Proposal D4
Proposal D4
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan Rahmad dan
bimbingan dari pembimbing serta motivasi moril dan materil dari berbagai pihak oleh
1. Allah SWT yang mana berkat rahmat dan hidayah-NYA saya dapat enyelesaikan
proposal ini.
3. Semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan dalam penulisan ini, yang
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan
kritik, saran dan masukan demi kesempurnaan proposal ini, sehingga proposal ini
dapat diterima, serta bermanfaat khususnya bagi peneliti sendiri dan semua pihak yang
membaca.
Peneliti
2
DAFTAR ISI
3
3.3 Populasi dan Sampel.......................................................
BAB I
PENDAHULUAN
dapat dicapai dengan menganjurkan pasangan usia subur (PUS) untuk mengikuti
kontrasepsi. Hal ini tidak hanya terbatasnya metode yang tersedia, tetapi juga oleh
budaya lingkungan integral yang sangat tinggi dalam pelayanan KB. Alasan-alasan
4
lain yang berkaitan dengan kondisi sosial pemilihan yaitu biaya terlalu mahal
(Hapsari, 2009).
Data jumlah pasangan usia subur di Provinsi Riau desember 2013 sebanyak
metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) pada tahun 2013 metode kontrasepsi
panjang (MKJP) seperti implan, terlihat kurang berhasil, yang terbukti dengan
jumlah pengguna implan lebih sedikit dari program metode kontrasepsi mantap
(Kontap) MOW, padahal target program MKJP KB implan tahun 2014 adalah 70%
kontrasepsi jangka panjang (MKJP). Alat kontrasepsi implan merupakan salah satu
kehamilan per 100 perempuan). Keuntungan implan yakni memiliki daya guna
Penelitian yang dilakukan oleh Deni Juli Ujianti Tahun 2007 tentang studi
menggunakan alat kontrasepsi bawah kulit sebagian besar adalah yang berusia >
5
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang diteliti adalah:
Apakah ada hubunan penggunaan kb implan dengan kenaikan berat badan pada
subur.
usia subur. Selain itu, diharapkan kepada tenaga kesehatan yang ada di
6
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan tentang
penggunaan KB Implan.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk
kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami
istri dan untuk menentukan jumlah anak dalam keluarga. (Hartanto, 2004).
Secara khusus dalam hal ini termasuk hak setiap orang untuk memperoleh
informasi dan akses terhadap berbagai metode kontrasepsi yang aman, efektif,
2.2 Kontrasepsi
Sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang
dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan. Jadi kontrasepsi adalah
yang matang dengan sel sperma tersebut. Kontrasepsi adalah usaha-usaha untuk
8
Bahwa sampai saat ini kita mengetahui belumlah tersedia satu metode
saat ini pilihan metode kontrasepsi umumnya masih dalam bentuk supermarket/
Implan adalah salah satu jenis alat kontrasepsi yang berupa susuk yang
terbuat dari sejenis karet silastik yang berisi hormon, dipasang pada lengan
Susuk adalah kapsul sebesar korek api yag mengandung hormon sintesis
(Dewi, 2010).
1.3 Satu batang berisi hormon ST-1435, daya kerja 2 tahun. Rencana siap
1.4 Satu batang berisi hormon 3-keto desogesteri daya kerja 2,5-4 tahun
2. Biodegradable implant
9
tubuh. Jadi bahan pembawanya sama sekali tidak diperlukan untuk
2. Implanon. Terdiri atas satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40
Tingkat keefektifan dari alat kontrasepsi implan ini sangat tinggi, angka
kegagalan norplant <1 per 100 wanita per tahun dalam 5 tahun pertama
menyebutkan bahwa tingkat keefektifan dari alat kontrasepsi impan ini sangat
1. Menghambat ovulasi
implantasi
10
4. Menekan ovulasi
sebagai berikut:
mengandung progesteron
reversibel
1. Nyeri kepala
3. Nyeri payudara
4. Perasaan mual
5. Pening/pusing kepala
termasuk AIDS
11
10. Efektifitasnya menurun bila menggunakan obat-obat tuberkolosis atau
obat epilepsi
11. Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000
adalah:
yang terlatih
2. Lebih mahal
kurang mengenalnya.
adalah:
6. Pasca keguguran
12
10. Perempuan yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang
mengandung estrogen.
penyebabnya
4. Perempuan yang tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi
5. Pasca keguguran
1) Sabun antiseptik
13
2) Kasa steri
7) Trokar no. 10
3. Teknik pemasangan
sabun antiseptik
antiseptik/betadine
berlubang
8) Setelah itu dibuat insisi lebih kurang sepanjang 0,5 cm dengan skalpel
yang tajam
14
12) Setelah semua kapsul berada dibawah kulit, trokar ditarik pelan-pelan
keluar.
14) Dekatkan luka dan beri plester kemudian dibalut dengan perban untuk
15) Nasihat pada akseptor agar luka jangan basah, selama lebih kurang 3
mengganggu.
2. Timbulnya efek samping yang sangat mengganggu dan tidak dapat diatasi
4. Terjadi kehamilan
1. Amenorrhea
Yakinkan ibu bahwa hal itu adalah biasa, bukan merupakan efek samping
jika terjadi amenorrhea setelah masa siklus haid yang teratur. Jika tidak
15
Spotting sering ditemukan terutama pada tahun pertama penggunaan. Bila
tidak ada masalah dan klien tidka hamil, tidak diperlukan tindakan apapun.
Bila klien mengeluh dapat diberikan kontrasepsi oral kombinasi (30-50 g
EE) selama 1 siklus, atau ibuprofen (hingga 800 mg 3 kli sehari x 5 hari).
kombinasi habis
Bila terjadi perdarahan lebih banyak dari biasa, berikan 2 tablet pil
kombinasi selama 3-7 hari dan dilanjutkan dengan satu siklus pil
kombinasi.
dapat saja terjadi. Perhatikan diet klien bila perubahan berat badan terlalu
4. Ekspulsi
Cabut kapsul yang ekspulsi, periksa apakah kapsul yang lain masih
tidak ada infeksi dan kapsul lain masih berada pada tempatnya, pasang
kapsul baru 1 buah pada tempat insersi yang berbeda. Bila ada infeksi
cabut seluruh kapsul yang ada dan pasang kapsul baru pada lengan yang
Bila infeksi tanpa nanah: bersihkan dengan sabun dan air atau antiseptik,
berikan antibiotik yang sesuai untuk 7 hari. Implant jangan dilepas dan
minta klien control 1 minggu lagi. Bila tidak membaik, cabut implant dan
pasang yang baru dilengan yang lain atau ganti cara. Bila ada abses:
16
bersihkan dengan antiseptik, insisi dan alirkan pus keluar, cabut implant,
(Prawiraharjo, 2007)
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.3.1 Populasi
1. Kriteria inklusi
18
Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili
c. Bersedia diwawancarai.
2. Kriteria eksklusi
3.3.2 Sampel
n = N .
1+ N (d) 2
Keterangan:
N : Besar Populasi
n : Besar Sampel
n = 3.929 .
1+ 3.929 (0,1)2
n = 3.929 .
1+ 40,29
n = 3.929 .
41,29
19
n = 97,51
sampling. Penelitian ini akan dilaksanakan sesuai dengan kurun waktu yang
20
3.4 Definisi Operasional
Tabel 3.1
Variabel dan Definisi Operasional
Definisi Cara Skala
Variabel Alat Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur Ukur
Pengetahuan Segala sesuatu Kuesioner Mengisi 1. Tinggi, skor Ordinal
tentang yang diketahui kuesioner ≥ Mean
Penggunaan tentang implan (11,74)
Implan 2. Rendah,
skor <
Mean
(11,74)
Kecemasan Segala Kuesioner Mengisi 1. < 6 = tidak Ordinal
tentang kekhawatiran kuesioner ada
Penggunaan yang timbul dari kecemasan
Implan penggunaan 2. 6-14 =
implan kecemasan
ringan
3. 15-27 =
kecemasan
sedang
4. > 27
kecemasan
berat
Hubungan Kesinambungan Kuesioner Mengisi 1. Mendukung Ordinal
dengan Kenaikkan berat kuesioner bila
kenaikkan badan pada menjawab
berat badan penggunaan Ya > 3
implan 2. Tidak
mendukung
bila
menjawab
Ya ≤ 3
Alat yang digunakan dalam pengumpulan data adalah kuesioner yang berisi
21
Tabel 3.2
Kisi-kisi Kuesioner
No. Pertanyaan
No Variabel Jumlah
Favorable Unfavorable
Hubungan tentang
Penggunaan Implan
1
dan kenaikkan berat
badan
Kecemasan tentang
2
Penggunaan Implan
Keseimbangan
kenaikkan berat
3
badan tentang
Penggunaan Implan
Total
Jenis data yang akan dikumpulkan peneliti adalah data primer, yaitu data
Skala Guttman ini merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan
dan tidak, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju, benar dan salah. Skala
Guttman ini pada umumnya dibuat seperti checklist dengan interpretasi penilaian,
apabila skor benar nilainya 1 dan apabila salah nilainya 0 (Hidayat, 2007).
sedang, berat peneliti menggunakan alat ukur yang dikenal dengan nama Hamilton
Rating Scale for Anxiety (HARS). Alat ukur ini terdiri dari 14 kelompok gejala yang
(score) antara 0-4, yang artinya adalah (Hawari, 2011 dan Hamilton Anxiety SKALA
RATING):
22
3.7 Teknik Pengolahan Data
Cara pengolahan data yang dilakukan oleh penulis adalah setelah data
dikumpulkan, kemudian data diolah secara manual dengan tahapan dan langkah-
langkah yaitu:
3.7.1 Editing
Editing adalah pemeriksaan tiap kolam tabel yang di checklist, bila terdapat
pengecekan ulang.
3.7.2 Coding
dan diberi kode untuk masing-masing kelas dan kategori yang sama dengan
3.7.3 Tabulating
(HIdayat, 2007)
lebih mudah dibaca, diinteraksikan untuk mencari makna luas. Dalam penelitian ini
analisis data yang digunakan adalah analisis univariat. Dimana dilakukan pada
tiap-tiap variabel hasil penelitian analisis ini akan ditampilkan dalam bentuk tabel
distribusi dan dipersentasikan dari tiap tabel. Analisis dalam penelitian ini
F = X x100%
N
Keterangan:
F = Persentasi
23
X = jumlah variabel yang dicatat
N = jumlah sampel
rnanusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan. Masalah etika yang harus
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
akan disajikan.
oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil
24
DAFTAR PUSTAKA
Chulsum, Umi dan Novia, Widi. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya:
Kashiko.
Dewi, Handayani, Sri. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta:
Pustaka Rihama
Hartanto, Hanafi. 2004, Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan.
Hidayat A, 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data Edisi 2.
Jakarta: Salemba Medika
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Saifuddin A.B, 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Tim MGBK. 2010. Bahan Dasar Untuk Pelayanan Konseling Pada Satuan Pendidikan
Menengah Jilid I. Jakarta: PT.Grasindo.
Wawan, A dan Dewi, M. 2011. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta: Mutia Medika.
25
26
27
28
29