SKRIPSI
DISUSUN OLEH :
JAKARTA, 2020
i
ii
ii
iii
iv
PERENCANAAN PENGUKURAN DAYA TERBANGKIT PADA
SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA ATAP
DENGAN KWH EKSPOR IMPOR PADA AREA PERUMAHAN
HOMENESTY RESIDENCE SINGKAWANG PROVINSI
KALIMANTAN BARAT
ABSTRAK
Energi listrik merupakan salah satu hal yang sangat diperlukan oleh semua
kalangan masyarakat baik itu untuk kebutuhan rumah tangga, perkantoran
maupun kawasan indrustri. Untuk membangkitkan energi listrik ini terdapat
beberapa jenis pembangkit salah satunya pembangkit listrik tenaga surya.
Dengan memanfaatkan pembangkit listrik tenaga surya dapat memaksimalkan
penggunaan energi bersih,meminimalkan penggunaan minyak bumi,dan
mengoptimalkan pemanfaatan gas bumi dan energi baru. Seiiring perkembangan
peningkatan kapasitas infrastruktur pembangkit listrik tenaga surya bersifat non
komersil yaitu PLTS atap. Banyak pelanggan PLN telah menerapkan PLTS atap
pada juni 2019 terakhir dari sektor rumah tangga, sektor bisnis,industry,hingga
pemerintah. PLTS atap memiliki tujuan sebagai mengurangi tagihan bulanan
pelanggan PLN dengan perhitungan kWh ekspor dan impor yang telah diatur
pada Peraturan Menteri ESDM nomor 49 Tahun 2018, dan memberikan peran
masyarakat dalam memaksimalkan energi terbarukan. Sehingga pada
perencanaan PLTS atap pada perumahan Kawasan Homenesty Residence pada
rumah tipe 36 berkapasitas 1,9 kWp yang dapat menghasilkan total energi
2.764,464 kWh dan menghemat tagihan PLN sebesar Rp 2.636.557,84 dan
rumah tipe 45 berkapasitas 3,04 kWp yang dapat menghasilkan 4.648,679 kWh
dan dapat menghemat tagihan PLN sebesar Rp 4.433.593,96
v
PLANNING POWER MEASUREMENT OF PHOTOVOLTAIC
ROOFTOP USING KWH EXPORT IMPORT IN RESIDENTIAL
AREA HOMENESTY RESIDENCE SINGKAWANG WEST
BORNEO PROVINCE
Under the Guidance of Heri Suyanto, ST., MT (The main supervisor) and
Hendrianto Husada, Ir., M.T (The supervising companion)
ABSTRACT
vi
DAFTAR ISI
vii
3.1 Perancangan Penelitian ............................................................... 24
3.1.1Studi Pustaka ....................................................................... 24
3.1.2Teknik Pengumpulan data .................................................... 24
3.1.3Perencanaan Teknis............................................................. 24
3.1. Diagram Alir Penelitian ................................................................. 25
3.2 Teknik Analisis .............................................................................. 25
3.2.1 Informasi Perumahan ........................................................... 25
3.2.2 Perhitungan PLTS ON GRID ................................................ 29
3.2.3 Aspek Ekonomis .................................................................. 31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 33
4.1.Teknis Perencanaan PLTS Atap Ongrid ....................................... 33
4.2.Rumah TIpe 36 ............................................................................. 34
4.1.1Perhitungan Ekspor Impor ke PLN Rumah Tipe 36 .............. 61
4.1.2.Perhitungan ekonomis PLTS Atap Rumah Tipe 36 .............. 75
4.2.Rumah Tipe 45 .............................................................................. 77
4.1.1Perhitungan Ekspor Impor ke PLN Rumah Tipe 45 ............ 104
4.1.2.Perhitungan ekonomis PLTS Atap Rumah Tipe 45 ............ 107
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 110
5.1 Kesimpulan ................................................................................. 110
5.2 Saran .......................................................................................... 110
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 111
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... 113
LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………………………………...…114
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
Gambar 6. 1 Harga BLD Solar190 Wp ........................................................... 114
Gambar 6. 2 Harga Inverter ABB UNO 2 kW ................................................. 115
Gambar 6. 3 Harga Inverter Ongrid ABB UNO-DM-3.3TL.PLUS.................... 116
Gambar 6. 4 Harga MCB DC 16 A 400 V ...................................................... 117
Gambar 6. 5 Harga MCCB AC 16 A .............................................................. 117
x
Daftar Tabel
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
oleh PLN sesuai dengan region pelanggan.Sehingga dari peluang ini dilakukan
sebuah perencanaan sistem pembangkit listrik tenaga surya atap ongrid
menggunakan kwh ekspor impor pada area Perumahan Homenesty Residence
Singkawang
Dengan adanya perencanaan pembangkit listrik tenaga surya atap pada
area perumahan homenesty Residence Singkawang, penggunaan listrik oleh
pelanggan PLN terutama pada Perumahan Homenesty Residence Singkawang
dapat diminimalisir sebagai penghematan biaya listrik sektor rumah tangga
2
2. Bagaimana perencanaan dari PLTS atap dengan opsi ekspor impor kWh
listrik ?
3. Bagaimana perhitungan ekonomis dari alur kas bersih dan payback period
sebagai investasi PLTS atap ?
1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka tujuan penelitian yang
hendak dicapai, yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui berapa besar penghematan energi listrik oleh PLTS atap
pada Kawasan perumahan Homenesty Residsence berbasis on grid
2. Untuk mengetahui kelayakan pengadaan investasi PLTS atap dengan alur
kas bersih yang dihasilkan
3. Dapat memberikan manfaat sebagai acuan dalam perencanaan PLTS atap
berbasis ongrid untuk pengembangan sistem PLTS atap dan bisa
digunakan secara komersil
Sistematika pada penulisan skripsi terdiri dari lima bab. Pada Bab I
Pendahuluan merupakan penjelasan secara umum, ringkas dan padat yang
menggambarkan dari isi penulis berupa tentang latar belakang dari penyusunan
skripsi ini, ruang lingkup, tujuan & manfaat, tujuan dan manfaat penelitian,
metode pengumpulan data skripsi, dan sistematika penulisan; Bab II Landasan
Teori yang membahas tentang teori-teori pendukung yang berkaitan dengan
3
pelaksanaan skripsi; Bab III Metode Pelaksanaan Kegiatan yang membahas
tentang perencanaan, prosedur/instruksi perencanaan PLTS atap, serta metode
rumus rumus perhitungan PLTS atap; Bab IV Hasil Dan Pembahasan yang
membahas tentang perencanaan PLTS atap pada Kawasan Homenesty
Residence dengan opsi kWh Eskpor Impor; Bab V Penutup yang membahas
tentang kesimpulan yang didapatkan dari skripsi dan saran untuk perencanaan
PLTS atap pada selanjutnya untuk penulis maupun instansi yang ingin
melaksanakan perencanaan PLTS atap
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Berdasarkan topik tugas akhir yang diambil terdapat beberapa referensi dari
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dengan pembahasan mengenai
Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap Ongrid dari berbagai sektor pelanggan
dari pengguna pembangkit listrik tenaga surya atap termasuk dari sektor rumah
tangga, sektor bisnis, maupun sektor perkantoran pemerintah. adapun referensi
yang menjadi acuan dalam penulisan tugas akhir ini diantaranya Penelitian yang
dilakukan oleh seorang mahasiswa Institut Teknologi PLN Jakarta Jurusan
Teknik Elektro dengan judul Studi Pemanfaatan Plts Atap Yang Terhubung
Dengan Jaringan Pln Dengan Menggunakan Kwh Eksport – Import Di
Perumahan Griya Nimrah Permai Palopo (Gidion, 2018). Dalam penelitiannya
dalam perencanaan PLTS atap ongrid pada sektor perumahan pada tipe rumah
50 dengan kapasitas PV 3.420 Wp dengan total energi ekspor 8,251
kWh/hari,tipe rumah 45 dengan kapasitas PV 3.600 Wp dengan total energi
ekspor 9,748 kWh/hari, dan tipe rumah 36 dengan kapasitas PV dengan
kapasitas PV 2.700 Wp dengan total energi ekspor 7,628 kWh/hari
5
Tenaga Surya (Plts) Pulau Salemo Provinsi Sulawesi Selatan (Paerunan, 2019)
dengan menghasilkan
6
Intensitas cahaya matahari akan berpengaruh pada daya keluaran panel
surya. Semakin rendah intensitas cahaya yang diterima oleh panel surya maka
arus (ISC) akan semakin rendah. Hal ini membuat titik Maksimum Power Point
berada pada titik yang semakin rendah. Orientasi dari rangkaian pada panel
surya (array) ke arah matahari adalah penting, agar panel surya (array) dapat
menghasilkan energi maksimal. Sudut kemiringan memberikan dampak yang
besar terhadap radiasi matahari di permukaan panel surya. Untuk sudut
kemiringan tetap, daya maksimum selama satu tahun akan diperoleh ketika
sudut kemiringan panel surya sama dengan lintang lokasi. (Emilia Roza, 2019)
𝑷𝒔𝒂𝒂𝒕 𝒕 𝒏𝒂𝒊𝒌…°𝑪 = 0,5%⁄°C 𝒙 𝑷𝑴𝑷𝑷 𝒙 𝒌𝒆𝒏𝒂𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒕𝒆𝒎𝒑𝒆𝒓𝒂𝒕𝒖𝒓𝒆 (°𝑪) (2.1)
Dimana:
Psaat naik oC = Daya yang berkurang saat suhu naik dari suhu
standar(W)
Dimana:
PMPP saat naik t°C = Daya maksimum panel surya saat suhu naik dari suhu
standardnya
Psaat naik oC = Daya yang berkurang saat suhu naik dari suhu standar(W)
Dimana:
PMPP saat naik t°C = Daya maksimum panel surya saat suhu naik dari suhu
standardnya
𝑬𝑳 (2.4)
𝑷𝑽 𝑨𝒓𝒆𝒂 =
𝑮𝒂𝒗 𝒙 𝜼𝑷𝑽𝒙 𝑻𝑪𝑭 𝒙 𝜼𝒐𝒖𝒕
Dimana:
Kapasitas panel surya yang terpasang dapat ditentukan dari total beban
listrik dari rumah. Namun tentu penentuan kapasitas ini juga harus melihat dari
segi area atap rumah sebagai pemasangan panel surya tersebut. Sehingga
didapatkan rumus seperti berikut (Paerunan, 2019)
8
PWattpeak = Luas Area Array x PSI x 𝜼𝒑𝒗 (2.7)
𝐏𝐖𝐚𝐭𝐭𝐩𝐞𝐚𝐤 (2.8)
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑷𝒂𝒏𝒆𝒍 𝑻𝒆𝒓𝒑𝒂𝒔𝒂𝒏𝒈 =
𝑷𝒎𝒑𝒑
Dari jumlah panel yang terpasang pada PLTS rooftop, dapat kita tentukan
output untuk menghasilkan berapa tegangan dan berapa arus. Untuk
memperbesar arus maka panel surya dipasang secara parallel, sedangkan untuk
memperbesar tegangan maka panel surya dipasang secara seri. Adapun
perhitungannya sebagai berikut (Paerunan, 2019)
Keterangan :
9
Selanjutnya setelah mengetahui kapasitas PV yang terpasang dapat kita
tentukan output energi PV saat PSH (Peak Sun Hour) sebesar 4,8 sebagai
berikut
Keterangan :
10
2.2.1.2 Polycrystalline
Polycrystalline merupakan panel surya yang memiliki susunan kristal
acak karena dipabrikasi dengan proses pengecoran. Yang menjadikan ciri-ciri
dari jenis panel surya polycrystalline yaitu berwarna kebiruan bentuknya bisa
kotak atau persegi dengan pola – pola guratan kebiruan. Bila disusun pada solar
panel terlihat lebih rapat. Polycrystalline memiliki tingkat efisiensi 14% - 16%.
Panel dengan jenis polycrystalline memerlukan luas permukaan yang lebih besar
dibandingkan dengan jenis monocrystalline untuk menghasilkan daya listrik yang
sama (Prayogi, 2018)
11
Gambar 2. 3 Panel Thin Film
2.2.2 Prinsip Kerja Panel Surya
Proses konversi cahaya matahari menjadi energi listrik terjadi pada bahan
semikonduktor dari panel surya. Pada lapisan berbahan semikonduktor ini
memiliki muatan yang berbeda. Lapisan atas pada panel surya bermuatan (n)
sedangkan lapisan bawahnya bermuatan positif (p). apabila cahaya matahari
mengenai permukaan sel surya bagian lapisan atas maka dihasilkan pasangan
electron dan hole,kondisi ini disebut dengan memiliki kawasan bebas pada
lapisan atas panel surya. ini akan berjalan menuju ke lapisan yang kekurangan
electron, dalam artian menuju ke lapisan bawah panel surya,sehingga mengalir
pada rangkaian luar sehingga timbul arus listrik. Arus listrik yang dihasilkan oleh
sel surya tadi dimanfaatkan langsung atau disimpan dulu dalam baterai untuk
digunakan kemudian (Paerunan, 2019)
Besarnya pasangan electron dan hole yang dihasilkan bergantung pada
intensitas cahaya matahari yang jatuh pada sel surya tersebut. Intensitas cahaya
menentukan jumlah foton,semakin besar intensitas cahaya maka semakin besar
foton yang didapat sehingga electron bebas atau pasangan electron tadi
mengakibatkan besarnya arus yang mengalir pada lapisan panel surya.
(Paerunan, 2019)
2.3 Inverter
Inverter digunakan untuk mengubah tegangan DC menjadi tegangan AC.
Inverter diintegrasikan dengan jaringan listrik, sehingga dapat memonitor dan
mengontrol jaringan listrik agar bisa menjaga kestabilannya. Ada berbagai
macam jenis-jenis inverter yang digunakan pada panel surya, yaitu :
12
1) String Inverter
Biasanya string inverter terletak di tiap array. Kelebihan dari string inverter
ini yaitu karena tiap array terdiri dari satu string, maka bila terjadi kegagalan
dalam suatu sistem,yang hanya mengalami gangguan bukan seluruh array dari
sistem PLTS, melainkan hanya terjadi pada array di string tersebut, berbeda
dengan central inverter yang akan menghilangkan banyak daya bila mati.
Manfaat lainnya dari string inverter yaitu bisa menjadi penyeimbang tegangan
dan arus dalam konversi daya karena setiap unit mengubah daya untuk satu
string.
13
2) Central Inverter
Central inverter secara fisik bentuknya sangat besar dan memakai banyak
kabel yang cukup panjang dan bisa mengonversi daya yang lebih besar per unit.
Central inverter biasanya dipilih karna memiliki harga yang murah daripada string
inverter secara keseluruhan. Selain itu pemakaian central inverter untuk proses
operation & maintenance juga mudah dideteksi namun memperbaiki central
inverter juga membutuhkan keahlian teknis yang tidak dimiliki oleh semua banyak
teknisi operation & maintenance.
14
Gambar 2. 6 Bidirectional Inverter
2.4 Jenis-Jenis PLTS
2.4.1 Stand Alone Photovoltaic
Sistem PLTS terdiri dari beberapa jenis, meliputi stand alone
photovoltaic, grid connected photovoltaic battery backup, grid connected
photovoltaic system, dan hybrid photovoltaic power system
15
Gambar 2. 7 Skema Stand Alone
Photovoltaic
Sistem ini menggunakan dari PLN sebagai suplai daya Ketika malam hari
ataupun Ketika energi panel surya yang dihasilkan tidak dapat menutupi beban
listrik yang ada dirumah. Sehingga diperlukan peralatan tambahan seperti kWh
Expor Impor yang disediakan oleh PLN apabila pelanggan telah mengikuti syarat
syarat dan ketentuan oleh PLN untuk mendapatkan Sertifikat Laik Operasi (SLO)
dan mengikuti Peraturan Menteri ESDM nomor 48 Tahun 2018. SLO merupakan
bukti pengakuan formal suatu instalasi tenaga listrik telah berfungsi sebagaimana
kesesuaian persyaratan yang ditentukan dan dinyatakan siap dioperasikan.
Adapun alur proses permohonan PLTS atap untuk mendapatkan SLO dengan
cara sebagai gambar di bawah ini
16
Gambar 2. 8 Prosedur Permohonan Pembangunan dan Pemasangan PLTS
atap
SLO sendiri diterbitkan oleh LIT (Lembaga Inspeksi Teknik Tenaga Listrik)
akreditasi milik pemerintah pusat atau pemerintah daerah yang melakukan usaha
jasa penunjang tenaga listrik dibidang pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik.
Apabila pelanggan telah mendapatkan SLO yang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang ketenagalistrikan, maka PLN wajib
menanggung untuk menyediakan dan memasang kWh Ekspor impor yang akan
menggantikan kWh Reguler kepada pelanggan rumah. (Peraturan Menteri
ESDM nomor 49, 2018)
17
dengan panel bagi dan akan menggantikan kWh meter regular pelanggan rumah.
kWh eskpor-impor ini memiliki 2 arah pertemuan antara pelanggan dengan PLN
dan pelanggan dengan PLTS atap (Janaloka, 2017)
Pada siang hari, plts atap akan menghasilkan listrik yang akan dialirkan
ke beban rumah. apabila PLTS atap dapat menghasilkan daya yang lebih untuk
menutupi beban rumah, maka daya dari PLTS akan di suplai menuju PLN melalui
18
kWh ekspor-impor dan akan dicatat sebagai ekspor energi listrik dalam satuan
kWh sebagai kredit energi listrik pada akhir bulan. Ataupun apabila PLTS atap
tidak dapat menghasilkan daya yang cukup untuk menutupi beban akibat faktor
yang tidak mendukung seperti mendung,iradiasi,temperature,dan Peak Sun Hour
(PSH), maka daya akan diambil oleh jaringan PLN melalui kWh ekspor-impor dan
dicatat sebagai impor listrik. (Janaloka, 2017)
Keterangan
RM = Rekening Minimum (Rp)
JN = Jam nyala (hour)
Daya = Daya yang tersambung oleh PLN (Watt)
Tarif Listrik = penggunaan energi oleh PLN (Rp/kWh)
19
Total Tagihan Sebelum Offset = Impor + PPJ 3% + Materai (2.16)
(Rupiah)
Gambar 2. 11 Simulasi Perhitungan Apabila KWH Ekspor Lebih Kecil dari KWH
Impor
20
Gambar 2. 12 Simulasi Perhitungan Apabila KWH Ekspor Lebih Besar daripada
kWH Impor
21
suplai daya listrik, ataupun dapat mengisi batterai menggunakan panel surya
yang sebagai solusi energi yang ramah lingkungan yang nantinya dapat
mengurangi tagihan penggunaan listrik oleh PLN karena lifetime nya yang lebih
dari 10 tahun (Rakhman, 2013)
𝟏 2.18
DF =
(𝟏+𝒊)𝒏
22
Setelah mendapatkan nilai buku aset alur kas bersih, maka dapat
ditentukan payback periode atau modal balik dengan cara membagi nilai total
investasi awal dengan alur kas bersih tadi dengan cara (J, 2012)
𝒏
𝑵𝑪𝑭
𝑵𝑷𝑽 = ∑ ( ) − 𝑰𝑨 2.19
(𝟏 + 𝒊)𝒏
𝒕=𝟏
23
BAB III
METODE PENELITIAN
24
3.1.4 Diagram Alir Penelitian
25
perumahan tersebut, yaitu rumah dengan tipe 36 dan rumah dengan tipe 45.
Total rumah yang dibangun dalam Kawasan Homenesty Residence tersebut
berjumlah 103 rumah, dengan tipe 36 sebanyak 46 rumah dan tipe 45 sebanyak
45 rumah. Dengan bantuan google maps dapat dilihat seperti ini, lokasi
perumahan Homenesty Residence seperti ini
26
3.2.1.1 Rumah Tipe 36
27
Tabel 3. 1 Data Beban Harian Rumah Tipe 36
28
luas atap dari ukuran bangunan, dapat kita tentukan bahwa rumah tipe 45 ini
memiliki luas 2 x 37,94 m2 . Dengan luas tiap sisinya yaitu 8 m x 4,74 m.
selanjutnya daya yang terpasang yaitu sebesar 2.200 VA sebagai acuan untuk
menentukan kapasitas panel surya serta jumlah pemakaian beban listrik sebagai
berikut
29
membagi perubahan daya panel surya akibat temperature dan daya maksimum
yang dihasilkan panel surya
Kapasitas panel surya yang terpasang dapat ditentukan dari total beban
listrik dari rumah. Namun tentu penentuan kapasitas ini juga harus melihat dari
segi area atap rumah sebagai pemasangan panel surya tersebut dengan
menggunakan persamaan 2.7
Dari jumlah panel yang terpasang pada PLTS rooftop, dapat kita
tentukan output untuk menghasilkan berapa tegangan dan berapa arus. Untuk
memperbesar arus maka panel surya dipasang secara parallel, sedangkan untuk
memperbesar tegangan maka panel surya dipasang secara seri. Adapun
perhitungannya menggunakan persamaan 2.9 , 2.10 , 2.11
30
Konsumen tetap diwajibkan membayar biaya abonemen sebesar RM
(rekening minimum) setiap bulannya yang besarannya tergantung kapasitas
daya tersambung dengan persamaan 2.14. dan pelanggan memiliki batasan
maksimum dalam kompensasi pengurangan tarif impor dengan persamaan 2.15
Ada beberapa kondisi dalam penentuan keputusan dari hasil Net Present
Value ini :
31
4. Jika NPV yang dihasilkan bernilai positif, maka perencanaan pembangunan
PLTS atap ini dapat dikatakan layak. Karena dapat dikatakan bahwa dari
hasil investasi pembangunan PLTS atap menghasilkan keuntungan bagi
pemilik rumah hingga periode yang ditentukan
5. Jika NPV yang dihasilkan bernilai negatif, maka perencanaan
pembangunan PLTS atap ini dapat dikatakan belum layak. Karena dapat
dikatakan bahwa dari hasil investasi pembangunan PLTS atap belum
menghasilkan keuntungan bagi pemilik rumah hingga periode yang
ditentukan
6. Jika NPV yang dihasilkan bernilai 0, maka perencanaan pembangunan
PLTS atap ini dapat dikatakan bahwa selama periode periode yang telah
ditentukan menghasilkan nilai yang sama dengan pengeluaran
Setelah mendapatkan nilai buku aset alur kas bersih, maka dapat
ditentukan payback periode atau modal balik dengan cara membagi nilai total
investasi awal dengan alur kas bersih tadi dengan persamaan 2.20
32
BAB IV
33
menyesuaikan dengan tegangan nominal PLN dan frekuensi PLN, sehingga
apabila plts atap dapat menghasilkan daya yang melebihi kapasitas beban,maka
daya akan diberikan ke jaringan PLN melalui kWh ekspor-impor. Dan apabila plts
atap tidak dapat menghasilkan daya yang cukup untuk menyuplai beban akibat
faktor yang tidak mendukung seperti mendung,iradiasi yang rendah,temperature
tidak stabil,dan Peak Sun Hour (PSH), maka daya akan disuplai oleh jaringan
PLN melalui kWh ekspor-impor. Adapun kWh ekspor-impor terpasang oleh pihak
PLN sudah termasuk dengan panel hubung bagi yang menggantikan kWh meter
yang lama. Apabila plts atap menghasilkan daya berlebih ,maka keadaan ini
disebut sebagai kondisi ekspor, dan sebaliknya jika beban disuplai PLN maka
keadaan ini disebt sebagai kondisi impor.
Tabel 4. 1 Datasheet Panel Surya BLD Solar 190 Wp & Inverter ABB UNO-DM-
2.0TL-PLUS 2000 W
= 105 V : 25,87 V
= 4,059 ≈ 5 buah
35
Arus String 1 = 1,25 x 8,31 A = 10,38 A ≈ 16 A
Dari perhitungan ini, maka akan menggunakan MCB DC dari merk Tomzn
16 A 440 V
(Sumber : https://www.tokopedia.com/fugastore/mcb-ac-10a-16a-20a-25a-32a-
tpn-1p-n-mini-circuit-breaker?whid=0)
36
pada suhu rata-rata 26,1 °𝐶 sehingga terjadi kenaikan temperature 1,1°𝐶. Dapat
kita tentukan pengurangan daya tersebut dengan rumus
𝑃𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑡 𝑛𝑎𝑖𝑘…°𝐶 = 0,5%⁄°C 𝑥 𝑃𝑀𝑃𝑃 𝑥 𝑘𝑒𝑛𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟𝑒 (°𝐶 )
= 0.5% per °C x 190 Wp x 1.1 °C
= 1,045 Wp
Setelah ditentukan pengurangan daya akibat temperature, dapat ditentukan
output maksimum panel surya dengan rumus
188,955 𝑊𝑝
= 190 𝑊𝑝
= 0,9945
Selanjutnya dengan melihat efisiensi panel surya dan efisiensi inverter pada
datasheet atau nameplate, didapat 12,94% panel surya dan 97% inverter,
sehingga kita dapat menentukan luas area array secara keseluruhan yang di
hasilkan
𝐸𝑙
𝑃𝑉𝑎𝑟𝑒𝑎 =
𝐺𝑎𝜈 𝑥 𝜂𝑝𝑣 𝑥 𝑇𝐶𝐹 𝑥 𝜂𝑜𝑢𝑡
6,719 𝑘𝑊ℎ
= 𝑘𝑊ℎ
3,86 2 𝑥 12,94% 𝑥 0,9945 𝑥 97%
𝑚
= 13,944 m2
Dengan luas area array 13,944 m2 dari luas area pemasangan panel surya
26,558 m2, sehingga secara teknis layak untuk diterapkan.
37
berdasarkan luas area array yang telah ditentukan, maka kita dapat
menentukan besar daya yang dibangkitkan pembangkit listrik tenaga surya
sebagai berikut
= 1.804,433 Wp
= 1,804 kWp
Dari hasil daya oleh PLTS sebesar 1,8 kWp ini , bahwa sebesar 1,076 kW
disuplai untuk beban dan 0,724 kW disuplai ke jaringan PLN
Panel surya yang digunakan PLTS atap ini menggunakan panel surya
berkapasitas 190 WP. Sehingga dapat kita tentukan jumlah panel surya yang di
perlukan dengan sebagai berikut
PWattpeak
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑙 𝑇𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 =
𝑃𝑚𝑝𝑝
1.804,433 Wp
=
190 𝑊𝑃
= 9,497017 ≈ 10 buah
maka energi ouput dari PLTS selama satu bulan pada bulan januari
saat PSH (rata-rata Peak Sun Hour 4,5 jam) adalah
38
𝑃𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑡 𝑛𝑎𝑖𝑘…°𝐶 = 0,5%⁄°C 𝑥 𝑃𝑀𝑃𝑃 𝑥 𝑘𝑒𝑛𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟𝑒 (°𝐶 )
= 0.5% per °C x 190 Wp x 1,4°C
= 1,33 Wp
Setelah ditentukan pengurangan daya akibat temperature, dapat ditentukan
output maksimum panel surya dengan rumus
188,67 𝑊𝑝
= 190 𝑊𝑝
= 0,993
Selanjutnya dengan melihat efisiensi panel surya dan efisiensi inverter pada
datasheet atau nameplate, didapat 12,94% panel surya dan 97% inverter,
sehingga kita dapat menentukan luas area array secara keseluruhan yang di
hasilkan
𝐸𝑙
𝑃𝑉𝑎𝑟𝑒𝑎 =
𝐺𝑎𝜈 𝑥 𝜂𝑝𝑣 𝑥 𝑇𝐶𝐹 𝑥 𝜂𝑜𝑢𝑡
6,719 𝑘𝑊ℎ
= 𝑘𝑊ℎ
3,93 2 𝑥 12,94% 𝑥 0,993 𝑥 97%
𝑚
= 13,717 m2
Dengan luas area array 13,717 m2 dari luas area pemasangan panel surya
26,558 m2, sehingga secara teknis layak untuk diterapkan.
39
berdasarkan luas area array yang telah ditentukan, maka kita dapat
menentukan besar daya yang dibangkitkan pembangkit listrik tenaga surya
sebagai berikut
= 1.774,970 Wp
= 1,774 kWp
Dari hasil daya oleh PLTS sebesar 1,774 kWp ini , bahwa sebesar 1,076 kW
disuplai untuk beban dan 0,698 kW disuplai ke jaringan PLN
Panel surya yang digunakan PLTS atap ini menggunakan panel surya
berkapasitas 190 WP. Sehingga dapat kita tentukan jumlah panel surya yang di
perlukan dengan sebagai berikut
PWattpeak
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑙 𝑇𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 =
𝑃𝑚𝑝𝑝
1.774,970 Wp
=
190 𝑊𝑃
= 9,341949322 ≈ 10 buah
maka energi ouput dari PLTS selama satu bulan pada bulan Februari
saat PSH (rata-rata Peak Sun Hour 4,5 jam) adalah
Eout PLTS Februari = Pwattpeak x PSH x total hari
= 1,774 kWp x 4,5 jam x 28 hari
= 223,646 kWh
40
pada suhu rata-rata 26,8 °𝐶 sehingga terjadi kenaikan temperature 1,8°𝐶. Dapat
kita tentukan pengurangan daya tersebut dengan rumus
𝑃𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑡 𝑛𝑎𝑖𝑘…°𝐶 = 0,5%⁄°C 𝑥 𝑃𝑀𝑃𝑃 𝑥 𝑘𝑒𝑛𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟𝑒 (°𝐶 )
= 0.5% per °C x 190 Wp x 1.8 °C
= 1,71 Wp
Setelah ditentukan pengurangan daya akibat temperature, dapat ditentukan
output maksimum panel surya dengan rumus
𝑃𝑀𝑃𝑃 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑛𝑎𝑖𝑘 𝑡°𝐶 = 𝑃𝑀𝑃𝑃 − 𝑃𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑛𝑎𝑖𝑘 𝑡°𝐶
= 190 Wp – 1,71 Wp
= 188,29 Wp
Dengan melihat perubahan output maksimum panel surya Ketika naik pada
temperatur 26,1 °𝐶,dapat pula kita tentukan Temperature Corection Factor (TCF)
dengan rumus
188,28 𝑊𝑝
= 190 𝑊𝑝
= 0,991
Selanjutnya dengan melihat efisiensi panel surya dan efisiensi inverter pada
datasheet atau nameplate, didapat 12,94% panel surya dan 97% inverter,
sehingga kita dapat menentukan luas area array secara keseluruhan yang di
hasilkan
𝐸𝑙
𝑃𝑉𝑎𝑟𝑒𝑎 =
𝐺𝑎𝜈 𝑥 𝜂𝑝𝑣 𝑥 𝑇𝐶𝐹 𝑥 𝜂𝑜𝑢𝑡
6,719 𝑘𝑊ℎ
= 𝑘𝑊ℎ
4,02 2 𝑥 12,94% 𝑥 0,991 𝑥 97%
𝑚
= 13,436 m2
Dengan luas area array 13,436 m2 dari luas area pemasangan panel surya
26,558 m2, sehingga secara teknis layak untuk diterapkan.
41
berdasarkan luas area array yang telah ditentukan, maka kita dapat
menentukan besar daya yang dibangkitkan pembangkit listrik tenaga surya
sebagai berikut
= 1.738,734 Wp
= 1,738 kWp
Dari hasil daya oleh PLTS sebesar 1,738 kWp ini , bahwa sebesar 1,076 kW
disuplai untuk beban dan 0,662 kW disuplai ke jaringan PLN
Panel surya yang digunakan PLTS atap ini menggunakan panel surya
berkapasitas 190 WP. Sehingga dapat kita tentukan jumlah panel surya yang di
perlukan dengan sebagai berikut
PWattpeak
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑙 𝑇𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 =
𝑃𝑚𝑝𝑝
1.738,734 WP
=
190 𝑊𝑃
= 9,151232688 ≈ 10 buah
maka energi ouput dari PLTS selama satu bulan pada bulan Maret saat
PSH (rata-rata Peak Sun Hour 4,5 jam) adalah
Eout PLTS Maret = Pwattpeak x PSH x total hari
= 1,738 kWp x 4,5 jam x 31 hari
= 242,553 kWh
4.1.1.4 Perhitungan output energi panel surya bulan April
dengan menggunakan data temperature rata-rata setiap bulan,dapat kita
hitung pengurangan daya maksimum panel surya karena berdasarkan literatur
yang didapat panel surya dapat bekerja dengan baik pada temperature 25oc,
42
pada suhu rata-rata 26,5 °𝐶 sehingga terjadi kenaikan temperature 1,5°𝐶. Dapat
kita tentukan pengurangan daya tersebut dengan rumus
𝑃𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑡 𝑛𝑎𝑖𝑘…°𝐶 = 0,5%⁄°C 𝑥 𝑃𝑀𝑃𝑃 𝑥 𝑘𝑒𝑛𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟𝑒 (°𝐶 )
= 0.5% per °C x 190 Wp x 1.5°C
= 1,425 WP
Setelah ditentukan pengurangan daya akibat temperature, dapat ditentukan
output maksimum panel surya dengan rumus
188,575𝑊𝑝
= 190 𝑊𝑝
= 0,9925
Selanjutnya dengan melihat efisiensi panel surya dan efisiensi inverter pada
datasheet atau nameplate, didapat 12,94% panel surya dan 97% inverter,
sehingga kita dapat menentukan luas area array secara keseluruhan yang di
hasilkan
𝐸𝑙
𝑃𝑉𝑎𝑟𝑒𝑎 =
𝐺𝑎𝜈 𝑥 𝜂𝑝𝑣 𝑥 𝑇𝐶𝐹 𝑥 𝜂𝑜𝑢𝑡
6,719 𝑘𝑊ℎ
= 𝑘𝑊ℎ
4,27 2 𝑥 12,94% 𝑥 0,9925 𝑥 97%
𝑚
= 12,631 m2
Dengan luas area array 12,631 m2 dari luas area pemasangan panel surya
26,558 m2, sehingga secara teknis layak untuk diterapkan.
43
berdasarkan luas area array yang telah ditentukan, maka kita dapat
menentukan besar daya yang dibangkitkan pembangkit listrik tenaga surya
sebagai berikut
= 1.634,461 Wp
= 1,634 kWp
Dari hasil daya oleh PLTS sebesar 1,634 kWp ini , bahwa sebesar 1,076 kW
disuplai untuk beban dan 0,558 kW disuplai ke jaringan PLN
Panel surya yang digunakan PLTS atap ini menggunakan panel surya
berkapasitas 190 WP. Sehingga dapat kita tentukan jumlah panel surya yang di
perlukan dengan sebagai berikut
PWattpeak
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑙 𝑇𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 =
𝑃𝑚𝑝𝑝
1634,460 Wp
=
190 𝑊𝑃
= 8,602425406 ≈ 9 buah
maka energi ouput dari PLTS selama satu bulan pada bulan April saat
PSH (rata-rata Peak Sun Hour 4,5 jam) adalah
Eout PLTS April = Pwattpeak x PSH x total hari
= 1,634 kWp x 4,5 jam x 30 hari
= 220,652 kWh
44
pada suhu rata-rata 27,5 °𝐶 sehingga terjadi kenaikan temperature 2,5°𝐶. Dapat
kita tentukan pengurangan daya tersebut dengan rumus
𝑃𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑡 𝑛𝑎𝑖𝑘…°𝐶 = 0,5%⁄°C 𝑥 𝑃𝑀𝑃𝑃 𝑥 𝑘𝑒𝑛𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟𝑒 (°𝐶 )
= 0.5% per °C x 190 Wp x 2,5 °C
= 2,375 Wp
Setelah ditentukan pengurangan daya akibat temperature, dapat ditentukan
output maksimum panel surya dengan rumus
187,625 𝑊𝑝
= 190 𝑊𝑝
= 0,987
Selanjutnya dengan melihat efisiensi panel surya dan efisiensi inverter pada
datasheet atau nameplate, didapat 12,94% panel surya dan 97% inverter,
sehingga kita dapat menentukan luas area array secara keseluruhan yang di
hasilkan
𝐸𝑙
𝑃𝑉𝑎𝑟𝑒𝑎 =
𝐺𝑎𝜈 𝑥 𝜂𝑝𝑣 𝑥 𝑇𝐶𝐹 𝑥 𝜂𝑜𝑢𝑡
6,719 𝑘𝑊ℎ
= 𝑘𝑊ℎ
4,22 2 𝑥 12,94% 𝑥 0,9875 𝑥 97%
𝑚
= 12,845 m2
Dengan luas area array 12,845 m2 dari luas area pemasangan panel surya
26,558 m2, sehingga secara teknis layak untuk diterapkan.
45
berdasarkan luas area array yang telah ditentukan, maka kita dapat
menentukan besar daya yang dibangkitkan pembangkit listrik tenaga surya
sebagai berikut
= 1.662,200 Wp
= 1,662 kWp
Dari hasil daya oleh PLTS sebesar 1,662 kWp ini , bahwa sebesar 1,076 kW
disuplai untuk beban dan 0,586 kW disuplai ke jaringan PLN
Panel surya yang digunakan PLTS atap ini menggunakan panel surya
berkapasitas 190 WP. Sehingga dapat kita tentukan jumlah panel surya yang di
perlukan dengan sebagai berikut
PWattpeak
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑙 𝑇𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 =
𝑃𝑚𝑝𝑝
1.662,200 Wp
=
190 𝑊𝑃
= 8,748422535 ≈ 9 buah
maka energi ouput dari PLTS selama satu bulan pada bulan Mei saat
PSH (rata-rata Peak Sun Hour 4,5 jam) adalah
Eout PLTS Mei = Pwattpeak x PSH x total hari
= 1,662 kWp x 4,5 jam x 31 hari
= 231,877 kWh
46
pada suhu rata-rata 26,8 °𝐶 sehingga terjadi kenaikan temperature 1,8°𝐶. Dapat
kita tentukan pengurangan daya tersebut dengan rumus
𝑃𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑡 𝑛𝑎𝑖𝑘…°𝐶 = 0,5%⁄°C 𝑥 𝑃𝑀𝑃𝑃 𝑥 𝑘𝑒𝑛𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟𝑒 (°𝐶 )
= 0.5% per °C x 190 Wp x 1.8 °C
= 1,71 Wp
Setelah ditentukan pengurangan daya akibat temperature, dapat ditentukan
output maksimum panel surya dengan rumus
188,29 𝑊𝑝
= 190 𝑊𝑝
= 0,991
Selanjutnya dengan melihat efisiensi panel surya dan efisiensi inverter pada
datasheet atau nameplate, didapat 12,94% panel surya dan 97% inverter,
sehingga kita dapat menentukan luas area array secara keseluruhan yang di
hasilkan
𝐸𝑙
𝑃𝑉𝑎𝑟𝑒𝑎 =
𝐺𝑎𝜈 𝑥 𝜂𝑝𝑣 𝑥 𝑇𝐶𝐹 𝑥 𝜂𝑜𝑢𝑡
6,719 𝑘𝑊ℎ
= 𝑘𝑊ℎ
4,2 2 𝑥 12,94% 𝑥 0,991 𝑥 97%
𝑚
= 12,861 m2
Dengan luas area array 12,861 m2 dari luas area pemasangan panel surya
26,558 m2, sehingga secara teknis layak untuk diterapkan.
47
berdasarkan luas area array yang telah ditentukan, maka kita dapat
menentukan besar daya yang dibangkitkan pembangkit listrik tenaga surya
sebagai berikut
= 1.664,217 Wp
= 1, 664 kWp
Dari hasil daya oleh PLTS sebesar 1,664 kWp ini , bahwa sebesar 1,076 kW
disuplai untuk beban dan 0,588 kW disuplai ke jaringan PLN
Panel surya yang digunakan PLTS atap ini menggunakan panel surya
berkapasitas 190 WP. Sehingga dapat kita tentukan jumlah panel surya yang di
perlukan dengan sebagai berikut
PWattpeak
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑙 𝑇𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 =
𝑃𝑚𝑝𝑝
1.664,217 Wp
=
190 𝑊𝑃
= 8,759037002 ≈ 9 buah
maka energi ouput dari PLTS selama satu bulan pada bulan Juni saat
PSH (rata-rata Peak Sun Hour 4,5 jam) adalah
48
pada suhu rata-rata 27,1 °𝐶 sehingga terjadi kenaikan temperature 2,1°𝐶. Dapat
kita tentukan pengurangan daya tersebut dengan rumus
𝑃𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑡 𝑛𝑎𝑖𝑘…°𝐶 = 0,5%⁄°C 𝑥 𝑃𝑀𝑃𝑃 𝑥 𝑘𝑒𝑛𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟𝑒 (°𝐶 )
= 0.5% per °C x 190 Wp x 2,1°C
= 1,995 Wp
Setelah ditentukan pengurangan daya akibat temperature, dapat ditentukan
output maksimum panel surya dengan rumus
188,005 𝑊𝑝
= 190 𝑊𝑝
= 0,989
Selanjutnya dengan melihat efisiensi panel surya dan efisiensi inverter pada
datasheet atau nameplate, didapat 12,94% panel surya dan 97% inverter,
sehingga kita dapat menentukan luas area array secara keseluruhan yang di
hasilkan
𝐸𝑙
𝑃𝑉𝑎𝑟𝑒𝑎 =
𝐺𝑎𝜈 𝑥 𝜂𝑝𝑣 𝑥 𝑇𝐶𝐹 𝑥 𝜂𝑜𝑢𝑡
6,719 𝑘𝑊ℎ
= 𝑘𝑊ℎ
4,38 2 𝑥 12,94% 𝑥 0,9895 𝑥 97%
𝑚
= 12,351 m2
Dengan luas area array 12,351 m2 dari luas area pemasangan panel surya
26,558 m2, sehingga secara teknis layak untuk diterapkan.
49
berdasarkan luas area array yang telah ditentukan, maka kita dapat
menentukan besar daya yang dibangkitkan pembangkit listrik tenaga surya
sebagai berikut
= 1.598,244 Wp
= 1,598 kWp
Dari hasil daya oleh PLTS sebesar 1,598 kWp ini , bahwa sebesar 1,076 kW
disuplai untuk beban dan 0,522 kW disuplai ke jaringan PLN
Panel surya yang digunakan PLTS atap ini menggunakan panel surya
berkapasitas 190 WP. Sehingga dapat kita tentukan jumlah panel surya yang di
perlukan dengan sebagai berikut
PWattpeak
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑙 𝑇𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 =
𝑃𝑚𝑝𝑝
1.598,244 Wp
=
190 𝑊𝑃
= 8,411808881 ≈ 9 buah
maka energi ouput dari PLTS selama satu bulan pada bulan Juli saat
PSH (rata-rata Peak Sun Hour 4,5 jam) adalah
Eout PLTS Juli = Pwattpeak x PSH x total hari
= 1,598 kWp x 4,5 jam x 31 hari
= 222,955 kWh
4.1.1.8 Perhitungan output energi panel surya bulan Agustus
dengan menggunakan data temperature rata-rata setiap bulan,dapat kita
hitung pengurangan daya maksimum panel surya karena berdasarkan literatur
yang didapat panel surya dapat bekerja dengan baik pada temperature 25oc,
50
pada suhu rata-rata 27,3°𝐶 sehingga terjadi kenaikan temperature 2,3°𝐶. Dapat
kita tentukan pengurangan daya tersebut dengan rumus
𝑃𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑡 𝑛𝑎𝑖𝑘…°𝐶 = 0,5%⁄°C 𝑥 𝑃𝑀𝑃𝑃 𝑥 𝑘𝑒𝑛𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟𝑒 (°𝐶 )
= 0.5% per °C x 190 Wp x 2,3 °C
= 2,185 Wp
Setelah ditentukan pengurangan daya akibat temperature, dapat ditentukan
output maksimum panel surya dengan rumus
187,815 𝑊𝑝
= 190 𝑊𝑝
= 0,988
Selanjutnya dengan melihat efisiensi panel surya dan efisiensi inverter pada
datasheet atau nameplate, didapat 12,94% panel surya dan 97% inverter,
sehingga kita dapat menentukan luas area array secara keseluruhan yang di
hasilkan
𝐸𝑙
𝑃𝑉𝑎𝑟𝑒𝑎 =
𝐺𝑎𝜈 𝑥 𝜂𝑝𝑣 𝑥 𝑇𝐶𝐹 𝑥 𝜂𝑜𝑢𝑡
6,719 𝑘𝑊ℎ
= 𝑘𝑊ℎ
4,53 2 𝑥 12,94% 𝑥 0,9885 𝑥 97%
𝑚
= 11,954 m2
Dengan luas area array 11,954 m2 dari luas area pemasangan panel surya
26,558 m2, sehingga secara teknis layak untuk diterapkan.
51
berdasarkan luas area array yang telah ditentukan, maka kita dapat
menentukan besar daya yang dibangkitkan pembangkit listrik tenaga surya
sebagai berikut
= 1.546,885011 Wp
= 1,546 kWp
Dari hasil daya oleh PLTS sebesar 1,546 kWp ini , bahwa sebesar 1,076 kW
disuplai untuk beban dan 0,470 kW disuplai ke jaringan PLN
Panel surya yang digunakan PLTS atap ini menggunakan panel surya
berkapasitas 190 WP. Sehingga dapat kita tentukan jumlah panel surya yang di
perlukan dengan sebagai berikut
PWattpeak
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑙 𝑇𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 =
𝑃𝑚𝑝𝑝
1.546,885011 Wp
=
190 𝑊𝑃
= 8,141500056 ≈ buah
maka energi ouput dari PLTS selama satu bulan pada bulan Agustus
saat PSH (rata-rata Peak Sun Hour 4,5 jam) adalah
52
𝑃𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑡 𝑛𝑎𝑖𝑘…°𝐶 = 0,5%⁄°C 𝑥 𝑃𝑀𝑃𝑃 𝑥 𝑘𝑒𝑛𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟𝑒 (°𝐶 )
= 0.5% per °C x 190 Wp x 1,4 °C
= 1,33 Wp
Setelah ditentukan pengurangan daya akibat temperature, dapat
ditentukan output maksimum panel surya dengan rumus
188,67 𝑊𝑝
= 190 𝑊𝑝
= 0,993
Selanjutnya dengan melihat efisiensi panel surya dan efisiensi inverter pada
datasheet atau nameplate, didapat 12,94% panel surya dan 97% inverter,
sehingga kita dapat menentukan luas area array secara keseluruhan yang di
hasilkan
𝐸𝑙
𝑃𝑉𝑎𝑟𝑒𝑎 =
𝐺𝑎𝜈 𝑥 𝜂𝑝𝑣 𝑥 𝑇𝐶𝐹 𝑥 𝜂𝑜𝑢𝑡
6,719 𝑘𝑊ℎ
= 𝑘𝑊ℎ
4,32 2 𝑥 12,94% 𝑥 0,993 𝑥 97%
𝑚
= 12,478 m2
Dengan luas area array 12,478 m2 dari luas area pemasangan panel surya
26,558 m2, sehingga secara teknis layak untuk diterapkan.
53
berdasarkan luas area array yang telah ditentukan, maka kita dapat
menentukan besar daya yang dibangkitkan pembangkit listrik tenaga surya
sebagai berikut
= 1.614,729 Wp
= 1,614 kWp
Dari hasil daya oleh PLTS sebesar 1,614 kWp ini , bahwa sebesar 1,076 kW
disuplai untuk beban dan 0,538 kW disuplai ke jaringan PLN
Panel surya yang digunakan PLTS atap ini menggunakan panel surya
berkapasitas 190 WP. Sehingga dapat kita tentukan jumlah panel surya yang di
perlukan dengan sebagai berikut
PWattpeak
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑙 𝑇𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 =
𝑃𝑚𝑝𝑝
1.614,729 Wp
=
190 𝑊𝑃
= 8,498578897≈ 9 buah
maka energi ouput dari PLTS selama satu bulan pada bulan September
saat PSH (rata-rata Peak Sun Hour 4,5 jam) adalah
Eout PLTS September = Pwattpeak x PSH x total hari
= 1,614 kWp x 4,5 jam x 30 hari
= 217,989 kWh
4.1.1.10 Perhitungan output energi panel surya bulan Oktober
dengan menggunakan data temperature rata-rata setiap bulan,dapat kita
hitung pengurangan daya maksimum panel surya karena berdasarkan literatur
yang didapat panel surya dapat bekerja dengan baik pada temperature 25oc,
54
pada suhu rata-rata 26,6°𝐶 sehingga terjadi kenaikan temperature 1,6°𝐶. Dapat
kita tentukan pengurangan daya tersebut dengan rumus
𝑃𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑡 𝑛𝑎𝑖𝑘…°𝐶 = 0,5%⁄°C 𝑥 𝑃𝑀𝑃𝑃 𝑥 𝑘𝑒𝑛𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟𝑒 (°𝐶 )
= 0.5% per °C x 190 Wp x 1,6°C
= 1,52 Wp
Setelah ditentukan pengurangan daya akibat temperature, dapat
ditentukan output maksimum panel surya dengan rumus
188,48 𝑊𝑝
= 190 𝑊𝑝
= 0,992
Selanjutnya dengan melihat efisiensi panel surya dan efisiensi inverter pada
datasheet atau nameplate, didapat 12,94% panel surya dan 97% inverter,
sehingga kita dapat menentukan luas area array secara keseluruhan yang di
hasilkan
𝐸𝑙
𝑃𝑉𝑎𝑟𝑒𝑎 =
𝐺𝑎𝜈 𝑥 𝜂𝑝𝑣 𝑥 𝑇𝐶𝐹 𝑥 𝜂𝑜𝑢𝑡
6,719 𝑘𝑊ℎ
= 𝑘𝑊ℎ
3,98 2 𝑥 12,94% 𝑥 0,992 𝑥 97%
𝑚
= 13,558 m2
Dengan luas area array 13,558 m2 dari luas area pemasangan panel
surya 26,558 m2, sehingga secara teknis layak untuk diterapkan.
55
berdasarkan luas area array yang telah ditentukan, maka kita dapat
menentukan besar daya yang dibangkitkan pembangkit listrik tenaga surya
sebagai berikut
= 1.754,439 Wp
= 1,754 kWp
Dari hasil daya oleh PLTS sebesar 1,754 kWp ini , bahwa sebesar 1,076 kW
disuplai untuk beban dan 0,678 kW disuplai ke jaringan PLN
Panel surya yang digunakan PLTS atap ini menggunakan panel surya
berkapasitas 190 WP. Sehingga dapat kita tentukan jumlah panel surya yang di
perlukan dengan sebagai berikut
PWattpeak
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑙 𝑇𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 =
𝑃𝑚𝑝𝑝
1.754,439 Wp
=
190 𝑊𝑃
= 9,233887129 ≈ 9 buah
maka energi ouput dari PLTS selama satu bulan pada bulan Oktober
saat PSH (rata-rata Peak Sun Hour 4,5 jam) adalah
56
pada suhu rata-rata 26 °𝐶 sehingga terjadi kenaikan temperature 1°𝐶. Dapat kita
tentukan pengurangan daya tersebut dengan rumus
𝑃𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑡 𝑛𝑎𝑖𝑘…°𝐶 = 0,5%⁄°C 𝑥 𝑃𝑀𝑃𝑃 𝑥 𝑘𝑒𝑛𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟𝑒 (°𝐶 )
= 0.5% per °C x 190 Wp x 1 °C
= 0,95 Wp
Setelah ditentukan pengurangan daya akibat temperature, dapat
ditentukan output maksimum panel surya dengan rumus
189,05 𝑊𝑝
= 190 𝑊𝑝
= 0,995
𝐸𝑙
𝑃𝑉𝑎𝑟𝑒𝑎 =
𝐺𝑎𝜈 𝑥 𝜂𝑝𝑣 𝑥 𝑇𝐶𝐹 𝑥 𝜂𝑜𝑢𝑡
6,719 𝑘𝑊ℎ
= 𝑘𝑊ℎ
3,95 2 𝑥 12,94% 𝑥 0,995 𝑥 97%
𝑚
= 13,620 m2
Dengan luas area array 13,620 m2 dari luas area pemasangan panel surya
26,558 m2, sehingga secara teknis layak untuk diterapkan.
57
berdasarkan luas area array yang telah ditentukan, maka kita dapat
menentukan besar daya yang dibangkitkan pembangkit listrik tenaga surya
sebagai berikut
= 1.762,433 Wp
= 1,762 kWp
Dari hasil daya oleh PLTS sebesar 1,762 kWp ini , bahwa sebesar 1,076 kW
disuplai untuk beban dan 0,686 kW disuplai ke jaringan PLN
Panel surya yang digunakan PLTS atap ini menggunakan panel surya
berkapasitas 190 WP. Sehingga dapat kita tentukan jumlah panel surya yang di
perlukan dengan sebagai berikut
PWattpeak
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑙 𝑇𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 =
𝑃𝑚𝑝𝑝
1.762,433 Wp
=
190 𝑊𝑃
= 9,275965602 ≈ 10 buah
maka energi ouput dari PLTS selama satu bulan pada bulan November
saat PSH (rata-rata Peak Sun Hour 4,5 jam) adalah
58
pada suhu rata-rata 26,3 °𝐶 sehingga terjadi kenaikan temperature 1,3°𝐶. Dapat
kita tentukan pengurangan daya tersebut dengan rumus
𝑃𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑡 𝑛𝑎𝑖𝑘…°𝐶 = 0,5%⁄°C 𝑥 𝑃𝑀𝑃𝑃 𝑥 𝑘𝑒𝑛𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟𝑒 (°𝐶 )
= 0.5% per °C x 190 Wp x 1.3 °C
= 1,235 Wp
Setelah ditentukan pengurangan daya akibat temperature, dapat
ditentukan output maksimum panel surya dengan rumus
188,765𝑝
= 190 𝑊𝑝
= 0,9935
𝐸𝑙
𝑃𝑉𝑎𝑟𝑒𝑎 =
𝐺𝑎𝜈 𝑥 𝜂𝑝𝑣 𝑥 𝑇𝐶𝐹 𝑥 𝜂𝑜𝑢𝑡
6,719 𝑘𝑊ℎ
= 𝑘𝑊ℎ
3,93 2 𝑥 12,94% 𝑥 0,9945 𝑥 97%
𝑚
= 14,721 m2
Dengan luas area array 14,721 m2 dari luas area pemasangan panel surya
26,558 m2, sehingga secara teknis layak untuk diterapkan.
59
berdasarkan luas area array yang telah ditentukan, maka kita dapat
menentukan besar daya yang dibangkitkan pembangkit listrik tenaga surya
sebagai berikut
= 1.904,951 Wp
= 1,904 kWp
Dari hasil daya oleh PLTS sebesar 1,904 kWp ini , bahwa sebesar 1,076 kW
disuplai untuk beban dan 0,828 kW disuplai ke jaringan PLN
Panel surya yang digunakan PLTS atap ini menggunakan panel surya
berkapasitas 190 WP. Sehingga dapat kita tentukan jumlah panel surya yang di
perlukan dengan sebagai berikut
PWattpeak
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑙 𝑇𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 =
𝑃𝑚𝑝𝑝
1.904,951 Wp
=
190 𝑊𝑃
= 10,02606115 ≈ 10 buah
maka energi ouput dari PLTS selama satu bulan pada bulan Desember
saat PSH (rata-rata Peak Sun Hour 4,5 jam) adalah
Eout PLTS Desember = Pwattpeak x PSH x total hari
= 1,904 kWp x 4,5 jam x 31 hari
= 265,741 kWh
Jadi total energi PLTS setiap bulannya dengan menggunakan panel
surya 190 WP dapat ditampilkan sebagai berikut
Tabel 4. 2 Kesimpulan Energi output PLTS Atap Tipe 36 Pada Tahun 2019
60
Maret 242,553
April 220,652
Mei 231,877
Juni 224,669
Juli 222,955
Agustus 215,790
September 217,989
Oktober 244,744
November 237,929
Desember 265,741
Total 2.764,460
= 140,35 kWh
= Rp 76.298,56
Rp 76.298,56
= Rp 229.319.72
4. Billing:
- Biaya Pemakaian:
61
- Rp PPJ = 3% x Rp 305.618,28 = Rp 9.168,54
- Materai = Rp 6.000
Perhitungan penjualan ke PLN termasuk dalam case “energi listrik dari PLTS
Atap (kWh Ekspor) lebih kecil dari energi jaringan PLN (kWh Impor)” sehingga
tidak ada sisa saldo untuk tagihan berikutnya
= 145,374 kWh
= Rp 76.298,56
Rp 76.298,56
= Rp 229.319.72
4. Billing:
- Biaya Pemakaian:
62
- Rp PPJ = 3% x Rp 305.618,28 = Rp 9.168,54
- Materai = Rp 6.000
= 157,659 kWh
= Rp76.298,56
Rp 76.298,56
= Rp 229.319.72
4. Billing:
- Biaya Pemakaian:
63
- Rp PPJ = 3% x Rp 305.618,28 = Rp 9.168,54
- Materai = Rp 6.000
= 143,424 kWh
= Rp 76.298,56
Rp 76.298,56
= Rp 229.319.72
4. Billing:
- Biaya Pemakaian:
64
- Rp PPJ = 3% x Rp 305.618,28 = Rp 9.168,54
- Materai = Rp 6.000
= 150,720 kWh
= Rp 76.298,56
Rp 76.298,56
= Rp 229.319.72
4. Billing:
- Biaya Pemakaian:
65
- Rp PPJ = 3% x Rp 305.618,28 = Rp 9.168,54
- Materai = Rp 6.000
= 146,035 kWh
= Rp 76.298,56
Rp 76.298,56
= Rp 229.319.72
4. Billing:
- Biaya Pemakaian:
66
- Rp PPJ = 3% x Rp 305.618,2839 = Rp 9.168,54
- Materai = Rp 6.000
= 144,920 kWh
= Rp 76.298,56
Rp 76.298,56
= Rp 229.319.72
4. Billing:
- Biaya Pemakaian:
67
- Rp PPJ = 3% x Rp 305.618,28 = Rp 9.168,54
- Materai = Rp 6.000
= 140,263 kWh
= Rp 76.298,56
Rp 76.298,56
= Rp 229.319,72
4. Billing:
- Biaya Pemakaian:
68
- Rp PPJ = 3% x Rp 305.618,28 = Rp 9.168,54
- Materai = Rp 6.000
= 141,692 kWh
= Rp 76.298,56
Rp 76.298,56
= Rp 229.319.72
4. Billing:
- Biaya Pemakaian:
69
- Rp PPJ = 3% x Rp 305.618,28 = Rp 9.168,54
- Materai = Rp 6.000
= 159.083 kWh
= Rp 76.298,56
Rp 76.298,56
= Rp 229.319.72
4. Billing:
- Biaya Pemakaian:
= Rp 233.420,35
70
= Rp 305.618,28
- Materai = Rp 6.000
= 154,653 kWh
= Rp 76.298,56
Rp 76.298,56
= Rp 229.319.72
4. Billing:
- Biaya Pemakaian:
71
b. Impor = 208,289 kWh x Rp 1.467,28 = Rp 305.618,28
- Materai = Rp 6.000
= 172,731 kWh
= Rp 76.298,56
Rp 76.298,56
= Rp 229.319,72
4. Billing:
- Biaya Pemakaian:
72
b. Impor = 208,289 kWh x Rp 1.467,28 = Rp 305.618,28
- Materai = Rp 6.000
Perhitungan penjualan ke PLN termasuk dalam case “energi listrik dari PLTS
Atap (kWh Ekspor) lebih kecil dari energi jaringan PLN (kWh Impor)” sehingga
tidak ada sisa saldo untuk tagihan berikutnya
Sehingga apabila kWh ekspor impor tersebut ditampilkan dalam tabel yaitu
sebagai berikut
Bulan Eout PLTS 65% Tagihan Impor Tarif Ekspor PV Biaya Tarif Dasar
190 Wp Ekspor dari PLN Listrik
(kWh) (kWh) Setelah offset
Januari 215,918 140,35 Rp 320.786,83 Rp 205.928,36 Rp 114.858,47
Februari 223,646 145,37 Rp 320.786,83 Rp 213.298,60 Rp 107.488,23
Maret 242,553 157,66 Rp 320.786,83 Rp 231.330,96 Rp 89.455,87
April 220,652 143,42 Rp 320.786,83 Rp 210.443,08 Rp 110.343,76
Mei 231,877 150,72 Rp 320.786,83 Rp 221.148,46 Rp 99.638,38
Juni 224,669 146,04 Rp 320.786,83 Rp 214.274,30 Rp 106.512,53
Juli 222,955 144,92 Rp 320.786,83 Rp 212.639,31 Rp 108.147,52
Agustus 215,790 140,26 Rp 320.786,83 Rp 205.806,27 Rp 114.980,57
September 217,989 141,69 Rp 320.786,83 Rp 207.902,65 Rp 112.884,18
Oktober 244,744 159,08 Rp 320.786,83 Rp 233.420,35 Rp 87.366,48
November 237,929 154,65 Rp 320.786,83 Rp 226.920,04 Rp 93.866,79
73
Desesmber 265,741 172,73 Rp 320.786,83 Rp 253.445,46 Rp 67.341,37
Total 2.764,460 1.796,90 Rp 3.849.442,0 Rp 2.636.557,84 Rp 1.212.884,15
Sehingga dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa dari tagihan listrik dapat
menghemat Rp 2.636.557,84 sehingga pelanggan PLTS atap rumah tipe 36
hanya membayar sebesar Rp 1.212.884,15 kepada PLN . dari perhitungan ini
dapat di berikan grafik persentase penghematan tagihan listrik PLN rumah tipe
36 Tahun 2019
32%
68%
74
4.1.3. Perhitungan ekonomis PLTS Atap Rumah Tipe 36
4.1.3.1 Perhitungan Investasi Sistem PLTS
Dalam menentukan biaya investasi dalam PLTS dapat dilihat
MCCB AC
dari Merk 1 Rp 48.000,00 Rp 48.000,00
Tomzn 16 A
230 V
Jumlah Rp 15.939.451,64
75
Tabel 4. 5 Tabel Arus Kas PLTS Atap Rumah Tipe 36
tahun investasi arus kas masuk arus kas keluar arus kas bersih Diskonto Factor 11% Present Value (NCF) Kumulatif
0 Rp 15.939.451,64 - - - 1,00 - -
1 - Rp 2.636.557,84 Rp 159.394,52 Rp 2.477.163,33 0,90 Rp 2.231.678,67 Rp 2.231.678,67
2 - Rp 2.636.557,84 Rp 158.054,52 Rp 2.478.503,33 0,81 Rp 2.011.608,90 Rp 4.243.287,58
3 - Rp 2.636.557,84 Rp 158.054,52 Rp 2.478.503,33 0,73 Rp 1.812.260,27 Rp 6.055.547,85
4 - Rp 2.636.557,84 Rp 158.054,52 Rp 2.478.503,33 0,66 Rp 1.632.666,91 Rp 7.688.214,76
5 - Rp 2.636.557,84 Rp 158.054,52 Rp 2.478.503,33 0,59 Rp 1.470.871,09 Rp 9.159.085,85
6 - Rp 2.636.557,84 Rp 158.054,52 Rp 2.478.503,33 0,53 Rp 1.325.109,09 Rp 10.484.194,94
7 - Rp 2.636.557,84 Rp 158.054,52 Rp 2.478.503,33 0,48 Rp 1.193.791,97 Rp 11.677.986,92
8 - Rp 2.636.557,84 Rp 158.054,52 Rp 2.478.503,33 0,43 Rp 1.075.488,27 Rp 12.753.475,18
9 - Rp 2.636.557,84 Rp 158.054,52 Rp 2.478.503,33 0,39 Rp 968.908,35 Rp 13.722.383,53
10 - Rp 2.636.557,84 Rp 158.054,52 Rp 2.478.503,33 0,35 Rp 872.890,40 Rp 14.595.273,93
11 - Rp 2.636.557,84 Rp 158.054,52 Rp 2.478.503,33 0,32 Rp 786.387,75 Rp 15.381.661,68
12 - Rp 2.636.557,84 Rp 158.054,52 Rp 2.478.503,33 0,29 Rp 708.457,43 Rp 16.090.119,11
13 - Rp 2.636.557,84 Rp 158.054,52 Rp 2.478.503,33 0,26 Rp 638.249,94 Rp 16.728.369,05
14 - Rp 2.636.557,84 Rp 158.054,52 Rp 2.478.503,33 0,23 Rp 574.999,95 Rp 17.303.369,00
15 - Rp 2.636.557,84 Rp 158.054,52 Rp 2.478.503,33 0,21 Rp 518.017,97 Rp 17.821.386,97
16 - Rp 2.636.557,84 Rp 158.054,52 Rp 2.478.503,33 0,19 Rp 466.682,85 Rp 18.288.069,82
17 - Rp 2.636.557,84 Rp 158.054,52 Rp 2.478.503,33 0,17 Rp 420.435,00 Rp 18.708.504,82
18 - Rp 2.636.557,84 Rp 158.054,52 Rp 2.478.503,33 0,15 Rp 378.770,27 Rp 19.087.275,10
19 - Rp 2.636.557,84 Rp 158.054,52 Rp 2.478.503,33 0,14 Rp 341.234,48 Rp 19.428.509,58
20 - Rp 2.636.557,84 Rp 158.054,52 Rp 2.478.503,33 0,12 Rp 307.418,45 Rp 19.735.928,03
= Rp 19.735.928,03 - Rp 15.939.451,64
= Rp 3.796.476,39
76
4.1.3.3 Payback period
= 3,5829 Tahun
= 4 tahun
77
a. Menentukan rangkaian panel surya
Dalam menentukan seri atau parallel suatu panel surya dapat melihat
datasheet dari panel surya dan datasheet inverter sebagai berikut
Tabel 4. 6 Spesifikasi Panel Surya BLD Solar 190 WP dan Inverter ABB UNO-
DM-3.3TL-PLUS
Efficiency Inverter 97 %
= 105 V : 25,87 V
= 5,41 ≈ 6 buah
= 580 V : 32,78 V
= 17,69 ≈ 18 buah
78
Max tegangan = 8 buah seri x 25,87 V = 206,96 V
79
Gambar 4. 6 Gambar MCCB AC dari Merk Tomzn 16 A 230 V
(Sumber : https://www.tokopedia.com/fugastore/mcb-ac-10a-16a-20a-
25a-32a-tpn-1p-n-mini-circuit-breaker?whid=0)
4.1.4.1 Perhitungan Output Energi Panel Surya Bulan Januari
dengan menggunakan data temperature rata-rata setiap bulan,dapat kita
hitung pengurangan daya maksimum panel surya karena berdasarkan literatur
yang didapat panel surya dapat bekerja dengan baik pada temperature 25 oc,
pada suhu rata-rata 26,1 °𝐶 sehingga terjadi kenaikan temperature 1,1°𝐶. Dapat
kita tentukan pengurangan daya tersebut dengan rumus
𝑃𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑡 𝑛𝑎𝑖𝑘…°𝐶 = 0,5%⁄°C 𝑥 𝑃𝑀𝑃𝑃 𝑥 𝑘𝑒𝑛𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟𝑒 (°𝐶 )
= 0.5% per °C x 190 Wp x 1.1 °C
= 1,045 Wp
Setelah ditentukan pengurangan daya akibat temperature, dapat
ditentukan output maksimum panel surya dengan rumus
188,955 𝑊𝑝
= 190 𝑊𝑝
= 0,9945
80
Selanjutnya dengan melihat efisiensi panel surya dan efisiensi inverter
pada datasheet atau nameplate, didapat 12,94% panel surya dan 97% inverter,
sehingga kita dapat menentukan luas area array secara keseluruhan yang di
hasilkan
𝐸𝑙
𝑃𝑉𝑎𝑟𝑒𝑎 =
𝐺𝑎𝜈 𝑥 𝜂𝑝𝑣 𝑥 𝑇𝐶𝐹 𝑥 𝜂𝑜𝑢𝑡
11,252 𝑘𝑊ℎ
= 𝑘𝑊ℎ
3,86 2 𝑥 12,94% 𝑥 0,9945 𝑥 97%
𝑚
= 23,352 m2
Dengan luas area array 23,352 m2 dari luas area pemasangan panel
surya 26,558 m2, sehingga secara teknis layak untuk diterapkan.
berdasarkan luas area array yang telah ditentukan, maka kita dapat
menentukan besar daya yang dibangkitkan pembangkit listrik tenaga surya
sebagai berikut
= 3.021,801 Wp
= 3,021 kWp
Dari hasil daya oleh PLTS sebesar 3,021 kWp ini , bahwa sebesar 2,148 kW
disuplai untuk beban dan 0,873 kW disuplai ke jaringan PLN
Panel surya yang digunakan PLTS atap ini menggunakan panel surya
berkapasitas 190 WP. Sehingga dapat kita tentukan jumlah panel surya yang di
perlukan dengan sebagai berikut
PWattpeak
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑙 𝑇𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 =
𝑃𝑚𝑝𝑝
3.021,801 Wp
=
190 𝑊𝑃
81
= 15,90421713 ≈ 16 buah
maka energi ouput dari PLTS selama satu bulan pada bulan januari
saat PSH (rata-rata Peak Sun Hour 4,5 jam) adalah
Eout PLTS Januari = Pwattpeak x PSH x total hari
= 3,021 kWp x 4,5 jam x 31 hari
= 380,747 kWh
4.1.4.2 Perhitungan Output Energi Panel Surya Bulan Februari
dengan menggunakan data temperature rata-rata setiap bulan,dapat kita
hitung pengurangan daya maksimum panel surya karena berdasarkan literatur
yang didapat panel surya dapat bekerja dengan baik pada temperature 25 oc,
pada suhu rata-rata 26,4 °𝐶 sehingga terjadi kenaikan temperature 1,4°𝐶. Dapat
kita tentukan pengurangan daya tersebut dengan rumus
𝑃𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑡 𝑛𝑎𝑖𝑘…°𝐶 = 0,5%⁄°C 𝑥 𝑃𝑀𝑃𝑃 𝑥 𝑘𝑒𝑛𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟𝑒 (°𝐶 )
= 0.5% per °C x 190 Wp x 1,4°C
= 1,33 Wp
Setelah ditentukan pengurangan daya akibat temperature, dapat
ditentukan output maksimum panel surya dengan rumus
188,67 𝑊𝑝
=
190 𝑊𝑝
= 0,993
82
Selanjutnya dengan melihat efisiensi panel surya dan efisiensi inverter
pada datasheet atau nameplate, didapat 12,94% panel surya dan 97% inverter,
sehingga kita dapat menentukan luas area array secara keseluruhan yang di
hasilkan
𝐸𝑙
𝑃𝑉𝑎𝑟𝑒𝑎 =
𝐺𝑎𝜈 𝑥 𝜂𝑝𝑣 𝑥 𝑇𝐶𝐹 𝑥 𝜂𝑜𝑢𝑡
11,252 𝑘𝑊ℎ
= 𝑘𝑊ℎ
3,93 2 𝑥 12,94% 𝑥 0,993 𝑥 97%
𝑚
= 22,971 m2
Dengan luas area array 22,971 m2 dari luas area pemasangan panel surya
26,558 m2, sehingga secara teknis layak untuk diterapkan.
berdasarkan luas area array yang telah ditentukan, maka kita dapat
menentukan besar daya yang dibangkitkan pembangkit listrik tenaga surya
sebagai berikut
= 2.972,461 Wp
= 2,972 kWp
Dari hasil daya oleh PLTS sebesar 2,972 kWp ini , bahwa sebesar 2,148 kW
disuplai untuk beban dan 0,824 kW disuplai ke jaringan PLN
Panel surya yang digunakan PLTS atap ini menggunakan panel surya
berkapasitas 190 WP. Sehingga dapat kita tentukan jumlah panel surya yang di
perlukan dengan sebagai berikut
PWattpeak
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑙 𝑇𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 =
𝑃𝑚𝑝𝑝
2.972,461 Wp
=
190 𝑊𝑃
83
= 15,64453249 ≈ 16 buah
maka energi ouput dari PLTS selama satu bulan pada bulan Februari
saat PSH (rata-rata Peak Sun Hour 4,5 jam) adalah
188,28 𝑊𝑝
=
190 𝑊𝑝
= 0,991
Selanjutnya dengan melihat efisiensi panel surya dan efisiensi inverter pada
datasheet atau nameplate, didapat 12,94% panel surya dan 97% inverter,
84
sehingga kita dapat menentukan luas area array secara keseluruhan yang di
hasilkan
𝐸𝑙
𝑃𝑉𝑎𝑟𝑒𝑎 =
𝐺𝑎𝜈 𝑥 𝜂𝑝𝑣 𝑥 𝑇𝐶𝐹 𝑥 𝜂𝑜𝑢𝑡
11,252 𝑘𝑊ℎ
= 𝑘𝑊ℎ
4,02 2 𝑥 12,94% 𝑥 0,991 𝑥 97%
𝑚
= 22,502 m2
Dengan luas area array 22,502 m2 dari luas area pemasangan panel surya
26,558 m2, sehingga secara teknis layak untuk diterapkan.
berdasarkan luas area array yang telah ditentukan, maka kita dapat
menentukan besar daya yang dibangkitkan pembangkit listrik tenaga surya
sebagai berikut
= 2.911,778 Wp
= 2,911 kWp
Dari hasil daya oleh PLTS sebesar 2,911 kWp ini , bahwa sebesar 2,148 kW
disuplai untuk beban dan 0,763 kW disuplai ke jaringan PLN
Panel surya yang digunakan PLTS atap ini menggunakan panel surya
berkapasitas 190 WP. Sehingga dapat kita tentukan jumlah panel surya yang di
perlukan dengan sebagai berikut
PWattpeak
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑙 𝑇𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 =
𝑃𝑚𝑝𝑝
2.911,778 WP
=
190 𝑊𝑃
= 15,32514812 ≈ 16 buah
85
maka energi ouput dari PLTS selama satu bulan pada bulan Maret saat
PSH (rata-rata Peak Sun Hour 4,5 jam) adalah
188,575𝑊𝑝
= 190 𝑊𝑝
= 0,9925
Selanjutnya dengan melihat efisiensi panel surya dan efisiensi inverter pada
datasheet atau nameplate, didapat 12,94% panel surya dan 97% inverter,
86
sehingga kita dapat menentukan luas area array secara keseluruhan yang di
hasilkan
𝐸𝑙
𝑃𝑉𝑎𝑟𝑒𝑎 =
𝐺𝑎𝜈 𝑥 𝜂𝑝𝑣 𝑥 𝑇𝐶𝐹 𝑥 𝜂𝑜𝑢𝑡
11,252 𝑘𝑊ℎ
= 𝑘𝑊ℎ
4,27 2 𝑥 12,94% 𝑥 0,9925 𝑥 97%
𝑚
= 21,152 m2
Dengan luas area array 21,152 m2 dari luas area pemasangan panel surya
26,558 m2, sehingga secara teknis layak untuk diterapkan.
berdasarkan luas area array yang telah ditentukan, maka kita dapat
menentukan besar daya yang dibangkitkan pembangkit listrik tenaga surya
sebagai berikut
= 2.737,156 Wp
= 2,737 kWp
Dari hasil daya oleh PLTS sebesar 2,737 kWp ini , bahwa sebesar 2,148 kW
disuplai untuk beban dan 0,589 kW disuplai ke jaringan PLN
Panel surya yang digunakan PLTS atap ini menggunakan panel surya
berkapasitas 190 WP. Sehingga dapat kita tentukan jumlah panel surya yang di
perlukan dengan sebagai berikut
PWattpeak
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑙 𝑇𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 =
𝑃𝑚𝑝𝑝
2.737,156 Wp
=
190 𝑊𝑃
= 14,40608583 ≈ 15 buah
87
maka energi ouput dari PLTS selama satu bulan pada bulan April saat
PSH (rata-rata Peak Sun Hour 4,5 jam) adalah
187,625 𝑊𝑝
= 190 𝑊𝑝
= 0,9875
88
sehingga kita dapat menentukan luas area array secara keseluruhan yang di
hasilkan
𝐸𝑙
𝑃𝑉𝑎𝑟𝑒𝑎 =
𝐺𝑎𝜈 𝑥 𝜂𝑝𝑣 𝑥 𝑇𝐶𝐹 𝑥 𝜂𝑜𝑢𝑡
11,252 𝑘𝑊ℎ
= 𝑘𝑊ℎ
4,22 2 𝑥 12,94% 𝑥 0,9875 𝑥 97%
𝑚
= 21,511 m2
Dengan luas area array 21,511 m2 dari luas area pemasangan panel
surya 26,558 m2, sehingga secara teknis layak untuk diterapkan.
berdasarkan luas area array yang telah ditentukan, maka kita dapat
menentukan besar daya yang dibangkitkan pembangkit listrik tenaga surya
sebagai berikut
= 2.783,610 Wp
= 2,783 kWp
Dari hasil daya oleh PLTS sebesar 2,783 kWp ini , bahwa sebesar 2,148 kW
disuplai untuk beban dan 0,635 kW disuplai ke jaringan PLN
Panel surya yang digunakan PLTS atap ini menggunakan panel surya
berkapasitas 190 WP. Sehingga dapat kita tentukan jumlah panel surya yang di
perlukan dengan sebagai berikut
PWattpeak
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑙 𝑇𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 =
𝑃𝑚𝑝𝑝
2.783,610 Wp
=
190 𝑊𝑃
= 14,6505805 ≈ 15 buah
89
maka energi ouput dari PLTS selama satu bulan pada bulan Mei saat
PSH (rata-rata Peak Sun Hour 4,5 jam) adalah
188,29 𝑊𝑝
= 190 𝑊𝑝
= 0,991
Selanjutnya dengan melihat efisiensi panel surya dan efisiensi inverter pada
datasheet atau nameplate, didapat 12,94% panel surya dan 97% inverter,
90
sehingga kita dapat menentukan luas area array secara keseluruhan yang di
hasilkan
𝐸𝑙
𝑃𝑉𝑎𝑟𝑒𝑎 =
𝐺𝑎𝜈 𝑥 𝜂𝑝𝑣 𝑥 𝑇𝐶𝐹 𝑥 𝜂𝑜𝑢𝑡
11,252 𝑘𝑊ℎ
= 𝑘𝑊ℎ
4,2 2 𝑥 12,94% 𝑥 0,991 𝑥 97%
𝑚
= 21,537 m2
Dengan luas area array 21,537 m2 dari luas area pemasangan panel surya
26,558 m2, sehingga secara teknis layak untuk diterapkan.
berdasarkan luas area array yang telah ditentukan, maka kita dapat
menentukan besar daya yang dibangkitkan pembangkit listrik tenaga surya
sebagai berikut
= 2.786,987 Wp
= 2,786 kWp
Dari hasil daya oleh PLTS sebesar 2,786 kWp ini , bahwa sebesar 2,148 kW
disuplai untuk beban dan 0,638 kW disuplai ke jaringan PLN
Panel surya yang digunakan PLTS atap ini menggunakan panel surya
berkapasitas 190 WP. Sehingga dapat kita tentukan jumlah panel surya yang di
perlukan dengan sebagai berikut
PWattpeak
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑙 𝑇𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 =
𝑃𝑚𝑝𝑝
2.786,987 Wp
=
190 𝑊𝑃
91
maka energi ouput dari PLTS selama satu bulan pada bulan Juni saat
PSH (rata-rata Peak Sun Hour 4,5 jam) adalah
188,005 𝑊𝑝
= 190 𝑊𝑝
= 0,9895
Selanjutnya dengan melihat efisiensi panel surya dan efisiensi inverter pada
datasheet atau nameplate, didapat 12,94% panel surya dan 97% inverter,
92
sehingga kita dapat menentukan luas area array secara keseluruhan yang di
hasilkan
𝐸𝑙
𝑃𝑉𝑎𝑟𝑒𝑎 =
𝐺𝑎𝜈 𝑥 𝜂𝑝𝑣 𝑥 𝑇𝐶𝐹 𝑥 𝜂𝑜𝑢𝑡
11,252 𝑘𝑊ℎ
= 𝑘𝑊ℎ
4,38 2 𝑥 12,94% 𝑥 0,9895 𝑥 97%
𝑚
= 20,683 m2
Dengan luas area array 20,683 m2 dari luas area pemasangan panel surya
26,558 m2, sehingga secara teknis layak untuk diterapkan.
berdasarkan luas area array yang telah ditentukan, maka kita dapat
menentukan besar daya yang dibangkitkan pembangkit listrik tenaga surya
sebagai berikut
= 2.676,505 Wp
= 2,676 kWp
Dari hasil daya oleh PLTS sebesar 2,676 kWp ini , bahwa sebesar 2,148 kW
disuplai untuk beban dan 0,528 kW disuplai ke jaringan PLN
Panel surya yang digunakan PLTS atap ini menggunakan panel surya
berkapasitas 190 WP. Sehingga dapat kita tentukan jumlah panel surya yang di
perlukan dengan sebagai berikut
PWattpeak
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑙 𝑇𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 =
𝑃𝑚𝑝𝑝
2.676,505 Wp
=
190 𝑊𝑃
= 14,08686911 ≈ 15 buah
93
maka energi ouput dari PLTS selama satu bulan pada bulan Juli saat
PSH (rata-rata Peak Sun Hour 4,5 jam) adalah
187,815 𝑊𝑝
= 190 𝑊𝑝
= 0,9885
Selanjutnya dengan melihat efisiensi panel surya dan efisiensi inverter pada
datasheet atau nameplate, didapat 12,94% panel surya dan 97% inverter,
94
sehingga kita dapat menentukan luas area array secara keseluruhan yang di
hasilkan
𝐸𝑙
𝑃𝑉𝑎𝑟𝑒𝑎 =
𝐺𝑎𝜈 𝑥 𝜂𝑝𝑣 𝑥 𝑇𝐶𝐹 𝑥 𝜂𝑜𝑢𝑡
11,252 𝑘𝑊ℎ
= 𝑘𝑊ℎ
4,53 2 𝑥 12,94% 𝑥 0,9885 𝑥 97%
𝑚
= 20,019 m2
Dengan luas area array 20,019 m2 dari luas area pemasangan panel surya
26,558 m2, sehingga secara teknis layak untuk diterapkan.
berdasarkan luas area array yang telah ditentukan, maka kita dapat
menentukan besar daya yang dibangkitkan pembangkit listrik tenaga surya
sebagai berikut
= 2.590,497 Wp
= 2,590 kWp
Dari hasil daya oleh PLTS sebesar 2,590 kWp ini , bahwa sebesar 2,148 kW
disuplai untuk beban dan 0,442 kW disuplai ke jaringan PLN
Panel surya yang digunakan PLTS atap ini menggunakan panel surya
berkapasitas 190 WP. Sehingga dapat kita tentukan jumlah panel surya yang di
perlukan dengan sebagai berikut
PWattpeak
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑙 𝑇𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 =
𝑃𝑚𝑝𝑝
2.590,497 Wp
=
190 𝑊𝑃
= 13,63419536 ≈ 14 buah
95
maka energi ouput dari PLTS selama satu bulan pada bulan Agustus
saat PSH (rata-rata Peak Sun Hour 4,5 jam) adalah
188,67 𝑊𝑝
= 190 𝑊𝑝
= 0,993
96
sehingga kita dapat menentukan luas area array secara keseluruhan yang di
hasilkan
𝐸𝑙
𝑃𝑉𝑎𝑟𝑒𝑎 =
𝐺𝑎𝜈 𝑥 𝜂𝑝𝑣 𝑥 𝑇𝐶𝐹 𝑥 𝜂𝑜𝑢𝑡
11,252 𝑘𝑊ℎ
= 𝑘𝑊ℎ
4,32 2 𝑥 12,94% 𝑥 0,993 𝑥 97%
𝑚
= 20,019 m2
Dengan luas area array 20,897 m2 dari luas area pemasangan panel surya
26,558 m2, sehingga secara teknis layak untuk diterapkan.
berdasarkan luas area array yang telah ditentukan, maka kita dapat
menentukan besar daya yang dibangkitkan pembangkit listrik tenaga surya
sebagai berikut
= 2.704,113 Wp
= 2,704 kWp
Dari hasil daya oleh PLTS sebesar 2,704 kWp ini , bahwa sebesar 2,148 kW
disuplai untuk beban dan 0,556 kW disuplai ke jaringan PLN
Panel surya yang digunakan PLTS atap ini menggunakan panel surya
berkapasitas 190 WP. Sehingga dapat kita tentukan jumlah panel surya yang di
perlukan dengan sebagai berikut
PWattpeak
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑙 𝑇𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 =
𝑃𝑚𝑝𝑝
2.704,113 Wp
=
190 𝑊𝑃
= 14,23217886 ≈ 15 buah
97
maka energi ouput dari PLTS selama satu bulan pada bulan September
saat PSH (rata-rata Peak Sun Hour 4,5 jam) adalah
188,48 𝑊𝑝
= 190 𝑊𝑝
= 0,992
Selanjutnya dengan melihat efisiensi panel surya dan efisiensi inverter pada
datasheet atau nameplate, didapat 12,94% panel surya dan 97% inverter,
98
sehingga kita dapat menentukan luas area array secara keseluruhan yang di
hasilkan
𝐸𝑙
𝑃𝑉𝑎𝑟𝑒𝑎 =
𝐺𝑎𝜈 𝑥 𝜂𝑝𝑣 𝑥 𝑇𝐶𝐹 𝑥 𝜂𝑜𝑢𝑡
11,252 𝑘𝑊ℎ
= 𝑘𝑊ℎ
3,98 2 𝑥 12,94% 𝑥 0,992 𝑥 97%
𝑚
= 22,705 m2
Dengan luas area array 22,705 m2 dari luas area pemasangan panel surya
26,558 m2, sehingga secara teknis layak untuk diterapkan.
berdasarkan luas area array yang telah ditentukan, maka kita dapat
menentukan besar daya yang dibangkitkan pembangkit listrik tenaga surya
sebagai berikut
= 2.938,077 Wp
= 2,938 kWp
Dari hasil daya oleh PLTS sebesar 2,938 kWp ini , bahwa sebesar 2,148 kW
disuplai untuk beban dan 0,790 kW disuplai ke jaringan PLN
Panel surya yang digunakan PLTS atap ini menggunakan panel surya
berkapasitas 190 WP. Sehingga dapat kita tentukan jumlah panel surya yang di
perlukan dengan sebagai berikut
PWattpeak
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑙 𝑇𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 =
𝑃𝑚𝑝𝑝
2.938,077 Wp
=
190 𝑊𝑃
= 15,46356571 ≈ 16 buah
99
maka energi ouput dari PLTS selama satu bulan pada bulan Oktober
saat PSH (rata-rata Peak Sun Hour 4,5 jam) adalah
189,05 𝑊𝑝
= 190 𝑊𝑝
= 0,995
Selanjutnya dengan melihat efisiensi panel surya dan efisiensi inverter pada
datasheet atau nameplate, didapat 12,94% panel surya dan 97% inverter,
100
sehingga kita dapat menentukan luas area array secara keseluruhan yang di
hasilkan
𝐸𝑙
𝑃𝑉𝑎𝑟𝑒𝑎 =
𝐺𝑎𝜈 𝑥 𝜂𝑝𝑣 𝑥 𝑇𝐶𝐹 𝑥 𝜂𝑜𝑢𝑡
11,252 𝑘𝑊ℎ
= 𝑘𝑊ℎ
3,95 2 𝑥 12,94% 𝑥 0,995 𝑥 97%
𝑚
= 22,808 m2
Dengan luas area array 22,808m2 dari luas area pemasangan panel surya 26,558
m2, sehingga secara teknis layak untuk diterapkan.
berdasarkan luas area array yang telah ditentukan, maka kita dapat
menentukan besar daya yang dibangkitkan pembangkit listrik tenaga surya
sebagai berikut
= 2.951,466 Wp
= 2,951 kWp
Dari hasil daya oleh PLTS sebesar 2,951 kWp ini , bahwa sebesar 2,148 kW
disuplai untuk beban dan 0,803 kW disuplai ke jaringan PLN
Panel surya yang digunakan PLTS atap ini menggunakan panel surya
berkapasitas 190 WP. Sehingga dapat kita tentukan jumlah panel surya yang di
perlukan dengan sebagai berikut
PWattpeak
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑙 𝑇𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 =
𝑃𝑚𝑝𝑝
2.951,466 Wp
=
190 𝑊𝑃
= 15,53403259 ≈ 16 buah
101
maka energi ouput dari PLTS selama satu bulan pada bulan November
saat PSH (rata-rata Peak Sun Hour 4,5 jam) adalah
188,765𝑝
= 190 𝑊𝑝
= 0,9935
Selanjutnya dengan melihat efisiensi panel surya dan efisiensi inverter pada
datasheet atau nameplate, didapat 12,94% panel surya dan 97% inverter,
102
sehingga kita dapat menentukan luas area array secara keseluruhan yang di
hasilkan
𝐸𝑙
𝑃𝑉𝑎𝑟𝑒𝑎 =
𝐺𝑎𝜈 𝑥 𝜂𝑝𝑣 𝑥 𝑇𝐶𝐹 𝑥 𝜂𝑜𝑢𝑡
11,252 𝑘𝑊ℎ
= 𝑘𝑊ℎ
3,93 2 𝑥 12,94% 𝑥 0,9945 𝑥 97%
𝑚
= 24,653 m2
Dengan luas area array 24,653m2 dari luas area pemasangan panel surya 26,558
m2, sehingga secara teknis layak untuk diterapkan.
berdasarkan luas area array yang telah ditentukan, maka kita dapat
menentukan besar daya yang dibangkitkan pembangkit listrik tenaga surya
sebagai berikut
= 3.190,134 Wp
= 3,190 kWp
Dari hasil daya oleh PLTS sebesar 3,190 kWp ini , bahwa sebesar 2,148 kW
disuplai untuk beban dan 1,042 kW disuplai ke jaringan PLN
Panel surya yang digunakan PLTS atap ini menggunakan panel surya
berkapasitas 190 WP. Sehingga dapat kita tentukan jumlah panel surya yang di
perlukan dengan sebagai berikut
PWattpeak
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑙 𝑇𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 =
𝑃𝑚𝑝𝑝
3.190,134 Wp
=
190 𝑊𝑃
= 16,79018307 ≈ 17 buah
103
maka energi ouput dari PLTS selama satu bulan pada bulan Desember
saat PSH (rata-rata Peak Sun Hour 4,5 jam) adalah
= 247,485 kWh
= Rp 1.467,28/kWh
= Rp 76.298,56
104
= (337,56 kWh x Rp 1.467,28/kWh) –
Rp 76.298,56
= Rp 418.997,03
4. Billing:
- Biaya Pemakaian:
= Rp 363.130,56
= Rp 495.295,04
105
Sehingga apabila kWh ekspor impor tersebut ditambilkan dalam tabel yaitu
sebagai berikut
Eout
65% Biaya Tarif Dasar
PLTS Tagihan Impor
Bulan Ekspor Tarif Ekspor PV Listrik Setelah
190 Wp dari PLN
(kWh) Offset
(kWh)
Januari 380,747 247,49 Rp 495.295,04 Rp 363.130,56 Rp 153.023,33
Februari 374,530 243,44 Rp 495.295,04 Rp 357.201,35 Rp 158.952,54
Maret 406,193 264,03 Rp 495.295,04 Rp 387.399,31 Rp 128.754,58
April 369,516 240,19 Rp 495.295,04 Rp 352.419,33 Rp 163.734,56
Mei 388,314 252,40 Rp 495.295,04 Rp 370.347,14 Rp 145.806,75
Juni 376,243 244,56 Rp 495.295,04 Rp 358.835,31 Rp 157.318,58
Juli 373,372 242,69 Rp 495.295,04 Rp 356.097,27 Rp 160.056,62
Agustus 361,374 234,89 Rp 495.295,04 Rp 344.654,28 Rp 171.499,61
September 365,055 237,29 Rp 495.295,04 Rp 348.165,01 Rp 167.988,88
Oktober 409,862 266,41 Rp 495.295,04 Rp 390.898,32 Rp 125.255,57
November 398,448 258,99 Rp 495.295,04 Rp 380.012,55 Rp 136.141,34
Desember 445,024 289,27 Rp 495.295,04 Rp 424.433,44 Rp 91.720,45
Total 4648,679 3.021,6 Rp 5.943.540,4 Rp 4.433.593,86 Rp 1.760.252,80
Sehingga dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa dari tagihan listrik dapat
menghemat Rp 4.433.593,86 sehingga pelanggan PLTS atap rumah tipe 36
hanya membayar sebesar Rp 1.760.252,80 kepada PLN . dari perhitungan ini
dapat di berikan grafik persentase penghematan tagihan listrik PLN rumah tipe
45 Tahun 2019
106
Persentase Penghematan Tagihan
Listrik PLN Rumah Tipe 45 Tahun
2019
MCCB AC
dari Merk
Tomzn 16 A 1 Rp 48.000,00 Rp 48.000,00
230 V
Jumlah Rp 19.257.164,35
= Rp 33.791.084,38 – Rp 19.257.364,35
= Rp 14.533.920,04
108
Dari perhitungan ini dengan hasilnya positif, dapat diketahui bahwa
investasi PLTS pada rumah tipe 45 dapat dikatakan layak untuk dibangun.
Adapun rincian perhitungan Net Present Value diatas yaitu arus kas masuk
diambil dari tarif ekspor PLTS, arus kas keluar diambil dari biaya operasional dan
maintenance sebesar 1% dan biaya impor dari PLN
= 2,5552 Tahun
= 3 tahun
109
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari perencanaan diatas dapat kita ditarik kesimpulan bahwa
5.2 Saran
1 Untuk perencanaan PLTS atap selanjutnya diharapkan dengan dibantu
oleh software homer atau pvsyst sebagai alat bantu dalam penyelesaian
PLTS rooftop ini
2 Untuk Perencanaan PLTS atap selanjutnya diharapkan menggunakan
perhitungan secara setiap jam untuk menentukan kWh impor dan kWh
ekspor secara real time
110
DAFTAR PUSTAKA
111
(Persero). Jakarta: Menteri Energi Sumber Daya Mineral Republik
Indonesia.
Prayogi, A. A., 2018. Perancangan Sistem Pembangkit Listrik Hybrid (PLN
Solarcell)) Pada Gedung Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Indonesia Menggunakan Homer. Yogyakarta: Universitas
Islam Indonesia.
Rakhman, A., 2013. Jenis Sistem PLTS. [Online]
Available at: https://rakhman.net/power-plants-id/jenis-sistem-plts/
Utama, S. A. R., 2015. Optimali Daya Dengan Sistem Hybrida (Surya - Diesel) di
Pulau Salemo Sulawesi Selatan. Jakarta: STT PLN.
112
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Personal
NIM : 201611053
Nama : Iqbal Apryanto Nugroho
Tempat / Tanggal Lahir : Singkawang / 10 April 1998
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Menikah
Program Studi : S1 Teknik Elektro
Alamat : Jl. Pahlawan Gg Gusti Abidin no 69 Singkawang
Tengah,Singkawang,Kalimantan Barat
Nomor Telepon : 0856-5445-3333
Email : iqbalapryanto@gmail.com
JENJANG NAMA LEMBAGA JURUSAN TAHUN
LULUS
SD SD IT Nurul Islam - 2010
SMP SMPN 3 - 2013
Singkawang
SMA SMAN 3 IPA 2016
Singkawang
Demikianlah daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.
Jakarta, 23 Juli 2020
Mahasiswa Ybs.
113
LAMPIRAN LAMPIRAN
Lampiran 1 Spesifikasi dan Daftar Harga Panel Surya
114
Lampiran 2 Spesifikasi dan Daftar Harga Inverter ABB UNO 1,3 kW
115
Lampiran 3 Spesifikasi dan Daftar Harga Inverter ABB UNO 3.3 kW
116
Lampiran 4 Daftar Harga MCB DC dan MCCB AC
(Sumber : https://shopee.co.id/BAYAR-DI-TEMPAT-MCB-DC-2-P-25A-DC-440-
V-Sirkuit-breaker-MCB-C-curve-TERBATAS-Kode-1-Kode-2-Kode-
i.161745666.4541551779)
(Sumber : https://www.tokopedia.com/fugastore/mcb-ac-10a-16a-20a-25a-32a-
tpn-1p-n-mini-circuit-breaker?whid=0)
117
Lampiran 5 Tampilan Perhitungan Oleh Program Microsoft Excel
Tipe rumah Panjang (m) Lebar (m) Luas (m^2)
Luas Bangunan Tipe 36 6 x 6 36
Luas Atap Rumah Tipe 36 7 x 4,743 = 33,198
luas pv 26,559
arah pv menghadap selatan
Bulan P saat suhu naik Pmpp saat naik TCF PV Area P Watt Peak Jumlah Energi Out PV (Wh)/hari Energi Out PV (Wh)/bulan
Januari 1,045 188,955 0,995 13,945 1.804,433 9,497 6.965,112 215.918,479
februari 1,330 188,670 0,993 13,717 1.774,970 9,342 7.987,367 223.646,267
maret 1,710 188,290 0,991 13,437 1.738,734 9,151 7.824,304 242.553,422
april 1,425 188,575 0,993 12,631 1.634,461 8,602 7.355,074 220.652,212
mei 2,375 187,625 0,988 12,845 1.662,200 8,748 7.479,901 231.876,939
juni 1,710 188,290 0,991 12,861 1.664,217 8,759 7.488,977 224.669,299
juli 1,995 188,005 0,990 12,351 1.598,244 8,412 7.192,097 222.954,994
agustus 2,185 187,815 0,989 11,954 1.546,885 8,142 6.960,983 215.790,459
september 1,330 188,670 0,993 12,479 1.614,730 8,499 7.266,285 217.988,549
oktober 1,520 188,480 0,992 13,558 1.754,439 9,234 7.894,973 244.744,178
november 0,950 189,050 0,995 13,620 1.762,433 9,276 7.930,951 237.928,518
desember 1,235 188,765 0,994 14,721 1.904,952 10,026 8.572,282 265.740,751
2.764.464
Bulan KWH Ekspor (kWh) status ekspor impor ppj tagihan sblm offset pengurangan tagihan
Januari 140,35 impor Rp 205.928,36 Rp 305.618,28 Rp 9.168,55 Rp 320.786,83 Rp 114.858,47
februari 145,37 impor Rp 213.298,60 Rp 305.618,28 Rp 9.168,55 Rp 320.786,83 Rp 107.488,23
maret 157,66 impor Rp 231.330,96 Rp 305.618,28 Rp 9.168,55 Rp 320.786,83 Rp 89.455,87
april 143,42 Impor Rp 210.443,08 Rp 305.618,28 Rp 9.168,55 Rp 320.786,83 Rp 110.343,76
mei 150,72 impor Rp 221.148,46 Rp 305.618,28 Rp 9.168,55 Rp 320.786,83 Rp 99.638,38
juni 146,04 impor Rp 214.274,30 Rp 305.618,28 Rp 9.168,55 Rp 320.786,83 Rp 106.512,53
juli 144,92 impor Rp 212.639,31 Rp 305.618,28 Rp 9.168,55 Rp 320.786,83 Rp 108.147,52
agustus 140,26 impor Rp 205.806,27 Rp 305.618,28 Rp 9.168,55 Rp 320.786,83 Rp 114.980,57
september 141,69 impor Rp 207.902,65 Rp 305.618,28 Rp 9.168,55 Rp 320.786,83 Rp 112.884,18
oktober 159,08 impor Rp 233.420,35 Rp 305.618,28 Rp 9.168,55 Rp 320.786,83 Rp 87.366,48
november 154,65 Impor Rp 226.920,04 Rp 305.618,28 Rp 9.168,55 Rp 320.786,83 Rp 93.866,79
desember 172,73 impor Rp 253.445,46 Rp 305.618,28 Rp 9.168,55 Rp 320.786,83 Rp 67.341,37
1796,90 Rp 2.636.557,84 Rp 3.667.419,41 Rp 3.849.441,99 Rp 1.212.884,15
tahun investasi arus kas masuk arus kas keluar arus kas bersih Diskonto Factor 11% Present Value (NCF) Kumulatif
0 Rp 15.939.451,64 - - - 1,00 - -
1 - Rp 2.636.557,84 Rp 159.394,52 Rp 2.477.163,33 0,90 Rp 2.231.678,67 Rp 2.231.678,67
2 - Rp 2.636.557,84 Rp 158.054,52 Rp 2.478.503,33 0,81 Rp 2.011.608,90 Rp 4.243.287,58
3 - Rp 2.636.557,84 Rp 158.054,52 Rp 2.478.503,33 0,73 Rp 1.812.260,27 Rp 6.055.547,85
4 - Rp 2.636.557,84 Rp 158.054,52 Rp 2.478.503,33 0,66 Rp 1.632.666,91 Rp 7.688.214,76
5 - Rp 2.636.557,84 Rp 158.054,52 Rp 2.478.503,33 0,59 Rp 1.470.871,09 Rp 9.159.085,85
6 - Rp 2.636.557,84 Rp 158.054,52 Rp 2.478.503,33 0,53 Rp 1.325.109,09 Rp 10.484.194,94
7 - Rp 2.636.557,84 Rp 158.054,52 Rp 2.478.503,33 0,48 Rp 1.193.791,97 Rp 11.677.986,92
8 - Rp 2.636.557,84 Rp 158.054,52 Rp 2.478.503,33 0,43 Rp 1.075.488,27 Rp 12.753.475,18
9 - Rp 2.636.557,84 Rp 158.054,52 Rp 2.478.503,33 0,39 Rp 968.908,35 Rp 13.722.383,53
10 - Rp 2.636.557,84 Rp 158.054,52 Rp 2.478.503,33 0,35 Rp 872.890,40 Rp 14.595.273,93
11 - Rp 2.636.557,84 Rp 158.054,52 Rp 2.478.503,33 0,32 Rp 786.387,75 Rp 15.381.661,68
12 - Rp 2.636.557,84 Rp 158.054,52 Rp 2.478.503,33 0,29 Rp 708.457,43 Rp 16.090.119,11
13 - Rp 2.636.557,84 Rp 158.054,52 Rp 2.478.503,33 0,26 Rp 638.249,94 Rp 16.728.369,05
14 - Rp 2.636.557,84 Rp 158.054,52 Rp 2.478.503,33 0,23 Rp 574.999,95 Rp 17.303.369,00
15 - Rp 2.636.557,84 Rp 158.054,52 Rp 2.478.503,33 0,21 Rp 518.017,97 Rp 17.821.386,97
16 - Rp 2.636.557,84 Rp 158.054,52 Rp 2.478.503,33 0,19 Rp 466.682,85 Rp 18.288.069,82
17 - Rp 2.636.557,84 Rp 158.054,52 Rp 2.478.503,33 0,17 Rp 420.435,00 Rp 18.708.504,82
18 - Rp 2.636.557,84 Rp 158.054,52 Rp 2.478.503,33 0,15 Rp 378.770,27 Rp 19.087.275,10
19 - Rp 2.636.557,84 Rp 158.054,52 Rp 2.478.503,33 0,14 Rp 341.234,48 Rp 19.428.509,58
20 - Rp 2.636.557,84 Rp 158.054,52 Rp 2.478.503,33 0,12 Rp 307.418,45 Rp 19.735.928,03
118
Tipe rumah Panjang (m) Lebar (m) Luas (m^2)
Luas Bangunan Tipe 45 7,5 x 6 = 45
Luas Atap Rumah 45 8 x 4,742640687 = 37,9411255
Luas PV 30,3529004 3040
arah pv menghadap selatan
Bulan P saat suhu naik Pmpp saat naik TCF PV Area P Watt Peak Jumlah Energi Out PV (Wh)/hari Energi Out PV (Wh)/bulan
Januari 1,045 188,955 0,995 23,352 3.021,801 15,904 13.598,106 380.746,958
februari 1,330 188,670 0,993 22,971 2.972,461 15,645 13.376,075 374.530,108
maret 1,710 188,290 0,991 22,502 2.911,778 15,325 13.103,002 406.193,051
april 1,425 188,575 0,993 21,153 2.737,156 14,406 12.317,203 369.516,101
mei 2,375 187,625 0,988 21,512 2.783,610 14,651 12.526,246 388.313,636
juni 1,710 188,290 0,991 21,538 2.786,988 14,668 12.541,444 376.243,333
juli 1,995 188,005 0,990 20,684 2.676,505 14,087 12.044,273 373.372,466
agustus 2,185 187,815 0,989 20,019 2.590,497 13,634 11.657,237 361.374,348
september 1,330 188,670 0,993 20,897 2.704,114 14,232 12.168,513 365.055,388
oktober 1,520 188,480 0,992 22,705 2.938,077 15,464 13.221,349 409.861,809
november 0,950 189,050 0,995 22,809 2.951,466 15,534 13.281,598 398.447,936
desember 1,235 188,765 0,994 24,653 3.190,135 16,790 14.355,607 445.023,802
4.648.678,936
tahun investasi arus kas masuk arus kas keluar arus kas bersih Diskonto Factor 11%Present Value (NCF) Kumulatif
0 Rp 19.257.164,35 - - - 1,00 -
1 - Rp 4.433.593,86 Rp 192.571,64 Rp 4.241.022,22 0,90 Rp 3.820.740,73 Rp 3.820.740,73
2 - Rp 4.433.593,86 Rp 189.961,64 Rp 4.243.632,22 0,81 Rp 3.444.227,10 Rp 7.264.967,84
3 - Rp 4.433.593,86 Rp 189.961,64 Rp 4.243.632,22 0,73 Rp 3.102.907,30 Rp 10.367.875,14
4 - Rp 4.433.593,86 Rp 189.961,64 Rp 4.243.632,22 0,66 Rp 2.795.411,98 Rp 13.163.287,12
5 - Rp 4.433.593,86 Rp 189.961,64 Rp 4.243.632,22 0,59 Rp 2.518.389,17 Rp 15.681.676,30
6 - Rp 4.433.593,86 Rp 189.961,64 Rp 4.243.632,22 0,53 Rp 2.268.819,08 Rp 17.950.495,37
7 - Rp 4.433.593,86 Rp 189.961,64 Rp 4.243.632,22 0,48 Rp 2.043.981,15 Rp 19.994.476,52
8 - Rp 4.433.593,86 Rp 189.961,64 Rp 4.243.632,22 0,43 Rp 1.841.424,46 Rp 21.835.900,98
9 - Rp 4.433.593,86 Rp 189.961,64 Rp 4.243.632,22 0,39 Rp 1.658.940,95 Rp 23.494.841,93
10 - Rp 4.433.593,86 Rp 189.961,64 Rp 4.243.632,22 0,35 Rp 1.494.541,40 Rp 24.989.383,33
11 - Rp 4.433.593,86 Rp 189.961,64 Rp 4.243.632,22 0,32 Rp 1.346.433,69 Rp 26.335.817,03
12 - Rp 4.433.593,86 Rp 189.961,64 Rp 4.243.632,22 0,29 Rp 1.213.003,33 Rp 27.548.820,35
13 - Rp 4.433.593,86 Rp 189.961,64 Rp 4.243.632,22 0,26 Rp 1.092.795,79 Rp 28.641.616,14
14 - Rp 4.433.593,86 Rp 189.961,64 Rp 4.243.632,22 0,23 Rp 984.500,71 Rp 29.626.116,86
15 - Rp 4.433.593,86 Rp 189.961,64 Rp 4.243.632,22 0,21 Rp 886.937,58 Rp 30.513.054,44
16 - Rp 4.433.593,86 Rp 189.961,64 Rp 4.243.632,22 0,19 Rp 799.042,86 Rp 31.312.097,30
17 - Rp 4.433.593,86 Rp 189.961,64 Rp 4.243.632,22 0,17 Rp 719.858,44 Rp 32.031.955,73
18 - Rp 4.433.593,86 Rp 189.961,64 Rp 4.243.632,22 0,15 Rp 648.521,11 Rp 32.680.476,85
19 - Rp 4.433.593,86 Rp 189.961,64 Rp 4.243.632,22 0,14 Rp 584.253,26 Rp 33.264.730,10
20 - Rp 4.433.593,86 Rp 189.961,64 Rp 4.243.632,22 0,12 Rp 526.354,28 Rp 33.791.084,39
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
INSTITUT TEKNOKOLOGI PLN
134
13 Konsultasi mengenai metode penyelesaian
Januari Unit Commitment pada PLTS dan PLTD
2020 menggunakan Dinamic Programming
135
20 Juli Pengambilan data dengan menggunakan
2020 metode observasi beban penggunaan listrik
dan luas atap rumah Bapak Yunus Ali pada
Perumahan Homenesty Residence
Singkawang
21 Juli Pengajuan perubahan Tema Skripsi Dari
2020 Perencanaan PLTS pada kampus IT PLN
menjadi perencanaan PLTS rooftop ongrid
pada area Kawasan perumahan
menggunakan kWh Ekspor Impor
22 Juli Perhitungan kapasitas panel yang terpasang
2020 pada rumah tipe 36 dan tipe 45 beserta
menghitung energi yang dihasilkan selama
setahun
Keterangan :
1. Konsultasi Tugas Akhir minimal 12 (dua belas) kali pertemuan termasuk
konsultasi Proposal Tugas Akhir
2. Meliputi Konsultasi,Judul.Tema,Materi,Metode
Penyelesaian,Pengujian,Analisis Hasil,Kesimpulan
3. Setiap konsultasi lembar ini harus dibawa dan di PARAF oleh pembimbing
136
INSTITUT TEKNOKOLOGI PLN
LEMBAR BIMBINGAN SKRIPSI
137
13 Konsultasi mengenai metode penyelesaian
Januari Unit Commitment pada PLTS dan PLTD
2020 menggunakan Dinamic Programming
138
Perumahan Homenesty Residence
Singkawang
139