Anda di halaman 1dari 18

HISTORY 26

Desember 2004, merupakan suatu momen yang tak kan terlupakan dalam ingnatan masyarat Aceh, tepatnya minggu
pagi hari itu, gempa dengan kekuatan 8,7 skala richter mengguncang Nanggroe Aceh dan membawa gelombang besar
tsunami yang meluluh lantakkan seluruh isi bumi serambi mekkah ini. Saat itu saya berada di Sabang Alhamdulillah
apa yang saya rasakan tidak tidak sebanding dengan apa yang dirasakan oleh saudara saya yang lain terutama yang
berada di Banda aceh dan dan bagian pantai barat aceh lainnya.
Gelombang tsunami telah membawa berita duka dengan kecepatan yang belum pernah terpikirkan oleh manusia,
hanya dalam waktu 5 menit seluruh bangunan rata dengan tanah, kendaran-kendaran hancur berbalut lumpur, mayat-
mayat yang sulit dikenal wajaahnya bergelimpangan di semua sudut kota dan kampung, apakah itu ayah, ibu, adik,
kakak, paman tidak adayang mengenali. Begitu dahsyat kejadian pagi itu, musibah yang merenggut orang tua dari
anak balita, anak dari orang tua, suami dan anak dari istri, istri dan anak dari suami, dan seluruh harta benda, tidak
terbayangkan betapa sehari sebelumnya kita baru saja bersama, tapi pagi ini semua kebahagiann itu hilang tanpa
sisa.. Museum Tsunami Aceh adalah sebuah Museum untuk mengenang kembali pristiwa tsunami yang maha dahsyat
tersebut yang menelan korban lebih kurang 240,000 0rang. dibangun atas prakarsa beberapa lembaga yang sekaligus
merangkap panitia. Di antaranya

 Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) NAD-Nias sebagai penyandang anggaran bangunan,
 Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (DESDM) sebagai penyandang anggaran perencanaan, studi isi dan
penyediaan koleksi museum dan pedoman pengelolaan museum),
 Pemerintah Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) sebagai penyedia lahan dan pengelola museum, Pemerintah
Kotamadya Banda Aceh sebagai penyedia sarana dan prasarana lingkungan museum dan
 Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) cabang NAD yang membantu penyelenggaraan sayembara prarencana museum
Menurut Eddy Purwanto sebagaiPenggagas Museum Tsunami Aceh dari BRR Aceh, Museum ini dibangun dengan 3
alasan: 1. untuk mengenang korban bencana Tsunami 2. Sebagai pusat pendidikan bagi generasi muda tentang
keselamatan 3. Sebagai pusat evakuasi jika bencana tsunami datang lagi.” Museum Tsunami Aceh akan dibangun di
kota Banda Aceh kira-kira 1 km dari Masjid Raya Banda Aceh, dengan harapan nantinya akan berfungsi sebagai : 1.
Sebagai objek sejarah, dimana museum tsunami akan menjadi pusat penelitian dan pembelajaran tentang bencana
tsunami. 2. Sebagai simbol kekuatan masyarakat Aceh dalam menghadapi bencana tsunami. 3. Sebagai warisan
kepada generasi mendatang di Aceh dalam bentuk pesan bahwa di daerahnya pernah terjadi tsunami. 4. Untuk
mengingatkan bahaya bencana gempa bumi dan tsunami yang mengancam wilayah Indonesia. Hal ini disebabkan
Indonesia terletak di “Cincin Api” Pasifik, sabuk gunung berapi, dan jalur yang mengelilingi Basin Pasifik. Wilayah cincin
api merupakan daerah yang sering diterjang gempa bumi yang dapat memicu tsunami. Perencanaan detail Museum
,situs dan monumen tsunami dimulai pada bulan Agustus 2006 dan pembangunannya akan dibangun diatas lahan
lebih kurang 10,000 m persegi yang terletak di Ibukota provinsi Nanggroes Aceh Darussalam yaitu Kotamadya Banda
Aceh dengan anggaran dana sekitar Rp 140 milyar dengan rincian Rp 70 milyar dari Badan Rehabilitasi dan
Rekonstruksi (BRR) untuk bangunan dan setengahnya lagi dari Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
untuk isinya juga berisi berbagai benda peninggalan sisa tsunami. Sebelum pembangunan dimulai panitia
menyelenggarakan lomba design museum dengan Thema “Nanggroe Aceh Darussalam Tsunami Museum (NAD-TM)”,
lomba yang ditutup tanggal 5 Agustus 2007 berhadiah Total Rp 275 juta dengan rincian pemenang juara I
mendapatkan Rp 100 juta, juara ke II Rp 75 juta,ke III Rp 50 juta dan sisanya Rp 50 juta akan dibagikan sebagai
penghargaan partisipasi kepada 5 design inovatif masing-masing mendapatkan Rp 10 juta.

ARSITEK

Bangunan ini dirancang oleh Ridwan kamil, beliau adalah seorang Sarjana Teknik Arsitektur dari Institut Teknologi
Bandung dan mendapat beasiswa S2 serta berhasil meraih gelar Master of Urban Design dari College of Environmental
Design, University of California, Barkeley di Amerika Serikat. Beliau lahir di Bandung pada tanggal 4 Oktober 1971.pak
Ridwan Kamil atau yang lebih sering disapa Emil merupakan anak kedua dari lima bersaudara. Sejak kecil beliau suka
berimajinasi, suka membaca komik dan melihat foto-foto berbagai kota sepulang ayahnya dari luar negeri. Saat ini
beliau menjabat sebagai ketua dari Bandung Creative City Forum dan sebagai dosen Arsitektur ITB. Dan bersama
Urbane (Urban Evolution) yang didirikan pada tahun 2004, beliau banyak menghasilkan karya arsitektur di berbagai
negara, seperti Singapura, Thailand, Bahrain, Cina dan tentu saja Indonesia. Sejak tahun 2004 hingga 2009 beliau
telah meraih 12 penghargaan di Bidang Desain Arsitektur dalam lingkup Asia. Beberapa contoh proyek yang
ditanganinya di antaranya Marina Bay Waterfront Master di Singapura, Sukhotai Urban Resort Master Plan di Bangkok,
Ras Al Kaimah Waterfront Master di Qatar, juga district 1 Saigon South Residential Master Plan di Saigon, Shao Xing
Waterfront Masterplan (China), Beijing CBD Master plan, dan Guangzhou Science City Master Plan. Tak hanya di
negara lain, di Indonesia, tepatnya Jakarta, pak Ridwan kamil juga menggarap Superblock Project untuk Rasuna
Epicentrum. Dari luas lahan sebesar 12 hektar tersebut, dibangun Bakrie Tower, Epicentrum Walk, perkantoran, retail,
dan waterfront.

DESAIN

desain Museum tsunami aceh mengambil konsep “rumoh aceh as ascape hill buildings” yang ditonjolkan dengan
bangunan yang berbentuk panggung, selayaknya rumoh aceh dimana bagian bawah bangunan digunakan sebagai
area publik untuk beriteraksi dengan tetangga memalui ngumpul melaksanakan suatu kegiatan seperti menganyam
dan sebagainya, demikian pula museum tsunami aceh harapannya bagian bawah bangunan bisa menjadi ruang publik
yang terbuka untuk siapa saja dan kapan saja sehingga terjadi suatu interaksi yang baik antar sesama masyarakat,
disamping space tersebut juga bisa menjadi taman kota yang baru.

gambar diatas
adalah gambar potongan museum tsunami aceh, disana bisa terlihat bentuk bangunan yang panggu dan sedikit
berbukit. bukit buatan ini dimaksudkan sebagai tempat evakuasi apabila bencana tsunami datang lagi atau banjir nah
apabila bukit ini mencukupi untuk menjadi tempat evakuasi maka bagian atap bangunan juga bisa digunakan sebagai
tempat evakuasi, dan hal ini merupakan suatu nilai spesial untuk bangunan Museum Tsunami Aceh, karena dia tidak
hanya berfungsi sebagai sebuah musem tsunami tetapi juga bisa menjadi sebagai tempat evakuasi ketika bencana.
Eksterior bangunan terutama dekoratif kulit luar bangunan terinspirasi dari salah satu gerakan yang ada dalam tari
saman, sehingga penerapan beberapa konten lokal pada bangunan ini menjadi nilai tambah tersendiri dan biasa
berbaur dengan mudah dengan lingkungan masyarakat aceh.

selanjutnya mari kita mulai masuk kedalam bangunan, ketika kita mulai sampai pertama kali kita berada di area parkiran
dan mulai masuk kearea bangunan yang di depannya pertama sekali terlihat adalah sebuah bentukan bagian
bangunan yang berbentuk bulat, dan fasadnya mengikuti ornamen dekoratif bangunan utamanya, bangunan kecil ini
adalah sebuah restoran yang dimana para pengunjung bisa makan disini sebelum atau sesudah melihat-lihat isi
bangunan kalo memang tersedia para pengunjung bisa menikmati makanan-makanan khas aceh yang rasanya dijamin
bikin lidah doyang dombreet..

selanjutnya kita jalan lagi lebih


dekat dan kita temui area bawah bangunan tadi tang disana terdapat kolam dangkal yang luas dan tempat duduk untuk
para pengunjung beristirahat dan juga terdapat ornamen-ornamen berupa prasasti seperti batu-batu bulat yang disitu
tercantum nama-nama negara yang pernah membantu aceh selama terjadinya Musibah tsunami 26 Desember 2004
silam.

ketika kita mulai mau masuk


kedalam bangunan maka kita akan menemui loket pengambilan karcis, disana para pengunjung akan dikenakan biaya
masuk, namun pas awal-awal diibuka para pengunjung bisa masuk gratis tanpa bayar seperti biasa kan promosi dulu.
setelah mengambil tiket barulah kita bisa
memasuki bangunan, diawal kita masuk kedalam bangunan kita akan menemukan sebuah jalan yang berbentuk lorong
sempit dan sedikit cahaya, dikiri kanan terdapan air yang jatud dari atas serta terdengan suara gemuruh dan
gemericiknya yang membuat suasana menckam untuk dapat membayangkan bagaimana suasana saat terjadinya
tsunami, lorong sempit ini disebut dengan tsunami Passage. setelah melalui lorong ini kita akan mendapati sebuah
ruangan dibagian bawah tanah yang di sebut sebagai Memorial hall, inilah para pengunjung bisa melihat photo-photo
peristiwa tsunami melalui media digital secara lebih tersentuh dengan konsep rancangan interior ruang yang bersahaja
dan pencahayaan melalui lobang-lobang cahaya di bagian atas ruangan yang merupakan lobang cahaya alami dari
bagian kolam diatasnya. Tsunami Passage dan Memorial Hall merupakan area yang disebut dengan Space of

Memory.
setelah melewati Space of Memory kita akan
menemukan Space of Hope yang terdiri dari dua bagian yaitu Blessing Chamber dan Atrium of hope, Blessing
Chamber merupakan sebuah ruangan yang bentuknya seperti sumur atau cerobang, kalau dilihat dari luar bangunan
terlihat seperti cerobang asap kapal laut. pada dinding di dalam ruangan ini kita akan menemukan nama-ama para
korban tsunami 26 desember 2004 yang ditempatkan melingkar mengikuti lingkaran dinding bagunan, dan bibagian
atas yang semakin mengecil terdapat sky light yang diberi ornamen arsitektural berupa tulisa Allah dalam bahasa
Arab sehngga memasukkan cahaya dari atas seolah-olah Allah hadir dalam kesedihan yang hadapi oleh masyarakat
aceh, ruangan ini memiliki makna bahwa disetiap musibah yang dihadapi oleh kita sebagai manusia kita jangan pernah
takut karena Allah akan senantiasa menyertai kita.
Atrium of
Hope merupakan sebuah jembatan yaang melintasi atrium bangunan yang besar memiliki makna bahwa didepan
masyarakat aceh masih terdapan jalan yang panjang dan harapan yang terbuka luas untuk digapai, ketika melewati
jembatan ini kita akan merasa lega kembali.
selanjutnya barulah para pengunjung bisa menemukan banya ruang-ruang lain dilantai 2 dan 3 yang menyajikan lebih
banyak dokumentasi kejadian gempabumi dan tsunami 26 desember 2004, diantaranya ada ruang photo yang
menyajikan dukumentasi dua dimensi, ada miniatur keadaan saat terjadinya tsunami, saksi bisu berupa barang bekas
tsunami, bioskop, dan ruang-ruang lain sebagai sarana pengetahuan dan pendidikan seperti ruang simulasi gempa,
dan ruang peraga struktur bangunan saat terjadinya gempa. berikut photo-photonya :
ruangan simulasi gempa
area teater terbuka di bagian
depan bangunan
oke … sekian yang dapat saya sajikan, terima kasih telah berkunjung….. sampai jumpa

Anda mungkin juga menyukai