Anda di halaman 1dari 35

KLASIFIKASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR

Pembangkit listrik tenaga air dapat diklasifikasikan berdasarkan criteria


berikut:

Klasifikasi menurut cara pembangkitan

Klasifikasi ini dibedakan menjadi 3 kategori:


1. Pembangkit yang menggunakan energi dari air yang mengalir
Sebagian besar pembangkit listrik tenaga air termasuk dalam klasifikasi
ini. Energi aliran air dapat digunakan langsung untuk membangkitkan
tenaga atau dengan membuat bendungan untuk menambah tinggi jatuh
(head) dan menyimpan air.
2. Penampung (waduk) dengan pompa
Pada PLTA dimana ketersediaan air terbatas, air yang telah digunakan
untuk memutar turbin ditampung dan kemudian dipompakan lagi ke
waduk. Pemompaan dilakukan pada waktu terjadi kelebihan energi
selama beban kecil. Pada saat kebutuhan beban besar, air digunakan untuk
memutar turbin. Sistem ini akan lebih bermanfaat pada keadaan dimana
dalam suatu waktu tertentu dalam satu hari beban puncak harus dipenuhi
pada kurva beban untuk periode pendek. PLTA ini dapat dilakukan dalam
suatu sistem dimana digunakan pembangkit listrik tenaga air dan tenaga
lain (uap, diesel dsb). Selama kebutuhan beban tinggi sejumlah besar air
digunakan, tetapi selama periode beban kecil (berkurang) sebagian
kelebihan energi yang dihasilkan oleh tenaga lain digunakan untuk
memompa ke reservoir untuk memenuhi kebutuhan (beban) puncak
berikutnya.
Bendungan atas konsumen

Waduk atas
Pabrik pembantu

Bendungan bawah

Waduk bawah

Turbin pompa

Gambar 1. skema PLTA dengan sistem pompa

3. Energi pasang surut


Energi yang terkandung di dalam pasang surut ini dimanfaatkan untuk
membangkitkan listrik. Pembangkit listrik jenis ini tidak banyak
digunakan karena adanya beberapa kesulitan. Energi yang dibangkitkan
tidak konstan dan type ini hanya bisa dibuat di lokasi yang mempunyai
tinggi pasang surut besar. Di Indonesia umumnya mempunyai tinggi
pasang surut kecil, pembuatan PLT pasut kurang efektif. Type ini telah
dibuat di Prancis, dimana pasut bisa mencapai lebih dari 7,0 meter.

Klasifikasi menurut tinggi jatuh (head)

Pembangkit listrik tenaga air diklasifikasikan menurut tinggi jatuh air di atas
turbin sebagai berikut:
a. tinggi jatuh (head) rendah ( H < 15 m )
b. tinggi jatuh (head) sedang ( 15 < H < 50 m )
c. tinggi jatuh (head) besar ( H > 50 m )
Klasifikasi menurut kapasitas pembangkitan

Pembangkit listrik tenaga air menurut kapasitas pembangkitan dapat


dibedakan menjadi:
a. micro dengan kapasitas < 99 kW
b. rendah dengan kapasitas antara 100 – 999 kW
c. sedang dengan kapasitas antara 1000 – 9999 kW
d. tinggi dengan kapasitas > 10.000 kW
FAKTOR BEBAN DAN KURVA BEBAN

Tenaga dari PLTA dibatasi oleh kapasitas dari peralatan yang terpasang,
ketersediaan air, tinggi jatuh dan tampungan waduk. Beberapa difinisi dari
tenaga listrik diberikan berikut ini:
1. Tenaga (daya) tetap atau tenaga (daya) utama
Daya tetap ini merupakan beban di dalam kapasitas yang sebenarnya
dapat diberikan pada semua waktu. Daya ini ditentukan oleh debit sungai
minimum, jumlah tampungan yang tersedia dan factor beban dari daerah
yang dilayani. Biasanya daya yang dihasilkan selama 90% waktu dapat
disebut sebagai daya utama.
2. Daya surplus (kelebihan) atau daya sekunder
Daya ini merupakan daya kelebihan yang tersedia oleh pabrik
(pembangkit), yang dibatasi oleh kapasitas pembangkitan pabrik, tinggi
jatuh dan air kelebihan yang tersedia dari kebutuhan air tetap. Sejumlah
tertentu dari daya surplus ini dapat tersedia dalam persentasi waktu yang
besar sedang sejumlah yang lain mungkin hanya tersedia utnuk waktu
yang pendek. Daya sekunder ini hanya bisa diberikan bila tersedia.
3. Kapasitas pabrik tenaga (power plant)
Kapasitas pabrik tenaga ini tergantung pada banyak factor yang biasanya
merupakan kapasitas dari mesin-mesin pembangkit. Kapasitas ini tidak
dapat sepenuhnya tercapai karena beberapa factor. Kapasitas turbin
biasanya dalam daya kuda (horse power (hp)) atau kilowatt untuk head
(tinggi jatuh), debit dan kecepatan putar yang diberikan pada masa
efesiensi terbaik diperoleh.
Daya bersih (netto) maksimum yang dapat dibangkitkan tanpa melalui
batas operasi dari mesin disebut dengan kapasitas pabrik (plant capacity).
Kapasitas pabrik dapat ditentukan untuk stasiun pembangkit tertentu.
Kapasitas terpasang
Merupakan kapasitas total dari mesin yang terpasang. Biasanya ada
perbedaan antara kapasitas terpasang dan pembangkitan nyata. Pada
umumnya di dalam setasiun tenaga 25% dari kapasitas terpasang atau
minimum satu unit pembangkit digunakan sebagai cadangan. Pabrik tenaga
air yang beroperasi sebagai beban puncak, beberapa unit dapat digunakan
untuk periode pendek sedangkan yang lain beroperasi secara kontinyu.

Beban rerata
Beban rerata pabrik selama periode waktu tertentu adalah beban konstan
pada periode yang sama yang dapat menghasilkan energi yang sama dengan
beban aktual yang diproduksi.
Beban puncak adalah beban maksimum yang dibutuhkan atau dibangkitkan
oleh satu unit atau kelompok unit dalam periode waktu yang ditentukan.
Beban ini bisa beban sesaat maksimum atau beban rerata maksimum pada
interval waktu tertentu. Biasanya digunakan beban rerata maksimum pada
periode pendek.

Kurva beban
Kurva beban adalah grafik hubungan antara energi listrik sebagai ordinat dan
waktu sebagai absis. Waktu bisa berupa jam, hari, bulan dsb dan dalam hal ini
kurva beban adalah jam-jaman, harian, bulanan dsb.
Kurva beban ini sangat berguna di dalam menentukan kebutuhan tenaga
listrik dan produksi. Kurva beban pabrik menunjukkan secara sekilas
bagaimana pabrik beroperasi.
Beban (MW)
Beban puncak

Beban rerata

Waktu

Faktor beban (Load Factor) adalah perbandingan antara beban rerata pada
interval tertentu dan beban puncak yang terjadi pada periode tersebut, yang
dapat digunakan pada stasiun pembangkitan atau konsumsi dan biasanya
ditentukan dari pencatatan pada pengukuran tenaga. Faktor beban ini bisa
berupa harian, mingguan, bulanan atau tahunan. Juga bisa diaplikasikan
untuk pabrik tunggal atau suatu sistem. Air dalam suatu sistem yang terdiri
dari beberapa pabrik, beberapa dapat beroperasi secara kontinyu.
Beban (kW)

Daerah pemukiman, factor beban = 0,6

Daerah industri, factor beban = 0,8

Waktu ( Jam )
SKEMA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR

Biasanya suatu proyek pembangkit tenaga listrik memerlukan beberapa


bangunan yang diatur/susun sedemikian rupa sehingga dapat membangkitkan
tenaga. Penyusunan bangunan-bangunan tersebut tergantung pada kondisi
dilapangan ada dua type penyusunan yang berbeda, yaitu :
1. Pembangkit Listrik Dengan Head Tinggi.
Apabila head diatas elevasi turbin besar maka pembangkit listrik disebut
pembangkit listrik dengan head besar. Ada beberapa bagian dari
pembangkit listrik dengan head besar, yaitu :
a. Waduk
Waduk berfungsi untuk membentuk head dan menampung/
menyimpaan air sehingga fluktuasi debit sungai tidak berpengaruh
pada debit pembangkitan pada pembangkit listrik dengan head besar,
kapasitas tampungan waduk sangat besar. Kapasitas waduk
ditentukan berdasarkan debit sungai yang tersedia dan kebutuhan
tenaga yang harus dipenuhi.
b. Bendungan
Bendungan diperlukan untuk membentuk tampungan air dan head.
Air di sungai mengalir mengikuti kemiringan sungai. Untuk menahan
aliran tersebut maka dibuat bendungan. Ada beberapa type bendungan
yang tergantung pada banyak factor yang akan dibicarakan kemudian.
Tinggi bendungan tergantung pada volume reservoir dan tinggi head
yang dikehendaki.
c. Bangunan Pengambilan (Intake Structure)
Bangunan pengambilan diperlukan untuk melewatkan air dari waduk
menuju rumah tenaga (power house) melalui saluran/terowongan
pengantar (head race) dan pipa pesat (penstock). Bangunan
pengambilan ini dilengkapi dengan pintu pengatur dan jaringan untuk
menahan benda-benda terapung masuk ke turbin.
d. Saluran Terowongan Pembawa (Head Race)
Head race akan membawa air dari waduk menuju penstock, saluran
pengantar ini biasanya mempunyai kemiringan kecil.
e. Penstock (Pipa Pesat)
Penstock terbuat dari pipa baja yang mampu menahan tekanan dan
membawa air dari saluran pengantar ke turbin. Tekanan dan kecepatan
aliran didalam penstock sangat besar, kemiringan sangat besar dan
bahkan tegak.
f. Surge Tank
Bangunan ini dihubungkan dengan penstock dan diletakkan sedekat
mungkin dengan rumah tenaga. Surge tank ini akan meredam
kenaikan tekanan kamuen karena adanya fluktuasi beban pada turbin
dan berfungsi untuk melindungi penstok dari kenaikan tekanan yang
tak manual. Surge tank ini dibuat apabila power house berada jauh dari
waduk. Pada keadaan dimana power house terletak dibawah
bendungan, seperti Jatiluhur, maka surge tank ini tidak diperlukan.
Waduk itu sendiri berfungsi sebagai peredam tekanan water hammer
karena fluktuasi beban.
g. Rumah Tenaga (Power House)
Power house merupakan bangunan di mana semua musim dan
peralatan pembangkit listrik diletakkan didalamnya. Dibangunan ini
energi air diubah menjadi energi listrik. Air dari penstock masuk ke
dalam turbin dan kemudian keluar melalui turbin, generator,
transformator, terowongan belakang (tail race)
h. Saluran Belakang (Tail Race)
Bangunan ini bisa berbentuk saluran atau terowongan dimana air
keluar dari turbin untuk kemudian dibuang lagi ke sungai.
Waduk Muka Tanah
Tebing

Bangunan Pengambilan Surge Tank

Waduk
Bendungan Head race
Penstock
Head Race

Surge tank Bendungan Power Head

Penstock
Power house

Tail race

2. Pembangkit Listrik Dengan Head Kecil.


PLTA dengan head kecil menggunakan head yang kecil dengan debit
aliran besar. PLTA jenis ini dapat berupa :
a. Run Off River Plant.
Dalam type ini power house biasanya dibuat didasar sungai. Tetapi ada
juga yang power housenya dibangun pada salah satu tebingnya dan
sebuah bendung dibuat pada sungai untuk mengalihkan aliran air
menuju power house. Dengan demikian tidak ada waduk yang terjadi.
PLTA type ini biasanya terdapat di dataran rendah.
b. PLTA Pada Saluran Pengelolaan
Dalam type ini power house tidak ditempatkan pada dasar sungai
tetapi pada saluran pengolak. Aliran air dialihkan melalui saluran
pengolak dengan bantuan sebuah bendung. Pada waktu pelaksanaan,
saluran pengolak ini berfungsi untuk mengalihkan aliran air pada saat
pembangunan bendung. Setelah bendung selesai dibangun aliran air
kembali melalui sungai dan pembangunan power house di saluran
pengelak dilakukan.
c. Perkiraan Tenaga Air
Didalam merencanakan bangunan tenaga air, harus dibuat suatu
perkiraan potensi tenaga air di lokasi yang ditinjau. Selain itu
kebutuhan akan tenaga dari daerah yang dilampaui juga harus
diketahui. Suatu usulan pembangunan tenaga air akan disetujui
apabila kebutuhan tenaga dapat dipenuhi di daerah tersebut atau
tenaga yang dihasilkan dapat diserap oleh jaringan tenaga sebagai
dasar dari kebutuhan tenaga yang diperhitungkan, maka perlu dibuat
suatu perkiraan potensi tenaga yang tersedia di daerah tersebut.
Apabila debit aliran konstan sebesar Q m3/dt dan head bersih adalah
H meter, maka tenaga yang dapat dikembangkan/dihasilkan dari debit
aliran yang melewati instalasi pembangkit tenaga diberikan dalam
bentuk :
𝛾. 𝐻. 𝑄. 𝜂
𝑃= (ℎ𝑝)
75
Atau
𝑃 = 13.33 𝑄. 𝐻. 𝜂 (𝑘𝑊)
Dengan :
 = berat jenis air biasanya diambil 1000 kg/m3.
= efisiensi (%)
Semua diatas menunjukkan bahwa untuk H besar, maka Q yang lebih
kecil akan diperlukan untuk menghasilkan sejumlah tenaga tertentu.
Sedangkan apabila H kecil, maka diperlukan Q besar untuk
menghasilkan tenaga yang sama. Hal ini penting didalam
merencanakan turbin. Turbin dengan head besar ditandai dengan
kecepatan spesifik rendah dan direncanakan untuk debit kecil pada
kecepatan yang sangat besar, yaitu turbin impuls.
Debit Sungai
Debit sungai yang tersedia adalah penting untuk memperkirakan tenaga
air yang tersedia. Jumlah tenaga total yang dapat dihasilkan sangat
tergantung pada debit yang tersedia, seperti : sungai-sungai di daerah
pegunungan biasanya sempit, kemiringan besar dan dengan debit kecil.
Sebaliknya sungai di daerah rendah biasanya lebar, kemiringan kecil dan
debit aliran besar. Variasi debit dari hari ke hari sungai di daerah pegunungan
adalah besar, sedangkan di dataran rendah variasi tersebut kecil.
Debit sungai dalam stu tahun adalah tidak konstan. Oleh karena itu di
dalam pembangkitan tenaga air, apabila dikehendaki pemakaian penuh dari
air yang tersedia, seperti yang dilakukan pada “Run Off Univer Plant”, maka
tidak diperlukan pengaturan debit sungai.
Tergantung pada debit yang tersedia dan jumlah tenaga yang
dibutuhkan, debit sungai dapat tidak diatur, diatur sebagian, dan diatur
penuh.
1. Debit Tidak Diatur.
Sungai-sungai yang tidak diatur tidak menimbulkan/memberikan
tampungan. Sungai akan membawa aliran minimum dan aliran minimum
tersebut akan membangkitkan tenaga yang tetap. Pada waktu debit sungai
besar tenaga yang dibangkitkan akan bertambah besar dan akan
berkurang selama debit aliran kecil. Pembangkit listrik jenis ini adalah
“Run Off Univer Plant” atau pembangkit pada saluran pengolah, yang
tidak memerlukan pembuatan bendungan dan waduk.
2. Debit Diatur Sebagian
Apabila debit sungai adalah sedemikian sehingga memungkinkan untuk
mendapatkan kebutuhan tenaga pada dasar mingguan, tetapi fluktuasi
beban jam-jaman atau harian tidak dilayani oleh debit yang tersedia di
sungai, kebutuhan beban puncak tidak dilampaui oleh aliran sungai yang
tidak diatur, tetapi debit yang diperlukan dapat dilampaui dengan
pengaturan parsial aliran sungai, dengan membuat kolam kecil-kecil
untuk bisa mengatur fluktuasi debit dan kebutuhan.
3. Debit Diatur Penuh.
Di daerah pegunungan aliran sungai dapat kering (kecil) pada musim
kemarau, dan besar pada musim hujan. Di daerah pegunungan ini head
bisa besar, dan untuk mendapatkan debit sedemikian rupa sehingga debit
besar pada musim hujan dapat ditampung dan disimpan untuk dapat
digunakan membangkitkan tenaga pada sepanjang tahun dengan debit
hambatan. Pengaturan dilakukan dengan membuat bendungan dan
waduk yang cukup besar.

HEAD
Dibeberapa daerah, head yang tersedia tidak cukup untuk membangkitkan
tenaga sesuai dengan yang dikehendaki. Untuk itu maka perlu menaikkan
head dengan cara membangun bendungan.

Jalan Air (Water Way)


Pada pembangkit listrik tenaga air, jalan air digunakan untuk membawa air
dari waduk atau dari tempat pengambilan air ke turbin di rumah tenaga
(power house). Jalan air dapat dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu :
1. bangunan pengambilan air (water intake)
2. saluran/terowongan pengantar (head race chanel/tumel)
3. penstock (pipa pesat)
4. tangki pelepas tekanan (surge tank)
5. tail race
Apabila saluran pengantar berupa saluran tertutup, maka pada pertemuan
antara saluran pengantar dan pipa pesat dibuat surge tank.
Head

Trail Race
Penstock
Intake

Pada pusat listrik jenis aliran sungai langsung : biasanya diperlukan kolam
pengendap pasir untuk menghindarkan masuknya tanah atau pasir ke dalam
saluran air yang akhirnya akan masuk ke turbin.

Kolam Pengendap Kolam Tando


Intake
Saluran Pengantar
Pipa Pesat
Bendung Saluran Penguras

Sungai Power House

Tail Race

Bangunan pengambilan air (intake)


Bangunan pengambilan air adalah bangunan yang digunakan untuk
mengambil air langsung dari sungai atau dari waduk untuk dibawa ke dalam
saluran pengantar, atau penstock atau langsung masuk ke turbin. Bangunan
pengambilan dibedakan menjadi dua jenis yang tergantung pada tipe PLTA
yaitu:
1. Bangunan pengambilan pada PLTA jenis aliran sungai. Bangunan ini
mengambil langsung aliran air sungai yang dibuat berdekatan dengan
bendung pengambilan. Pintu masuk kas dibuat di bawah permukaan air
terendah.
2. Bangunan pengambilan pada PLTA jenis waduk. Bangunan pengambilan
harus merupakan fasilitas yang memungkinkan masuknya air dari waduk
dengan tinggi muka air berapapun juga. Bangunan ini bisa dibuat di tubuh
bendungan atau di tempat lain yang tergantung pada keadaan topografi
atau saluran air. Saluran air merupakan terowongan tekan dan bangunan
pelengkapnya seperti pintu air, saringan dan lain-lain akan menerima
tekanan air yang besar.
Bangunan pengambilan tipe 1 tidak banyak berbeda dengan bangunan
pengambilan pada pengairan. Pada tipe kedua, elevasi bangunan
pengambilan dipengaruhi oleh variasi muka air waduk. Bangunan ini harus
diletakkan sedemikian rupa sehingga tetap berada di bawah muka air
minimum, sehingga pada head minimum masih mampu melewatkan debit
kebutuhan. Selain itu dengan selalu berada di bawah muka air maka udara
tidak masuk ke dalam terowongan atau pipa.
Kehilangan tenaga yang terjadi pada bangunan pengambilan harus sekecil
mungkin, luas tampang bangunan berkurang secara berangsur-angsur, dari
tenaga maximum pada mulut pengambilan sampai pada luas terowong,
sehingga kecepatan aliran yang masuk di percepat secara berangsur-angsur.
Bangunan pengambilan air dilengkapi denganpintu air dan saringan sampah
(trash rack). Ada beberapa tipe pintu yaitu pintu vertical, pintu radial, tetapi
yang banyak dipakai adalah pintu vertical karena perawatannya yang mudah.
Gaya-gaya yang bekerja pada pintu vertical adalah :
1. tekanan hidrostatis pada pintu.
2. gaya gesekan.
3. berat pintu.
TRASH RACK
Trash rack adalah saringan yang digunakan untuk menyaring sampah dan
benda-benda terapung lainnya yang bisa mengganggu fungsi pintu air dan
turbin. Trash rackini terbuat dari batang-batang besi yang dipasang pada jarak
tertentu dan di las pada rangka baja.
Di dalam perencanaan turbin perlu ditinjau beberapa hal berikut ini :
1. saringan harus bisa menyaring benda-benda terapung dengan baik.
2. kehilangan tenaga pada saringan harus minimum.
Kedua kondisi tersebut adalah berlawannan. Untuk bisa menyaring dengan
baik diperlukan saringan yang rapat. Tetapi dengan saringan yang rapat akan
memperbesar kehilangan tenaga.
Kecepatan aliran melalui pintu bangunan pengambilan diberikan oleh rumus
JUSTIN & CREAGER :

V  0,12 2 g H

dengan :
V : kecepatan aliran melalui pintu intake
H : jarak antara pusat pintu ke muka air waduk normal.
Biasanya kecepatan yang disarankan :
1. PLTA head kecil V : 0,60 – 1,25 m/d
2. PLTA head sedang V : 1,25 – 2,00 m/d
3. PLTA head besar V : 2,00 – 6,00 m/d
Kehilangan tenaga
1. kehilangan tenaga pada lobang pemasukan

V2
he  k i
2g
ki bervariasi antara 0,3 untuk lobang masuk yang harus dan 1,3 untuk
lobang masuk yang tajam.
2. kehilangan tenaga pada trash rack
4,3 2
t Vo
ht  k t   sin 
b 2g

dengan :
kt : koefisien yang tergantung pada bentuk batang saringan.
a. It kt = 2,42
b. kt = 1,83
c. kt = 1,67
d. kt = 0,02-0,76
e. kt = 1,035

t : tebal batang ( m )
b : jarak antara batang ( m )
Vo : kecepatan aliran didepan trash rack
d : sudut kemiringan saringan terhadap horizontal

b t

Saluran / Terowong Pengantar


Saluran/terowong pengantar akan membawa air dari bangunan
pengambilan menuju kolam tando harian (untuk saluran turbulen) atau surge
tank/tangki pelepas tekanan, untuk kemudian masuk ke pipa pesat
(penstock). Saluran pengantar bias berupa saluran terbuka atau saluran
tertutup, yang tergantung pada beberapa factor, diantaranya yang terpenting
adalah :
1) Kondisi Topografi
Didaerah pegunungan dimana tidak ada tanah datar, biasanya
digunakan saluran tertutup yang berupa pipa atau terowong.
Pembuatan terowongan akan bisa mengurangi jarak angkut air.
2) Debit Aliran
Apabila debit aliran besar akan lebih baik jika digunakan saluran
terbuka, karena apabila digunakan saluran tertutup akan diperlukan
dimensi pipa yang sangat besar sehingga bangunan akan mahal.
Dari kedua kondisi tersebut biasanya yang paling utama adalah hand.
Pertama (topografi). Saluran terbuka biasanya digunakanpada PLTA pada
aliran sungai langsung. Sedang pada PLTA dengan waduk biasanya
digunakan terowongan.

Saluran Terbuka
Tampang lintang saluran bisa berupa segi empat atau travesium,
biasanya saluran berupa batuan padas atau saluran tanah yang diberi lapisan
(pasangan batu atau beton). Kadang-kadang juga digunakan saluran tanah
tanpa lapisan, tetapi saluran ini memungkinkan terjadinya kehilangan air
karena bocoran. Saluran tanah mempunyai bentuk travesium dan
kemiringannya dibatasi sedemikian sehingga kecepatan aliran tidak
menyebabkan erosi dan sedimentasi. Kemiringan sisi saluran tanah adalah
antara 1 : 1 dan 1 : 3 yang bergantung pada jenis tanah. Saluran pada tanah
padas atau diberi lapisan, dapat berbentuk segi empat dan dengan kemiringan
dan kecepatan aliran yang diinginkan. Debit, kecepatan dan kedalaman aliran
dapat dihitung berdasarkan rumus Manning.
1 2 / 3 1/ 2
V  R I
n
Saluran efisien didapat apabila :
A
R : d/2 R
P
B : 2d

A : luas tampang basah


P : keliling basah
R : jari-jari hidraulis

Pipa Pesat (Penstock)


Pipa pesat adalah bagian dari jalan air yang membawa air dari waduk
atau tangki pelepas tekanan ke turbin. Ada 2 type penstock :
a. Penstock tekanan rendah
Penstock jenis ini biasanya pendek dan tekanan yang terjadi kecil. Penstock
ini biasanya digunakan pada PLTA aliran sungai.
b. Penstock tekanan tinggi
Penstock ini digunakan pada PLTA dengan waduk yang direncanakan
untuk bisa menahan tekanan water hammer. Biasanya terbuat dari pipa
baja.
Kecepatan aliran di dalam penstock tergantung pada head. Kecepatan
yang besar akan mengurangi diameter dan biaya, tetapi menambah
kehilangan tenaga. Penstock baja biasanya dicat dengan cat anti karat.
Tangki Pelepas Tekanan (Surge Tank)
Bangunan yang digunakan untuk melepas tekanan water hammer.
Fungsi surge tank :
1) Membuat suatu permukaan bebas sedekat mungkin dengan turbin.
2) Suplai tambahan air yang diperlukan oleh turbin selama kebutuhan
beban yang mendadak.
3) Menampung air selama beban dihentikan sampai kecepatan aliran
stabil.
4) Untuk meredam fluktuasi muka air secepat mungkin.

Pipa Lepas (Draft Tube)


Bagian dari turbin reaksi yang menghubungkan outlet turbin dengan air
belakang dilewatkan dengan pipa lepas. Fungsi pipa lepas adalah :
1. memanfaatkan tinggi tinjauan (head) antara rotasi dan muka air
belakang (tail race) secara efisien.
2. mendapatkan kembali dan memanfaatkan energi kinetic air yang
keluar.

Penjelasan tentang kegunaan pipa lepas dilakukan dengan gambar diatas.


Kondisi a tanpa pipa lepas kecepatan air yang keluar dari motor adalah

Vc 2
Vc dan energi yang hilang di L adalah . Tinggi potensial karena
2g
memasang turbin pada C adalah ht di atas muka air belakang. Apabila tanpa
pipa lepas maka air akan keluar melalui turbin secara bebas. Tekanan air pada

Vc 2
waktu keluar turbin adalah tekanan atmosfir, garis energi adalah pada
2g
Vc 2
diatas outlet turbin. Jadi garis energi adalah pada ht  diatas muka air
2g

 Vc 2 
belakang. Sehingga head efektif turbin adalah H   ht  
 2 g 

Apabila outlet turbin dihubungkan oleh pipa lepas ke muka air belakang
dengan pipa lurus dan dianggap tidak ada kehilangan tenaga di pipa lepas (
gambar b ). Kecepatan air keluar dan turbin adalah Vc. Karena turbin
dihubungkan dengan pipa ke air belakang maka tekanan pada output turbin
tidak lagi tekanan atmosfer. Tekanan atmosfir terjadi di muka air belakang (
titik B ). Jadi dengan menambah pipa lepas tersebut head pada turbin

Vo 2 Vc 2
bertambah. Garis energi adalah pada  diatas muka air belakang,
2g 2g

Vc 2
sehingga head efektif turbin adalah H  .

Apabila pipa lepas membesar kea rah bawah (gambar C), maka kecepatan
air yang keluar dari pipa lepas Vo lebih kecil daripada kecepatan pada turbin

Vo 2
Vo. Dengan demikian garis energi adalah pada diatas muka air belakang,
2g

Vo 2 Vc 2 Vo 2
dimana  , sehingga head efektif turbin adalah : H 
2g 2g 2g

Efisiensi Pipa Lepas


Perbandingan antara tambahan head yang didapat dan head initial
(awal) di dalam pipa lepas disebut efisiensi pipa lepas. Dalam tinjauan diatas
dianggap bahwa kehilangan tenaga didalam pipa lepas adalah kecil. Dengan
anggapan tersebut maka efisiensi pipa lepas adalah :

Vc 2  Vo 2
d 
Vc 2
Oleh karena pada kenyataanya terjadi kehilangan tenaga di dalam pipa
lepas baik karena gesekan maupun belakang, maka efisiensi menjadi :

Vc 2  Vo 2  kVc2
d 
Vc 2
Ada 2 type draft tube (pipa lepas), yaitu :
a. jenis kerucut (conical type)
b. jenis siku (elbow type)

Perencanaan Hidraulis Pipa Lepas


Dari kedua type pipa lepas yang ada, pipa lepas siku lebih banyak
dipakai saat ini. Pipa gas tersebut mempunyai bentuk lingkaran pada outle
factor dan pada tail race berubah menjadi bentuk segi empat harus
direncanakan sedemikian rupa sehingga kehilangan tenaga yang terjadi harus
minimum.
Pipa lepas siku biasanya dibagi dalam tiga bagian repenti yang
ditunjukkan pada gambar berikut :
Outlet Turbin (Lingkaran)

1
Tail Race

Outlet Pipa Lepas (Segi Empat)

1 : bagian vertical
2 : bagian belokan
10o
3 : bagian horizontal

Bagian (2) adalah yag paling sulit direncanakan, karena pada bagian
tersebut arah aliran berubah dengan kehilangan tenaga minimum. Tampang
lintang dari ketiga lapisan tersebut membesar dalam arah aliran dengan sudut
pembesaran tidak lebih dari 10o. penggunaan pipa lepas tersebut akan
menaikkan head efektif, tetapi mengurangi tekanan absolute pada motor
turbin. Apabila tekanan dibawah tekanan uap air, maka akan terjadi
gelembung uap. PC menimbulkan masalah serius. Karena aliran air dapat
membawa gelembung tersebut ke daerah dengan tekanan yang lebih besar
sehingga gelembung tersebut dapat pecah. Apabila pecahnya gelombang
terjadi maka akan terjadi kerusakan pada permukaan tersebut karena
timbulnya gaya yang sangat besar yang menghantam permukaan tersebut.
Kavitasi yang terjadi ini bisa membahayakan turbin, di antaranya adalah
penurunan efisiensi timbulnya getaran dan suara berisik dan terjadinya erosi
material.
Dalam turbin air, kavitasi terutama terjadi pada bagian-bagian sudu
rotor yang terhisap air, pada ujung sebelah bawah dan atas dari roda putar,
pipa lepas, pada bagian belakang sudu rotor tersebut.
Untuk menghindari terjadinya kavitasi pada turbin reaksi, maka harus
diperhatikan penentuan elevasi penempatan turbin. Tekanan absolute pada
turbin tergantung pada tinggi rotor turbin di atas muka air belakang. Tinggi
turbin dari muka air tail race dapat ditentukan berdasarkan teori yang
diberikan oleh Thoma.
Hs : tinggi rotor turbin diatas muka air
belakang (tail race).
H
Hp2 : tinggi tekanan pada outlet turbin
V1
Hs Ha : tekanan atmosfir
s

H : kehilangan tenaga pada pipa lepas


V2
2

Persamaan Bernoulli antara outlet rotor turbin dan outlet pipa lepas :
2 2
p1 V pa V2
 Hs  1    HL
g 2g g 2g
dengan :
P1 : tekanan pada outlet rotor turbin
Pa : tekanan atmosfer
Hs : tinggi rotor turbin diatas muka air belakang (tail race)
V1 : kecepatan pada outlet rotor
V2 : kecepatan pada outlet pipa lepas
HL : kehilangan tenaga pada pipa lepas
V2 dapat ditulis dalam bentuk V1 :
A1
A1 . V1 = A2 . V2 atau V2   V1
A2

Kehilangan tenaa pada pipa lepas juga dapat ditulis dalam bentuk V1
2
V
HL  K2 1
2g
Sehingga :
2 2 2
P1 V Pa V V
 Hg  1   K1 1  K 2 1
 2g  2g 2g
2 2
P1 PaV V
  Hg  1  K 1
  2g 2g
Dengan K = K1 + K2
2
V1
P1

Pa
 Hg  1  K 
  2g
Efisiensi pipa lepas :
2 2
V1 V
 K1  1
Vc 2  Va V1  V2
2 2
2g 2g
a   
Vc 2 V1
2
V1
2

2g
2

1  K1  V1
2g
 2
V1
2g
Sehingga persamaan diatas menjadi :
2
P1 Pa V1
  Hg   
  2g
atau
2
V
H 1  Ha  Hg    1
2g
H1 adalah tinggi tekanan rerata pada rotor turbin. Tekanan pada satu sisi
rotor adalah lebih besar dari H1 dan pada sisi yang lain (bawah) adalah lebih
kecil dari H1, sehingga rotor bisa berputar. Misalkan tekanan minimum
absolute pada rorot adalah Hn.
Tekanan minimum pada turbin dan tinggi tekanan pada outlet
mempunyai hubungan berikut :
H1 – Hm x H atau H1 – Hm = KcH
dimana Kc adalah konstanta turbin.
Tinggi tekanan minimum absolut adalah :
2
V
Hm = H1 – KcH atau H m  Ha  Hg   1  KcH
2g
Oleh karena V1 tergantung pada H, maka :
2
V
 1  KcH  H
2g

Dimana  adalah konstanta untuk turbin, dan dikenal dengan konstanta


Kavitasi Thoma. Sehingga :
Hm = Ha – Hg - H
Apabila tinggi tekanan minimum berkurang, sehingga tinggi tekanan
minimum sama dengan tekanan uap, maka pada saat itu fenomena kabitasi
mulai terjadi, dan angka kavitasi yang terjadi adalah angka kabitasi kritik c.
Hv = Hm = Ha – Hg - cH
Ha  Hv  Hg
c 
H
Persamaan tersebut dikenal dengan persamaan Thoma dan c adalah angka
Kavitasi Thoma atau angka Kavitasi Kritik.
Angka Kavitasi c adalah fungsi dari tipe turbin dan cepat jenis (cepat
spesifik). Moody, memberikan hubungan antara cepat jenis dan angka
kavitasi untuk beberapa turbin berikut :
Turbin Francis
ns 100 150 200 300 400
c 0,032 0,07 0,122 0,29 0,51

Turbin Propeller (baling-baling)


ns 450 600 700 900
c 0,43 0,65 0,95 1.51
Dengan data diatas dapat ditulis hubungan berikut :
a. Turbin Francis
2
 n 
 c  0,0318 s 
 100 
b. Turbin Propeller
3
1  ns 
 c  0,28   
660  100 

c. Untuk turbin Keplan, harga pada b) ditambah 10 %.


Untuk head turbin dan tekanan barometer yang diketahui, tinggi turbin
diatas muka air belakang tergantung pada koefisien kavitasi. Selain itu tabung
di atas menunjukkan bahwa harga  akan anik dengan kenaikan cepat jenis,
sehingga turbin dengan cepat jenis yang lebih tinggi akan memberikan ......
nilai Hs yang lebih kecil atau elevasi turbin diturunkan. Untuk harga  yang
besar bisa memberikan harga Hs negatif, yang berarti rotor turbin harus
diletakkan dibawah elevasi muka air belakang. Keadaan ini tidak disukai
karena akan menylitkan perawatan rotor turbin. Untuk
merawat/memperbaiki turbin muka air belakang harus dikosongkan dulu.
Untuk harga  tertentu dan Hb = 10 meter, maka :
Hs = Ha - H
yang memberikan elevasi rotor diatas muka air belakang.
BENDUNGAN

1. Pendahuluan
Fasilitas air untuk pusat listrik, pengairan, penyediaan air untuk
pelayanan umum, dan sebagainya, merupakan fasilitas penyaluran air
dari sungai, danau dan lain-lain ke pusat-pusat atau daerah yang
memerlukan air tersebut. Untuk mendapatkan air dalam jumlah yang
cukup dan kontinue serta debit yang tetap maka diperlukan suatu
bendungan yang berfungsi untuk menampung dan menyimpan air.
Bendungan dapat digolongkan menurut konstruksiny, tujuan
kegunaan, prinsip perencanaan, tinggi bendungan dan lain-lain.
Penggolongan bendungan menurut konstruksi dan prinsip perencanaan
antara lain :
a. Bendungan beton (Councrete Dam)
- Bendungan Gravitasi (Gravity Dam)
- Bendungan Busur (Arek Dam)
- Bendungan Rongga (Hollow Dam atau Buttress Dam)
- Bendungan Prategang (Prestress Dam)
b. Bendungan Urugan (Fill Type Dam)
- Bendungan Urugan Batu (Rock Fill Dam)
- Bendungan Tanah (Earth Dam)
c. Bendungan Kerangka Baja (Steel Frame Dam)
d. Bendungan Kayu (Wood Dam)
Penggolongan bendungan menurut tujuan penggunaan, antara lain :
a. Bendungan Pengambilan (Intake Dam)
b. Bendungan Penampung (Storage Dam)
c. Bendungan Pengatur (Regulating Dam)
d. Bendungan Penampung Berpompa (Pumped Storage Dam)
Dilihat dari tujuan penggunaan air yang disimpan, bendungan dapat
digolongkan kedalam :
a. Bendungan pengendali banjir
b. Bendungan pembangkit tenaga listrik
c. Bendungan penyediaan air untuk pelayanan umum
d. Bendungan penyediaan air industri
e. Bendungan perikanan
f. Dan lain-lain.
Dari sekian banyak penggunaan bendungan dengan dua bangunan atau lebih
disebut dengan bendungan serba guna. Menurut tingginya bendungan dapat
dibedakan menjadi :
a. Bendungan tinggi (High Dam) bila h > 100 meter
b. Bendungan sedang (Medium High Dam) 30 m < h < 100 m
c. Bendungan rendah (Low Dam) h < 30 meter

Pemilihan Lokasi Bendungan


Pemilihan lokasi bendungan dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain :
1. Topografi dan Kapasitas Waduk
Diusahakan panjang bendungan sependek mungkin dan dengan
tinggi tertentu dapat memberikan volume waduk yang cukup besar. Oleh
karena itu dipilih lembah yang sempit dan disebelah hulunya mempunyai
daerah genangan yang cukup luas. (lihat gambar )
2. Pondasi
Batuan untuk pondasi bendungan harus mempunyai daya dukung
tinggi dan bebas dari retakan-retakan dan patahan-patahan. Jika ini ada
maka diperlukan perbaikan pondasi yang mahal.
3. Hidrologi
Ini merupakan faktor penting. Tersedianya air yang banyak dan
fluktuasi yang kecil akan menguntungkan.
4. Sedimentasi
Sedimen yang terkandung dalam aliran harus sekecil mungkin.

Lokasi Bangunan Pelimpah


Untuk bangunan beton, bangunan pelimpah diletakkan pada tubuh
bendungan. Pada bendungan urugan bangunan pelimpah dapat diletakkan
pada dasar sungai, pada sisi tebing. Bangunan pelimpah harus terbuat dari
beton. Lokasi yang mempunyai dasar batuan akan sangat menentukan
dimana bangunan pelimpah harus ditempatkan.
Ketersediaan Bahan Bangunan
Type bendungan juga sangat dipengaruhi oleh ketersediaan bahan
bangunan di sekitar lokasi proyek.
Bangunan Pengelola
Kadang-kadang pekerjaan pengelak aliran merupakan hal yang perlu
diperhatikan dalam pemilihan lokasi bendungan. Faktor ini akan sangat
berpengaruh pada schedule pekerjaan.
Daerah Genangan
Besar dan nilai daerah genangan harus diperhatikan, misalnya tempat
bersejarah atau proyek-proyek lain yang mungkin akan tergenang.
Berbagai macam bangunan pada Bendungan
Beberapa bangunan yang ada pada waktu bendungan adalah sebagai
berikut :
1) Bangunan Pengelak
Bangunan ini berfungsi pada saat pelaksanaan pekerjaan, yang terdiri
dari dua bangunan utama yaitu saluran/terowongan pengelak dan
bendungan pengelak.
Supaya pelaksanaan pekerjaan bendungan tidak diganggu oleh aliran
sungai, maka diperlukan saluran pengelak untuk membuatkan aliran
sungai yang dialihkan dari alur aslinya. Pengalihan aliran sungai dilakukan
dengan menutup sungai dengan membuat bendungan pengelak di sebelah
hulu dan hilir lokasi pekerjaan.
Setelah selesai fungsinya sebagai penyalur aliran sungai selama
pelaksanaan konstruksi tubuh bendungan, saluran pengelak tersebut
untuk seterusnya ditutup dengan pintu yang telah disediakan dan
kemudian disumbat dengan beton.
Saluran pengelak yang berupa terowongan atau pipa sering pula
dimanfaatkan untuk saluran pembilas, bangunan pengambilan, atau
bangunan pelimpah (type terowong).
Bendungan pengelak adalah suatu bendungan sementara yang
digunakan untuk melindungi daerah pekerjaan bendungan dari gangguan
jurangan air atau menghalangi aliran air untuk dipindahkan alirannya
melalui saluran pengelak. Ada 2 bendungan pengelak yaitu bendungan
pengelak hulu dan bendungan pengelak hilir. Bendungan pengelak dapat
dibuat dari urugan tanah atau beton.
Penentuan debit rencana untuk saluran dan bendungan pengelak
didasarkan pada pertimbangan berikut ini :
a. Berapa lama pekerjaan bendungan akan diselesaikan.
b. Bahaya yang ditimbulkan apabila terjadi kerusakan pada
bendungan utama yang sedang dikerjakan.
c. Besarnya kerugian apabila pekerjaan yang sedang dibangun
terkena banjir.
d. Karakteristik banjir yang terjadi pada lokasi bendungan.
e. Frekwensi banjir.
f. Ada tidaknya bangunan pengatur debit atau bendungan lain
disebelah hulu dalam bendungan.

2) Bangunan Pelimpah
Bangunan pelimpah adalah satu bagian konstruksi bendungan yang
digunakan untuk melewatkan air yang tidak dapat ditampung waduk,
sehingga tidak terjadi limpasan air pada tubuh bendungan. Pada
bendungan urugan, bangunan pelimpah ini sangat penting artinya sebab
limpasan air akan menyebabkan terkikisnya tubuh bendungan, yang akan
menyebabkan jebolnya bendungan. Ada beberapa type bangunan
pelimpah, yaitu :
- Overflow atau Ogee Spillway (beton)
- Free Overfall Spillway (busur)
- Syphone Spillway
- Morning Glory Spillway (Jatiluhur)
- Side Channel
- Gate Spillway
- Chute Spillway (bendungan urugan)
- Tunnel Spillway
Bagian-bagian dari bangunan pelimpah, antara lain :
a. saluran pengarah aliran, sebagai penuntun dan pengarah aliran agar
aliran air selalu dalam kondisi hidraulis yang baik;
b. saluran pengatur aliran, yang berfungsi sebagai pengatur kapasitas
aliran (debit) air yang melintasi bangunan pelimpah;
c. Saluran peluncur, bagian yang membawa debit bangunan pelimpah
dari saluran pengarah aliran ke bagian yang lebih rendah dari bangunan
pelimpah;
d. Peredam energi (energy reducer), digunakan untuk menghancurkan
energi air yang meluncur pada bangunan pelimpah sebelum aliran air
yang melintasi bangunan pelimpah dikembalikan kesungai, maka
aliran dengan kecepatan tinggi dalam kondisi super kritik harus
diperlambat dan dirubah dalam kondisi subkritik. Dengan demikian
bendungan energi dengan daya penggerus yang sangat kuat pada aliran
super kritik harus dikurangi, sehingga aliran tersebut kembali ke sungai
tanpa membahayakan kestabilan alur sungai di hilir bendungan.

3) Tubuh Bendungan
Tubuh bendungan merupakan bagian utama dari bendungan yang
berfungsi untuk menghalangi aliran air sehingga akan terbentuk genangan
di sebelah hulunya. Ada beberapa type bendungan diantaranya adalah :
a. Bendungan Gravitasi
Bendungan gravitasi merupakan konstruksi masif fimana tekanan
air akan ditahan oleh gaya gesekan yang terjadi pada dasar bendungan
karena beratnya sendiri. Bahan bangunan dari bendungan gravitasi
dapat berupa pasangan batu atau beton. Bendungan ini merupakan
bendungan kaku (rigid). Bendungan tanah atau batu juga merupakan
bendungan masif tetapi tidak rigid.
b. Bendungan Busur
Bendungan busur mempunyai bentuk kurva lengkung
(pandangan atas) dimana tekanan air akan ditahan oleh kekuatan
busur. Tekanan air yang bekerja pada sisi cembung busur akan
menimbulkan gaya aksial pada elemen bendungan. Tekanan air
tersebut kemudian dilimpahkan pada abutment (pangkal busurnya)
kemudian diteruskan ke batuan pondasi. Oleh karena itu untuk
bendungan busur, abutment harus cukup kuat seperti pada batuan
pondasi.

Abutment

c. Bendungan Urugan
Bendungan urugan dapat dibuat pada tanah pondasi yang lunak.
Bendungan urugan bisa berupa timbunan tanah atau pumpukan batu
yang bagian tengahnya (inti) terdiri dari bahan kedap air. Tekanan air
akan ditahan oleh massa tubuh bendungan.
TURBIN
Turbin adalah mesin yang digunakan untuk mengubah energi air
menjadi energi mekanis. Ada beberapa type turbin yang akan dibicarakan
dalam bab ini, yaitu :
1) Klasifikasi Turbin
Ada 2 type turbin, yaitu :
a. Turbin Impuls
b. Turbin Reaksi

TURBIN

Turbin Reaksi Turbin Impuls


Pelton, kecepatan tinggi,
kecepatan spesifik rendah 8-3

Francis Propeller

Fixed Blade Adjustable Blade Kaplan


( Sp.S.250 – 500 ) ( Sp.S.300 – 1000 )

High Speed Medium Speed Low Speed


Inlet < Outlet  Low Inlet  = Outlet  Medium Inlet  > Outlet  High
Sp.S.52 Sp.S.150 Sp.S.300
Head Besar Head Menengah Head Kecil

Turbin merupakan mesin yang mengubah energi air menjadi energi


mekanis, oleh karena itu tenaga yang bisa diproduksi oleh turbin dibatasi oleh
kapasitas turbin dan energi total air yang memutar suatu turbin tidak
membangkitkan energi, termasuk mengubah dari satu bentuk ke bentuk yang
lain. Dalam proses perubahan tersebut terjadi kehilangan tenaga, sehingga
jumlah kluaran energi (output). Energi output tergantung pada efisiensi yang
bervariasi antara 50 – 90 % dari energi input.

Anda mungkin juga menyukai