Anda di halaman 1dari 58

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Alhamudulillah, Puji Syukur dipanjatkan kepada Allah SWT yang telah


melimpahkan Rahmat-Nya dan Hidayah-Nya sehingga membuat penulis bisa
menyelesaikan laporan kegiatan mini project yang berjudul “Survey Mawas Diri
(Surveilans dan Ruamah serta Lingkunagn) Upaya Kesehatan Masyarakat
Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi Tahun 2018”. Dimana kegiatan ini
sebagai syarat Program Internsip Dokter Indonesia.
Terima Kasih yang sebesar-besarnya tidak lupa penulis ucapkan kepada
pihak-pihak yang membantu dan memberikan dukungan dalam terlaksananya
kegiatan mini project dan penyusunan laporan ini, terutama kepada:
1. dr. Ririn, selaku Kepala Puskesmas Mrican dan dr. Yeni Rusmawati,
selaku Dokter pendamping kegiatan Dokter Internsip di Puskesmas.
2. Para kader di Desa Ngrambe yang telah membantu dalam proses
penyebaran kuesioner dan pengumpulannya.
3. Semua teman-teman sejawat dan semua pihak yang membantu
terselesaikannya kegiatan dan laporan mini project ini.
Penulisan laporan ini masih jauh dari kata sempurna sehingga di dalamnya
masih diperlukan banyak kritik dan saran dari pembaca. Semoga laporan ini bisa
banyak memberikan manfaat khususnya tambahan informasi dan pengetahuan
dibidang kesehatan lingkungan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

i
HALAMAN PENGESAHAN

Disusun dan diajukan oleh:

dr. Yuli Triretno

Telah dipresentasikan dan disetujui Mini Project dengan judul:

SURVEY MAWAS DIRI (SURVEILANS DAN RUMAH SERTA


LINGKUNGAN) UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT KECAMATAN
NGRAMBE, KABUPATEN NGAWI TAHUN 2018

Hari/Tanggal :

Tempat : Puskesmas Ngrambe, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur

Disetujui dan disahkan oleh:

Dokter Pendamping

dr. Yeni Rusmawati

ii
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... iii

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Pernyataan Masalah ..................................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 4

TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................................5

A. Puskesmas .................................................................................................... 5

B. Survey Mawas Diri (SMD) .......................................................................... 8

C. Upaya Kesehatan ........................................................................................ 12

METOLOGI PENELITIAN ...............................................................................21

A. JenisdanRancanganPenelitian .................................................................... 21

B. LokasidanWaktu Penelitian ....................................................................... 21

HASIL PENELITIAN .........................................................................................24

A. Data Sosiodermografik Kelurahan ............................................................. 24

B. Hasil Survey Mawas Diri ........................................................................... 33

PEMBAHASAN ...................................................................................................48

A. Kependudukan............................................................................................ 48

B. Pelayanan dan Pembiayaan Kesehatan ...................................................... 48

C. KIA, KB, Imunisasi dan Gizi ..................................................................... 48

D. Rumah dan lingkungan .............................................................................. 50

iii
E. Perilaku Anggota Keluarga dan Surveillance ............................................ 50

F. Program kesehatan Lansia.......................................................................... 51

KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................52

A. Kesimpulan ................................................................................................ 52

B. Saran ........................................................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................53

LAMPIRAN ..........................................................................................................54

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan kebutuhan yang esensial dari setiap


individu, keluarga, masyarakat dan juga merupakan perwujudan dari
tingkat kesejahteraan suatu masyarakat atau bangsa. Seperti yang
dijelaskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 tentang kesehatan.Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah
satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita
bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Untuk mencapai
cita-cita tersebut dilakukanlah pembangunan kesehatan yang bertujuan
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi tingginya
sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif
secara sosial dan ekonomi.

Bebagai upaya telah dilakukan untuk mencapai kesejahteraan di


bidang kesehatan, salah satunya adalah dengan menyelenggarakan
pembangunan kesehatan secara terpadu dan menyeluruh diseluruh wilayah
indonesia. Jika dilihat dari sasaran strategi kementrian kesehatan yang
harus dicapai pada tahun 2014 dan target Millenium Development Goals
(MDGs) pada tahun 2015 masih banyak hal yang harus ditingkatkan lagi
untuk mencapai kesejahteraan tersebut.

Menurut H.L Blum, derajat kesehatan dipengaruhi oleh 4 macam


faktor yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik. Faktor
lingkungan dan perilaku merupakan faktor terbesar yang berpengaruh
terhadap tinggi rendahnya derajat kesehatan. Dilihat dari Angka Kematian

1
Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), Umur Harapan Hidup
(UHH),hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007
menunjukan AKI 228 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB 32 per 1000
kelahiran hidup menurut SDKI 2012.

Faktor kedua yang mempengaruhi derajat kesehatan adalah


pelayanan kesehatan yang bermutu. Pelayanan kesehatan yang bermutu ini
dapat dilihat dari kualitas Puskesmas sebagai unit pelayanan dasar
kesehatan masyarakat. Puskesmas ini merupakan suatu organisasi yang
bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan yang berada di garda terdepan
dan mempunyai misi sebagai pusat pengembang pelayanan kesehatan
secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di suatu wilayah kerja
tertentu.

Berdasarkan data terakhir dari Departemen Kesehatan Republik


Indonesia jumlah Puskesmas yang terdaftar adalah sebanyak 9.705, terdiri
dari 3.364 Puskesmas perawatan (Puskesmas DTP) dan 6.341 Puskesmas
non perawatan (Puskesmas Non DTP). Sedangkan untuk di provinsi Jawa
Timur sendiri terdapat 960 Puskesmas yang terdiri dari 519 Puskesmas
perawantan (Puskesmas DTP) dan 441 Puskesmas non perawatan
(Puskesmas non DTP).

Kota Ngawi memiliki 24 Puskesmas yang terdiri dari 8 Puskesmas


dengan perawatan dan 16 Puskesmas tanpa perawatan. Salah satunya
adalah Puskesmas Ngrambe yang merupakan satu dari delapan Puskesmas
yang berada di wilayah Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi. Luas
wilayah kerja Puskesmas Ngrambe meliputi 57.49 km2 yang terdiri dari 14
Desa, yaitu Desa Babadan, Desa cepoko, Desa Giriharjo, Desa
Hargomulyo, Desa Krandegan, Desa Manisharjo, Desa Mendiro, Desa
Ngrambe, Desa Pucangan, Desa Sambirejo, Desa Setono, Desa
Sidomulyo, Desa Tawangrejo, dan Desa Wakah.

2
Penelitian yang dilakukan penulis pada saat ini adalah Survey
Mawas Diri (SMD) khususnya pada Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM). Survey Mawas Diri yaitu survey yang dilakukan secara rutin
untuk mengetahui permasalahan dan potensi kesehatan di masyarakat.
Informasi gambaran, kebijakan dan arah pembangunan yang didapatkan
melalui survey ini sangat berguna bagi identifikasi masalah dan masukan
untuk pemecahan masalah kesehatan di masyarakat.

B. Pernyataan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah yaitu


puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan masyarakat merupakan salah
satu penentu derajat kesehatan masyarakat, oleh karena itu perlu diadakan
Survey Mawas Diri (SMD). Pelaksanaan Survey Mawas Diri diharapkan
dapat membantu dalam mengetahui permasalahan-permasalahan kesehatan
yang ada pada masyarakat khususnya pada penelitian ini di wilayah kerja
Puskesmas Ngrambe sehingga masalah-masalah tersebut dapat segera teratasi
dan tercapainya kualitas hidup yang lebih baik.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan dilakukan penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran


permasalahan dan potensi kesehatan yang terdapat di wilayah kerja
Puskesmas Ngrambe yaitu Kelurahan Ngrambe, Kota Ngawi.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui permasalahan dan potensi kesehatan mengenai akses


pelayanan dan pembiayaan kesehatan
b. Mengetahui permasalahan dan potensi kesehatan mengenai Kesehatan Ibu
dan Anak

3
c. Mengetahui permasalahan dan potensi kesehatan mengenai Keluarga
Berencana (KB)
d. Mengetahui permasalahan dan potensi kesehatan mengenai Gizi
masyarakat
e. Mengetahui permasalahan dan potensi kesehatan mengenai Surveilens
penyakit
f. Mengetahui permasalahan dan potensi kesehatan mengenai Rumah dan
lingkungan
g. Mengetahui permasalahan dan potensi kesehatan mengenai perilaku hidup
bersih dan sehat di anggota keluarga

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Puskesmas

a. Hasil laporan ini dapat memberikan informasi yang relevan berupa


gambaran masalah kesehatan yang terdapat di Kecamatan Ngrambe
b. Hasil laporan ini dapat dijadikan masukan untuk membuat usulan dalam
perencanaan pelayanan dan kegiatan kesehatan selanjutnya.

2. Bagi Penulis

Meningkatkan pengetahuan penulis tentang bagaimana cara


pelaksanaan Survey Mawas Diri (SMD) dan pentingnya pelaksanaan
Survey Mawas Diri untuk mengetahui permasalahan dan potensi kesehatan
di masyarakat

3. Bagi Masyarakat

Hasil evaluasi ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan


dan wawasan mengenai kesehatan masyarakat di Kecamatan Ngrambe,
Kabupaten Ngawi.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Puskesmas

1. Definisi Puskesmas

Menurut Departemen Kesehatan RI 1991, Puskesmas adalah


organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan
kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat dan
memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di
wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten


atau kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan disuatu wilayah kerja. Secara nasional standar wilayah kerja
puskesmas adalah satu kecamatan. Apabila di satu kecamatan terdapat lebih
dari satu puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar
puskesmas dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah desa atau
kelurahan atau dusun (Depkes RI, 2003).

Menurut KEPMENKES RI No. 128/MENKES/SK/II/2004,


Puskesmas adalah UPTD kesehatan kabupaten/ kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.

Selain dengan adanya puskesmas, juga terdapat satuan penunjang dari


puskesmas antara lain:

a. Puskesmas Pembantu

Puskesmas Pembantu yaitu unit pelayanan kesehatan yang


sederhana dan berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan

5
kegiatan-kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam ruang lingkup wilayah
yang lebih kecil.

b. Puskesmas Keliling

Puskesmas Keliling yaitu unit pelayanan kesehatan keliling yang


dilengkapi dengan kendaraan bermotor dan peralatan kesehatan,
peralatan komunikasi serta sejumlah tenaga yang berasal dari puskesmas.
Dengan fungsi dan tugas yaitu memberi pelayanan kesehatan daerah
terpencil, melakukan penyelidikan KLB, transport rujukan pasien, dan
penyuluhan kesehatan dengan audiovisual.

c. Bidan Desa

Bagi desa yang belum ada fasilitas pelayanan kesehatan


ditempatkan seorang bidan yang bertempat tinggal di desa tersebut dan
bertanggung jawab kepada kepala puskesmas. Wilayah kerjanya dengan
jumlah penduduk 3.000 orang. Adapun tugas utama bidan desa yaitu :

1) Membina PSM (Peran Serta Masyarakat)


2) Memberikan pelayanan
3) Menerima rujukan dari masyarakat

2. Visi dan Misi Puskesmas

Menjadi pusesmas terbaik dengan pelayanan kesehatan yang bermutu,


terpadu, serta menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Meningkatkan
kualitas pelayanan melalui sesuai standar mutu di tahun 2013.
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang meliputi kegiatan promotif,
propentif, kuratif dan rehabilitatif.

Memberikan pelayanan kesehatan yang manusiawi dengan landasan


kasih bagi seluruh lapisan masyarakat, tanpa membedakan ras, agama dan

6
status sosial budaya. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam bidang
kesehatan untuk mencapai masyarakat yang mandiri dan siaga.

Puskesmas Wawonasa juga menjalin kemitraan dengan pihak-pihak


terkait sebagai upaya peningkatan dan pengembangan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat. Meningkatkan kualitas SDM yang terkait dalam
pemberian pelayanan kesehatan melalui peningkatan pengetahuan dan
keterampilan serta peningkatan kesejahteraan.

3. Fungsi Puskesmas

Berdasarkan pedoman kerja puskesmas yang disusun Departemen Kesehatan


(1990) memiliki empat fungsi dasar, yaitu:

a. Preventif (pencegahan penyakit)


b. Promotif ( peningkatan kesehatan)
c. Kuratif (pengobatan penyakit)
d. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)

Selain itu fungsi pokok puskesmas :

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan


2. Pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga dalam pembangunan
kesehatan
3. Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama

Peran puskesmas yaitu sebagai lembaga kesehatan yang menjangkau


masyarakat diwilayah terkecil dalam hal pengorganisasian masyarakat serta
peran aktif masyarakat dalam penyelenggaraan kesehatan secara mandiri.

7
B. Survey Mawas Diri (SMD)

1. Pengertian Survei Mawas Diri (SMD)

Survei Mawas Diri adalah kegiatan pengenalan, pengumpulan dan


pengkajian masyarakat kesehatan yang dilakukan oleh penanggung jawab
petugas SMD, kader dan tokok masyarakat setempat dibawah bimbingan
kepala Desa/Kelurahan dan petugas kesehatan (petugas Puskesmas, Bidan di
Desa). Survei Mawas Diri adalah pengenalan, pengumpulan, pengkajian
masalah kesehatan pekerja untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat
pekerja mengenai kesehatan kerja.

2. Tujuan Survei Mawas Diri (SMD)

a. Dilaksanakannya pengumpulan data, masalah kesehatan,


lingkungan dan perilaku.
b. Mengkaji dan menganalisis masalah kesehatan, lingkungan dan
perilaku yang paling menonjol di masyarakat.
c. Mengiventarisasi sumber daya masyarakat yang dapat mendukung
upaya mengatasi masalah kesehatan.
d. Diperolehnya dukungan kepala desa/kelurahan dan pemuka
masyarakat dalam pelaksanaan penggerakan dan pemberdayaan
masyarakat di Desa Siaga.

3. Pentingnya pelaksanaan Survei Mawas Diri (SMD)

a. Agar masyarakat menjadi sadar akan adanya masalah, karena mereka


sendiri yang melakukan pengumpulan fakta & data,
b. Untuk mengetahui besarnya masalah yang ada dilingkungannya
sendiri,
c. Untuk menggali sumber daya yang ada / dimiliki desa
d. Hasil SMD dapat digunakan sebagai dasar untuk menyusun
pemecahan masalah yang dihadapi.
8
4. Sasaran Survei Mawas Diri (SMD)

Sasaran SMD adalah semua rumah yang ada di desa/kelurahan atau


menetapkan sampel rumah dilokasi tertentu (± 100 rumah) yang dapat
menggambarkan kondisi masalah kesehatan, lingkungan dan perilaku pada
umumnya di desa/kelurahan.

5. Pelaksana Survei Mawas Diri (SMD)

a. Petugas SMD yang bertanggung jawab langsung tentang SMD dengan


cara pengumpulan data (menyusun daftar pertanyaan sederhana),
pengamatan, cara pengolahan/analisa data sederhana & cara penyajian
secara langsung.
b. Kader yang telah dilatih tentang apa SMD, cara pengumpulan data
(menyusun daftar pertanyaan sederhana), cara pengamatan, cara
pengolahan/analisa data sederhana & cara penyajian
c. Tokoh masyarakat di desa

6. Cara Pelaksanaan Survei Mawas Diri (SMD)

a. Petugas Puskesmas, Bidan di desa dan kader/kelompok warga yang


ditugaskan untuk melaksanakan SMD dengan kegiatan meliputi :

1) Pengenalan instrumen (daftar pertanyaan) yang akan dipergunakan


dalam pengumpulan data dan informasi masalah kesehatan.
2) Penentuan sasaran baik jumlah KK ataupun lokasinya
3) Penentuan cara memperoleh informasi masalah kesehatan dengan
cara wawancara yang menggunakan daftar pertanyaan.

b. Pelaksana SMD

9
Penanggung jawab SMD , kader, tokoh masyarakat dan kelompok
warga yang telah ditunjuk melaksanakan SMD dengan bimbingan petugas
Puskesmas dan bidan di desa mengumpulkan informasi masalah kesehatan
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

c. Pengolahan Data

Kader, tokoh masyarakat dan kelompok warga yang telah ditunjuk


mengolah data SMD dengan bimbingan petugas Puskesmas dan bidan di
desa, sehingga dapat diperoleh perumusan masalah kesehatan untuk
selanjutnya merumuskan prioritas masalah kesehatan, lingkungan dan
perilaku di desa/kelurahan yang bersangkutan.

7. Cara melaksanakan Survei Mawas Diri (SMD)

Pengamatan langsung dengan cara :

a. Observasi partisipatif : Melakukan koordinasi dengan pengurus RW


siaga tentang rencana survei mawas diri terkait dengan tujuan, metode
dan strategi pelaksanaannya.
b. Berjalan bersama masyarakat mengkaji lapangan ( Transection walk).
c. Wawancara dengan kunjungan rumah , Bersama kader dasar wisma
melakukan pendataan dari rumah ke rumah dengan metode tanya
jawab, pengisian formulir, observasi dan pemeriksaan fisik rumah dan
anggotanya.
d. Wawancara mendalam ( DKT/FGD) secara kelompok

8. Langkah – langkah Survei Mawas Diri (SMD)

a. Persiapan

1) Menyusun daftar pertanyaan :


10
a) Berdasarkan prioritas masalah yang ditemui di Puskesmas &
Desa (data sekunder)
b) Dipergunakan untuk memandu pengumpulan data
c) Pertanyaan harus jelas, singkat, padat & tidak bersifat
mempengaruhi responden
d) Kombinasi pertanyaan terbuka, tertutup dan menjaring
e) Menampung juga harapan masyarakat

2) Menyusun lembar observasi (pengamatan)

Untuk mengobservasi rumah, halaman rumah, lingkungan


sekitarnya.

3) Menentukan Kriteria responden, termasuk cakupan wilayah &


jumlah KK

b. Pelaksanaan:

1) Pelaksanaan interview/wawancara terhadap Responden


2) Pengamatan terhadap rumah-tangga & lingkungan

c. Tindak lanjut

1) Meninjau kembali pelaksanaan SMD,


2) Merangkum, mengolah & menganalisis data yang telah
dikumpulkan
3) Menyusun laporan SMD, sebagai bahan untuk MMD

d. Pengolahan data

Setelah data diolah, sebaiknya disepakati:

1) Masalah yang dirasakan oleh masyarakat.


2) Prioritas masalah

11
3) Kesediaan masyarakat untuk ikut berperan serta aktif dalam
pemecahan masalah

9. Cara penyajian data Survei Mawas Diri (SMD)

Ada 3 cara penyajian data yaitu :

a. Secara Tekstular (mempergunakan kalimat)

Adalah Penyajian data hasil penelitian menggunakan kalimat.

b. Secara Tabular (menggunakan tabel)

Merupakan Penyajian data dalam bentuk kumpulan angka yang disusun


menurut kategori-kategori tertentu, dalam suatu daftar. Dalam tabel,
disusun dengan cara alfabetis, geografis, menurut besarnya angka, historis,
atau menurut kelas-kelas yang lazim.

c. Secara Grafikal ( menggunakan grafik)

Adalah gambar – gambar yang menunjukkan secara visual data berupa


angka atau simbol – simbol yang biasanya dibuat berdasarkan dari data
tabel yng telah dibuat.

C. Upaya Kesehatan

Upaya meningkatkan kesejahteraan umum berarti suatu usaha untuk


mewujudkan tingkat kehidupan masyarakat secara optimal yang memenuhi
kebutuhan dasar manusia termasuk kesehatan. Pada dasarnya kesehatan
menyangkut semua segi kehidupan, baik perorangan, keluarga, kelompok
maupun masyarakat. Upaya kesehatan dilaksanakan secara menyeluruh,
12
merata, bermutu dan terjangkau secara berkesinambungan dengan
menitikberatkan pada upaya promotif dan preventif yang didukung oleh upaya
kuratif dan rehabilitatif. Upaya kesehatan yang luas dan kompleks perlu
senantiasa mempertimbangkan pola lingkungan, pembiayaan dan manajemen
yang berpengaruh pada pembangunan kesehatan.

1. Pengertian

Upaya kesehatan adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya


kesehatan masyarakat, upaya kesehatan perorangan, dan upaya kesehatan
kegawatdaruratan secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin
tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

2. Tujuan

Terselenggaranya upaya kesehatan yang merata, bermutu dan


terjangkau secara berkesinambungan guna meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.

3. Unsur-unsur Utama

Subsistem upaya kesehatan terdiri atas tiga unsur utama, yakni :

a. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)

Adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau


masyarakat serta swasta untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di
masyarakat. UKM mencakup upaya promosi kesehatan, pemeliharaan
kesehatan, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular,
pengendalian penyakit tidak menular, kesehatan jiwa, penyehatan
lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat,
pengamanan obat dan perbekalan kesehatan, pengamanan penggunaan

13
zat aditif (bahan tambahan makanan), pengamanan makanan,
pengamanan narkotika, psikotropika, zat adiktif dan bahan berbahaya,
serta penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan.

b. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)

Adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, swasta


dan atau pemerintah, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
perorangan. UKP mencakup upaya-upaya promosi kesehatan,
pencegahan penyakit, pengobatan rawat jalan, pengobatan rawat inap,
pembatasan dan pemulihan kecacatan yang ditujukan terhadap
perorangan. Upaya Kesehatan Perorangan termasuk pengobatan
tradisional dan alternatif serta pelayanan kebugaran fisik dan
kosmetika.

Upaya-upaya kesehatan tersebut bersinergi dan didukung sistem


rujukan serta dilengkapi sarana penunjang. Sarana penunjang UKM antara
lain laboratorium kesehatan masyarakat, sediaan farmasi, alat kesehatan
dan perbekalan kesehatan lainnya. Sarana penunjang UKP antara lain
laboratorium klinik dan penunjang diagnostik lainnya, apotek, optik, dan
toko obat. Sarana penunjang UKKD antara lain transportasi dan
komunikasi.

4. Prinsip

Penyelenggaraan Subsistem Upaya Kesehatan mengacu pada :

14
a. Kebijakan dan regulasi pemerintah serta diikuti pemantapan pola
manajemen dan pembiayaan pada setiap strata.
b. Bersifat menyeluruh, terpadu, merata, bermutu, terjangkau, dan
berjenjang secara berkesinambungan yang didukung oleh sub sistem
lain.
c. Sesuai dengan nilai dan norma sosial budaya masyarakat, moral dan
etika profesi.
d. Diselenggarakan oleh pemerintah, masyarakat dan swasta dengan
memperhatikan fungsi sosial.
e. Penanggungjawab upaya kesehatan adalah pemerintah setempat sesuai
kewenangannya.
f. Penyelenggaraan semua jenis upaya kesehatan tidak bertentangan
dengan kaidah ilmiah.
g. Penyelenggaraan kegawatdaruratan mengacu pada Sistem Penanganan
Gawat Darurat Terpadu ( SPGDT ) dan Safe Community.

E. Bentuk Pokok

1. Upaya Kesehatan Masyarakat

Bentuk pokok upaya kesehatan masyarakat meliputi :

a. Upaya kesehatan masyarakat strata pertama

UKM strata pertama adalah UKM tingkat dasar yang


mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan dasar
ditujukan kepada masyarakat. UKM strata pertama diselenggarakan
oleh puskesmas dan bertanggung jawab atas masalah kesehatan di
wilayah kerjanya.

Terdapat tiga fungsi utama puskesmas, yakni sebagai (1) pusat


penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, (2) pusat

15
pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, dan (3) pusat pelayanan
kesehatan tingkat pertama.

Puskesmas wajib melaksanakan 6 (enam) pelayanan kesehatan


dasar, yakni promosi kesehatan; kesehatan ibu dan anak serta keluarga
berencana; perbaikan gizi; kesehatan lingkungan; pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular; dan pengobatan dasar. Selain itu
puskesmas dapat melaksanakan pelayanan kesehatan pengembangan
berdasarkan permasalahan kesehatan setempat yang disesuaikan dengan
kebutuhan dan kemampuannya.

Peran aktif masyarakat dan swasta dalam penyelenggaraannya


diwujudkan dalam bentuk upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat
misalnya posyandu, poskesdes, poskestren dan lain-lain.

b. Upaya kesehatan masyarakat strata kedua

UKM strata kedua adalah UKM tingkat lanjut, yang


mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan
spesialistik ditujukan kepada masyarakat.

Penyelenggara UKM strata kedua adalah pemerintah, masyarakat


dan swasta dengan penanggung jawab Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang mempunyai dua fungsi utama, yakni fungsi
manajerial dan fungsi teknis kesehatan.

Fungsi manajerial mencakup perencanaan, pelaksanaan dan


pengendalian, pemantauan, pengawasan, dan penilaian, serta
pertanggung-jawaban penyelenggaraan pembangunan kesehatan di
kabupaten/kota. Fungsi teknis kesehatan mencakup penyediaan
pelayanan kesehatan masyarakat tingkat lanjut, yakni dalam rangka
melayani kebutuhan rujukan kesehatan masyarakat. Yang dimaksud
dengan rujukan kesehatan masyarakat adalah pelimpahan wewenang
16
dan tanggung jawab atas masalah kesehatan masyarakat yang dilakukan
secara timbal balik, baik vertikal maupun horizontal. Rujukan
kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga aspek, yakni: rujukan sarana,
rujukan teknologi, dan rujukan operasional.

Untuk dapat melaksanakan fungsi teknis kesehatan, beberapa


Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dilengkapi dengan berbagai kegiatan
teknis antara lain: promosi kesehatan, pencegahan dan pemberantasan
penyakit menular, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, kesehatan
ibu dan anak, keluarga berencana, laboratorium kesehatan lingkungan
dan pelayanan sediaan farmasi, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan
lainnya.

c. Upaya kesehatan masyarakat strata ketiga

UKM strata ketiga adalah UKM tingkat unggulan, yaitu yang


mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan
subspesialistik yang ditujukan kepada masyarakat.

Penanggung jawab UKM strata ketiga adalah Dinas Kesehatan


Propinsi yang mempunyai dua fungsi utama, yakni fungsi manajerial
dan fungsi teknis kesehatan.

Fungsi manajerial mencakup perencanaan, pelaksanaan dan


pengendalian, pemantauan, pengawasan, dan penilaian, serta
pertanggung-jawaban penyelenggaraan pembangunan kesehatan di
propinsi. Fungsi teknis kesehatan mencakup penyediaan pelayanan
kesehatan masyarakat tingkat unggulan melalui UPT untuk pelayanan
langsung dan kebutuhan rujukan dari kabupaten/kota dan propinsi.

Untuk dapat melaksanakan fungsi teknis kesehatan, Dinas


Kesehatan Propinsi dilengkapi dengan berbagai unit pelaksana teknis
antara lain BP4, RS Paru, RS Kusta, BKMM dan Balai Materia Medika,
17
yang menyelenggarakan pelayanan langsung dan membantu pelayanan
rujukan kesehatan.

Dalam rangka pengembangan UKM perlu diperhatikan :

1) Pemerataan UKM yang terdiri dari 2 faktor utama yaitu pemerataan


pelayanan (sarana dan prasarana, sumber daya manusia kesehatan,
peralatan kesehatan) dan pembiayaan (investasi, operasional dan
pemeliharaan)
2) Peningkatan mutu UKM melalui standarisasi sumber daya manusia
kesehatan, prosedur tetap, obat, alat kesehatan dan gedung dengan
memperhatikan jaminan mutu serta penilaian kinerja terhadap institusi,
akreditasi dan perijinan.
3) Keterjangkauan UKM yang didukung adanya pelayanan kesehatan baik
yangbersifat statis maupun dinamis dengan sasaran prioritas keluarga
miskin, kelompok risiko tinggi dan kelompok rentan di daerah terpencil,
perbatasan dan kepulauan dengan melakukan koordinasi lintas program
dan lintas sektor yang didukung peran aktif masyarakat.

2. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)

Bentuk pokok upaya kesehatan perorangan meliputi :

a. Upaya kesehatan perorangan strata pertama

UKP strata pertama adalah UKP tingkat dasar, yang


mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan dasar
ditujukan kepada perorangan.

Penyelenggara UKP strata pertama adalah perorangan,


masyarakat, swasta, dan pemerintah, dalam bentuk antara lain : praktik
bidan, praktik perawat, praktik dokter, dokter keluarga, praktik dokter
gigi, poliklinik, balai pengobatan, rumah bersalin, puskesmas,

18
pelayanan pengobatan tradisional dan alternatif, kebugaran fisik,
kosmetika dan lain-lain.

b. Upaya kesehatan perorangan strata kedua

UKP strata kedua adalah UKP tingkat lanjut, yang


mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan
spesialistik ditujukan kepada perorangan.

Penyelenggara UKP strata kedua adalah perorangan, masyarakat,


swasta dan pemerintah dalam bentuk antara lain: praktik dokter/dokter
gigi spesialis, klinik spesialis, dan rumah sakit rujukan strata kedua baik
pemerintah maupun swasta.

c. Upaya kesehatan perorangan strata ketiga

UKP strata ketiga adalah UKP tingkat unggulan yang


mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan
subspesialistik ditujukan kepada perorangan.

Penyelenggara UKP strata ketiga adalah perorangan, masyarakat,


swasta dan pemerintah dalam bentuk antara lain praktik dokter
subspesialis, pusat pelayanan unggulan (pusat unggulan jantung , pusat
unggulan kanker, pusat penanggulangan stroke) dan rumah sakit
rujukan strata ketiga baik pemerintah maupun swasta.

Dalam rangka pengembangan UKP perlu diperhatikan :

1) Pemerataan UKP yang terdiri dari 2 faktor utama yaitu pemerataan


pelayanan (sarana dan prasarana, sumber daya manusia kesehatan, peralatan
kesehatan) dan pembiayaan (investasi, operasional dan pemeliharaan)
2) Peningkatan mutu UKP melalui standarisasi sumber daya manusia
kesehatan, prosedur tetap, obat, alat kesehatan dan gedung dengan

19
memperhatikan jaminan mutu serta penilaian kinerja terhadap institusi,
akreditasi dan perijinan.
3) Keterjangkauan UKP yang perlu didukung adanya pelayanan kesehatan baik
yang bersifat statis maupun dinamis dengan sasaran prioritas keluarga
miskin, kelompok risiko tinggi dan kelompok rentan di daerah terpencil,
perbatasan dan kepulauan dengan melakukan koordinasi lintas program dan
lintas sektor yang didukung peran aktif masyarakat.

20
BAB III

METOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah


penelitian dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang
suatu keadaan secara obyektif. Menurut Notoadmodjo (2005) metode penelitian
deskriptif digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang
sedang dihadapi.

B. Lokasi danWaktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat atau lokasi yang digunakan untuk


pengambilan kasus atau observasi. Penelitian ini dilaksanakan di
Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah waktu atau saat yang di gunakan untuk


pelaksanaan penelitian atau observasi. Penelitian ini dilakukan pada bulan
Maret 2018 hingga Mei 2018.

3. Populasidan Sample

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terjadi atas objek atau


subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
diterapkan oleh peneliti yang di pelajari dan kemudian ditarik
kesimpulanya.

21
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh
Kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Ngrambe.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek


yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh responden. Metode yang
digunakan dalam pengambilan sample adalah Stratified Random
Sampling. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah
masyarakat Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi sebanyak 14 Desa
(60 dusun)

4. Instrumen Penelitian

Alat yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah


kuesioner yaitu daftar pernyataan yang sudah tersusun dengan baik, matang,
dimana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-
tanda tertentu. Kuesioner ini dibagikan oleh petugas SMD dengan dibantu oleh
kader masing-masing RT di wilayah sampel. Kuesioner tersebut terdiri dari
beberapa pertanyaan yang meliputi akses pelayanan dan pembiayaan kesehatan,
Kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana (KB), gizi, serta imunisasi,
Surveilens penyakit, Rumah dan lingkungan, serta perilaku hidup bersih dan sehat
di anggota keluarga. Pengisian kuesioner tersebut dengan memberikan tanda
silang (×) atau melingkari jawaban yang dianggap sesuai.

Indikator yang digunakan untuk pembuatan kuesioner diambil dari


kuesioner Survey Mawas Diri yang telah digunakan sebelumnya di Puskemas lain
di wilayah Kota Kediri.

22
5. Cara pengambilan data

Cara Pengambilan data dilakukan dengan cara memberikan lembar


pernyataan persetujuan dan membagikan kuesioner yang dilakukan oleh
penanggung jawab SMD dan dibantu kader-kader kesehatan di masing-masing
wilayah, kemudian menjelaskan cara pengisianya. Responden dipersilahkan untuk
mengisi kuesioner hingga selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh
peneliti.

6. Tahap Penelitian

a. Survey data awal


b. Pemilihan informan
c. Pengumpulan dan analisis data
d. Penyusunan karya tulis ilmiah
e. Presentasi karya tulis ilmiah

7. Pelaksanaan penelitian

a. Pembagian wilayah tugas pelaksanaan Survey Mawas Diri (SMD)


b. Mempelajari kuesioner yang digunakan untuk Survey Mawas Diri
(SMD)
c. Sosialisasi kepada kader-kader wilayah sampel mengenai tata cara
pengisian kuesioner serta pembagian kuesioner
d. Pengumpulan kuesioner dan analisis data Survey Mawas Diri (SMD)
e. Pembuatan laporan kegiatan dan melaporkan hasil penelitian kepada
pembimbing beserta manajemen Puskesmas Ngrambe.

23
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Data Sosiodermografik Kecamatan Ngrambe

1. Letak Geografis

Kegiatan Survey Mawas Diri dilakukan di Kecamatan Ngrambe yang


terdapat di Kabupaten Ngawi. Berdasarkan survei, observasi, serta data laporan
monografi desa, didapatkan data-data sosiodemografi desa, yaitu sebagai berikut:

1. Tipologi Kelurahan : Perindustrian/Jasa


2. Klasifikasi : Swakarya
3. Kategori : Madya
4. Luas Wilayah : 141.000000 Ha
5. Batas Wilayah

a. Sebelah Utara : Kelurahan Dermo


b. Sebelah Selatan : Kelurahan Ngampel
c. Sebelah Barat : Kelurahan Maron
d. Sebelah Timur : Kelurahan Jabon

2. Tataguna Lahan dan Produksi

a. Tataguna Lahan

-- Sawah (Ha) 30,0000

-- Tegal/Ladang (Ha) 4,0000

-- Pemukiman (Ha) 71,0000

-- Pekarangan (Ha) 0,0000

-- Tanah Rawa (Ha) 0,0000

24
-- Pasang Surut (Ha) 0,0000

-- Lahan Gambut (Ha) 0,0000

-- Situ/Waduk/Danau (Ha) 0,0000

-- Perkebunan (Ha) 5,0000

-- Tanah Kas Desa (Ha) 23,0000

-- Fasilitas Umum (Ha) 8,0000

-- H u t a n (Ha) 0,0000

-- Jumlah Luas Wilayah (Ha) 141,0000

b. Produksi

1. Total Nilai Produksi Pangan (Rp) 1.304.000.000,00

----- Komoditas Unggulan Berdasarkan Luas Panen Jagung

----- Komoditas Unggulan Berdasarkan Nilai Jagung


Produksi

2. Total Nilai Produksi Perkebunan (Rp) 9.000.000.000,00

----- Komoditas Unggulan Berdasarkan Luas Panen Tebu

----- Komoditas Unggulan Berdasarkan Nilai Tebu


Produksi

3. Penduduk dan Kepala Keluarga

a. Jumlah Penduduk

Jumlah Laki-Laki (orang) 3.581

Jumlah Perempuan (orang) 3.648

25
Jumlah Total (orang) 7.229

Jumlah Kepala Keluarga (KK) 2.794

Kepadatan Penduduk (Jiwa/KM2) 5.126

b. Komposisi Usia Penduduk

Laki-Laki Perempuan

Usia 0 - 6 Tahun 114 Usia 0 - 6 Tahun 165

Usia 7 - 12 Tahun 95 Usia 7 - 12 Tahun 115

Usia 13 - 18 Tahun 187 Usia 13 - 18 Tahun 209

Usia 19 - 25 Tahun 286 Usia 19 - 25 Tahun 325

Usia 26 - 40 Tahun 742 Usia 26 - 40 Tahun 830

Usia 41 - 55 Tahun 873 Usia 41 - 55 Tahun 999

Usia 56 - 65 Tahun 441 Usia 56 - 65 Tahun 478

Usia 65 - 75 Tahun 507 Usia 65 - 75 Tahun 563

Usia > 75 Tahun 132 Usia > 75 Tahun 167

Jumlah Laki-Laki 3.245 Jumlah 3.684


(Orang) Perempuan
(Orang)

c. Kesejahteraan Keluarga

26
Keluarga Prasejahtera (KK) 156

Keluarga Sejahtera 1 (KK) 432

Keluarga Sejahtera 2 (KK) 126

Keluarga Sejahtera 3 (KK) 120

Keluarga Sejahtera 3+ (KK) 215

Jumlah Kepala Keluarga 1.049

5. Kesehatan

Jenis Sarana Kesehatan Jumlah (Unit/Orang}

Dokter Umum 5

Dokter Digi 2

Bidan 4

Perawat 7

Dukun pengobatan alternatif 1

6. Tingkat Pendidikan Masyarakat

Tingkatan Laki-Laki Perempuan Jumlah


Pendidikan (orang) (orang) (Orang)

Tamat SD/sederajat 130 90 220

Tamat 736 745 1.481


SMP/sederajat

Tamat 956 694 1.650

27
SMA/sederajat

Tamat D-1/sederajat 50 69 119

Tamat D-2/sederajat 121 80 201

Tamat D-3/sederajat 106 97 203

Tamat S-1/sederajat 36 67 103

Tamat S-2/sederajat 4 4 8

Jumlah Total
2.139 1.846 3.985
(Orang)

7. Sarana dan Prasarana

a. Kantor Desa/Kelurahan

- Gedung Kantor Ada

- Kondisi Baik

- Balai Desa/Kelurahan/Sejenisnya Ada

- Listrik Ada

- Air Bersih Ada

- Telepon Ada

b. Kesehatan

Jenis Prasarana Kesehatan Jumlah (Unit)

Puskesmas 1

Poliklinik/balai pengobatan 1

Apotik 5

28
Posyandu 13

Toko obat 1

Balai pengobatan masyarakat 1


yayasan/swasta

Jumlah Rumah/Kantor Praktek 2


Dokter

Rumah Bersalin 2

Jumlah Total (Unit) 26

d. Peribadatan

Jenis Tempat Ibadah Jumlah

Masjid 5

Langgar/Surau/Mushola 10

Gereja Kristen Protestan 1

Wihara 0

Pura 0

Klenteng 0

Jumlah Total 16

e. Transportasi

29
Jenis
Kondisi Baik Kondisi Rusak Jumlah
Sarana/Prasaran
(Km/Unit) (Km/Unit) (Km/Unit)
a

Jalan 9,00 0,00 9,00


Desa/Kelurahan
(Aspal)

f. Air Bersih

Sumur Pompa (Unit) 1.000

Sumur Gali (Unit) 500

Hidran Umum (Unit) 0

Penampung Air Hujan (Unit) 0

Tangki Air Bersih (Unit) 0

Embung (Unit) 0

Mata Air (Unit) 0

Bangunan Pengolahan Air (Unit) 0

g. Irigasi

Panjang Saluran Primer (M) 0,00

Panjang Saluran Sekunder (M) 10.000,00

Panjang Saluran Tersier (M) 3.000,00

Pintu Sadap (Unit) 2,00

Pintu Pembagi Air (Unit) 0,00

h. Sanitasi
30
Sumur Resapan Air Rumah Tangga (Rumah) 20

MCK Umum (Unit) 5

Jamban Keluarga (KK) 1.200

Saluran Drainase/Saluran Pembuangan Air Ada


Limbah

Kondisi Saluran Drainase/Saluran 2

i. Olah Raga

Jenis Prasarana Olah Raga Jumlah (Unit/Gedung/Lokasi)

Lapangan bulu tangkis 1

Lapangan sepak bola 1

Lapangan voli 1

8. Kelembagaan

a. Lembaga Kemasyarakatan

Jumla Pengurus Jenis


Jenis Lembaga
h (orang) Kegiatan

Lpmd/Lpmk Atau Sebutan 1 17 0


Lain

Pkk 1 50 0

Rukun Warga 8 8 0

Rukun Tetangga 38 38 0

Karang Taruna 1 10 0

Kelompok Tani/Nelayan 1 5 0

31
Organisasi Perempuan Lain 2 0 0

Jumlah Total 52 128 0

b. Lembaga Adat

Pemangku Adat Tidak Ada

Kepengurusan Adat Tidak Ada

Rumah Adat Tidak Ada

Barang Pusaka Tidak Ada

Naskah-Naskah Tidak Ada

Lainnya Tidak Ada

c. Keamanan dan Ketertiban

Jumlah Anggota Hansip (Orang) 0

Jumlah Anggota Satgas Linmas (Orang) 40

Jumlah Pos Kamling (Buah) 12

Konflik SARA (Kasus) 0

Perkelahian Massal (Kasus) 1

Penyerobotan Tanah/Penjarahan 0
(Kasus)

Pembunuhan (Kasus) 0

Pencurian/Perampokan (Kasus) 0

Mabuk akibat Narkoba (Kasus) 0

Meninggal akibat Narkoba (Kasus) 0

32
Lokalisasi Prostitusi (Lokasi) 0

B. Hasil Survey Mawas Diri

1. Kependudukan

a. Jumlah sampel : 388 KK

RW RT Jumlah KK
I 1 10
2 10
3 20
4 10
5 15
6 10
II 1 10
2 10
3 10
4 18
III 1 5
2 10
3 30
IV 1 12
2 18
3 15
4 10
V 1 5
2 15
3 5

33
4 15
5 10
VI 1 15
2 10
3 5
4 15
5 10
VII 1 5
2 5
3 6
4 9
VIII 1 10
2 11
3 10
4 4
TOTAL 388

b. Proporsi penduduk berdasarkan kelompok umur

No Umur Jumlah Prosentase


1 Bayi (0-11 Bulan) 45 4%
2 Balita (12-59 bulan) 171 16%
3 WUS (15-45 tahun) 398 36%
4 PUS (15-45 tahun) 352 32%
5 Lansia (45-59 tahun) 112 10%
6 Lansia (> 60 tahun) 26 2%
Jumlah 1.104 100%

c. Proporsi penduduk berdasarkan jenis kelamin

34
No Jenis Kelamin Jumlah Persentase
1 Laki-laki 732 50,1%
2 Perempuan 730 49,9%
Jumlah 1.462 100%

2. Pelayanan dan Pembiayaan Kesehatan

a. Tempat berobat

No Tempat berobat Jumlah Persentase


1 Tenaga Kesehatan 379 97,68%
2 Tradisional 0 0
3 Diobati Sendiri 9 2,32%
4 Lain-lain 0 0
Jumlah 388 100%

b. Jarak rumah ke fasilitas kesehatan

No Jarak Jumlah Persentase


1 Kurang dari 1 km 258 66,49%
2 1-5km 118 30,41%
3 6-10km 11 2,84%
4 10km 1 0,26%
Jumlah 388 100%

c. Sarana transportasi yang digunakan untuk ke fasilitas kesehatan

No Transportasi Jumlah Persentase


1 Jalan Kaki 82 21,13%
2 Kendaraan Pribadi 299 77,06%
3 Kendaraan Umum 7 1,8%
Jumlah 388 100%

d. Jaminan Kesehatan yang digunakan


35
No Jarak Jumlah Persentase
1 BPJS 249 64,18%
2 Iuran dana sehat 6 1,55%
3 Asuransi lainnya 35 9,02%
4 Tidak ada 98 25,26%
Jumlah 388 100%

3. KIA, KB, Imunisasi dan Gizi

a. Keluarga Berencana (KB) yang digunakan

No KB Jumlah Persentase
1 MOW 20 5,15%
2 MOP 2 0,52%
3 IUD 18 4,64%
4 Suntik 118 30,41%
5 Implan 18 4,64%
6 Pil 42 10,82%
7 Kondom 30 7,73%
8 Alami 20 5,15%
9 Tidak ada 120 30,93%
Jumlah 388 100%

b. Ibu Hamil

Jumlah ibu hamil : 11 orang

No Rencana Tempat Bersalin Jumlah Persentase


1 Bidan 7 63,64%
2 Rumah Sakit 4 36,36%
3 Dukun 0 0%
4 Rumah sendiri 0 0%

36
Jumlah 11 100%

No Rencana Penolong Jumlah Persentase


Persalinan
1 Bidan 7 63,64%
2 Dokter 4 36,36%
3 Dukun 0 0%
4 Sendiri 0 0%
Jumlah 11 100%

No Pemeriksaan Kehamilan Jumlah Persentase


1 Tidak pernah 0 0%
2 1-3 0 0%
3 >4 11 100%
Jumlah 11 100%

No Gangguan Selama Jumlah Persentase


Kehamilan
1 Ya 0 0%
2 Tidak 11 100%
Jumlah 11 100%

c. Anak terakhir usia balita

No Umur Jumlah Persentase


1 0-11 bulan 45 23%
2 12-36 bulan 94 47%
3 37-59 bulan 60 30%
Jumlah 199 100%

d. Pemeriksaan Kehamilan pada hamil terakhir

37
No Pemeriksaan Kehamilan Jumlah Persentase
1 Tidak pernah 0 0%
2 1-3 5 2,53%
3 >4 193 97,47%
Jumlah 198* 100%

*= 1 KK anak adopsi

e. Gangguan Selama Kehamilan Terakhir

No Gangguan Kehamilan Jumlah Persentase


1 Ya 13 6,57%
2 Tidak 185 93,43%
Jumlah 198* 100%

*= 1 KK anak adopsi

f. Penolong Persalinan Terakhir

No Penolong Persalinan Jumlah Persentase


Terakhir
1 Bidan 86 56,06%
2 Dokter 111 43,43%
3 Dukun 1 0,51%
4 Sendiri 0 0%
Jumlah 198* 100%

*= 1 KK anak adopsi

g. Kematian
38
No Kematian Jumlah Persentase
1 Bayi Ya 2 0,99%
Tidak 199 99,01%
2 Balita Ya 0 0%
Tidak 199 100%
3 Ibu hamil Ya 0 0%
Tidak 199 100%
4 Ibu melahirkan Ya 0 0%
Tidak 199 100%

h. Bayi lahir berat badan rendah cukup umur

No BBLR cukup umur Jumlah Persentase


1 Ya 4 2,01%
2 Tidak 195 97,99%
Jumlah 199 100%

i. Imunisasi anak terakhir

No Imunisasi Jumlah Persentase


1 Lengkap sesuai usia 196 98,49%
2 Tidak lengkap 3 1,51%
Jumlah 199 100%

j. Kegiatan Posyandu anak terakhir

No Kegiatan Posyandu Jumlah Persentase


1 >8 kali 195 97,99%
2 1-7 kali 3 1,51%
3 Tidak pernah 1 0,5%
Jumlah 199 100%

k. Balita dengan status gizi kurang/BGM/buruk


39
No gizi kurang/BGM/buruk Jumlah Persentase
1 Ya 4 1,05%
2 Tidak 376 98,95%
Jumlah 380** 100%

**= 8 KK tidak punya anak

l. Pemberian ASI

No Usia Pemberian ASI saja Jumlah Persentase


1 < 6 bulan 83 21,84%
2 ≥ 6 bulan 297 78,16%
Jumlah 380** 100%

No Usia Pemberian MP ASI Jumlah Persentase


terakhir
1 < 6 bulan 81 21,32%
2 6-12 bulan 196 51,58%
3 12-24 bulan 103 21,7%
Jumlah 380** 100%

**= 8 KK tidak punya anak

m. Kebiasaan Sarapan Pagi

No Sarapan pagi Jumlah Persentase


1 Ya 372 95,88%
2 Tidak 16 4,12%
Jumlah 388 100%

n. Konsumsi Menu Seimbang Setiap Hari

40
No Menu seimbang Jumlah Persentase
1 Ya 364 93,81%
2 Tidak 24 6,19%
Jumlah 388 100%

o. Penggunaan Garam Beryodium

No Garam beryodium Jumlah Persentase


1 Ya 388 100%
2 Tidak 0 0%
Jumlah 388 100%

4. Rumah dan Lingkungan

a. Tempat pembuangan kotoran (ketersediaan jamban)

No Ketersediaan jamban Jumlah Persentase


1 Ada, memenuhi syarat 372 95,88%
2 Ada, tidak memenuhi syarat 10 2,58%
3 Tidak ada 6 1,54%
Jumlah 388 100%

b. Jarak pembuangan kotoran dengan sumber air

No Jarak pembuangan kotoran dengan Jumlah Persentase


sumber air
1 <10m 184 47,42%
2 >10m 204 52,58%
Jumlah 388 100%

c. Sumber Air

41
No Sumber air Jumlah Persentase
1 Sumur 335 86,34%
2 PDAM 43 11,08%
3 Pompa 10 2,58%
4 Sungai 0 0%
Jumlah 388 100%

No Nilai air Jumlah Persentase


1 Bersih dan jernih 386 99,48%
2 Keruh 1 0,26%
3 Bau 1 0,26%
4 Berasa 0 0%
Jumlah 388 100%

d. Kamar Mandi

No Kamar mandi Jumlah Persentase


1 Ada, di dalam 348 89,69%
2 Ada, di luar 40 10,31%
3 Tidak ada 0 0%
Jumlah 388 100%
1 Terbuka 16 4,12%
2 Tertutup 372 95,88%
Jumlah 388 100%

No Lantai Kamar mandi Jumlah Persentase


1 Tanah 0 0%
2 Semen 114 29,38%
3 Ubin 274 70,62%
Jumlah 388 100%
No Pembuangan Limbah Kamar Jumlah Persentase

42
mandi
1 Tergenang 26 6,7%
2 Sawah atau kebun 14 3,61%
3 Selokan atau sungai 190 48,97%
4 SPAL 158 40,72%
Jumlah 388 100%

e. Tempat pembuangan sampah

No Tempat pembuangan Jumlah Persentase


sampah
1 Ada, tertutup 236 60,82%
2 Ada, terbuka 121 31,19%
3 Tidak ada 31 7,99%
Jumlah 388 100%

f. Pembuangan Limbah Dapur

No Tempat pembuangan limbah Jumlah Persentase


dapur
1 Ada sarana 336 86,6%
2 Tidak ada sarana 52 13,4%
Jumlah 388 100%

g. Rumah Sehat

No Jendela rumah Jumlah Persentase


1 Ada, seluruh ruang 250 64,43%
2 Ada, sebagian 127 32,73%
3 Tidak ada 11 2,84%
Jumlah 388 100%
No Ventilasi rumah Jumlah Persentase

43
1 Jendela + ventilasi 341 87,89%
2 Jendela tanpa ventilasi 36 9,28%
3 Tidak ada 11 2,84%
Jumlah 388 100%

No Ventilasi dapur Jumlah Persentase


1 Jendela + ventilasi 316 81,44%
2 Jendela tanpa ventilasi 35 9,02%
3 Tidak ada 37 9,54%
Jumlah 388 100%

No Lantai Jumlah Persentase


1 Tanah seluruh ruang 3 0,77%
2 Keramik seluruh ruangan 217 55,93%
3 Keramik sebagian 95 24,48%
4 Semen seluruh ruangan 60 15,46%
5 Semen sebagian 13 3,35%
Jumlah 388 100%

No Ruang Tidur Jumlah Persentase


1 Terang, tidak lembab 355 91,49%
2 Tdk terang dan lembab 31 7,99%
3 Tdk ada ruang tidur 2 0,52%
Jumlah 388 100%

No Atap Jumlah Persentase


1 Genting/seng 388 100%
2 Anyaman kelapa 0 0%
Jumlah 388 100%
No Langit-langit Jumlah Persentase

44
1 Asbes 173 44,59%
2 Triplex 38 9,79%
3 Anyaman bambu 18 4,64%
4 Tanpa langit-langit 159 40,98%
Jumlah 388 100%

No Cahaya masuk ke rumah Jumlah Persentase


1 Minimal 74 19,07%
2 Cukup 314 80,93%
Jumlah 388 100%

No Kepadatan hunian Jumlah Persentase


1 Padat 65 16,75%
2 Cukup 226 58,25%
3 Tidak padat 97 25%
Jumlah 388 100%

h. Kepemilikan Kandang dan Hewan Ternak

No Kandang Jumlah Persentase


1 Terpisah dari rumah 79 20,36%
2 Menempel 16 4,12%
3 Tidak punya kandang 293 75,52%
Jumlah 388 100%

No Jenis hewan ternak Jumlah Persentase


45
1 Unggas 79 81,44%
2 Hewan berkaki empat 12 12,37%
3 Ikan 6 6,19%
Jumlah 97 100%

i. Kepemilikan TOGA

No TOGA Jumlah Persentase


1 Ya, >3 53 13,66%
2 Ya, <3 41 10,57%
3 Tidak ada 294 75,77%
Jumlah 388 100%

5. Perilaku Anggota Keluarga

No. Perilaku Anggota Keluarga Ya Tidak


1 Ada Anggota Keluarga Yang Merokok 228 58,76% 160 41,42%
2 Terbiasa Mencuci Tangan SebelumMakan 378 97,42% 10 2,58%
3 Terbiasa Menggosok Gigi Minimal 2x Sehari 386 99,48% 2 0,52%
4 Anggota Keluarga Yang Minum Miras/Narkoba 4 1,03% 384 98,97%
5 Melakukan PSN Minimal 1 Minggu Sekali 309 79,64% 79 20,36%
6 Melakukan Olah Raga atau Aktivitas Fisik 264 68,04% 124 31,96%
7 Mandi 2x Sehari 387 99,74% 1 0,26%
8 Memiiliki TOGA 93 23,97% 295 76,03%
9 Minum dengan Air yang Dimasak 369 95,1% 19 4,9%
10 BAB Di Jamban 374 96,39% 14 3,61%
11 Cuci Tangan dengan Sabun Setelah BAB 386 99,48% 2 0,52%
12 Terbiasa Menggosok Gigi Minimal 2x Sehari 387 99,74% 1 0,26%
13 Membuang Sampah Pada Tempatnya 379 97,68% 9 2,32%
14 Makan 3x Sehari 385 99,23% 3 0,77%
15 Mencuci Bahan Makanan Sebelum Dimasak 387 99,74% 1 0,26%

46
16 Melakukan Olahraga Min.30 Menit/Hari 193 49,74% 195 50,26%
17 Rutin Membersihkan Rumah 387 99,74% 1 0,26%
18 Membuka Jendela Pagi Hari 376 96,91% 12 3,09%

6. Surveillance

No Penyakit Jumlah
1 Batuk pilek 312
2 Diare 9
3 Demam Berdarah 2
4 Tifoid 8
5 Gatal-gatal 20
6 Sesak nafas 3
7 Campak 1
8 Cacar air 3
9 Hepatitis 1
10 Gigi Mulut 16
11 Demam 1
Jumlah 376

7. Program Kesehatan Lansia

Jumlah responden : 96

No Kesehatan Lansia Ya Tidak


1 Lansia dalam Kondisi Sehat 82 85,42% 14 14,58%
2 Lansia Pernah Berobat Ke Tenaga Kesehatan 86 89,58% 10 10,42%
3 Lansia Pernah Berkunjung Ke Posyandu Lansia 59 61,46% 37 38,54%
4 Perlukah Posyandu Lansia? 92 95,83% 4 4,17%

47
BAB V

PEMBAHASAN

A. Kependudukan

Total sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 388
KK dengan pengambilan sampel berdasarkan RT. Berdasarkan kelompok
umur sampel penelitian yang terbanyak adalah Wanita Usia Subur (WUS)
yaitu sebanyak 36% dilanjutkan dengan Pria Usia Subur (PUS) yaitu
sebanyak 32%. Berdasarkan jenis kelamin proporsinya cukup seimbang
dengan laki-laki sedikit lebih banyak (50,1%) dibandingkan perempuan
(49,9%)

B. Pelayanan dan Pembiayaan Kesehatan

Masyarakat Kelurahan Mrican mayoritas memilih tenaga kesehatan


(97,68%) untuk berobat, baik itu dokter, perawat ataupun bidan. Jarak dari
rumah ke fasilitas kesehatan mayoritas cukup dekat yaitu kurang dari 1 km
sebanyak 66,49%. Sebanyak 77,06% mengunakan alat transportasi pribadi
untuk pergi ke fasilitas kesehatan. Sebagian besar masyarakat Kelurahan
Mrican sudah memiliki asuransi baik BPJS (64,18%), iuran dana sehat
(1,55%) ataupun asuransi kesehatan lain (9,02%). Namun masih terdapat
25,26% yang belum memiliki asuransi. Hal ini perlu menjadi perhatian
karena mengacu kepada program pemerintah untuk mewajibkan semua
Warga Negara Indonesia memiliki asuransi kesehatan. Mungkin perlu
dilakukan sosialisasi mengenai asuransi kesehatan sehingga semua warga
Kelurahan Mrican memiliki asuransi kesehatan.

C. KIA, KB, Imunisasi dan Gizi

Sebagian besar Wanita Usia Subur sudah memakai alat kontrasepsi


dengan KB suntik yang paling banyak digunakan yaitu sebanyak 30,41%.

48
Terdapat 30,39% WUS yang tidak menggunakan alat kontrasepsi dikarenakan
sudah menopause atau sedang program mendapatkan anak. Dari sampel
didapatkan 11 ibu hamil. Semuanya berencana untuk melahirkan di tenaga
kesehatan, tidak ada gangguan selama kehamilan dan rutin melakukan
pemeriksaan kehamilan.

Data anak terakhir usia balita menunjukkan terbanyak usia 12-36 bulan
yaitu sebesar 47%. Mayoritas data kesehatan balita dan ibu baik namun
walaupun berjumlah sedikit, masih terdapat 6,57% gangguan saat kehamilan
yaitu :

Tabel 1. Data Kesehatan Gangguan Saat Kehamilan


PEB 1
Resiko abortus 1
Perdarahan 4
Oligohidramnion 1
Sungsang 1
Kandungan lemah 1
Demam tinggi 1
Plasenta previa 2
Sesak nafas 1
TOTAL 13

Selain itu juga masih terdapat 2 kematian bayi lahir dengan penyebab
kelainan jantung dan ketuban habis. Hal tersebut perlu diperhatikan untuk
menghilangkan angka kematian Ibu dan Bayi. Masih terdapat 2,01% bayi
lahir dengan berat badan kurang. Untuk gizi balita terdapat 1,05% balita
dengan gizi kurang/BGM/buruk. Biasanya ibu memberikan tambahan susu
dan rajin menimbang badan untuk memantau pertumbuhan anak. Untuk
pemberian ASI sebagian besar balita diberikan asi ekslusif selama 6 bulan.
49
Gizi keluarga mayoritas masyarakat rajin sarapan pagi, makan makanan
seimbang dan smeua warga sudah menggunakan garam beryodium.

D. Rumah dan lingkungan

Mayoritas warga sudah memiliki jamban namun masi ada 1,54% yang
belum memiliki jamban. Sumber air terbanyak yaitu sumur (86,34%) dengan
jarah sumber air dengan pembuangan kotoran mayoritas > 10 meter
(52,58%). Tetapi angka ini tidak jauh berbadan dengan jarah kurang dari 10
meter (47,42%). Namun dari hasil survey nilai air bayoritas air jernih, bersih
dan bebas pencemaran (99,48%). Semua warga sudah memiliki kamar mandi
dengan 4,12% kamar mandi terbuka dan 95,88% kamar mandi tertutup.
Mayoritas lantai kamar mandi adalah ubin (70,62%) serta 40,72% sudah
memiliki saluran pembuangan air limbah kamar mandi. Namun terdapat
48,97% yang membuang limbah kamar mandi di selokan dan sungai, hal ini
dapat mencemari air oleh karena itu perlu diadakan perbaikan pembuangan
limbah kamar mandi.

Masyarakat sudah memiliki tempat pembuangan sampah tetapi 31,19%


tempat sampah terbuka. Tempat sampah yang benar sebaiknya tertutup
sehinga tidak menimbulkan bau dan vector-penyakit seperti lalat tidak bias
hinggap di sampah. Sebagian besar rumah sudah masuk kriteria rumah sehat
yaitu terdapat jendela dan ventilasi, kamar teran, lantai bukan tanah dan
memiliki atap genting atau seng. Warga yang memiliki kandang sebagian
besar memiliki kandang yang terpisah dari rumah (20,36%) dengan mayoritas
hewan ternak adalah ungags (81,44%). Warga yang memiliki toga lebih
sedikit dibandingkan yang tidak memiliki toga yaitu 75,77%. Oleh karena itu
perlu diadakan sosialisasi pentingnya toga di masing-masing rumah.

E. Perilaku Anggota Keluarga dan Surveillance

50
Masih banyak anggota keluarga yang merokok (58,76%) dibandingkan
yang tidak merokok (41,42%). Selain itu juga 76,03% warga tidak memiliki
toga. Selain itu perilaku keluarga di Kelurahan Mrican mayoritas baik. Hasil
surveillance didapatkan banyak warga yang terkena penyakit ISPA yaitu
sejumlah 312 orang dilanjutkan dengan gatal-gatal sebanyak 20 orang.

F. Program kesehatan Lansia

Sebanyak 96 responden mengisi kuesioner lansia. Kebanyak kesehatan


lansia sudah cukup baik. Mayoritas lansia sehat, rutin periksa ke tenaga
kesehatan serta rutin mengikuti posyandu lansia. Saran dari masyarakat yaitu
sebaiknya mengadakan pemeriksaan lab gratis, serta mengadakan kunjungan-
kunjungan kesehatan ke lansia yang tidak bisa datang ke posyandu lansia
karena sakit.

51
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah kami lakukan terhadap warga Kelurahan


Mrican, dapat disimpulkan bahwa kesehatan masyarakat sudah cukup baik namun
ada beberapa hal yang masih perlu diperhatikan. Masih terdapat masyarakan yang
belum memiliki asuransi kesehatan. Walaupun tidak banyak namun hal ini perlu
dperhatikan mengingat program pemerintah yang mewajibkan seluruh warga
Negara Indonesia memiliki asuransi kesehatan. Masi terdapat beberapa ibu hamil
yang memiliki gangguan selama kehamilan serta masih ada angka kematian bayi
yang muncul. Selain itu masih ada juga balita yang memiliki status gizi
kurang/BGM/buruk walaupun tidak sebanyak balita dengan gizi baik. Mayoritas
rumah warga sudah memiliki kriteria rumah sehat, namun untuk pembuangan
sampah masih banyak yang menggunakan tempat sampah terbuka dan masih
banyak yang membuang limbah kamar mandi ke selokan atau sungai. Masih
banyak juga warga yang belum memiliki toga di rumahnya. Mayoritas anggota
keluarga juga masih nbanyak yang merokok dan banyak warga yang terkena
penyakit ISPA.

B. Saran

Dari kesimpulan di atas, disarankan untuk diadakan Musyawarah Mawas


Diri (MMD). MMD adalah kegiatan yang mempertemukan tokoh tokoh
masyarakat desa, kader kesehatan serta masyarakat desa. MMD bertujuan untuk
mendiskusikan permasalahan yang muncul dari SMD yang telah dilakukan,
mencari penyebab dan solusi, serta merencanakan berbagai program maupun
kegiatan yang bermaksud untuk menyelesaikan masalah tersebut (intervensi).

52
DAFTAR PUSTAKA

1) Dahlan, M. S., 2010. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam
Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika.
2) Departemen Kesehatan. 2004. Sistem Kesehatan Nasional. Depkes RI,
Jakarta.
3) Depkes (20 Juni 2016). Rekapitulasi Puskesmas. Diperoleh 20 Juni 2016, dari
www.bankdata.depkes.go.id/puskesmas/
4) Ghazali, P. L., 2012. Ilmu Kesehatan Masyarakat Untuk Kompetensi Dokter
Umum. Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
5) Kemendagri (2015). Data Pokok Kelurahan Mrican. Diperoleh 20 Juni 2016,
dari http://prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id/dpokok_ndesa/
6) Kementrian Kesehatan. 2004. KEPMENKES RI No.
128/MENKES/SK/II/2004. Kementrian Kesehatan, Jakarta.
7) Notoatmodjo, S., 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
8) Sastroasmoro, S., dkk., 1995. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis.
Jakarta : Binarupa Aksara.
9) UPTD Puskesmas Mrican, 2015. Data Dasar Puskesmas Mrican. Puskesmas
Mrican, Kota Kediri.

53
LAMPIRAN

54

Anda mungkin juga menyukai