Anda di halaman 1dari 3

NAMA : MAULIDATUN NAIMAH

PRODI : PPKN 2016


DOSEN : AYU SA’IDAH,SH.M.HUM

TINDAKAN HUKUM PEMERINTAH PUBLIK BERSEGI DUA

Tindakan hukum pemerintah adalah tindakan yang di lakukan oleh Badan atau
Pejabat Tata Usaha Negara dalam rangka melaksanakan urusan pemerintahan. Dalam
melakukan tindakan pemerintah harus berdasarkan pada peraturan perundang-undangan
yang ada. Dalam perkembangannya, terkadan peraturan perundang-undangan tidak sesuai,
tidak lengkap bahkan tidak mengatur adanya suatu hal dihadapi oleh karena itu Pejabat
Pemerintan berhak melakukan Diskresi. Diskresi adalah keputusan atau tindakan yang di
lakukan oleh pejabat pemerintah untuk mengatasi persoalan konkrit yang dihadapi dalam
penyelenggaraan pemerintahan dalam hal peraturan perundang-undangan tidak megatur,
tidak jelas. Dalam melakukan diskresi Pejabat Pemerintahan mempunyai kebebasan, akan
tetapi untuk mengatasi adanya penyalahgunaan wewenang dan sikap sewenang-wenang
Pejabat Pemerintahan Undang-undang Administrasi negara telah mengaturnya.Akibat
hukumnya adalah dapat timbul karena perbuatan dari pemerintah saja, tidak menunggu reaksi
dari pihak yang dilayani atau yang terkena tindakan atau perbuatan pemerintah. Perbuatan
hukum yang bersegi satu, yang diadakan oleh alat-alat pemerintah menurut suatu wewenang
istimewa, diberi nama “beschikking” dalam bahasa Indonesia yang sering dipakai istilah
ketetapan. Perbuatan yang mengadakan suatu ketetapan disebut perbuatan penetapan.

Hukum Public merupakan kehendak satu pihak saja yaitu pemerintah. Jadi
menurutnya tidak ada perjanjian. Sebab hubungan hukum yang di atur oleh hukum public
hanya berasal dari satu pihak saja yakni pemerintah dengan cara menentukan kehendaknya
sendiri. Perbuatan hukum yang bersegi satu ialah perbuatan hukum atau tindakan hukum oleh
pemerintah bersifat sepihak. Di lakukan atau tidak di lakukan sangat tergantung pada
kehendak pemerintah atau badan administrasi negara. Menurut Van Der Ppr. Kranenberg
Vegting. Wiarda dan Donner mengakui adanya hukum public yang bersegi dua atau adanya
perjanjian menurut hukum public. Mereka memberi contoh dengan adanya perjanjian kerja
jangka pendek yang diadakan seorang swasta sebagai pekerja dengan pihak pemerintah
sebagai pihak yang pemberi pekerjaan. Perbuatan hukum public yang bersegi dua yaitu
perbuatan pemerintah tersebut, perbuatan hukum dan akibat hukumnya baru dapat timbul
setelah adanya kata sepakat antara pemerintah dengan pihak lainnya. Perbuatan dan akibat
hukumnya baru timbul setelah penandatanganan kesepakatan dari pihak. Pada kortverband
contract ada persesuaian kehendak antara pekerja dengan pemberi pekerjaan, dan perbuatan
hukum itu diatur oleh hukum istimewa yaitu peraturan hukum publik sehingga tidak di temui
pengaturannya didalam hukum privat. Contohnya adalah: pemerintah kota (Pemkot)
semarang berkerja sama untuk mengadakan suatu penelitian menegenai cara mengatasi rob
atau banjir dengan pihak UNDIP. Pemkot semarang menyerahkan ke pada pihak UNDIP
untuk melaksankan dan memimpin suatu penelitian tersebut, dengan memakai sebuah
kontrak kerja sama dengan pihak UNDIP tersebut.
KRONOLOGI KASUS

Pemerintah Kota Semarang bekerjasama dengan Pusat Studi Pengembangan Wilayah


dan Manajemen Lingkungan – UNDIP Menghadiri 100 Resilient CIty Global Summit
2017 di New York.
Kota Semarang telah menjadi bagian dari jejaring 100 Resilient Cities yang dipelopori
oleh Rockefeller Foundation sejak tahun 2015. Selama itu pula, dalam kinerjanya untuk
mewujudkan Semarang Tangguh, Kota Semarang telah membentuk Chief Resilience Officer
(CRO) – Tim yang dibentuk untuk menyusun berbagai program terkait Adaptasi dan Mitigasi
Perubahan Iklim.Global Summit 2017 yang berlangsung di New York pada 23 – 27 Juli
2017, mengundang CRO Kota Semarang yang diwakili oleh Ir. Purnomo Dwi Sasongko, MT,
MM sebagai Ketua Tim CRO (Pemerintah Kota Semarang) dan Dr.Ing Wiwandari
Handayani, ST, MT, MPS sebagai Koordinator Teknis CRO (Pusat Studi Pengembangan
Wilayah dan Manajemen Lingkungan, Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota,
Universitas Diponegoro). Pada kesempatan ini, kota-kota yang tergabung dalam 100 Resilient
Cities saling berbagi pengalaman dalam merencanakan dan mengimplementasikan program
ketahanan. Kota Semarang mempresentasikan Program Penanggulangan Dini Bahaya Banjir
(Flood Early Warning System – FEWS) dan praktek pertanian perkotaan (Urban Farming).
Diharapkan kontribusi UNDIP dapat bermanfaat bagi pengembangan keilmuan dan praktik
perencanaan dan mendukung visi UNDIP sebagai universitas riset bereputasi internasional.

 Analisis

Menurut Van Der Pol, Kranenberg-Vegting, Wiarda dan Donner mengakui adanya hukum
publik yang bersegi dua atau adanya perjanjian menurut hukum publik. Mereka memberi
contoh tentang adanya “Kortverband Contract” (perjanjian kerja jangka pendek) yang
diadakan seorang swasta sebagai pekerja dengan pihak pemerintah sebagai pihak pemberi
pekerjaan.

Melihat kronologi kasus di atas yaitu pemerintah kota Semarang bekerjasama dengan
Pusat Studi Pengembangan Wilayah dan Manajemen Lingkungan ini merupakan bentuk
tindakan pemerintah publik bersegi dua karena ada kerjasama pemerintah sebagai pihak
pemberi pekerjaan dan pihak swasta yaitu pusat studi pengembangan wilayah dan
manjemen lingkungan sebagai pihak pekerja.

Untuk menunjang kinerjanya dalam mewujudkan kota Semarang Tangguh, maka wujud
realisasinya yaitu Kota Semarang telah membentuk Chief Resilience Officer (CRO)
dengan bantuan Tim yang dibentuk untuk menyusun berbagai program terkait Adaptasi
dan Mitigasi Perubahan Iklim.

Pada Global Summit 2017 yang berlangsung di New York pada 23 – 27 Juli 2017,
mengundang CRO Kota Semarang yang diwakili oleh Ir. Purnomo Dwi Sasongko, MT,
MM sebagai Ketua Tim CRO (Pemerintah Kota Semarang) dan Dr.Ing Wiwandari
Handayani, ST, MT, MPS sebagai Koordinator Teknis CRO (Pusat Studi Pengembangan
Wilayah dan Manajemen Lingkungan, Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota,
Universitas Diponegoro).

Dari analisis kasus di atas maka dapat disimpulkan bahwa pemerintah kota Semarang
melakukan tindakan hukum publik bersegi dua karena tidak ditangani sendiri oleh pihak
pemerintah tapi ada campur tangan atau kerjasama dengan pihak swasta guna menunjang
tingkat keberhasilan sebagai wujud realisasi dan komitmen kota Semarang dalam
mewujudkan ketahanan Mitigasi Perubahan Iklim dan bencana. Dan dalam hukum publik
bersegi dua ini merupakan perjanjian kerja jangka pendek artinya ada kontraknya, hanya
berlangsung sampai implementasi progam benar-benar berhasil, ketika masanya habis
maka perjanjian selesai.

http://imeldablogadress.blogspot.com/2016/01/perbuatan-hukum.html?m=1
http://ft.undip.ac.id/undip-menggandeng-pemkot-semarang/

Anda mungkin juga menyukai