30 Universitas Sriwijaya
31
4.1.2 Superelevasi
Superelevasi bertujuan membantu kendaraan dalam mengatasi gaya
sentrifugal saat tikungan sehingga alat angkut tidak tergelincir. Selain itu
superelevasi berguna agar alat angkut mampu melewati tikungan pada kecepatan
maksimum yang diperbolehkan.
Berdasarkan pengamatan terdapat 1 tikungan dan belum terdapat superelevasi
karena jalan relatif datar. Untuk menghitung besarnya superelevasi standar terlebih
dahulu menghitung besarnya jari-jari tikungan. Besarnya jari-jari aktual pada
tikungan sebesar 63 m dan kecepatan rencana sebesar 40km/jam, sehinga
didapatkan superelevasi standar sesuai dengan jari-jari aktual tikungan yaitu
sebesar 0,034 m/m (34 cm/m) (Lampiran 9).
Universitas Sriwijaya
32
Berdasarkan perhitungan lebar jalan rata-rata aktual dan lebar jalan yang harus
dibuat pada kondisi lurus adalah 21,8 m dan 24 m sehingga beda tingi yang harus
dibuat masing-masing sebesar 0,436 m (43,6 cm) dan 0,48 m (48 cm) antara bagian
tengah jalan dengan badan kiri dan kanan jalan (Lampiran 11). Apabila jalan angkut
dibuat cross slope sesuai standar maka dapat memperlancar penirisan air pada
permukaan jalan angkut apabila turun hujan, air hujan yang ada pada permukaan
jalan angkut akan mengalir ke tepi jalan sehingga air tidak menggenang ke
permukaan jalan angkut. Jika tidak membuat cross slope maka dapat menyebabkan
mudahnya terjadinya kerusakaan jalan akibat genangan air.
4.2 Produktivitas
Produktivitas alat angkut aktual sebesar 152,20 bcm/jam dengan total cycle
time sebesar 863,21 detik (Lampiran 26) sedangkan setelah dianalisis secara teroitis
produktivitas dump truck sebelum adanya perbaikan sebesar 153,34 bcm/jam
dengan total cycle time sebesar 856,78 detik (Lampiran 26). Untuk perhitungan
tersebut pada kondisi dimana belum adanya perbaikan pada geometri jalan baik
pada lebar jalan lurus, lebar jalan tikungan, superelevasi, kemiringan jalan, cross
slope, dan juga perkerasan jalan pada segmen jalan yang tergolong daya dukung
tanah rendah sehingga terdapat banyak undulating dan lubang-lubang amblasan
yang menghambat laju kecepatan alat angkut. Namun apabila dilakukan perbaikan
terhadap geometri jalan, maka dapat meningkatkan kecepatan alat angkut sehingga
meningkatkan produktivitas sebesar 157,68 bcm/jam dengan total cycle time
sebesar 833,22 detik. Adapun perbandingan antara produksi dump truck pada
kondisi aktual , teoritis sebelum dan setelah perbaikan terdapat pada (Tabel 4.2).
Universitas Sriwijaya
33
Load Factor
Kondisi
Bermuatan Kosong
Aktual 0,462 0,309
Teoritis Sebelum perbaikan 0,485 0,272
Teoritis Setelah perbaikan 0,388 0,261
Setelah diperoleh load factor maka dapat diketahui konsumsi bahan bakar
berdasarkan perhitungan pemakaian rimpull rata-rata yang kemudian disesuaikan
dengan waktu kerja, sehingga diperoleh perbandingan konsumsi bahan bakar alat
angkut sebagai berikut (Tabel 4.4)
Universitas Sriwijaya
34
Universitas Sriwijaya
35
dapat diketahui bahwa material dari Pit KB2 di jalur selatan memiliki kekerasan
yang tinggi sehingga direkomendasikan untuk material perkerasan jalan.
Universitas Sriwijaya