Anda di halaman 1dari 16

PEDOMAN PROGRAM

KELUARGA BERENCANA
UPTD PUSKESMAS DORO II
KABUPATEN PEKALONGAN

KABUPATEN PEKALONGAN
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS DORO II
Jalan Raya Larikan–Doro Kabupaten Pekalongan
 51191  08112611880
e–mail: puskesmas_dorodua@yahoo.co.id
KATA PENGANTAR

Puji syukur Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik, hidayah serta inayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana (KB)
Tahun 2018 di UPTD Puskesmas Doro II.
Pedoman ini kami buat untuk dapat digunakan sebagai salah satu acuan dalam
melaksanakan kegiatan pelayanan KB. Dalam menyusun makalah ini kami berusaha untuk
mendapatkan sumber-sumber dan informasi baik dari buku ataupun dari sumber lainya.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya atas bantuan semua pihak
dalam menyelesaikan Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana, kami berharap semoga panduan
ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Puskesmas sebagai organisasi kesehatan fungsional yang merupakan
pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat danmem
berikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat.
Melalui program dan kegiatannya, puskesmas berperan serta mewujudkan keberhasilan pembangu
nan kesehatan Indonesia, khususnya di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
Program KB termasuk satu dari enam program pokok (Basic six) Puskesmasyang bertujuan
untuk memantapkan dan meningkatkan mutu pelayanan secaraefektif dan efisien. Program ini
bertanggung jawab dalam kegiatan pelayanansebagai berikut: pelayanan keluarga berencana,
remaja, wanita usia subur (wus), program 4 terlalu dan pembinaan dukun bayi.
Keberhasilan program KB untuk menurunkan angka kehamilan berisiko menjadi salah satu
prioritas utama pembangunan kesehatan di Indonesia. Data dari Puskesmas Doro II dari bulan
Januari hingga Desember tahun 2017,ditemukan bahwa jumlah PUS berjumlah 2611 orang. Oleh
karena pentingnya kesehatan ibu sebagai salah satu indikator kesehatan, maka pelaksanaan
program KB di Puskesmas Doro II harus mengedepankan pelayanan yang lebih baik di masa yang
akan datang.

B. TUJUAN PEDOMAN
Pedoman ini dimaksudkan agar semua petugas di Puskesmas Doro II dapat memberikan
pelayanan yang berkualitas bagi semua pasien di wilayah kerja Puskesmas Doro II.

C. SASARAN PEDOMAN
Sasaran pedoman pelayanan Program KB (Keluarga Berencana) ini yaitu :
1. Sasaran primer yakni individu, keluarga dan masyarakat;
2. Sasaran Sekunder yakni tokoh masyarakat
3. sasaran tersier yakni stakeholder (pengambil kebijakan)

D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pelayanan program KB meliputi :
1. Pelayanan dalam gedung ; pelayanan KB Pil, Suntik, Implant dan IUD (Intra Uteri Device) dan
kemitraan bidan dan dukun bayi;
2. Pelayanan luar gedung ; penyuluhan 4 Terlalu (Terlalu Muda, Tua, Banyak, Dekat), penyuluhan
Reproduksi Produktif, dan Penyuluhan Remaja
E. BATASAN OPERASIONAL
Batasan operasional Program KB di Puskesmas Doro II merupakan bentuk dari pelayanan
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative pada pasien-pasien dank lien yang ada di Wilayah
Kerja Puskesmas Doro II dengan sasaran individu, kelompok dan masyarakat.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Sumber daya utama yang diperlukan dalam penyelenggaraan Program KB di
Puskesmas Doro II adalah sumber daya manusia (SDM) yang memiliki spesifikasi
khusus yaitu minimal seorang dokter, bidan atau perawat yang memiliki pendidikan
minimal Diploma III atau Strata I (S1) serta memiliki kompetensi di bidang pelayanan
program KB dibuktikan dengan STR (Surat Tanda Registrasi) yang masih berlaku.
Pengelolaan pelayanan program KB hendaknya dilakukan oleh seorang
koordinator KB yang mempunyai kapasitas di bidang KB. Standard kebutuhan
tenaga pelayanan KB di Puskesmas Doro II menurut analisa beban kerja Petugas
minimal 2 orang Petugas pelayanan KB, dan dapat disimpulkan bahwa di
Puskesmas doro sudah sesuai dengan kualifikasi.

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN UNIT PELAYANAN KB


Distribusi ketenagaan unit pelayanan KB di Puskesmas Doro II yaitu seorang
pejabat fungsional Bidan Penyelia dibantu bidan desa sebagai tim jejaring dan
jaringan.

C. JADWAL KEGIATAN
1. Jadwal kegiatan pelayanan keluarga berencana disusun berdasarkan
kesepakatan bersama di Puskesmas Doro II dan disetujui oleh Kepala
Puskesmas Doro II
2. Jadwal kegiatan dibuat untuk jangka waktu satu tahun dan dirincikan dalam
bentuk kegiatan bulanana
3. Jadwal kegiatan di koordinasikan dan dikomunikasikan dengan lintas program
serta lintas sektoral
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG PELAYANAN KELUARGA BERENCANA

BED LEMARI MEJA KERJA


OBSGYN DOKUMEN

CUCI PINTU
TANGAN LEMARI MASUK
OBAT
MEJA
PELAYANAN

TEMPAT SAMPAH BED PASIEN

TROLI
ALAT

B. STANDAR FASILITAS PELAYANAN PROMOSI KESEHATAN


Ketersediaan alat yang ada di Puskesmas Doro II sangat menentukan terselengaranya
pelayanan kesehatan yang optimal. Berdasarkan Permenkes No
1464/MENKES/PER/X/2010 maka peralatan yang dibutuhkan untuk Puskesmas Non
Rawat Inap yaitu :
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan

Ruang lingkup kegiatan KB (Keluarga Berencana) dibagi menjadi kegiatan

dalam gedung dan dalam gedung yang meliputi :

1. Pelayanan kontrasepsi (pil, suntik, kondom, implant, dan IUD)

2. Kemitraan Bidan dan Dukun Bayi

Sedangkan lingkup kegiatan luar gedung yaitu :

1. Penyuluhan pada remaja

2. Penyuluhan pada WUS

3. Kegiatan KIE 4T (Terlalu Muda, Terlalu Tua, Terlalu Banyak, Terlalu Dekat)

B. Metode
Metode yang digunakan dalam melakukan kegiatan KB yaitu :
No Kegiatan Metode
1 Pelayanan Kontrasepsi Melakukan Pelayanan
sesuai dengan SOP
2 Penyuluhan Remaja - LCD
- Laptop
- Ceramah
- Tanya Jawab
3 Penyuluhan WUS - Diskusi
- Tanya Jawab
4 KIE 4T - Diskusi
- Tanya Jawab
5 KEmitraan Bidan dan Dukun - Diskusi
- Tanya Jawab

C. Langkah Kegaiatan
Dalam melaksanakan kegiatan pada program KB tentunya ada langkah-langkah
yang harus dilakukan oleh petugas dalam memberikan pelayanan, langkah tersebut
terdiri dari :
1. Langkah Pelayanan Kontrasepsi
a. Petugas pelayanan KB memanggil pasien dan memastikan identitas sesuai
dengan rekam medis
b. Petugas pelyanana KB mencatat dibuku register pasien KB
c. Petugas pelayanan KB melakukan anamnesa kepada pasien (jika pasien
baru menggunakan kontrasepsi pil maka pasien perlu dirujuk ke
laboratorium untuk di periksa urinya)
d. Petugas pelayanan KB melakukan pengukuran berat badan dan tekanan
darah
e. Petugas pelayanan KB melakukan tindakan pelayanan (Kondom, Pil,
SUntik, AKDR atau IUD)
f. Petugas pelayanan KB memberikan kesempatan untuk bertanya
g. Petugas pelayanan KB menjelaskan jadwal kunjungan ulang
h. Petugas pelayanan KB melakukan dokumentasi

2. Langkah Penyuluhan Remaja


a. Petugas menentukan jadwal kegiatan dengan berkolaborasi pada bidan
desa terkait
b. Petugas membuat undangan untuk didistribusikan ke forum remaja atau
skolah minimal 2 hari sebelum kegiatan
c. Petugas menginformasikan kepada petugas yang terlibat untuk
mempersiapkan diri (pengemudi, petugas pembawa acara dan Notulen)
d. Petugas menyampaikan kegiatan pada staf Tata Usaha untuk mencatat
pada Buku Ekspedisi Keluar
e. Petugas menyiapkan peralatan dan perlengkapan yang akan dibawa (daftar
hadir, notulensi, konsumsi, proyektor, laptop dan notulensi)
f. Peserta mengisi daftar hadir
g. Petugas pembawa acara membuka kegiatan dan membacakan susunan
acara
h. Petugas pembawa acara mempersilahkan narasumber untuk
menyampaikan materi
i. Narasumber menggali pengetahuan awal peserta
j. Narasumber memaparkan materi penyuluhan
k. Narasumber mempersilahkan petugas pembawa acara untuk membuka sesi
Tanya jawab
l. Narasumber menjawab pertanyaan peserta
m. Petugas pembawa acara menutup kegiatan
n. Petugas melakukan dokumentasi

3. Langkah Penyuluhan WUS


a. Petugas menentukan jadwal kegiatan dengan berkolaborasi pada bidan
desa terkait
b. Petugas menginformasikan kepada petugas yang terlibat untuk
mempersiapkan diri (pengemudi dan Bidan Desa)
c. Petugas menyampaikan kegiatan pada staf Tata Usaha untuk mencatat
pada Buku Ekspedisi Keluar
d. Petugas menyiapkan peralatan dan perlengkapan yang akan dibawa (daftar
hadir dan notulensi)
e. Peserta mengisi daftar hadir
f. Petugas membuka kegiatan sekaligus menggali pengetahuan awal peserta
g. Petugas memaparkan materi penyuluhan
h. Petugas membuka sesi Tanya jawab
i. Petugas menjawab pertanyaan peserta
j. Petugas menutup acara
k. Petugas melakukan dokumentasi

4. Langkah Kegiatan 4Terlalu


a. Petugas pelayanan KB menginformasikan kepada Petugas yang terlibat
untuk mempersiapkan diri
b. Petugas pelayanan KB melaporkan kegiatan pada staff Tata Usaha agar
mencatat di Buku Ekspedisi Keluar
c. Petugas pelayanan KB bersama dengan Bidan Desa menuju rumah klien
dengan criteria 4T
d. Petugas pelayanan KB melakukan konseling, memberikan informasi dan
edukasi serta Tanya jawab dengan klien
e. Petugas pelayanan KB melakukan dokumentasi

5. Kemitraan Bidan dan Dukun


a. Petugas pelayanan KB menginformasikan kepada Petugas yang terlibat
untuk mempersiapkan diri
b. Petugas pelayanan KB melakukan penyuluhan sekaligus konseling,
memberikan informasi dan edukasi serta Tanya jawab tentang materi yang
disampaiakan
c. Petugas pelayanan KB melakukan dokumentasi
BAB V
LOGISTIK

Perencanaan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang


pelaksanannya dilakukan oleh semua petugas penanggungjawab program
kemudian diajukan sesuai dengan alur yang berlaku di masing-masing
organisasi.
Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan
Program Keluarga Berencana direncanakan dalam pertemuan lokakarya
mini lintas program dan lintas sektor sesuai dengan tahapan kegiatan dan
metoda pemberdayaan yang akan dilaksanakan.
 Kegiatan di dalam gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan prasarana
antara lain :
- Meja, Kursi
- Alat tulis
- Buku catatan Kegiatan
- buku panduan
- komputer
 Kegiatan di luar gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan prasarana
yang meliputi :
- Laptop
- LCD
- Mikrofon
- Alat Tulis
- Handphone / kamera
- Buku catatan kegiatan
Prosedur pengadaan barang dilakukan oleh koordinator Program
KB berkoordinasi dengan petugas pengelola barang dan dibahas dalam
pertemuan mini lokakarya Puskesmas untuk mendapatkan persetujuan
Kepala Puskesmas. Sedangkan dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
kegiatan direncanakan oleh koordinator BOK (Bantuan Oprasional
Kesehatan) dengan bendahara puskesmas dan dibahas dalam kegiatan mini
lokakarya puskesmas untuk selanjutnya dibuat perencanaan kegiatan (POA
– Plan Of Action ).
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN

Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko atau


dampak, baik resiko yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan
maupun resiko yang terjadi pada petugas sebagai pelaksana kegiatan.
Keselamatan pada sasaran harus diperhatikan karena masyarakat tidak
hanya menjadi sasaran satu kegiatan saja melainkan menjadi sasaran
banyak program kesehatan lainnya. Tahapan – tahapan dalam mengelola
keselamatan sasaran antara lain :
1. Identifikasi Resiko
Penanggungjawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus
mengidentifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat
terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Identifikasi resiko atau
dampak dari pelaksanaan kegiatan dimulai sejak membuat
perencanaan. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi dampak yang
ditimbulkan dari pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko
terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang
akan dilaksanakan.

2. Analisis Resiko
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap
resiko atau dampak dari pelaksanaan kegiatan yang sudah
diidentifikasi. Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan langkah-
langkah yang akan diambil dalam menangani resiko yang terjadi.

3. Rencana Pencegahan Resiko dan Meminimalisasi Resiko


Setelah dilakukan identifikasi dan analisis resiko, tahap selanjutnya
adalah menentukan rencana yang akan dilakukan untuk mencegah
terjadinya resiko atau dampak yang mungkin terjadi. Hal ini perlu
dilakukan untuk mencegah atau meminimalkan resiko yang mungkin
terjadi.

4. Rencana Upaya Pencegahan


Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan
dilakukan untuk mengatasi resiko atau dampak yang ditimbulkan
oleh kegiatan yang dilakukan. Hal ini perlu dilakukan untuk
menentukan langkah yang tepat dalam mengatasi resiko atau
dampak yang terjadi.

5. Monitoring dan Evaluasi


Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan
kegiatan sedang berjalan.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari-hari


sering disebut Safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran
dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah
maupun rohaniah petugas dan hasil kegiatannya. Dari segi keilmuan
diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha
mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat
pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan.
Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk
menciptakan suasana kerja yang aman, kondisi keselamatan yang bebas
dari resiko kecelakaan dan kerusakan serta penurunan kesehatan akibat
dampak dari pekerjaan yang dilakukan, bagi petugas pelaksana dan
petugas terkait. Keselamatan kerja disini lebih terkait pada perlindungan
fisik petugas terhadap resiko pekerjaan.
Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang
kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus
melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan
kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Seiring dengan kemajuan Ilmu dan tekhnologi, khususnya sarana
dan prasarana kesehatan, maka resiko yang dihadapi petugas kesehatan
semakin meningkat. Petugas kesehatan merupakan orang pertama yang
terpajan terhadap masalah kesehatan, untuk itu`semua petugas kesehatan
harus mendapat pelatihan tentang kebersihan, epidemiologi dan desinfeksi.
Sebelum bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan
kondisi tubuh yang sehat. Menggunakan desinfektan yang sesuai dan
dengan cara yang benar, mengelola limbah infeksius dengan benar dan
harus menggunakan alat pelindung diri yang benar.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang


untuk mengukur dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat
berhubungan dengan aktifitas pengawasan mutu, sedangkan pengawasan mutu
merupakan upaya untuk menjaga agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan
sesuai rencana dan menghasilkan keluaran yang sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan
indikator sebagai berikut:
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metoda yang digunakan
4. Tercapainya indikator
Hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi serta permasalahan yang
ditemukan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.
BAB IX
PENUTUP

Pedoman pelaksanaan Keluarga Berencana ini dibuat untuk memberikan


petunjuk dalam pelaksanaan kegiatan Keluarga Berencana di Puskesmas
Doro II, penyusunan pedoman disesuaikan dengan kondisi riil yang ada di
puskesmas, tentu saja masih memerlukan inovasi-inovasi yang sesuai
dengan pedoman yang berlaku secara nasional. Perubahan perbaikan,
kesempurnaan masih diperlukan sesuai dengan kebijakan, kesepakatan
yang menuju pada hasil yang optimal.
Pedoman ini digunakan sebagai acuan bagi petugas dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan Ibu dan Anak di puskesmas agar tidak
terjadi penyimpangan atau pengurangan dari kebijakan yang telah
ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai