Anda di halaman 1dari 6

Laporan Pendahuluan

Gangguan Oksigenasi

A. Definisi

Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk
mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh ( Tarwoto dan Wartonah, 2006).
Kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk
kelangsungan metabolisme sel tubuh mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ
atau sel. Sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi yaitu saluran pernapasan
bagian atas, bagian bawah dan paru (Hidayat, 2006). Kebutuhan tubuh terhadap oksigen
merupakan kebutuhan yang sangat mendasar dan mendesak, tanpa oksigen dalam waktu
tertentu sel tubuh akan mengalami kerusakan yang menetap dan menimbulkan kematian.
Otak merupakan organ yang sangat sensitif terhadap kekurangan oksigen. Otak masih
mampu menoleransi kekurangan oksigen antara 3-5 menit. Apabila kekurangan kekurangan
oksigen berlangsung lebih dari lima menit, dapat terjadi kerusakan sel otak secara permanen.
(Kozier dan Erb, 1998).

B. Etiologi

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen menurut Tarwoto dan Wartonah


antara lain:

1. FAKTOR FISIOLOGI
a. Menurunnya kapasitas peningakatan oksigen ( misal: anemia).
b. Menurunnya konsentrasi oksigen oksigen yang diinspirasi.
c. Hipovolemia mengakibatkan transpor oksigen terganggu akibat tekanan darah
menurun.
d. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil, luka, dll.
e. Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada ( kehamilan, obesitas ).
2. FAKTOR PERKEMBANGAN
a. Bayi prematur: kurangnya pembentukan surfaktan.
b. Bayi dan toddler: akibat adanya infeksi saluran nafas.
c. Anak usia sekolah dan remaja: resiko infeksi saluran pernafasan dan merokok.
d. Dewasa muda dan pertengahan: akibat diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, dan
stres.
e. Dewasa tua: adanya penuaan yang mengakibatkan kemungkinan arteoriklerosis dan
ekspansi paru menurun.
3. FAKTOR PERILAKU
a. Nutrisi: penurunan ekspansi paru pada obesitas.
b. Exerase: meningkatkan kebutuhan oksigen.
c. Merokok: nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah.
d. Substanse abuse dan nikotin: menyebabkan intake nutrisi/Fe menurun
mengakibatkan penurunan Hb, alkohol menyebabkan depresi pernafasan.
4. FAKTOR LINKUNGAN
a. Tempat kerja ( polusi ).
b. Suhu lingkungan.
c. Ketinggian tempat dari permukaan laut.

C. MASALAH KEBUTUHAN OKSIGENASI


1. BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF
Bersihan jalan nafas adalah suatu keadaan ketika seorang individu mengalami suatu
ancaman yang nyata atau potensial pada status pernafasan sehubungan dengan
ketidakmampuan untuk batuk efektif.
2. POLA NAFAS TIDAK EFEKTIF
Pola nafas tidak efektif adalah keadaan ketika seorang individu mengalami kehilangan
ventilasi yang aktual atau potensial yang berhubungan dengan perubahan pola
pernafasan.
3. GANGGUAN PERTUKARAN GAS
Gangguan pertukaran gas adalah keadaan ketika individu mengalami penurunan
jalannya gas ( oksigen dan karbon dioksida ) yang aktual antara alveoli paru-paru dan
sistem vaskuler.

D. Tanda dan Gejala


Adanya penurunan tekanan inspirasi/ ekspirasi menjadi tanda gangguan oksigenasi.
Penurunan ventilasi permenit, penggunaaan otot nafas tambahan untuk bernafas, pernafasan
nafas flaring (nafas cuping hidung), dispnea, ortopnea, penyimpangan dada, nafas pendek,
posisi tubuh menunjukan posisi 3 poin, nafas dengan bibir, ekspirasi memanjang,
peningkatan diameter anterior-posterior, frekuensi nafas kurang, penurunan kapasitas vital
menjadi tanda dan gejala adanya pola nafas yang tidak efektif sehingga menjadi gangguan
oksigenasi (NANDA, 2011).
Beberapa tanda dan gejala kerusakan pertukaran gas yaitu takikardi, hiperkapnea, kelelahan,
somnolen, iritabilitas, hipoksia, kebingungan, AGS abnormal, sianosis, warna kulit
abnormal (pucat, kehitam-hitaman), hipoksemia, hiperkarbia, sakit kepala ketika bangun,
abnormal frekuensi, irama dan kedalaman nafas (NANDA, 2011).
E. Pathway

F.Patogen masuk Penumpukan secret Batuk

Asupan tidak adekuat Gangguan pola tidur Secret

Mual muntah Tidak bisa dikeluarkan

Kalium Penumpukan di
bronkus

Priodik paralisis Penyempitan saluran


hipokalemia pernapasana

Intoleransi Aktivitas Gangguan pola napas


tidak efektif
G. Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1. Biodata
a. Tanggal Pengkajian :
b. Identitas Klien
1) Nama :
2) Umur :
3) Agama :
4) Pendidikan :
5) Pekerjaan :
6) Alamat :
7) Dx. Medis :
8) Tanggal Masuk :
9) No. Register :
c. Identitas Penanggung Jawab
1) Nama :
2) Umur :
3) Pendidikan :
4) Agama :
5) Alamat :
6) Hubungan dg Klien:

2. Riwayat Perawatan
a. Keluhan Utama
b. Riwayat Penyakit Sekarang
c. Riwayat Penyakit Dahulu
d. Riwayat Penyakit Keluarga
e. Pola Fungsi Kesehatan
1) Pola Persepsi Kesehatan
2) Pola nutrisi dan metabolisme
3) Pola eliminasi
4) Pola istirahat tidur
5) Pola aktivitas dan latihan
6) Pola hubungan dan peran
7) Pola konsep diri
8) Pola sensori dan kognitif
9) Pola reproduksi seksual
10) Pola penanggulangan stress
11) Pola nilai dan kepercayaan

3. Pemerikasaan Fisik
a. Keadaan Umum : Klien tampak pucat
b. Tanda-tanda Vital :
c. Keadaan Fisik :
1) Kepala dan Leher
2) Dada :
a) Paru-paru
b) Jantung
3) Abdomen
4) Genetalia :
5) Ekstremitas
a) Ekstremitas atas : tangan kanan terpasang infuse, tidak ada oedem
b) Ekstremitas bawah: kaki dapat digerakkan, kekuatan otot 5

4. Pemeriksaan Penunjang

No. Pemeriksaan Lab Hasil Normal Keterangan


1. Glukosa Sewaktu

2. SGOT L : <37 u/l Normal


W : < 31 u/l
3. SGPT L : <42 u/l Normal
W : <32 u/l
4. Ureum 10-50 mg % Meningkat

5. Kreatinin L : 0,6 - 1,1 mg % Meningkat


W : 0,5 – 0,9 mg %
6. WBC 4,8 - 10,8 X 103/ ul Meningkat

7. HGB 14 – 18 g/dl Menurun

Terapi
Infus RL 20 tetes/menit (mikro) + II ampul Aminophilin
Injeksi :
 Dexamethasone 3x1 ml
 Ranitidin 2x2 ml
 Metoclopramide 1x2 ml
 Gentamicin 2x80 mg
 Cefotaxim 1x1 gr
O2 : 3-4 liter/menit
B. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d adanya penumpukan secret ditandai dengan
batuk produktif
2. Nyeri akut b.d retraksi otot abdominal ditandai dengan penggunaan otot bantu perut
untuk usaha bernapas

C. Perencanaan

No Dx Tujuan dan KH Intervensi Rasionalisasi TTD


1 I Setelah dilakukan tindakan 1. Observai TTV 1. Untuk mengetahui
keperawatan selama 1x6 2. Beri O2 status TTV pasien
jam sesak nafas klien (melalui kanul 2. Untuk mengetahui
berkurang, dengan KH : O2, 3-5 l/ pemenuhan
- RR : 16-20 x/ menit menit) oksigenasi
- Sianosis tidak ada 3. Ajarkan batuk 3. Untuk mengurangi
- Suara tambahan efektif & secret

berkurang postural 4. Untuk mengetahui

- Dahak pasien berkurang drainage terapi yang

- Jalan nafas paten 4.Kolaborasi dibutuhkan


dengan dokter pasien
2 II Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi TTV 1. Untuk mengetahui
keperawatan selama 1x24 2. Kaji lokasi & status TTV pasien
jam nyeri pasien berkurang, skala nyeri 2. Untuk mengetahui
dengan KH : (PQRST) lokasi & skala
- Nyeri pasien berkurang, 3. Ajarkan teknik nyeri
skla nyeri 1-2 relaksasi 3. Untuk mengurangi
- Wajah pasien tampak 4.Kolaborasi nyeri
rileks dengan dokter 4. Untuk mengetahui
terapi yang
dibutuhkan
pasien

D. Evaluasi
1. Jalan nafas kembali lancar
2. Nyeri berkurang

Anda mungkin juga menyukai