TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Klasifikasi
(Arifiyanti, 2009) :
Kerajaan : Animalia
Filum : Annelida
Kelas : Citellata
Bangsa : Haplotaxida
Suku : Lumbricidae
Marga : Lumbricus
2.1.2 Deskripsi
digolongkan dalam filum Annelida. Di setiap segmen terdapat rambut yang keras
dan berukuran pendek yang juga disebut seta. Oleh karena jumlah seta pada tubuh
cacing L. rubellus sangat sedikit maka cacing ini dimasukkan ke dalam kelas
tempat atau tanah yang terlindung dari sinar matahari, lembap, gembur, dan
6
mengandung banyak serasah. Habitat ini sangat spesifik bagi cacing tanah untuk
tumbuh dan berkembang biak dengan baik. Marga Lumbricus ini sangat menyukai
bahan organik yang berasal dari kotoran ternak dan sisa-sisa tumbuhan
tubuhnya yang panjang dan tebal yang melingkari tubuhnya. Adanya kelenjar
perkembangbiakan. Organ ini merupakan bagian dari tubuh yang menebal dan
warnanya lebih terang dari warna tubuhnya. Pada cacing yang masih muda, organ
ini belum tampak karena hanya terbentuk saat cacing mencapai dewasa, sekitar 2-
3 bulan (Edwards dan Bohlen, 2002). Cacing tanah tidak memiliki mata, tetapi
tubuhnya. Adanya prostomium ini membuat cacing tanah peka terhadap benda
cacing tanah yang ditemukan hidup di tumpukan sampah dan tanah sekitarnya
7
Gambar morfologi cacing tanah dapat dilihat di bawah ini :
oleh segmen-segmen fraksi luar dan fraksi dalam yang saling berhubungan secara
integral, diselaputi oleh epidermis berupa kutikula (kulit kaku) berpigmen tipis
dan seta, kecuali pada dua segmen pertama (bagian mulut), bersifat hemaphrodit
tertentu. Apabila dewasa, bagian epidermis pada posisi tertentu akan membengkak
(selubung bulat) berisi telur dan ova (bakal telur). Setelah kawin (kopulasi), telur
dewasa. Tubuh dibedakan atas bagian anterior dan posterior. Pada bagian
anteriornya terdapat mulut, prostomium dan beberapa segmen yang agak menebal
vaskuler tertutup. Saluran makanan berupa tabung anterior dan posterior, kotoran
dikeluarkan lewat anus atau peranti khusus yang disebut nephridia. Respirasi
8
Aktivitas hidup cacing tanah dalam suatu ekosistem tanah dapat
dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti: iklim (curah hujan, intensitas cahaya
dan lain sebagainya), sifat fisik dan kimia tanah (temperatur, kelembaban, kadar
air tanah, pH dan kadar organik tanah), nutrien (unsur hara) dan biota (vegetasi
dasar dan fauna tanah lainnya) serta pemanfaatan dan pengelolaan tanah
keberadaan dan kepadatan fauna tanah, khusunya cacing tanah sangat ditentukan
oleh faktor abiotik dan biotik. Disamping itu faktor lingkungan lain dan sumber
berikut :
1. Kelembaban tanah
tanah karena sebagian tubuhnya terdiri atas air berkisar 75-90 % dari berat
masalah bagi cacing tanah. Meskipun demikian cacing tanah masih mampu
berpindah ketempat yang lebih sesuai atau pun diam. Lumbricus terretris
tinggi atau terlalu basah dapat menyebabkan cacing tanah berwarna pucat
9
dan kemudian mati. Sebaliknya bila kelembaban tanah terlalu kering, cacing
tanah akan segera masuk ke dalam tanah dan berhenti makan serta akhirnya
mati. Kelembaban yang ideal untuk cacing tanah adalah antara 15%-50%,
tanah yang terlalu tinggi atau terlalu basah dapat menyebabkan cacing tanah
Kehidupan hewan tanah juga ikut ditentukan oleh suhu tanah. Suhu yang
ekstrim tinggi atau rendah dapat mematikan hewan tanah. Di samping itu
metabolism hewan tanah. Tiap spesies hewan tanah memiliki kisaran suhu
untuk aktivitas cacing tanah di permukaan tanah pada waktu malam hari
3. pH Tanah
Umumnya cacing tanah tumbuh baik pada pH sekitar 4,5- 6,6, tetapi dengan
asam. Tanah yang pH-nya asam dapat mengganggu pertumbuhan dan daya
10
berkembang biak cacing tanah, karena ketersediaan bahan organik dan unsur
hara (pakan) cacing tanah relatif terbatas (Rukmana, 2000). Di samping itu,
menentukan jumlah spesies yang dapat hidup pada tanah tertentu. Dari
menyukai pH tanah sekitar 5,8-7,2 karena dengan kondisi ini bakteri dalam
4. Kadar Organik
mengatakan bahwa materi organik dalam tanah tidaklah statis tetapi selalu
pengaruh besar pada sifat tanah karena dapat menyebabkan tanah menjadi
11
kation dan juga sebagai ketersediaan unsur hara. Bahan organik tanah sangat
dan bahan organik itu merupakan sumber pakan untuk menghasilkan energi
5. Vegetasi
rapat, cacing tanah akan banyak ditemukan, karena fisik tanah lebih baik
Edwards & Lofty (2000) faktor makanan, baik jenis maupun kuantitas
sejumlah besar serasah tahunan di lantai hutan. Jika tempat tersebut populasi
cacing tanah tinggi menunjukkan jenis serasah tersebut sangat disukai oleh
12
2.2 Tanaman Nilam (Pogostemon cablin benth)
termasuk suku Labiatae yang memiliki sekitar 200 genus, antara lain Pogostemon.
berikut :
Ordo : Labiatales
Famili : Labiatae
Genus : Pogostemon
mencapai lebih dari 1 meter. Perakaran tanaman nilam adalah akar serabut yang
wangi dan tumbuhnya menjalar didalam tanah. Akar-akar sekunder tanaman nilam
akar serabut yang lebih kuat sehingga dapat berdiri tegak dan kuat. (Nainggollan,
2002).
13
Gambar 2.2 a. Tanaman nilam b.(b1) daun, (b2) tangkai daun, (b3) batang.
dengan diameter sekitar 10-20 mm. Sistem percabangan tanaman nilam bertingkat
banyak. Tinggi tanaman nilam bisa mencapai 1 meter lebih dengan radius
Daun tanaman nilam berbentuk bulat oval hingga bulat panjang (lonjong)
dan menyerupai jantung. Ukuran daun ini sekitar 5-10 cm. Daun yang berwarna
hijau ini tipis dan tidak kaku. Permukaan daun bagian atas terdapat bulu-bulu dan
kasar. Letak duduk daun saling berhadap-hadapan, bagian ujung daun tumpul dan
urat daun menonjol keluar, sebagian besar daun yang melekat pada ranting
hamper selalu berpasangan satu sama lain. Daun diremas akan tercium bau harum,
dan pada jaman dahulu masyarakat menjadikan daun nilam sebagai pengganti
sabun dan sekaligus untuk memberikan bau wangi. (Mangun, 2008). Tanaman
14
diameter antara 1 - 15 cm dengan mahkota berbentuk pipa berukuran 8 mm
dengan stilus dan dua stigma. Buah atau biji berbentuk menyerupai polong
baik sawah, galengan, pekarangan rumah atau dihutan yang baru dibuka, namun
untukmendapatkan kualitas nilam yang baik tanaman nilam harus tumbuh pada
tanah yang subur dan gembur, kaya akan humus dan tidak tergenang merupakan
tanah yang sangat sesuai untuk tanaman nilam. Jenis tanah yang paling sesuai
adalah tanah yang subur mempunyai tekstur halus, kaya lumut, dan dapat diolah
seperti andosol atau latosol dengan kemiringan kurang dari 15 derajat (Nuryani,
2006). Keasaman tanahnya (pH) antara 6-7, memiliki daya resapan tanah yang
baik, dan tidak menyebabkan genangan air pada musim hujan (Subroto, 2007).
Tanah yang terlalu asam, makan tanaman nilam akan menjadi kerdil,
dilakukan dengan pengapuran namun jika tanah terlalu basa maka akan
menyebabkan garam mangan (Mn) tidak dapat diserap tanaman sehingga beuk
daun nilam akan kurus kering (Subroto, 2007). Tanah yang kandungan airnya
tinggi perlu dilakukan drainasi yang baik. Tanaman nilam yang terlalu banyak
kandungan air pada tanahnya menyebabkan mudah terserang penyakit akar busuk
15
berkisar 75%-100%. Daerah yang tertutupi nilam dapat tumbuh dengan baik
namun kadar minyak lebih rendah dari pada tempat dengan intensitas cahaya yang
maksimal. Nilam yang tumbuh pada cahaya rendah berakar lebih kecil, jumlah
terbatas dan tersusun dari sel yang berdinding tipis, hal tersebut berdampak pada
proses tranpirasi berlangsung cepat. Intensitas cahaya yang terlalu rendah akan
Intensitas cahaya berpengaruh juga pada warna dan ukuran daun nilam.
Kedaan lingkungan yang tanpa pelindung menyebabkan daun nilam kecil, agak
diuraikan di atas dijelaskan sebagai berikut: (Subroto, 2007). Jenis cahaya yang
energy untuk proses fotosintesis bagi setiap tanaman. Tanaman nilam untuk
produksi minyak lebih cocok ditempatkan pada cahaya matahari yang langsung
dataran tinggi yang mempunyai ketinggian 1.200 m di atas permukaan laut. Nilam
akan tumbuh dengan baik dan berproduksi tinggi pada ketinggian tempat antara
50-400 m dpl. Dataran rendah kadar minyak lebih tinggi tetapi kadar patchouli
16
alcohol lebih rendah, sebaliknya pada dataran tinggi kadar minyak rendah, kadar
zat nutrisi, pembentuk gula dan pati, sarana pengangkutan hara dalam tanaman,
pertumbuhan sel, pembentukan enzim, dan menjaga stabilitas suhu. Curah hujan
dibutuhkan tanaman nilam relatiff tinggi, yaitu sekitar 2300-3000 mm per tahun,
tanaman itu sendiri. Tanaman yang tumbuh di dataran yang rendah, pada
(Subroto, 2007).
17