengan kapasitas yang
memadai untuk menghindari genangan air dan lumpur pada dasar galian.
Kontraktor harus merencanakan secara benar, kemana air tanah harus
dialirkan, sehingga tidak terjadi genangan air / banjir pada lokasi disekitar
proyek. Di dalam lokasi galian harus dibuat drainase yang baik agar aliran
air dapat dikendalikan selama pekerjaan berlangsung.
7. Struktur Pengaman Galian dan Pelindung Galian
Jika galian yang harus dibuat ternyata cukup dalam, maka kontraktor harus
membuat pengaman galian sedemikian rupa hingga tidak terjadi

-22
kelongsoran pada tepi galian. Galian terbuka hanya diijinkan jika diperoleh
kemiringan lebih besar 1:2 (Vertikal : Horisontal). Sisi galian harus
dilindungi dengan adukan beton terpasang, maka galian tersebut harus
dilindungi dengan material kedap air seperti lembaran terpal / kanvas
sehingga sisi galian tersebut selalu terlindung dari hujan maupun sinar
matahari.
8. Perlindungan Benda Yang Dijumpai
Kontraktor harus melindungi atau menyelamatkan benda-benda yang
dilindungi selama pekerjaan galian terpasang. Kecuali disetujui untuk
dipindahkan, benda-benda tersebut harus tetap pada tempatnya dan
kerusakan yang terjadi akibat kelalaian kontraktor harus diperbaiki / diganti
oleh kontraktor.
9. Urutan Galian Pada Level Berbeda
Jika ke dalaman galian berbeda satu dengan lainnya, maka galian harus
dimulai dari bagian yang lebih dalam dahulu dan seterusnya.

2.3. PEKERJAAN URUGAN PASIR PADAT


2.3.1. LINGKUP PEKERJAAN
1. Tenaga Kerja, bahan, dan Alat
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat
bantu yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan
ini dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi.
2. Lokasi pekerjaan
Pekerjaan urugan pasir padat dilakukan di atas dasar galian tanah, di
bawah lapisan lantai kerja dan digunakan untuk semua struktur beton yang
berhubungan dengan tanah seperti Pile Cap, balok pondasi, Pondasi batu
Kali dan pekerjaan beton yang lain yang berhubungan langsung dengan
tanah.
3. Pembersihan Akar Tanaman padat dan sisa Galian
Jika di bawah dasar galian dijumpai akar tanaman atau tanah organis,
maka dasar galian tersebut harus dibersihkan dari hal tersebut di atas, dan
bekas galian tersebut harus diisi dengan material urugan yang memenuhi
syarat.

-23
2.3.2. PERSYARATAN BAHAN
1. Bahan urugan Pasir Padat
Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan
keras, bebas dari lumpur, tanah lempung dan organis. Bahan ini harus
mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan PENGAWAS.
2. Air Kerja
Air yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung minyak, asam
alkali dan bahan organis lainnya, serta dapat diminum. Sebelum digunakan
air harus diperiksa dilaboratorium pemeriksaan bahan yang sah. Jika hasil
uji ternyata tidak memenuhi syarat, maka kontraktor wajib mencari air
kerja yang memenuhi syarat.

2.3.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


1. Tebal Pasir urug
Jika tidak tercantum dalam gambar kerja, maka di bawah lantai kerja harus
diberi lapisan pasir urug tebal 10 cm padat. Pemadatan harus dilaksanakan
sehingga dapat menerima beban yang bekerja.
2. Cara Pemadatan
Pemadatan dilakukan dengan disiram air dan selanjutnya dipadat dengan
alat pemadat yang disetujui Konsultan PENGAWAS. Pemadatan dilakukan
hingga mencapai tidak kurang dari 98% dari kepadatan optimum
Laboratorium. Pemadatan harus dilakukan pada kondisi galian yang
memadai agar dapat hasil kepadatan yang baik. Kondisi galian tersebut
harus dipertahankan sampai pekerjaan pemadatan selesai dilakukan.
Pemadatan harus diulang kembali jika keadaan tersebut di atas tidak
memenuhi.
3. Air Pada Lokasi Pemadatan
Jika air tanah ternyata menggenangi lokasi pemadatan, maka Kontraktor
wajib menyediakan Pompa dan dasar galian harus kering sebelum pasir
urug diletakkan. Kontraktor harus membuat rencana yang benar, agar air
tanah dapat dialirkan kelokasi yang lebih rendah dari dasar galian,
misalnya dengan membuat sumpit pada tempat tertentu.
4. Tanah di sekitar pasir urug

-24
Kontraktor harus menjaga agar tanah disekitar lokasi tedak tercampur
dengan Pasir Urug. Jika pasir urug tersebut tercampur dengan tanah
lainnya, maka Kontraktor wajib mengganti pasir urug tesebut dengan
bahan lainnya yang bersih.
5. Persetujuan
Pekerjaan selanjutnya dapat dikerjakan, bilamana pekerjaan urugan
tersebut sudah mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan PENGAWAS.

2.4. PEKERJAAN URUGAN DAN PEMADATAN


2.4.1. LINGKUP PEKERJAAN
1. Tenaga Kerja, Bahan, dan Alat
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga Kerja, bahan-bahan dan alat-alat
bantu yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan Pekerjaan
ini dengan baik dan Sesuai dengan Spesifikasi.
2. Lokasi Pekerjaan
Pekerjaan ini pada Lokasi seperti yang tercantum pada gambar rencana,
dengan elevasi seperti tertera pada di dalam peta kontur.
3. Pembersihan akar tanaman dan Sisa Galian
Jika Dijumpai akar tanaman atau tanah organis, maka lokasi tersebut harus
dibersihkan dari hal tersebut di atas, dan bekas galian tersebut harus diisi
dengan material urugan yang memenuhi syarat.

2.4.2. PERSYARATAN BAHAN


1. Bahan Bekas Galian di Dalam Lokasi Proyek
Tanah bekas Galian dapat dipertimbangkan untuk digunakan jika
memenuhi syarat untuk digunakan. Tanah Tersebut harus bebas dari
lumpur dan bahan organis lainnya.
2. Bahan Urugan Dari Luar Lokasi Proyek
Jika tanah urug didatangkan dari luar, maka tanah urug tersebut harus
memenuhi syarat sebagai berikut :
a. memiliki koefisien permeabilitas dari 10-7 cm / detik

-25
b. Mengandung minimal 20% partikel lanau dan lempung dan bebas
tanah organis, kotoran dan batuan berukuran lebih dari 50 mm dan
mengandung kurang dari 10% partikel gravel.
c. Mempunyai Indeks Plastis (PI) lebih dari 10%. Bahan yang mempunyai
PI lebih dari 10% akan sulit dipadatkan.
d. Gumpalan gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut
harus dalam kondisi lepas agar mudah dipadatkan.
e. Secara umum bahan tersebut berupa sirtu / pasir batu yang sebelum
mendatangkan harus sudah mendapat persetujuan Konsultan
PENGAWAS.
3. Bahan Urugan Yang tidak memenuhi Syarat
Semua bahan urugan yang tidak memadai harus dikeluarkan dari lokasi
proyek dan diganti dengan bahan yang memenuhi Syarat.

2.4.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


1. Cara Pengurugan dan Pemadatan
Pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal lapisan 20 cm
dan pemadatan dilakukan sampai mencapai kepadatan Maximum pada
kadar air optimum yang ditentukan di dalam gambar rencana. Pemadatan
urugan dilakukan dengan memakai alat pemadat yang disetujui oleh
Konsultan PENGAWAS. Jika tidak tercantum dalam gambar rencana, maka
pemadatan harus dilakukan sampai mencapai derajat kepadatan 98%.
2. Pemasangan Patok
Pada lokasi urugan harus diberi patok-patok, ketinggian sesuai dengan
ketinggian rencana. Untuk daerah-daerah dengan ketinggian tertentu,
dibuat patok dengan warna tertentu pula.
3. System Drainase
Pada daerah yang basah, kontraktor harus membuat saluran sementara
sedemikian rupa sehingga lokasi tersebut dapat dikeringkan. Pengeringan
dilakukan dengan bantuan pompa air. Sistem drainase yang direncanakan
harus disetujui oleh Konsultan PENGAWAS. Dan sistem drainase tersebut
harus selalu dijaga selama pekerjaan berlangsung agar dapat berfungsi
secara efektif untuk menaggulangi air yang ada.
4. Kotoran dan Lumpur dan Bahan Organik

-26
Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur atau kotoran, sampah
dan material sejenis. Pengurugan tidak dapat dilakukan jika kotoran
tersebut belum dikeluarkan dari lokasi pekerjaan.
5. Uji kepadatan optimum di Laboratorium
Uji kepadatan optimum harus mengikuti ketentuan ASTM. D-1557 atau
AASHTO. Hasil uji ini digunakan untuk menentukan cara pemadatan
lapangan. Uji yang dilakukan antara lain :
a. “Density of Soil inplace by Sand Cone method ASSHTO T.191”
b. “Density of Soil inplace by Driven Cylinder Method“ ASSTO T-.204.
c. “Density of Soil inplace by Rubber Ballon” ASSHTO T-205.
6. Kepadatan Lapisan dan Uji Lapangan
Untuk bahan yang sama, setiap lapis tanah yang sudah dipadatkan harus
diuji di lapangan, yaitu 1 (satu) buah test untuk setiap 500 m2, yaitu
dengan system Field Density Test. Jika urugan cukup tebal maka dengan
hasil kepadatannya harus memenuhi ketentuan ketentuan sebagai berikut :
a. Untuk lapisan yang letaknya lebih dalam 50 cm dari permukaan
rencana, maka berat jenis kering tanah padat lapangan harus mencapai
minimal 95% dari berat jenis kering laboratorium yang dihitung dengan
Standart Proctor Test.
b. Untuk Lapisan 50 cm dari permukaan rencana kepadatannya harus
minimal 98% dari Standart Proctor test
7. Toleransi Kerataan
Toleransi Pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian dan
pengurugan ± 50 mm terhadap Kerataan yang ditentukan.
8. Level akhir
Hasil test di lapangan harus tertulis dan diketahui oleh Konsultan
PENGAWAS. Semua hasil-hasil pekerjaan harus diperiksa kembali terhadap
patok-patok referensi untuk mengetahui sampai dimana kedudukan
permukaan tanah tersebut.
9. Perlindungan Hasil Pemadatan.
Bagian permukaan yang telah dinyatakan padat harus dipertahankan,
dijaga dan dilindungi agar jangan sampai rusak akibat pengaruh luar
misalnya basah oleh air hujan, panas matahari dan sebagainya
perlindungan dapat dilakukan dengan menutupi permukaan plastik.

-27
Pekerjaan pengadaan dianggap cukup, setelah hasil test memenuhi syarat
dan mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan PENGAWAS.
10. Pemadatan kembali.
Setiap lapisan harus dikerjakan sesuai deangan kepadatan yang
dibutuhkan dan diperiksa melalui pengujian lapangan yang memadai,
sebelum memulai lapisan berikutnya, bilamana bahan tersebut tidak
mencapai kepadatan yang dikehendaki, lapisan tersebut harus diulangi
perkerjaanya atau diganti, dengan cara-cara pelaksanaan yang telah
ditentukan, guna mendapatkan kepadatan yang telah dibutuhkan, jadual
pengujian harus diajukan oleh kontraktor kepada Konsultan PENGAWAS.
PASAL 3
PEKERJAAN STRUKTUR

3.1 PEKERJAAN BETON BERTULANG

3.1.1 LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan serta
pengangkutan untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton sesuai dengan
yang tercantum dalam gambar, serta pekerjaan yang berhubungan dengan
beton, seperti acuan, besi, beton dan admixtures. Juga termasuk di dalam
lingkup pekerjaan ini adalah pengamanan baik pekerja maupun fasilitas lain di
sekitar sehingga pekerjaan dapat berjalan dengan lancar dan aman.

3.1.2 PERATURAN-PERATURAN
Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar
pelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut :
a. Tata cara perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI 03
– 2847 - 2002)
b. Pedomen Beton 1989 (SKBI – 1.4.53.1988)
c. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung (SNI
03 – 1726 – 2003)
d. Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur
tembok Bertulang untuk Gedung 1983
e. Persyaratan umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1082)-NI-3
f. Peraturan Portland Cement Indonesia 1972 / NI-8

-28
g. Mutu dan Cara Uji Semen Portland (SII 0013-81)
h. Mutu dan Cara Uji Semen Beton (SII 0052-80)
i. ASTM C-33 Standart Specification for Concrete Agregates.
j. Baja Tulangan Beton (SII 0136-84)
k. Jaringan Kawat Baja Las untuk Tulangan Beton (SII 0784-83)
l. American Society for Testing Material ( ASTM )
m. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat
n. Petunjuk Perencanaan Struktur Bangunan untuk Pencegahan Bahaya
Kebakaran pada bangunan Rumah dan Gedung (SKBI-2.3.5.3.1987 UDC
: 699.81 : 624.04)

3.1.3 KEAHLIAN DAN PERTUKANGAN


Kontraktor harus membuat beton dengan kualitas sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang diisyaratkan, antara lain, mutu dan penggunaannya selama
pelaksanaan. Semua pekerjaan beton harus dilakukan oleh tenaga ahli yang
berpengalaman, termasuk tenaga ahli untuk acuan / bekisting sehingga dapat
mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi. Selain itu Kontraktor wajib
menggunakan tukang yang berpengalaman, sehingga sudah paham dengan
pekerjaan yang sedang dilaksanakannya terutama pada saat dan setelah
pengecoran berlangsung. Semua tenaga ahli dan tukang tersebut harus
mengawasi pekerjaan sampai pekerjaan perawatan beton selesai dilakukan.
Untuk itu paling lambat 10 hari sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor harus
mengusulkan metode kerja dan harus disetujui Konsultan PENGAWAS. Jika
dipandang perlu, maka Konsultan PENGAWAS berhak untuk menunjuk tenaga
ahli diluar yang ditunjuk Kontraktor untuk membantu mengevaluasi semua
usulan Kontraktor dan semua biaya yang timbul menjadi beban Kontraktor.

3.1.4 Persyaratan Bahan


a. Semen
Semen yang boleh digunakan untuk pembuatan beton harus dari jenis
semen yang telah ditentukan dalam SII 0013-81 dan harus memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan dalam standart tersebut. Semua yang
akan dipakai harus dari satu merk yang sama dan dalam keadaan baru.
Semen yang dikirim harus terlindung dari hujan dan air. Semen harus

-29
terbungkus dalam sak (kantong) asli dari pabriknya dan dalam keadaan
tertutup rapat. Semen harus disimpan di gudang dengan ventilasi yang
baik, tidak lembab dan diletakkan pada tempat yang tinggi, sehingga
aman dari kemungkinan yang tidak diinginkan. Semen tersebut tidak
boleh ditumpuk lebih dari 10 sak. System penyimpanan semen harus
diatur sedemikian rupa, sehingga semen tersebut tidak tersimpan terlalu
lama. Semen yang diragukan mutunya dan rusak akibat salah
penyimpanan, seperti membatu, tidak diijinkan untuk dipakai. Bahan
yang telah ditolak harus segera dikeluarkan dari lapangan paling lambat
dalam waktu 2 (dua) hari atas biaya Kontraktor.
b. Agregat
Pada pembuatan beton, ada dua ukuran agregat yang digunakan, yaitu
agregat kasar / batu pecah dan agregat halus / pasir beton. Kedua jenis
agregat ini diisyaratkan sebagai berikut :
1) Agregat Kasar, ukuran besar ukuran nominal maksimum agregat
kasar harus tidak melebihi 1/5 jarak terkecil antara bidang samping
dari cetakan, atau 1/3 dari tebal pelat. Atau ¾ jarak bersih minimum
antar baja tulangan, berkas baja tulangan atau tendon pratekan atao
30 mm. Gradasi Agregat tersebut secara keseluruhan harus sesuai
dengan yang diisyaratkan oleh ASTM agar tidak terjadi adanya sarang
kerikil atau rongga dengan ketentuan sebagai berikut:
Sisa di atas ( % Berat )
Ayakan 31.50 mm 0
Ayakan 4.00 mm 90-98
Selisih antar 2 ayakan berikutnuya 01-10

2) Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan
bebas dari bahan bahan organik, lumpur dan kotoran lainnya. Kadar
Lumpur harus lebih kecil dari 4% berat. Agregat halus terdiri dari
butir-butir beraneka ragam besarnya dan apabila diayak harus
memenuhi syarat sb :
Sisa di atas ( % berat )
Ayakan 4.00 mm ≥ 0.2
Ayakan 1.00 mm ≥ 10

-30
Ayakan 0.25 mm 80-95

Kontraktor harus mengadakan pengujian sesuai dengan persyaratan


dalam spesifikasi ini. Jika sumber agregat berubah karena suatu hal,
maka Kontraktor wajib untuk memberitahukan secara tertulis kepada
Konsultan PENGAWAS. Agregat harus disimpan di tempat yang
bersih, yang keras permukaanya dan harus dicegah supaya tidak
terjadi pencampuran dengan tanah.
c. Air Untuk Campuran beton
Air yang digunakan untuk campuran beton harus bersih, tidak boleh
mengandung minyak, asam alkali, garam, zat organis atau bahan lain
yang dapat merusak beton atau besi beton. Air tawar yang dapat
diminum umumnya dapat digunakan. Air tersebut harus diperiksa pada
laboratorium yang disetujui oleh Konsultan PENGAWAS. Jika air pada
lokasi pekerjaan tidak memenuhi syarat untuk digunakan, maka
Kontraktor harus mencari air yang memadai untuk itu.
d. Besi Beton
Besi Beton harus selalu menggunakan besi beton ulir (deformed bars)
untuk tulangan utama dan besi polos (undeformed bars) untuk sengkang
kecuali ditentukan lain dalam gambar. Agar diperoleh hasil pekerjaan
yang baik, maka besi beton harus memenuhi syarat-syarat :
1. Baru, bebas dari kotoran, lapisan minyak, karat, dan tidak cacat.
2. Mutu sesuai dengan yang ditentukan
3. Mempunyai penampang yang rata dan seragam sesuai dengan
toleransi.
4. Merk Krakatau Steel, Budi Dharma, Hanil, Ispatindo.
5. Besi beton harus bertuliskan SNI.
Pemakaian besi beton jenis yang tidak sesuai dengan ketentuan di atas,
harus mendapat persetujuan dari Konsultan PENGAWAS. Besi Beton
harus berasal dari satu pabrik (manufactures). Tidak dibenarkan untuk
menggunakan merk besi beton yang berlainan dengan untuk pekerjaan
ini. Besi beton harus dilengkapi dengan mill certificate / sertifikat pabrik
yang membuat label dan nomor pengecoran serta tanggal pembuatan
besi beton tersebut.

-31
e. Admixtures Material Tambahan
Dalam keadaan tertentu boleh dipakai bahan campuran tambahan untuk
memperbaiki sifat suatu campuran beton. Jenis, Jumlah bahan yang
ditambahkan dan cara penggunaan bahan tambahan harus dapat
dibuktikan melalui hasil uji. Hasil uji ini dengan menggunakan bahan
semen dan agregat yang akan dipakai pada proyek ini. Bahan campuran
tambahan yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur,
memperlambat atau mempercepat pengikatan dan atau pengerasan
beton harus memenuhi “Specification for Chemical Admixtures for
Concrete“ (ASTM C494) atau memenuhi standart Umum Bahan Bangunan
Indonesia.
f. Kualitas Beton
1. Kualitas beton yang digunakan tercantum dalam gambar rencana
yang harus dibuktikan dengan pengujian seperti diisyaratkan dalam
spesifikasi teknis ini.
2. Untuk memastikan bahwa kualitas beton rencana dapat tercapai,
Kontraktor harus melakukan percobaan sesuai dengan yang
disyaratkan oleh peraturan yang berlaku dengan mengadakan trial
mix di laboratorium yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
3. Jika tidak ditentukan secara khusus, maka untuk lantai kerja K-100,
kolom praktis, ring balk dan beton non struktur lainnya harus
menggunakan beton Mutu K-175
4. Beton dengan mutu K-250 untuk pekerjaan structural untuk
bangunan gedung seperti pondasi beton sloof, pile cup, kolom-kolom,
balok-balok, dan plat lantai. Sedangkan mutu K-250 untuk tangga.
g. Desain Adukan Beton.
Proporsi campuran bahan dasar beton harus ditentukan agar beton
yang dihasilkan memberikan kelecakan (Workability) dan konsistensi
yang baik, sehingga beton mudah dituangkan ke dalam acuan dan
sekitar besi beton, tanpa menimbulkan segregasi agregat dan
terpisahnya air (bleeding) secara berlebihan. Campuran beton harus
dirancang sesuai dengan mutu beton yang ingin dicapai, dengan
batasan di bawah ini :

-32
MUTU BETON K225 K250 K275 K300 K350 K400
Kuat tekan minimum 7 hari ( kg/cm 2 158 175 192 210 245 280
)
U

JumlahnSemen minimum ( kg/m3 ) 300 300 300 325 350 375


Jumlaht Semen Maksimum ( kg/m3 ) 550 550 550 550 550 550
u
W / C faktor, maksimum 0.55 0.55 0.55 0.55 0.5 0.5
U
ntuk Beton kedap air atau beton pada kondisi lingkungan khusus, maka
harus menyerahkan mix-design yang diusulkan kepada Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya. Khusus untuk beton
kedap air, maka jumlah semen minimum harus sesuai dengan yang
diisyaratkan oleh pemasok waterproofing. Desain adukan sebaiknya
dilakukan menggunakan ready mix sehingga kualitas beton bisa tercapai
dengan baik.

3.1.5 PENGUJIAN BAHAN


a. Umum
1. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk melaksanakan segala
pengujian termasuk mempersiapkan contoh benda uji dengan jumlah
sesuai dengan yang diisyaratkan. Kontraktor harus menyerahkan hasil
pengujiannya setelah hasil uji diperoleh untuk persetujuan oleh
Konsultan PENGAWAS.
2. Jika pengujian dan pelaksanaan tidak memenuhi syarat, maka
Kontraktor harus melaksanakan pengujian ulang dengan campuran
yang lain dan selanjutnya mengevaluasi kembali hasil uji tersebut
hingga diperoleh hasil yang diinginkan.
3. Semua pengujian dan pemeriksaan di lapangan harus dilakukan
sesuai dengan pengarahan Konsultan PENGAWAS.
4. Untuk semua bahan semen dan besi beton yang dikirim ke lapangan,
Kontraktor harus mendapatkan salinan sertifikat pengujian dari
Pabrik, dimana pengujian dilakukan secara berkala, dengan cara
sesuai dengan spesifikasi ini.
b. Laboratorium Penguji

-33
1. Sebelum pekerjaan beton dilakukan, Kontraktor wajib mengusulkan
suatu laboratorium penguji material yang akan digunakan pada
proyek ini. Laboratorium bertanggung jawab untuk melakukan semua
pengujian dengan spesifikasi ini.
2. Kecuali ditentukan lain, Kontraktor harus menyediakan peralatan
penguji di lapangan seperti tersebut berikut ini, berikut tenaga ahli
yang menguasai bidangnya.

3. Alat Penguji agregat kasar dan agregat halus.


- Alat Pengukur kadar air (moisture content) dari agregat
- Alat Pengukur kelecakan beton (slump)
- Alat pembuat benda uji, termasuk bak penyimpanan untuk merawat
benda uji pada temperatur yang normal dan terhindar dari
sengatan matahari.
4. Jika menggunakan beton Ready Mix, maka peralatan yang disebut (a)
dan (b) di atas harus dipersiapkan pada pabrik beton ready mix.
c. Pengujian Agregat
1. Pengujian Pendahuluan Agregat
Kontraktor harus melakukan pengujian pendahuluan agregat sebagai
berikut:
- Sieve analysis
- Pengujian Kadar lumpur dan Kotoran lain.
- Pengujian Unsur Organis
- Pengujian kadar clorida dan Sulfat.
Hasil pengujian tersebut harus diserahkan kepada Konsultan
PENGAWAS untuk mendapatkan persetujuan (a) dan (b) dengan
pengujian kadar air dari tiap jenis agregat harus dilakukan terhadap
contoh untuk setiap Trial Mix.
2. Benda Uji Agregat
Kontraktor harus melaksanakan pengujian atas agregat yang akan
digunakan untuk menghasilkan beton seperti yang disyaratkan.
Jumlah minimum untuk pengujian agregat yang dipakai untuk
pekerjaan beton adalah sebagai berikut :

-34
Type Pengujian Minimum Satu Contoh
Sieve Analysis Setiap Minggu
Moisture Content Setiap Minggu
Clay, Silt, dan Kotoran Setiap Hari
Kadar Organis Setiap Minggu
Kadar Klorida dan Sulfat Setiap 500 m3 Beton

Jika hasil pembuatan beton yang dilakukan oleh kontraktor tidak


memuaskan, maka Konsultan Pengawas berhak untuk meminta
pengujian tambahan dengan beban biaya Kontraktor. Dan sebaliknya
mungkin jumlah pengujian dapat dikurangi jika hasil yang diperoleh
ternyata memuaskan.
d. Pengujian Beton
1. Benda Uji Beton
Benda Uji harus diberi kode / tanda yang menunjukan tanggal
pengecoran, lokasi pengecoran dari bagian struktur yang
bersangkutan. Benda uji harus diambil sebelum beton dituang ke
lokasi penggocoran sesuai dengan yang disaratkan oleh Konsultan
PENGAWAS.
2. Jumlah benda uji beton
a. Pada awal pelaksanaan, harus dibuat minimum 1 benda uji per
1,50 m3 beton hingga cepat dapat diperoleh 30 benda uji yang
pertama benda uji harus berbentuk kubus / Silinder benda uji
bentuk lainya dapat digunakan bentuk lainya dapat digunakan bila
disetujui oleh Konsultan Pengawas. Selanjutnya pengambilan
benda uji sebanyak 2 (dua) buah dilakukan setiap 5 m3 beton.
Benda uji tersebut ditentukan secara acak oleh Konsultan
PENGAWAS dan harus dirawat sesuai dengan persyaratan.
b. Jumlah uji beton untuk uji kuat tekan dari setiap tekan dari setiap
mutu beton mutu yang dituang pada suatu hari harus diambil
minimal satu kali. Pada setiap satu kali pengambilan contoh beton

-35
harus dibuat dua buah spesimen kubus. Satu data hasil uji kuat
tekan adalah hasil rata-rata dari uji tekan dua spesimen ini yang
diuji pada umur yang ditentukan, yaitu umur 7 hari dan 28 hari.
c. Jika hasil uji beton kurang memuaskan, maka Konsultan
PENGAWAS dapat meminta jumlah benda uji yang lebih besar dari
ketentuan di atas. Dengan beban biaya ditangung oleh kontrator.
d. Jumlah minimum benda uji yang harus dipersiapkan unutk setiap
mutu beton adalah :

jumlah minimum waktu perawatan ( hari )


Jenis struktur
benda uji 3 7 28
beton bertulang 4 - 2 2
beton pratekan 6 2 2 2
3. Laporan Hasil Uji Beton
Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas uji beton dari
laboratorium penguji untuk disahkan oleh Konsultan PENGAWAS.
Laporan tersebut harus dilengkapi dengan perhitungan tekanan beton
Karakteristik.
4. Evaluasi Kualitas Beton berdasarkan Hasil Uji Beton
a. Deviasi Standart – S
Deviasi Standart produksi neton ditetapkan berdasarkan jumlah
30 buah hasil tes kubus atau silinder. Deviasi yang dihitung dari
jumlah contoh kubus yang kurang dari 30 buah harus dikoreksi
dengan faktor pengali seperti tercantum dalam tabel berikut :

  fc  fcr 
2

S
N 1

Jumlah Benda Uji ( N ) buah Faktor Pengali ( S )


≤ 15 1.16
20 1.08
25 1.03
≥ 30 1.00

-36
b. Kuat Tekan Rata-rata ( fcr )
Target fcr yang digunakan sebagai dasar dalam menentukan
proporsi campuran beton harus diambil sebagai nilai yang
terbesar dari Formula berikut ini :
fcr = fc’ + 1.64 atau fcr = fc’ + 2.64 S – 40 kg/cm2
c. Kuat Tekan sesungguhnya
Tingkat kekuatan suatu beton dikatakan tercapai dengan
memuaskan, jika kedua syarat berikut dipenuhi :
- Nilai rata-rata dari semua pasangan hasil uji yang masing
masing terdiri dari 4 hasil uji kuat tekan tidak kurang (fc’ + 0.82
N)
- Tidak satupun dari hasil uji tekan (rata-rata dari 2 benda uji)
mempunyai nilai di bawah 0.85 fc.
Bila salah satu dari kedua syarat di atas tidak dipenuhi, maka
harus diambil langkah untuk meningkatkan rata-rata hasil uji kuat
tekan berikutnya atas rekomendasi KP.
5. Pengujian Tidak Merusak (Non Destructive Test)
Jika hasil Evaluasi terhadap mutu beton yang disyaratkan ternyata
tidak dapat dipenuhi, maka jika diminta oleh Konsultan PENGAWAS,
Kontraktor harus melaksanakan pengujian beban dan lain-lain. Semua
biaya pengujian ini menjadi tanggung jawab Kontraktor. Lokasi dan
banyaknya pengujian akan ditentukan secara khusus dengan melihat
kasus perkasus.
e. Pengujian Besi Beton
1. Benda Uji Besi Beton
a. Sebelum besi beton dipesan, Kontraktor wajib mengambil benda
uji besi beton masing-masing 2 buah dengan ukuran panjang 100
cm sesuai dengan diameter dan mutu yang akan digunakan.
Selanjutnya benda uji besi beton harus diambil dengan disaksikan
oleh Konsultan PENGAWAS sebanyak 2 buah untuk setiap 20 ton
untuk masing masing diameter besi beton. Uji besi beton terdiri
dari uji tarik dan uji lentur.

-37
b. Pengujian mutu besi juga akan dilakukan setiap saat bilamana
dipandang perlu oleh Konsultan Pengawas. Contoh besi beton
yang diambil untuk pengujian tanpa disaksikan Konsultan
Pengawas tidak diperkenankan dan hasil uji dianggap tidak sah.
Semua biaya uji tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
c. Benda uji harus diberi tanda dengan kode yang menunjukkan
tanggal pengiriman, lokasi terpasang bagian struktur yang
bersangkutan dan lain-lain data yang perlu dicatat.
d. Jika akibat suatu alasan, seperti hasil uji yang kurang
memuaskan, maka Konsultan PENGAWAS berhak untuk meminta
pengambilan contoh benda uji lebih besar dari yang ditentukan di
atas, dengan beban biaya ditanggung oleh kontraktor.
2. Laporan Hasil Uji Besi Beton
Kontraktor harus membuat dan menyusun hasil uji besi beton dari
laboratorium penguji untuk diserahkan kepada Konsultan PENGAWAS
dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan kesimpulan apakah
kualitas besi beton tersebut memenuhi syarat yang telah ditentukan.

3.1.6 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


a. Slump
Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, yang jika tidak
ditentukan secara khusus adalah antara 5 – 12 cm untuk beton
umumnya, sedang tiang bor slump sebagai berikut, Beton diambil
sebelum dituangkan ke dalam cetakan beton (begisting). Cetakan slump
dibasahkan dan ditempatkan di atas permukaan yang rata. Cetakan diisi
sampai kurang lebih sepertiganya. Kemudian beton tersebut ditusuk-
tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk sampai dengan satu
lapisan di bawahnya. Setelah bagian atas diratakan, segera cetakan
diangkat perlahan-lahan dan diukur penurunannya.
b. Persetujuan Konsultan Pengawas
Sebelum semua tahap pelaksanaan berikutnya dilaksanakan, Kontraktor
harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
Laporan harus diberikan kepada Konsultan Pengawas paling lambat 3

-38
hari sebelum pekerjaan dilaksanakan. Hal-hal khusus akan didiskusikan
secara lebih mendalam antara semua pihak yang berkepentingan. Semua
tahapan pelaksanaan tersebut harus dicatat secara baik dan jelas
sehingga mudah untuk ditelusuri jika suatu saat data tersebut dibutuhkan
untuk pemeriksaan.
c. Persiapan dan Pemeriksaan
Kontraktor tidak diijinkan untuk melakukan pengecoran beton tanpa ijin
tertulis dari Konsultan pengawas. Kontraktor harus melaporkan kepada
Konsultan pengawas tentang kesiapannya untuk melakukan pengecoran
dan laporan tersebut harus disampaikan beberapa hari sebelum waktu
pengecoran, sesuai dengan kesepakatan di lapangan, untuk
memungkinkan Konsultan Pengawas melakukan Pemeriksaan sebelum
pengecoran dilaksanakan. Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang
memadai seperti tangga ataupun fasilitas lain yang dibutuhkan agar
Konsultan PENGAWAS dapat memeriksa pekerjaan secara aman dan
mudah. Tanpa fasilitas tersebut, Kontraktor tidak akan diizinkan untuk
melakukan pengecoran. Semua koreksi yang terjadi akibat pemeriksaan
tersebut harus segera diperbaiki dalam waktu 1 x 24 jam dan selanjutnya
kontraktor 1 x 24 jam selanjutnya kontraktor harus mengajukan ijin lagi
untuk dapat melaksanakan pengecoran. Tidak dibenarkan adanya
penambahan waktu akibat koreksi yang timbul, kecuali ditentukan oleh
pemberi tugas / Konsultan Pengawas, Persetujuan untuk melakukan
pengecoran tidak berarti membebaskan Kontraktor dari tanggung jawab
sepenuhnya atas ketidaksempurnaan ataupun kesalahan yang timbul.
Sebelum pengecoran dilakukan harus dipastikan bahwa semua peralatan
yang akan tertanam di dalam beton sudah terletak pada tempatnya dan
semua kotoran sudah dibersihkan dari lokasi pengecoran. Demikian pula
untuk siar pelaksanaan harus dilakukan sesuai dengan persyaratan.
d. Siar Pelaksanaan
Kontraktor harus mengusulkan lokasi siar pelaksanaan dalam gambar
kerjanya. Siar pelaksanaan harus diusahakan seminimum mungkin, agar
perlemahan struktur dapat dikurangi. Siar pelaksanaan tidak dijinkan
untuk melalui daerah yang diperkirakan sebagai daerah basah, seperti
toilet, reservoir dll. Jika tidak ditentukan lain, maka lokasi siar

-39
pelaksanaan harus terletak pada daerah dimana gaya geser adalah
minimal, umumnya terletak pada sepertiga bentang tengah dari panjang
efektif struktur. Pada pengecoran beton yang tebal dan volume yang
besar, lokasi siar pelaksanaan harus dipertimbangkan sedemikian rupa,
sehingga tidak menyebabkan perbedaan temperatur yang besar pada
beton yang tersebut, yang berakibat retaknya beton, disamping adanya
tegangan residu yang tidak diinginkan. Siar pelaksanaan dapat dibuat
secara horizontal dan pengecoran dapat dibagi menjadi berlapis-lapis.
Lokasi siar pelaksanaan tersebut harus disetujui oleh Konsultan
PENGAWAS. Kontraktor harus mempertimbangkan di dalam
penawarannya, segala hal yang berhubungan dengan siar pelaksanaan
seperti erstop, perekat beton, dowel dsb, maupun pembersih permukaan
beton agar dapat dijamin lekatan antara beton lama dan baru. Siar
pelaksanaan harus bersih dari semua kotoran dan bekas beton yang tidak
melekat dengan baik, dan sebelum pengecoran dilanjutkan, harus
dikasarkan sedemikian rupa sehingga agregat besar menjadi terlihat
tetapi tetap melekat dengan baik.
e. Pengangkutan dan Pengecoran Beton
Beton harus diangkut dengan cara sedemikian rupa, sehingga dapat tiba
dilokasi proyek dalam keadaan yang masih memenuhi spesifikasi teknis.
Jika lokasi pembuatan cukup jauh dari proyek, maka harus digunakan
admixtures yang dapat memperlambat proses pengerasan dari beton.
Pada saat beton diangkut ke lokasi pengecoran juga harus diperhatikan,
agar tidak terjadi pemisahan antara bahan-bahan dasar pembuat beton.
Pada saat pengecoran tinggi jauh dari beton segar harus kurang dari
1.50 meter. Hal ini sangat penting agar tidak terjadi pemisahan antara
batu pecah yang berat dengan pasta beton sehingga dapat
mengakibatkan kwalitas beton menjadi menurun. Untuk itu harus
disiapkan alat bantu seperti piuap tremi sehingga syarat ini dapat
dipenuhi. Sebelum pengecoran beton harus dijaga agar tetap dalam
kondisi plastis dalam waktu yang cukup, sehingga pengecoran beton
dapat dilakukan dengan baik. Kontraktor harus mengajukan jumlah alat
dan personil yang akan mendukung pengecoran beton, yang dianalisa
berdasarkan besarnya volume pengecoran yang akan dilakukan. Sebagai

-40
gambaran setiap alat pemadam maupun memadatkan sekitar 5 – 8 m3
beton segar per jam. Beton segar dicampurkan harus ditempatkan
sedekat mungkin dengan lokasi akhir, sehingga masalah segregasi dan
pengerasan beton dapat dihindarkan dan selama pemadatan beton masih
bersifat plastis.

3.1.7 PEMADATAN BETON


a. Alat Pemadat Beton
Beton yang akan dicor harus segera dipadatkan dengan alat pemadat
(vibrator) dengan tipe yang disetujui oleh Konsultan Pengawas
Pemadatan tersebut bertujuan untuk mengurangi udara pada beton yang
akan mengurangi kualitas pada beton. Pemadatan tersebut berkaitan
dengan kelecakan (workability) beton. Pada cuaca panas kelecakan beton
menjadi sangat singkat, sehingga slump yang rendah-rendah biasanya
merupakan masalah. Untuk itu harus disediakan vibrator dalam jumlah
yang memadai, sesuai dengan besarnya pengecoran yang akan
dilakukan. Minimum harus dipersiapkan satu vebriator cadangan yang
akan dipakai, jika ada vebriator cadangan yang akan dipakai, jika ada
vebriator yang rusak pada saat pemadatan sedang berlangsung. Alat
pemadat harus di tempatkan sedemikian rupa sehingga tidak menyentuh
besi beton.
b. Lokasi Pemadatan yang Sulit
Pada lokasi yang diperkirakan sulit untuk dipadatkan seperti pada
pertemuan balok kolom, dinding beton yang tipis dan pada lokasi
pembersihan yang rapat dan rumit, maka kontraktor harus
mempersiapkan metode khusus untuk pemadatan beton yang
disampaikan kepada Konsultan PENGAWAS paling lambat 3 hari sebelum
pengecoran dilaksanakan, agar tidak terjadi keropos pada beton,
sehingga secara kualitas tidak akan disetujui.

c. Pemadatan Kembali
Jika permukaan beton mengalami keretakan dalam kondisi masih plastis,
maka beton tersebut harus dipadatkan kembali sesuai dengan

-41
rekomondasi Konsultan PENGAWAS agar retak tersebut dapat
dihilangkan.
d. Metode Pemadatan Lain
Jika dipandang perlu Kontraktor dapat mengusulkan cara pemadatan lain
yang dipandang dapat menyebabkan perbedaan temperatur yang besar
antara permukaan dan inti beton. Hal ini dapat menyebabkan keretakan
struktur dan terjadinya tegangan menetap pada beton, tanpa adanya
beban yang bekerja.

3.1.8 TEMPERATUR BETON SEGAR


Dalam waktu 2 menit setelah contoh diambil, sebuah termometer yang
mempunyai skala 5 s/d 100o C, harus dimasukkan ke dalam contoh
tersebut sedalam 100 mm. Jika temperatur sudah stabil selama 1 menit,
maka temperatur tersebut harus dicatat dengan ketelitian 1o C.

3.1.9 PERAWATAN BETON


a. Tujuan Perawatan
Perawatan beton bertujuan antara lain untuk menjaga agar tidak terjadi
kehilangan zat cair pada saat pengikatan awal terjadi dan mencegah
penguapan air dari beton pada umur beton awal dan juga mencegah
perbedaan temperatur dalam beton yang dapat menyebabkan terjadinya
keretakan dan penurunan kualitas beton. Perawatan beton harus
dilakukan begitu pekerjaan pemadatan beton selesai dilakukan. Untuk itu
harus dilakukan perawatan beton sedemikian sehingga tidak terjadi
penguapan yang cepat terutama pada permukaan beton yang baru
dipadatkan.
b. Lama Perawatan
Permukaan beton harus dirawat secara baik dan terus menerus dibasahi
dengan air bersih selama minimal 7 hari segera setelah pengecoran
selesai. Untuk elemen vertikal seperti kolom dan dinding beton, maka
beton tersebut harus diselimuti dengan karung yang dibasahi terus
menerus selama 7 hari.
c. Perlindungan Beton Tebal

-42
Untuk pengecoran beton dengan ketebalan lebih dari 600 mm, maka
permukaan beton harus dilindungi dengan material (misalnya stereo
foam) yang disetujui oleh Konsultan PENGAWAS, agar dapat
memantulkan radiasi akibat panas. Material tersebut harus dibuat kedap,
agar kelembaban permukaan beton dapat dipertahankan.
d. Acuan Metal
Setiap acuan yang terbuat dari metal, beton ataupun material lain yang
sejenis, harus didinginkan dengan air sebelum pengecoran dilakukan.
Acuan tersebut dihindari dari terik matahari langsung, karena sifatnya
yang mudah menyerap dan mengantarkan panas. Perlakuan yang kurang
baik akan menyebabkan retak-retak yang parah pada permukaan beton.
e. Curing Compound
Cara lain yang banyak digunakan saat ini adalah dengan menggunakan
curing compound. Jenis dan type curing compound yang digunakan harus
disetujui oleh Konsultan PENGAWAS. Harus diperhatikan agar tidak
terjadi penurunan temperatur yang cepat pada permukaan beton
sehingga dapat menyebabkan keretakan pada permukaan beton.

3.1.10 CARA UNTUK MENGHINDARI KERETAKAN BETON


a. Alat monitoring
Untuk pekerjaan beton dengan tebal lebih dari 600 mm, Kontraktor harus
menyediakan peralatan yang dibutuhkan untuk mengukur dan memonitor
segala kejadian yang mungkin terjadi selama pekerjaan beton
berlangsung. Monitoring dilakukan minimal selama 7 hari sejak
pengecoran selesai. Kontraktor wajib menyediakan alat pengukur
temperatur yang akan diletakkan pada dasar beton, di dalam beton, dan
dipermukaan beton dengan jarak vertikal antara alat ditetapkan maksimal
50 cm. Sedangkan jarak horizontal antara titik satu dengan lainnya
maksimal 10 meter. Lokasi alat pengukur dan metode pengukur suhu
tersebut harus diusulkan kepada Konsultan PENGAWAS untuk
mendapatkan persetujuan.
b. Perbedaan Temperatur
Umumnya permukaan beton harus didinginkan secara mendadak, yang
terpenting adalah tidak terjadi perbedaan temperatur yang besar (>20oC)

-43
antara permukaan dan inti beton dan beton harus dihindarkan dari sinar
matahari langsung ataupun tiupan angin.
c. Material Bantu
Disamping peralatan juga dibutuhkan material pembantu yang mungkin
dapat dicampur ke dalam beton maupun yang akan digunakan pada saat
perawatan beton untuk mencegah terjadinya penguapan yang terlalu
cepat.
d. Lebar Retak
Suatu struktur beton pasti akan mengalami suatu retakan, dan lebar
retak yang diijinkan maksimal sebesar 0,004 kali tebal selimut beton.
e. Antisipasi Perbedaan Temperatur
Kontraktor harus menyiapkan semua yang dibutuhkan untuk mengatasi
jika perbedaan temperatur menjadi lebih dari 20 derajat C, misalnya
dengan mempertebal isolasi yang sudah digunakan atau membuat isolasi
menjadi benar-benar kedap terhadap angin dan udara. Hal ini harus
segera dilakukan agar perbedaan temperatur tidak menjadi besar. Untuk
itu harus disiapkan material isolasi lebih dari kebutuhan sebelum
pengecoran dilakukan.
f. Hal – Hal Lain
Beberapa hal yang harus diperhatikan baik sebelum, selama maupun
sesudah pengecoran beton adalah :
1. Usahakan agar semua material dasar yang digunakan tetap dalam
kondisi terlindung dari sinar matahari, sehingga temperatur tidak
tinggi pada saat pencampuran dimulai.
2. Air yang akan digunakan harus didinginkan, misalnya dengan
mengganti sebagian air dengan es, sehingga temperatur menjadi
lebih besar.
3. Semen yang digunakan mempunyai hidrasi rendah.
4. Jika mungkin, tambahkan nitrogen cair ke dalam campuran beton.
5. Waktu antara pengadukan beton dan pengecoran harus dibatasi
maksimal 2 jam.
6. Lakukan pengecoran bertahap sedemikian rupa, misalnya dengan
membuat siar pelaksanaan secara horizontal pada beton yang tebal,

-44
sehingga tebal satu lapis pengecoran menjadi kurang lebih 1 meter
dan perbedaan temperatur dapat dikontrol.
7. Jika mungkin diusulkan pengecoran dilakukan pada malam hari
dimana temperatur lapangan sudah lebih rendah dari dibandingkan
dari siang hari.
8. Harus disiapkan isolasi panas yang merata pada pada seluruh
permukaan beton yang terbuka untuk mencegah tiupan angin dan
menjaga agar temperatur tidak terlalu berbeda pada seluruh
penampang beton.
9. Lakukan perawatan awal segera setelah pemadatan selesai dan harus
diteruskan sampai system isolasi terpasang seluruhnya.
10. Sediakan pelindung sehingga permukaan beton terlindung dari sinar
matahari dan angin. Hal ini dapat dilakukan membuat dinding pada
sekeliling daerah pengecoran dengan plastik atau material sejenis,
demikian juga pada bagian atasnya.
g. Retak di Luar Batas yang Disyaratkan.
Jika setelah pemadatan selesai masih terjadi keretakan diluar batas yang
diijinkan, maka Kontraktor harus melaporkan hal tersebut secara tertulis
yang berisi antara lain metode kerja dan peralatan yang digunakan
berikut komposisi campuran yang digunakan kepada Konsultan
PENGAWAS untuk dievaluasi lebih lanjut. Kontraktor tidak diijinkan untuk
memperbaiki keretakan tersebut sebelum mendapatkan persetujuan
tertulis dari Konsultan PENGAWAS.
3.1.11 ADUKAN BETON YANG DIBUAT DITEMPAT (Site Mixing)
Untuk mendapatkan kualitas beton yang baik, maka untuk beton yang dibuat
di lapangan harus memenuhi syarat-syarat :
a. Semen diukur menurut berat
b. Agregat kasar diukur menurut berat
c. Pasir diukur menurut berat
d. Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin
(concrete batching plant)
e. Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin beton
f. Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan
berada dalam mesin pengaduk

-45
g. Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan
lebih dahulu, sebelum adukan beton yang baru dimulai

3.1.12 BESI BETON


a. Merk besi beton
Sebelum pemesanan dilakukan, maka Kontraktor harus mengusulkan
merk besi beton dilengkapi dengan brosur dan data teknis dari pabrik
yang akan digunakan untuk disetujui Konsultan PENGAWAS
b. Penyimpanan
Besi beton disimpan pada tempat yang bersih dan tumpu secara baik
tidak merusak kualitasnya. Tempat penyimpanan harus cukup terlindung
sehingga kemungkinan karat dapat dihindarkan
c. Gambar Kerja dan Bending Schedule
Pembengkokan besi beton harus dilakukan sesuai dengan gambar
rencana dan berdasarkan standar detail yang ada. Pembengkokan
tersebut harus dilakukan dengan menggunakan alat-alat (bar bender)
sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan cacat, patah, retak-retak
dan sebagainya. Semua pembengkokan harus dilakukan dalam keadaan
dingin dan pemotongan harus dengan bar cutter. Pemotongan dan
pembengkokan dengan sistem panas sama sekali tidak diijinkan. Untuk
itu Kontraktor harus membuat gambar kerja pembengkokan (bending
schedule) dan diajukan kepada Konsultan PENGAWAS untuk
mendapatkan persetujuan.
d. Bebas karat
Pemasangan dan penyetelan berdasarkan evaluasi yang sesuai dengan
gambar dan harus sudah diperhitungkan toleransi penurunannya.
Sebelum besi beton dipasang, permukaan besi beton harus bebas dari
karat, minyak dan lain-lain yang dapat mengurangi lekatan besi beton.
e. Selimut Beton
Besi beton harus dilindungi oleh selimut beton yang sesuai dengan
gambar standart detail. Sebagai catatan, pemasangan tulangan-tulangan

-46
utama tarik / tekan penampang beton harus dipasang sejauh mungkin
dari garis tengah penampang, sehingga pemakaian selimut beton yang
melebihi ketentuan-ketentuan tersebut di atas harus mendapat
persetujuan tertulis dari Konsultan PENGAWAS.
f. Penjangkaran
Pemasangan rangkaian besi beton yaitu kait-kait, panjang penjangkaran,
penyaluran, letak sambungan dan lain-lain harus sesuai dengan gambar
standar yang terdapat dalam gambar rencana. Apabila ada keraguan
tentang ini maka Kontraktor harus meminta klarifikasi kepada Konsultan
PENGAWAS.
g. Kawat Beton dan Penunjang
Penyetelan besi beton harus dilakukan dengan teliti, terpasang pada
kedudukan yang kokoh untuk menghindari pemindahan tempat, dengan
menggunakan kawat yang berukuran tidak kurang dari 16 gauge atau
klip yang sesuai pada setiap tiga pertemuan. Pembesian harus ditunjang
dengan beton tahu atau penunjang besi, spacers atau besi penggantung
seperti yang ditunjukkan pada gambar standar atau dicantuPengawasan
pada spesifikasi ini. Penunjang-penunjang metal tidak boleh diletakkan
berhubungan acuan. Ikatan dari kawat harus dimasukkan ke dalam
penampang beton, sehingga tidak menonjol permukaan beton.
h. Sengkang-sengkang
Untuk menjamin bahwa perilaku elemen struktur sesuai dengan rencana,
maka sengkang harus diikat pada tulangan utama dan jaraknya harus
sesuai dengan gambar. Akhiran / kait sengkang harus dibuat seperti yang
disyaratkan di dalam gambar standar agar sengkang dapat bekerja
seperti yang diinginkan. Demikian juga untuk besi pengikat yang
digunakan untuk pengikat tulangan utama.
i. Beton Bending
Beton bending harus digunakan untuk menahan jarak yang tepat pada
tulangan, dan minimum mempunyai kekuatan beton yang sama dengan
beton yang akan dicor. Jarak antara beton bending ditentukan maksimal
100 cm.
j. Penggantian Besi

-47
1. Kontraktor harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah
sesuai dengan apa yang tertera pada gambar
2. Dalam hal ini dimana berdasarkan pengalaman kontraktor atau
pendapatnya terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu
penyempurnaan pembesian yang ada maka Kontraktor dapat
menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi pembesian yang
tertera dalam gambar.
3. Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai
dengan yang ditetapkan dalam gambar maka dapat dilakukan
penukaran diameter besi dengan diameter yang terdekat dengan
catatan :
- Harus ada persetujuan dari Konsultan PENGAWAS
- Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi di tempat tersebut
tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini
yang dimaksud adalah jumlah luas). Khusus untuk balok portal,
jumlah luas penampang besi pada tumpuan juga tidak boleh lebih
besar jauh dari pembesian aslinya.
- Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan
pembesian di tempat tersebut atau di daerah overlap yang dapat
menyulitkan pengecoran.
- Tidak ada pekerjaan tambah dan tambahan waktu pelaksanaan

k. Toleransi Besi
Diameter Besi (mm) Toleransi dia (mm) Toleransi Berat (%)
610 0.4 7
1016 0.4 5
1628 0.5 4
28 0.6 2

3.1.13 TOLERANSI DIMENSI ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR

-48
Dimensi elemen stuktur seperti (pelat, balok, kolom, dinding) harus
memenuhi toleransi sbb :

Dimensi Elemen Toleransi Terhadap B Toleransi Selimut


Struktur (mm) Beton
(mm) (mm)
B  200  9.0  5.0
B  200  12.0  9.0

Dimana B adalah dimensi elemen stuktur baik untuk lebar maupun tinggi.
Pelaksanaan yang tidak memenuhi toleransi tersebut akan dievaluasi oleh
Konsultan PENGAWAS, untuk selanjutnya diputuskan. Semua akibat
kesalahan tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor

3.1.14 PEMASANGAN ALAT-ALAT DIDALAM BETON / Sparing


a. Kontraktor harus membuat gambar kerja yang menunjukkan secara tepat
lokasi sparing yang akan terdapat pada elemen struktur. Kontraktor wajib
mempelajari gambar M & E dan mendiskusikan dengan pihak terkait jika
terdapat keraguan tentang gambar tersebut. Kebutuhan sparing yang
terjadi akibat perubahan desain harus diinformasikan segera kepada
Konsultan PENGAWAS untuk mendapatkan pemecahannya. Pekerjaan
pembobokan, membuat lubang atau memotong konstruksi beton yang
sudah jadi harus dihindarkan dan jika diperlukan harus mendapatkan ijin
tertulis dari Konsultan PENGAWAS.
b. Ukuran lubang, pasangan alat-alat di dalam beton, pemasangan dan
sebagainya, harus sesuai dengan gambar struktur maupun gambar lain
yang terkait atau menurut petunjuk-petunjuk Konsultan PENGAWAS.
c. Perkuatan pada lubang-lubang beton untuk keperluan pekerjaan M / E
harus mengikuti ketentuan yang terdapat di dalam gambar standar. Jika
tidak / belum tertera di dalam gambar maka Kontraktor wajib
menginformasikan hal tersebut kepada Konsultan PENGAWAS untuk
mendapatkan penyelesaiannya.
3.1.15 BETON KEDAP AIR

-49
a. Beton kedap air adalah beton yang dibuat agar tidak tembus air untuk
jangka waktu lama. Untuk itu Kontraktor wajib mengikuti segala
ketentuan yang disyaratkan oleh Pemasok bahan kedap air / water
proofing, termasuk cara pembuatan beton tersebut.
b. Pada siar pelaksanaan harus dipasang waterstop sesuai dengan
spesifikasi pabrik. Waterstop tersebut harus ditunjukkan di dalam gambar
kerja / shop drawing, sehingga rencana pengecoran harus direncanakan
dengan baik. Biaya waterstop tersebut sudah termasuk di dalam
penawaran yang diajukan oleh Kontraktor.
c. Apabila terjadi kebocoran selama masa garansi, maka kontraktor harus
mengadakan perbaikan-perbaikan dengan biaya Kontraktor. Prosedur
perbaikan tersebut harus diusulkan oleh Kontraktor dan disetujui oleh
Konsultan PENGAWAS, sedemikian rupa sehingga tidak merusak bagian-
bagian lain yang sudah selesai.

3.1.16 ACUAN / BEKISTING


a. Umum
1. Kontraktor harus membuat acuan yang dapat
dipertanggungjawabkan secara struktur baik kekuatan, stabilitas
maupun kekakuannya serta layak untuk digunakan. Acuan
merupakan suatu bagian pekerjaan struktur yang berguna untuk
membentuk struktur beton agar sesuai gambar kerja rencana.
2. Jenis acuan harus sesuai dengan yang disyaratkan di dalam spesifikasi
ini. Kontraktor dapat mengusulkan alternatif acuan dengan catatan
bahwa harus disetujui oleh Konsultan PENGAWAS. Di dalam
penawarannya Kontraktor wajib menawarkan sesuai dengan yang
ditentukan di dalam spesifikasi.
3. Semua bagian acuan yang sudah selesai digunakan harus dibongkar
dan dikeluarkan dari lokasi pekerjaan. Tidak dibenarkan adanya
bagian acuan yang tertanam di dalam struktur beton.
4. Pada struktur beton kedap air, cara pemasangan acuan dan bukaan
pada acuan dan bukan pada acuan harus dibuat sedemikian rupa,

-50
sehingga bukaan tersebut harus dapat ditutup dengan sempurna,
sehingga bukaan tersebut harus dapat ditutup dengan sempurna,
sehingga bebas dari kebocoran. Semua pengikat acuan (ties) harus
dilengkapi dengan material tertentu seperti water haffles, sehingga
pada saat dicor akan menyatu dengan struktur beton.
b. Lingkup Pekerjaan
1. Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan
seperti release agent, pengangkutan dan pelaksanaan untuk
menyelesaikan semua pekerjaan acuan sebagai cetakan beton sesuai
dengan gambar-gambar konstuksi dan gambar-gambar disiplin lain
yang berhubungan seperti diuraikan dalam uraian dan syarat-syarat
pelaksanaan, secara aman dan benar.
2. Detail-detail Khusus
Pembuatan acuan khusus sesuai yang direncanakan harus termasuk
yang ditawarkan di dalam penawaran Kontraktor. Termasuk juga jika
menggunakan material acuan yang khusus untuk menghasilkan detail
khusus.
c. Persyaratan Bahan.
1. Acuan dan Penyangga
Bahan acuan yang dipergunakan dapat berbentuk beton, baja,
pasangan bata yang diplester, kayu atau material lain yang dapat
dipertanggung jawabkan kualitasnya. Penggunaan acuan siap pakai
produksi pabrik tertentu diijinkan untuk dipergunakan, selama dapat
disetujui oleh Konsultan PENGAWAS. Acuan yang terbuat dari
multiplek yang dilapisi dengan sejenis kertas film yang khusus yang
digunakan untuk acuan sangat dianjurkan dengan tebal multiplek
minimal 12 mm. Pengaku harus dibuat dengan benar agar tidak
terjadi perubahan bentuk / ukuran dari elemen beton yang dibuat.
Penyanggah yang terbuat dari baja lebih disukai, walau penggunaan
material penyanggah dari kayu dapat diterima. Bahan dan ukuran
kayu yang digunakan harus mendapatkan persetujuan Konsultan
PENGAWAS. Untuk pekerjaan beton yang langsung berhubungan
dengan tanah, maka sebagai lantai kerja harus dibuat dari beton K-

-51
175. Sebagai acuan samping dari beton tersebut dapat menggunakan
pasangan batu kali, batu bata atau material lain yang disetujui
Konsultan PENGAWAS. Untuk elemen beton tertentu seperti kolom
bulat disarankan menggunakan acuan baja.

d. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Struktur Acuan
Acuan berikut elemen pendukungnya harus dianalisa sedemikian
rupa, sehingga mampu memikul beban kesemua arah yang mungkin
terjadi (kuat), tanpa mengalami deformasi yang berlebihan (kaku)
dan harus memenuhi syarat stabilitas. Deformasi dibatasi tidak lebih
dari 1/360 bentang. Peninjauan terhadap kemungkinan beban diluar
beban beton juga harus dipertimbangkan, seperti kemungkinan
beban konstruksi, angin, hujan dan lain-lain. Semua analisa dan
perhitungan acuan berikut elemen pendukungnya harus diserahkan
kepada Konsultan PENGAWAS untuk mendapatkan persetujuannya,
sebelum pekerjaan dilakukan.
2. Dimensi Acuan
Semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar srtuktur adalah
ukuran bersih penampang beton, tidak termasuk plester / finishing.
Tambahan elemen tertentu seperti bentuk / profil khusus yang
tercantum di dalam gambar arsitektur juga harus dipertimbangkan
baik sebagai beban maupun dalam analisa biaya.
3. Gambar Kerja
Kontraktor harus membuat gambar kerja khusus acuan berdasarkan
analisa yang dilakukannya. Gambar kerja tersebut harus lengkap
disertai ukuran dan detail-detail sambungan yang benar dan
selanjutnya diserahkan kepada Konsultan PENGAWAS untuk
persetujuannya. Tanpa persetujuan tersebut Kontraktor tidak
diperkenankan untuk memulai pembuatan acuan di lapangan.
4. Tanggung Jawab
Walaupun sudah disetujui oleh Konsultan PENGAWAS, tanggung
jawab sepenuhnya atas kekuatan, kekakuan dan stabilitas acuan

-52
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. Jika terjadi hal-hal
yang tidak sesuai dengan perkiraan ataupun kekeliruan yang
mengakibatkan timbulnya biaya tambahan, maka semua biaya
tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor. Acuan harus dibuat
sesuai dengan yang dibuat di dalam gambar kerja. Pelaksanaan yang
tidak sesuai dengan gambar kerja harus segera dibongkar.
5. Stabilitas Acuan
Semua acuan harus diberi penguat datar dan silang sehingga
kemungkinan bergeraknya acuan selama pelaksanaan pekerjaan
dapat dihindari. Konsultan PENGAWAS berhak untuk meminta
Kontraktor untuk memperbaiki acuan yang dianggap tidak / kurang
sempurna dengan beban biaya Kontraktor.
6. Inspeksi Konsultan PENGAWAS
Semua acuan dengan penunjang-penunjang harus diatur sedemikian
rupa sehingga memungkinkan dilakukannya inspeksi dengan mudah
oleh Konsultan PENGAWAS.
7. Detail Acuan
Penyusunan acuan harus sedemikian rupa hingga pada waktu
pembongkarannya tidak menimbulkan kerusakan pada bagian beton
yang bersangkutan.
8. Akurasi
Acuan harus dapat menghasilkan bagian konstruksi yang ukuran
kerataan / kelurusan, elevasi dan posisinya sesuai dengan gambar-
gambar konstruksi. Toleransi ukuran dan posisi harus sesuai dengan
yang tercantum dalam spesifikasi ini.
9. Sistem Pengaliran Air
Acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum
pengecoran. Harus dipersiapkan sistem pengaliran air sedemikian,
sehingga pada saat dibasahkan, air dapat mengalir ke tempat yang
diinginkan dan acuan tidak tergenang oleh air. Acuan harus dipasang
sedemikian rupa sehingga akan terjadi kebocoran atau hilangnya air
semen selama pengecoran, tetap lurus (tidak berubah bentuk) dan
tidak tergoyang.
10. Ikatan Acuan di Dalam Beton

-53
Sebelumnya dengan mendapat persetujuan dari Konsultan
PENGAWAS baut-baut dan tierod yang diperlukan untuk ikatan-ikatan
dalam beton harus diatur sedemikian, sehingga bila acuan dibongkar
kembali, tidak akan merusak beton yang sudah dibuat.
11. Acuan Beton Exposed
Jika ada harus dilapisi dengan menggunakan release agent pada
permukaan acuan yang menempel pada permukaan beton.
Berhubung release agent berpengaruh pula pada warna permukaan
beton, maka pemilihan jenis dan penggunaannya harus dilakukan
dengan seksama. Cara pengecoran beton harus diperhitungkan
sedemikian rupa sehingga siar-siar pelaksanaan tidak merusak
penampilan beton exposed tersebut. Merk dan jenis release agent
yang telah disetujui bersama, tidak boleh diganti dengan merk jenis
lain. Untuk itu Kontraktor harus memberitahukan terlebih dahulu
nama pedangang dari release agent tersebut, data bahan-bahan
bersangkutan, nama produsennya, jenis bahan-bahan mentah
utamanya, cara-cara pemakaiannya, resiko-resiko dan keterangan
lain yang dianggap perlu untuk memperoleh persetujuan tertulis dari
Konsultan PENGAWAS.
12. Bukaan Untuk Pembersihan
Pada bagian terendah (dari setiap phase pengecoran) dari acuan
kolom atau dinding harus ada bagian yang mudah dibuka untuk
inspeksi dan pembersihan.

13. Scaffolding
Pada prinsipnya semua penunjang acuan harus menggunakan steger
besi (scaffolding). Scaffolding tersebut harus cukup kuat dan kaku
dan diatur agar mudah diperiksa oleh Konsultan PENGAWAS.
14. Persetujuan Konsultan Pengawas.
Setelah pekerjaan di atas selesai, Kontraktor harus meminta
persetujuan dari Konsultan PENGAWAS dan minimum 3 (tiga) hari
sebelum pengecoran. Kontraktor harus mengajukan permohonan
tertulis untuk izin pengecoran kepada Konsultan Pengawas.

-54
15. Anti Lendut (Cambers)
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, maka semua acuan untuk
balok dan plat, harus dipersiapkan dengan memakai anti lendut
dengan besar sbb :

Lokasi % Terhadap Bentang


Ditengah bentang balok 0.3
Diujung balok kantilever 0.5

e. Pembongkaran Acuan
1. Pembongkaran harus dilakukan dengan hati-hati, dimana bagian
konstruksi yng dibongkar acuannya harus dapat memikul berat
sendiri dan beban-beban pelaksanaannya.
2. Pembongkaran acuan dapat dilakukan setelah mencapai waktu sbb :
Elemen Struktur Waktu Minimum
Sisi-sisi balok kolom dan dinding 3 hari
Balok dan plat beton (tiang penyanggah tidak 21 hari
dilepas)
Tiang-tiang penyanggah plat 21 hari
Tiang-tiang penyanggah balok-balok 21 hari
Waktu pembongkaran tersebut hanya merupakan kondisi normal dan
harus dipertimbangkan secara khusus jika pada lantai-lantai tersebut
bekerja beban dan mengusulkan metode dan perhitungan yang akan
digunakan, dan usulan tersebut harus mendapat persetujuan tertulis
dari Konsultan Pengawas. Tidak ada biaya tambah untuk biaya
tersebut. Semua akibat yang timbul akibat usulan tersebut menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
3. Setiap rencana pekerjaan pembongkaran acuan harus diajukan
terlebih dahulu secara tertulis untuk disetujui Konsultan Pengawas.

-55
PASAL 4
PEKERJAAN ARSITEKTUR

4.1. UMUM
4.1.1. KETENTUAN UMUM
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu serta cara kerja yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.
2. Pada spesifikasi teknis ini diatur seluruh pekerjaan berdasarkan
peraturan dan ketentuan yang berlaku, baik yang bersifat daerah,
nasional, maupun internasional, serta berdasarkan jenis bahan /
material, cara pelaksanaan (metode) dan sistem yang dibutuhkan.
3. Seluruh pekerjaan akan dikelola (manage) oleh Konsultan PENGAWAS,
yaitu dalam hal Koordinasi dan Pengawasan, mencakup mutu hasil
kerja (kualitas), Waktu pelaksanaan (Schedule) dan Pembiayaan.
4. Seluruh pekerjaan yang berkaitan dengan estetika, penentuan
warnanya harus terlebih dahulu dikonsultasikan dengan Konsultan
Perencana serta mendapat persetujuan dari (Owner).
b. Peraturan-peraturan yang dipakai
 Peraturan-peraturan / standar setempat yang biasa dipakai.

-56
 Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 ; NI-2.
 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961 ; NI-5
 Peraturan Semen Portland Indonesia 1972 ; NI-8
 Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat
 Ketentuan-ketentuan umum untuk pelaksanaan Pemborong Pekerjaan
Umum (A.V.) No. 9 tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran
Negara No. 14571.
 Petunjuk-petunjuk dan Peringatan-peringatan lisan maupun tertulis
yang diberikan Konsultan PENGAWAS.
 Standart Normalisasi Jerman (D.I.N.).
 American Society for Testing and Material (A.S.T.M.).
 American Concrete Institute (A.C.I.).
 Semen Portland harus memenuhi NI-8, SII 0013-81 dan ASTM C 1500-
78A
 Pasir beton yang digunakan harus memenuhi PUBI 82 pasal 11 dan SII
0404-80.
 Kerikil / split harus memenuhi PUBI 82 pasal 12 dan SII 0079-79/0087-
75/0075-75.
 Air harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 82 pasal 9, AVGNOR P18-
303 dan NZS-3121/1974.
 Pengendalian seluruh pekerjaan beton ini harus sesuai dengan
persyaratan : PBI 1971 (NI-2) PUBI 1982 dan (NI-8).
 Standar dari bahan waterproofing mengikuti prosedur yang ditentukan
oleh pabrik dan standar-standar lainnya seperti :NI.3, ASTM 828,
ASTME, TAPP I 803 dan 407.
 Pengendalian pekerjaan keramik harus sesuai dengan peraturan ASTM,
NI-129, PUBI 1982 pasal 31 dan SII-0023-81.
 Pengendalian seluruh pekerjaan karpet harus sesusi dengan peraturan-
peraturan ASTM – E-648 dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari
pabrik.
 Syarat bahan glass block sesuai dengan standar pabrik, tanpa cacat
serta memenuhi dalam PUBI 1982 pasal 63 dan SII 0189/78.

-57
 Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai dengan persyaratan dalam
NI-5 (PKKI tahun 1961), PUBI 82 pasal 37 dan memenuhi persyaratan
dalam SII 0458-81.
 Pengendalian seluruh pekerjaan cat, harus memenuhi ketentuan-
ketentuan dari pabrik yang bersangkutan dan memenuhi persyaratan
pada PUBI 1982 pasal 54 dan NI-4.
 Bahan cat yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 53, BS No. 3900 : 1970/1971, AS.K-
41 dan NI.4, serta mengikuti ketentuan-ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan.
 Persyaratan bahan marmer harus konsisten terhadap PUBI pasal 26
dan SII 0015-76.

c. Syarat-syarat pelaksanaan
1. Semua jenis pekerjaan harus dibuatkan shop drawing dan diajukan
kepada Konsultan PENGAWAS untuk diperiksa yang selanjutnya
dimintakan persetujuan kepada Konsultan Perencana.
2. Semua bahan material, terutama finishing utama sebelum dikerjakan,
Kontraktor harus mengajukan 2 atau 3 buah contoh produk yang
setara kepada Konsultan PENGAWAS untuk diserahkan kepada
Perencana, selanjutnya Perencana mengajukan bahan material
tersebut kepada pemberi tugas untuk mendapatkan persetujuannya.
3. Hal-hal yang bertalian erat dengan estetika seperti : warna
cat,keramik, batu temple, politur dan sebagainya harus mendapat
persetujuan dari Perencana (Arsitek) terlebih dahulu sebelum
dilaksanakan. Material yang tidak disetujui harus diganti dengan
material lain yang mutunya sesuai dengan persyaratan tanpa biaya
tambahan.
4. Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan
persyaratan teknis operatif dari pabrik material yang bersangkutan
termasuk mengajukan cara perawatan / maintenance seluruh bahan /
material bangunan sebagai informasi bagi Konsultan PENGAWAS dan
untuk dapat digunakan kelak oleh Pemilik Bangunan.

-58
5. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas, tetapi dibutuhkan
agar dapat melakukan penyelesaian / penggantian dalam suatu
pekerjaan, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus
disetujui Konsultan PENGAWAS.
6. Semua material yang dikirim ke site / lapangan harus dalam keadaan
tertutup atau dalam kantong / kaleng yang masih disegel dan berlabel
pabriknya, bertuliskan type dan tingkatannya, dalam keadaan utuh dan
tidak ada cacat.
7. Bahan harus disimpan di tempat yang kering, berventilasi baik,
terlindung, bersih. Tempat penyimpanan bahan harus cukup
menampung kebutuhan bahan, dan dilindungi sesuai dengan jenisnya
seperti yang disyaratkan dari pabrik.
8. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diharuskan memeriksa site /
lapangan yang telah disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan
untuk dimulainya pekerjaan.
9. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan
lainnya Kontraktor harus segera melaporkan kepada Konsultan
PENGAWAS. Kontraktor tidak diperkenankan melakukan pekerjaan di
tempat tersebut sebelum kelainan / perbedaan diselesaikan.
10. Setiap produk yang diajukan oleh Main / Sub Kontraktor harus
dilengkapi dengan cara perawatan / maintenance dari produk tersebut
yang :
 Sesuai dengan persyaratan teknis dari pabrik yang bersangkutan ;
 Sesuai dengan persyaratan / peraturan setempat ;
 Disetujui oleh Konsultan PENGAWAS.
11. Untuk setiap pekerjaan cat, maka Kontraktor atau aplikator :
 Harus kepada pabrik cat sesuai dengan jumlah kebutuhan proyek ;
memberikan surat penunjukkan dari pabrik cat yang bersangkutan /
rekomendasi sebagai applicator ;
 Harus melakukan pengecatan secara full system ;
 Harus mengajukan sistem pengecatan dan jenis cat ;
 Harus mengajukan urutan kerja ;
 Harus mengajukan bukti pesanan ;

-59
 Harus memberikan surat jaminan supply dari pabrik cat sampai
proyek selesai ;
 Harus memberikan surat jaminan mutu berbentuk sertifikat garansi
yang dikeluarkan oleh pabrik cat (produsen) yang ditandatangani
Direktur Perusahaan, dengan dilampiri surat Pengantar dari Main
Kontraktor.

4.1.2. PEKERJAAN PENDAHULUAN


a. Pengukuran
1. Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa
pelaksanaan berikut ahli ukur yang berpengalaman. Setiap kali
dianggap perlu, harus siap untuk mengadakan.
2. Untuk menetukan koordinat bangunan, Kontraktor diwajibkan
mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi
pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai
peil ketinggian tanah untuk menentukan elevasi  0,00, letak pohon
yang perlu dipertahankan (apabila ada), letak batas-batas site dengan
alat-alat yang sudah ditera kebenarannya.
3. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan
lapangan yang sebenarnya, harus segera dilaporkan kepada Konsultan
PENGAWAS untuk diminta keputusannya, setelah berkonsultasi dengan
Perencana.
4. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan
alat-alat Waterpass / Theodolith yang ketepatannya dapat
dipertanggungjawabkan.
5. Kontraktor harus menyediakan Theodolith / Waterpass beserta petugas
yang cakap melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Konsultan
PENGAWAS selama pelaksanaan proyek.
6. Pengukuran sudut siku-siku dengan benang secara azas segitiga
phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang
disetujui oleh Konsultan PENGAWAS.
7. Segala pekerjaan pengukuran persiapan menjadi tanggung jawab
kontraktor.
b. Tugu Patokan Dasar & Titik Pinjaman / Referensi

-60
1. Letak dan jumlah patokan dasar ditentukan oleh Konsultan
PENGAWAS, sebanyak 2 (dua) buah pada dua sisi yang berlainan.
2. Tugu patokan dasar dibuat dari beton penampang sekurang-kurangnya
200 x 200 mm, tertancap kuat di dalam tanah.
3. Tugu patokan dasar dibuat permanen, tidak bisa diubah, diberi tanda
yang jelas dan dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari
Konsultan PENGAWAS untuk membongkarnya. Selain itu Kontraktor
diharuskan membuat titik Penjamin / Referensi yang akurat dari waktu
ke waktu sepanjang masa pelaksanaan, mendahului kemajuan
pekerjaan.
4. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan tugu patokan dasar
termasuk tanggung jawab Kontraktor.
5. Pada waktu pematokan (penentuan) peil dan setiap sudut-sudut tapak
(perpindahan) Kontraktor wajib membuat Shop Drawing dahulu sesuai
keadaan lapangan.
c. Papan Dasar Pelaksanaan (Bouwplank)
1. Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu meranti ukuran
(50/70 mm) atau kayu dolken, diameter 80-100 mm, yang tertancap
dalam tanah sehingga tidak bisa digerak-gerakkan atau diubah-ubah
berjarak maksimum 1.500 mm satu dengan lainnya.
2. Papan dasar pelaksanaan(Bouwplank) dibuat dari kayu meranti, ukuran
tebal 30 mm, lebar 200mm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah
atasnya. Pemasangan harus kuat dan menggunakan sifat dasar
(waterpass).
3. Papan dasar pelaksanaan (Bouwplank) harus dibuat tanda-tanda yang
mennyatakan as-as dan level / peil-peil dengan warna yang jelas dan
tidak mudah hilang bila terkena air hujan.
4. Tinggi sisi atas papan patok ukuran harus sama satu dengan lainnya,
kecuali dikehendaki lain oleh Konsultan PENGAWAS.
5. Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 1.000 mm dari sisi luar
galian tanah pondasi.
6. Setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan Kontraktor
harus melapor kepada Konsultan PENGAWAS.

-61
7. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan papan dasar
pelaksanaan termasuk tanggungan Kontraktor.

4.2. SPESIFIKASI UMUM


4.2.1. PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik
dan sempurna.
2. Meliputi pekerjaan beton praktis, seperti: sloof, kolom, ring balok, neut
kusen, angkur beton setempat, plat meja, dengan mutu beton K-175
serta seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar.

b. Persyaratan Bahan
1. Semen Portland
Yang digunakan harus dari mutu yang terbaik, terdiri dari satu jenis
merk dan atas persetujuan dan harus memenuhi NI-8. Semen yang
telah mengeras sebagian / seluruhnya tidak dibenarkan untuk
digunakan. Tempat penyimpanan harus diusahakan sedemikian rupa
sehingga bebas dari kelembaban, bebas dari air dengan lantai
terangkat dari tanah dan ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan
semen.
2. Pasir Beton
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari Bahan-
bahan organis, Lumpur dan sebagainya dan harus memenuhi
komposisi butir serta kekerasan yang dicantuPengawasan dalam PBI
1971.
3. Koral Beton / Split
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik tidak berpori serta gradasi
kekerasan seseuai dengan syarat syarat PBI 1971. Penyimpanan /
penimbunan pasir dan koral beton harus dipisahkan satu dengan yang

-62
lain, hingga dapat dijamin kedua bahan tersebut tidak bercampur
untuk mendapatkan perbandingan adukan beton yang tepat.
4. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, asam, alkali dan bahan bahan organis / bahan lainnya yang
dapat merusak beton dan harus memenuhi NI – 3 pasal 10. Apabila
dipandang perlu Konsultan PENGAWAS dapat minta kepada Kontraktor
supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan
yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.

5. Besi Beton
Digunakan mutu U-24, besi harus bersih dari lapisan minyak / lemak
dan bebas dari cacat seperti serpih-serpih dan sebagainya. Penampang
besi adalah bulat dan memenuhi syarat-syarat PBI 1971. Kontraktor
diwajibkan, bila dipandang perlu untuk memeriksa mutu besi beton ke
laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya
Kontraktor.
6. Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :
a. Peraturan-peraturan / standar setempat yang biasa dipakai.
b. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 ; NI-2
c. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961 ; NI-5
d. Peraturan Semen Portland Indonesia 1972 ; NI-8
e. Peraturan Pembangunan Daerah Setempat.
f. Ketentuan-Ketentuan umum untuk pelaksanaan Pemborong
Pekerjaan Umum (AV) No.9 tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan
Lembaran Negara No 14571.
g. Petunjuk-petunjuk dan Peringatan-peringatan lisan maupun tertulis
yang diberikan Konsultan PENGAWAS.
h. Standar Normalisasi Jerman (D.I.N.).
i. American Society for Testing and Material (A.S.T.M).
j. American Concrete Institue (A.C.I).
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Mutu Beton

-63
Mutu beton yang digunakan adalah : K-175 dan harus memenuhi
ketentuan-ketentuan lain sesuai dengan PBI-1971
2. Pembesian
a. Pembuatan tulangan harus sesuai dengan persyaratan yang
tercantum pada PBI-1971.
b. Pemasangan tulangan beton harus sesuai dengan gambar
konstruksi.
c. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi
tersebut tidak berubah tempat decking sesuai dengan ketentuan
dalam PBI-1971.
d. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan
dari lapangan kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah
tertulis dari Konsultan PENGAWAS.
3. Cara Pengadukan
a. Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.
b. Takaran untuk semen Portland, pasir dan koral harus disetujui
terlebih dahulu oleh Konsultan PENGAWAS dan tercapai mutu
pekerjaan seperti yang ditentukan dalam uraian dan syarat-syarat.
Selama pengadukan kekentalan adukan beton harus diawasi dengan
jalan memeriksa slump pada setiap campuran baru. Pengujian
slump minimum 30 mm dan maksimum 75 mm.
4. Pengecoran Beton
a. Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan
membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh,
pemeriksaan ukuran-ukuran, ketinggian, pemeriksaan penulangan
dan penempatan penahan jarak.
b. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan
Konsultan PENGAWAS.
c. Pengecoran harus dilakukan sebaik mungkin dengan menggunakan
alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus
dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan
sarang-sarang koral / split yang dapat memperlemah konstruksi.

-64
d. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan hari
berikutnya maka tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh
Konsultan PENGAWAS.
5. Pekerjaan Acuan / Bekisting
a. Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran
yang telah ditetapkan seperti dalam gambar. Dari papan jenis kayu
yang memenuhi persyaratan dalam NI-2 pasal 5.1.
b. Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-
perkuatan sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk
dan tetap pada kedudukan selama pengecoran.
c. Acuan harus rapat tidak bocor, permukaannya licin, bebas dari
kotoran-kotoran seperti tahi gergaji, potongan-potonngan kayu,
tanah dan sebagainya sebelum pengecoran dilakukan serta harus
mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton.
d. Tiang-tiang acuan harus di atas papan atau baja untuk
memudahkan pemindahan perletakan. Tiang-tiang tidak boleh
disambung lebih dari satu. Tiang-tiang yang digunakan dari kayu
dolken diameter 80-100 mm atau sengon 50/70 mm atau Kayu
Kelas II dan III
e. Tiang acuan satu dengan yang lain harus diikat dengan palang
papan / balok secara cross.
f. Pembukaan acuan baru harus dibuka setelah memenuhi syarat-
syarat yang dicantuPengawasan dalam PBI-1971.
g. Kayu yang dipakai adalah papan atau multiplex dengan tebal 25
mm.
h. Penggunaan bekisting (Formwork) harus sesuai dengan petunjuk /
spesifikasi pabrik.
6. Kawat Pengikat
Kawat pengikat besi beton / rangka dibuat dari baja lunak dan tidak
disepuh seng, dengan diameter kawat lebih besar atau sama dengan
0,40 mm. Kawat pengikat besi beton / rangka harus memenuhi syarat-
syarat yang ditentukan dalam NI-2 (PBI –1971).
7. Pekerjaan pembongkaran Acuan / Bekisting hanya boleh dilaksanakan
dengan ijin tertulis dari Konsultan PENGAWAS. Setelah bekisting

-65
dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada
permukaan beton tanpa persetujuan tertulis dari Konsultan
PENGAWAS.
8. Pelaksana / Kontraktor bertanggung jawab atas kesempurnaan
pekerjaannya sampai dengan saat-saat penyerahan (selesai).
9. Kontraktor harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada
uraian dan syarat-syarat apapun yang tercantum dalam gambar-
gambar atau peraturan yang berlaku baik dalam negeri maupun luar
negeri.
10. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan
contoh-contoh material : besi, koral, pasir, pc untuk mendapat
persetujuan dari Konsultan PENGAWAS.
11. Kontraktor harus melakukan pengujian atas besi / kubus beton di
laboratorium yang akan ditunjuk kemudian.
12. Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh kontraktor dengan
mengambil benda uji berupa kubus / silinder yang ukurannya sesuai
dengan syarat-syarat / ketentuan dalam PBI-1971. Pembuatannya
harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas dan diperiksa di
laboratorium konstruksi beton yang ditunjuk Konsultan Pengawas.
Jumlah dan frekuensi pembuatan kubus serta ketentuan-ketentuan
lainnya sesuai dengan PBI-1971.
13. Beton yang telah di cor dihindarkan dari benturan benda keras
selama 3 x 24 jam setelah pengecoran.
14. Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan
dari pekerjaan-pekerjaan lain.
15. Bila terjadi kerusakan Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya
dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan, seluruh biaya perbaikan
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
16. Bagian beton setelah dicor selama dalam masa pengerasan harus
selalu dibasahi dengan air terus-menerus selama 1 (satu) minggu atau
lebih dan apabila menggunakan curing agent pemeliharaannya sesuai
standar produk (sesuai dengan ketentuan dalam PBI-1971).
17. Bagian-bagian yang tertanam dalam beton :

-66
a. Pasang angkur dan lain-lain yang akan menjadi satu dengan beton
bertulang.
b. Diperhatikan juga tempat untuk sparing atau instalasi.
18. Sparing Conduit dan pipa-pipa :
a. Letak dari sparing supaya tidak mengurangi kekuatan struktur.
b. Tempat-tempat dari sparing dilaksanakan sesuai dengan gambar
dan minta persetujuan pelaksanaan dan bila tidak ada dalam
gambar, maka Kontraktor harus mengusulkan dari Konsultan
Pengawas.
c. Bilamana sparing-sparing (pipa, conduit dan lain-lain) berpotongan
dengan tulangan besi, maka besi tidak boleh ditekuk atau
dipindahkan tanpa persetujuan dari Konsultan PENGAWAS.
d. Semua sparing-sparing (pipa, conduit) harus dipasang sebelum
pengecoran dan diperkuat sehingga tidak akan bergeser pada saat
pengecoran beton.
e. Sparing-sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton
waktu pengecoran.
19. Hal-hal lain (Miscellaneous Items)
a. Isi lubang-lubang dan bukaan-bukaan yang harus dibeton sebagai
bekas jalan kerja sewaktu pembetonan. Digunakan mutu beton
seperti yang ditentukan dan dengan penghalusan permukaannya.
b. Untuk pekerjaan lantai beton, harus diratakan sehingga diperoleh
permukaan lantai yang betul-betul rata. Sesudah selesai ditrowel,
jika ada permukaan lantai beton yang akan dicat, maka lantai beton
harus betul-betul kering sempurna dan memenuhi syarat untuk
dilakukan pengecatan.
c. Untuk pekerjaan dinding / kolom lepas cetak yang harus dicat,
dilakukan dengan dengan pengecatan cat emulsi pada saat beton
sudah kering sempurna dan memenuhi syarat untuk dicat.

4.2.2. PEKERJAAN BAJA/BESI NON STRUKTURAL


a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan

-67
pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik
dan sempurna.
2. Pekerjaan ini meliputi antara lain :
a. Pengadaan dan pemasangan beugel-beugel talang, klem-klem down
pipe, plat klem-klem sambungan rangka, dari bahan galvanized
steel.
b. Railling-railling pipa stainles steel, dengan ukuran sesuai pekerjaan
10.2.
c. Pemegang aluminium voil dengan Fine Mesh produk BRC
(Galvanized).
d. Dan lain-lain komponen yang ditunjukkan pada gambar.
b. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Fabrikasi
a. Pemeriksaan dan lain-lain.
Seluruh pekerjaan di pabrik harus merupakan pekerjaan yang
berkualitas tinggi. Seluruh pekerjaan harus dilakukan dengan
ketepatan sedemikian rupa, sehingga semua komponen dapat
dipasang dengan tepat di lapangan.
b. Konsultan PENGAWAS mempunyai hak untuk memeriksa pekerjaan
di lapangan pada saat yang dikehendaki, dan tidak ada pekerjaan
yang boleh dikirim ke lapangan sebelum diperiksa dan disetujui
Konsultan PENGAWAS. Setiap pekerjaan yang kurang baik atau
tidak sesuai dengan gambar atau spesifikasi ini akan ditolak, dan
bila demikian harus diperbaiki dengan segera tanpa tambahan
biaya.
c. Gambar Kerja
Sebelum pekerjaan di pabrik dimulai, Kontraktor harus menyiapkan
gambar kerja yang menunjukkan detail-detail lengkap dari semua
komponen, panjang serta ukuran las, jumlah, ukuran dan posisi
baut-baut serta detail-detail lain yang lazim diperlukan untuk
fabrikasi.
d. Ukuran-ukuran
Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab
terhadap semua ukuran yang tercantum pada gambar kerja.

-68
2. Sambungan
Untuk sambungan komponen konstruksi baja yang tidak dapat
dihindarkan berlaku ketentuan sebagai berikut :
a. Hanya diperkenankan satu sambungan.
b. Semua penyambung profil baja harus dilaksanakan dengan las
tumpul (full penetration butt weld).
c. Pemasangan percobaan (Trial Erection)
Bila dipandang perlu Konsultan PENGAWAS, Kontraktor wajib
melaksanakan pemasangan percobaan dari sebagian atau seluruh
pekerjaan konstruksi. Komponen yang tidak cocok atau yang tidak sesuai
dengan gambar dan spesifikasi dapat ditolak oleh Konsultan PENGAWAS.
Pemasangan percobaan tidak boleh dibongkar tanpa persetujuan
Konsultan pengawas.
d. Pengecatan
1. Semua bahan konstruksi baja harus dicat. Semua permukaan baja
harus bersih dari kotoran-kotoran atau minyak-minyak. Pembersihan
harus dilakukan dengan sikat besi mekanis (mechanical wire brush).
2. Cat dasar adalah cat zinc chromate. Pengecatan dilakukan satu kali di
tempat pabrikasi dan satu kali di lapangan. Baja yang akan ditanam di
dalam beton tidak boleh dicat.
3. Cat akhir adalah cat zinc chromate. Pengecatan dilakukan satu kali
atau lebih di lapangan sampai menutup sempurna.
e. Pemasangan akhir (Final Erection)
1. Alat-alat untuk pemasangan harus sesuai untuk pekerjaannya dan
harus dalam keadaan baik. Bagian-bagian dimana tidak dapat dipasang
atau ditempatkan sebagaimana mestinya, sebagai akibat dari
kesalahan fabrikasi atau perubahan bentuk karena kesalah
penanganan atau pengangkutan, maka keadaan itu harus segera
dilaporkan kepada Konsultan PENGAWAS, Untuk mendapatkan
persetujuan cara perbaikan dan pemecahannya yang dapat dilakukan
di lapangan atau di work shop. Meluruskan plat dan besi siku atau
bentuk lainnya harus dilaksanakan dengan cara disetujui. Segala biaya
sebagai akibat dari hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

-69
2. Pekerjaan baja harus kering sebagaimana mestinya. Kantong air pada
konstruksi yang tidak terlindung dari cuaca harus diisi dengan bahan
Waterproofing yang telah disetujui.
3. Setiap komponen harus diberi kode (marking) yang sesuai dengan
gambar pemasangan. Komponen harus diberi kode sedemikian rupa
sehingga memudahkan pemasangan.
4. Baut-baut, baut angker, baut hitam dan lain-lain harus disediakan dan
harus dipasang sesuai dengan gambar detail.

4.2.3. PEKERJAAN PASANGAN


a. Penjelasan Umum
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
masing-masing pekerjaan sehingga mendapatkan hasil yang baik dan
sempurna.
2. Penggunaan masing-masing jenis pasangan dapat dilihat pada gambar
rencana ataupun petunjuk / perintah Direksi / Konsultan PENGAWAS
Lapangan.
3. Pengendalian Pekerjaan :
Persyaratan-persyaratan standar mengenai pekerjaan ini tertera pada :
- PUBI - 1982
- NI-3 - 1970
- NI-10 - 1973
- SII-0021 - 1978
b. Pasangan Batu Kali
1. Lingkup Pekerjaan
Pasangan batu kali belah dilaksanakan untuk pondasi bangunan atau
konstruksi lain yang ditunjuk pada gambar rencana.
2. Bahan
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan
contoh material : batu kali, pasir untuk mendapat persetujuan dari
Direksi / Konsultan PENGAWAS.

-70
b. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Direksi / Konsultan
Pengawas akan dipakai standar / pedoman untuk memeriksa /
menerima material yang dikirim oleh Kontraktor ke site.
c. Kontraktor diwajibkan membuat tempat penyimpanan contoh-
contoh yang telah disetujui di Bangsal Direksi / Konsultan
Pengawas.
d. Batu kali yang digunakan adalah batu kali belah, bersudut runcing,
berwarna abu-abu hitam keras dan tidak porous.
3. Pelaksanaan
a. Galian pondasi harus diurug dengan pasir setebal 10 cm dan
dipadatkan dengan alat pemadat / stamper.
b. Sebelum dipasang terlebih dahulu dibuat profil-profil pondasi dari
bambu atau kayu pada setiap pojok galian yang bentuk dan
ukurannya sesuai dengan penampang yang dimaksud dalam
gambar rencana.
c. Kecuali disebut lain pada gambar rencana maka seluruh pasangan
batu kali belah dipasang dengan perekat 1 pc : 5 ps, dan diberapen
dengan perekat yang sama pada seluruh bidang sisinya.
d. Celah-celah besar pada aanstampeng / pasangan batu kali
kosongan dapat diisi dengan batu pecahan supaya betul-betul padat
sedang pasangan batu kali belah selain aanstampeng tidak
dikehendaki bertindih (bersinggungan) tanpa adanya perekat
dicelah-celahnya.
e. Untuk pengikatan sloof maka pada bagian atau pondasi batu kali
dibuat stek-stek sedalam 30 cm tiap 1,00 m1 dengan diameter besi
10 mm.
f. Dimensi / besaran penampang pasangan batu kali belah tersebut
dapat dilihat pada gambar rencana.
g. Urugan lubang pasangan batu kali belah yang berfungsi sebagai
pondasi dapat dilaksanakan bila Direksi mengganggu bahwa bagian
pondasi sudah cukup kuat / mengeras.

c. Pasangan Batu Bata

-71
1. Lingkup Pekerjaan
Pasangan batu bata dilaksanakan untuk dinding / tembok gedung,
pondasi ringan, saluran, bak-bak bunga, ataupun pasangan batu bata
lainnya yang ditunjuk pada gambar rencana.
2. Bahan
a. Batu bata yang dikehendaki adalah batu bata lokal yang berkualitas
baik yaitu dengan hasil pembakaran yang matang berukuran sama
kira-kira 6 x 12 x 20 cm tidak boleh terdapat pecah-pecah (melebihi
20%) dan tidak diperbolehkan memasang bata yang pernah dipakai.
b. Sebagai Semen dan Pasir untuk pasangan batu bata ini harus sama
dengan kualitas seperti yang disyaratkan untuk pekerjaan beton.
c. Kecuali ditentukan lain semua pasangan batu bata dipasang dengan
perekat dengan campuran 1pc : 5ps. Sedangkan pasangan bata
yang kemungkinan lebih sering berhubungan dengan air (pas. Bata
transram) digunakan perekat dengan campuran 1 pc : 3 ps.
3. Pelaksanaan
a. Dimana diperlukan menurut direksi, pemborong harus membuat
shop drawing untuk pelaksanaan pembuatan adukan dan pasangan.
b. Tentukan perbandingan campuran spesi dan tebal adukan yang
diperlukan.
Adukan dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang
digunakan sesuai dengan petunjuk Perencana / Direksi.
c. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua
petunjuk dalam gambar arsitektur terutama gambar detail dan
gambar potongan mengenai ukuran tebal / tinggi / peil dan bentuk
profilnya.
d. Pasangan batu bata harus dipasang tegak lurus, siku, rata, dan
tidak boleh terdapat retak-retak, dipasang dengan fungsi, ukuran
ketebalan dan ketinggian yang ditentukan dalam gambar rencana.
e. Mencampur Perekat
Perekat harus dicampur dalam alat pencampur yang telah disetujui
atau dicampur dengan tangan pada permukaan yang keras, dilarang
memakai perekat yang sudah mulai mengeras untuk dipakai lagi.

-72
f. Sebelum dimulai pemasangan batu bata harus direndam lebih
dahulu dengan air dan permukaan yang akan dipasang harus basah
juga dan untuk semua sambungan harus dikorek paling sedikit 0,5
cm agar penyelesaian dinding / plesteran dapat melekat dengan
baik, sedang dimana ada pertemuan kusen kayu dengan tembok
harus diberi nat selebar 1cm dan dalam 1 cm.
g. Pemasangan tembok bata hanya diperbolehkan maksimum setinggi
1,00 m untuk setiap harinya.
h. Pelubangan akibat pembuatan perancah pada pasangan bata merah
sama sekali tidak diperkenankan.
i. Pasangan tembok dipasang seluas 12,00 m2, bila lebih harus
dipasang beton praktis ukuran penampang 15 x 15 cm.
j. Pasangan batu bata 1pc : 2ps sebagai pasangan di bawah
permukaan tanah / lantai harus diberapen dengan adukan 1pc : 3
ps.
k. Syarat-syarat penerimaan :
- Pasangan batu bata dapat diterima / diserahkan apabila deviasi
bidang pada arah diagonal dinding seluas 12 m2 tidak lebih dari
0,5 cm (sebelum diaci / diplester).
- Toleransi terhadap as dinding adalah kurang lebih 1 cm (sebelum
diaci / diplester).
l. Pasangan batu bata untuk dinding ½ batu harus menghasilkan
dinding finish setebal 15 cm dan untuk dinding 1 batu finish adalah
25 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapid an benar-benar
tegak lurus.

4.2.4. PEKERJAAN PLESTERAN SEMEN


a. Lingkup pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna.
2. Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh plesteran dinding batu bata
pada kedua sisi bidangnya (dalam dan luar), plesteran dinding beton,

-73
pengisi dan perekat pada pemasangan bahan finishing, serta seluruh
detail yang ditunjukkan dalam gambar.
b. Persyaratan Bahan
1. Campuran pasir (aggregate) untuk plester harus dipilih yang benar-
benar bersih dan bebas dari segala macam kotoran, serta harus
melalui ayakan # 1,6 – 2,0 mm.
2. Untuk area yang tidak memakai finishing bahan lain, dipakai campuran
DURACOAT ex. Durabuilt dengan pemakaian sesuai dengan standar
pabrik yang bersangkutan, agar dapat diperoleh sifat tahan / kedap air
(watertight).
3. Pada pemasangan aduk / spesi agar menggunakan :
Pada setiap pertemuan 2 (dua) bahan yang berbeda, seperti :
pertemuan kolom dinding bata, plat beton dinding bata, kolom baja
yang difinish plaster dan sebagainya untuk menghindarkan retak
rambut, diberi nat dengan lebar nat 5mm dan dalamnya 5 mm.
4. Pada area tempat terjadi pertemuan bahan yang berbeda (misalnya :
kolom beton-bata atau balok beton–bata) dipasang kawat ayam
dengan overlap yang cukup untuk mencegah keretakan.
5. Finishing plesteran menggunakan cat sesuai gambar, seperti
dinyatakan dalam RKS Pekerjaan Pengecatan.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Seluruh plesteran dinding batu bata dengan aduk canpuran 1 PC : 5
pasir, kecuali pada dinding batu bata semen raam / rapat air.
2. Pada dinding batu bata semen raam / rapat air diplester dengan aduk
campuran 1 pc : 3 ps (yang dilakukan pada sekeliling dinding ruang
toilet, dinding eksterior, dan bagian-bagian yang ditentukan /
disyaratkan dalam detail gambar.
3. Pasir pasang yang digunakan harus bersih, bebas dari Lumpur serta
material tidak terpakai lainnya, diayak terlebih dahulu dengan mata
ayakan d 3 mm seperti yang dipersyaratkan.
4. Material lain yang terdapat dalam persyaratan di atas tetapi dibutuhkan
untuk menyelesaikan / penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus
bermutu baik dari jenisnya dan disetujui Konsultan PENGAWAS.

-74
5. Semen portland yang dikirim ke site / lapangan harus dalam keadaan
tertutup atau dalam kantong yang masih disegel dan berlabel
pabriknya, bertuliskan tipe dan tingkatannya, dalam keadaan utuh dan
tidak ada cacat.
6. Bahan harus disimpan di tempat kering, berventilasi baik, terlindung,
bersih, tempat penyimpanan bahan harus cukup menampung
kebutuhan bahan, dilindungi sesuai dengan jenisnya yang disyaratkan
dari pabrik.
7. Semua bahan yang sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada
Konsultan PENGAWAS untuk mendapatkan persetujuan, lengkap
dengan ketentuan / persyaratan dari pabrik yang bersangkutan,
material yang tidak disetujui harus diganti dengan material lain yang
mutunya sesuai dengan persyaratan tanpa biaya tambahan.
8. Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor diharuskan memeriksa site /
lapangan yang telah disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan
untuk mulainya pekerjaan.
9. Bila kelainan dalam hal apapun antara gambar, sepesifikasi dan lainnya
kontraktor harus segera melaporkan kepada manajemen kotruksi.
Kontraktor tidak diperkenankan melakukan pekerjaan di tempat
tersebut sebelum kelainan / perbedaan diselesaikan.
10. Tebal plesteran 15 mm dengan hasil ketebalan dinding finish 150
mm atau sesuai yang ditunjukan dalam detail gambar. Ketebalan
plesteran yang melebihi 22 mm harus diberi kawat untuk membantu
dan memperkuat daya lekat pelsteran, pada bagian pekerjaan yang
diijinkan Konsultan PENGAWAS.
11. Pertemuan plesteran dengan jenis pekerjaan lain, seperti kusen dan
pekerjaan lainnya, harus dibuat naat (tali air) dengan lebar minimal 5
mm dan dalam 5 mm, kecuali bila ditentukan lain.
12. Plesteran halus (acian) digunakan campuran PC dan air sampai
mendapatkan campuran homogen, acian dikerjakan sesudah plesteran
berumur 8 hari (kering betul), sehingga siap untuk di cat atau finish
wall paper.
13. Kelembaban plesteran harus dijaga, sehingga pengeringan wajar
tidak terlalu tiba-tiba, dengan membasahi plesteran setiap kali terlihat

-75
kering dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan
bahan penutup yang bisa mencegah penguapan air secara tetap.
14. Kontraktor wajib memperbaiki / mengulang / mengganti bila ada
kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan (dan masa garansi),
atas biaya kontrator selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan
pemilik / pemakai.
15. Khusus untuk permukaan beton yang akan diplester, maka :
 Seluruh permukaan beton yang akan di plester harus di buat kasar
dengan cara dipahat halus.
 Sebelum plesteran dilakukan, seluruh permukaan beton yang akan
diplester, dibersihkan dari kotoran, debu dan minyak serta disiram /
dibasahi dengan air semen.
 Plesteran beton dilakukan dengan aduk kedap air campuran 1 PC :
3 Ps.
 Pasir pasang yang digunakan harus diayak terlebih dahulu dengan
mata ayakan seperti yang disyaratkan.

4.3.PEKERJAAN LANTAI DAN DINDING


4.3.1. PEKERJAAN SUB LANTAI
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna.
2. Pekerjaan sub lantai ini dilakukan di bawah lapisan finishing lantai yang
berlangsung di atas tanah (lantai dasar yang tidak memakai plat
beton) serta sesuai detail yang disebutkan / ditunjukkan pada gambar.
b. Persyaratan Bahan
1. Semen portland harus memenuhi NI – 8, 0013-81 dan ASTM C 1500-
78A.
2. Pasir beton yang digunakan harus memenuhi PUBI 82 pasal 11 dan SII
0404-80.
3. Kerikil / split harus memenuhi PUBI 82 pasal 12 dan SII 0079-79/0087-
75/0075-75.

-76
4. Air harus memenuhi persyaratan PUBI 82 pasal 9, AFNOR P 18 -303
dan NZS – 3121/1974.
5. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan :
PBI 1971 (NI – 2) PUBI 1982 dan (NI - 8).
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya, untuk mendapatkan persetujuan
Konsultan Pengawas.
2. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan di atas, tetapi
dibutuhkan untuk peyelesaian / penggantian dalam pekerjaan ini,
harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Konsultan
PENGAWAS.
3. Pekerjaan sub lantai dikakukan langsung di atas tanah, maka sebelum
pasangan sub lantai dilaksanakan terlebih dahulu, lapisan urug di
bawahnya harus sudah dikerjakan dengan sempurna (telah dipadatkan
sesuai persyaratan), rata permukaanya dan telah mempunyai daya
dukung maksimum.
4. Pekerjaan sub lantai merupakan campuran antara pc, pasir beton dan
kerikil atau split dengan perbandingan 1 : 3 : 5.
5. Tebal lapisan sub lantai minimal dibuat 50 mm atau sesuai yang
disebutkan / disyaratkan dalam detail gambar.
6. Permukaan lapisan sub lantai dibuat rata / waterpass, kecuali pada
lantai ruangan-ruangan yang disyaratkan dengan kemiringan tertentu
perlu diperhatikan mengenai kemiringan lantai agar sesuai yang
ditunjukan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan PENGAWAS.
4.3.2. PEKERJAAN WATERPROOFING
a. Lingkup Pekerjaan
1. Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan, biaya, peralatan dan alat-alat bantu lainnya termasuk
pengangkutannya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini
sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar memenuhi uraian syarat
di bawah ini serta memenuhi spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.
2. Bagian yang diberi lapisan waterproofing ialah:
- Liquid Pada area plat atap

-77
- Liquid Pada area toilet, serta bagian lain yang dinyatakan dalam
gambar
b. Persyaratan Bahan
1. Persyaratan Standar Mutu Bahan dan prosedur mengikuti yang
ditentukan oleh pabrik dan standard-standard lainnya seperti : NI.3,
ASTM 828, ASTME, TAPP 1 803 dan 407. Kontraktor tidak dibenarkan
merubah standard dengan cara apapun tanpa ijin dari Konsultan
Pengawas.
2. Bahan
Untuk lapisan kedap air digunakan produk dalam negeri yang
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Merupakan lembaran yang terdiri dari komponen spunbond
polyester core coated pada dua sisi dengan modified bitument dan
dengan special polypropylene thermoplastic polymers.
b. Dilapis 1 kali dengan tebal minimum 3 mm, reinforcement 180
gr/m2 non woven polyester fabric dengan karakteristik fisik dan
kimiawi dan kepadatan yang merata dan konstan
c. Untuk lapisan yang menggunakan bahan liquid dipakai TAR.P.U.YXT
12 dan untuk semua pruduk harus mengikuti full system sesuai
dengan persyaratan dari pabrik.
d. Dilapis 2 kali dengan bahan liquid (minimum) dengan urutan
pekerjaan sesuai dengan pelapisan yang disyaratkan oleh pabrik.
e. Kedap air dan uap, termasuk juga pada bagian overlapping.
Overlapping antar sambungan adalah 100mm, tekukan vertikal
adalah 200mm, pada lubang masuk 50 mm.
f. Memiliki ketahanan yang baik terhadap gesekan dan tekanan.
g. Perilaku material pada 100oC harus tetap stabil.
h. Berwarna hitam atau ditentukan kemudian.
i. Susunan polimer tidak berubah akibat perubahan cuaca.
c. Pengujian
1. Bila diperlukan wajib mengadakan test bahan tersebut pada
labolatorium yang ditunjuk Konsultan Pengawas, baik mengenai
komposisi, konsentrasi dan hasil yang ditimbulkannya.untuk ini
kontraktor / supplier harus menunjukkan surat rekomendasi hasil

-78
pengetesan dari lembaga resmi yang ditunjuk tersebut sebelum
memulai pekerjaan.
2. Pada waktu penyerahan, Kontraktor harus memberikan jaminan atas
produk yang digunakan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat
lainnya, selama 10 (sepuluh) tahun termasuk mengganti dan
memperbaiki segala jenis kerusakan yang terjadi. Jaminan yang
diminta adalah jaminan dari pihak pabrik untuk mutu material, serta
jaminan dari pihak pemasang (applicator) untuk mutu pemasangan.
3. Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan-percobaan dengan cara
memberi air di atas permukaan pekerjaan baru setelah mendapat
persetujuan dari Konsultan PENGAWAS.
d. Pengiriman dan penyimpanan bahan
1. Bahan harus didatangkan ketempat perkerjaan keadan baik dan tidak
bercacat. Beberapa bahan tertentu harus masih tersegel dan berlabel
pabriknya.
2. Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung, tertutup tidak
lembab, kering dan bersih, sesuai dengan persyaratan yang telah
ditentukan.
3. Tempat penyimpanan harus cukup bahan di tempatkan dan dilindungi
sesuai dengan jenisnya, kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan
bahan-bahan yang disimpan baik dan sebelum atau selama
pelaksanaan, dan wajib menggantinya jika terdapat kerusakan yang
bukan tindakan pemilik.
e. Syarat-syarat pelaksanaan
1. Semua bahan yang belum dikerjakan harus ditunjukkan kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan, lengkap
persetujuan / persyaratan pabrik yang bersangkutan. Material yang
tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
2 Jika dipandang perlu diadakan penukaran / penggantian, maka bahan-
bahan pengganti harus disetujui Konsultan Pengawas berdasarkan
contoh yang diajukan oleh kontraktor
3. Kontraktor harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada
uraian dan syarat-syarat maupun yang tercantum dalam gambar-

-79
gambar, instruction manual dan manufacture dan standart-standart
yang disyaratkan.
4. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan
ketentuan dari pabrik yang bersangkutan, dan atas petunjuk Konsultan
Pengawas.
5. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antar gambar, spesifikasi dan
lainya, kontraktor harus segera melaporkan kepada Konsultan
PENGAWAS sebelum pekerjaan dimulai. Kontraktor tidak dibenarkan
memulai pekerjaan di suatu tempat dalam hal ada kelainan /
perbedaaan di tempat itu, sebelum kelainan tersebut diselesaikan.

f. Gambar Detail Pelaksanaan


1. Kontrator harus membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan pada gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan
dengan keadaan di lapangan.
2. Kontraktor harus membuat shop drawing untuk detail-detail khusus
yang belum tercakup lengkap dengan gambar kerja / dokumen
kontrak.
3. Dalam shop drawing harus jelas dicantuPengawasan semua data yang
diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau
persyaratan khusus yang belum tercakup secara lengkap di dalam
gambar kerja / dokumen kontrak sesuai dengan spesifikasi pabrik.
4. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapatkan persetujuan
terlebih dahulu dari Konsultan PENGAWAS.
g. Contoh
1. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, brosur
lengkap dan jaminan pabrik, kecuali bahan yang disediakan oleh
proyek.
2. Contoh bahan yang digunakan harus diserahkan pada Konsultan
Pengawas sebanyak minimal 2 (dua) dari berbagai merk pembuat atau
kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas.
3. Keputusan bahan jenis, warna, tekstur, dan merk yang memenuhi
spesifikasi akan diambil oleh Konsultan Pengawas dan akan

-80
diinformasikan kepada kontraktor selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari
kalender setelah penyerahan contoh-contoh bahan tersebut.
4. Bilamana diinginkan, kontrator wajib memuat mock-up sebelum
pekerjaan dimulai.
h. Cara pelaksanaan
1. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang
berpengalaman (ahli dari pihak pemberi garansi pemasangan) dan
terlebih dahulu harus mengajukan metode pelaksanaan sesuai dengan
spesifikasi pabrik untuk mendapat persetujuan dari Konsultan
PENGAWAS.
2. Khusus untuk bahan waterproofing yang dipasang di tempat yang
berhubungan langsung dengan matahari tetapi tidak mempunyai lapis
pelindung terhadap ultra violet atau apabila disyaratkan dalam gambar
pelaksanaan atau spesifikasi arsitektur, maka dibagian atas dari lembar
waterproofing ini harus diberi lapisan pelindung sesuai gambar
pelaksanaan, dimana lapisan ini dapat berupa lantai screed maupun
material finishing.
i. Pengujian mutu pekerjaan
1. Kontraktor diwajibkan untuk melakukan percobaan-percobaan /
pengetesan terhadap hasil pekerjaan atas biaya sendiri, seperti dengan
cara memberi siraman di atas permukaan yang telah diberi lapisan
kedap air.
2. Pekerjaan percobaan dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan
dari Konsultan Pengawas.
3. Pada waktu penyerahan maka kontraktor harus memberikan jaminan
atas semua pekerjaan perlindungan terhadap kemungkinan bocor,
pecah dan cacat lainnya, akibat kegagalan dari bahan maupun hasil
pekerjaan yang berlaku, selama 10 (sepuluh) tahun termasuk
mengganti dan memperbaiki segala jenis kerusakan yang terjadi.
j. Syarat pengamanan perkerjaan
1. Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap pemasangan
yang telah dilakukan, terhadap kemungkinan pergeseran, lecet
permukaan atau kerusakan lainnya.

-81
2. Kalau terhadap kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan
pemilik atau pemakai pada waktu pekerjaan ini dilakukan /
dilaksanakan maka kontraktor harus memperbaiki / mengganti
sampai dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan PENGAWAS. Biaya
yang timbul untuk pekerjaan perbaikan ini adalah tanggung jawab
kontraktor.
4.3.3. PEKERJAAN LANTAI KERAMIK, DINDING KERAMIK.
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan dan alat bantu lainya untuk pelaksanaan pekerjaan
sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.
2. Pekerjaan lantai keramik. Plint keramik ini dilakukan pada seluruh
finishing lantai sesuai yang disebutkan / ditunjukan dalam detail
gambar.
b. Persyaratan Bahan
1. Bahan yang digunakan
a. Lantai keramik dan Lantai Granitile
 Keramik homogenes merk, Super Milan, Platinum atau produk
yang lain yang setara, ukuran 60 x 60 cm atau sesuai gambar
(Gedung RKB)
 Keramik homogenes merk, Super Milan, Roman atau produk
lain yang setara, ukuran 40 x 40 cm atau sesuai gambar
(Asrama)
 Keramik homogenes merk, Super Milan, Roman atau produk
lain yang setara, ukuran 30 x 30 cm atau sesuai gambar.
 Keramik dinding merk, Roman, Asia Tile atau produk lain yang
setara, ukuran 20 x 25 cm atau sesuai gambar.
 Nosing tangga merk, ukuran 10x40 cm.
 Keramik-kermaik tersebut di atas sebelum dipasang harus
mendapat persetujuaan dari Konsultan Pengawas setelah
berkonsultasi dengan perencana dan pemilik proyek.

b. Plint

-82
 Digunakan plint keramik homogeneous & keramik standart
dengan uk. 10 x 30 dan uk. 10 x 40 cm pada seluruh area yang
ditunjuk pada gambar
2. Warna akan ditentukan kemudian. Masing-masing warna harus
seragam, warna tidak seragam akan ditolak.
3. Tebal minimal 8 mm atau sesuai dengan standart pabrik, dengan
kekuatan lentur 250 kg/cm2 dan mutu tingkat 1 (grade)
4. Bahan pengisi siar AM 50, sewarna dengan keramik. Untuk daerah
basah ditambahkan liquid groud additive AM 54 sebagai pengganti
air, dengan ketentuan sesuai pabrik.
5. Bahan perekat menggunakan perekat AM 40, untuk daerah basah
menggunakan AM 30.
6. Warna akan ditentukan kemudian.
7. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-
peraturan ASTM, peraturan keramik Indonesia (NI – 19) dan dari
distributor bahan pengisi siar serta bahan perekat harus memberikan
supervisi dan garansi pemasangan selama 5 tahun.
8. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus
diserahkan contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan
PENGAWAS setelah berkonsultasi dengan perencana dan pemilik.
9. Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan
persyaratan teknis operatif dari pabrik sebagai informasi bagi
Konsultan PENGAWAS.
10. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas, tetapi
dibutuhkan untuk menyelesaikan / penggantian pekerjaan dalam
bagian ini, harus benar-benar, berkualitas terbaik dari jenisnya dan
harus disetujui Konsultan PENGAWAS.
11. Toleransi terhadap panjang = 0.50% toleransi terhadap tebal.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Pemasangan lantai dan plint dilakukan setelah alas dari lantai keramik
sudah selesai dengan baik dan sempurna serta disetujui Konsultan
PENGAWAS (antara lain lantai screed, kering dari lantai screed = min
7 hari, waterproofing dan lain-lain) baru pemasangan keramik

-83
dilaksanakan. Kering sempurna dari lantai beton adalah minimum
berusia 28 hari.
2. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak
cacat dan tidak bernoda.
3. Bidang pemasangan harus merupakan bidang yang benar-benar rata.
4. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik yang terpasang (lebar
siar-siar), harus sama lebar serapat mungkin atau maksimum 3 mm
dan kedalaman maksimum 2 mm atau sesuai detail gambar serta
sesuai petunjuk Konsultan PENGAWAS. Siar-siar harus membentuk
garis-garis sejajar lurus dan sama lebar dan sama dalamnya untuk
siar-siar yang berpotongan harus membentuk siku dan saling
berpotongan tegak lurus sesamanya.
5. Siar-siar diisi dengan bahan pengisi siar sesuai kententuan dalam
persyaratan bahan dengan warna bahan pengisi sesuai dengan warna
bahan yang dipasanganya.
6. Pemotongan unit-unit keramik harus menggunakan alat pemotong
khusus (mesin elektrik) sesuai persyaratan dari pabrik bersangkutan.
7. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam
noda yang terjadi pada permukaan hingga betul-betul bersih.
8. Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan
pasang atau hal-hal seperti yang ditunjukkan.
9. Pinggulan pasangan bila terjadi, harus dilakukan dengan gurinda,
sehingga diperoleh hasil pengerjaan yang rapi, siku, lurus dengan
tepian yang sempurna.
10. Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari pengaruh pekerjaan
lain selama 3x24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat pada
permukaan.
11. Rencana pemasangan keramik dengan memperhatikan :
a. Tetapkan data level lantai yang tepat.
b. Kontrol level finish lantai melalui beberapa spot level.
c. Untuk menghindari atau mengurangi pemotongan keramik.
d. Untuk memastikan unit keramik yang terpotong menyajikan
penampilan yang seimbang ketika dipasang dan terpasang sebesar
mungkin.

-84
e. Untuk memastikan lokasi naat dan pola lantai sesuai dengan
persetujuan.
f. Bila tidak ada ketentuan lain dalam gambar, keramik akan
dipasang mulai dengan plint adalah rata / lurus.
12. Grouting
a. Keramik diberi grunt ketika keramik sudah terpasang dengan
tepat, setelah naat dibersihkan dari kotoran / pencemaran dengan
menggunakan compresor (ditiup)
b. Bersihkan grount yang berlebih dan buat bentuk naat sesuai yang
diinginkan.
c. Ketika grount sudah mengeras, basahi keramik dengan air. Dan
akhirnya poles dengan kain

4.4. PEKERJAAN PLAFOND


4.5.1. PEKERJAAN PLAFOND DAN LIST PLAFOND GYPSUM BOARD, KALSIBOARD
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik
dan sempurna.
2. Pekerjaan pemasangan plafond dan list plafond gypsum Board, Area
sesuai dengan yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar dan
sesuai dengan petunjuk Konsultan PENGAWAS.
b. Persyaratan Bahan
1. Bahan Rangka
kerangka aluminium / metal furing :
- Ketebalan Cat : 20 micron
- Kualitas : Metal furing sistem Buman G 203 terbuat dari
bahan zincalume, kuat, tahan karat, tahan api, ringan dan cepat
pemasangannya, seperti merk armstrong, daiken , Alexindo atau
produk lain yang setara.
- Dimensi : model T atau sesuai gambar
- Rangka : Metal furing dengan modul sesuai gambar
2. Penutup langit-langit

-85
Digunakan gypsum board dan kalsiboard yang bermutu baik produk
Jayaboard, Kalsiboard, Nusaboard atau produk lain yang setara. dan
telah disetujui oleh Direksi / Konsultan PENGAWAS, tebal gypsum
board = 9 mm, kalsiboard = 4 mm dan yang disetujui dalam arti
ketebalan, mutu, jenis dan produk dari bahan tersebut. Jenis yang
digunakan adalah Type water resistant, Atau penutup sesuai gambar
rencana.
3. List penutup langit-langit
Digunakan gypsum Board yang bermutu baik, dari produk yang sama
dengan plafond dan yang telah disetujui oleh Konsultan PENGAWAS
dalam arti ketebalan, mutu, jenis dan produk dari bahan tersebut.
Jenis yang digunakan adalah Type water resistant.

4. Bahan finishing penutup plafond


Finishing penutup langit-langit yang digunakan cat dari bahan dasar
cat yang bermutu baik produk yang telah disetujui Konsultan
Pengawas. Sebelum pengecatan semua sambungan / pertemuan
harus rata dan halus (ditreatment). Plafond dan list plafond gypsum
ini difinish dengan cat emulsi.
a. Warna dan corak sesuai gambar / ditentukan kemudian.
b. Finishing penutup langit-langit yang digunakan cat dari bahan
dasar cat yang bermutu baik produk yang telah disetujui Konsultan
PENGAWAS. Sebelum pengecatan semua sambungan / pertemuan
harus rata dan halus (ditreatment). Plafond eternit ini difinish
dengan cat emulsi.
c. Warna dan corak sesuai gambar / ditentukan kemudian.
c. Syarat-syarat pelaksanaan
1. Pekerjaan ini dilaksanakan oleh pemborong yang berpengalaman dan
dengan tenaga-tenaga ahli.
2. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk
membuat shop drawing dan meneliti gambar-gambar yang ada dan
kondisi di lapangan (ukuran dan peil), termasuk mempelajari bentuk,
pola lay-out / penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan
detail-detail sesuai gambar.

-86
3. Rangka langit-langit dipasang sisi bagian bawah diratakan,
pemasangan sesuai dengan pola yang ditunjukkan / disebutkan
dalam gambar dengan memperhatikan modul pemasangan penutup
langit-langit yang dipasangnya.
4. Bidang pemasangan bagian rangka langit-langit harus rata, tidak
cembung, kaku dan kuat, kecuali bila dinyatakan lain, misal :
permukaan merupakan bidang miring / tegak sesuai yang ditunjukkan
dalam gambar.
5. Setelah seluruh rangka langit terpasang, seluruh permukaan rangka
harus rata, lurus dan waterpas, tidak ada bagian yang bergelombang,
dan batang-batang rangka harus saling tegak lurus.
6. Bahan penutup langit-langit adalah kalsiboard dengan mutu bahan
seperti yang telah dipersyaratkan dengan pola pemasangan sesuai
yang ditunjukkan dalam gambar.
7. Pertemuan antara bidang langit-langit dan dinding, digunakan bahan
seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
8. Hasil pemasangan penutup langit-langit harus rata tidak melendut.
9. Seluruh pertemuan antara permukaan langit-langit dan dinding
dipasang list profil dari kalsiboard dengan bentuk dan ukuran sesuai
dengan gambar.
10. Kalsi board yang dipasang adalah Kalsi board yang telah dipilih
dengan baik, bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada
bagian yang retak, gompal atau cacat-cacat lainnya dan telah
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
11. Kalsi board dipasang dengan cara pemasangan sesuai dengan
gambar untuk itu dan setelah Kalsi board terpasang, bidang
permukaan langit-langit harus rata, lurus, waterpas dan tidak
bergelombang, dan sambungan antar unit-unit gypsum board tidak
terlihat.
12. Pada beberapa tempat tertentu harus dibuat manhole / access panel
di langit-langit yang bisa dibuka, tanpa merusak gypsum board di
sekelilingnya, untuk keperluan pemeriksaan / pemeliharaan M  E.

-87
4.5. PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA
4.6.1. PEKERJAAN KUSEN DAN LOURVE ALUMUNIUM
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna.
2. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, jendela dan lourve
aluminium, seperti yang dinyatakan / ditunjukkan dalam gambar.
3. Pekerjaan ini dilakukan secara terpadu dengan Pekerjaan kusen,
pintu dan jendela, pekerjaan kaca dan cermin.
b. Persyaratan bahan
1. Terbuat dari bahan aluminium Framing System, dari produk dalam
negeri ex.INDAL, Alexindo, YKK warna Coklat atau produk lain
dengan kualitas sama yang memenuhi Aluminium extrusi sesuai SII
extrusi sesuai extrusi 0695-82, 0649-8
2. Bentuk profil sesuai yang ditunjukkan dalam gambar, dengan terlebih
dahulu dibuatkan gambar detail rinci dalam shop drawing yang
disetujui Konsultan Pengawas dan Perencana.
3. Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi
warna profil-profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada
waktu fabrikasi unit-unit jendela, pintu, partisi dan lain-lain, profil
harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap unit didapatkan
warna yang sama.
4. Bahan yang akan melalui proses fabrikasi harus diseleksi terlebih
dahulu dengan seksama sesuai dengan bentuk toleransi, ukuran,
ketebalan, kesikuan, kelengkungan, pewarnaan, yang disyaratkan
Konsultan Pengawas.
5. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi Rencana Kerja
dan Syarat-syarat dari pekerjaan aluminium serta memenuhi
ketentuan-ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.

-88
6. Konstruksi kusen dan lourve aluminium yang dikerjakan seperti yang
ditunjukkan dalam detail gambar termasuk bentuk dan ukurannya.
7. Khusus untuk kusen aluminium eksterior (Mullion dan Transome),
bentuk dan ukuran profil aluminium sesuai yang ditunjukkan dalam
gambar, dengan terlebih dahulu dibuatkan perhitungan struktur
rangka serta pembuatan gambar detail rinci dalam shop drawing
yang disetujui Konsultan PENGAWAS dan Perencana.
8. Kusen aluminium eksterior memiliki ketahanan terhadap tekanan
angin 120 kg/m2, untuk setiap type dan harus disertai hasil test.
9. Kusen aluminium eksterior memiliki ketahanan terhadap air /
kebocoran air, tidak terlihat kebocoran signifikan (air masuk ke dalam
interior bangunan sampai tekanan 137 Pa (positip) dalam jangka
waktu 15 menit, dengan jumlah air minimum 3,4 lt/m2 min.
10. Nilai deformasi diijinkan maksimum 2 mm.
11. Pekerjaan mesin potong, mesin punch, drill, dan lain-lain harus
sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil rakitan untuk unit-unit
jendela, pintu dan partisi yang mempunyai toleransi ukuran sebagai
berikut :
a. untuk tinggi dan lebar 1 mm
b. untuk diagonal 2 mm
12. Accessories
a. Sekrup dari galvanized kepala tertanam, weather strip dari vinyl,
pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan aluminium
harus ditutup caulking dan sealant.

b. Sealant yang dipergunakan adalah ex. Dow Corning type 795


c. Angkur-angkur untuk rangka / kusen aluminium terbuat dari steel
plate tebal 2-3 mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari 13
mikron sehingga tidak dapat bergerak / bergeser.
13. Bahan finishing
Treatment untuk permukaan kusen jendela dan pintu yang
bersentuhan dengan bahan alkaline seperti beton, aduk atau plester
dan bahan lainnya harus diberi lapisan finish dari lacquer yang jernih.

-89
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan meneliti
gambar-gambar dan kondisi di lapangan, terutama ukuran dan peil
lubang bukaan dinding. Kontraktor diwajibkan membuat contoh jadi
(mock-up) untuk semua detail sambungan dan profil aluminium yang
berhubungan dengan sistem konstruksi bahan lain dan dimintakan
persetujuan dari Konsultan PENGAWAS dan Perencana.
2. Proses fabrikasi harus sudah berjalan dan siap lebih dulu sebelum
pekerjaan lapangan dimulai. Proses ini sudah didahului dengan
pembuatan shop drawing atas petunjuk Perencana, meliputi gambar
denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk, ukuran. Kontraktor juga
diwajibkan untuk membuat perhitungan-perhitungan yang mendasari
sistem dan dimensi profil aluminium terpasang, sehingga memenuhi
persyaratan yang diminta / berlaku. Kontraktor bertanggung jawab
penuh atas kehandalan pekerjaan ini.
3. Semua frame / kusen baik untuk jendela, pintu dan dinding partisi,
dikerjakan secara fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan
kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
4. Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari material besi untuk
menghindarkan penempelan debu besi pada permukaannya.
Disarankan untuk mengerjakannya pada tempat yang aman dengan
hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaannya.
5. Pengelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas (argon) dari
arah bagian dalam agar sambungannya tidak tampak oleh mata.
Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan bentuk yang
sesuai dengan gambar.
6. Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan
sekrup, rivet, stap dan harus cocok.
7. Angkur-angkur untuk rangka / kusen aluminium terbuat dari steel
plate setebal 2-3 mm dan ditempatkan pada interval 600 mm.
8. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup
anti karat, sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan
harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar

-90
1.000 kg/cm2. Celah antara kaca dan sistem kusen aluminium harus
ditutup oleh sealant.
9. Untuk fitting hardware dan reinforcing materials yang mana kusen
aluminium akan bertemu dengan besi, tembaga atau lainnya maka
permukaan metal yang bersangkutan harus diberi lapisan chromium
untuk menghindari timbulnya korosi.
10. Toleransi pemasangan kusen aluminium disatu sisi dinding adalah 10-
25 mm yang kemudian diisi dengan beton ringan / grout.
11. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama
pada ruang yang dikondisikan, hendaknya ditempatkan mohair dan
jika perlu dapat digunakan synthetic rubber atau bahan dari synthetic
resin. Penggunaan ini dilakukan pada swing door dan double door.
12. Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar
diberi sealant supaya kedap air dan suara.
13. Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi flashing untuk
penahan air hujan.
14. Engsel untuk jendela yang bisa dibuka diletakkan sejarak jangkauan
tangan.
15. Profil aluminium yang akan dipilih harus diajukan secepatnya untuk
memperoleh persetujuan Perencana.
4.6.2. PEKERJAAN DAUN PINTU DAN JENDELA
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan
sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
2. Pekerjaan pembuatan daun jendela dan pintu kaca dipasang
diseluruh detail yang dinyatakan / ditunjukkan dalam gambar.
3. Pekerjaan ini dilakukan secara terpadu dengan (Pekerjaan alat
penggantung dan kunci) serta (pekerjaan kaca).
b. Persyaratan bahan
1. Rangka dari bahan Aluminium Fin. Powder Coating Silver, yang mutu
dan persyaratan bahannya sama dengan bahan yang digunakan
untuk kusen aluminium, yaitu produk dalam negeri ex. YKK type YCIN
atau Alexindo warna coklat.

-91
2. Ukuran daun pintu dan jendela aluminium sesuai yang ditunjukkan
dalam detail gambar. Lebar profil minimal 100 mm, sehingga seluruh
persyaratan bahan dalam bab 6 dapat terpenuhi.
3. Untuk panel jendela digunakan bahan kaca sebagaimana dimaksud
dalam bab 7, dengan tebal sesuai dengan perhitungan, mutu AA,
yang memenuhi persyaratan PUBI 82 pasal 63 dan SII 0189-78.
Warna kaca akan ditentukan kemudian.
4. Gunakan sealant yang elastis dengan kualitas tinggi dari dow corning
type 793. Jangan memakai karet / gaskets, karena akan menyulitkan
pengaturan kerataan antar permukaan dan untuk menghindari
distorsi.
5. Pergunakan foam yang lembut untuk back-up material seperti
polyurethane foam
6. Pergunakan neoprene rubber dengan kekerasan 90 atau lebih untuk
bahan setting blocks dengan ukuran :
a. Panjang : (25 x luas kaca dalam m2) mm
b. Lebar : (tebal kaca  5) mm
c. Tebal : 6 sampai dengan 12 mm
c. Syarat-syarat pelaksanaan
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor diwajibkan untuk
meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran
dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, lay-out /
penempatan, cara pemasangan / mekanisme dan detail-detail sesuai
gambar.
2. Sebelum pekerjaan dimulai. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari
semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini kepada Konsultan
PENGAWAS minimal 3 (tiga) produk yang setara dari berbagai merk /
pabrik lengkap dengan brosur / spesifikasi dari masing-masing pabrik
yang bersangkutan.
3. Kontraktor wajib membuat shop drawing yang mencantuPengawasan
semua data produk, ukuran dan cara pemasangan dari pekerjaan
tersebut. Gambar shop drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui
dahulu oleh Konsultan PENGAWAS.

-92
4. Penimbunan bahan-bahan pintu di lokasi pekerjaan harus
ditempatkan pada ruang / tempat dengan sirkulasi udara yang baik,
tidak terkena cuaca langsung dan terlindungi dari kerusakan dan
kelembaban.
5. Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka pintu /
jendela dan penguat lain serta pemasangan kaca, agar tetap terjamin
kekuatannya dengan memperhatikan / menjaga kerapihan, tidak
boleh terjadi noda-noda atau cacat bekas penyetelan.
6. Bentuk / pola dan ukuran harus sesuai gambar dan merupakan
ukuran jadi.
7. Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas
persetujuan Konsultan PENGAWAS, tanpa meninggalkan bekas /
cacat pada permukaan rangka pintu / jendela kaca yang tampak.
8. Untuk daun pintu / jendela kaca setelah dipasang harus rata, tidak
bergelombang, tidak melincang dan semua peralatan dapat berfungsi
dengan baik.
4.6. PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
4.7.1 PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna
2. Meliputi pengadaan, pemasangan, pengamanan dan perawatan dari
seluruh alat-alat yang dipasang pada daun pintu dan pada daun
jendela serta seluruh detail yang disebutkan / ditentukan dalam
gambar
3. Pekerjaan ini dilakukan secara terpadu dengan pekerjaan bab 5
(pekerjaan kusen, pintu dan jendela)
b. Persiapan Bahan
1. Semua hardware dalam pekerjaan ini, dari produk yang bermutu
baik, seragam dalam pemilihan warnanya serta dari bahan-bahan
yang telah disetujui Konsultan Pengawas

-93
2. Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan
ketentuan gambar
3. Perlengkapan untuk pengunci yaitu produk dalam negeri ex. Union.
a. Pintu Kaca Frameless :
- Floor Hinge : DORMA, YALE, Dekson, atau setara
- Patch Fitting : DORMA, YALE, Dekson, atau setara
- Patch Lock : DORMA, YALE, Dekson, atau setara
- Cylinder : DORMA, YALE, Dekson, atau setara
- Pull Handle : OGRO, KEND, Dekson, atau setara
b. Pintu Kaca Alumunium :
- Handle : DORMA, YALE, Dekson, atau setara
- Lock case : DORMA, YALE, Dekson, atau setara
- Hinges : DORMA, YALE, Dekson, atau setara
- Friction stay : DORMA, YALE, Dekson, atau setara
- Flush Bolt : DORMA, YALE, Dekson, atau setara
c. Seluruh kunci pintu yang akan dipasang harus direncanakan dan
diatur mengikuti sistem penguncian (locking System) Great grand
Master key, emergency Master dan Contruction Key dari pabrik
yang bersangkutan. Setiap kunci pintu dilengkapi 3 (tiga) buah
anak kunci, demikian pula anak kunci Master / Grand Master /
Great Grand Master / Emergency Master Key disediakan sebanyak
3 (tiga) buah. Untuk Construction Key disediakan 5 (lima) buah.
d. Kunci tanam, harus dipasang kuat pada rangka daun pintu
e. Setelah kunci terpasang, noda-noda bekas cat atau bahan finish
lainnya yang menempel pada kunci harus dibersihkan dan
dihilangkan sama sekali
f. Pemasangan door closer pada rangka kusen dan daun pintu, diatur
sedemikian rupa hingga pintu selalu menutup rapat pada kusen
pintu, serta dapat berfungsi dengan baik
g. Untuk seluruh pintu yang dapat membentur dinding bila dibuka,
diberi door stop dari merk dan type seperti yang telah
diisyaratkan, dipasang dengan baik pada dinding atau pada lantai
(sesuai dengan kondisi yang memungkinkan) dengan
menggunakan sekrup dan nylon plug

-94
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Semua peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum
dipasang terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada
Konsultan PENGAWAS untuk mendapatkan persetujuan. Pengajuan /
penyerahan harus disertai brosur / spesifikasi dari pabrik yang
bersangkutan
2. Apabila dianggap perlu, Konsultan PENGAWAS dapat meminta untuk
mengadakan test-test laboratorium yang dilakukan terhadap contoh-
contoh bahan yang diajukan sebagai dasar persetujuan. Seluruh
biaya test laboratorium menjadi tanggung jawab Kontraktor
sepenuhnya
3. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi atas pintu ke
bawah.
4. Engsel bawah dipasang tidak lebih dari 32 cm (as) dari permukaan
lantai ke atas.
5. Engsel tengah dipasang pada jarak 20 cm (as) di bawah engsel atas
6. Untuk pintu toilet, jarak tersebut diambil dari sisi atas dan sisi bawah
daun pintu dengan jarak yang sama
7. Penarik pintu (handle) dipasang 100 cm (as) dari permukaan lantai
setempat
8. Posisi ‘lock’ dan ‘latch’ harus diajukan oleh Kontraktor kepada
Managemen Konstruksi untuk mendapatkan persetujuan
9. Engsel sebaiknya terbuat dari bahan yang tahan karat

4.7. PEKERJAAN KACA DAN CERMIN


4.8.1. PEKERJAAN KACA
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna

-95
2. Pekerjaan ini meliputi kaca daun pintu, kaca daun jendela, kaca mati,
cermin
3. Pekerjaan ini berkaitan dengan Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela
serta Pekerjaan Curtain Wall
b. Persyaratan Bahan
1. Umum
Kaca adalah benda yang terbuat dari bahan glass yang pipih pada
umumnya mempunyai ketebalan yang sama mempunyai sifat yang
tembus cahaya, diperoleh dari proses pengambangan (Float Glass).
Kedua permukaannya rata, licin dan bening
2. Khusus
a. Digunakan lembaran kaca bening (clear float glass), produk
ASAHIMAS. Kaca tebal minimun 5 mm, atau sesuai perhitungan,
digunakan untuk pemasangan dinding kaca daerah Interior dan
seluruh pintu kaca Frame, kecuali hal khusus lain seperti
dinyatakan dalam gambar
b. Untuk itu kaca Frameless, baik pintu swing maupun sliding juga
menggunakan produk ASAHIMAS, Dekson atau setara tetapi
dengan ketebalan minimum 12 mm, atau sesuai perhitungan dan
telah melalui proses tempered sesuai standart (clear float
tempered glass)

3. Toleransi
a. Panjang-Lebar : ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui
toleransi seperti yang ditentukan oleh pabrik, yaitu toleransi
panjang dan lebar kira-kira 2 mm
b. Kebersihan, kaca lembaran berbentuk segi empat harus
mempunyai sudut siku-siku serta tepi potongan yang rata dan
lurus. Toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan adalah
1.5 mm per meter panjang
c. Ketebalan : ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh
melampaui toleransi yang ditentukan oleh pabrik, yaitu maksimum
0.3 mm

-96
4. Ketebalan semua kaca terpasang harus mengikuti standart
perhitungan dari pabrik bersangkutan, yang antara lain
mempertimbangkan penggunaannya pada bangunan, luas / ukuran
bidang kaca (cutting size), maupun tekanan positif dan negatif yang
akan bekerja pada bidang kaca. Perhitungan ini harus disetujui
Konsultan PENGAWAS dan Konsultan Perencana
5. Cacat-cacat yang diperbolehkan harus sesuai dengan ketentuan dari
pabrik :
a. Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang
yang berisi gas yang terdapat pada kaca)
b. Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat
mengganggu pandangan.
c. Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik
sebagian ataupun seluruh tebal kaca
d. Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang
dan lebar ke arah luar / masuk
e. Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave); benang
adalah cacat garis timbul yang tembus pandang, sedang
gelombang adalah permukaan kaca yang terobah dan
mengganggu pandangan
f. Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan
(scratch)
g. Bebas awan (permukaan kaca yang mengalami kelainan
kebeningan)
h. Bebas goresan (luka garis pada permukaan kaca)
i. Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok)
6. Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA (AA Grade Quality)
7. Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat
persetujuaan Konsultan PENGAWAS sesuai pengarahan dan saran
Perencana
8. Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat
pemotongan, harus digurinda / dihaluskan.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan

-97
1. Semua gambar dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar,
uraian dan syarat-syarat pekerjaan dalam buku ini, serta ketentuan
yang digariskan / disyaratkan oleh pabrik bersangkutan
2. Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian
3. Semua bahan yang akan dipasang harus disetujui oleh Konsultan
PENGAWAS
4. Bahan yang terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan,
dan diberi tanda agar mudah diketahui
5. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, serta diharuskan
menggunakan alat-alat pemotong kaca khusus, menjadi lembaran
kaca dengan ukuran tertentu (cutting size)
6. Pemasangan kaca-kaca dalam sponing rangka kayu pada pintu panil
sesuai dengan persyaratan, digunakan lis-lis kayu. Pemasangan kaca-
kaca dalam pintu kaca rangka aluminium harus sesuai dengan
persyaratan
7. Tepi kaca pada sambungan dan antara kaca dengan kayu diberi
sealant untuk menutupi rongga-rongga yang terjadi. Sealant yang
digunakan adalah sesuai dengan persyaratan pabrik. Tidak
diperkenankan sealant mengenai kaca terpasang lebih dari 0.5 cm
dari batas garis sambungan dengan kaca
8. Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak
diperkenankan retak dan pecah pada sealant / tepinya, bebas dari
segala noda dan bekas goresan
4.8.2. PEKERJAAN CERMIN
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan, biaya
peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna
2. Pekerjaan cermin ini meliputi pemasangan cermin pada toilet-toilet
dan daerah lain yang ditentukan dalam gambar yang ditentukan atau
sesuai dengan petunjuk Konsultan PENGAWAS
b. Persyaratan Bahan
1. Harus memenuhi persyaratan bahan pekerjaan kaca

-98
2. Bahan cermin harus sesuai dengan NI-3 dan syarat tertulis lainnya
dalam buku ini. Disyaratkan dari jenis float clear glass produk dalam
negeri dengan kwalitas yang dapat disetujui Direksi / Konsultan
PENGAWAS, dengan mengajukan contoh terlebih dahulu.
3. Sisi-sisi cermin yang tampak maupun yang tidak tampak akibat
pemotongan, harus digurinda / dihaluskan

c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar,
uraian dan syarat-syarat pekerjaan dalam buku ini
2. Kalau bidang yang tertutup cermin lebih besar dari modul cermin,
maka pebagiannya harus diakhiri dengan pinggulan sesuai dengan
standart dari pabrik tersebut
3. Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian
4. Semua bahan yang dipasang harus sudah disetujui oleh Konsultan
PENGAWAS setelah berkonsultasi dengan Konsultan Perencana dan
Pemilik proyek
5. Bahan yang telah dipasang harus dilindungi dari kerusakan dan
benturan, dan diberi tanda untuk mudah diketahui
6. Cermin harus dipasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, diharuskan
menggunakan alat-alat pemotong kaca khusus, tidak diperkenankan
retak dan pecah pada sealant / tepinya, bebas dari segala noda dan
bekas goresan
7. Pemotongan cermin harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan
alat pemotong kaca khusus
8. Rangka kayu memakai bahan kamper, ukuran dan cara pemasangan
ke dinding sesuai petunjuk gambar yang diskrupkan dengan fisher
plastik ke dalam dinding. Permukaan rangka kayu yang akan
menerima cermin harus di serut halus dan waterpas
9. Sebagai pinggiran cermin digunakan profiled list Stainless Steel yang
dipasang rapih dan kuat
10. Cermin yang terpasang untuk bentuk dan ukurannya harus
disesuaikan dengan gambar

-99
4.8. PEKERJAAN SANITAIR
4.8.1. PEKERJAAN PERALATAN DAN PERLENGKAPAN SANITAIR
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya
peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna
2. Pekerjaan, peralatan dan perlengkapan sanitair ini sesuai dengan
yang dinyatakan / ditunjukkan dalam gambar-gambar, uraian dan
syarat-syarat dalam buku ini
b. Persyaratan Bahan
1. Perlengkapan Sanitair yang digunakan yaitu ex. Toto, Amstad dan
produk dalam negeri ex. INA.
2. Semua material harus memenuhi ukuran standart dan mudah
didapatkan dipasaran kecuali bila ditentukan lain
3. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala
perlengkapannya, sesuai dengan yang telah disediakan oleh pabrik
4. Barang yang dipakai adalah produk yang telah diisyaratkan dalam
uraian dan syarat-syarat dalam buku ini

c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Semua barang sebelum terpasang harus ditunjukkan kepada
Konsultan PENGAWAS beserta persyaratan / ketentuan pabrik untuk
mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak disetujui harus diganti
tanpa biaya tambahan
2. Jika setelah dipasang perlu diadakan penukaran / penggantian, maka
bahan pengganti harus disetujui Konsultan PENGAWAS terlebih
dahulu berdasarkan contoh yang diajukan Kontraktor
3. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari

-100
bentuk, pola, penempatan, cara pemasangan dan detail-detail sesuai
gambar
4. Bila ada kelainan dalam hal apapun antar gambar dengan gambar,
gambar dengan spesifikasi dan sebagainya, maka kontraktor harus
segera melaporkannya kepada Manajemen Konstruksi
5. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila
ada kelainan perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut
diselesaikan
6. Selama pelaksanaan selalu diadakan pengujian / pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan
7. Kontraktor wajib memperbaiki / mengulangi / mengganti bila ada
kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi,
atas biaya Kontraktor, selama kerusakan bukan disebabkab oleh
tidakan Pemilik / Pemakaian / Pemberi Tugas

4.9. PEKERJAAN PENGECATAN (Emulsi & Weathershield)


4.10.1. PEKERJAAN PENGECATAN DINDING DAN PLAFOND
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya
peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekejaan ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna
2. Pengecatan dinding dan plafond dilakukan pada bagian luar dan
dalam serta pada seluruh detail yang disebutkan dalam gambar
b. Syarat-syarat Bahan
1. Bahan cat yang digunakan adalah Cat Produk ICI Paint, Mowilex atau
Jotun, dengan proses sebagai berikut :
Plamir Luar : Plamir Tembok Ex. Doracut interval 2 jam
Plamir Dalam : Plamir Tembok Ex. Doracut interval 2 jam
Cat Akhir dinding dan Plafond
Luar / Eksterior : 3 lapis DULUX ICI Weathershield A 918
setebal 2 x 30 micron, interval 2 jam, sehingga
dicapai permukaan yang merata dan sama tebal

-101
Dalam / interior : 2 lapis, Catylac ICI Weathershield A 918 dengan
ketebalan 3 x 30 micron, dengan interval 2 jam,
sehingga dicapai permukaan yang merata dan sama
tebal
Untuk mendapatkan hasil solid, pengecatan dilakukan dengan sistem
spray.
2. Pengendalian seluruh pekerjaan ini, harus memenuhi ketentuan-
ketentuan dari pabrik yang bersangkutan dan memenuhi persyaratan
pada PUBI 1982 pasal 54 dan NI-4
3. Type dan warnanya akan ditentukan kemudian

c. Syarat- syarat Pelaksanaan


1. Semua bidang Pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat
cacat (retak, lubang dan pecah-pecah)
2. Pengecatan tidak dilakukan selama masih adanya perbaikan
pekerjaan pada bidang pengecatan
3. Bidang pengecatan harus dalam keadaan kering serta bebas dari
debu, lemak, minyak dan kotoran-kotoran lain yang dapat merusak
atau mengurangi mutu pengecatan
4. Seluruh Bidang pengecatan diplamur dahulu sebelum dilapis dengan
cat dasar, bahan plamur dari produk yang sama dengan cat yang
digunakan
5. Pengecatan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Konsultan
PENGAWAS serta seluruh pekerjaan instalasi didalamnya telah selesai
dengan sempurna
6. Sebelum bahan dikirim ke lokasi pekerjaan, Kontraktor harus
menyerahkan / mengiriPengawasan contoh bahan dari beberapa
macam hasil produk kepada Konsultan PENGAWAS. Selanjutnya akan
diputuskan jenis bahan dan warna yang akan digunakan. Konsultan
PENGAWAS akan mengintruksikan kepada Kontraktor selama tidak
lebih dari 7 (tujuh) hari kalender setelah contoh bahan diserahkan
7. Contoh bahan yang telah disetujui, akan dipakai sebagai standart
untuk pemeriksaan / penerimaan setiap bahan yang dikirim oleh
Kontraktor ke tempat pekerjaan

-102
8. Contoh bahan yang telah disetujui, akan dipakai sebagi standat untuk
pemeriksaan / penerimaan setiap bahan yang dikirim oleh Kontrktor
ke tempat pekerjaan
9. Sebelum pekerjaan dapat dimulai atau dilakukan, percobaan-
percobaan bahan dan warna harus dilakukan oleh Kontraktor untuk
mendapatkan persetujuan Perencana dan Konsultan PENGAWAS.
Pengerjaan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
diisyaratkan oleh pabrik yang bersangkutan
10. Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola texture merata, tidak
terdapat noda-noda pada permukaan pengecatan. Harus dihindarkan
terjadinya kerusakan akibat dari pekerjaan-pekerjaan lain
11. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam
pengerjaan, perawatan dan keberhasilan pekerjaan sampai
penyerahan pekerjaan
12. Bila terjadi ketidak-sempurnaan atau kerusakan dalam pengerjaan,
kontraktor harus memperbaiki / mengganti dengan bahan yang sama
mutunya tanpa adanya tambahan biaya
13. Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga kerja terampil /
berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan pengecatan tersebut,
sehingga dapat tercapainya mutu pekerjaan yang baik dan sempurna

4.10.2. PEKERJAAN PENGECATAN KAYU


a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna
2. Pekerjaan pengecatan ini meliputi pengecatan permukaan kayu yang
tampak serta pada seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan
dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan PENGAWAS
b. Persyaratan Bahan
1. Semua bahan cat yang digunakan adalah cat produk EMCO, Nippon
Paint dan produk lain yang setara. Untuk mendapatkan hasil solid,
pengecatan dilakukan dengan sistem spray

-103
2. Pengecatan dilakukan sampai memperoleh hasil pengecatan yang
rata dan sama tebalnya
3. Bahan-bahan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 53, BS No. 3900.1970/1971, AS-
41 dan NI-4, serta mengikuti ketentuan-ketentuandari pabrik yang
bersangkutan
4. Warna akan ditentukan kemudian
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Semua bidang pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat
cacat (retak, lubang dan pecah-pecah)
2. Bidang permukaan pengecatan harus dibuat rata dan halus dengan
bahan amplas kayu. Setelah memenuhi persyaratan barulah siap
untuk dimulai pekerjaan pengecatan dengan persetujuan Konsultan
PENGAWAS
3. Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya perbaikan
pekerjaan pada bidang pengecatan
4. Bidang pengecatan dalam keadaan kering serta bebas dari debu,
lemak, minyak dan kotoran-kotoran lain yang dapat merusak atau
mengurangi mutu pengecatan
5. Sebelum bahan dikirim ke lokasi pekerjaan, kontraktor harus
menyerahkan / mengiriPengawasan contoh bahan dari 3 (tiga macam
hasil produk kepada Konsultan PENGAWAS, yang selanjutnya akan
diputuskan jenis bahan dan warna yang akan digunakan. Konsultan
PENGAWAS akan menginstruksikan kepada kontraktor dalam waktu
tidak lebih dari 7 (tujuh) hari dari kalender setelah contoh bahan
diserahkan
6. Contoh bahan yang digunakan harus lengkap dengan label pabrik
pembuatnya
7. Contoh bahan yang telah disetujui, akan dipakai sebagai standart
untuk pemeriksaan dari penerimaan bahan yang dikirim oleh
kontraktor ke tempat pekerjaan
8. Sebelum pekerjaan dimulai percobaan-percobaan bahan dan warna
harus dilakukan oleh kontraktor untuk mendapatkan persetujuan
perencana dan Konsultan PENGAWAS. Pengerjaan harus dilakukan

-104
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang diisyaratkan oleh pabrik
yang bersangkutan
9. Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola texture merata, tidak
terdapat noda-noda pada permukaan pengecatan. Harus dihindarkan
terjadinya kerusakan akibat dari pekerjaan-pekerjaan lain
10. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam
pengerjaan, perawatan dan keberhasilan pekerjaan sampai
penyerahan pekerjaan
11. Bila terjadi ketidaksempurnaan atau kerusakan dalam pengerjaan,
kontraktor harus memperbaiki dan menggantinya dengan bahan yang
sama mutunya tanpa adanya tambahan biaya
12. Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga kerja yang terampil
dan berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan pengecatan
tersebut, sehingga dapat tercapainya mutu pekerjaan yang baik dan
sempurna
13. Permukaan pengecatan setelah diamplas, selain akan memperoleh
permukaan yang halus, rata dan bersih juga akan menjadi bebas dari
nyamuk
14. Aduk dengan sempurna sebelum pemakaian sampai benar-benar
jenuh
15. Lakukan pekerjaan persiapan dari produk sesuai yang diisyaratkan di
atas atau sesuai persyaratan yang ditentukan oleh pabrik yang
besangkutan. Selanjutnya setelah pekerjaan persiapan dilakukan
dengan baik, cat dasar dilapiskan sampai rata dan sama tebal.
Setelah itu baru undercoat dilakukan dengan persyaratan sesuai yang
ditentukan dari pabrik yang bersangkutan
16. Cat akhir dapat dilakukan bila undercoat telah kering sempurna serta
mendapat persetujuan Konsultan PENGAWAS
17. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan kuas yang bemutu baik
atau dengan spray
18. Bidang pengecatan harus rata sama warnanya

-105
4.10.3. PEKERJAAN PENGECATAN EPOXCY
a. Lingkup Pekerjaan
1. Termasuk dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja,
bahan-bahan peralatan dan alat-alat bantu lainya yang diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan pengecatan ini dilakukan melilputi pengecatan permukaan
ruangan M & E serta di bawah reised floor yang nampak serta pada
seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar sdan
sesuai dengan petunjuk Direksi.
b. Persyaratan Bahan
1. Semua bahan cat yang digunakan adalah: Cat produksi ICI Paints.
Primer : 1 lapis ICI epoxy white primer two pack R 580-xx, setebal
30.mikro, interval 16 jam.
Cat akhir : 3. lapis ICI epoxy finishs two pack setebal 3 x 30 Mikron,
interval 16 jam.
Pengecatan dilakukan sampai memperoleh hasil pengecatan yang
rata dan sama tebal.
2. Bahan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam PUBI 1982. pasal 53, BS No. 3900 : 1970 / 1971,
AS. K-41 dan NI.4 serta mengikuti ketentuan-ketentuan dari pabrik
yang bersangkutan.
3. Warna akan ditentukan kemudian
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Semua bidang pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat
cacat (retak, lubang dan pecah-pecah)
2. Bidang permukaan pengecatan harus dibuat rata dan halus dengan
bahan amplas besi dan setelah memenuhi persyaratan barulah siap
untuk dimulai pekerjaan pengecatan dengan persetujuan Direksi
Lapangan
3. Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya perbaikan
pekerjaan pada bidang pengecatan

-106
4. Bidang pengecatan harus bebas dari debu, lemak, minyak dan
kotoran-kotoran lain yang dapat merusak atau mengurangi mutu
pengecatan serta dalam keadaan kering
5. Pengecatan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Konsultan
Perencana serta pekerjaan instalasi didalamnya telah selesai dengan
sempurna
6. Sebelum bahan dikirim ke lokasi pekerjaan, Kontraktor harus
menyerahkan / mengiriPengawasan contoh bahan dari 3 (tiga)
macam hasil produk kepada Konsultan PENGAWAS, selanjutnya akan
diputuskan jenis bahan dan warna yang akan digunakan, dan akan
mengintruksikan kepada Kontraktor selama tidak lebih dari 7 (tujuh)
hari Kalender setelah contoh bahan diserahkan
7. Contoh bahan yang digunakan harus lengkap dengan label pabrik
pembuatnya
8. Contoh bahan yang telah disetujui, dipakai sebagai standart untuk
pemeriksaan penerimaan bahan yang dikirim oleh Kontraktor ke
tempat pekerjaan
9. Percobaan-percobaan bahan dan warna harus dilakukan oleh
kontraktor untuk mendapatkan persetujuan konsultan perencana
sebelum pekerjaan dimulai / dilakukan serta pengerjaan sesuai
dengan ketententuan-ketentuan yang diisyaratkan oleh pabrik yang
bersangkutan
10. Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola texture merata, tidak
terdapat noda-noda pada permukaan pengecatan, harus dihindarkan
terjadinya kerusakan akibat dari pekerjaan-pekerjaan lain
11. Kontraktor harus bertanggungjawab atas kesempurnaan dalam
pengerjaan dan perawatan / keberhasilan pekerjaan sampai
penyerahan pekerjaan
12. Bila tidak terjadi kesempurnaan dalam pengerjaan atau kerusakan
kontraktor harus memperbaiki / mengganti dengan bahan yang sama
mutunya tanpa adanya tambahan biaya
13. Kontraktor harus menggunakan tenaga kerja terampil /
berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan pengecatan tersebut
sehingga dapat tercapainya mutu pekerjaan baik yang sempurna

-107
14. Permukaan pengecatan setelah diamplas selain memperoleh
permukaan yang halus, rata dan bersih juga harus bebas dari
nyamuk
15. Aduk dengan sempurna sebelum pemakaian, sampai jenuh
16. Lakukan pekerjaan persiapan dari produk sesuai dengan jenis yang
diisyaratkan di atas atau sesuai persyaratan yang ditentukan oleh
pabrik yang bersangkutan
17. Selanjutnya setelah pekerjaan persiapan dilakukan dengan baik, cat
dasar dilapiskan sampai dan sama tebal, selanjutnya undercoat
dilakukan dengan persyaratan sesuai yang ditentukan dari pabrik
yang bersangkutan
18. Cat akhir dapat dilakukan bila undercoat telah kering sempurna serta
telah mendapat persetujuan Konsultan Perancana
19. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan kuas yang bermutu baik
atau dengan spray
20. Bidang pengecatan harus rata dan sama warnanya

4.10. PEKERJAAN Rangka Baja Ringan


Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan
struktur atap berupa rangka batang yang telah dilapisi lapisan anti karat. Rangka
batang berbentuk segitiga,trapesium dan persegi panjang yang terdiri dari :
1. Rangka utama atas (top chord)
2. Rangka utama bawah (bottom chord)
3. Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan baut
menakik sendiri (self drilling screw) dengan jumlah yang cukup.
4. Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap utama
dengan jarak sesuai dengan ukuran jarak genteng.
Pekerjaan rangka atap baja ringan meliputi:
1. Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi

-108
2. Pekerjaan pambuatan kuda-kuda dikerjakan di Workshop permanen
(Fabrikasi),
3. Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke lokasi proyek
4. Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan
5. Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur
rangka kuda-kuda (truss), balok tembok (top plate/murplat), reng, sekur
overhang, ikatan angin dan bracing (ikatan pengaku)
6. Pemasangan jurai dalam (valley gutter)
Pekerjaan rangka atap baja ringan tidak meliputi:
1. Pemasangan penutup atap
2. Pemasangan kap finishing atap
3. Talang selain jurai dalam
4. Accesories atap

Persyaratan Material Rangka Atap


Material struktur rangka atap
Properti mekanikal baja (Steel mechanical properties)
 Baja Mutu Tinggi G 550
 Kekuatan Leleh Minimum 550 Mpa
 Tegangan Maksimum 550 Mpa
 Modulus Elastisitas 200.000 Mpa
 Modulus geser 80.000 Mpa
Lapisan anti karat :
Material baja harus dilapisi perlindungan terhadap serangan korosi, dua jenis lapisan
anti karat (coating):
Galvanised (Z220)
 Pelapisan Galvanised
 Jenis Hot-dip zinc
 Kelas Z22
 katebalan pelapisan 220 gr/m2
 komposisi 95% zinc, 5% bahan campuran
Galvalume (AZ100)

-109
 Pelapisan Zinc-Aluminium
 Jenis Hot-dip-allumunium-zinc
 Kelas AZ100
 katebalan pelapisan 100 gr/m2
 komposisi 55% alumunium, 43,5% zinc dan 1,5% silicon.
Multigrip ( MG )
Konektor antara kuda-kuda baja ringan dengan murplat (top plate) berfungsi untuk
menahan gaya lateral tiga arah, standart teknis sebagai berikut :
 Galvabond Z275
 Yield Strength 250 MPa
 Design Tensile Strength 150 MPa
Brace System (bracing)
 BOTTOM CHORD BRACING, Pengaku/ikatan pada batang tarik bawah (bottom
chord) pada kuda-kuda baja ringan.
 LATERAL TIE BRACING, Pengaku/bracing antara web pada kuda-kuda baja
ringan,sekaligus berfungsi untuk mengurangi tekuk lokal (buckling) pada
batang tekan (web),standar teknis mengacu pada desain struktur kuda-kuda
tersebut.
 DIAGONAL WEB BRACING (IKATAN ANGIN), Pengaku/bracing diagonal antara
web pada kuda-kuda baja ringan dengan bentuk yang sama dan letak
berdampingan.
 STRAP BRACE (PITA BAJA), Yaitu pengaku /ikatan pada top chord dan bottom
chord kuda-kuda baja ringan, Untuk kebutuhan strap brace berdasarkan
perhitungan desain struktur.
 Talang Jurai Dalam (Valley Gutter), Pertemuan dua bidang atap yang
membentuk sudut tertentu, pada pertemuan sisi dalam harus manggunakan
talang dalam (Valley Gutter) untuk mengalirkan air hujan. Ketebalan material
jurai dalam minimal 0,45 mm dengan detail profil seperti gambar diatas.

Alat Sambung (Screw)


Baut menakik sendiri (self drilling screw) digunakan sebagai alat sambung antar
elemen rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi dan instalasi, spesifikasi screw
sebagai berikut:
 Kelas Ketahanan Korosi Minimum Kelas 2

-110
 Panjang (termasuk kepala baut) 16mm
 Kepadatan Alur 16 alur/inci
 Diameter Bahan dengan alur 4,80 mm
 Diameter Bahan tanpa alur 3,80 mm

Kekuatan Mekanikal
 Gaya geser satu baut 5,10 KN
 Gaya aksial 8,60 KN
 Gaya Torsi 6,90 KN

Persyaratan Pra-Konstruksi
1. Kontraktor wajib memberikan pemaparan produk sebelum pelaksanaan
pemasangan rangka atap baja ringan, sesuai dengan RKS (Rencana Kerja dan
Syarat) .
2. Produk yang dipaparkan sesuai dengan surat dukungan dan brosur yang
dilampirkan pada dokumen tender.
3. Kontraktor wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap berserta detail dan
bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar
kerja. Dalam hal ini meliputi dimensi profil, panjang profil dan jumlah alat
sambung pada setiap titik buhul.
4. Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus diajukan ke Konsultan
Pengawas, Konsultan Perencana dan Pihak DIreksi untuk mendapatkan
persetujuan secara tertulis.
5. Eleman utama rangka kuda-kuda (truss) dilakukan fabrikasi diworkshop permanen
dengan menggunakan alat bantu mesin JIG yang menjamin keakurasian hasil
perakitan (fabrikasi)
6. Kontraktor wajib menyediakan surat keterangan keahlian tenaga dari Fabrikan
penyedia jasa Rangka Atap Baja ringan,
7. Kontraktor wajib menyertakan hasil uji lab dari bahan baja ringan dari badan
akreditasi nasional (instansi yang berwenang sesuai dengan kompetensinya).

-111
Persyaratan Pelaksanaan
1. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus
dilaksanakan sesuai gambar dan desain yang telah dihitung dengan aplikasi
khusus perhitungan baja ringan sesuai dengan standar perhitungan mengacu pada
standar peraturan yang berkompeten.
2. Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
3. Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di workshop permanen dengan
menggunakan mesin rakit (Jig) dan pemasangan sekrup dilakukan dengan mesin
screw driver yang dilengkapi dengan kontrol torsi.
4. Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok penopang dengan
kondisi rata air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai dengan desain
sistem rangka atap.
5. Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur yang
dipakai untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal itu, pihak konsultan
ataupun tenaga ahli berhak meminta informasi mengenai reaksi-reaksi perletakan
kuda-kuda.
6. Pihak kontraktor bersedia menyediakan minimal 8 (delapan) buah genteng yang
akan dipakai sebagai penutup atap, agar pihak penyedia konstruksi baja ringan
dapat memasang reng dengan jarak yang setepat mungkin, dan penyediaan
genteng tersebut sudah harus ada pada saat kuda-kuda tiba dilokasi proyek.
7. Jaminan Struktural
 Jaminan yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi yang melebihi
ketentuan maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap Baja
Ringan, meliputi kuda-kuda, pengaku-pengaku dan reng.
 Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi sesuai dengan
Peraturan Pembebanan Indonesia dan mengacu pada persyaratan-persyaratan
seperti yang tercantum pada “Cold formed code for structural steel”(Australian
Standard/New Zealand Standard 4600:1996) dengan desain kekuatan
strukural berdasarkan ”Dead and live loads Combination (Australian Standard
1170.1 Part 1) & “Wind load”(Australian Standard 1170.2 Part 2) dan
menggunakan sekrup berdasarkan ketentuan “Screws-self drilling-for the
building and construction industries”(Australian Standard 3566).

-112
4.12. PEKERJAAN Penutup Atap
Lingkup Pekerjaan
- Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat bantu lainnya, termasuk pengangkutan yang diperlukan
untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam
gambar, memenuhi uraian dan syarat – syarat dibawah ini serta memenuhi
spesifikasi dan persyaratan dari pabrik pembuatnya.
- Melaksanakana pekerjaan penutup atap sehingga diperoleh hasil yang lebih
baik dan memuaskan.
Persyaratan Bahan
1. Multi Roof
- Multi Roof terbuat dari bahan yang bermutu tinggi dan khusus
digunakan untuk bahan atap, diproses secara mekanis di dalam
pabrik
- Permukaan genteng diglasur sehingga menghasilkan warna dan kilap
permukaan yang rata dan seragam (Lapisan permukaan dari kelas
heavy duty)
- Standard mutu tingkat I, serta memenuhi standard SII
- Warna dari Atap Multi Roof akan ditentukan kemudian oleh pemberi
tugas / Konsultan Perencana
- Standard kualitas produksi dalam negeri dari : KI atau Setara
- Kaso dan reng dari kayu dengan ukuran dan peletakan sesuai dengan
yang dipersyaratkan oleh pabrik genteng keramik yang disetujui

2. Lisplang
- Lisplang atap terbuat dari kayu lokal, dengan tebal dan ketinggian
sesuai dengan gambar
- Finishing untuk lisplang adalah mengunakan Cat Besi

Pelaksananaan Pekerjaan
- Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga tenaga ahli dan berpengalaman
dalam jenis pekerjaan ini.

-113
- Reng dan Kaso dipasang dengan jarak yang sesuai dengan yang disyaratkan oleh
pabrik genteng
- Pemasangan genteng harus benar benar tersusun rapi, rata dan lurud ke segala
arah dengan cara yang sesuai dengan ketentuan dari pabrik , kaitan – kaitannya
antar satu genteng dengan genteng lain harus menutup rapat dan saling
mengunci datu sama yang lain. Khusus untuk bangunan utama semua genteng
harus di paku ke rengnya dengan menggunakan paku yang sesuai. Pemotongan
genteng harus menggunakan alat pemotong yang khusus untuk itu.
- Lisplang papan semen dipasang pada tempatnya sesuai dengan gambar rencana.
Sambungan antara bagian – bagian lisplang harus ditutup dengan bahan yang
khusus untuk itu. Finishing lisplang menggunakan Cat Besi

-114

Anda mungkin juga menyukai