Anda di halaman 1dari 15

Putri'W Healthy

Beranda ▼

Selasa, 26 Mei 2015

Makalah Cairan Otak ( LCS )


Makalah Cairan otak
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Otak adalah organ yang luar biasa, bekerja mengkoordinasikan seluruh yang terjadi di

dalam tubuh kita, kepribadian, metabolisme, tekanan darah, emosi, hormon, ingatan , bekerja

melebihi komputer manapun didunia ini. Kelainan kecil pada otak akan mempengaruhi aktifitas

tubuh, karenanya kita harus selalu menjaga nutrisinya dan menjaga kesehatannya dan

mengembangkannya

Otak manusia mempunyai berat 2% dari berat badan orang dewasa (3 pon) , menerima

20 % curah jantung dan memerlukan 20% pemakaian oksigen tubuh dan sekitar 400 kilo kalori

energi setiap harinya. Otak merupakan jaringan yang paling banyak memakai energi dalam

seluruh tubuh manusia dan terutama berasal dari proses metabolisme oksidasi glukosa. Jaringan

otak sangat rentan terhadap perubahan oksigen dan glukosa darah, aliran darah berhenti 10 detik

saja sudah dapat menghilangkan kesadaran manusia. Berhenti dalam beberapa menit, merusak

permanen otak. Hipoglikemia yang berlangsung berkepanjangan juga merusak jaringan otak.

Cairan tubuh (bahasa Inggris: interstitial fluid, tissue fluid, interstitium) adalah cairan

suspensi sel didalam tubuh makhluk multiselular seperti manusia atau hewan yang memiliki

fungsi fisiologis tertentu. Cairan tubuh merupakan komponen penting bagi fluida ekstraselular,

termasuk plasma darah dan fluida transelular. Cairan tubuh dapat ditemukan pada spasi jaringan
(bahasa Inggris: tissue space, interstitial space). Rata-rata seseorang memerlukan sekitar 11 liter

cairan tubuh untuk nutrisi sel dan pembuangan residu jaringan tubuh. Kelebihan cairan tubuh

dikeluarkan melalui air seni. Kekurangan cairan tubuh menyebabkan seseorang kehausan dan

akhirnya dehidrasi. Contoh cairan tubuh adalah : darah dan plasma darah, sitosol, cairan

serebrospinal (CSS), cairan limfa, cairan pleura, dan cairan amnion.

Pada makalah ini akan dibahas secara khusus pemeriksaan laboratorium klinik terhadap

specimen cairan otak atau Liquor Cerebro Spinalis (LCS). Pemeriksaan LCS ini berperan penting

dalam mendiagnosa adanya gangguan terhadap selaput otak/ meningia. Pemeriksaan Terhadap

LCS ini terbagi atas pemeriksaan Makroskpis, Mikroskopis, dan Kimiawi.

1.2 Tujuan Penulisan

1. Apa pengertian cairan otak ?

2. Bagaimana anatomi dan fisiologi otak ?

3. Bagaimana cara pengambilan cairan serebrospinal ?

4. Bagaimana parameter pemeriksaan cairan serebrospinal?

1.3 Rumusan Masalah

1. Untuk mengetahui cairan otak ?

2. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi otak ?

3. Untuk mengetahui cara pengambilan cairan serebrospinal ?

4. Untuk mengetahui parameter pemeriksaan cairan serebrospinal?

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Cairan Otak

Cairan otak ialah cairan jernih, tak berwarna yang 70 % dibuat oleh plexus choroideus

di dalam ruang atau ventrikel otak melalui transport akitf dan ultrafiltrasi, sedangkan 30%

dibentuk pada tempat lain, termasuk pada ventrikel dan rongga subarachnoid. Pada

orang dewasa volume intrakranial kurang lebih 1700 ml, volume

otak sekitar 1400 ml, volume cairan serebrospinal 52-162 ml (rata-rata 104 ml)

dan darah sekitar 150 ml. 80% dari jaringan otak terdiri dari cairan, baik ekstra

sel maupun intra sel.

Rata-rata cairan serebrospinal dibentuk sebanyak 0,35 ml/menit atau 500

ml/hari, sedangkan total volume cairan serebrospinal berkisar 75-150 ml dalam

sewaktu. Ini merupakan suatu kegiatan dinamis, berupa pembentukan, sirkulasi

dan absorpsi. Untuk mempertahankan jumlah cairan serebrospinal tetap dalam sewaktu,

maka cairan serebrospinal diganti 4-5 kali dalam sehari.

Liquour Cerebrospinalis adalah cairan otak yang diambil melalui lumbal punksi, Cairan

otak tidak boleh dipandang sama dengan cairan yang terjadi oleh proses ultrafiltrasi saja dari

plasma darah. Di samping filtrasi, faktor sekresi dari plexus choriodeus turut berpengaruh. Karena

itu cairan otak bukanlah transudat belaka. Akan tetapi seperti transudat, susunan cairan otak juga

selalu dipengaruhi oleh konsentrasi beberapa macam zat dalam plasma darah.

Pengambilan cairan otak itu dilakukan dengan maksud diagnostik atau untuk

melakukan tindakan terapi. Kelainan dalam hasil pemeriksaan dapat memberi petunjuk kearah

suatu penyakit susunan saraf pusat, baik yang mendadak maupun yang menahun dan berguna

pula setelah terjadi trauma.

2.2 Anatomi dan Fisiologi

Dalam membahas cairan serebrospinal ada baiknya diketahui mengenai

anatomi yang berhubungan dengan produksi dan sirkulasi cairan serebrospinal,yaitu:


 Sistem Ventrikel

Sistem ventrikel terdiri dari 2 buah ventrikel lateral, ventrikel III

dan ventrikel IV. Ventrikel lateral terdapat di bagian dalam serebrum, masing-masing

ventrikel terdiri dari 5 bagian yaitu kornu anterior, kornu posterior, kornu inferior,

badan dan atrium.

Ventrikel III adalah suatu rongga sempit di garis tengah yang berbentuk

corong unilokuler, letaknya di tengah kepala, ditengah korpus kalosum dan

bagian korpus unilokuler ventrikel lateral, diatas sela tursica, kelenjar hipofisa

dan otak tengah dan diantara hemisfer serebri, thalamus dan dinding hipothalanus.

Disebelah anteropeoterior berhubungan dengan ventrikel IV melalui aquaductus sylvii.

Ventrikel IV merupakan suatu rongga berbentuk kompleks, terletak di sebelah

ventral serebrum dan dorsal dari pons dan medula oblongata.

 Meningen dan ruang subarakhnoid

Meningen adalah selaput otak yang merupakan bagian dari susunan saraf

yangbersifat non neural. Meningen terdiri dari jaringan ikat berupa

membran yang menyelubungi seluruh permukaan otak, batang otak dan

medula spinalis. Meningen terdiri dari 3 lapisan, yaitu Piamater, arakhnoid dan duramater.

Piameter merupakan selaput tipis yang melekat pada permukaan otak yang

mengikuti setiap lekukan-lekukan pada sulkus-sulkus dan fisura-fisura, juga

melekat pada permukaan batang otak dan medula spinalis, terus ke kaudal sampai ke

ujung medula spinalis setinggi korpus vertebra.

Arakhnoid mempunyai banyak trabekula halus yang berhubungan dengan

piameter, tetapi tidak mengikuti setiap lekukan otak. Diantara arakhnoid dan

piameter disebut ruang subrakhnoid, yang berisi cairan serebrospinal dan pembuluh-

pembuluh darah. Karena arakhnoid tidak mengikuti lekukan-

lekukan otak, maka di beberapa tempat ruang subarakhnoid melebar yang

disebut sisterna. Yang paling besar adalah siterna magna, terletak diantara

bagian inferior serebelum danme oblongata. Lainnya adalah sisterna pontis di

permukaan ventral pons, sisterna interpedunkularis di permukaan


venttralmesensefalon, sisterna siasmatis di depan lamina terminalis. Pada

sudut antara serebelum dan lamina quadrigemina terdapat sisterna vena

magna serebri. Sisterna ini berhubungan dengan sisterna interpedunkularis

melalui sisterna ambiens.

Ruang subarakhnoid spinal yang merupakan lanjutan dari sisterna magna

dan sisterna pontis merupakan selubung dari medula spinalis sampai setinggi S2.

Ruang subarakhnoid dibawah L2 dinamakan sakus atau teka lumbalis, tempat

dimana cairan serebrospinal diambil pada waktu pungsi lumbal.

Durameter terdiri dari lapisan luar durameter dan lapisan dalam durameter.

Lapisan luar dirameter di daerah kepala menjadi satu dengan periosteum

tulang tengkorak dan berhubungan erat dengan endosteumnya.

 Ruang Epidural

Diantara lapisan luar dura dan tulang tengkorak terdapat jaringan ikat yang

mengandung kapiler-kapiler halus yang mengisi suatu ruangan disebut ruang epidural.

 Ruang Subdural

Diantara lapisan dalam durameter dan arakhnoid yang mengandung sedikit

cairan, mengisi suatu ruang disebut ruang subdural.

Pembentukan, Sirkulasi dan Absorpsi Cairan Serebrospinal (CSS)

Sebagian besar CSS (dua pertiga atau lebih) diproduksi di pleksus choroideus

ventrikel serebri (utamanya ventrikel lateralis). Sejumlah kecil dibentuk oleh sel ependim yang

membatasi ventrikel dan membran arakhnoid dan sejumlah kecil terbentuk dari cairan yang

bocor ke ruangan perivaskuler di sekitar pembuluh darah otak (kebocoran sawar darah

otak).Pada orang dewasa, produksi total CSS yang normal adalah sekitar 21 mL/jam (500 mL/

hari),volume CSS total hanya sekitar 150 mL.

Tekanan Cairan Serebrospinal

Tekanan normal dari sistem cairan serebrospinal ketika seseorang berbaring

pada posisi horizontal, rata-rata 130 mm air (10 mmHg), meskipun dapat juga serendah 65
mm air atau setinggi 95 mm air pada orang normal.. Pengaturan Tekanan Cairan

Serebsrospinal oleh Vili Arakhnoidalis. Normalnya, tekanan cairan serebrospinal hampir

seluruhnya diatur oleh absorpsi cairanmelalui vili arakhnoidalis.

Komposisi dan fungsi cairan serebrospinal (CSS)

Cairan serebrospinal dibentuk dari kombinasi filtrasi kapiler dan sekresi ak

tif dari epitel. CSS hampir meyerupai ultrafiltrat dari plasma darah tapi berisi

konsentrasi Na, K, bikarbonat, Cairan, glukosa yang lebih kecil dan konsentrasi

Mg dan klorida yang lebih tinggi. Ph CSS lebih rendah dari darah.

Perbandingan komposisi normal cairan serebrospinal lumbal dan serum

adalah sebagai berikut :

CSS Serum

Osmolaritas 295 mOsm/L 295 mOsm/L

Natrium 138 mM 138 mM

Klorida 119 mM 102 mM

PH 7,33 7,41 (arterial)

Tekanan 6,31 kPa 25,3 kPa

Glukosa 3,4 mM 5,0 mM

Total Protein 0,35 g/L 70 g/L

Albumin 0,23 g/L 42 g/L

Ig G 0,03 g/L 10 g/L


2.3 Pengambilan Cairan Serebrospinal

Cairan otak biasanya diperoleh dengan melakukan punksi lumbal pada lumbal III dan IV

di cavum subarachnoidale, namun dapat pula pada suboccipital ke dalam cisterna magma atau

punksi ventrikel, yang dapat disesuaikan dengan indikasi klinik. Seorang klinik yang ahli dapat

memperkirakan pengambilan tersebut. Hasil punksi lumbal dimasukkan dalam 3 tabung atau 3

syringe yang berbeda, antara lain :

1. Tabung I berisi 1 mL

Dibuang karena tidak dapat digunakan sebagai bahan pemeriksaan karena mungkin

mengandung darah pada saat penyedotan.

2. Tabung II berisi 7 mL

Digunakan untuk pemeriksaan serologi, bakteriologi dan kimia klinik.

3. Tabung III berisi 2 mL

Digunakan untuk pemeriksaan jumlah sel, Diff.count dan protein kualitatif/kuantitatif.

 Tata Cara

1. Pasien dalam posisi miring pada salah satu sisi tubuh. Leher fleksi maksimal (lutut di tarik ke

arah dahi )

2. Tentukan daerah pungsi lumbal di antara L4 dan L5 yaitu dengan menentukan garis potong

sumbu kraniospinal ( kolumna verterbralis ) dan garis antara kedua spina ishiadika anterior

superior ( SIAS ) kiri dan kanan. Pungsi dapat pula di lakukan anatara L4 dan L5 atau antara L2

dan L3 namun tidak boleh pada bayi.

3. Lakukan tindakan antisepsis pada kulit di sekitar daerah pungsi radius 10 cm dengan larutan

Povidon iodin di ikuti larutan alkohol 70% dan tutup dengan duk steril di mana daerah pungsi

lumbal di biarkan terbuka.

4. Tentukan kembali daerah pungsi dengan menekan ibu jari tangan yang telah memakai sarung

tangan steril selama 15 – 30 detik yang akan menandai titik pungsi tersebut selama 1 menit.
5. Tusukan jarum spinal/stylet pada tempat yang telah di tentukan. Masukan jarum perlahan-

lahan menyusur tulang vertebra sebelah proksimal dengan mulut jarum terbuka ke atas

sampai menembus duramater. Jarak antara kulit dan ruang subarakhnoi berbeda pada tiap

anak tergantung umur dan keadaan gizi. Umumnya 1,5 – 2,5 cm pada bayi dan meningkat

menjadi 5 cm pada umur 3 –5 tahun. Pada remaja jaraknya 6 – 8 cm.

6. Lepaskan stylet perlahan-lahan dan cairan keluar. Untuk mendapatkan aliran cairan yang lebih

baik, jarum di putar hingga mulut jarum mengarah ke kranial. Ambil cairan untuk pemeriksaan

7. Cabut jarum dan tutup lubang tusukan dengan plester.

2.4 Parameter Pemeriksaan Cairan Serebrospinal

Parameter yang umum diperiksa pada cairan otak adalah sebagai berikut :

A. Makroskopik

 Warna

 Kekeruhan (Kejernihan)

 Bekuan

 BJ

 pH

B. Mikroskopik

 Hitung Jumlah Sel

 Hitung Jenis Sel (Diff.Count)

C. Kimiawi

 Pandy

 Nonne

 Protein
 Glukosa

 Chlorida

D. Bakteriologi (Pembiakan)

a. Makroskopik

 Metode : Visual (Manual)

 Tujuan : Untuk mengetahui cairan LCS secara makroskopik meliputi : warna,

kejernihan, bekuan, pH dan BJ.

 Alat dan Bahan

1. Tabung reaksi

2. Beaker gelas

3. Kertas indikator pH universal

4. Refraktometer abbe

 Spesimen : Cairan LCS

 Cara Kerja

1. Cairan LCS dimasukkan dalam tabung bersih dan kering.

2. Diamati warna, kejernihan, adanya bekuan pada cahaya terang.

3. Dicelupkan indikator pH universal pada LCS dan diukur pH dengan membandingkan deret standar pH.

4. Cairan LCS diteteskan 1-2 tetes pada refraktometer dan diperiksa pada eye piece BJ.

Hasil dan Interpretasi

No Parameter Penilaian Interpretasi Normal


Tidak berwarna, Kuning muda,

Kuning, Kuning tua, Kuning coklat,

1. Warna merah, hitam coklat Tidak berwarna

Jernih, agak keruh, keruh, sangat

2. Kejernihan keruh, keruh kemerahan Jernih

3. Bekuan Tidak ada bekuan, ada bekuan Tidak ada bekuan

7,3 atau setara dengan pH

4. pH plasma/serum

5. BJ 1.000 – 1.010 1.003 – 1.008

 Hal yang perlu diperhatikan :

1. LCS yang bercampur darah dalam jumlah banyak pada kedua tabung, tidak dapat diperiksa

karena karena akan sama hasilnya dengan pemeriksaan dalam darah, terutama bila ada

bekuan merah sebagaimana darah membeku.

2. Adanya bekuan terlihat berupa kabut putih yang menggumpal karena bekuan terdiri atas

benang fibrin.

b. Mikroskopik

1) Hitung Jumlah Sel

 Metode : Bilik Hitung

 Prinsip : LCS diencerkan dengan larutan Turk pekat akan ada sel leukosit dan sel

lainnya akan lisis dan dihitung selnya dalam kamar hitung di bawah mikroskop.

 Tujuan : Untuk mengetahui jumlah sel dalam cairan LCS.

 Alat dan Reagensia :


1. Mikroskop

2. Hemaocytometer : Bilik hitung Improved neubauer, kaca penutup, pipet thoma leukosit

3. Tissue

4. Larutan Turk Pekat : Kristal violet 0,1 gram, asam asetat glacial 10 mL dan aquadest 90 mL.

 Spesimen : LCS

 Cara Kerja

1. Larutan Turk pekat diisap sampai tanda 1 tepat

2. Larutan LCS diisap sampai tanda 11 tepat.

3. Dikocok perlahan dan dibuang cairan beberapa tetes.

4. Diteteskan pada bilik hitung dan dihitung sel dalam kamar hitung pada semua kotak

leukosit di mikroskop lensa objektif 10x/40x.

 Perhitungan :

PDP : 1/10 = 0,1x

TKP : 1/0,1 = 10x

KBH : 4 kotak leukosit

Ʃ Sel : Jumlah sel ditemukan (berwarna keunguan dengan inti dan sitoplasma)

Sel = PDP x TKP x Jumlah sel ditemukan

KBH

= 0,1 x 10 x Ʃ

= 2,5 x Ʃ
= ……..sel/mm3 LCS

 Interpretasi : Jumlah sel normal = 0 – 5 sel/mm3 LCS

2) Hitung Jenis Sel

 Metode : Giemsa Stain

 Tujuan : Untuk membedakan jenis sel mononuklear dan polinuklear dalam cairan

LCS

 Alat dan Reagensia

1. Objek Gelas

2. Kaca Penghapus

3. Sentrifuge

4. Tabung reaksi

5. Metanol absolut

6. Giemsa

7. Timer

 Spesimen : LCS

 Cara Kerja

1. Cairan LCS di masukkan dalam tabung secukupnya.

2. Disentrifugasi selama 5 menit 2000 rpm

3. Supernatant dibuang dan endapan diambil.

4. Diteteskan pada objek gelas dan dibuat preparat hapusan tebal

5. Di keringkan dan difiksasi selama 2 menit dengan metanol absolut.

6. Diwarnai dengan Giemsa selama 15-20 menit.

7. Dicuci dan diperiksa dimikroskop lensa objektif 100x denga imersi.


 Perhitungan

Jenis Sel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah %

MN

PMN

Jumlah

 Interpretasi : Normal MN 100% dan PMN 0%

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Cairan otak ialah cairan jernih, tak berwarna yang 70 % dibuat oleh plexus choroideus

di dalam ruang atau ventrikel otak melalui transport akitf dan ultrafiltrasi, sedangkan 30%

dibentuk pada tempat lain, termasuk pada ventrikel dan rongga subarachnoid. Pada

orang dewasa volume intrakranial kurang lebih 1700 ml, volume

otak sekitar 1400 ml, volume cairan serebrospinal 52-162 ml (rata-rata 104 ml)

dan darah sekitar 150 ml. 80% dari jaringan otak terdiri dari cairan, baik ekstra

sel maupun intra sel.

Perbandingan komposisi normal cairan serebrospinal lumbal dan serum adalah

sebagai berikut :

CSS Serum

Osmolaritas 295 mOsm/L 295 mOsm/L


Natrium 138 mM 138 mM

Klorida 119 mM 102 mM

PH 7,33 7,41 (arterial)

Tekanan 6,31 kPa 25,3 kPa

Glukosa 3,4 mM 5,0 mM

Total Protein 0,35 g/L 70 g/L

Albumin 0,23 g/L 42 g/L

Ig G 0,03 g/L 10 g/L

3.2 Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis

sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun agar dalam pembuatan

makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi, atas perhatiannya penulis ucapkan terimakasih.

Putri Wulandari di 21.35


Berbagi



Beranda

Lihat versi web


Diberdayakan oleh Blogger.
Mengenai Saya

Putri Wulandari
Lihat profil lengkapku

Anda mungkin juga menyukai