Anda di halaman 1dari 6

1.

Kasus Chip Intel 2014

Salah satu raksasa chip dunia, Intel, baru saja mendapatkan denda
yang cukup besar atas informasi salah yang mereka sebarkan di sekitar awal
tahun 2000-an. Mereka disebut melakukan manipulasi hasil benchmark untuk
membuat prosesor mereka saat itu, Pentium 4, terlihat kompetitif bila
dibandingkan dengan produk dari rivalnya. Sayangnya, hal itu malah
membawa hal yang kurang menyenangkan bagi Intel beberapa belas tahun
kemudian
Tahun 2004, Girard Gibbs, sebuah kantor pengacara, membawa
masalah ini ke pengadilan, dimana Intel dan juga Hewlet Packard dituntut
karena memberikan informasi yang keliru tentang performa Pentium 4.
Gugatan itu terus diproses selama 10 tahun terakhir dan semua pihak sepakat
untuk menyelesaikan kasus ini sebelum sidang dijalankan, yaitu tahun 2014
ini.
Di dalam kesepakatan itu, Intel harus membayar US$ 15 kepada setiap
pembeli produk mereka, yaitu Pentium 4, yang dibeli mulai rentang waktu 20
November 2000 dan 30 Juni 2002. Intel juga diwajibkan membayar denda
US$ 4 juta yang akan digunakan untuk kepentingan pendidikan nasional.
Hal yang sedikit unik adalah tidak ada kriteria kusus untuk melakukan
klaim US$ 15 untuk pembelian prosesor Pentium 4. Hal itu bisa dimaklumi
karena rentang waktu penjualan yang dipermasalahkan itu sudah cukup jauh
dari waktu saat ini. Tentu saja, itu akan melahirkan pertanyaan siapa yang
mempunyai dan menyimpan receipt pembelian barang 15 tahun yang lalu.
Dengan tuntutan hukum ini dan mudahnya informasi didapatkan di
Internet, kiranya menjadi pembelajaran bagi perusahaan-perusahaan besar
untuk tidak memberikan informasi atau data yang tidak benar kepada calon
pembeli. Walaupun mungkin tidak akan berimbas secara langsung, dari kasus
yang dialami Intel ini, bisa dilihat bahwa pada akhirnya perusahaan harus
menanggung akibat dari ulah iseng mereka beberapa tahun lalu.
2. Kasus Beton Landasan Pacu di Bandara Internasional Denver, USA
Kasus Beton Landasan Pacu di Bandara Internasional Denver
 Konstruksi beton digunakan untuk runway (landasan pacu), taxiway
(landasan parkir), dan apron (tempat parkir pesawat) bandara.
 Kontraktor pelaksana adalah perusahaan “3B” dengan menggunakan 2
subkontraktor.
 Kontraktor mengubah komposisi beton untuk runway dan apron
dengan memperbanyak kerikil, air dan pasir (jumlah semen menjadi
sedikit) dengan tujuan untuk mendapatkan tambahan keuntungan.

Gambar 2.1 Denah Landasan Pacu Bandara International Denver

Dua subkontraktor mengajukan tuntutan hukum melawan kontraktor


yang mengerjakan perkerasan runway. Subkontraktor yang bertugas
mensuplai material kerikil dan pasir mengklaim belum dibayar oleh
kontraktor 3B karena pembayaran saat itu dapat meninggalkan jejak
penggunaan material dan komposisi beton yang tidak layak. Mutu beton
kemudian dicheck oleh konsultan independen dan ternyata hasilnya
menunjukkan bahwa beton runway mempunyai kekuatan mutu yang benar.
Subkontraktor menyatakan bahwa mutu beton yang tidak tepat dapat
menghasilkan kekuatan uji yang benar namun akan menghasilkan umur
konstruksi yang lebih pendek

Selanjutnya hasil penyelidikan kejaksaan menyatakan bahwa laporan


inspeksi runway dipalsukan selama pelaksanaan konstruksi. Laporan
pengujian beton di laboratorium telah dipalsukan untuk menyembunyikan
beberapa hasil uji yang tidak masuk spesifikasi.

Karyawan laboratorium menyatakan bahwa perubahan data uji adalah


prosedur operasi standar di laboratorium tersebut. Jika hasil suatu pengujian
tidak konsisten dengan hasil pengujian yang lain , maka hasilnya akan diubah
untuk menutupi perbedaan

Dalam hasil uji laboratorium juga ditemukan bahwa kekuatan beton


pada umur 7 hari lebih tinggi daripada umur 28 hari. Karyawan laboratorium
mengindikasikan bahwa hasil uji 7 hari telah diubah untuk membuat beton
tampak lebih kuat dari keadaan sebenarnya.

Muncul pertanyaan, “dengan operasi pengadukan beton yang diawasi


secara ketat dan rutin, bagaimana kontraktor 3B dapat melakukan
pengurangan kandungan semen dalam beton?” Seorang operator kontraktor
menjelaskan bahwa mereka mendapat informasi tentang inspeksi yang akan
diadakan. Ketika pengawasan datang mereka menggunakan komposisi yang
benar sehingga beton tampak diformulasikan dengan benar. Seorang operator
komputer juga mengakui bahwa dia diperintahkan untuk memasukkan data
kandungan air yang negatif sehingga akan muncul hasil kebutuhan semen
yang lebih sedikit.

Kontraktor 3B mengklaim bahwa owner proyek masih berhutang


karena pembayaran belum penuh. Owner berarqumentasi bahwa pengurangan
pembayaran dilakukan untuk mutu beton yang tidak sesuai spesifikasi. Namun
kontraktor berdalih bahwa hasil uji laboratorium salah dan tidak ada masalah
apapun dengan konstruksi beton. Setelah runway bandara dioperasikan
bertahuntahun tidak muncul masalah terkait dengan kekuatan beton runway.
Daftar Pustaka

http://www.jagatreview.com/2014/11/intel-diwajibkan-membayar-denda-atas-
informasi-yang-salah/

http://saifoemk.lecture.ub.ac.id/files/2015/03/Etipro-4.pdf
TUGAS

ETIKA DAN REKAYASA

NAMA : TIRANGGA ANSORI

NIM : F1B 013 091

Anda mungkin juga menyukai