Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manusia dilahirkan sebagai makhluk individu, selain itu manusia disebut juga
sebagai makhluk sosial, dimana manusia tidak akan lepas dari pengaruh lingkungannya.
Manusia memiliki kebutuhan dan kemampuan serta kebiasaan untuk berkomunikasi dan
berinteraksi dengan manusia lain atau disebut juga interaksi sosial. Interaksi sosial
merupakan suatu fondasi dari hubungan yang berupa tindakan yang berdasarkan norma
dan nnilai sosial yang berlaku dan diterapkan dalam masyarakat. Dengan adanya nilai
dan norma yang berlaku, interaksi sosial itu sendiri dapat berlangsung dengan baik.

Didalam kehidupan sehari-hari tentunya manusia tidak lepas dari hubungan


antara satu dengan yang lainnya, ia akan selalu perlu untuk mencari individu ataupun
kelompok lain untuk dapat berinteraksi atau bertukar pikiran. Menurut Prof. Dr. Soerjono
Soekamto, interaksi sosial merupakan kunci rotasi semua kehidupan sosial. Dengan tidak
adanya komunikasi ataupun interaksi antar satu sama lain maka tidak mungkin ada
kehidupan bersama.

Dalam berinteraksi di kehidupan bermasyarakat, setiap individu diwajibkan


untuk memiliki kesadaran akan kewajibannya sebagai anggota kelompok masyarakat.
Jika tidak adanya kesadaran atas pribadi masing-masing, maka proses sosial itu sendiri
tidak dapat berjalan sesuai dengan yang di harapkan. Selain itu jika proses sosial tidak
berjalan dengan baik maka akan timbul masalah sosial. Masalah sosial dipandang oleh
sejumlah orang dalam masyarakat sebagai suatu kondisi yang tidak diharapkan.

Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai
dalam masayarakat dengan realita yang ada. Sumber masalah sosial, yaitu seperti proses
sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh
lembaga yang memiliki kewenangan khusus, seperti tokoh masyarakat, pemerintah,
organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan masalah sosial ?

2. Apa penyebab masalah sosial ?

3. Jenis-jenis masalah sosial ?

4. Kondisi masalah social di Indonesia ?


1
5. Bagaimana cara mencegah masalah sosial ?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Menjelaskan tentang masalah social

2. Menyebutkkan tentang penyebab masalah soial

3. Menyebutkan tentang jenis-jenis masalah sosial

4. Meberitahukan kondisi masalah social di Indonesia

5. Memberitahukan cara mencegah masalah sosial

D. MANFAAT PENULISAN

1. Makalah ini dapat dijadikan sumber pengetahuan mengenai Masalah Sosial

2. Para pembaca dapat mengetahui cara menyelesaikan masalah sosial yang dialami

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MASALAH SOSIAL

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, masalah berarti sesuatu yang harus
diselesaikan atau dipecahkan ; persoalan. masalah merupakan suatu keadaan yang
bersumber dara hubungan antar a dua faaktor atau lebih situasi yang membingungkan.
Umumnya masalah disadari “ada” saat merasakan bahwa keadaan yang ia hadapi tidak
sesuai dengan apa yang ia inginkan.

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia , sosial berarti segala sesuatu yang
berkenaan dengan masyarakat. Sosial merupakan segala sesuatu perilaku manusiayang
menggambarkan hubungan non individualis. Istilah tersebut sering dibandingkan dengan
cabang-cabang kehidupan manusia dan masyarakat dimanapun. Pengertian sosial ini
merujuk pada hubungan-hubungan manusia dengan organisasi untuk megembangkan
dirinya.

Dari beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa masalah sosial merupakan suatu
masalah atau persoalan yang harus diselesaikan yang berhubungan dengan nilai-nilai
social dan lembaga-lembaga kemasyarakatan. Masalah social dipandang oleh sejumlah
orang dalam masyarakat sebagai suatu kondisi yang tidak diharapkan. Masalah social
berkaitan erat dengan hal-hal yang menggangu kedamaia didalam suatu kelompok
msyarakat.

B. PENYEBAB MASALAH SOSIAL

Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam
masayarakat dengan realita yang ada. Sumber masalah sosial, yaitu seperti proses sosial
dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga
yang memiliki kewenangan khusus, seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi
sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.

Penyebab masalah sosial dapat dikategorikan menjadi empat jenis faktor, antara lain
sebagai berikut:

1. Faktor Ekonomi
3
Faktor ekonomi merupakan faktor terbesar penyebab terjadinya masalah sosial.
Krisis global dan PHK mulai terjadi di berbagai tempat dan dapat memicu tindak
kriminal. Masalah tersebut didorong adanya ketidakmampuan seseorang dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya secara layak, misalnya pengangguran, anak jalanan,
dan lain lain.

2. Faktor Budaya

Masalah sosial yang disebabkan oleh faktor budaya dipicu karena adanya
ketidaksesuaian pelaksanaan nilai, norma, dan kepentingan sosial akibat adanya proses
perubahan sosial dan pola masyarakat heterogen / multikultural. Contoh masalah ini
seperti, kenakalan remaja, konflik antarsuku, diskriminasi gender, dan bahkan
pengakuan hak milik kebudayaan lintas negara.

Kenakalan remaja merupakan salah satu masalah sosial yang disebabkan oleh faktor
budaya. Masalah sosial ini, sulit dihilangkan karena remaja suka mencoba hal - hal baru
yang berdampak negatif seperti narkoba.

3. Faktor Biologis

Masalah ini dapat timbul akibat adanya ketidaksesuaian keadaan lingkungan yang
berpotensi menimbulkan ketidakstabilan kondisi biologis masyarakat, seperti
adanya wabah penyakit menular, virus penyakit baru, dan makanan beracun. Penyakit
menular dapat menimbulkan masalah sosial jika penyakit tersebut sudah menyebar di
suatu wilayah.

4. Faktor Psikologis

Aliran sesat banyak terjadi di Indonesia dan meresahkan masyarakat walaupun


sudah banyak yang ditangkap dan dibubarkan tapi aliran sesat masih banyak
bermunculan di masyarakat sampai saat ini. Selain aliran sesat, faktor psikologis yang
menjadi faktor timbulnya masalah sosial yaitu sakit jiwa, lemah ingatan, sukar
menyesuaikan diri, dan lain - lain.

C. JENIS-JENIS MASALAH SOSIAL

1. Kesenjangan sosial ekonomi

Dalam bahasa yang sederhana, kesenjangan dapat dikatakan sebagai ketidak


sesuaian antara harapan-harapan yang diinginkan dengan kenyataan yang terjadi.
Kesenjangan sosial ekonomi merupakan suatu kondisi sosial dalam kehidupan
masyarakat yang tidak seimbang akibat adanya berbagai perbedaan dalam kehidupan
sosial ekonomi, terutama dalam hal keadilan, kemakmuran, dan kesejahteraan.

4
Kesenjangan sosial ekonomi dapat terjadi karena pembangunan dan
modernisasi tidak dilaksanakan secara merata dan berimbang. Ketidakmerataan dan
ketidakseimbangan sangat membahayakan kehidupan sosial karena dapat memicu
terjadinya kecemburuan sosial yang mempengaruhi goyahnya stabilitas nasional.
Disamping itu, kesenjangan sosial dan ekonomi akan terjadi mana kala hasil-hasil yang
dicapai dalam pembangunan dan modernisasi hanya dinikmati oleh sebagian
masyarakat saja. Akibatnya, di satu pihak berkembang golongan masyarakat kaya dan
serba mewah, di sisi yang lain berkembang golongan masyarakat yang hidup dibawah
garis kemiskinan.

Terjadinya kesenjangan dapat diawali dengan tidak meratanya kesempatan


yang dimiliki oleh anggota-anggota masyarakat dalam mendapatkan pekerjaan,
berusaha, memenuhi kebutuhan pokok, maupun kesempatan untuk berpartisipasi dalam
pembangunan. Kesempatan untuk mendapatkan lapangan kerja dan kesempatan untuk
berusaha hanya dimiliki oleh sekelompok kecil masyarakat yang memiliki modal dan
memiliki kedekatan-kedekatan tertentu dengan pihak-pihak yang berkepentingan.
Akibatnya, sebagian kecil masyarakat dapat menambah kekayaan, sedangkan yang
lainnya masih bergelut dengan kemiskinan.

Adapun beberapa kesenjangan sosial yang disebabkan oleh proses


pembangunan dan modernisasi antara lain dapat disebutkan sebagai berikut:

a) timbulnya kelompok-kelompok sosial tertentu, seperti pengangguran, pedagang


asongan, pedagang kaki lima, pengemis jalanan, pengamen, dan lain sebagainya,

b) terjadi kelas-kelas sosial yang disebabkan oleh perbedaan tingkat pendidikan,

c) terjadi perubahan sosial budaya dalam kehidupan masyarakat seperti pergaulan


bebas, gaya rambut, mode pakaian, gaya hidup, dan lain sebagainya yang
semakin bersifat materialistis.

d) Sedangkan kesenjangan yang terjadi dalam bidang ekonomi antara lain dapat
disebutkan sebagai berikut:

a) terjadinya jurang pemisah antara kelompok masyarakat kaya dengan


kelompok masyarakat miskin, dan

b) berkembangnya budaya konsumerisme, yakni gaya hidup yang


menganggap bahwa barang-barang mewah sebagai ukuran kebahagiaan
sehingga mendorong untuk mengkonsumsi barang dan jasa secara
berlebihan.

2. Kenakalan remaja
5
Kenakalan remaja merupakan suatu bentuk kelainan sikap dan tingkah laku
di kalangan para remaja yang melanggar sistem nilai dan sistem norma yang berlaku
dalam kehidupan bersama. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan
berkembangnya kenakalan remaja, yakni yang berasal dari dalam diri para remaja
(faktor intern) dan yang berasal dari luar diri para remaja (faktorekstern).

Beberapa faktor yang bersifat intern yang menyebabkan terjadinya kenakalan


remaja antara lain adalah:

a). cacat tubuh, baik yang disebabkan karena faktor keturunan maupun akibat
kecelakaan,

b) sifat dan pembawaan yang cenderung negatif yang membawa kepada perilaku
menyimpang,

c). munculnya berbagai konflik diri sebagai akibat dari kekurangan dan kemiskinan
yang dialami,

d). lemahnya kemampuan untuk mengendalikan diri sebagai akibat dari kurangnya
pembinaan mental spiritual, dan

e.) kurang mampunya melaksanakan langkah-langkah penyesuaian dengan lingkungan


sosial sehingga mencari pelarian dengan bergabung dengan kelompok-kelompok
remaja nakal.

Sedangkan sebab-sebab kenakalan yang bersifat ekstern antara lain adalah:

a). kurangnya perhatian dari orang-orang dekat seperti orang tua, guru, dan
masyarakat di lingkungan sekitarnya,

b). gagalnya proses pendidikan, baik yang dilaksanakan di lingkungan keluarga,


lingkungan sekolah, maupun di lingkungan masyarakat,

c). kurangnya penghargaan yang memadai dari keluarga, sekolah, dan masyarakat
sekitarnya,

d). kurangnya sarana dan prasarana yang dapat dimanfaatkan untuk mengisi waktu
senggang,

e). kurang tepatnya pendekatan yang dilaksanakan oleh keluarga, sekolah, dan
masyarakat, dan

f). terdapatnya peluang dan kesempatan bagi para remaja untuk menyalurkan hasrat
dan keinginan negatifnya.

6
3. Kriminalitas

Kriminalitas merupakan suatu bentuk perilaku menyimpang, yakni perilaku yang


keluar dari sistem nilai dan sistem norma yang berlaku dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kriminalitas tersebut dikaji dalam sebuah
disiplin ilmu yang dikenal dengan istilah kriminologi, yakni disiplin ilmu yang secara
khusus mengkaji tentang kejahatan. Menurut Martin L. Haskell dan Lewis Yablonsky,
kriminologi merupakan studi ilmiah yang dipelajari:

a). sifat dan luas kejahatan,

b). sebab-sebab terjadinya kejahatan,

c). perkembangan hukum pidana dan pelaksanaan peradilan pidana,

d). ciri-ciri penjahat,

e). pembinaan penjahat,

f). pola-pola kriminalitas, dan

g). akibat kejahatan terhadap perubahan sosial.

Pemahaman terhadap berbagai aspek yang berkaitan dengan kejahatan seperti


di atas sangat penting agar dapat diperoleh pengertian yang lebih mendalam mengenai
perilaku manusia dan lembaga-lembaga sosial masyarakat yang mampu mempengaruhi
kecenderungan terjadinya penyimpangan terhadap norma-norma hukum. Disamping
itu, pemahaman terhadap kejahatan juga sangat penting untuk melakukan kegiatan
analisis dan sekaligus mencari cara-cara dan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dapat
diambil untuk mencegah, mengurangi, dan sekaligus menanggulangi terjadinya
kejahatan.salah satu cara yang dapat dilaksanakan adalah menghilangkan kesempatan
bagi masyarakat untuk berbuat jahat dan menanamkan nilai-nilai agama dan budi
pekerti dalam kehidupan bermasyarakat.

D. KONDISI MASALAH SOSIAL DI INDONESIA

Di Indonesia Masalah Sosial yang lebih dominan terjadi adalah Kemiskinan,


kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa hadir di tengah-tengah masyarakat,
khususnya di negara-negara berkembang termasuk indonesia. Kemiskinan senantiasa
menarik perhatian berbagai kalangan, baik para akademisi maupun para praktisi. Berbagai
teori, konsep dan pendekatan pun terus menerus dikembangkan untuk menyibak tirai dan
mungkin “misteri” mengenai kemiskinan ini.
7
Pertama, konsep kemiskinan masih didominasi oleh perspektif tunggal, yakni
“kemiskinan pendapatan” atau“income-poverty” (Chambers, 1997). Pendekatan ini
banyak dikritik oleh para pakar ilmu sosial sebagai pendekatan yang kurang bisa
menggambarkan potret kemiskinan secara lengkap. Kemiskinan seakan-akan hanyalah
masalah ekonomi yang ditunjukkan oleh rendahnya pendapatan seseorang atau keluarga
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Kedua, jumlah orang miskin di Indonesia senantiasa menunjukkan angka yang tinggi,
baik secara absolut maupun relatif, di pedesaan maupun perkotaan. Meskipun Indonesia
pernah dicatat sebagai salah satu negara berkembang yang sukses dalam mengentaskan
kemiskinan, ternyata masalah kemiskinan kembali menjadi isu sentral di Tanah Air karena
bukan saja jumlahnya yang kembali meningkat, melainkan dimensinya pun semakin
kompleks seiring dengan menurunnya kualitas hidup masyarakaat akibat terpaan krisis
ekonomi sejak tahun 1997.

Ketiga, kemiskinan mempunyai dampak negatif yang bersifat menyebar (multiplier


effects) terhadap tatanan kemasyarakatan secara menyeluruh. Berbagai peristiwa konflik
di Tanah Air yang terjadi sepanjang krisis ekonomi misalnya, menunjukkan bahwa
ternyata persoalan kemiskinan bukanlah semata-mata mempengaruhi ketahanan ekonomi
yang ditampilkan oleh rendahnya daya beli masyarakat, melainkan pula mempengaruhi
ketahanan sosial masyarakat dan ketahanan nasional.

Secara umum ada beberpa faktor yang menyebabkan terjadinya msalah kemiskinan,
diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Rendahnya tingkat pendidikan


Rendahnya tingkat pendidikan seseorang dapat memicu terjadinya kemiskinan. Hal ini
karena individu tersebut tidak memiliki pengetahuan atau pendidikan, keterampilan
yang memadai yang dapat digunakan untuk mencari penghasilan dan dapat menaikkan
taraf hidup individu tersebut serta mampu memenuhi kebutuhannya.

2. Kurangnya kreativitas individu


Jika seseorang dapat menggunakan kretivitasnya, tidak dipungkiri mereka dapat
memiliki penghasilan yang dapat menaikkan taraf hidup mereka. Mereka dapat
menggunakan sarana prasarana dan segala aspek yang ada untuk mencari dan
mendapatkan sumber penghasilan.

3. Tingkat kelahiran yang tinggi


Tingkat kelahiran yang tinggi ini juga dapat memicu terjadinya kemiskinan di
Indonesia. Hal ini disebabkan oleh adanya pengeluaran biaya yang lebih besar,
sehingga dapat dimungkinkan harta kekayaannya lama kelamaan akan terkuras. Namun
hal ini berbeda untuk kelompok sosial yang memiliki penghasilan yang cukup bahkan
lebih atau tetap. Mereka menganggap masih mampu menghidupi anggota keluarganya.

8
Maka mereka tidak dianggap sebagai kelompok sosial miskin. Hal ini tampak sebagian
besar di kota-kota besar.

4. Pengaruh lingkungan hidup atau tempat tinggalnya


Lingkungan hidup dapat mempengaruhi tingkat kemiskinan.Seseorang yang berada di
lingkungan miskin pasti akan ikut terbawa arus kemiskinan.apalagi individu-individu
dalam kelompok tersebut adalah individu-individu yang tidak mampu mengurusi
dirinya sendiri dan tidak mampu memenuhi kebutuhannya serta berada dalam
gelombang kebodohan atau kelompok yang anggota kelompoknya senantiasa malas
untuk bekerja.

5. Keturunan
Tingkat ekonomi dari kelompok sosialnya dapat mempengaruhi dengan jelas. Individu
yang berasal dari golongan miskin, tidak menutup kemungkinan akan memyebabkan ia
ikut miskin. Karena orang tuanya tidak mampu mencukupi segala kebutuhannya,
sehingga mereka menganggap kehidupannya adalah takdir yang telah digariskan oleh
Yang Maha Kuasa. Sehingga kurang adanya kemauan dan usaha untuk mengubah
keadaannya.

Hal-hal lain yang tampak nyata menyebabkan kemiskinan banyak terjadi di


kota-kota besar yaitu antara lain arus urbanisasi. Banyak para urban dari desa datang ke
kota, kebanyakan dari mereka bertujuan mencari pekerjaan. Namun banyak juga dari
mereka gagal mendapatkan pekerjaan, karena mereka tidak memiliki keahlian atau
keterampilan tertentu untuk bekerja di kota.Dan juga mereka tidak mempunyai sanak
famili yang tinggal di kota. Sehingga hidupnya terkatung-katung tidak menentu, dan
merekapun hidup di tempat yang tidak layak dihuni. Dan menyebabkan tingkat
kemiskinan di kota meningkat, karena mereka tidak memiliki penghasilan dan tidak dapat
memenuhi segala kebutuhannya.

E. CARA MENCEGAH MASALAH SOSIAL

1). Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya.

2). Pengentasan kemiskinan, terutama terhadap keluarga yang berada di bawah garis
kemiskinan.

3). Mendirikan lembaga-lembaga yang dapat menampung anak-anak yatim dan anak-anak
yang terlantar

4). Memberikan Pendidikan Gratis bagi masyarakat yang tidak mampu.

5). Membangun sarana dan prasarana untuk menyalurkan bakat dan minat para remaja,
seperti olah raga, kesenian, dan sebagainya
9
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, masalah berarti sesuatu yang harus
diselesaikan atau dipecahkan ; persoalan. masalah merupakan suatu keadaan yang
bersumber dara hubungan antar dua faktor atau lebih situasi yang membingungkan.
Umumnya masalah disadari “ada” saat merasakan bahwa keadaan yang ia hadapi tidak
sesuai dengan apa yang ia inginkan.

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia , sosial berarti segala


sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat. Social merupakan segala sesuatu perilaku
manusiayang menggambarkan hubungan non individualis. Istilah tersebut sering
dibandingkan dengan cabang-cabang kehidupan manusia dan masyarakat dimanapun.
Pengertian sosial ini merujuk pada hubungan-hubungan manusia dengan organisasi
untuk megembangkan dirinya.

Dari beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa masalah sosial


merupakan suatu masalah atau persoalan yang harus diselesaikan yang berhubungan
dengan nilai-nilai social dan lembaga-lembaga kemasyarakatan. Masalah sosial muncul
akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masayarakat dengan
realita yang ada.

Sumber masalah sosial, yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya
masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan
khusus, seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah
masyarakat, dan lain sebagainya.
Penyebab masalah sosial dapat dikategorikan menjadi empat jenis faktor, antara lain
sebagai berikut

1. Faktor Ekonomi

2. Faktor Budaya

3. Faktor Biologis

4. Faktor Psikologis

Jenis-jenis masalah sosial

1. Kesenjangan sosial ekonomi

2. kriminalitas
10
3. kenakalan Remaja

Di Indonesia Masalah Sosial yang lebih dominan terjadi adalah Kemiskinan,


kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa hadir di tengah-tengah
masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang termasuk indonesia. jumlah orang
miskin di Indonesia senantiasa menunjukkan angka yang tinggi, baik secara absolut
maupun relatif, di pedesaan maupun perkotaan. Meskipun Indonesia pernah dicatat
sebagai salah satu negara berkembang yang sukses dalam mengentaskan kemiskinan,
ternyata masalah kemiskinan kembali menjadi isu sentral di Tanah Air karena bukan saja
jumlahnya yang kembali meningkat, melainkan dimensinya pun semakin kompleks
seiring dengan menurunnya kualitas hidup masyarakaat akibat terpaan krisis ekonomi
sejak tahun 1997.

Hal-hal lain yang tampak nyata menyebabkan kemiskinan banyak terjadi di


kota-kota besar yaitu antara lain arus urbanisasi. Banyak para urban dari desa datang ke
kota, kebanyakan dari mereka bertujuan mencari pekerjaan. Namun banyak juga dari
mereka gagal mendapatkan pekerjaan, karena mereka tidak memiliki keahlian atau
keterampilan tertentu untuk bekerja di kota.Dan juga mereka tidak mempunyai sanak
famili yang tinggal di kota. Sehingga hidupnya terkatung-katung tidak menentu, dan
merekapun hidup di tempat yang tidak layak dihuni. Dan menyebabkan tingkat
kemiskinan di kota meningkat, karena mereka tidak memiliki penghasilan dan tidak
dapat memenuhi segala kebutuhannya.

Cara mencegah masalah sosial

1). Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya.


2). Pengentasan kemiskinan, terutama terhadap keluarga yang berada di bawah
garis kemiskinan.
3). Mendirikan lembaga-lembaga yang dapat menampung anak-anak yatim dan anak-
anak yang terlantar
4). Memberikan Pendidikan Gratis bagi masyarakat yang tidak mampu.
5). Membangun sarana dan prasarana untuk menyalurkan bakat dan minat para remaja,
seperti olah raga, kesenian, dan sebagainya
B. SARAN
Untuk menghadapi masalah sosial dibutuhkan sikap yang bijaksana dan
cermat dalam meneliti sebuah masalah sosial itu. Tidak sedikit masalah sosial dikaitkan
dengan suasana hati seseorang, oleh karena itu kita harus berusaha menyikapi suatu
masalah sosial dengan baik. Tidak menghakimi seseorang yang tersangkut masalah
sosial secara langsung, karena Indonesia memiliki hukum yang baik untuk mengatasi
hal-hal seperti itu. Dan sebaiknya untuk para remaja di sarankan untuk memilih teman
pergaulan yang tidak memiliki pergaulan yang menyimpang , karena seorang anak
remaja lebih mudah untuk dipengaruhi.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Interaksi_sosial

http://www.astalog.com/5858/pengertian-masalah-sosial.htm

https://id.wikipedia.org/wiki/Masalah_sosial

https://id.wikipedia.org/wiki/Masalah

http://www.anneahira.com/pengertian-sosial.htm

http://donaldtintin.blogspot.co.id/2015/03/klasifikasi-masalah-sosial.html

http://www.ilmupsikologi.com/2015/08/definisi-dan-klasifikasi-masalah-
sosial.html#ixzz3zAAShZMiX3

http://savieraandriany.blogspot.co.id/2016/02/makalah-masalah-sosial.html

http://falah-kharisma.blogspot.co.id/2015/11/penyebab-permasalahan-sosial.html

http://palingberkesan.blogspot.com/2015/12/macam-jenis-masalah-sosial-di-indonesia.html

12

Anda mungkin juga menyukai