Oleh
Kelompok 5
1. Pengertian Anemia
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah,
elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah
merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah (Doenges, 1999).
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan
kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002 : 935).
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar haemoglobin atau jumlah eritrosit lebih
rendah dari keadaan normal yaitu bila Hb berkurang dari 14 g/dl dan hematokrit kurang dari
41% pada pria atau Hb kurang dari 12 g/dl dan hematokrit kurang dari 37% pada wanita.
(Kapita Selekta Kedokteran, 2000, hal. 547).
Jadi Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitung sel darah merah
dan kadar hemoglobin dan hematokrit dibawah normal, sehingga mengakibatkan
penurunan pengangkutan oksigen ke jaringan.
2. Klasifikasi Anemia
Klasifikasi berdasarkan pendekatan fisiologis:
a. Anemia hipoproliferatif
yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh defek produksi sel darah
merah, meliputi:
1) Anemia aplastik
Penyebab:
agen neoplastik/sitoplastik
terapi radiasi
antibiotic tertentu
obat antu konvulsan, tyroid, senyawa emas, fenilbutason
benzene
infeksi virus (khususnya hepatitis)
↓
Penurunan jumlah sel eritropoitin (sel induk) di sumsum tulang
Kelainan sel induk (gangguan pembelahan, replikasi, deferensiasi)
Hambatan humoral/seluler
↓
Gangguan sel induk di sumsum tulang
↓
Jumlah sel darah merah yang dihasilkan tak memadai
↓
Pansitopenia
↓
Anemia aplastik
Gejala-gejala:
Gejala anemia secara umum (pucat, lemah, dll)
Defisiensi trombosit: ekimosis, petekia, epitaksis, perdarahan saluran cerna,
perdarahan saluran kemih, perdarahan susunan saraf pusat.
Morfologis: anemia normositik normokromik
2) Anemia pada penyakit ginjal
Gejala-gejala:
Nitrogen urea darah (BUN) lebih dari 10 mg/dl
Hematokrit turun 20-30%
Sel darah merah tampak normal pada apusan darah tepi
Penyebabnya: menurunnya ketahanan hidup sel darah merah maupun defisiensi
eritopoitin
3) Anemia pada penyakit kronis
Berbagai penyakit inflamasi kronis yang berhubungan dengan anemia jenis
normositik normokromik (sel darah merah dengan ukuran dan warna yang
normal). Kelainan ini meliputi artristis rematoid, abses paru, osteomilitis,
tuberkolosis dan berbagai keganasan
4) Anemia defisiensi besi
Penyebab:
Asupan besi tidak adekuat, kebutuhan meningkat selama hamil, menstruasi
Gangguan absorbsi (post gastrektomi)
Kehilangan darah yang menetap (neoplasma, polip, gastritis, varisesoesophagus,
hemoroid, dll.)
↓
gangguan eritropoesis
↓
Absorbsi besi dari usus kurang
↓
sel darah merah sedikit (jumlah kurang)
sel darah merah miskin hemoglobin
↓
Anemia defisiensi besi
Gejala-gejalanya:
Atropi papilla lidah
Lidah pucat, merah, meradang
Stomatitis angularis, sakit di sudut mulut
Morfologi: anemia mikrositik hipokromik
5) Anemia megaloblastik
Penyebab:
Defisiensi defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam folat
Malnutrisi, malabsorbsi, penurunan intrinsik faktor (aneia rnis st
gastrektomi)infeksi parasit, penyakit usus dan keganasan, agen kemoterapeutik,
infeksi cacing pita, makan ikan segar yang terinfeksi, pecandu alkohol.
↓
Sintesis DNA terganggu
↓
Gangguan maturasi inti sel darah merah
↓
Megaloblas (eritroblas yang besar)
↓
Eritrosit immatur dan hipofungsi
b. Anemia hemolitika
yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh destruksi sel darah
merah:
Pengaruh obat-obatan tertentu
Penyakit Hookin, limfosarkoma, mieloma multiple, leukemia limfositik kronik
Defisiensi glukosa 6 fosfat dihidrigenase
Proses autoimun
Reaksi transfusi
Malaria
↓
Mutasi sel eritrosit/perubahan pada sel eritrosit
↓
Antigesn pada eritrosit berubah
↓
Dianggap benda asing oleh tubuh
↓
sel darah merah dihancurkan oleh limposit
↓
Anemia hemolisis
3. Etiologi
a. Terjadi karena gangguan pembentukan eritrosit oleh sumsum tulang sehingga terjadi
penurunan produksi eritrosit, dapat terjadi karena:
Peningkatan sintesis hemoglobin seperti defisiensi zat besi dan thalasemia.
Rusaknya sintesis DNA karena penurunan vitamin B12 (cobalamin) dan
defisiensi asam folat.
Pencetus terhadap penurunan jumlah eritrosit seperti anemia aplastik, anemia dari
leukemia, dan penyakit kronik.
b. Kehilangan darah keluar tubuh (perdarahan)
Akut, bisa disebabkan karena trauma dan rupturnya pembuluh darah.
Kronik, seperti gastritis, menstruasi dan hemoroid.
c. Proses penghancuran eritrosit dalam tubuh sebelum waktunya (hemolisis)
Intrinsik : hemoglobin yang tidak normal, defisiensi enzim (G6PD)
Ekstrinsik : trauma fisik, antibodi, infeksi dan toksik (malaria).
4. Patofisiologi
Kegagalan sumsum tulang
↓
Kehilangan sel darah merah berlebihan
↓
Misalnya berkurangnya produksi sel darah merah (eritropoesis)
↓
Terjadi kekurangan nutrisi karena kurang masuknya zat besi dalam tubuh melalui makanan
akibat efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal
↓
Keluar melalui perdarahan misalnya melahirkan atau kecelakaan
↓
Anemia
5. Manifestasi Klinis
Kulit (pucat, kuning, pruritus)
Mata (ikterik, konjungtiva dan sklera, penglihatan kabur)
Mulut (glositis, rasa tidak enak di mulut)
Kardiovaskuler (takikardia, peningkatan tekanan darah, murmur sistolik, intermittent
claudication, nyeri, CHF, MCI)
Paru-paru (tachypnea, orthopnea, dyspnea)
Saraf (sakit kepala, pusing, penurunan aktivitas)
Sistem pencernaan (anorexia, hepatomegali, splenomegali, gangguan menelan)
Muskuloskeletal (nyeri pada tulang)]
Umum (sensitif terhadap dingin, penurunan berat badan dan mudah mengantuk).
6. Komplikasi
Komplikasi umum akibat Anemia meliputi:
gagal jantung kongestif
parestesia dan,
kejang
sepsis, akibat daya tahan tubuh kurang
7. Pemeriksaan Penunjang
Jumlah hemoglobin lebih rendah dari normal (12-14 g/dl)
Kadar hemalokrit menurun.( normal 37 %-41 %)
Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding capacity serum
Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut dan kronis serta
sumber kehilangan darah kronis.
Peningkatan Bilirubin total
Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi
Terdapat pansitopenia, sum-sum tulang kosong diganti lemak (pada anemia aplastik)
8. Penatalaksanaan Anemia
Transplantasi sumsum tulang
Imunoterapi dengan globulin antitimosit ATG atau Globulin Anti Limfosit (ALG)
Tranfusi darah
Antibiotik untuk mengatsi infeksi
Makanan
Istirahat
(Wong, 2001. Sacharin, 1996. Betz and Sowden, 2002).
Konstipasi
3. DIAGNOSA
a. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke sel dan
jaringan Ditandai dengan Palpitasi : kulit pucat, membrane mukosa kering, dan
rambut rapuh, tekanan darah rendah.
b. Gangguan keseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhungan dengan anoreksia
atau nausea, ditandai dengan Penurunan berat badan normal, penurunan turgor kulit,
perubahan mukosa mulut, nafsu makan menurun, mual.
c. konstipasi berhubungan dengan intake yang tidak adekuat Ditandai dengan Adanya
perubahan pada frekuensi, karakteristik dan jumlah feses, mual, muntah, penurunan
nafsu makan
d. Intoleransi aktifitas berhungan ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan
kebutuhan Ditandai dengan mengatakan mudah capek dan lemas dalam melakukan
aktivitasnya
4. PERENCANAAN
a. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke sel
dan jaringan Ditandai dengan Palpitasi : kulit pucat, membrane mukosa kering, dan
rambut rapuh, tekanan darah rendah.
1) Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, perfusi
jaringan adekuat
2) Kriteria hasil:
a. TTV stabil
b. Turgor kembali normal
c. Membran mukosa berwarna merah muda
d. Rambut tidak rapuh
3) Intervensi
a. Awasi TTV, warna kulit, serta membran mukosa
b. Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi
c. Awasi upaya pernapasan dan auskultasi bunyi napas
d. Catat keluhan rasa dingin
e. Pertahankan suhu lingkungan dan tubuh hangat sesuai indikasi
f. Hindari penggunaan bantalan penghangat atau botol air panas
g. Kolaborasikan pemeriksaan lab Hb dan Ht serta sel darah merah
h. Kolaborasikan pemberian oksigen tambahan
i. Kolaborasikan untuk pemberian zat besi tambahan
b. Gangguan keseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhungan dengan anoreksia
atau nausea, ditandai dengan penurunan berat badan normal, penurunan turgor kulit,
perubahan mukosa mulut, nafsu makan menurun, mual.
1) Tujuan: Setelah dilakukan tondakan keperawatan selama 3 x 24 jam kebutuhan
nutrisi pasien terpenuhi.
2) Kriteria hasil:
a. Nafsu makan meningkat
b. Peningkatan berat badan pasien naik 1 kg menjadi 50 kg
c. Turgor kulit kembali normal
d. Pasien mengatakan tidak mual
3) Intervensi
a. Kaji riwayat nutrisi termasuk makanan yang disukai
b. Observasi dan catat intake pasien
c. Timbang berat badan setiap hari
d. Observasi dan catat kejadian mual dan muntah
e. Kolaborasikan dengan ahli gizi untuk pemberian intake yang sesuai indikasi
f. Kolaborasikan untuk pemberian vitamin dan suplemen mineral.
c. Konstipasi berhubungan dengan intake yang tidak adekuat ditandai dengan adanya
perubahan pada frekuensi, karakteristik dan jumlah feses, mual, muntah, penurunan
nafsu makan
1) Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam konstipasi
dapat teratasi.
2) Kriteria hasil:
a. Pasien mengatakan BABnya sudah lancar, tidak mengalami konstipasi
b. Pasien menunjukkan perubahan perilaku/pola hidup yang menjadi penyebab
terjadinya konstipasi.
3) Intervensi
a. Observasi frekuensi, karakteristik, dan jumlah feses.
b. Auskultasi bunyi usus
c. Awasi masukan dan haluan dengan perhatian khusus pada makanan/cairan.
d. Kolaborasikan dengan ahli gizi untuk pemberian diit seimbang dengan
tinggi serat.
e. Kolaborasikan untuk pemberian pelembek feses, stimulan ringan, laksatif
pembentuk bulk, atau enema sesuai indikasi.
d. Intoleransi aktifitas berhungan ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan
kebutuhan Ditandai dengan mengatakan mudah capek dan lemas dalam
melakukan aktivitasnya
1) Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam kebutuhan
aktifitas terpenuhi.
2) Kriteria hasil:
a. pasien melaporkan peningkatan toleransi aktifitas.
b. pasien menunjukkan penurunan tanda fisiologis intoleransi, seperti nadi,
pernapasan, dan tekanan darah dalam rentang normal pasien.
3) Intervensi:
a. Kaji kemampuan pasien untuk melakukan tugas normal
b. Catat laporan kelelahan, keletihan, dan kesulitan menyelesaikan tugas.
c. Kaji kehilangan atau gangguan keseimbangan gaya jalan, kelelahan otot.
d. Awasi nadi, pernapasan, dan tekanan darah selama dan setelah kegiatan.
e. Ubah posisi pasien dengan perlahan dan pantau terhadap pusing.
f. Prioritaskan jadwal asuhan untuk meningkatkan istirahat.
g. Berikan bantuan dalam aktifitas atau ambulasi bila diperlukan.
h. Rencanakan kemajuan aktifitas dengan pasien.
i. Gunakan teknik penghematan energi, misal mandi dengan duduk.
j. Anjurkan pasien untuk menghentikan aktifitas bila palpitasi, nyeri dada,
napas pendek, kelemahan atau pusing terjadi.
5. PELAKSANAAN
O : O : O :
Kulit tidak pucat Membran mukosa Membran mukosa
Membran berwarna berwarna
mukosa lembab merahmuda merahmuda
Turgor normal TD: 120/70 TD: 120/80
Rambut tidak Suhu: 36,5 ᵒC Suhu: 36,5 ᵒC
rapuh
TD: 110/70
Suhu: 36 ᵒC
2 S : S : S :
pasien Pasien mengatakan Pasien mengatakan
mengatakaan dalam sehari hanya dalam sehari sudah
dalam sehari mual 1 kali tidak mual lagi
mual tidak lebih
dari 2x
O : O : O :
Mukosa mulut Membran mukosa BB pasien naik 1
lembab berwarna merah kg
Turgor kulit baik muda
Nafsu makan Nafsu makan pasien
pasien ↑, tetapi ↑, tetapi BB pasien
BB pasien tetap tetap
3 S : S : S :
pasien pasien mengatakaan pasien
mengatakaan dalam sehari mual mengatakaan
dalam sehari dan muntah tidak dalam sehari sudah
mual dan muntah lebih dari 1x tidak mual ataupun
tidak lebih dari pasien mengatakan muntah lagi
2x hari ini sudah BAB pasien mengatakan
pasien 1x dengan hari ini sudah BAB
mengatakan konsistensi feses 2x dengan
sudah 3 hari padat dan berwarna konsistensi feses
sebelum MRS kuning padat dan berwarna
tidak bisa BAB kuning
O : O : O :
Mukosa mulut Mukosa mulut Nafsu makan
lembab berwarna merah pasien ↑, pasien
Nafsu makan muda menghabiskan ½
pasien ↑, pasien Nafsu makan pasien porsi makanan
menghabiskan ¼ ↑, pasien yang disediakan
porsi makanan menghabiskan ½
yang disediakan porsi makanan yang
disediakan
A : masalah teratasi
sebagian A: masalah teratasi A : masalah teratasi
sebagian
P : lakukan intervensi P : lakukan intervensi no. P : intervensi dihentikan
no. 1-5 1-5
4 S : S : S :
pasien pasien mengatakaan pasien
mengatakaan rasa capeknya mengatakaan rasa
mudah seklai berkurang dari hari capeknya
capek dalam sebelumnya berkurang dan
melakukan tubuhnya terasa
aktifitas ringan semakin sehat
O : O : O :
pasien terlihat pasien tidak terlihat pasien tidak terlihat
terengah-engah terengah-engah terengah-engah
setelah setelah melakukan setelah melakukan
melakukan latihan ambulasi latihan ambulasi
latihan ambulasi selama 1 jam dengan selama 1 jam
selama 1 jam bantuan perawat secara mandiri
dengan bantuan RR pasien ↑ setelah RR pasien ↑
perawat melakukan ambulasi, setelah melakukan
RR pasien ↑ tetapi kembali ambulasi dan DBN
setelah setelah istirahat
melakukan beberapa menit
ambulasi
EVALUASI SUMATIF
Ny. V MRS tanggal 20 sept 2014 dengan keluhan utama pusing, selain itu pasien juga
mengeluh mudah lemah, TD: 100/70 dan suhu 36 ᵒC, Setelah dilakukan serangkaian tindakan
keperawatan selama 3 x 24 jam pasien TD: 120/80, suhu 36,5 ᵒC. Pasien juga mengatakan
bahwa rasa capeknya berkurang dan tubuhnya terasa semakin sehat, tetapi pusing yang
dirasakan Ny.V kadang masih terjadi. Untuk mengurangi pusing, Ny.V bisa bedrest di rumah
dan pada tanggal 22 september 2014 jam 13.30 WIB Ny. V pulang ke rumah.
DAFTAR PUSTAKA
NN. Tanpa Tahun. Laporan Pendahuluan Tentang Anemia. Yayasan Pendidikan Setih Setio