Anda di halaman 1dari 23

NAPZA

BNN: Pengguna Narkoba di Indonesia Capai 4,2 Juta Orang


Kebanyakan pengguna berada dalam usia produktif

Kamis, 26 Juni 2014, 18:54 Lesthia Kertopati, Nila Chrisna Yulika

Kendala terbesar di Indonesia dalam memerangi narkoba adalah pelayanan


rehabilitasi medis.

VIVAnews - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Anang Iskandar, mengatakan di


dunia ada 315 juta orang usia produktif atau berumur 15 sampai 65 tahun yang menjadi
pengguna narkoba. Hal ini, kata Anang berdasarkan data dari UNODC, yaitu organisasi dunia
yang menangani masalah narkoba dan kriminal.

Selain itu, kata Anang, ada 200 juta orang meninggal dunia setiap tahunnya akibat narkoba.

"Hal itu karena akibat jumlah narkoba yang beredar cukup besar dan pengguna narkoba yang
memperoleh pemulihan masih relatif kecil," kata Anang dalam sambutannya pada acara Hari
Anti Narkoba Internasional di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis 26 Juni 2014.

Sementara, di Indonesia sendiri angka penyalahgunaan narkoba mencapai 2,2 persen atau 4,2
juta orang pada tahun 2011. Mereka terdiri dari pengguna coba pakai, teratur pakai, dan
pecandu.

Meski begitu, Anang mengatakan, pada aspek pemberantasan peredaran gelap narkoba,
menunjukkan adanya peningkatan hasil pengungkapan kasus dan tersangka kejahatan serta
pengungkapan tindak pidana pencucian uang yang berasal dari kejahatan narkoba.

Dalam kurun waktu empat tahun terakhir, telah terungkap 108.107 kasus kejahatan narkoba
dengan jumlah tersangka 134.117 orang. Hasil pengungkapan tindak pidana pencucian uang
sebanyak 40 kasus dngan nilai aset yang disita sebesar Rp163,1 miliar.
Sementara upaya pencegahan, kata Anang, telah dilakukan upaya peningkatan ekstensifikasi
dan intensifikasi komunikasi, informasi dan edukasi mulai dari kalangan usia dini sampai
dewasa di seluruh pelosok Indonesia. Pencegahan itu dilakukan dengan memanfaatkan sarana
media cetak, online, ekeltronik maupun tatap muka secara langsung kepada masyarakat.

Di sisi lain, kata Anang, telah dibagun pula kesadaran, kepedulian, dan kemandirian
masyarakat dalam menjaga diri, keluarga, dan lingkungannya dari bahaya narkoba.

Dalam hal upaya rehabilitasi, kata Anang, selama kurun waktu 2010 sampai 2014 telah
direhabilitasi sebanyak 34.467 residen baik melalui layanan rehabilitasi medis maupun sosial
di tempat rehabilitasi pemerintah maupun msyarakat.

Namun, kata Anang, ada beberapa kendala dalam upaya memerangi narkoba, yaitu, pertama,
sampai saat ini pelayanan rehabilitasi medis maupun sosial di Indonesia masih sangat
terbatas. Sementara pengguna narkona sangat besar.

Masalah kedua, kata dia, adalah peredaran gelap narkoba. Dalam kurun waktu empat tahun,
telah terungkap kasus kejahatan narkoba dengan jumlah tersangka dan barang bukti yang
cukup besar.

"Namun, hasil itu masih relatif kecil dibandingkan dengan jumlah narkoba ilegal yang
beredar di masyarakat," kata dia.

Masalah lainnya, kata Anang adalah adanya stigma negatif masyarakat terhadap pengguna
narkoba. "Mereka dianggap penjahat dan apabila mereka kambuh kembali dianggap residivis,
mereka dikucilkan oleh lingkungannya bahkan keluarganya sendiri," kata dia.

Padahal, kata dia, seharusnya mereka diselamatkan dan dibimbing agar pulih dan mempunyai
masa depan yang lebih baik. (adi)

http://nasional.news.viva.co.id/news/read/516363-bnn--pengguna-narkoba-di-indonesia-
capai-4-2-juta-orang

http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2014/01/27/75456/2014_tahun_penyelamatan_
pengguna_narkoba/#.VGWJBWcQQoE
2014 Tahun Penyelamatan Pengguna Narkoba
MedanBisnis - Jakarta. Badan Nasional Narkotika (BNN) mencanangkan 2014 Sebagai
Tahun Penyelamatan Pengguna Narkoba, sebagai langkah antisipasi untuk menekan jumlah
pengguna Narkoba.
Acara pencanangan berlangsung di Lapangan Bhayangkara, Jala Trunojoyo, Jakarta Selatan,
Minggu (26/1), dihadiri Kapolri Jenderal Sutarman, Kepala BNN Anang Iskandar,
Wakapolda Metro Jaya Brigjen Sudjarno, sejumlah pejabat Polri lainnya, dan Ketua DPR
Marzuki Ali.
Acara juga dihadiri sejumlah mahasiswa dan pelajar, komunitas ojek, LSM dan ormas anti-
narkoba, serta elemen masyarakat lainnya. Sejumlah artis Jakarta juga turut meramaikan
acara tersebut. Kepala BNN Anang Iskandar mengatakan, permasalahan pengguna narkoba
di Indonesia sudah pada tingkat memprihatinkan. Ada empat juta pengguna narkoba atau
dua persen penduduk Indonesia sepanjang 2013.
"Ditambah munculnya narkoba jenis baru yang harus ditindaklanjuti dengan serius," ujar
Anang, di lokasi, Minggu (26/1).
Anang mengatakan, upaya meminimalisir pengguna narkoba yang dilakukan aparat penegak
hukum tidak mengurangi, namun justru cenderung meningkatkan jumlah pengguna. Hal ini,
menurut Anang, disebabkan berbagai factor, salah satunya cara pandang yang salah dari
masyarakat terhadap pengguna narkoba.
"Salah satunya karena pandangan masyakat yang mecap pengguna narkoba sebagai pelaku
penyalahgunaan narkoba dan stigma lainnya, sehingga dampak pandangan masyarakat ini
menambah banyak pengguna, belum lagi kapasitas lapas menjadi over," paparnya.
Selain itu, lanjutnya, masyarakat juga belum memahami betul kondisi pengguna narkoba
yang tidak bisa pulih dalam waktu yang singkat.
"Di sisi lain, pengguna narkoba mempunyai tingkat rileks atau kambuh yang tinggi, yang
tidak bisa disembuhkan dengan singkat. Hal ini yang tidak dipahami masyarakat dan
menimbulkan sudut pandang berbeda," tuturnya. Pengguna narkoba, imbuh Anang, adalah
korban yang sudah kehilangan masa lalu dan masa kininya. "Jangan sampai dia kehilangan
masa depan," tandasnya.
Lebih Baik Direhabilitasi
Upaya preventif untuk mengurangi pengguna narkoba dinilai Ketua DPR Marzuki Alie
belum efektif. Kenyataannya, menurut dia, pengguna narkoba bukannya menurun tapi justru
mengalami peningkatan.
"Artinya harus ada penyempurnaan. Hari ini langkah itu dilakukan, pengguna narkoba lebih
baik direhabilitasi daripada dipenjara," ujar Marzuki di sela-sela pencanangan 2014 Sebagai
Tahun Penyelamatan Pengguna Narkoba, di Lapangan Bhayangkara, Jalan Trunojoyo,
Jakarta Selatan, Minggu (26/1). Marzuki mengatakan, pusat rehabilitasi yang di miliki BNN
sangat terbatas. Untuk itu, ia mengajak kelompok penggiat anti narkoba yang memiliki
kemampuan ekonomi lebih ikut berpartisipasi dalam menyiapkan rumah rehabilitasi bagi
pengguna."Kami juga tadi sudah mendengar ada sekitar 200 rumah sakit yang siap
menerima, wajib lapor, untuk dilakukan rehabilitasi. Artinya ada singeri Menkes dengan
BNN. Ini membanggakan kita semua," imbuhnya. Namun ia menyayangkan, tersedianya
tempat rehabilitasi tidak dimanfaatkan oleh pengguna narkoba. Ia menilai, pengguna
narkoba masih sungkan melaporkan dirinya ke aparat hukum agar mendapat rehabilitasi.
"Sehingga, dampaknya perkembangan korban narkoba ini semakin banyak. Untuk itu kami
mengapresiasi, walaupun UU-nya sudah disahkan tahun 2009, hari ini kita canangkan tahun
2014 Sebagai Tahun Penyelamatan Pengguna Narkota dan kita nyatakan tidak pada
narkoba!" tegasnya. (mei-dn)
CEGAH PENYALAHGUNAAN NARKOBA, SELAMATKAN PENGGUNANYA
DIPUBLIKASIKAN PADA : SELASA, 03 JUNI 2014 11:40:00, DIBACA : 3.860 KALI

Jakarta, 3 Juni 2014

Pengguna Narkoba juga merupakan anak bangsa yang perlu


diselamatkan. Mereka adalah anak-anak kita dan saudara-
saudara kita yang harus segera dilepaskan dari belenggu
Narkoba agar dapat kembali menjalani hidup dalam keadaan
sehat dan produktif.

Demikian pernyataan Menteri Kesehatan RI, dalam sambutannya yang dibacakan oleh
Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kemenkes RI, Prof. Dr. dr. Akmal Taher, Sp.U(K),
pada kegiatan Pergelaran Seni Budaya dan Forum Komunikasi Pencegahan Penyalahgunaan
Narkoba yang bertema Bersama Kita Selamatkan Pengguna Narkoba, Jakarta (3/6). Tema
tersebut relevan dengan upaya pencegahan penyalahgunaan Narkoba dan melaksanakan
kebijakan untuk men-dekriminalisasi pengguna Narkoba di Tanah Air.

Tanggal 11 Maret tahun 2014 lalu, telah diterbitkan Peraturan Bersama tentang Penanganan
Pecandu Narkotika dan Korban Penyalahgunaan Narkotika ke dalam Lembaga Rehabilitasi
yang ditandatangani oleh Mahkamah Agung, Kementerian Hukum dan HAM, Kejaksaan
Agung, Kepolisian, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, dan Badan Narkotika
Nasional.

Dengan terbitnya peraturan bersama ini maka para pecandu narkotika dan korban
penyalahgunaan Narkoba di Tanah Air kita memperoleh layanan rehabilitasi yang
diperlukan, jelas Menkes.

Lebih lanjut, amanat Undang-Undang No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika dan Peraturan
Pemerintah No. 25 tahun 2011 tentang Pelaksanaan Wajib Lapor Pecandu Narkotika,
Pemerintah bersama segenap lapisan masyarakat telah melakukan berbagai langkah dan
upaya untuk menyelamatkan para pengguna Narkoba dan tidak lagi menempatkan para
pengguna Narkoba sebagai pelaku tindak pidana atau pelaku tindak kriminal. Upaya ini
diperkuat dengan penetapan Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) pada tahun 2011 dan
pencanangan tahun 2014 sebagai Tahun Penyelamatan Pengguna Narkoba.

Dewasa ini, tersedia 274 IPWL di seluruh Indonesia yang terdiri dari Rumah Sakit,
Puskesmas, dan Lembaga Rehabilitasi Medis milik Pemerintah atau Swasta. Seluruh IPWL
mampu melaksanakan rehabilitasi medis, baik terapi simtomatik maupun konseling adiksi
Napza. Sedangkan, IPWL berbasis rumah sakit mampu memberikan rehabilitasi medis
dalam bentuk rawat inap yang bersifat jangka pendek dan yang bersifat jangka panjang.
Menkes berharap seluruh pihak terkait untuk turut menyebarluaskan informasi tentang
keberadaan IPWL dan layanan yang diberikan bagi anggota masyarakat yang memerlukan.

Daftar dan alamat IPWL dapat dilihat di website Kementerian Kesehatan, ujar Menkes.
Menkes mengharpkan Badan Narkotika Nasional (BNN) dapat meningkatkan cakupan
pengguna Narkoba yang direhabilitasi di IPWL dengan memanfaatkan upaya penjangkauan
yang dilakukan BNN dengan segera merujuk para pengguna Narkoba yang terdeteksi di
lapangan ke IPWL.

Peningkatan cakupan ini diperlukan, karena dewasa ini pengguna Narkoba yang datang ke
IPWL untuk mendapat layanan rehabilitasi hanya mereka yang datang secara sukarela, terang
Menkes.

Pengutamaan upaya promotif-preventif pada penanggulangan Narkoba sangat penting, karena


langkah ini akan berdampak positif pada menurunnya: 1) jumlah anak yang mulai merokok
pada usia muda; 2) jumlah orang yang mengkonsumsi minuman beralkohol; 3)
penyalahgunaan Napza; dan 4) menurunnya penyebaran dan penularan HIV AIDS. Menkes
juga mengharapkan agar upaya promotif-preventif dapat dintegrasikan dengan upaya-upaya
penanggulangan dampak buruk zat adiktif lainnya terhadap kesehatan, termasuk rokok,
alkohol, dan inhalans.

Ketiga zat adiktif tersebut seringkali merupakan entry point atau pintu masuk menuju
penyalahgunaan Narkoba, tandas Menkes.

Sementara itu, Kepala Badan Narkotika Nasional, Anang Iskandar, menjelaskan besarnya
permasalahan Narkoba di Indonesia karena menghadapi 4 juta korban penyalahgunaan
Narkoba yang saat ini tersebuar di seluruh wilayah Indonesia. Dari jumlah tersebut, baru
sekitar 18.000 orang (0,47%) yang mendapat layanan terapi dan rehabilitasi.

Dengan kata lain, perbandingannya 1 dari 222 pengguna Narkoba yang mendapat akses
layanan terapi atau rehabilitasi, kata Anang.

Kegiatan Pergelaran Seni Budaya dan Forum Komunikasi Pencegahan Penyalahgunaan


Narkoba, merupakan kerjasama Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Kementerian
Kesehatan RI. Kegiatan diselenggarakan dalam rangka mentongsong Hari Anti Narkoba
Internasional (HANI) tahun 2014 yang diperingati setiap tanggal 26 Juni. - See more at:
http://www.depkes.go.id/article/view/201406040002/cegah-penyalahgunaan-narkoba-
selamatkan-penggunanya.html#sthash.ZeXqC30i.dpuf
HIV AIDS

INILAH TEROBOSAN SELAMA 8 TAHUN PENGENDALIAN HIV/AIDS DI


INDONESIA
DIPUBLIKASIKAN PADA : SELASA, 05 AGUSTUS 2014 11:49:00, DIBACA : 2.887
KALIJakarta, 5 Agustus 2014
Selama 8 tahun terakhir, perkembangan terus dilakukan dalam upaya pengendalian
HIV/AIDS di Indonesia, mulai dari inovasi pencegahan penularan dari jarum suntik yang
disebut Harm Reduction pada tahun 2006; pencegahan Penularan Melalui Transmisi Seksual
(PMTS) mulai tahun 2010; penguatan Pencegahan Penularan dari Ibu ke Anak (PPIA) pda
tahun 2011; pengembangan Layanan Komprehensif Berkesinambungan (LKB) di tingkat
Puskesmas pada tahun 2012; hingga terobosan paling baru yang disebut Strategic use of ARV
(SUFA) dimulai pada pertengahan tahun 2013.
Demikian pernyataan Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH, pada
Temu Media berjudul Apakah Indonesia sudah mencapai titik balik? di Kantor Kemenkes RI,
Jakarta (5/8).
Tahun 2006, epidemi HIV/AIDS di Indonesia paling banyak terdapat di kalangan
pengguna narkoba suntik. Maka, penanganan utama saat itu adalah bagaimana mengurangi
dampak buruk pada pengguna narkoba suntik (Penasun). Untuk itu, mulai awal tahun 2007
dilaksanakan pengurangan dampak buruk penularan melalui jarum suntik atau harm
reduction. Program dilakukan melalui pemberian alat suntik steril, sebagai cara untuk
memutus rantai penularan di antara Penasun. Pada saat sama, diselaraskan dengan pemberian
layanan Methadone agar secara perlahan, para Penasun tersebut terbebas dari jeratan obat-
obatan terlarang.
Ini merupakan suatu terobosan yang luar biasa. Karena inovasi tersebut mengubah
cara pandang masyarakat yang semula kriminalisasi penasun menjadi upaya pencegahan
penularan, ujar Menkes.
Senada dengan hal tersbeut, Menkes RI mendapatkan apresiasi besar di tingkat global
pada kegiatan International Conference on AIDS 2014 di Australia, Senin (21/7). Peserta
pertemuan mengaku terharu saat Menkes RI menyatakan sebuah kalimat, Do we want to kill
them or save them? Because the easiest thing is to kill them.
Selanjutnya, tahun 2010 prevalensi penasun sudah mulai menurun secara bermakna,
namun mulai muncul kasus HIV pada ibu rumah tangga sehingga mulai diintensifkan upaya
pencegahan Penularan Melalui Transmisi Seksual (PMTS). Upaya tersebut diiintegrasikan
dalam Strategi dan Rencana Aksi Nasional 2010-2014 (integrasi dalam RPJMN) dengan
fokus pada populasi kunci di 141 Kab/Kota prioritas.
Sementara itu, tahun 2011, penularan kepada ibu rumah tangga dan mulai terjadi
peningkatan penularan dari Ibu positif HIV kepada bayi-bayi yang dilahirkan. Oleh karena
itu, Kemenkes melakukan akselerasi peningkatan cakupan dan layanan Pencegahan
Penularan dari Ibu ke Anak (PPIA), dengan tujuan utama untuk memutus rantai penularan
dari orang tua ke bayinya. Hingga akhir tahun 2013, telah terdapat layanan PPIA di 91 RS
dan di 23 Puskesmas.
Tahun 2012, mulai ditegaskan agar penanggulangan HIV/AIDS tidak boleh
dipisahkan dari prioritas nasional pencapaian Millenium Development Goals ke-6 (MDGs-6).
Sejak itulah, mulai dikembangkan Layanan Komprehensif Berkesinambungan (LKB) di
tingkat Puskesmas. Dimana pelayanan HIV/AIDS mulai dari upaya pencegahan, tes HIV
sedini mungkin, sampai kepada pengobatan dapat dilaksanakan di tingkat Puskesmas.
Akhirnya, terobosan paling anyar diperkenalkan pada pertengahan 2013, dinamakan
Strategic use of ARV (SUFA). Merupakan kebijakan baru, yaitu setiap orang yang rentan
atau berisiko, ditawarkan untuk melakukan tes. Dan bila hasilnya positif, akan langsung
ditawari pemberian obat Antiretroviral (ARV).
Seperti kita ketahui, semakin dini penderita HIV diberikan retroviral, maka jumlah
virus dalam darahnya menurun dan risiko penularan kepada orang lain juga berkurang,
sehingga mutu hidupnya pun menjadi lebih baik, jelas Menkes.
Pada tahun 2012 dilakukan estimasi jumlah ODHA di Indonesia dan diperoleh hasil
591.823 orang dengan penyebaran di seluruh wilayah dan dapat dikatakan tidak ada satu
provinsi pun yang terbebas dari HIV. Data yang dilaporkan Dinas Kesehatan Provinsi sampai
dengan Juni 2014, jumlah kumulatif pengidap HIV sebanyak 143.078 orang dan penderita
AIDS sebanyak 54.018 orang.
Terdapat dua epidemi HIV/AIDS di Indonesia, yaitu: 1) Epidemi terkonsentrasi pada
kelompok tertentu yang disebut kelompok berisiko yakni pekerja seks dan pelanggannya,
pengguna jarum suntik atau penasun, lelaki seks dengan lelaki (LSL), gay dan waria; serta 2)
Generalized Epidemic atau epidemi yang sudah tingkat epidemi HIV di sebagian besar
provinsi di Indonesia pada tingkatan epidemi terkonsentrasi kecuali Tanah Papua (Papua dan
Papua Barat) yang mempunyai status epidemi meluas rendah atau low generalized epidemic.
Prevalensi HIV di Indonesia 0.4% sementara untuk Tanah Papua sebesar 2.3%.
- See more at: http://www.depkes.go.id/article/view/201408140002/inilah-terobosan-selama-
8-tahun-pengendalian-hiv-aids-di-indonesia.html#sthash.bXIQ5QTl.dpuf
http://www.depkes.go.id/article/view/201408140002/inilah-terobosan-selama-8-tahun-
pengendalian-hiv-aids-di-indonesia.html
KESEHATAN REPRODUKSI

Berbagai Penyakit Menular Seksual Yang Selalu Mengancam


Penyakit menular seksual, atau PMS adalah berbagai infeksi yang dapat menular dari satu
orang ke orang yang lain melalui kontak seksual. Penyakit menular seksual adalah penyakit
yang menyerang manusia dan binatang melalui transmisi hubungan seksual, seks oral dan
seks anal. Kata penyakit menular seksual semakin banyak digunakan, karena memiliki
cakupan pada arti’ orang yang mungkin terinfeksi, dan mungkin mengeinfeksi orang lain
dengan tanda-tanda kemunculan penyakit. Penyakit menular seksual juga dapat ditularkan
melalui jarum suntik dan juga kelahiran dan menyusui. Infeksi penyakit menular seksual
telah diketahui selama ratusan tahun.

Menurut the Centers for Disease Control (CDC) terdapat lebih dari 15 juta kasus PMS
dilaporkan per tahun. Kelompok remaja dan dewasa muda (15-24 tahun) adalah kelompok
umur yang memiliki risiko paling tinggi untuk tertular PMS, 3 juta kasus baru tiap tahun
adalah dari kelompok ini.

Hampir seluruh PMS dapat diobati. Bila tidak diobati secara tepat, infeksi dapat menjalar
danmenyebabkan penderitaan, sakit berkepanjangan, kemandulan dan bahkankematian.
Wanita lebih beresiko untuk terkena PMS lebih besar daripadalaki-laki sebab mempunyai alat
reproduksi yang lebih rentan. Dan seringkali berakibat lebih parah karena gejala awal tidak
segera dikenali, sedangkanpenyakit melanjut ke tahap lebih parah. Bahkan PMS yang mudah
diobati seperti gonore telah menjadi resisten terhadap berbagai antibiotik generasi
lama. PMS lain, seperti herpes, AIDS, dan kutil kelamin, seluruhnya adalah PMS yang
disebabkan oleh virus, tidak dapat disembuhkan. Beberapa dari infeksi tersebut sangat tidak
mengenakkan, sementara yang lainnya bahkan dapat mematikan. Sifilis, AIDS, kutil
kelamin, herpes, hepatitis, dan bahkan gonore seluruhnya sudah pernah dikenal sebagai
penyebab kematian. Beberapa PMS dapat berlanjut pada berbagai kondisi seperti Penyakit
Radang Panggul (PRP), kanker serviks dan berbagai komplikasi kehamilan. Sehingga,
pendidikan mengenai penyakit ini dan upaya-upaya pencegahan penting untuk dilakukan.

Penting untuk diperhatikan bahwa kontak seksual tidak hanya hubungan seksual melalui alat
kelamin. Kontak seksual juga meliputi ciuman, kontak oral-genital, dan pemakaian “mainan
seksual”, seperti vibrator. Sebetulnya, tidak ada kontak seksual yang dapat benar-benar
disebut sebagai “seks aman” . Satu-satunya yang betul-betul “seks aman”
adalah abstinensia. Hubungan seks dalam konteks hubungan monogamy di mana kedua
individu bebas dari IMS juga dianggap “aman”. Kebanyakan orang menganggap berciuman
sebagai aktifitas yang aman. Sayangnya, sifilis, herpes dan penyakit-penyakit lain dapat
menular lewat aktifitas yang nampaknya tidak berbahaya ini. Semua bentuk lain kontak
seksual juga berisiko. Kondom umumnya dianggap merupakan perlindungan terhadap
IMS. Kondom sangat berguna dalam mencegah beberapa penyakit seperti HIV dan
gonore. Namun kondom kurang efektif dalam mencegah herpes, trikomoniasis dan
klamidia. Kondom memberi proteksi kecil terhadap penularan HPV, yang merupakan
penyebab kutil kelamin.

Gejala-gejala umum PMS pada laki-laki adalah :

 Bintik-bintik berisi cairan, borok, atau lecetpada daerah sekitar kelamin.


 Luka tidak sakit, keras dan berwarna merahpada sekitar daerah kelamin.
 Adanya kutil yang tumbuh seperti jengger ayam.
 Rasa gatal yang sangat hebat di sekitar kelamin.
 Sakit luar biasa saat kencing.
 Kencing nanah/darah dengan bau busuk.
 Bengkak panas nyeri pada pangkal paha yang akhirnya menjadi borok.
 Kehilangan berat badan secara drastis, diare berkepanjangan, danberkeringat saat
malam.

Gejala-gejala umum PMS pada Perempuan meliputi :

 Rasa sakit atau nyeri saat kencing atau saat berhubungan seksual.]
 Rasa nyeri pada perut bagian bawah.
 Keluarnya lendir pada vagina.
 Keputihan berwarna putih susu, bergumpal, dan disertai rasa gatalpada kelamin.
 Keputihan berbusa dan berbau busuk.
 Bercak-bercak darah setelah berhubungan seks.

1. Sifilis atau Raja Singa

 Sifilis adalah penyakit menular seksual yang sangat berbahaya, karena mengganggu
otak dan fungsi organ lainnya, disebabkan oleh Treponema pallidum, Penularannya
terjadi lewat hubungan seksual yang tidak sehat..
 Bakteri ini masuk kedalam tubuh melalui selaput lender (vagina atau mulut) atau
melalui kulit. Dalam beberapa jam, bakteri akan sampai ke kelenjar getah bening
terdekat, kemudian menyebar keseluruh tubuh melalui darah. Sifilis juga dapat
menginfeksi janin dalam kandungan dan janin bisa berakibat cacat bawaan.
 Gejala-gejala. Gejala penyakit ini mirip dengan gejala sejumlah penyakit lain. Ciri
awalnya dimulai dengan lecet yang tida terasa sakit pada penis atau kemaluan dan
berkembang dalam tiga tahap, yang dapat berlangusung lebih dari 30 tahun. Gejala-
gejala umum yang timbul: -Muncul benjolan di sekitar kelamin -kadang-kadang
disertai pusing dan nyeri tulang seperti flu, yang akan hilang sendiri tanpa diobati. -
Ada bercak kemerahan pada tubuh sekitar 6-12 minggu setelah berhubungan seksual.
-selama 2-3 tahun pertama, penyakit ini tidak menunjukkan gejala apapun. Namun
setelah 5-10 panyakit ini menyerang susunan saraf otak, pembuluh darah, dan jantung.
-Pada perempuan penyakit ini dapat menular pada bayi yang di kandung.
 Pengobatan Antibiotik dapat menghentikan aktivitas bakteri penyebab sifilis, namun
penggunaanya harus sesuai resep dokter. Jadi, Jika anda merasakan gejala diatas maka
segera periksakan diri, selanjutnya ikuti saja petunjuk dokter.

2. Herpes Simpleks

 Penyakit ini lebih dikenal dengan sebutan herpes genitalis (herpes kelamin). Penyebab
herpes ini adalah Virus Herpes Simplex (HSV) dan di tularkan melalui hubungan
seks, baik vaginal, anal atau oral yang menimbulkan luka atau lecet pada kelamin dan
mengenai langsung bagian luka/bintil/kutil.
 Gejala awal biasanya berupa gatal, kesemutan dan sakit. Lalu akan muncul bercak
kemerahan yang kecil, yang diikuti oleh sekumpulan lepuhan kecil yang nyeri.
Lepuhan ini pecah dan bergabung membentuk luka yang melingkar, dan akan
membentuk keropeng. Herpes timbul antara 3 sampai 10 hari setelah berhubungan
dengan orang yang mempunyai penyakit tersebut. Tetapi antara 5-10 hari, gejala ini
akan hilang dan muncul kembali. Gelaja ini timbul tergantung tergantung daya tahan
tubuhnya.
 Pengobatan yang terbaik adalah segera kunjungi dokter anda dan ikuti petunjuknya.

3. Trikomoniasis Vaginalis

 Trikomoniasis adalah PMS yang disebabkan oleh parasit


 Gejala dan tanda-tandanya adalah: Keluar cairan vagina berwarna encer dan
baunyabusuk. Vulva agak bengkak, gatal, dan tidak nyaman. Nyeri saat kencing.
 Dapat menyebabkan keputihan yang berbusa atau tidak ada gejala sama sekali.
 Pada perempuan hamil dapat menyebabkan kelahiran premature.

4. Gonorrhea

 Penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri itu adalah Neisseria
gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum,
tenggorokan, dan bagian putih mata (konjungtiva). Gonorrhea ini sering di kenal
dengan kencing nanah, karena memang penis akan mengeluarkan nanah berwarna
putih kuning atau putih kehijauan. Gonorrhea bisa menyebar melalui aliran darah
kebagian tubuh lainnya, teutama kulit dan persendian.
 Gejala-gejalanya sangat mudah di deteksi dan di ketahui terutama untuk laki-laki.
Ciri-cirinya adalah terasa sakit perih ketika buang air kecil, kadang-kadang pada
waktu kencing atau sesudah kencing akan terasa nyeri beberapa saat, setelah itu tidak
terasa lagi. Ciri kedua adalah penis akan mengeluarkan cairan putih kekuning-
kuningan atau kehijau-hijaun. Jika anda menemukan dua gejala itu pada diri anda bisa
dipastikan anda telah terinfeksi bakteri ini.
 Pada wanita gejala ini agak lebih sulit di ketahui, gejala awal biasanya timbul dalam
waktu 7-21 hari setelah terinfeksi. Penderita seringkali tidak merasakan gejala selama
beberapa minggu atau bulan, dan diketahui menderita penyakit tersebut hanya setelah
pasangan hubungan seksualnya tertular. Jika timbul gejala, biasanya bersifat ringan.
Tetapi beberapa penderita menunjukkan gejala yang berat, seperti desakan untuk
berkemih, nyeri ketika berkemih, keluarnya cairan dari vagina, dan demam. Infeksi
dapat menyerang leher rahim, rahim, saluran telur, indung telur, uretra, dan rektum
serta menyebabkan nyeri pinggul yang dalam ketika berhubungan seksual.
 Pengobatanya. Penyakit ini termasuk mudah disembuhkan, asal tidak terlambat.
Begitu ada gelaja itu segera tanpa menunggu lama pergilah ke dokter spesialis kulit
dan kelamin untuk di berikan obatnya. Jangan sekali-sekali membeli obat sendiri,
karena obat itu harus sesuai dengan resep dokter. Kalau tidak ada dokter spesialis,
dokter umum juga bisa, namun lebih di anjurkan langsung ke dokter spesialis kulit
dan kelamin.
 Dokter akan memberikan 3 jenis obat untuk di makan selama seminggu. Setelah itu
anda harus datang kembali untuk memeriksa ke dokter yang sama.

5. Klamidia.

 Limfogranuloma Venereum adalah suatu penyakit menular seksual yang disebabkan


oleh Chlamydia trachomatis.
 Klamidia adalah PMS yang sangat berbahaya dan biasanya tidak
menunjukkan gejala; 75% dari perempuan dan 25% dari pria yang terinfeksi
tidak menunjukkan gejala sama sekali.
 Penyakit ini mempunyai gejala mirip gonore, walaupun bisa juga beraksi tanpa gejala.
Di Amerika, klamidia termasuk yang paling dapat diobati, tetapi telah menginfeksi
sekitar empat juta orang setiap tahun. Penyakit ini dapat menyebabkan artritis parah
dan kemandulan pada pria. Seperti sifilis dan gonore, penderitanya dapat
disembuhkan dengan antibiotika.
 Infeksi ini biasanya kronis, karena sebanyak 70% perempuan pada awalnya tidak
merasakan gejala apapun sehingga tidak memeriksakan diri.
 Masa tanpa gejala ber-langsung 7 – 21 hari. Gejalanya adalah timbul peradangan
padaalat reproduksi laki-laki dan perempuan.
 Pada perempuan, gejalanya bisa berupa : Keluarnya cairan dari alat kelamin atau
sering disebut keputihan encer berwarna kuning kecoklatan, Rasa nyeri di rongga
pinggul, dan Pendarahan setelah hubungan seksual.
 Sedangkan pada laki-laki, gejalanya bisa berupa : Keluar cairan bening dari saluran
kencing. Rasa nyeri saat kencing. Infeksi lebih lanjut dapat menyebabkan banyak
cairan keluar dan bercampur nanah.Tidak jarang pula, gejala tidak muncul sama
sekali, padahal prosesinfeksi sedang berlangsung. Oleh karena itu penderita tidak
sadar sedangmenjadi pembawa PMS dan menularkannya kepada pasangannya
melaluihubungan seksual. Akibat terkena Klamidia pada perempuan adalah cacatnya
saluran telur dan kemandulan, radang saluran kencing, robeknya saluran ketubans
ehingga terjadi kelahiran bayi sebelum waktunya (prematur). Sementara pada laki-laki
akibatnya adalah rusaknya saluran air mani dan mengakibatkan kemandulan, serta
radang saluran kencing. Pada bayi, 60% – 70% terkenapenyakit mata atau saluran
pernafasan (pneumonia).
 Gejala yang ditimbulkan : Cairan vagina encer berwarna putih kekuningan; Nyeri di
rongga panggul; Perdarahan setelah hubungan seksual. Komplikasi yang mungkin
terjadi : Biasanya menyertai gonore; Penyakit radang panggul; Kemandulan akibat
perlekatan pada saluran falopian; Infeksi mata pada bayi baru lahir; Memudahkan
penularan infeksi HIV. Tes laboratorium yang dilakukan untuk mendeteksi adalah
Elisa, Rapid Test dan Giemsa

6. Kutil kelamin

 Disebabkan oleh Human Papiloma Virus. Gejala yang ditimbulkan : tonjolan kulit
seperti kutil besar disekitar alat kelamin (seperti jengger ayam).
 (HPV) dengan gejala yang khas yaitu terdapat satu atau beberapa kutil di sekitar
kemaluan.
 Pada perempuan, dapat mengenai kulit di daerah kelamin sampaidubur, selaput
lendir bagian dalam liang kemaluan sampai leher rahim. Bila perempuan hamil, kutil
dapat tumbuh sampai besar sekali. Kutil kelamin kadang-kadang bisa mengakibatkan
kanker leher rahim atau kanker kulit disekitar kelamin.
 Pada laki-laki mengenai alat kelamin dan saluran kencing bagiandalam. Kadang-
kadang kutil tidak terlihat sehingga tidak disadari. Biasanyalaki-laki baru menyadari
setelah ia menulari pasangannya.Sampai sekarang belum ada obat yang dapat secara
tuntasmenyembuhkan kutil kelamin. Pengobatan hanya sampai pada tahap
menghilangkan kutilnya saja.
 Komplikasi yang mungkin terjadi : kutil dapat membesar seperti tumor; bisa berubah
menjadi kanker mulut rahim; meningkatkan resiko tertular HIV-AIDS. Tidak perlu
mendeteksi laboratorium karena langsung dapat terlihat oleh mata biasa.

7. HIV-AIDS
 AIDS adalah penyebab kematian ke enam pada laki-laki dan perempuan muda. Virus
ini fatal dan menimbulkan rasa sakit yang cukup lama sebelum kemudian meninggal.
 AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome
 Penyakit ini adalahkumpulan gejala akibat menurunnyasistem kekebalan tubuh yang
terjadikarena seseorang terinfeksi virus HIV.HIV sendiri adalah singkatan dari
Human Immunodeficiency Virus
 Orang yang terinfeksi oleh virus ini tidak dapatmengatasi serbuan penyakit lain
karena sistemkekebalan tubuhnya menurun terus secara drastis.Virus ini tergolong
unik karena daur hidupnya.Virus HIV yang hidup bebas di luar tidak
dapatberkembang biak. Namun, jika virus tersebut hinggapdi sel hidup, ia akan
mengubah sel tersebut menjadipabrik virus HIV. HIV hanya akan mengikatkan
diripada reseptor khusus di permukaan sel. Reseptor inihanya terdapat di sel darah
putih, sel pencernaan,dan sel otak. (Gambar 1).HIV menembus dinding sel melalui
reseptor tersebut dan melepaskan seluruh isi virus ke dalamsel tersebut (Gambar
2).Enzim yang ada dalam tubuh virus merubahRNA (Ribonucleat acid) rantai tunggal
menjadi rantaiganda (DNA) agar sesuai dengan DNA inangnya. DNA virus
bergabung dengan DNA inang. Selinang tidak dapat mengetahui apa yang
terjadipadanya. (Gambar 4). Sel inang lalu akanmenginstruksikan organel-organelnya
untukmereplikasi RNA guna membentuk HIV baru. Dan pada akhirnya, virus HIV
baru akan keluar dari selinang dan siap untuk menyerang sel lain. Sesudah terjadi
infeksi virus HIV, awalnya tidakmemperlihatkan gejala-gejala khusus. Baru beberapa
minggu sesudah itu orang yang terinfeksi sering kalimenderita penyakit ringan sehari-
hari seperti flu ataudiare.Penderita sering kali merasa sehat danmemang dari luar
memang tampak sehat. Sering kali 3-4 tahun penderita tidak memperlihatkan gejala
yang khas. Sesudahnya, tahun ke 5 atau 6 mulai timbuldiare berulang, penurunan
berat badan secaramendadak, sering sariawan di mulut, dan terjadipembengkakan di
daerah kelenjar getah bening. Kekebalan tubuh semakin lemah dan akhirnya penderita
mudah terjangkit berbagai macam penyakit.Sampai nanti penderita meninggal
perlahan.
 Belum ditemukan obat bagi penderitannya sampai saat ini. Obat yang tersedia hanya
dapat menolongpenderita untuk mempertahankan kesehatan tubuhnya

8. Candidiasis Vaginalis

 Kandidiasis vagina merupakan keputihan yang disebabkan oleh jamur Candidas


albicans
 Pada keadaan normal, jamur ini terdapat di kulit maupun di dalam liangkemaluan
perempuan. Tetapi pada keadaan tertentu, jamur ini meluas danberreplikasi secara tak
terkendali sedemikian rupa sehingga mengakibatkaninfeksi dan terjadi keputihan.
 Gejalanya berupa keputihan berwarna putih seperti susu, bergumpal,disertai rasa gatal
panas dan kemerahan pada kelamin dan di sekitarnya.
 Penyakit ini tidak selalu tergolong PMS, tetapi pasangan seksual dariperempuan yang
terinfeksi jamur ini dapat mengeluh gatal dengan gejala bintik-bintik kemerahan di
kulit kelamin

9. Hepatitis B.

 Penyakit ini juga banyak disebabkan oleh hubungan seks yang tidak aman. Hepatitis
B dapat berlanjut ke sirosis hati atau kanker hati. Setiap tahun kasus yang dilaporkan
mencapai 200.000, walaupun ini satu-satunya STD yang dapat dicegah melalui
vaksinasi.

10. Molluscum contagiosum (molluscum contagiosum virus MCV)

 Molluscum contagiosum (MC) adalah infeksi virus pada kulit atau kadang-kadang
pada membran mukosa. MC hanya menjangkiti manusia, seperti cacar. Namun, ada
beberapa jenis virus-virus pox yang menjangkiti banyak mamalia. MC yang
menjangkiti manusia adalah sebuah jenis virus DNA poxvirus yang
disebut molluscum contagiosum virus (MCV). Ada empat jenis MCV, MCV-1
sampai 4; MCV-1 adalah yang paling lazim dan MCV-2 terlihat pada orang dewasa
dan biasanya ditularkan lewat hubungan seksual. Infeksi MC paling umum pada anak-
anak berusia satu sampai sepuluh tahun. MC dapat mempengaruhi setiap daerah kulit
namun yang paling umum terdapat pada badan, lengan, dan kaki. Hal ini menyebar
melalui kontak langsung atau pemakaian bersama barang-barang seperti pakaian atau
handuk.
 Virus umumnya menyebar melalui kontak kulit ke kulit. Ini meliputi kontak seksual
atau menyentuh atau menggaruk bisul yang kemudian menyentuh kulit. Penanganan
benda-benda yang terdapat virus ini di dalamnya, seperti handuk, juga dapat
menyebabkan infeksi. Infeksi Molluscum contagiosum menimbulkan banyak bisul
yang bisa hilang tiba-tiba jika tanpa perawatan, mungkin sampai 6 bulan atau lebih.
 Waktu dari infeksi pertama kali sampai munculnya lesi berkisar antara 2 minggu
sampai 6 bulan, dengan rata-rata masa inkubasi 6 bulan.
 Gejala Lesi (luka) Molluscum contagiosum bentuknya seperti daging merah, kubah,
dan mutiara. Ukuran diameternya antara 1-5 millimeter, dengan cekungan di
pusat/tengah. Lesi ini umumnya tidak menyakitkan, tetapi mereka mungkin
menimbulkan gatal dan iritasi. Mengorek atau menggores gundukan lesi dapat
mengakibatkan infeksi lebih lanjut. Sekitar 10% dari kasus, eksim berkembang di
sekitar luka. Hal ini mungkin akan menjadi rumit akibat kemunculan infeksi bakteri
sekunder. Infeksi virus terbatas pada suatu area pada lapisan paling atas dari kulit ari.
Setelah virus yang mengisi kepala lesi telah hancur, infeksi hilang. Pusat inti lunak
berisi virus. Dalam sebuah proses yang disebut autoinoculation, virus mungkin akan
menyebar ke daerah-daerah tetangga kulit. Anak-anak sangat rentan terhadap
autoinoculation ini.
 Pengobatan Pengobatan sering tidak diperlukan, tergantung lokasi dan jumlah luka,
dan tidak ada satu cara pengobatan yang efektif mengobati penyakit ini.

11. Scabies (Sarcoptes scabiei)

 Kudis atau Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (mite)
Sarcoptes scabiei yang dicirikan dengan adanya keropeng, kebotakan, dan kegatalan
pada kulit [
 Sarcoptes scabiei adalah tungau dengan ciri-ciri berbentuk hampir bulat dengan 8
kaki pendek, pipih, berukuran (300–600 μ) x (250-400 μ) pada betina, dan (200- 240
μ) x (150-200 μ) pada jantan, biasanya hidup di lapisan epidermis . Permukaan dorsal
dari tungau ini ditutupi oleh lipatan dan lekukan terutama bentuk garis melintang
sehingga menghasilkan sejumlah skala segitiga kecil. Selain itu, pada betina terdapat
bulu cambuk pada pasangan kaki ke-3 dan ke-4 sedangkan pada jantan, bulu cambuk
hanya terdapat pada pasangan kaki ke-3
12. Chancroid (Haemophilus ducreyi)

 Ulkus mole (Chancroid) atau chancroid atau soft chancre atau soft sore adalah
penyakit infeksi pada alat kelamin yang akut, setempat, disebabkan oleh
Streptobacillus ducrey (Haemophilus ducreyi) dengan gejala klinis yang khas berupa
ulkus nekrotik yang nyeri pada tempat inokulasi, dan sering disertai pernanahan
kelenjar getah bening regional.
 Penyakit ini ditularkan secara langsung melalui hubungan seksual, selain di daerah
genitalia dapat juga terjadi inokulasi H. ducreyi di jari mulut dan dada. Pada tempat
masuknya mikro organisme terbentuk ulkus yang khas.
 Gejala infeksi Chancroid adalah : Pengembangan borok menyakitkan pada alat
kelamin (penis atau vagina). Chancroid juga dapat menyebabkan kelenjar getah
bening di daerah pangkal paha membengkak. Ulkus chancroid Nyeri biasanya
berkembang 3-10 hari setelah terinfeksi. Pada wanita, borok yang mungkin terjadi di
dalam vagina dan tidak segera terlihat tanpa pemeriksaan panggul. Wanita dengan
Chancroid juga mungkin mengalami gejala seperti nyeri saat buang air kecil,
keputihan, nyeri saat menggerakan perut, atau perdarahan rektum. Baik pria maupun
wanita bisa mengalami demam dan kelelahan umum dengan penyakit

13. Granuloma inguinale atau (Klebsiella granulomatis)

 Granuloma Inguinale adalah suatu penyakit menular seksual yang disebabkan oleh
Calymatobacterium granulomatis, yang menyebabkan peradangan menahun pada alat
kelamin.
 Penyebab Bakteri Calymatobacterium granulomatis.
 Gejala Gejala mulai timbul dalam waktu 1-12 minggu setelah terinfeksi. Gejala
awalnya berupa bintil-bintil merah yang tidak nyeri, yang secara perlahan tumbuh
menjadi benjolan bulat dan menonjol. Bagian tubuh yang terkena pada pria adalah
penis, buah zakar, selangkangan dan paha, sedangkan pada wanita meliputi vulva,
vagina dan kulit di sekitarnya. Pada pria dan wanita, daerah lainnya yang juga
terkena adalah dubur, bokong dan wajah. Pada akhirnya benjolan tersebut akan
menutupi alat kelamin. Penyembuhannya berlangsung lambat dan bisa terbentuk
jaringan parut. Biasanya benjoolan tersebut akan terinfeksi oleh organisme
lainnya. Jika tidak diobati, bisa menyebar ke seluruh tubuh, yaitu ke
tulang, persendian atau hati dan menyebabkan penurunan berat badan, demam serta
anemia.
 Pengobatan Bisa diberikan antibiotik seperti streptomisin, tetrasiklin, eritromisin,
kloramfenikol dan trimetroprim-sulfametoksazol. 6 bulan setelah pengobatan,
penderita harus diperiksa untuk memastikan bahwa infeksi sudah berhasil diatasi.

Kemungkinan penularan per tindakan seksual tanpa kondom dengan orang yang
terinfeksi
Resiko Yang Telah Diteliti Dugaan resiko atau tidak
diketahui
Performing oral sex  Throat chlamydia  Hepatitis B (low risk)
on a man  Throat gonorrhea (25–  HIV (very low risk;
30%) 0.01%)
 Herpes (rare)  Hepatitis C
 HPV (unknown)
 Syphilis (1%)

With anal to oral practices:

 Hepatitis A
 Shigella

Performing oral sex  Herpes  Throat gonorrhea [16]


on a woman  Throat chlamydia [16]
 HPV

Receiving oral sex—  Chlamydia  HPV


man  Gonorrhea
 Non-gonococcal urethritis
 Herpes
 Syphilis (1%)

Receiving oral sex—  Herpes  HPV


woman  Vaginal thrush
 Bacterial Vaginosis
 Gonorrhea

Vaginal sex—man  Chlamydia (30–50%  Hepatitis C


 Crabs
 Scabies
 Gonorrhea (22%)
 Hepatitis B
 Herpes (0.07% for HSV-
2)
 HIV (0.05%)
 HPV (at least 5%)
 Non-gonococcal urethritis
 Syphilis
 Trichomoniasis

Vaginal sex—woman  Chlamydia (30–50%)  Hepatitis C


 Crabs
 Scabies
 Gonorrhea (47%)[15]
 Hepatitis B (50–70%)
 Herpes
 HIV (0.1%)
 HPV (high; at least 5%)
 Syphilis
 Trichomoniasis

Anal sex—insertive  Chlamydia  Hepatitis C


 Crabs
 Scabies (40%)
 Gonorrhea
 Hepatitis B
 Herpes
 HIV (0.62%)
 HPV
 Non-gonococcal urethritis
 Syphilis (14%)

Anal sex—receptive  Chlamydia  Hepatitis C


 Crabs
 Scabies
 Gonorrhea
 Hepatitis B
 Herpes
 HIV (1.7%)
 HPV
 Syphilis (1.4%)

Anilingus  Amebiasis
 Cryptosporidiosis (1%)
 Giardiasis
 Hepatitis A (1%)
 Shigellosis (1%)
Senin, 25 Agustus 2014

INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS) DAN INFEKSI SALURAN REPRODUKSI


(ISR)

Infeksi Menular Seksual (IMS), adalah infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual,
walaupun tidak ada gejala yang timbul di alat kelamin. Infeksi menular seksual akan lebih
berisiko bila melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui
vagina, oral maupun anal. IMS perlu mendapat perhatian karena dapat menyebabkan infeksi
alat reproduksi yang serius. Bila tidak diobati secara tepat, infeksi dapat menjalar dan
menyebabkan penderitaan, sakit berkepanjangan, kemandulan dan bahkan kematian. Untuk
remaja perempuan, risiko untuk terkena IMS lebih besar dari pada laki-laki sebab alat
reproduksinya lebih rentan. Seringkali berakibat lebih parah karena gejala awal tidak segera
dikenali, sedangkan penyakit menjadi lebih parah.

Infeksi saluran reproduksi (ISR), adalah infeksi di alat kelamin, ditularkan tanpa hubungan
seksual, misalnya infeksi yang diakibatkan kesalahan dalam prosedurmedis. ISR yang
ditularkan tidak melalui hubungan seksual disebabkan overgrowth/pertumbuhan yang luar
biasa kuman/jamur dalam vagina yang a-patogen (basil doderlien, stafilokokus, streptokokus,
jamur kandida) menjadi ganas/patogen disamping disebabkan alergi (pembalut, cairan
pembersih vagina) atau karena pemakaian kontrasepsi dalam rahim/IUD pada pasangan usia
subur.

IMS dan ISR termasuk HIV/AIDS merupakan penyakit yang berhubungan


dengan perkembangan budaya. Proporsi penderita HIV/AIDS (20-29 tahun) lebih dari
separuhnya, artinya infeksi HIV terjadi pada masa remaja (terutama dengan factor risiko
NAPZA suntik). Dikaitkan dengan jumlah remaja seperlima jumlah penduduk Indonesia, ini
menggambarkan rentannya usia remaja terhadap ISR maupun IMS yang berkaitan dengan
perilaku, karena terjadi akibat hubungan seksual yang tidak aman.

Tanda dan Gejala IMS/ISR. Berdasarkan tanda-tanda dan gejala klinis yang ditimbulkan
oleh IMS/ISR, dapat dibedakan menjadi : 1) IMS yang ditandai dengan keluarnya cairan
berwarna putih, kuning atau kehijauan seperti nanah dari alat kelamin, yaitu : gonore, uretritis
atau servitis non spesifik, kandidiasis, bacterial vaginosis dan trikomoniasis. (2) IMS yang
ditandai dengan adanya luka/koreng di alat kelamin, yaitu sifilis, ulkus molie,
limpogranuloma venerium, granuloma inguinale dan herpes genitalis. (3) IMS yang ditandai
dengan adanya tumbuhan seperti kutil atau jengger ayam pada alat kelamin, yaitu moluskus
kontangiosum dan kondiloma akuminata. (4) Selain tanda-tanda tersebut, IMS yang lebih
lanjut sering disertai dengan tanda-tanda benjolan atau pembengkakan kelenjar pada lipat
paha , pembengkakan buah zakar pada laki-laki, serta nyeri perut bawah pada wanita.

Jenis IMS/ISR berdasarkan kuman penyebab, yaitu :

(1) Bakteri, seperti : a) Gonore. Definisi gonore mencakup semua infeksi yang disebabkan
oleh neisseria gonorrhoeae. Masa tunas 2-5 hari pada pria, sedangkan pada wanita sulit
ditentukan oleh karena pada umumnya tidak menimbulkan keluhan atau gejala.
Keluhannya pada laki-laki : timbul rasa gatak, panas saat kencing, keluar cairan/nanah
secara spontan dari saluran kencing, ujung penis tampak merah, bengkak dan menonjol
keluar. Rna kuning kehijauan dan kental, kadang-kadang disertai rasa nyeri saat kencing.
Komplikasi pada laki-laki adalah infeksi pada testis atau buah zakar, saluran sperma sehingga
bisa menimbulkan penyempitan dan berakhir kemandulan. Sedangkan Komplikasi pada
wanita adalah terjadinya penjalaran infeksi ke rahim dan saluran telur sehingga dapat
menyebabkan kemandulan. Bila mengenai ibu hamil yang dapat menyebabkan kebutaan. b)
Infeksi genital nonspesifik/uretritis nonspesifik. Definisi . Infeksi genital nonspesifik
(IGNS) merupakan infeksi traktus genital yang disebabkan oleh penyebab yang tidak
spesifik. Paling banyak disebabkan oleh Chlamydia trachomatis dan ureaplasma
ureallyticum. Istilah ini lebih sering dipakai untuk wanita, sedangkan untukpria
dipakai istilah uretritis nonspesifik (UNS). Masa tunas biasanya lebih lama dibandingkan
dengan gonore, yakni 1-3 minggu atau lebih. Keluhan pada laki-laki, adalah : duh tubuh tidak
begitu banyak dan lebih encer, keluarnya cairan dari saluran kencing yang bersifat encer
terutama pada pagi hari, kadang disertai rasa sakit saat kencing dan bila infeksi berlanjut akan
keluar cairan bercampur darah. Keluhan pada perempuan : sebagian besar tidak menimbulkan
keluhan, kadang-kadang ada keluhan keputihan, nyeri pada daerah rongga panggul,
perdarahan setelah berhubungan seksual. Komplikasi pada laki-laki adalah adanya interaksi
saluran air mani/kemandulan, sakit buang air kecil. Sedangkan komplikasi pada perempuan
adalah infeksi saluran telur/kemandulan, radang saluran kencing, ketuban pecah dini/bayi
premature (kehamilan). c) Sifilis (raja singa). Definisi sifilis adalah infeksi yang disebabkan
oleh treponema pallidum dan bersifat kronis, dapat menyerang semua organ tubuh dan dapat
menyerupai banyak penyakit. Masa tunas berkisar antara 10-90 hari. Keluhan : Stadium I
(sifilis primer) timbul antara 2-4 minggu setelah kuman masuk. Ditandai dengan adanya
benjolan kecil merah biasanya 1buah, kemudian menjadi luka atau koreng yang tidak disertai
rasa nyeri. Pada stadium ini biasanya disertai pembengkakan kelenjar getah bening regional.
Luka atau koreng tersebut akan hilang secara spontan meski tanpa pengobatan dalam waktu
3-10 minggu, tetapi penyakitnya akan berlanjut ke stadium II. Stadium II (sifilis sekunder).
Stadium ini terjadi setelah 6-8 minggu dan bisa berlangsung sampai 9 bulan. Kelainan
dimulai dengan adanya gejala nafsu makan yang menurun, demam, sakit kepala, nyeri sendi.
Pada stadium ini juga muncul gejala menyerupai penyakit kulit lain berupa bercak merah,
benjolan kecil-kecil seluruh tubuh, tidak gatal, kebotakan rambut dan juga dapat disertai
pembesaran kelenjar getah bening yang bersifat menyeluruh. Stadium laten dini terjadi
apabila sifilis sekunder tidak diobati, setelah beberapa minggu atau bulan gejala-gejala akan
hilang seakan-akan sembuh spontan. Namun infeksi masih berlangsung terus dan masuk ke
stadium laten lanjut. Stadium laten lanjut. Setelah 1 tahun, sifilis masuk ke stadium laten
lanjut yang dapat berlangsung bertahun-tahun. Stadium III (sifilis tersier). Umumnya timbul
antara 3-10 tahun setelah infeksi. Ditandai dengan 2 macam kelainan yaitu berupa kelainan
yang bersifat destruktif pada kulit, selaput lendir, tulang sendi serta adanya radang yang
terjadi secara perlahan-lahan pada jantung, sistim pembuluh darah dan syaraf. Komplikasi.
Pada kehamilan terjadi sifilis congenital. d) Ulkus Mole/chancroid. Definisi ulkus
mole/chanroid adalah ulkus mole ialah infeksi genital akut, setempat, yang disebabkan ioleh
haemophylus ducreyi. Masa tunas berkisar antara 2-35 hari, dengan waktu rata-rata 7 hari.
Keluhan. Tidak didahului dengan gejala prodromal sebelum timbulnya luka atau ulkus. Luka
biasanya lebih dari 1 buah, nyeri , dengan tanda radang yang jelas, benjolan di lipatan paha,
meninggalkan ulkus dan terjadi kematian jaringan disekitarnya. Komplikasi. KOmplikasi
ulkus mole adalah abses kelenjar lipat paha, fistula uretra. e) Granuloma
Inguinale/Donovanosis. Definisi ganuloma inguinale/donovanosis adalah penyakit yang
disebabkan oleh bakteri calymmatobacterium granulomatis. Saat ini penyakit ini hamper
tidak pernah ditemukan lagi di Indonesia, dahulu penyakit ini banyak ditemukan di daerah
Papua. Masa tunas adalah 8-80 hari. Keluhan yaitu : Kelainan dimulai dengan bemjolan
tunggal atau banyak, merah, lembek, kadang-kadang mirip bisul, sangat gatal; Kelainan ini
dengan cepat pecah menjadi luka dengan tepi yang meninggi, berbau amis dan mudah
berdarah. Komplikasi. Komplikasi granuloma inguinale adalah akibat terjadinya jaringan ikat
atau fibrosis pada pembuluh getah bening akan timbul pembengkakan genital, sumbatan
uretra, vagina atau lubang anus. f) Limfogranuloma Venerium (Bubo). Definisi
limpogranuloma venerium (bubo) adalah infeksi menular seksual yang mengenai sistim
saluran pembuluh limfe dan kelenjar limfe yang disebabkan oleh Chlamydia trachomatis.
Penyakit ini saat ini jarang ditemukan di Indonesia. Masa tunas antara 3-20 hari. Keluhan :
biasanya dimulai dengan bintik/lentingan kecil, yang dalam waktu singkat kemudian menjadi
erosi/luka yang kadang-kadang tidak disadari oleh penderita karena tidak nyeri dan sembuh
sendiri dalam waktu singkat.; dalam waktu antara 1-4 minggu setelah luka tersebut sembuh
akan timbul pembengkakan kelenjar lipat paha yang disertai rasa nyeri , keras berbentuk
seperti sosis. Komplikasi . Pada stadium lanjut pada laki-laki dapat menyebabkan
pembengkakan penis dan skrotum sedang pada wanita menyebabkan pembengkakan bibir
kemaluan. g) Vaginalis bacterial. Definisi vaginalis bacterial adalah gejala klinis akibat
pergantian lactobacillus spp yang merupakan flora normal vagina, dengan bakteri anaerob
dalam konsentrasi tinggi. Masa tunas sulit ditentukan, karena penyebabnya bukan organism
tunggal. Keluhan vaginosis bacterial adalah gejala klinis akibat pergantian lactobacillus spp
yang merupakan flora normal vagina, dengan bakteri anaerob dalam konsentrasi tinggi. Masa
tunas sulit ditentukan, karena penyebabnya bukan organism tunggal. Keluhan : dapat tanpa
gejala keputihan atau dengan sedikit keputihan yang mempunyai bau amis seperti ikan,
terutama setelah berhubungan seksual.

(2) Virus, diantaranya adalah : a) Herpes Genitalis. Definisi herpes genitalis ialah infeksi
pada genital yang disebabkan oleh herpes simplex virus (HSV), terutama HSV tipe 2, yang
sering bersifat berulang. Masa tunas berkisar antara 3-7 hari, tetapi dapat lebih lama. Keluhan
: Rasa seperti terbakar dan gatal, beberapa jam sebelum timbul lesi; Kadang-kadang disertai
gejala umum, misalnya lemas, demam dan nyeriotot; Timbul gelembung-gelembung yang
berkelompok dengan mudah pecah; Gejala lesi awal dapat lebih berat dan lama; Pada bentuk
ulang (rekurens), biasanya didahului oleh factor pencetus seperti stress psikis, trauma, koitus
yang berlebihan, makanan yang sulit merangsang, alcohol, obat-obatan dan beberapa hal
yang sulit diketahui. Komplikasi herpes genitalis adalah kanker leher rahim, kehamilan lahir
muda, kelainan congenital dan kematian. b) Kondiloma Akuminata/Jengger Ayam/Kutil
Kelamin. Definisi kondiloma akuminata adalah infeksi menular seksual yang disebabkan
oleh Human Papilloma Virus (HPV). Masa tunas berkisar antara 1-8 bulan (rata-rata 2-3
bulan). Keluhan : Pada daerah yang sering terkena trauma saat berhubungan seksual tumbuh
bintil bintil yang runcing seperti kutil, dapat membesar sehingga menyerupai jengger ayam.
Pada wanita, sering bersamaan dengan gejala keputihan sedangkan pada pria terutama
dijumpai pada yang tidak disirkulasi atau dengan imunitas terganggu. Komplikasi kondiloma
akuminata adalah kanker leher rahim atau kanker kulit disekitar kulit kelamin. c) Hepatitis B
dan C. Penyebabnya adalah virus hepatitis B dan C. Masa tunas 1-6 bulan. Gela-gejala
adalah kuning (mata/kulit), lesu dan lemah, pembesaran hati, kembung mual. Untuk hepatitis
C gejalanya lebih cepat dan lebih berat, bisa menyebabkan kanker hati dan kematian.
Penularan hepatitis adalah : melalui kontak cairan tubuh penderita seperti hubungan seks,
pemakai NAPZA suntik, transfuse darah dan lain-lain). Penanganannya adalah dengan
melakukan konsultasi ke penyakit dalam.

(3) Parasit, diantarnya adalah : a) Trikomoniasis. Definisi trikomoniasis adalah penyakit


yang disebabkan oleh parasit trichomonas`vaginalis. Masa tunas sukar untuk dipastikan,
berkisar antara 3-28 hari. Keluhan : Sering tanpa gejala, kalau ada biasanya berupa duh
tubuh vagina yang banyak dan berbau, warna kuning hijau, kadang-kadang berbusa. Kadang-
kadang duh tubuh yang banyak menimbulkan keluhan gatal dan perih pada vulva dan kulit di
sekitarnya dan nyeri buang air kecil. Pada laki-laki jarang memberikan keluhan, bila ada
gejalanya berupa uretritis ringan. Keluhan lain dapat berupa dispareunia, pendarahan pasca
koitus dan pendarahan intermenstrual.

(4) Jamur, diantaranya yaitu : a) Kandidosis vaginalis. Definisi kandiloma vaginalis adalah
infeksi pada vagina yang disebabkan oleh jamur candida, apatogen tetapi dapat menjadi
patogen. Infeksi ini dapat ditularkan melalui hubungan seksual atau karena kondisi tertentu
(stress, kelelahan, IUD yang lama pada pasangan usia subur). Masa tunas sukar diketahui,
oleh karena penyakit ini mempunyai faktor pemicu, antara lain kehamilan, penyakit kencing
manis, iritasi setempat, pemakaian obat-obatan (golongan: imunosupresif, antibiotika,
kontrasepsi hormonal). Keluhan kandidosis vaginalis adalah : Pada keadaan normal, jamur ini
terdapat di kulit maupun di dalam liang kemaluan perempuan; Tetapi pada keadaan tertentu,
jamur ini meluas sedemikian rupa sehingga menimbulkan keputihan berwarna putih seperti
susu, bergumpal, tidak berbau atau berbau asam, disertai rasa gatal panas dan kemerahan
sekitar kelamin.

Pencegahan IMS/ISR. Pencegahan IMS/ISR dapat dilakukan dengan : a) Menunda


berhubungan seks dibawah umur 20 tahun, karena senggama pertama pada umur 15-20 tahun
paling berisiko mencetus keganasan leher rahim. b) Berprilaku sehat termasuk menjaga
kebersihan alat reproduksi seperti celana dalam dari katun yang mudah menyerap keringat
dan berprilaku seksual yang sehat. c) Hindari seks pranikah, berganti-ganti pasangan. d)
Mencari informasi yang benar tentang risiko penularan IMS. e) Gunakan kondom ketika
berprilaku seksual berisiko tinggi. e) Segera berobat bila ada gejala-gejala IMS. f) Jangan
mengobati diri sendiri dengan antibiotika tanpa resep dokter.

Mitos IMS/ISR. Ada beberapa mitos dimasyarakat yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip
pencegahan IMS/ISR, diantaranya adalah : a) IMS dapat diobati dengan minum ciproxin,
supertetra, amoksisilin dll. Padahal penyakit memerlukan obat tertentu sesuai kuman
penyebabnya. Pengobatan yang tidak tepat akan menyebabkan kuman menjadi kebal dan sulit
disembuhkan. b) Berhubungan seks dengan perawan dapat mengobati penyakit kelamin.
Padahal justru sebaliknya, berisiko akan menularkan pasangan. c) IMS dapat dicegah dengan
mencuci alat kelamin. sabun/disinfektans dapat mencegah IMS, cuci vagina menurunkan
risiko tertular karena kadar keasaman vagina berkurang.

Dampak IMS/ISR. Dampak IMS/ISR bagi remaja perempusn dan laki-laki adalah : (1)
Secara Fisik, seperti : a) Infeksi alat reproduksi akan menurunkan kualitas ovulasi sehingga
akan mengganggu siklus dan banyaknya haid serta menurunkan kesuburan. b) Peradangan
alat reproduksi ke organ yang lebih tinggi yang dapat meningkatkan kecenderungan
terjadinya kehamilan di luar rahim (obsgin, Unpad 1984). c) Melahirkan anak dengan cacat
bawaan seperti katarak, gangguan pendengaran, kelainan jantung dan cacat lainnya. d)
Kanker leher rahim (Carcinoma Cervix Uteri), yaitu : Peringkat pertama penyebab kematian
karena keganasan setelah kanker payudara; Predisposisi “kontak leher rahim dengan sperma
yang bersifat basa sejak usia muda dan berganti-ganti pasangan, rokok, ekonomi dan nutrisi;
Periode laten terjadi keganasan, terjadi pada umur 30 tahun; Gejala,seperti keputihan berbau
khas, nyeri dan tanda-tanda keganasan. e) Bekas bisul/nanah di daerah alat kelamin dapat
mengganggu kualitas hubungan seksual di kemudian hari karena menimbulkan rasa nyeri
dan tidak nyaman waktu berhubungan seks. f) Nyeri waktu kencing (disuria) karena
peradangan mengenai saluran kemih. g) Gejala neurologi/gangguan syaraf (stadium lanjut
sifilis). g) Lebih mudah terinfeksi HIV. h) Kemandulan (perlengketan saluran reproduksi dan
gangguan produksi sperma). (2) Secara Psikologis, seperti : a) Rendah diri, b) Malu dan
takut sehingga tidak mau berobat yang akan memperberat penyakit atau bahkan mencoba
mengobati sendiri sehingga jenis dan dosis tidak tepat atau bahkan mencoba mengobati
sendiri sehingga jenis dan dosis tidak tepat yang justru akan memperberat penyakitnya
disamping terjadi resistensi obat. c) Gangguan hubungan seks setelah menikah karena takut
tertular lagi atau takut menularkan penyakit pada pasangannya.

Sumber : Modul pelatihan kesehatan peduli remaja bagi konselor sebaya, Kemenkes 2011.
MEMPERKUAT KETAHANAN GLOBAL TERHADAP PENYAKIT MENULAR
DIPUBLIKASIKAN PADA : RABU, 20 AGUSTUS 2014 13:10:00

Dalam tiga dekade terakhir, kemunculan penyakit menular baru cenderung


meningkat. Penyakit disebabkan zoonosis,infeksi yang ditularkan di antara hewan vertebrata
dan manusia atau sebaliknya, potensial menyebabkan wabah penyakit berbahaya dan
menular. Demikian disampaikan oleh Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH
dalam sambutannya di acara pembukaan Global Meeting on Infectious Diseases, di Hotel
Shangri-La, Jakarta (20/8).

Fokus pertemuan ini adalah bagaimana dunia harus menghadapi risiko wabah
zoonosis. Berbagai pengalaman berharga menghadapi masalah zoonosis dari berbagai negara
akan disampaikan dan didiskusikan oleh para ahli guna memperkuat kerjasama regional dan
global, papar Menkes.

Peningkatan penyakit menular baru disebabkan oleh berbagai faktor seperti perubahan
iklim global, penggunaan pestisida dan antimikroba, peningkatan kontak antara manusia dan
hewan serta perubahan gaya hidup. Belum lama ini dunia menghadapi penyebaran flu burung
(H7N9 influenza) dan MERS CoV. Dan saat ini, dunia sedang menghadapi wabah Virus
Ebola yang berasal dari kawasan Afrika Barat, khususnya di Guinea, Liberia, Sierra Leone,
dan Nigeria. Wabah ini telah ditetapkan sebagai Status Darurat Kesehatan Internasional oleh
World Health Organization (WHO) pada 7 Agustus 2014.

Oleh karena itu, pencegahan dan pengendalian zoonosis membutuhkan upaya


kolaborasi dari berbagai pemangku pemerintah. Tidak saja menjadi tanggung jawab
Pemerintah, tetapi sangat memerlukan peran sektor Swasta, Akademisi, Praktisi, Organisasi
Profesi, dan Lembaga Swadaya Masyarakat.

Sebagai tindak lanjut dari inisiatifGlobal Health Security Agenda (GHSA), pertemuan
ini dihadiri oleh perwakilan dari 37 negara. Diantaranya Argentina, Australia, Azerbaijan,
Bangladesh, Bhutan, Kamboja, Kanada, Tiongkok, Mesir, Finlandia, Perancis, Georgia,
Jerman, Italia, Jepang, Kenya, Malaysia, Nepal, Belanda, Norwegia, Oman, Portugal, Korea
Selatan, Arab Saudi, Singapura, Afrika Selatan, dan Spanyol.

Pada acara penyambutan satu malam sebelumnya, Menteri Koordinator Kesejahteraan


Rakyat, HR. Agung Laksono juga menyampaikan pengalaman pentingnya kerjasama
multisektor dalam pengendalian zoonosis di Indonesia. Melalui Komisi Nasional
Pengendalian Zoonosis, Indonesia telah mengimplementasikanpendekatan One Health. Hasil
dari implementasi selama 2011 hingga 2013 berhasil mengurangi kejadian 6 jenispenyakit
zoonosis yakni rabies, flu burung (H5N1), Antrax, Leptospirosis, Plague dan Brucellosis,ujar
MenkoKesra.

Brucellosis merupakan penyakit zoonosis menular yang disebabkan bakteri briucella


Di Indonesia dikenal sebagai penyakit reproduksi menular pada ternak. Brucellosis sangat
mempengaruhi produktivitas sapi. Saat ini beberapa provinsi sudah berhasil dibebaskan dari
Brucellosis. Sebagai Ketua Komisi Nasional Pengendalian Zoonosis, Menko Kesra berharap
ke depan Indonesia dapat mencukupi kebutuhan daging sapi untuk masyarakatnya.
Lebih lanjut Menteri Pertanian menyampaikan bahwa komitmen pencegahan dan
pengendalian zoonosis telah berjalan dengan baik khususnya di dua sektor utama yaitu
kesehatan masyarakat dan kesehatan hewan.

Sementara itu, perwakilan khusus United States Agency for International


Development (USAID) untuk Ketahanan Kesehatan Global, Dr. Dennis Carroll memaparkan
bahwa pertemuan ini diadakan untuk mempercepat aksi untuk kelanjutan Ketahanan
Kesehatan Global lima tahun ke depan. Melalui GHSA, kita berharap dapat menyatukan
pandangan umum dan cara dari berbagai negara dalam mengurangi penyebaran dan dampak
dari penyakit menular dan epidemi. GHSA diharapkan dapat memperkuat kemampuan
seluruh dunia dalam mendeteksi lebih cepat, mencegah, dan merespons wabah penyakit
secara efektif, pungkas Dr. Carroll.

GHSA dicanangkan di Washington DC dan Gedung PBB Genewa secara bersamaan


pada tanggal 13 Februari 2014. PertemuanGHSA pertamadilaksanakan pada tanggal 5-6 Mei
2014diHelsinki,Finlandia. Pada awalnya, inisiatif GHSA digagas oleh Amerika Serikat dan
negara-negara maju dengan melibatkan multi-stakeholders dan multi-sektoral. Selain itu juga
dukung badan-badan dunia dibawah PBB diantaranya World Health Organisation (WHO),
Food and Agriculture Organisation (FAO), dan World Organisation for Animal Health (OIE).
Di Helsinki, GHSA membahas rancangan GHSA Action Packagesand Commitments yang
diharapkan dapat dijadikan rujukan bersama di tingkat global dalam mengatasi ancaman
penyebaran penyakit infeksi. Komitmen ini antara lain juga dimaksudkan untuk memperkuat
implementasi International Health Regulation-IHR yang telah dicanangkan WHO
sebelumnya. Pada pertemuan itu, Indonesia menyatakan menjadi prakarsa kerjasama dan
bersedia menjadi tuan rumah pertemuan pada tahun 2014 ini.

- See more at: http://www.depkes.go.id/article/view/201408210001/pertemuan-lebih-dari-30-


negara-untuk-memperkuat-ketahanan.html#sthash.pqpiKwLV.dpuf

Anda mungkin juga menyukai