Anda di halaman 1dari 11

Pengantar Profesi Keperawatan

APLIKASI CARING
PADA KLIEN MENJELANG AJAL

DISUSUN OLEH KELOMPOK V

REZA MASWANDI I1B108222


NOOR FITHRIYAH I1B109004
RENALDY AZWARI DELMI I1BI09005

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU, 2010

RAD-09/005-02-PSIK/FK-UNLAM

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan taufik dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Aplikasi Caring pada Klien Menjelang Ajal” ini dapat
Pengantar Profesi Keperawatan

diselesaikan.
Makalah ini memuat tentang konsep keadaan terminal, tujuan, serta aplikasi
caring pada klien menjelang ajal.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang
setinggitingginya kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam
penyusunan makalah ini. Saran dan kritik membangun tentunya sangat kami harapkan
untuk penyempurnaan dan perbaikan di masa mendatang.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca
khususnya mahasiswa perawat yang kelak akan melaksanakan tugasnya dibidang
keperawatan.

Banjarbaru, 1 Agustus 2010


Penulis

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lahir, kehilangan, dan kematian adalah kejadian yang unuiversal dan kejadian
yang sifatnya unik bagi setiap individual dalam pengalaman hidup seseorang.
Kehilangan dan berduka karena kematian merupakan istilah yang dalam
pandangan umum berarti sesuatu kurang enak atau nyaman untuk dibicarakan. Hal ini
dapat disebabkan karena kondisi ini lebih banyak melibatkan emosi dari yang
bersangkutan atau disekitarnya.
Dalam perkembangan masyarakat dewasa ini, proses kehilangan dan berduka
dalam kematian sedikit demi sedikit mulai maju. Dimana individu yang mengalami
proses ini ada keinginan untuk mencari bantuan kepada orang lain.
Perawat berkerja sama dengan klien yang mengalami berbagai tipe kehilangan.
Mekanisme koping mempengaruhi kemampuan seseorang untuk menghadapi dan
menerima kehilangan. Perawat membantu klien untuk memahami dan menerima
kehilangan dalam konteks kultur mereka sehingga kehidupan mereka dapat berlanjut.
Dalam kultur Barat, ketika klien tidak berupaya melewati duka cita setelah mengalami
kehilangan yang sangat besar artinya, maka akan terjadi masalah emosi, mental dan
sosial yang serius.

RAD-09/005-02-PSIK/FK-UNLAM
Pengantar Profesi Keperawatan

B. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, adalah:
1. Tujuan khusus
a. Mengetahui konsep keadaan terminal
b. Mengetahui aplikasi Caring pada klien menjelang ajal
2. Tujuan umum
a. Mengetahui manifestasi klinik pada klien menjelang ajal
b. Mengetahui tahap-tahap menjelang kematian

C. Ruang Lingkup Permasalahan


Makalah ini membahas tentang konsep keadaan terminal, manifestasi klinik
klien yang menjelang ajal, tahap-tahap menjelang ajal, serta aplikasi caring pada klien
menjelang ajal.

RAD-09/005-02-PSIK/FK-UNLAM
Pengantar Profesi Keperawatan

BAB II PEMBAHASAN

A. Kondisi Terminal
Kondisi terminal adalah suatu proses yang progresi menuju kematian berjalan melalui
suatu tahapan proses penurunan fisik, psikososial, dan spiritual bagi individu. Perawatan
terminal dapat dimulai pada minggu-minggu, hari-hari dan jaminan terakhir kehidupan,
yang bertujuan:
1. Mempertahankan hidup
2. Menurunkan stress
3. Meringankan dan mempertahankan kenyamanan selama mungkin
Secara umum, kematian adalah sebagian proses dari kehidupan yang dialami
oleh siapasaja meskipun demikian, hal tersebut tetap saja menimbulkan perasaan nyeri
dan takut, tidak hanya pasien, akan tetapi juga keluarganya, bahkan pada mereka yang
merawat dan mengurusnya.
Manifestasi klinik dari klien menjelang ajal, antara lain:
a. fisik
1. Gerakan penginderaan menghilang secara berangsur-angsur dimulai dari ujung
kaki dan ujung jari
2. Aktivitas dari GI berkurang
3. Reflek mulai berkurang
4. Suhu klien biasanya tinggi, tapi klien merasa kedinginan
5. Denyut tidak teratur dan lemah
6. Penglihatan mulai kabur
7. Klien dapat tidak sadarkan diri

b. Psikososial
1. Respon kehilangan
- Rasa takut diungkapkan dengan ekspresi wajah (air muka), ketakutan, cara
tertentu untuk mengulurkan tangan

- Cemas diungkapkan dengan cara menggerakkan otot rahang dan kemudian


mengendor
- Rasa sedih diungkapkan dengan mata setengah terbuka atau menangis
2. Hubungan dengan orang lain

RAD-09/005-02-PSIK/FK-UNLAM
Pengantar Profesi Keperawatan

Kecemasan timbul akibat ketakutan akan ketidakmampuan untuk berhubungan


secara interpersonal serta akibat penolakan.
Elizabeth Kubler Ross menggambarkan 5 tahap menjelang kematian, yaitu:
1. Denial (Tahap Kejutan Dan Denital)
Adalah ketidakmampuan menerima kehilangan untuk membatasi atau mengontrol
nyeri dan distress dalam menghadapinya. Gambaran pada tahap denial yaitu:
- Tidak percaya diri
- Shock
- Mengingkari kenyataan akan kehilangan
- Selalu membantah dengan perkataan baik
- Diam terpaku

2. Tahap Anger (marah)


Adalah kekesalan terhadap kehilangan Gambaran
pada tahap anger yaitu:
- Klien marah-marah
- Nada bicara kasar
- Suara tinggi

3. Tahap tawar menawar atau bargaining


Adalah cara koping dengan hasil-hasil yang mungkindari penyakit dan
menciptakan kembali tingkat kontrol.
Gambaran pada tahap ini yaitu:
- Sering mengungkapkan kata-kata kalau, andai
- Sering berjanji pada Tuhan
- Mempunyai kesan mengulur-ulur waktu
- Kemarahan mereda

4. Tahap Depresi
Adalah ketiadaan usaha apapun untuk mengungkapkan perasaan reaksi atau
reaksi kehilangan.
Gambaran pada tahap ini, yaitu:

RAD-09/005-02-PSIK/FK-UNLAM
Pengantar Profesi Keperawatan

- Klien tidak banyak bicara


- Sering menangis
- Putus asa

5. Tahap acceptance atau menerima


Adalah akhirnya klien dapat menerima kenyataan dengan kesiapan. Gambaran
pada tahap ini yaitu:
- Tenang/damai
- Mulai ada perhatian terhadap suatu objek yang baru
- Berpartisipasi aktif
- Tidak mau banyak bicara
- Siap menerima maut
Tidak semua orang dapat melampaui kelima tahap tersebut dengan baik, dapat
saja terjadi ketidakmampuan menggunakan adaptasi dan timbul bentuk-bentuk reaksi
lain. Jangka waktu periode tahap tersebut juga sangat individual.

B. Tujuan Aplikasi Caring pada Klien Menjelang Ajal


Penderita yang akan meninggal tidak akan kembali lagi ke tengah keluarga,
kenyataan ini sangat berat bagi keluarga yang akan ditinggalkannya. Untuk menghindari
hal di atas, bukan hanya keluarganya saja yang berduka, bahkan klien lebih tertekan
dengan penyakit yang dideritanya.
Tujuan aplikasi caring pada klien menjelang ajal adalah:
1. Memberikan perasaan tenang dan tentram kepada klien dalam menghadapi maut
dengan memberikan bantuan fisik dan spiritual sehingga meringankan
penderitaannya
2. Membantu keluarga memberi support pada klien
3. Membantu klien dan keluarga untuk menerima perhatian.

C. Aplikasi Caring pada Klien Menjelang Ajal


Asuhan keperawatan klien dengan penyakit terminal sangat menuntut dan
menegangkan. Namun demikian, membantu klien menjelang ajal untuk meraih kembali
martabatnya dapat menjadi salah satu penghargaan terbesar keperawatan. Perawat dapat

RAD-09/005-02-PSIK/FK-UNLAM
Pengantar Profesi Keperawatan

berbagi penderitaan klien menjelang jal dan mengintervensi dalam cara meningkatkan
kualitas hidup. Klien menjelang ajal harus dirawat dengan respek dan perhatian.
Secara umum, pengaplikasian caring pada klien menjelang ajal berupa:
a. Peningkatan Kenyamanan
Kenyamanan bagi klien menjelang ajal termasuk pengenalan dan peredaan
distres psikobiologis. Perawat memberi berbagai tindakan penenangan bagi klien sakit
terminal. Kontrol nyeri terutama penting karena nyeri mengganggu tidur, nafsu makan,
mobilitas, dan fungsi psikologis. Higiene personal adalah bagian rutin dari
mempertahankan kenyamann klien dengan penyakit terminal. Klien mungkin pada
akhirnya bergantu ng pada perawat atau keluarganya untuk pemunuhan kebutuhan
dasarnya.

b. Pemeliharaan Kemandirian
Sebagian besar klien menjelang ajal menginginkan sebanyak mungkin mapan
diri. Mengizinkan klien untuk melakukan tugas sederhana seperti mandi dan makan akan
mempertahankan martabat dan rasa makna diri. Ketika klien tidak mampu secara fisik
untuk melakukan perawatan diri, perawat dapat memberikan dorongan dengan
berpartisipasi dalam pembuatan keputusan untuk memberikan rasa kontrol diri pasien.
Perawat mencari isyarat non-verbal yang menunjukan ketidakinginan berpartisipasi
dalm perawatan. Perawat tidak boleh memaksakan partisipasi, terutama jika
ketidakmampuan secara fisik membuat partsipasi menjadi sulit.

c. Pencegahan Kesepian dan Isolasi


Untuk mencegah kesepian dan penyimpangan sensori, perawat
mengintervensi untuk meningkatkan kualitas lingkungan. Klien menjelang ajal tidak
harus secara rutin ditempatkan dalam ruang tersendiri di lokasi yang sangat jauh. Klien
merasakan keterlibatan ketika dirawat bersama dan memperhatikan aktivitas perawat.
Klien menjelang ajal dapat merasa sangat kesepian terutama pada malam hari dan
mungkin merasa lebih aman jika seseorang tetap menemaninya di smping tempat tidur.
Perawat harus mengetahui cara menghubungi kondisi anggota keluarga jika kunjungan
diperlukan atau kondisi klien memburuk. Klien harus ditemani oleh seseorang ketika
terjadi kematian. Perawat tidak boleh merasa bersalah jika tidak dapat selalu
memberikan dukungan ini. Perawat harus mencoba untuk berada bersama klien
menjelang kematian ketika diperlukan dan memperlihatkan perhatian dan keharuan.

RAD-09/005-02-PSIK/FK-UNLAM
Pengantar Profesi Keperawatan

d. Peningkatan Ketenangan Spiritual


Memberikan ketenangan spiritual mempunyai arti lebih besar dari sekedar
kunjungan rohaniawan. Perawat dapat memberi dukungan kepada klien dalam
mengekspresikan filosofi kehidupan. Ketika kematian mendekat, klien sering mencari
ketenangan dengan menganalisis nilai dan keyakinan yang berhubungan dengan hidup
dan mati. Perawat dan keluarga dapat membantu klien dengan mendengarkan dan
mendorong klien untuk mengekspresikan tentang nilai dan keyakinan. Perawat dan
keluarga dapat memberikan ketenangan spiritual dengan menggunakan keterampilan
komunikasi, mengekspresikan simpati, berdoa dengan klien, membaca literatur yang
memberi inspirasi, dan memainkan musik.

e. Dukungan untuk Keluarga yang Berduka


Anggota keluarga harus didukung melewati waktu menjelang ajal dan kematian
dari orang yang mereka cintai dan, waktu yang bersamaan, siap sedia untuk memberikan
dukungan. Perawat harus mengenali nilai anggota keluarga sebagai sumber dan
membantu mereka untuk tetap berada dengan klien menjelang ajal.
Banyak hal yang bisa dilakukan oleh perawat dalam mempersiapkan klien,
antara lain:
a. Fase Denial
- Beri keamanan emosional yaitu dengan memberikan sentuhan dan
ciptakan suasana tenang
- Konfirmasikan rasa takut terhadap sesuatu yang tidak diketahuinya
dengan menanyakan kepada klien apa yang dipersepsikannya tentang
kehidupan setelah mati
- Tanyakan tentang pengalaman klien menghadapi kematian yang
diketahui klien, tanyakan apa saja ketakutan yang dihadapi proses
kematian
- Menganjurkan klien untuk tetap diam dalam pertahanan dengan tidak
menghindar dari situasi sesungguhnya.
b. Fase Anger
- Pertahankan sentuhan fisik dan suaa tenang dan juga rahasia klien
- Membicarakan klien untuk mengekspresikan keinginan, apa yang dan
sedang terjadi pada mereka

RAD-09/005-02-PSIK/FK-UNLAM
Pengantar Profesi Keperawatan

- Beri perhatian dan lingkungan yang nyaman dan cegah injury.


c. Fase Bargaining
- Ajarkan klien agar dapat membuat keputusan dalam hidupnya yang
bermakna
- Dengarkan klien saat berscerita tentang hidupnya mengenai apa yang
diperolehnya, kesukaan dan kegagalannya, kesenangan dan keputusan
yang dialaminya.
d. Fase Depresi
- Beri kenyataan emosional yaitu dengan memberikan sentuhan dan
ciptakan lingkungan yang tenang
- Perlakuan klien dengan sabar, penuh perhatian dan tetap realitas
- Kaji pikiran dan perasaan serta persepsi klien, jika salah pengertian
harusnya diklarifikasi
- Untuk klien yang tidak mau berkomunikasi secara verbal, tetap berikan
support
e. Fase Acceptance
- Bina hubungan saling percaya sehingga klien akan terbuka, menanyakan
dan mengklarifikasikan alternatif pemecahan masalah bila klien
didiagnosa penyakit terminal
- Identifikasikan dengan siapa klien ingin bicara terbuka, beri tahu
keluarga untuk menghadapi masalah regresi yang akan terjadi
- Bantu klien memperoleh dan membertitahukan kualitas hidup jika
mungkin
- Bantu klien dalam mengatur waktu agar merasa kepuasan dalam hidup
mereka
- Pertahankan hubungan klien dengan orang-orang tedekat
- Bantu klien dalam mendapatkan informasi dan apa yang dapat klien
lakukan dengan informasi yang diberikan olehnya
- Berikan jawaban terbuka dan jujur terhadap semua pertanyaan yang
diajukan klien
- Tetap merespon dan mencari tahu bagaimana klien menerima
informasi sebelum mereka mencari kolaborasi lebih jauh.

RAD-09/005-02-PSIK/FK-UNLAM
Pengantar Profesi Keperawatan

Dalam memberikan pelayanan keperawatan pada klien yang sedang dalam


keadaan terminal, perawat harus memperhatikan hak-hak pasien berikut ini:
a. Hak diperlakukan sebagaimana manusia yang hidup sampai ajal tiba
b. Hak mempertahankan harapannya, tidak peduli apapun perubahan yang terjadi,

Hak mendapatkan perawatan yang dapat mempertahankan harapannya, apapun


yang terjadi
c. Hak mengekspresikan perasaan dan emosinya sehubungan dengan kematian
yang sedang dihadapinya
d. Hak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan perawatan
e. Hak memperoleh perhatian dalam pengobatan dan perawatan secara
berkesinambungan, walaupun tujuan penyembuhannya harus diubah menjadi
tujuan memberikan rasa nyaman
f. Hak untuk tidak meninggal dalam kesendirian
g. Hak untuk bebas dari rasa sakit
h. Hak untuk memperoleh jawaban atas pertanyaannya secara jujur
i. Hak untuk memperoleh bantuan dari perawat atau medis untuk keluarga yang
ditinggalkan agar dapat menerima kematiannya
j. Hak untuk meninggal dalam damai dan bermartabat
k. Hak untuk tetap dalam kepercayaan atau agamanya dan tidak diambil keputusan
yang bertentangan dengan kepercayaan yang dianut
l. Hak untuk memperdalam dan meningkatkan kepercayaannya, apapun artinya
bagi orang lain
m. Hak untuk mengharapkan bahwa kesucian raga manusia akan dihormati setelah
yang bersangkutan meninggal
n. Hak untuk mendapatkan perawatan dari orang yang profesional, yang dapat
mengerti kebutuhan dan kepuasan dalam mnghadapi kematian.

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
Kondisi terminal adalah suatu proses yang progresi menuju kematian berjalan
melalui suatu tahapan proses penurunan fisik, psikososial, dan spiritual bagi individu.
Tujuan aplikasi caring pada klien menjelang ajal adalah memberikan perasaan tenang

RAD-09/005-02-PSIK/FK-UNLAM
Pengantar Profesi Keperawatan

dan tentram kepada klien dalam menghadapi maut dengan memberikan bantuan fisik
dan spiritual sehingga meringankan penderitaannya, membantu keluarga memberi
support pada klien, membantu klien dan keluarga untuk menerima perhatian. Asuhan
keperawatan klien dengan penyakit terminal sangat menuntut dan menegangkan. Namun
demikian, membantu klien menjelang ajal untuk meraih kembali martabatnya dapat
menjadi salah satu penghargaan terbesar keperawatan. Perawat dapat berbagi
penderitaan klien menjelang jal dan mengintervensi dalam cara meningkatkan kualitas
hidup. Klien menjelang ajal harus dirawat dengan respek dan perhatian, yang secara
umum berupa peningkatan kemnyaman, pemeliharaan kemandirian,
pencegahan kesepian dan isolasi, peningkatan kekuatan spiritual, dan dukungan untuk
keluarga yang berduka.

DAFTAR PUSTAKA

1. Stanley, Mickey. Keperawatan gerontik edisi 2. Jakarta: EGC, 2002.


2. Videbeck, Sheila L. Keperawatan jiwa. Jakarta: EGC, 2001.
3. Potter and Perry. Fundamental keperawatan. Jakarta: EGC, 2005.
4. Mubarok, Wahit Iqbal. Kebutuhan dasar manusia. Jakarta: EGC, 2008

RAD-09/005-02-PSIK/FK-UNLAM

Anda mungkin juga menyukai