Anda di halaman 1dari 12

FISIOLOGI HEPATOBILIER DAN PANKREAS pembentukan misel.

Kedua fungsi ini terkait dengan struktur


garam empedu.
Hati adalah organ metabolik terbesar dan terpenting di tubuh.
Fungsinya antara lain: Bilirubin, konstituen utama empedu, sama sekali tidak
berperan dalam pencernaan, tetapi merupakan salah satu dari
1. pengolahan metabolik kategori nutrien utama beberapa produk sisa yang diekskresikan dalam empedu.
(karbohidrat, lemak, protein) setelah penyerapan Bilirubin adalah pigmen empedu utama yang berasal dari
mereka dari saluran pencernaan penguraian sel darah merah yang usang.Bilirubin ini
2. detoksifikasi atau degradasi zat sisa dan hormon merupakan pigmen kuning yang menyebabkan empedu
serta obat dan senyawa asing lainnya berwarna kuning.Di dalam saluran pencernaan, pigmen ini
3. sintesis berbagai protein plasma, mencakup protein mengalami modifikasi oleh enzim-enzim bakteri yang
yang penting untuk pembekuan darah serta untuk kemudian menyebabkan tinja berwarna coklat khas.Dalam
mengangkut hormon tiroid, steroid, dan kolesterol keadaan nrmal, sejumlah kecil bilirubin direabsorbsi oleh usus
dalam darah untuk kembali ke darah, dan sewaktu akhirnya dikeluarkan
4. penyimpanan glikogen, lemak, besi, tembaga, dan melalui urin, bilirubin tersebut merupakan penentu utama
banyak vitamin warna kuning pada air kemih.ginjal baru mampu
5. pengaktifan vitamin D, yang dilaksanakan oleh hati menyekresikan bilirubin apabila zat ini telah dimodifikasi
bersama dengan ginjal sawaktu melalui hati dan usus.
6. pengeluaran dan bakteri sel darah merah yang
usang, berkat adanya makrofag residen
7. ekskresi kolesterol dan bilirubin, yang terakhir adalah Pankreas adalah kelenjar memanjang yang terletak di
produk penguraian yang berasal dari destruksi sel belakang dan di bawah lambung, di atas lengkung pertama
darah merah yang sudah usang duodenum.Pankreas merupakan kelenjar campuran yang
8. membantu penyekresian garam empedu mengandung jaringan eksokrin dan endokrin.

Bagian eksokrin yang predominan terdiri dari kelompok-


Walaupun fungsinya sangat beragam, spesialisasi sel-sel di kelompok sel sekretorik seperti anggur yang membentuk
dalam hati sangat sedikit.Tiap-tiap sel hati atau hepatosit, kantung-kantung atau asinus, yang berhubungan dengan
tampaknya mampu melaksanakan berbagai tugas metabolik di duktus yang akhirnya bermuara ke duodenum. Ada 3 jenis
atas, kecuali aktivitas fagositik yang dilaksanakan oleh enzim pankreas, yaitu:
makrofag residen atau disebut juga sel Kupffer.Spesialisasi
berlangsung di organel-organel yang sangat berkembang di  enzim-enzim proteolitik yang berperan dalam
dalam hepatosit. pencernaan protein tripsinogen, kimotripsinogen,
prokarboksipeptidase
Untuk melaksanakan berbagai tugas tersebut, hati secara  amilase pankreas, berperan dalam pencernaan
anatomis tersusun sedemikian rupa, sehingga setiap hepatosit karbohidrat dgn cara serupa air liur
dapat berkontak langsung dengan darah dari dua sumber:  lipase pankreas, satu-satunya enzim yang penting
darah vena yang langsung datang dari saluran pencernaan dan
dalam pencernaan lemak
darah arteri yang datang dari aorta. Darah vena memasuki hati
melalui hubungan vaskuler yang khas dan kompleks yang
dikenal sebagai sistem porta hati. Bagian endokrin yang lebih kecil terdiri sari pulau-pulau
jaringan endokrin terisolasi, pulau-pulau Langerhans yang
tersebar di seluruh pankreas.Hormon terpenting yang
Empedu disekresikan oleh hati dan dibelokkan ke kantung disekresikan oleh sel-sel pulau pankreas adalah insulin dan
empedu di antara waktu makan.Lubang duktus biliaris ke glukagon. Pankreas eksokrin dan endokrin tidak memiliki
dalam duodenum dijaga oleh sfingter Oddi, yang mencegah kesamaan, kecuali menempati lokasi yang sama.
empedu memasuki duodenum, kecuali selama ingesti
makanan. Apabila sfingter tertutup, sebagian besar empedu
yang disekresikan oleh hati akan dibelokkan ke kantung
empedu, yang tidak berhuubungan langsung dengan hati. PATOFISIOLOGI IKTERIK
Empedu kemudian disimpan dan dipekatkan di dalam kantung
empedu di antara waktu makan.Setelah makan, empedu Ikterus yaitu penimbunan pigmen empedu dalam tubuh
masuk ke duodenum akibat kmbinasi efek pengosongan sehingga tubuh jadi kuning. Bisa dideteksi terutama pada
kandung empedu dan peningkatan sekresi empedu oleh jaringan permukaan yang kaya elastin seperti sklera,
hati.Jumlah empedu yang disekresikan per hari berkisar dari permukaan bawah lidah, kemudian kulit, urine, apabila kadar
250 mL sampai 1 L, bergantung pada derajat rangsangan. bilirubin mencapai 2-3 mg/dl, dimana normalnya hanya 0.3-1
mg/dl.
Garam empedu membantu pencernaan lemak melalui efek
deterjen (emulsifikasi) mereka dan mempermudah  Metabolisme Bilirubin Normal
penyerapan lemak melalui partisipasi mereka dalam
Bilirubin terbentuk dari pemecahan eritrosit yang Peningkatan kadar bilirubin terkonyugasi
masa hidupnya hanya 120 hari. Setiap hari 50 ml disertai bukti-bukti kegagalan ekskresi hati
darah akan dihancurkan sehingga terbentuk 200-250 lainnya, seperti meningkatnya fosfatase
mg bilirubin. Prosesnya; alkali serum, meningkatnya AST,
meningkatnya kolesterol, meningkatnya
Destruksi eritrosit tua di limpa garam-garam empedu.

Patofisiologi Ikterus HEPATITIS


Hepatitis adalah suatu peradangan pada hati (liver).
Penyebabnya dapat berbagai macam, mulai dari virus sampai
o pembentukan bilirubin secara berlebihan
dengan obat-obatan, termasuk obat tradisional. Virus hepatitis
juga ada beberapa jenis, hepatitis A, hepatitis B, C, D, E, F dan
Penyebab utamanya karena anemia G. Manifestasi penyakit hepatitis akibat virus bisa akut
hemolitik, sehingga disebut ikterus (hepatitis A) dapat pula hepatitis kronik (hepatitis B,C) dan
hemolitik.Dimana bilirubin tak adapula yang kemudian menjadi kanker hati (hepatitis B dan
terkonyugasi tersedia dalam jumlah banyak C).
melampaui kemampuan hati.Kadar
bilirubin serum meningkat, namun karena
Bilirubin tak terkonyugasi tidak larut dalam
A. Etiologi dan Epidemiologi
air, jadi tidak dikeluarkan melalui
urine.Urobilinogen dan sterkobilinogen
meningkat.Akibat peningkatan beban Hepatitis A
bilirubin terhadap hati dan peningkatan
konyugasi dan ekskresi, maka kemih dan hepatitis infeksiosa
feses menjadi gelap.
Virus Hepatitis A (HAV) merupakan virus RNA berdiameter
o gangguan pengambilan bilirubin tak 27 nm, yang dapat dideteksi dalam feses pada akhir masa
terkonyugasi oleh hati inkubasi dan fase preikterik.Sewaktu timbul ikterik, antibodi
terhadap HAV dapat diukur dalam serum.Mula-mula antibodi
Bisa terjadi karena obat-obatan, seperti IgM anti HAV meningkat dengan tajam, kemudian IgG anti HAV
flavaspida (obat cacing pita), novobiasin, menjadi dominan yang menunjukkan penderita pernah
dan beberapa zat warna kolesistgrafik. mengalami infeksi HAV.

o gangguan konyugasi bilirubin HAV ditularkan melalui oral dengan menelan makanan yang
 Ikterus fisiologis pada neonatus, sudah terkontaminasi. Epidemi dapat timbul pada:
apabila hiperbilirubinemia tak
terkonyugasi yang ringan (<11.9  pusat yang sangat padat, seperti pusat perawatan
mg/100 ml) pada hari ke 2-5 dan rumah sakit jiwa
setelah lahir. Hal ini disebabkan  pelancong yang jalan-jalan ke daerah endemik,
kurang matangnya enzim seperti Asia Tenggara, Afrika Utara, Timur Tengah
glukornil transferase  Penularan ditunjang oleh sanitasi yang buruk,
 Kernikterus atau Bilirubin kesehatan pribadi yang buruk, perilaku seksual yang
enselopati, apabila kadar sering berganti pasangan
bilirubin >20 mg/100 ml pada
bayi baru lahir. Penyebabnya
poses hemolitik (eritoblastsis Masa inkubasi virus ini adalah 28 hari.Masa infektif tertinggi
fetalis) terjadi pada bayi baru adalah pada minggu ke-2 segera sebelum timbulnya ikterus.
lahir karena defisiensi glukoronil
transferase Seringkali infeksi hepatitis A yang pada anak-anak tidak
o penurunan ekskresi bilirubin terkonyugasi menimbulkan gejala, sedangkan pada orang dewasa
dalam empedu akibat faktor intrahepatik menyebabkan gejala mirip flu, rasa lelah, demam, diare, mual,
dan ekstrahepatik. nyeri perut, mata kuning dan hilangnya nafsu makan. Gejala
hilang sama sekali setelah 6-12 minggu. Orang yang terinfeksi
Bisa menimbulkan bilirubinuria karena hepatitis A akan kebal terhadap penyakit tersebut. Berbeda
bilirubin terkonyugasi larut dalam air, dengan hepatitis B dan C, infeksi hepatitis A tidak berlanjut ke
sehingga kemih menjadi hepatitis kronik.
gelap.Urobilinogen feses dan kemih sering Saat ini sudah ada vaksin hepatitis A, memberikan kekebalan
berkurang sehingga feses pucat. selama 4 minggu setelah suntikan pertama, untuk kekebalan
yg panjang diperlukan suntikan vaksin beberapa kali.
melalui hubungan seksual.Masa inkubasinyaa 120 hari. HbsAg
Hepatitis B dapat ditemukan pada cairan tubuh yang terinfeksi, seperti
darah, semen, saliva, air mata, ascites, air susu ibu, kemih, dan
Virus hepatitis B (HBV) adalah virus DNA bercangkang ganda, feses. Resiko tinggi terkena HBV yaitu;
ukuran 42 nm. Ada beberapa penanda serolgik untuk
identifikasi HBV;  Imigran dari daerah endemik HBV
 Orang-orang yang memakai bat melalui IV yang
1. Antigen permukaan (HbsAg) dulu disebut antigen sering bertukar jarum suntuk
australia (HAA)  Melakukan hubungan seksual dengan banyak orang
atau orang yang terinfeksi
Positif pada 2 minggu sebelum timbulnya gejala  Pria homoseksual yang aktif secara seksual
klinis, biasanya menghilang pada masa konvalesen  Pasien di institusi mental
dini tetapi dapat bertahan selama 4-6 bulan  Narapidana pria
disebut pembawa HBV. Juga dapat menandakan  Pasien hemodialisis & penderita hemofilia yg
penderita dapat menularkan HBV ke orang lain menerima bahan-bahan dari plasma
dengan menginfeksi mereka.
 Kontak serumah dengan pembawa HBV
 Pekerja social dalm bidang kesehatan terutama jika
2. Petanda antibodi terhadap antigen inti (anti Hbc) pekerjaannya banyak berkontak dengan darah
 Bayi baru lahir & ibu yg terinfeksi dapat terinfeksi
Tidak terdeteksi secara rutin dalam serum penderita selama / segera setelah lahir
infeksi HBV karena teletak di dalam kulit luar
HbsAg.Dapat terdeteksi segera setelah gambaran
Gejalanya mirip hepatitis A, mirip flu, yaitu hilangnya nafsu
klinis hepatitis muncul dan menetap untuk
makan, mual, muntah, rasa lelah, mata kuning dan muntah
seterusnya.Juga merupakan petanda kekebalan yang
serta demam.Penularan dapat melalui jarum suntik atau pisau
didapat dari infeksi HBV (bukan divaksinasi).
yang terkontaminasi, transfusi darah dan gigitan manusia.

Antibodi IgM anti HBc terlihat dini selama terjadi


infeksi dan bertahan selama lebih dari 6
Hepatitis C (HCV)
bulan.Antibodi ini untuk mendeteksi infeksi baru
atau infeksi yang telah lewat. Predominan antibodi
IgG anti HBc menunjukkan kesembuhan dari HBV di Merupakan virus RNA kecil terbungkus lemak, dismeternya 30-
masa lampau (6 bulan) atau infeksi HBV kronik. 60 nm.Ditularkan secara parenteral dan kemungkian melalui
kontak seksual.Masa inkubasinya 15-160 hari, rata-rata selama
30 hari.
3. Antibodi terhadap antigen permukaan (anti HBs)

Timbul setelah infeksi membaik dan berguna untuk


Hepatitis D (HDV delta)
memberikan kekebalan jangka panjang. Setelah
vaksinasi, kekebalan dinilai dengan mengukur kadar
antibodi anti HBs. Merupakan virus RNA berukuran 35 nm, membutuhkan HBsAg
untuk berperan sehingga lapisan luar partikel yang menular,
sehingga hanya penderita HBsAg+ dapat tertular HDV.
4. Antigen –e- HbeAg
Penularannya melalui serum.Masa inkubasinya 2 bulan.HDV
timbul dengan 3 keadaan klinis; koinfeksi dengan HBV,
Timbul bersamaan atau segera setelah HbsAg dan superinfeksi pembawa HBV, hepatitis fulminan.
menghilang beberapa minggu sebelum HbsAg
menghilang).
Hepatitis E

Selalu ditemukan pada semua infeksi akut,


Merupakan virus RNA kecil, diameternya 32-34 nm.Ditularkan
menunjukkan adanya replikasi virus dan bahwa
melalui jalan fekal-ral.Masa inkubasi 6 minggu.Gejala mirip
penderita dalam keadaan sangat menular.Jika
hepatitis A, demam pegel linu, lelah, hilang nafsu makan dan
menetap maka disebut infeksi replikasi
sakit perut. Penyakit yang akan sembuh sendiri (self-limited),
kronik.Antibodi terhadap HbeAg (anti Hbe) muncul
kecuali bila terjadi pada kehamilan, khususnya trimester
pada semua infeksi HBV dan berkaitan dengan
ketiga, dapat mematikan.
hilangnya virus-virus yang bereplikasi dan
berkurangnya daya tular.

Hepatitis F
Infeksi HBV merupakan penyebab utama dari hepatitis akut
dan kronik, sirosis, dan kanker hati.Cara utama penularannya
melalui parenteral dan menembus membran mukosa terutama
Baru ada sedikit kasus yang dilaporkan.Saat ini para pakar memanjang, HBsAg ditemukan dalam serum selama
belum sepakat hepatitis F merupakan penyakit hepatitis yang fase prodomal.
terpisah.
Pada kasus yang tidak berkomplikasi, penyembuhan
Hepatitis G dimulai 1 minggu atau 2 minggu, setelah awitan
ikterus, dan berlangsung selama 2-6 minggu.
Gejala serupa hepatitis C, seringkali infeksi bersamaan dengan
hepatitis B dan/atau C. Tidak menyebabkan hepatitis fulminan
ataupun hepatitis kronik.Penularan melalui transfusi darah D. Komplikasi
jarum suntik.
1. Hepatitis fulminan

B. Patologi Dicirikan dengan gelaja gagal hati akut, yaitu penciutan


hati, kadar bilirubin serum meningkat cepat, waktu
Pada kasus yang klasik, ukuran dan warna hati tampak protrombin memanjang, kma hepatikum. Tidak sering
normal.Kadang-kadang sedikit edema, membesar, dan menjadi komplikasi HCV dan amat jarang menyertai HAV.
berwarna seperti empedu.Secara histologik, susunan
hepatselular menjadi kacau, cedera, dan nekrosis sel hati, 2. Hepatitis kronik persisten
peradangan perifer.
adalah perjalanan penyakit yang memanjang hingga 4-8
bulan. Dapat kambuh karena minum alkohol, aktivitas
C. Gambaran Klinis yang berlebih, biasanya dengan tirah baring akan diikuti
kesembuhan.
Hepatitis anikterik subklinik, sering pada HAV dan penderita
mengira menderita flu. 3. Hepatitis agresif / kronik aktif

 Gejala prodromal Terjadi kerusakan hati seperti degragasi (piece meal) dan
perkembangan sirosis.Terapi kortikosteroid dapat
Berlangsung selama seminggu atau lebih sebelum memperlambat perluasan cedera hati, namun prognosis
timbul ikterus. Gambaran klinisnya; buruk, kematian terjadi dalam 5 tahun akibat gagal hati
atau komplikasi sirosis. Obat-obatan yang terlibat dalam
o malaise, anoreksia, sakit kepala, demam patogenesisnya antara lain alfa-metildopa (aldonex),
isoniazid, sulfonamida, aspirin.
derajat rendah, hilangnya nafsu makan
o atralgia, artritis, urtikaria, ruam kulit
sementara, glomerula nefritis 4. Karsinoma hepatoseluler
o perasaan tidak nyaman di kuadran kanan
atas karena peregangan kapsula hati
 Fase ikterik dan awitan ikterik Penyebab utamanya infeksi HBV kronik dan sirosis hepatis.

Berlangsung selama 4-6 minggu.Biasanya penderita KLASIFIKASI LAINNYA


merasa lebih sehat, nafsu makan kembali dan
demam mereda, sementara kemih menjadi gelap HEPATITIS AKUT
dan feses memucat, hati membesar dan ditemukan
limfadenopati yang nyeri.
Adalah penyakit infeksi akut dengan gejala utama
berhubungan erat dengan adanya nekrosis pada hati, dapat
Kelainan biokimianya meliputi AST dan ALT disebabkan virus hepatitis A, B, C dan virus-virus lain.
meningkat yang mendahului awitan ikterus 1 minggu
atau 2 minggu.Pemeriksaan kemih menunjukkan
Manifestasi klinis
adanya bilirubin dan kelebihan urobilinogen.
Bilirubinuria memetap selama penyakit berlangsung,
namun urobilinogen kemih akan menghilang untuk  stadium praikterik (4-7 hari) sakit kepala, lemah,
sementara waktu bila ada fase obstruksi yang anreksia, mual, muntah, demam, nyeri otot, nyeri
disebabkan oleh kolesterol. Selanjutnya dapat timbul perut kanan atas, urin lebih coklat
urobilinogen kemih sekunder.  stadium ikterik (3-6 minggu) ikterus awalnya di
sklera, kemudian di seluruh tubuh. Keluhan
Fase ikterik menunjukkan hiperbilirubinemia <10 berkurang tapi pasien masih lemah, anoreksia, dan
mg/100ml, kadar fosfatase alkali normal atau sedikit muntah. Tinja kelabu/ kuning muda serta hati
meningkat. Leoksitosis ringan, waktu protrombin membesr dan nyeri tekan
 stadium pascaikterik (rekonvalesensi) ikterus o antibitik tidak jelas kegunaannya
mereda, warna urin dan tinja kembali normal. o jangan diberikan anti emetik. Jika perlu
Penyembuhan pada anak-anak biasanya pada akhir sekali berikan fenotiazin
bulan ke 2, lebih cepat dari orang dewasa
HEPATITIS KRONIK
Klasifikasi
Hepatitis kronik ialah suatu sindrom klinis dan patologis
1. hepatitis inapparent tidak ditemukan gejala. Hanya yang disebabkan oleh bermacam-macan etiologi, ditandai
diketahui bila dilakukan pemeriksaan faal hati dan oleh berbagai tingkat peradangan dan nekrosis pada hati
biopsi (serum transaminase meningkat) yang berlangsung terus menerus tanpa penyembuhan
2. hepatitis anikterik keluhan ringan dan samar-samar dalam waktu paling sedikit 6 bulan.
(anoreksia dan gangguan pencernaan). Pemeriksaan
lab menunjukkan hiperbilirubinemia ringan dan Sirosis hati merupakan stadium akhir hepatitis kronik dan
bilirubinuria.Urin seperti teh tua&bila dikocok irreversibel yang ditandai oleh fibrosis yang luas dan
memperlihatkan busa kuning kehijauan menyeluruh pada jaringan hati disertai dengan
3. hepatitis akut ikterik paling sering pembentukan nodulus sehingga gambaran arsitektur
terjadi.Perjalanannya jinak&sembuh dalam 8 mgg jaringan hati yang normal menjadi sukar dikenal lagi.
4. hepatitis fulminan terdapat gangguan nefrologi,
fetor hepatik, muntah persisten, demam dan ikterus
Pengenalan jenis dan etiologi hepatitis kronik amat
hebat dalam waktu singkat. Pada pemeriksaan penting karena akan menentukan perjalanan penyakit,
ditemukan hati mengecil, purpura, dan perdarahan
pengelolaan dan prognosisnya. Etiologi hepatitis kronik
saluran cerna. Prognosisnya jelek, kematian bisa
biasanya diketahui berdasarkan anamnesis, hasil
terjadi dalam 7-10 hari
pemeriksaan biokimiawi dan serologis. Pada sebagian
5. hepatitis persisten penurunan bilirubin dan
besar hepatitis kronik, pengobatan yang tepat akan
transaminase terjadi perlahan-lahan, lemah, cepat
memperbaiki prognosisnya, di samping ada pula jenis yg
lelah meski nafsu makan membaik. Pekerjaan fisik
tdk memerlukan pengobatan.
memperburuk hasil pemeriksaan fall hati. Sembuh
sempurna dalam 1-2 tahun
6. hepatitis subakut / submassive hepatitic necrosis Dikenal 4 kelompok etiologi hepatitis kronik :
peningkatan fosfatase alkali daln klesterol dalam
serum, ikterus dalam waktu lama. Pasien sembuh  infeksi virus
dalam 12 bulan o virus hepatitis B, C, dan D
7. hepatitis kolongitik ikterus hebat, disertai pruritus o virus lain (sitomegalo, Epstein-Barr dan
selam lebih dari 4 minggu rubella)
 penyakit hati autoimun
Pasca hepatitis keluhan bersifat subjektif, antara lain  obat : metildopa, isoniazid, aspirin, nitrofurantoin,
anoreksia, lemah, perasaan tidak enak di perut, berat badan oksifenisatin
naik  kelainan genetik
o penyakit Wilson
Penatalaksanaan o defisiensi L1

 istirahat pada periode akut dan keadaan lemah Ada 2 bentuk hepatitis kronik:
harus cukup istirahat meski tidak mutlak
mempercepat penyembuhan  hepatitis kronik persisten
 diet jika pasien mual, muntah, tidak nafsu makan prognosis baik dan dapat sembuh sempurna.
berikan infus. Jika sudah tidak mual diberi makanan Diagnosis pasti dengan biopsi dan gambaran PA
cukup kalori (30-35 kalori/kgBB) dengan protein  hepatitis kronik aktif
cukup (1 g/kgBB). Pemberian lemak tidak perlu umumnya berakhir dengan sirosis hepatis. SGOT dan
dibatasi SGPT naik turun dan tidak stabil
 medikamentosa
o kortikosteroid diberikan pada kolestasis Penatalaksanaan, pemberian interferon (IFN) yaitu protein
berkepanjangan (transaminase normal, selular stabil dalam asam yang diproduksi oleh sel tubuh kita
bilirubin meningkat) prednison 3x10 mg akibat rangsangan virus atau induksi beberapa
selama 7 hari kemudian dilakukan mikroorganisme, asam nukleat, antigen, nitrogen, dan polimer
tappering off. Gunanya tidak untuk sintetik.IFN punya efek antivirus, imunomodulasi, dan anti
mempercepat penurunan bilirubin darah proliferatif.
o obat yang bersifat melindungi hati
o vitamin K diberikan pada kasus
kecenderungan perdarahan pada hepatitis B, tujuan pemberian IFN adalah menghambat
replikasi virus hepatitis B, menghambat nekrosis sel hati
karena radang dan mencegah transformasi malina sel hati. Hepatitis lupoid, hepatitis kronik aktif
Dosis untuk hepatitis kronik aktif adalah 5-10 MU/m2/hari
selama 3-6 bulan atau IFN limfoblastoid 10 MU/m2 3 kali o toksik dan obat
seminggu selama 3 bulan lebih.
MTX, INH, Metildopa
pada hepatitis C, tujuan pemberian IFN adalah mengurangi
gejala, megusahakan perbaikan parameter kimiawi,
mengurangi peradangan dalam jaringan hati, menghambat
o operasi pintas usus halus pada obesitas
progresi histopatologi, menurunkan infektivitas, menurunkan
o malnutrisi, infeksi seperti malaria,
sistosomiasis (biasanya ada hubungan
resiko terjadinya hepatoma dan memperbaiki harapan hidup.
dengan etiologi lain)
Dosis IFN alfa 3x3 juta unit/minggu selama 6 bulan.Dapat
terjadi kekambuhan singkat beberapa bulan setelah obat  etiologi tanpa diketahui penyebabnya
dihentikan selama kurang dari 3 bulan.
Sirosis yang tidak diketahui penyebabnya dinamakan
SIROSIS HEPATIS sirosis kriptogenik / heterogenous.Ada yang
mendapatkan kekerapan sekitar 50%, di Inggris
30%.Di Perancis di mana alkoholisme sebagai etiologi
a. Definisi banyak dijumpai, angka kriptogenik menurun. Juga di
negara di mana faktor etiologi telah diketahui seperti
Sirosis hati adalah penyakit hati menahun yang difus infeksi hepatitis viral dengan serologik marker, angka
ditandai dengan adanya pembentukan jaringan ikat kejadian kriptogenik akan menurun.
disertai nodul.Pembentukan jaringan ikat saja seperti
pada payah jantung, obstruksi saluran empedu, juga
pembentukan nodul saja seperti pada sindrom Felty dan
c. Epidemiologi
transformasi nodular parsial bukanlah suatu sirosis hati.

Angka kejadian sirosis hati dari hasil autopsy sekitar 2,4%


Biasanya dimulai dengan adanya proses peradangan (0,9%-5,9%) di Barat. Angka kejadian di Indonesia
nekrosis sel hati yang luas, pembentukan jaringan ikat dan
menunjukkan pria lebih banyak menderita sirosis dari
usaha regenerasi nodul. Distorsi arsitektur hati akan wanita (2-4,5 : 1), terbanyak didapat pada dekade ke-
menimbulkan perubahan sirkulasi mikro dan makro lima. Di Medan dalam kurun waktu 4 tahun dari 19.914
menjadi tidak teratur akibat penambahan jaringan ikat
pasien yang dirawat di bagian Penyakit Dalam, didapatkan
dan nodul tersebut. 1128 pasien penyakit hati (5%). Pada pengamatan secara
klinis dijumpai 819 pasien sirosis hati (72,7%).
b. Etiologi Perbandingan pria dan wanita 2,2 : 1. dari hasil biopsi
ternyata kekerapan sirosis mikro dan makronodular
 etiologi yang diketahui penyebabnya hampir sama (1,6 : 1,3).
o hepatitis virus tipe B dan C
o alkohol d. Patogenesis
o metabolik
Infeksi hepatitis viral tipe B/C menimbulkan peradangan
Hemokromatosis idiopatik, penyakit sel hati.Peradangan ini menyebabkan nekrosis meliputi
Wilson, defisiensi alpha 1 anti tripsin, daerah yang luas (hepatoselular), terjadi kolaps lobulus
galaktosemia, tirosinemia kongenital, DM, hati dan ini memacu timbulnya jaringan parut disertai
penyakit penimbunan glikogen. terbentuknya septa fibrosa difus dan nodul sel hati.
Walaupun etiologinya berbeda, gambaran histologi sirosis
o kolestasis kronik/sirosis biliar sekunder hati sama atau hampir sama. Septa bisa dibentuk dari sel
intra dan ekstrahepatik retikulum penyangga yang kolaps dan berubah jadi
o obstruksi aliran vena hepatik parut.Jaringan parut ini dapat menghubungkan daerah
porta yang satu dengan yang lainnya atau porta dengan
sentral (bridging necrosis).
- Penyakit veno oklusif

Beberapa sel tumbuh kembali dan membentuk nodul


- Sindrom Budd Chiari
dengan berbagai ukuran dan ini menyebabkan distorsi
percabangan pembuluh hepatik dan gangguan aliran
- Perikarditis konstriktiva darah porta, dan menimbulkan hipertensi portal.Hal
demikian dapat pula terjadi pada sirosis alkoholik tapi
- Payah jantung kanan prosesnya lebih lama.Tahap berikutnya terjadi
peradangan dan nekrosis pada sel duktules, sinusoid,
o gangguan imunologis retikulo endotel, terjadi fibrogenesis dan septa
aktif.Jaringan kolagen berubah dari reversibel menjadi
ireversibel bila telah terbentuk septa permanen yang Dalam proses penyakit hati yang berlanjut sulit
aselular pada daerah porta dan parenkim hati.Gambaran dibedakan hepatitis kronik aktif yang berat dengan
septa ini bergantung pada etiologi sirosis.Pada sirosis permulaan sirosis yang terjadi (sirosis dini).
dengan etiologi hemokromatosis, besi mengakibatkan
fibrosis aerah periportal, pada sirosis alkohoik timbul  Fase kompensasi sempurna
fibrosis daerah sentral.Sel limosit T dan makrofag
menghasilkan limfokin dan monokin, mungkin sebagai
mediator timbulnya fibrinogen.Mediator ini tidak Pada fase ini pasien tidak mengeluh sama sekali atau
memerlukan peradangan dan nekrosis aktif.Septal aktif ini bisa saja keluhan samar-samar tidak khas seperti
berasal dari daerah porta mnyebar ke parenkim hati. pasien merasa tidak bugar/fit, merasa kurang
Kolagen ada 4 tipe dengan lokasi: Tipe I : lokasi daerah kemampuan kerja, selera makan berkurang,
sentral perasaan perut gembung, mual, kadang mencret
atau konstipasi, berat badan menurun, kelemahan
otot dan perasaan cepat lelah akibat deplesi protein
Tipe II : sinusoid atau penimbunan air di otot. Berat badan menurun,
pengurangan massa otot terutama mengurangnya
Tipe III: jaringan massa otot daerah pektoralis mayor.
retikulin (sinusoid,
porta)
Keluhan dan gejala tersebut di atas tidak banyak
bedanya dengan pasien hepatitis kronik aktif tanpa
Tipe IV: membran sirosis hati dan tergantung pada luasnya kerusakan
basal parenkim hati.Kadang kala pasien ditemukan
menderita sirosis sewaktu pemeriksaan rutin
Pada sirosis terdapat peningkatan pertumbuhan semua medis.Pada beberapa kasus bahkan tidak
jenis kolagen tersebut. Pada fetus banyak tipe III, sedang terdiagnosis selama hidupnya dan baru diketahui
pada usia lanjut tipe I. Pada sirosis, pembentukan jaringan sewaktu dilakukan autopsi.
kolagen dirangsang oleh nekrosis hepatoselular, juga
asidosis laktat merupakan faktor perangsang.  Fase dekompensasi

Dari uraian tersebut di atas terlihat bahwa mekanisme Pasien sirosis hati dalam fase ini sudah dapat
terjadinya sirosis hati bisa secara : - mekanik ditegakkan diagnosisnya dengan bantuan
pemeriksaan klinis, laboratorium dan pemeriksaan
- imunologis penunjang lainnya.Terutama bila timbul komplikasi
kegagalan hati dan hopertensi portal dengan
- campuran manifestasu seperti eritema palmaris, spider nevi,
vena kolateral pada dining perut, ikterus, edema
pretibial dan asites. Ikterus dengan air kemih
Dalam hal mekanisme terjadinya sirosis secara mekanik
berwarna seperti teh pekat mungin disebabkan
dimulai dari kejadian hepatitis viral akut, timbul
proses penyakit yang berlanjut atau transformasi ke
peradangan luas, nekrosis luas dan pembentukan jaringan
arah keganasan hati, di mana tumor akan menekan
ikat yang luas disertai pembentukan nodul regenerasi
saluran empedu atau terbentuknya trombus saluran
oleh sel parenkim hati yang masih baik.Jadi fibrosis pasca
empedu intrahepatik. Bisa juga pasien datang
nekrotik adalah dasar timbulnys sirosis hati.
dengan gangguan pembekuan darah seperti
perdarahan gusi, epistaksis, gangguan siklus haid,
Pada mekanisme terjadinya sirosis secara imunologis atau haid berhenti.Kadang-kadang pasien sering
dimulai dengan kejadian hepatitis viral akut yang mendapat flu akibat infeksi sekunder atau keadaan
menimbulkan peradangan sel hati, nekrosis/nekrosis aktivitas sirosis itu sendiri.
bridging dengan melalui hepatitis khronik sgresif diikuti
timbulnya sirosis hati. Perkembangan sirosis dengan cara
Sebagian pasien datang dengan gejala hematemesis,
ini memerlukan waktu sekitar 4 tahun, sel yang
hematemesis dan melen atau melena saja akibat
mengandung virus ini merupakan sumber rangsangan
perdarahan varises esoagus.Perdarahan bisa masif
terjadinya proses imunologis yang berlangsung terus
dan menyebabkan pasien jatuh ke dalam renjatan.
sampai terjadi kerusakan sel hati.
Pada kasus lain sirosis datang dengan gangguan
kesadaran berupa enselopati bisa akibat kegagalan
e. Manifestasi Klinis hati pada sirosis hati fase lanjut atau akibat
perdarahan varises esofagus.
Keluhan pasien sirosis hati tergantung pada fase
penyakitnya. Gejala kegagalan hati ditimbulkan oleh f. Diagnosis
keaktifan proses hepatitis kronik yang masih berjalan
bersamaan dengan sirosis hati yang telah terjadi.
Pada stadium kompensasi sempurna kadang-kadang i. Pemeriksaan alfa feto protein (AFP).Bila terus
sangat sulit menegakkan diagnosis sirosis hati. Pada meninggi atau >500-1.000 maka telah terjadi
proses lanjutan dari kompensasi sempurna mungkin bisa transformasi ke arah keganasan terjadi kanker hati
ditegakkan diagnosis dengan bantuan pemeriksaan klinis primer (hepatoma)
yang cermat, laboratorium biokimia atau serologi marker
dan pemeriksaan penunjang lainnya. Pada saat ini Pemeriksaan fisik
penegakan diagnosis sirosis hati terdiri atas pemeriksaan
fisis, laboratorium, USG.Pada kasus tertentu diperlukan
a. Hati biasanya membesar pada awal sirosis, bila
pemeriksaan biopsi hati/peritenoskopi.Sulit membedakan
hati mengecil artinya prognosis kurang baik.
hepatitis kronik aktif yang berat dengan sirosis hati dini.
Konsistensi hati biasanya kenyal, tepi tumpul dan
nyeri tekan
Penegakkan diagnsis sirosis hati dekompensasi dapat
dilakukan dengan memformulasikan 5 dari 7 tanda di
b. Splenomegali
bawah ini:

c. Ascites dan vena kolateral di perut dan ekstra


1. asites
abdomen
2. splenomegali
3. perdarahan varises (hematemesis)
4. albumin yang merendah d. Manifestasi di luar perut : Spider nevi di tubuh
5. spider nevi bagian atas, bahu, leher, dada, pinggang, caput
6. eritema palmaris medusae
7. vena kolateral
Pemeriksaan penunjang lainnya
g. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. ultrasonografi (USG)
2. pemeriksaan radiologi dengan menelan bubur
Pemeriksaan laboratorium barium utk melihat varises esofagus
3. pemeriksaan esofagoskopi untuk melihat besar dan
panjang varises serta sumber pendarahan
a. Darah Anemia normokrom normositer,
4. pemeriksaan sidikan hati dengan penyuntikan zat
hipokrom normositer, hipokrom mikrositer atau
kontras
hipokrom makrositer, disertai leukopenia dan
5. CT scan, angografi, dan endoscopic retrograde
trombositopenia
chlangiopancreatography (ERCP)

b. Kenaikan kadar enzim transaminase (SGOT / SGPT)


h. Penatalaksanaan
akibat dari kebocoran sel-sel yang rusak. Namun,
tidak meningkat pada sirosis inaktif
Pengobatan tergantung dari derajat kegagalan hati dan
hipertensi portal.Bila hati masih dapat mengkompensasi
c. Albumin dan globulin serum Perubahan fraksi
kerusakan yang terjadi maka penderita dianjurkan untuk
protein yang paling sering terjadi pada penyakit hati
mengontrol penyakitnya secara teratur, istirahat yang cukup,
adalah penurunan kadar albumin dan kenaikan kadar
dan melakukan diet sehari-hari yang tinggi kalori dan protein
globulin akibat peningkatan globulin gamma
disertai lemak secukupnya.Dalam hal ini bila timbul komplikasi
maka hal-hal berikut harus diperhatikan.
d. Penurunan kadar CHE (colinesterase) kalau terjadi
kerusakan sel hati
1. Pada ensefalopati pemasukan protein harus
dikurangi. Lakukan koreksi faktor pencetus seperti
e. Pemeriksaan kadar elektrolit, penting pada pemberian kalium pada hipokalemia, pemberian
penggunaan diuretik dan pembatasan garam dalam antibiotik pada infeksi, dan lain-lain.
diet 2. Apabila timbul asites lanjut maka penderita perlu
istirahat di tempat tidur. Konsumsi garam perlu
f. Pemanjangan masa protrombin, menunjukkan dikurangi hingga kira-kira 0.5 g per hari dengan botol
penurunan fungsi hati cairan yang masuk 1.5 1 per hari. Penderita diberi
obat diuretik distal yaitu Spronolakton 4x25 g per
g. Peningkatan gula darah, menandakan hari, yang dapat dinaikkan sampai dosis total 800 mg
ketidakmampuan sel hati membentuk glikogen perhari. Bila perlu, penderita diberikan obat diuretik
loop yaitu Furosemid dan dilakukan koreksi kadar
albumin di dalam darah
h. Pemeriksaan marker serologi petanda virus seperti
3. Pada pendarahan varises esofagus penderita
HBsAg/HBsAb, HBeAg/HbeAb, HBv DNA penting
memerlukan perawatan di rumah sakit
untuk menentukan etiologi sirosis hepatis
4. Apabila timbul sindroma hepatorenal yaitu o Virus hepatitis C
terjadinya gagal ginjal akut yang berjalan progresif o Sirosis hati
pada penderita penyakit hati kronis dan umumnya o Aflatoxin
disertai sirosis hati dengan asites maka perlu o Obesitas
perawatan segera di rumah sakit. Keadaan ini o DM
ditandai dengan kadar urea yang tinggi di dalam o Alkohol konsumsi alkohol >50-70
darah (azotemia) dan air kencing yang keluar sangat gram/hari dan berlangsung lama
sedikit (oliguria) o Penyakit hati autoimun
o Penyakit hati metabolik (hemakromatosis
1. Komplikasi genetik, defisiensi anti tripsin, dll)
o Kontrasepsi oral
o Senyawa kimia
 Peritonitis bacterial spontan infeksi cairan asites o Tembakau
oleh bakteri tanpa ada bukti infeksi sekunder intra
abdominal. Biasanya tanpa gejala, demam, nyeri
abdomen  Patologi
 Sindrom hepato renal terjadi gangguan fungsi ginjal o Secara makroskopis tumor berwarna
akut berupa oliguri, peningkatan ureum, kreatinin, putih, padat, kadang nekrotik kehijauan
atau hemoragik,ditemukan trombus tumor
tanpa adanya kelainan organic ginjal
di dlm vena hepatika/porta intrahepatik
 Ensefalopati hepatic kelainan neuropsikiatrik akibat
o Tipe morfologinya ekspansif, dengan
disungsi hati. Mula-mula ada gangguan tidur
batas yang jelas
(insomnia & hipersomnia), berlanjut sampai koma
 Sindrom hepatopulmonal
infiltratif,
menyebar
KARSINOMA HATI atau menjalar

 karsinoma hepatocellular = HCC tumor ganas hati multifokal


primer yang berasal dari hepatosit
 colangisarkoma berasal dari sel epitel bilier
 Penyebaran
 sistoadenokarsinoma berasal dari sel epitel bilier o Metastasis intrahepatik pembuluh darah,
 angiosarkoma berasal dari sel mesenkhim saluran limfe, infiltrasi langsung
 leiomiosarkoma berasal dari sel mesenkhim o Metastasis ekstrahepatik melalui vena
porta, vena hepatika, vena cava
 Epidemioloi dan Faktor Resiko o Bila sampai ke peritoneum asites
hemoragik (tanda-tanda stadium terminal)
 Manifestasi Klinis
Peringkat ke-5 pada laki-laki dan ke-9 pada
perempuan
Terserang usia 50-60 tahun, dengan dominan laki-
laki
Urutan ke-3 kanker sistem saluran cerna setelah
kanker kolorektal dan kanker gaster
o Nyeri atau perasaan tidak nyaman di
kuadran kanan atas
Secara geografis, ada 3 kelompok wilayah tingkat
o Pasien sirosis hati yang makin memburuk
kekerapan HCC:
kondisinya, disertai keluhan nyeri di
kuadran kanan atas atau teraba
o Kekerapan rendah (<3 kasus) eropa pembengkakan lokal di hepar
utara, amerika tengah, australia o Tidak ada perbaikan asites, perdarahan
o Kekerapan menengah (3-10 kasus) varises atau prekoma setelah diberi terapi
o Kekerapan tinggi (>10 kasus) asia timur adekuat, atau pasien penyakit hati kronik
dan tenggara, afrika tengah dengan HbsAg atau anti HCV +
o Rasa penuh di abdomen disertai perasaan
Faktor resikonya: lesu, berat badan menurun dengan atau
tanpa demam
o Virus hepatitis B karsinogenisitas HBV o Keluhan GI anoreksia, kembung,
terhadap hati terjadi melalui proses konstipasi atau diare
inflamasi kronik, peningkatan prolifersi o Sesak nafas akibat tumor menekan
hepatosit, integrasi HBV DNA ke dalam diafragma atau metastasis di paru-paru
DNA sel pejamu, aktivitas prtein spesifik
HBV berinteraksi dengan gen hati
o Hepatomegali dengan atau tanpa bruit  nyeri perut bagian kanan atas bersifat kolik atau
hepatik, splenomegali, asites, ikterus, terus menerus
demam, dan atrofi otot  nyeri menyebar ke punggung dan ke arah
 Penatalaksanaan skapula
o reseksi hepatik pilihan utama untuk  mual / muntah
pasien non sirosis  demam
o transplantasi hati
o ablasi tumor perkutan
Tanda
1. Inseksi etand perkutan untuk tumor kecil.
Prinsipnya menimbulkan dehidrasi, nekrosis,  suhu 38-38.50 C
oklusi vaskular, dan fibrosis  tanda peritonitis kanan atas
2. Radiofrequency ablanca utk tumor >3 cm,  nyeri subkostal perut kanan atas san gerak
mahal, efek samping lebih banyak inspirasi terhenti
3. Pembekuan asam poliprepad untuk mencegah  nyeri tekan interkostal tidak ada
terjadinya rekurensi tumor selama 12 bulan  mungkin teraba kantung empedu atau massa di
kanan atas
 terapi paliatif  mungkin ikterus ringan

1. TAE / TACE (Transarterial Embolizatia / Choma Pemeriksaan Penunjang


Embolizatia)
 lab leukositosis 12.000-15.000, kadang normal
3-4 kali setahun pada pasien yang fungsi hatinya
cukup baik, serta tumor multinodular
asimptomatik tanpa invasi vaskular atau
alkali fosfatase mungkin sedikit meninggi
penyebaran ekstrahepatik, yang tidak diterapi
secara radikal

serum amilase kadang di atas normal


2. Terapi lain immunoterapi dengan interferon,
terapi antiestrogen, antiandrogen, diuretik,
radiasi internal, kemoterapi  USG kantung empedu membesar, dinding menebal

KOLESISTITIS
adanya lumpur atau bat
KOLESISTITIS AKUT
Penatalaksanaan
Terjadi akibat sumbatan duktus sistikus oleh batu yang
terjebak di dalam kantung Hartman  konservatif
o dekompresi lambung dengan pipa lambung
 Kolesistitis akut tanpa batu empedu disebut o puasa
kolesistitis akalkulosa, dapat ditemukan pasca bedah o infus untuk terapi cairan
o antimikroba untuk kuman aerob dan
 Faktor trauma kantung empedu oleh hati dapat
anaerob
menyebabkan pelepasan fosfolipase yang mengubah
lesitin di dalam empedu menjadi lisolesitin yaitu  kolesistektomi segera elektif, bila tidak membaik
senyawa toxic yang dapat memperberat proses serelah 2x24 jam
peradangan  kolesistektomi tertunda setelah penderita
 Komplikasi kolesistitis akut adalah empiema, membaik pada terapi konservatif
gangren, dan perforasi
 Perubahan pada patologi proses awal berupa KOLESISTITIS KRONIK
oedem subserosa, lalu perdarahan mukosa dan
bercak-bercak nekrosis dan akhirnya fibrosis Penyebabnya karena batu empedu.

a. Gambaran klinis Diagnosis

Keluhan  Kolik bilier, dispepsia, dan ditemukannya batu


kantung empedu pada pemeriksaan USG atau
kolesistografi oral
 Dispepsia disebabkan oleh makanan, spt gorengan yg Selain itu krn atonia sfingter
banyak mengandung lemak oddi, edema sfingter oddi,
 Khas kolik bilier di kuadran kanan atas, dan nyeri alih obstruksi duktus pankreatikus,
ke titik boas (ujung belikat di belakang punggung) iskemia pankreas.
 Kedua enzim aktif yang penting
pada autodigestipankreas adalah
Diagnosis banding
elastase dan fosfolipase A.
Fosfolipase A dapat diaktifkan
Semua penyakit yang dapat menimbulkan nyeri di oleh tripsin atau asam empedu
epigastrium, perut kuadran kanan ata, kuadran kiri mencernakan jaringanelastin
atas, dan prekardial, seperti tukak peptik, gastritis, pembuluh darah, mengakibatkan
hernia hiatus, neoplasia lambung perdarahan.

PANKREATITIS Pengaktifan kalikrein oleh tripsin


menyebabkan timbulnya
PANKREATITIS AKUT kerusakan lokal dan hipotensi
sistemik.Kalikrein menyebabkan
suatu proses peradangan akut yang mengenai pankreas dan vasodilatasi, peningkatan
ditandai oleh berbagai derajat edema, perdarahan, dan permeabilitas kalikrein, invasi sel
nekrosis pada sel-sel asinus dan pembuluh darah. darah putih, dan nyeri.

 Etiologi dan Patogenesis  Gambaran Klinik


o Etiologi utama penyakit saluran empedu o Nyeri perut hebat yang timbul mendadak
dan alkoholisme an terus menerus. Nyeri dirasakan di
o Etiologi jarang trauma (luka peluru atau epigastrium, tetapi apat terpusat di kanan
pisau), tukak duodenum yang mengadakan atau di kiri garis tengah, kemudian
penetrasi, hiperparatiroidisme, menyebar ke punggung, enak bila duduk
hiperlipidemia infeksi virus dan obat-obat sambil membungkuk ke depan.
tertentu seperti kortikosteroid dan diuretik o Nyeri sering disertai dengan nausea dan
tiazid vomitus (muntah). Nyeri biasanya hebat
o Sering ditemukan pada orang dewasa selama 24 jam dan kemudian mereda
o Patogenesisnya adalah autodigesti selama beberapa hari.
(pengaktifan enzim secara otomatis).
Prosesnya: Pemeriksaan Fisik
 Enzim yang mencernakan protein
disekresi sehingga bentuk  syok, takikardi, leukositosis, dan demam
prekursor inakif yang harus
 pada dinding abdomen terdapat nyeri tekan dan
diaktifkan oleh tripsin.
bukti adanya peritonitis hanya bila peradangan
Tripsinogen bentuk inaktif tripsin,
mengenai peritoneum
dalam keadaan normal diubah
menjadi tripsin oleh kerja
 bising usus mungkin kurang atau tidak ada
enterokinase dalam usus halus.  perdarahan retroperitoneal berat dapat
Setelah tripsin terbentuk maka bermanifestasi sebagai memar pada pinggang atau
enzim ini mengaktifkan semua sekitar umbilikus
enzim proteolitik lainnya.
Inhibitor tripsin terdapat dalam  Diagnosis
plasma dan dalam pankreas, o bila ditemukan peningkatan kadar amilase
yang dapat berikatan dan serum, selama 24-72 jam pertama dan
menginaktifkan setiap tripsin besarnya mungkin 5 kali normal
yang dihasilkan secara tidak o kadar amilase kemih dapat meningkat
sengaja, shg pada pankreas sampai 2 mingu setelah pankreatitis akut
norrmal tidak terjadi pencernaan o peningkatan kadar lipase serum,
protelitik. hiperglikemia, hipokalsemia, hipokalemia
 Refluks empedu dan isi  Komplikasi
duodenum ke dalam duktus o Tetani hebat
pankreas mungkin merupakan o Efusi pleura pada hemitoraks kiri
mekanisme pengaktifan enzim o Abses pankreas penimbunan cairan
pankreas. Hal ini terjadi bila sekretorik dalam pankreas
terdapat batu empedu o Pseudokista penimbunan yg terjadi di
menyumbat ampula vaterii. luar kelenjar, sering pada omentum minus
 Penatalaksanaan

Pengobatan primer dengan obat-obatan sedangkan


pembedahan dibatasi pada keadaan dimana saluran
empedu mengalami obstruksi atau untuk mengatasi
komplikasi spesifik

PANKREATITIS KRONIK

ditandai oleh destruksi progresif kelenjar disertai penggantia


oleh jaringan fibrosis yang mengakibatkan striktura dan
kalsifikasi. Etiologinya adalah alkohol.

 Perjalanan klinis
o Serangan nyeri akut rekurn, setiap kalinya
meninggalkan massa pankreas yang makin
mengecil atau berkembang secara
perlahan-lahan
o Steotorea, malabsorbsi, berat badan
menurun, dan diabetes
 Tes yang paling sensitif
o Tes untuk menentukan kadar bikarbonat
dan keluarannya ke dalam duodenum
setelah dirangsang oleh sekretin
o Tes untuk menentukan lemak feses, kadar
glukosa darah puasa
o Arteriografi, radiografi untuk mengetahui
fibrosis dan kalsifikasi
 Penatalaksanaan
o Sulit dan hasil tidak memuaskan
o Steatorea dirawat dengan diet rendah
lemak & pemberian enzim pankreas per
oral

Dilarang minum alkohol

Anda mungkin juga menyukai