Anda di halaman 1dari 13

ANATOMI DAN FISIOLOGI

Disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Medikal Bedah I


Yang di ampu oleh Pak Sukarmin

Disusun Oleh :
KELOMPOK 3

1. Danu Ariyanto (18201610


2. Lailia Mafika Sari (1820161056)
3. Nadia Eka O.P. (1820161074)
4. Septiana Andini W (18201610

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


MUHAMMADIYAH KUDUS
SK MENDIKNAS RI No:127/D/O/2009
Website : http://www.stikesmuhkudus.ac.id Email : sekretariat@stikesmuhkudus.ac.id

Alamat : Jl. Ganesha I Purwosari Telp./Faks. (0291) 442993 / 437218 Kudus 59316

Tahun Ajaran 2017/2018


KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT. Karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan baik, serta tepat
pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai “Anatomi dan Fisiologi ”.

Makalah ini telah dibuat dengan berbagai bantuan dari berbagai sumber untuk membantu
menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Penulis menyadari
bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu
penulis mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun sebagai
perbaikan makalah ke arah yang baik dan benar. Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua sumber yang telah memberikan informasi dalam
penyusunan makalah ini.

Kudus, 03 Oktober 2017

(Kelompok Tiga)

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................1

DAFTAR ISI..............................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG ................................................................................3


1.2 RUMUSAN MASALAH ............................................................................4
1.3 TUJUAN .....................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Fisiologi Inspirasi dan Ekspirasi .....................................................................5

2.2 Fisiologi Pengembangan Paru.........................................................................

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN ...........................................................................................20

3.2 SARAN .......................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Fisiologi Inspirasi dan Ekspirasi

2.1.1 Fisiologi Sistem Pernapasan

Situasi faal paru seseorang diatakan normal jika hasil kerja proses ventilasi, diatribusi,
perfusi, difusi, serta hubungan antara ventilasi dan perfusi pada orang tersebut dalam keadaan
santai menghasilkan tekananparsial gas darah arteri (PaO2 dan PaCO2) yang normal. Yang
di maksud keadaan santai adalah keadaan ketika jantung dan paru-paru tanpa beban kerja
yang berat.

Tekanan parsial gas darah arteri yang normal adalah PaO2 sekitar 96 mmHg (dibaca 96
mm merkuri 96 torricelli) dan PaCO2 sekitar 40 mmHg. Tekanan parsialini diupayakan
dipertahankan tanpa memandang kebutuhan oksigen yang berbeda-beda, yaitu saat tidur
kebutuhan oksigen 100ml/menit dibandingkan dengan saat anda beban kerja (exercise),
2000-3000 mL/menit.

Respirasi adalah suatu proses pertukaran gas antara organism dengan lingkungan, yaitu
pengambilan dan eliminasi karbondioksida. Respirasi ekternal adalah proses pertukaran gas
(O2 dan CO2) antara darah dan atmosfer sedangkan respirasi internal adalah proses
pertukaran gas (O2 dan CO2) antara darah sirkulasi dan sel jaringan.

4
Pertukaran gas memerlukan empat proses yang mempunyai ketergantungan satu sama lain:

 Proses yang berkaitan dengan volume udara napas dan distribusi ventilasi
 Proses yang berkaitan dengan volume darah di paru dan ditribusi aliran darah
 Proses yang berkaitan dengan difusi O2 dan CO2
 Proses yang berkaitan dengandengan regulasi pernapasan.

2.1.3 Disrtibusi

Setelah proses ventilasi, udara yang telah memasuki saluran napas didistribusikan ke
seluruh paru; kemudian masuk ke dalam alveoli. Udara volume tidal (volume udara yang
masuk dan kemudian keluar pada sekali bernapas) yang besarnya kira-kira 500 mL, dibagi
menjadi volume kecil-kecil sebanyak alveoli yang ada, yaitu kira-kira 300 juta alveoli.
Udara ini tidak terbagi rata ke semua alveoli. Udara pertama yang terhirup, masuk ke
puncak paru, kemudian disusul oleh udara dibelakangnya, masuk ke basis paru. Distribusi
yang tidak merata ini mengakibatkan nilai ventilasi di puncak paru lebih besar
dibandingkan nilai ventilasi di basis paru.

Distribusi volume udara yang diinspirasi dinyatakan sebagai fungsi langsung dari
resistance (R) serta compliance (C) yang disebut sebagai RC time constant. Pada keadaan
normal, dua buah alveoli yag berdekatan akan mendapat distribusi yang sama sebab nilai
R dan C nya sama. Padakeadaan tidak normal, nilai R dan nilai C setiap regio dapat tidak
sama. Pada brenkiolus yang menyempit, nilai R nya lebih tinggi dibandingkan keadaan
normalsedangkan padausi udara yang lebih kecil sehingga underventilade.

5
2.1.4 Perfusi

Yang dimaksud dengan perfusi paru adalah sirkulasi darah di dalam pembuluhb
kapiler paru. Rangkaian pembuluh darah di paru sangat padat; terdapat kira-kira 6 milyar
kapiler yang mengelilingi 3 juta alveoli di kedua paru, sehingga terdapat 2000 kapiler
untuk satu alveolus. Aliran darah di dalam paru mempunyai tekanan lebih rendah (15
mmHg) jika dibandingkan dengan tekanan darah sistemik yang saat diastole 80 mmHg,
tekanan di kapiler paru kira-kira seperlimanya.

Dalam keadaan istirahat, ketika cardiac output 6 liter per menit, hanya 25% dari
pembuluh darah paru yang dialiri oleh darah. Sirkulasi darah didalam paru mendapat
tahanan, terutama tahanan pada jala-kapiler paru (capillary bed). Saat ada kenaikan cardiac
output, sirkulasi paru dapat mengakomodasinya tanpa terjadi perubahan tekanan di arteri
pulmonalis. Distribusi aliran darah di paru tidak sama rata. Karena rendahnya tekanan
darah di kapiler paru, aliran darah di paru snagta terpengaruh oleh gravitasi bumi sehingga
perfusi di bagian dasar paru lebih besar dibandingkan perfusi di bagian apex. Hal ini akan
mengakibatkan rasio V/Q di basis paru dan di puncak paru berbeda. Adanya perbedaan
perfusi menimbulkan gagasan untukmembagi paru ke dalam 3 zona – yaitu zona 1, zona 2,
dan zona 3- berdasarkan hubungan antara tekanan di arteri (Pa), alveolus (PA), dan vena
(PV).

6
Jika saluran napas normal (terbuka), tekanan udara alveoli akan sama besarnya di
seluruh paru. Pada paru normal, terdapat hubungan (relationship) antara tekanan udara
alveoli dan tekanan darah di kapiler paru; hubungan ini akan menentukan derasnya arus
darah di kapiler paru.

Dalam zona 1, tekanan udara di alveolar dapat melebihi baik tekanan arteri maupun
tekanan vena sehingga dapat menghambat perfusi. Pada keadaan shock, tekanan darah arteri
paru jauh di bawah tekanan udara alveoli; atau, pada pasien yang menggunakan ventilator,
tekanan udara alveoli dapat jauh di atas tekanan darah di kapiler paru. Keadaan seperti ini,
yaitu di alveoli ada ventilasi tetapi tanpa ada perfusi, disebut physiologic dead space (ruang
rugi fisiologik) tau alveolar dead space (ruang rugi alveolar).

Di zona 2, tekanan arteri melebihi tekanan alveolar tetapi tekanan alveolar tetap lebih
tinggi dibandingkan tekanan di vena. Darah dapat mengalir karena tekanan arteri lebih tinggi
daripada tekanan alveolar.

Di zona 3, tekanan vena melebihi tekanan alveolar. Aliran darah di zona 3 sebanding
dengan perbedaan antara tekanan arteri dengan tekanan vena.

Pada paru normal, dalam keadaan istirahat, bagian terbesar aliran darah di paru berada
dalam zona 3; pada zona 2 sangat kecil; sedangkan pada zona 1 hampir tidak ada. Pada
exercise dan pada kenaikan cardiac output yang menyebabkan tekanan arteri maupun tekanan
vena keduanya naik, zona 1 dan zona 2 menjadi zona 3. Dengan demikian, alveoli yang
semula tidak terperfusi atau sedikit perfusinya di zona 1 dan zona 2 menjadi dialiri darah
sehingga permukaan pertukaran gas-darah menjadi lebih luas dan tahan vascular menurun.

7
(a) pernapasan ekternal (b)pernapasan internal
2.2 Fisiologi Pengembangan Paru

Pertukaran gas secara difusi. Proses yang pertama yaitu pertukaran O2 dari udara dalam
alveolus dengan CO2 dalam kapiler darah yang disebut dengan pernapasan luar
(pernapasan eksternal), sedangkan proses yang kedua adalah pertukaran O2 dari aliran darah
dengan CO2 dari sel-sel jaringan tubuh yang disebut pernapasan dalam (pernapasan
internal). Disini kita tidak akn membahas satu persatu pengelompokan pernapasan internal
dan eksternal seperti pada materi pembelajaran di SMP maupun SMA tapi lebih kepada sobat
galeri bisa memahami materi ini secara keseluruhan bagaimana proses pertukaran gas dalam
tubuh kita terjadi.

1. PengangkutanO2
Pertukaran gas antara O2 dengan CO2 terjadi di dalam alveolus dan jaringan tubuh,
melalui proses difusi. Oksigen yang sampai di alveolus akan berdifusi menembus selaput
alveolus dan berikatan dengan haemoglobin (Hb) dalam darah yang disebut deoksigenasi
dan menghasilkan senyawa oksihemoglobin (HbO) seperti reaksi berikut :

8
Adapun tahapan proses pengikatan oksigen diatas adalah sebagai berikut :

 Alveolus memiliki O2 lebih tinggi dari pada O2 di dalam darah.


 O2 masuk ke dalam darah melalui difusi melewati membran alveolus
 Di dalam darah, O2 sebagian besar (98%) diikat oleh Hb yang terdapat pada Eritrosit
menjadi Oksihemoglobin (HbO2).
 Selain diikat oleh Hb, sebagian kecil O2 larut di dalam plasma darah (2%).
 Setelah berada di dalam darah, O2 kemudian masuk ke jantung melalui vena pulmonalis
untuk diedarkan ke seluruh tubuh yang membutuhkan melalui jaringan sel untuk proses
oksidasi.

O2 yang sudah terikat pada hemoglobin dalam bentuk oksihemoglobin tadi diangkut menuju
sel, dengan reaksi:

9
O2 yang masuk ke dalam jaringan kemudian akan diberikan pada mitokondria (organela sel)
untuk respirasi seluler. Dari respirasi selular itulah energi dihasilkan. Tetapi dalam peristiwa
ini tidak hanya O2 saja yang diperlukan, melainkan juga makanan yg terlarut dalam darah.

2. PengangkutanCO2
Proses Oksidasi/ Pembakaran dalam sel akan menghasilkan CO2 sebagai hasil respirasi
sel yang kemudian akan diangkut lewat kapiler vena darah menuju alveolus. CO2 dalam
alvelous ini akan dikeluarkan lewat paru-paru. Pengangkutan C02 keluar tubuh umumnya
berlangsung menurut reaksi kimia berikut:

10
Adapun tahapan proses pengeluaran karbondioksida diatas adalah sebagai berikut :

 Di jaringan, CO2 lebih tinggi dibandingkan yang ada di dalam darah. Ketika O2 di dalam
darah berdifusi ke jaringan, maka CO2 di jaringan akan segera masuk ke dalam darah.

 Ketika CO2 berada di dalam darah sebagian besar (70%) CO2 akan diubah menjadi ion
bikarbonat(HCO3–)

 20% CO2 akan terikat oleh Hb pada Eritrosit. Sedangkan 10% CO2 lainnya larut dalam
plasma darah.

 Di dalam darah, CO2 di bawa ke jantung, kemudian oleh jantung CO2 dalam darah
dipompa ke paru-paru melalui arteri pulmonalis.

 Di paru-paru CO2 akan dikeluarkan dari tubuh melalui ekspirasi.

Dari tahapan diatas kita tau bahwa pengangkutan karbondioksida dapat dilakuakan dengan
tiga cara.
Sisa dari oksegen, karbondiasida maupun sisa raksi pengikatan keduanya dari pertukaran
tersebut terlarut di dalam plasma darah dan akan membentuk senyawa yang lainya, adapun
komposisi darah adalah sebagai berikut

11
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

3.2 SARAN

12
DAFTAR PUSTAKA

Djojojibroto, Darmanto. 2009. Respirologi (Respiratory Medicine). Jakarta : EGC

http://galerimageti.blogspot.co.id. 2013. Mekanisme Pertukaran Gas.


http://galerimageti.blogspot.co.id/2013/07/mekanisme-pertukaran-gas.html. 03 Oktober 2017

13

Anda mungkin juga menyukai