Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MEDIA PROMOSI KESEHATAN

Dosen Pembimbing : Sumarman S.Kep.,Ns.,M.Kes

Oleh :

1. Siti Soleha (14.401.16.080)


2. Sofie Dian Novita (14.401.16.081)
3. Sulkifli (14.401.16082)
4. Syauqi El Haq (14.401.16.083)
5. Tanti Liana Sari (14.401.16.084)

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA


PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
KRIKILAN-GLENMORE-BANYUWANGI
2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa atas segala rahmatnya sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Krikilan, 11 November 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................i


DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................1
a. Latar Belakang ..............................................................................................................1
b. Rumusan Masalah .........................................................................................................1
c. Tujuan ...........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................................3
A. Pengertian Media Promosi Kesehatan ..........................................................................3
B. Pemilihan Sumber, Media, Alat Pengajaran .................................................................
C. Pembuatan dan Penggunaan Media dan Alat Pengajaran .............................................
D. Implementasi Media Pembelajaran ...............................................................................
BAB III PENUTUP .................................................................................................................
a. Kesimpulan ...................................................................................................................
b. Saran .............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Hakekat dari pendidikan kesehatan adalah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan
pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan adanya pesan tersebut
masyarakat , kelompok, atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehtan yang
lebih baik.Pada akhirnya pengetahuan tersebut diharapkan dapat berpengaruh terhadap
perilaku.Hal ini dapat diartikan bahwa dengan adanya promosi kesehtan diharapka dapat
membawa akbibat terhadap perubahan perilaku kesehatan.
Promosi/pendidikan kesehatan sebgai suatu proses dimana proses tersebut mempunyai
masukan (input) dan keluaran (output). Proses pendidikan kesehatan yang menuju
tercapainya tujuan promosi yakni perubahan perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor yang mempengaruhi suatu proses pendidikan yaitu masukan, faktor metode, faktor
materi atau pesannya, pendidikan atau petugas yang melakukannya dan alat-alat bantu atau
media yang digunakan untuk menyampaikan pesan.
Agar mencapai hasil yang maksimal maka faktor-faktor tersebut harus bekerja sama
secara harmonis. Kondisi ini berarti bahwa untuk masukan (sasaran pendidikan) tertentu
harus menggunakan cara tertentu . Materi dan alat harus disesuaikan dengan sasaran.
Semakin banyak pancaindera yang digunakan maka semakin jelas juga pengetahuan yang
didapatkan. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga dapat melibatkan indera
sebanyak mungkin pada suatu objek sehingga dapat memudahkan pemahaman bagi peserta
didik. Pemilihan media promosi kesehatan ditentukan oleh banyaknya sasaran, keadaan
geografis, karakteristik partisipan, dan sumber daya pendukung.
b. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian media promosi kesehatan ?
2. Bagaimana pemilihan sumber, media, alat pengajaran ?
3. Bagaimana pembuatan dan penggunaan media dan alat pengajaran ?
4. Bagaimana implementasi media pembelajaran ?

1
c. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian media promosi kesehatan
2. Untuk mengetahui dan memahami pemilihan sumber, media, alat pengajaran
3. Untuk mengetahui dan memahami pembuatan dan penggunaan media dan alat
pengajaran
4. Untuk mengetahui dan memahami implementasi media pembelajaran

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Media Promosi Kesehatan


Kata media berasal dari bahasa latin “medius” yang berarti tengah, perantara, atau
pengantar. Secara harfiah dalam bahasa Arab, media berarti perantara atau pengantar pesan
dari pengirim ke penerima pesan. Media atau alat peraga dalam promosi kesehatan dapat
diartikan sebagai alat bantu promosi kesehatan yang dapat dilihat, didengar, diraba, dirasa
atau dicium, untuk memperlancar komunikasi dan penyebarluasan informasi. Media promosi
kesehatan adalah semua saranan atau upaya menampilkan pesan atau informasi yang ingin
disampaikan oleh komunikator, baik melalui media cetak, elektronika, dan media luar ruang,
sehingga pengetahuan sasaran dapat meningkat dan akhirnya dapat mengubah perilaku ke
arah positif terhadap kesehatan.
Pembuatan alat peraga atau media mempunyai prinsip bahwa pengetahuan yang ada
pada setiap orang diterima dan ditangkap melalui pancaindera. Semakin banyak pancaindera
yang digunakan maka semakin jelas juga pengetahuan yang didapatkan. Hal ini
menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga dapat melibatkan indera sebanyak mungkin
pada suatu objek sehingga dapat memudahkan pemahaman bagi peserta didik. Pemilihan
media promosi kesehatan ditentukan oleh banyaknya sasaran, keadaan geografis,
karakteristik partisipan, dan sumber daya pendukung.
Alat peraga digunakan secara kombinasi, misalnya menggunakan papan tulis dengan
foto dan sebagainya. Tetapi dalam menggunakan alat peraga, baik secara kombinasi maupun
tunggal, ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu alat peraga harus mudah dimengerti oleh
masyarakat sasaran dan ide atau gagasan yang terkandung didalamnya harus dapat diterima
oleh sasaran.

3
a. Penyerapan Materi dalam Promosi Kesehatan
Seseorang belajar mealalui panca inderanya, setiap indra ternyata berbeda pengaruhnya
terhadap hasil belajar seseorang, sebagai mana gambar berikut :

Oleh karena itu seseorang dapat mempelajari sesuatu dengan baik apabila ia
menggunakan lebih dari satu indra.
b. Manfaat dan Keuntungan Menggunakan Alat Peraga
Ada banyak manfaat dari media atau alat peraga yaitu sebagai berikut:
a) Menimbulkan minat sasaran

4
b) Mencapai sasaran yang lebih banyak
c) Membantu mengatasi banyak hambatan dalam pemahaman
d) Merangsang sasaran untuk meneruskan pesan pada orang lain
e) Memudahkan penyampaian informasi
f) Memudahkan penerimaan informasi oleh sasaran
g) Menurut penelitian 75-87% pengetahuan manusia diperoleh atau disalurkan melalui
mata, 13-25% lainnya disalurkan melalui pancaindra lainnya. Oleh karena itu, dalam
aplikasi pembuatan media disarankan lebih banyak menggunakan alat-alat visual
karena akan mempermudah cara penyampaian dan penerimaan informasi oleh
masyarakat.
h) Mendorong keinginan untuk mengetahui, mendalami dan mendapat pengertian yang
lebih baik.
i) Membantu menegakkan pengertian yang diperoleh, yaitu menegakkan pengetahuan
yang telah diterima sehingga apa yang diterima lebih lama tersimpan dalam ingatan.

Selain manfaat menggunakan alat peraga mempunyai keuntungan lainnya yaitu :

a) Dapat menghindari kesalahan pengertian/pemahaman atau salah tafsir.


b) Dapat memperjelas apa yang diterangkan dan dapat lebih mudah ditangkap.
c) Apa yang diterangkan akan lebih lama diingat, terutama hal-hal yang mengesankan.
d) Dapat menarik serta memusatkan perhatian.
e) Dapat memberi dorongan yang kuat untuk melakukan apa yang dianjurkan.

B. Pemilihan Sumber, Media, Alat Pengajaran


Langkah-langkah dalam merancang pengembangan media promosi kesehatan adalah sebagai
berikut :
1. Menetapkan tujuan
Tujuan harus relaistis, jelas, dan dapat diukur (apa yang diukur, siapa sasaran yang akan
diukur, seberapa banyak perubahan akan diukur, berapa lama dan dimana pengukuran
dilakukan). Penetapan tujuan merupakan dasar untuk merancang media promosi dan
merancang evaluasi.
2. Menetapkan segmentasi sasaran

5
Segmentasi sasaran adalah suatu kegiatan memilih kelompok sasaran yang tepat dan
dianggap sangat menentukan keberhasilan promosi kesehatan. Tujuannya antara lain
memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya, memberikan kepuasan pada masing-
masing segmen, menentukan ketersediaan jumlah dan jangkauan produk, serta
menghitung jenis dan penempatan media.
3. Memposisikan pesan (positioning)
Memposisikan pesan adalah proses atau upaya menempatkan suatu prosuk perusahaan,
individu atau apa saja ke dalam alam pikiran sasaran atau konsumennya. Positioning
membentuk citra.
4. Menentukan strategi positioning
Identifikasi para pesaing, termasuk persepsi konsumen, menentukan posisi pesaing,
menganalisis preferensi khalayak sasaran, menetukan posisi merek produk sendiri, serta
mengikuti perkembangan posisi.
5. Memilih media promosi kesehatan
Pemilihan media didasarkan pada selera khalayak sasaran. Media yang dipilih harus
memberikan dampak yang luas. Setiap media akan memberikan peranan yang berbeda.
Penggunaan beberapa media secara seremoak dan terpadu akan meningkatkan cakupan,
frekuensi, dan efektivitas pesan.
C. Pembuatan dan Penggunaan Media dan Alat Pengajaran
1. Pembagian alat peraga secara umum
1) Alat bantu lihat (Visual aids)
Alat ini digunakan untuk membantu menstimulasi indra penglihatan pada saat proses
pendidikan. Terdapat dua alat bantu visual yaitu:
a. Alat bantu yang diproyeksikan seperti slide, OHP, dan film strip.
b. Alat bantu yg tidak diproyeksikan misalnya dua dimensi seperti gambar, peta,
da bagan. Termasuk alat bantu cetak dan tulis misalnya leaflet, poster, lembar
balik, dan buklet. Termasuk tiga dimens seperti bola dunia dan boneka.
2) Alat bantu dengar (Audio aids)
Alat ini digunakan untuk menstimulasi indra pendengaran misalnya piringan hitam,
radio, tape, CD.
3) Alat bantu dengar dan lihat (Audio visual aids)

6
Alat bantu ini digunakan untuk menstimulasi indra penglihatan dan pendengaran seperti
televisi, film dan video.
2. Alat-alat peraga dapat dibagi dalam empat kelompok besar
1) Benda Asli
Benda asli adalah benda yang sesungguhnya, baik hidup maupun mati. Jenis ini
merupakan alat peraga yang paling baik karena mudah dan cepat dikenal serta
mempunyai bentuk atau ukuran yang tepat. Kelemahan alat peraga ini tidak selalu
mudah dibawa kemana-mana sebagai alat bantu mengajar. Termasuk dalam alat
peraga, antara lain benda sesungguhnya (tinja dikebun, lalat di atas tinja, dan lain-
lain), spesimen (benda yang telah diawetkan seperti cacing dalam botol pengawet,
dan lain-lain), sampel (contoh benda sesungguhnya untuk diperdagangkan seperti
oralit, dan lain-lain).
2) Benda Tiruan
Benda tiruan memiliki ukuran yang berbeda dengan benda sesungguhnya. Benda
tiruan bisa digunakan sebagai media atau alat peraga dalam promosi kesehatan
karena benda asli mungkin digunakan (misal, ukuran benda asli yang terlalu besar,
terlalu berat, dan lain-lain). Benda tiruan dapat dibuat dari bermacam-macam bahan
seperti tanah, kayu, semen, plastik, dan lain-lain.
3) Gambar atau Media Grafis
Grafis secara umum diartikan sebagai gambar. Media grafis adalah penyajian
visual (menekankan persepsi indra penglihatan) dengan penyajian dua dimensi.
Media grafis tidak termasuk media elektronik. Termasuk dalam media grafis antara
lain, poster, leaflet, reklame, billboard, spanduk, gambar karikatur, lukisan, dan lain-
lain.
3. Pembagian alat peraga berdasarkan fungsinya
1) Media cetak
a. Buklet
Merupakan media untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan dalam bentuk
buku, baik berupa tulisan maupun gambar. Sasaran buklet adalah masyarakat
yang dapat membaca.
b. Leaflet

7
Merupakan selembar kertas yang terdiri dari 200-400 kata dengan tulisan cetak
yang berisi tentang informasi atau pesan-pesan kesehatan. Isi informasi dapat
berupa kalimat, gambar atau informasidapat berupa gambar atau kombinasi.
Leaflet berukuran 20x30 cm dan biasannya disajikan dalam bentuk dilipat.
Biasanya leaflet diberikan kepada sasaran setalah selesai kuliah atau ceramah agar
dapat digunakan sebagai pengingat pesan atau dapat juga diberikan sewaktu
ceramah untuk memperkuat pesan yang sedang disampaikan.
c. Flyer (selebaran)
Bentuk seperti leaflet tetapi tidak dilipat.
d. Flip chart (lembar balik)
Merupakan alat peraga yang menyerupai kalender balik bergambar. Lembar balik
mempunyai dua ukuran, ukuran besar terdiri dari lembaran-lembaran yang
berukuran 50x75 cm, sedangkan yang berukuran kecil 38x50 cm. lembar balik
yang berukuran lebih kecil (21x28 cm) disebut flip book atau flip chart meja.
Lembaran-lembaran ini disusun dalam urutan tertentudan dibundel pada salah
satu sisinya. Dibawah gambar, dituliskan pesan-pesan yang dapat dibaca oleh
komunikan. Lembar balik ini digunakan dengan cara membalik lembaran-
lembaran bergambar tersebut satu per satu. Lembar balik ini biasanya digunakan
untuk pertemuan kelompok dengan jumlah maksimal peserta 30 orang. Flip chart
biasanya digunakan untuk pendidikan individu atau kelompok yang lebih kecil
(kurang dari 5 orang).
e. Rubrik
Atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah yang membahas suatu masalah
kesehatan atau hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan.
f. Poster
Merupakan bentuk media yang berisi pesan-pesan singkat atau informasi
kesehatan yang biasanya menempel di dinding, tempat-tempat umum atau
kendaraan umum dan dalam bentuk gambar. Ukuran poster biasanya sekitar 50-60
cm, karena ukurannya sangat terbatas maka tema dalam poster tidak terlalu
banyak biasanya hanya ada satu tema dalam satu poster. Tata letak kata dan warna
dalam poster hendaknya menarik. Kata-kata dalam poster tidak lebih dari tujuh

8
kata dan hurufnya dapat dibaca oleh orang lewat dari jarak 6 meter. Biasanya
isinya bersifat pemberitahuan atau propaganda. Poster sesuai untuk tindak lanjut
dari pesan yang sudah disampaikan pada waktu lalu. Jadi tujuan poster adalah
untuk megingatkan kembali dan mengarahkan pembaca kearah tindakan tertentu
atau sebagai bahan diskusi kelompok.
g. Foto yang mengungkapkan informasi kesehatan.
h. Flannelgraph
Merupakan guntingan-guntingan gambar atu tulisan yang dibelakangnya diberi
kertas amril (ampelas). Guntingan gambar tersebut kemudian ditempelkanpada
papan berlapis kain flannel atau kain berbulu yang lain. Keuntungan
menggunakan flannelgraph adalah pesertadapat mendekat dan memilih sendiri
gambar atau kata yang diinginkannya untuk ditempel ditempat yang ia inginkan.
Dengan cara ini para peserta menunjukkan gagasannya sendiri tentang masalah
yang sedang didiskusikan. Flannelgraph yang telah dipergunakan dalam suatu
pendidikan juga dapat digunakan kembali untuk pendidikan kesehatan dengan
topik yang berbeda.
i. Flascard
Merupakan kartu bergambar berukuran 25x30cm. Gambar-gambarnya dapat
dibuat dengan tangan atau dicetak dari foto dan diberi nomor urut. Keterangan
tentang gambar tercantum dibelakang setiap kartu. Flascard ini dipergunakan
untuk sasaran yang berjumlah kurang dari 30 orang. Apabila pendidik kesehatan
ingin membuat sendiri media yang akan dipergunakannya, maka langkah-langkah
berikut ini harus diterapkan.
a) Membuat konsep (draft) pesan yang berisi materi pendidikan kesehatan
b) Melakukan pre-test terhadap konsep pesan
c) Memperbaiki konsep pesan
Konsep pesan perlu dilakukan pre-test agar terdapat kesesuaian pesan
sehingga pesan tersebut dapat diterima oleh sasaran.Selain itu, agar terdapat
kelayakan kultural sehingga pesan tersebut dapat dipergunakan.

9
2) Media elektronik
a) Adapun jenis-jenis media elektronik dapat digunakan sebagai media pendidikan
kesehatan, antara lain sebagai berikut:
b) Televisi, penyampaian pesan kesehatan melalui media televisi dapat berbentuk
sandiwara, sinetron, forum diskusi, pidato (ceramah), TV spot, dan kuis atau
cerdas cermat.
c) Radio, bentuk penyampaian informasi diradio berupa obrolan (tanya jawab),
konsultasi kesehatan, sandiwara radio, dan radio spot.
d) Video, penyampaian informasi kesehatan melalui video
e) Slide, slide dapat juga digunakan untuk menyampaikan informasi kesehatan
f) Film strip
3) Media papan(billboard
Media papan besar yang berukuran 2x2 meter yang bersisi tulisan atau gambar yang
dipasang ditempat-tempat umum dapat diisi pesan-pesan atau informasi kesehatan
sehingga dapat dibaca atau dilihat oleh pemakai jalan.Tulisan dalam billboardharus
cukup besara agar dapat dibaca oleh pengenara yang berkecepatan tinggi tanpa
mengganggu konsentrasi berkendaraan.Media ini juga mencakup pesan-pesan yang
ditulis pada lembaran seng dan ditempel dikendaraan umum (bus atau taksi).
a) Bulletin board berupa papan berukuran 90- 120 cm yang biasanya dipasang
didinding fasilitas umum (puskesmas, rumah sakit, balai desa, dan kantor
kecamatan. Pada papan ini dapat ditempelkan gambar-gambar, pamplet, atau
media lain ayng mengantdung informasi penting yang secara berkala diganti
dengan topic-topik yang lain.
4) Media hiburan
Penyampaian informasi kesehatan dapat disampaikan melalui media hiburan baik
digedung (panggung terbuka) maupun dalam gedung, biasanya dalam bentuk
dongeng, sosiodrama, kesenian tradisional dan pameran.
4. Pembagian alat peraga berdasarkan pembuatan dan penggunaannya
1) Alat peraga yang rumit (complicated)
Seperti film, film strip, dan slide. Dalam penggunaannya alat peraga ini memerlukan
listrik dan proyektor.

10
2) Alat peraga yang sederhana
Alat peraga yang mudah dibuat sendiri dengan bahan-bahan setempat yang
mudah diperoleh seperti bamboo, karton, kaleng bekas, dan kertas Koran. Ciri-ciri
alat peraga sederhana adalah mudah dibuat, bahan-bahannya dapat diperoleh dari
bahan-bahan local, mencerminkan kebiasaan, kehidupan dan kepercayaan setempat,
ditulis (gambar) dengan sederhana, bahasa setempat dan mudah dimengerti oleh
masyarakat dan memenuhi kebutuhan petugas kesehatan dan masyarakat.

D. Implementasi Media Pembelajaran


Dalam pengimplementasian media pembelajaran, perlu kiranya kita melihat pula apa
sebenarnya fungsi media pembelajaran itu sendiri. Berikut beberapa fungsi media
pembelajaran yang dapat membantu dalam pemilihan media dalam penerapannya.
Pengembangan media pembelajaran hendaknya diupayakan untuk memanfaatkan
kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh media tersebut dan berusaha menghindari hambatan-
hambatan yang mungkin muncul dalam proses pembelajaran. Secara rinci, fungsi media
dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut.
1. Menyaksikan benda yang ada atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Dengan
perantaraan gambar, potret, slide, film, video, atau media yang lain, siswa dapat
memperoleh gambaran yang nyata tentang benda/peristiwa sejarah.
2. Mengamati benda/peristiwa yang sukar dikunjungi, baik karena jaraknya jauh,
berbahaya, atau terlarang.
3. Memperoleh gambaran yang jelas tentang benda/hal-hal yang sukar diamati secara
langsung karena ukurannya yang tidak memungkinkan, baik karena terlalu besar atau
terlalu kecil. Misalnya dengan perantaraan paket siswa dapat memperoleh gambaran
yang jelas tentang bendungan dan kompleks pembangkit listrik, dengan slide dan film
siswa memperoleh gambaran tentang bakteri, amuba, dan sebaginya.
4. Mendengar suara yang sukar ditangkap dengan telinga secara langsung. Misalnya,
rekaman suara denyut jantung dan sebagainya.
5. Mengamati dengan teliti binatang-binatang yang sukar diamati secara langsung karena
sukar ditangkap. Dengan bantuan gambar, potret, slide, film atau video masyarakat dapat
mengamati berbagai macam bakteri, virus dan sebagainya.

11
6. Mengamati peristiwa-peristiwa yang jarang terjadi atau berbahaya untuk didekati.
Dengan slide, film, atau video masyarakat dapat mengamati penyakit yang jarang terjadi.
7. Mengamati dengan jelas benda-benda yang mudah rusak/sukar diawetkan. Dengan
menggunakan model/benda tiruan siswa dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang
organ-organ tubuh manusia seperti jantung, paru-paru, alat pencernaan, dan sebagainya.
8. Dengan mudah membandingkan sesuatu. Dengan bantuan gambar, model atau foto dapat
dengan mudah membandingkan dua benda yang berbeda sifat ukuran, warna, dan
sebagainya.
9. Dapat melihat secara cepat suatu proses yang berlangsung secara lambat. Dengan video,
proses perkembangan katak dari telur sampai menjadi katak dapat diamati hanya dalam
waktu beberapa menit. Bunga dari kuncup sampai mekar yang berlangsung beberapa
hari, dengan bantuan film dapat diamati hanya dalam beberapa detik.
10. Mengamati gerakan-gerakan mesin/alat yang sukar diamati secara langsung. Dengan
film atau video dapat dengan mudah siswa mengamati jalannya mesin 4 tak, 2 tak, dan
sebagainya.
11. Melihat bagian-bagian yang tersembunyi dari sutau alat. Dengan diagram, bagan,
model siswa dapat mengamati bagian mesin yang sukar diamati secara langsung.
12. Melihat ringkasan dari suatu rangkaian pengamatan yang panjang/lama. Setelah siswa
melihat proses penggilingan tebu atau di pabrik gula, kemudian dapat mengamati secara
ringkas proses penggilingan tebu yang disajikan dengan menggunakan film atau video
(memantapkan hasil pengamatan).
13. Dapat menjangkau audien yang besar jumlahnya dan mengamati suatu obyek secara
serempak. Dengan siaran radio atau televisi ratusan bahkan ribuan mahasiswa dapat
mengikuti kuliah yang disajikan seorang profesor dalam waktu yang sama.
14. Dapat belajar sesuai dengan kemampuan, minat, dan temponya masing-masing. Dengan
modul atau pengajaran berprograma, siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan,
kesempatan, dan kecepatan masing-masing.
Pesan dalam suatu media harus efektif dan kreatif. Oleh karena itu, pesan harus memenuhi
hal-hal sebagai berikut :
1. Memfokuskan perhatian pada pesan (command attention)

12
Ide atau pesan pokok yang merefleksikan strategi desain suatu pesan dikembangkan.
Bila terlalu banyak ide, hal tersebut akan membingungkan sasaran dan mereka akan
mudah melupakan pesan tersebut.
2. Mengklarifikasi pesan (clarify the message)
Pesan haruslah mudah, sederhana dan jelas. Pesan yang efektif harus memberikan
informasi yang relevan dan baru bagi sasaran. Kalau pesan dalam media diremehkan
oleh sasaran, secara otomatis pesan tersebut gagal.
3. Menciptakan kepercayaan (Create trust)
Pesan harus dapat dipercaya, tidak bohong, dan terjangkau. Misalnya, masyarakat
percaya cuci tangan pakai sabun dapat mencegah penyakit diare dan untuk itu harus
dibarengi bahwa harga sabun terjangkau atau mudah didapat di dekat tempat tinggalnya.
4. Mengkomunikasikan keuntungan (communicate a benefit)
Hasil pesan diharapkan akan memberikan keuntungan. Misalnya sasaran termotivasi
membuat jamban karena mereka akan memperoleh keuntungan dimana anaknya tidak
akan terkena penyakit diare.
5. Memastikan konsistensi (consistency)
Pesan harus konsisten, artinya bahwa makna pesan akan tetap sama walaupun
disampaikan melalui media yang berbeda secara berulang; misal di poster, stiker, dan
lain-lain.
6. Cater to heart and head
Pesan dalam suatu media harus bisa menyentuh akal dan rasa. Komunikasi yang efektif
tidak hanya sekadar memberi alasan teknis semata, tetapi juga harus menyentuh nilai-
nilai emosi dan membangkitkan kebutuhan nyata.
7. Call to action
Pesan dalam suatu media harus dapat mendorong sasaran untuk bertindak sesuatu bisa
dalam bentuk motivasi ke arah suatu tujuan. Contohnya, “Ayo, buang air besar di
jamban agar anak tetap sehat”.

Imbauan Dalam Pesan


Dalam media promosi, pesan dimaksudkan untuk memengaruhi orang lain atau
menghimbau sasaran agar mereka menerima dan melaksanakan gagasan kita.

13
1. Imbauan Rasional
Hal ini didasarkan pada anggapan bahwa manusia pada dasarnya makhluk rasional.
Contoh pesan : “Datanglah ke posyandu untuk imunisasi anak Anda. Imunisasi
melindungi anak dari penyakit berbahaya”. Para ibu mengerti isi pesan tersebut,
namun kadang tidak bertindak karena keraguan.
2. Imbauan Emosional
Kebanyakan perilaku manusia, terutama kaum ibu, lebih berdasar pada emosi
daripada hasil pemikiran rasional. Beberapa hal menunjukan bahwa pesan dengan
menggunakan imbauan emosional lebih berhasil dibanding dengan imbauan dengan
bahasa rasional. Contoh : “Diare penyakit berbahaya, merupakan penyebab kematian
bayi. Cegahlah dengan stop BAB sembarangan”. Kombinasikan hubungan gagasan
dengan unsur visual dan nonverbal dalam poster, misalnya dengan gambar anak balita
sakit, kemudian tertera pesan, “Lindungi anak Anda”.
3. Imbauan Ketakutan
Hati-hati menggunakan imbauan dengan pesan yang menimbulkan ketakutan. Pesan
ini akan efektif bila digunakan pada orang yang memiliki tingkat kecemasan tinggi.
Namun, sebagian orang yang mempunyai kepribadian kuat justru tidak takut dengan
imbauan semacam ini.
4. Imbauan ganjaran
Pesan dengan imbauan ganjaran dimaksudkan menjanjikan sesuatu yang diperlukan
dan dinginkan oleh si penerima pesan. Teknik semacam ini cukup masuk akal karena
pada kenyataannya orang akan lebih banyak mengubah perilakunya bila akan
memperoleh imbalan (terutama materi) yang cukup.
5. Imbauan Motivasional
Pesan ini dengan menggunakan bahasa imbauan motivasi yang menyebtuh sisi
internal penerima pesan. Manusia dapat digerakan lewat dorongan kebutuhan biologis
seperti lapar, haus, keselamatan, tetapi juga lewat dorongan psikologis seperti kasih
sayang, keagamaan, prestasi, dan lain-lain.

14
BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan
Media promosi kesehatan adalah semua saranan atau upaya menampilkan pesan atau
informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik melalui media cetak, elektronika,
dan media luar ruang, sehingga pengetahuan sasaran dapat meningkat dan akhirnya dapat
mengubah perilaku ke arah positif terhadap kesehatan. penggunaan alat peraga dapat
melibatkan indera sebanyak mungkin pada suatu objek sehingga dapat memudahkan
pemahaman bagi peserta didik. Pemilihan media promosi kesehatan ditentukan oleh
banyaknya sasaran, keadaan geografis, karakteristik partisipan, dan sumber daya pendukung.
Alat peraga digunakan secara kombinasi, misalnya menggunakan papan tulis dengan
foto dan sebagainya. Tetapi dalam menggunakan alat peraga, baik secara kombinasi maupun
tunggal, ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu alat peraga harus mudah dimengerti oleh
masyarakat sasaran dan ide atau gagasan yang terkandung didalamnya harus dapat diterima
oleh sasaran.
b. Saran
Saran dari para pembaca sebagai masukan sangat diperlukan untuk perbaikan bagi
penulis untuk makalah media promosi kesehatan ini, serta diharapkan penulis mampu
membuat karya tulisannya lagi lebih baik dimasa yang akan datang.

15
DAFTAR PUSTAKA

Maryam, S. (2014). Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC.


Maulana, H. (2007). Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC.

Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

16

Anda mungkin juga menyukai