Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
Penyakit / Gangguan Pada Sistem Gerak Manusia.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Penyakit / Gangguan Pada Sistem Gerak
Manusia. ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Tasikmalaya, November 2016

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sering kali kita melakukan gerak , tetapi kurang menyadari adanya sistem yang
mempergerakan tubuh kita. Banyak sistem yang menggerakan tubuh kita seperti di bantu otot
,rangka,tulang,daging,dan lain sebagainya.
Tanpa semua itu kita tidak dapat bergerak dan melakukan aktifitas layaknya manusia lain.
Otot,daging,rangka,dan tulang sangat berperan penting dengan tubuh kita dan saling
berpengaruh.Otot,daging,tulang dan rangka adalah alat (SISTEM GERAK MANUSIA)
seperti judul makalah sayapada tugas biologi ini.
Karena mengingat waktu yang singkat, banyak pembahasan sistem gerak manusia yang
belum tertuang dalam makalah kami ini , jadi dalam keterbatasan mari kita bahas panduan
tentang sistem gerak pada manusia di makalah ini.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian gerak ?
2. Apa macam-macam alat gerak ?
3. Apa itu rangka dan fungsinya ?
4. Apa alat gerak aktif dan pasif ?
5. Apa macam-macam kelainan pada sistem gerak ?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Mengetahui pengertian gerak
2. Mengetahui macam-macam alat gerak
3. Mengetahui rangka dan fungsinya
4. Mengetahui alat gerak aktif dan pasif
5. Mengetahui macam-macam kelainan pada sistem gerak

1.4 MANFAAT
SISTEM GERAK MANUSIA adalah pembahasan yang penting di mana memberi kita
wawasan tentang system gerak pada manusia . dan mengetahui apa saja system gerak pada
manusia .
Sangat penting mengetahhui hal ini karna sistem gerak pada manusia ada pada diri kita
masing-masing yang setiap harinya kita gunakan untuk melakukan aktifitas berat mau pun
ringan. Setidaknya kita mengetahui sedikit tentang sistem gerak pada diri kita sendiri dalam
makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gerak


Salah satu ciri dari makhluk hidup adalah bergerak. Secara umum gerak dapat diartikan
berpindah tempat atau perubahan posisi sebagian atau seluruh bagian dari tubuh makhluk
hidup. Makhluk hidup akan bergerak bila ada impuls atau rangsangan yang mengenai
sebagian atau seluruh bagian tubuhnya. Pada hewan dan manusia dapat mewakili pengertian
gerak secara umum dan dapat dilihat dengan kasat mata/secara nyata. Gerak pada manusia
dan hewan menggunakan alat gerak yang tersusun dalam sistem gerak.
Sedangkan untuk tumbuhan, gerak yang dilakukan tidak akan terlihat oleh kasat mata karena
terjadi di dalam suatu organ atau sel tumbuhan. Dengan demikian tidak dapat disamakan arti
gerak pada seluruh makhluk hidup. Gerak pada tumbuhan juga melibatkan alat gerak, tetapi
alat gerak yang digunakan tergantung dari impuls atau rangsangan yang mengenai
sel/jaringan/organ tumbuhan tersebut. Pembahasan gerak pada tumbuhan akan lebih rinci
pada bab selanjutnya di semester yang akan datang.
2.2 Alat gerak
Alat-alat gerak yang digunakan pada manusia dan hewan ada 2 macam yaitu alat gerak pasif
berupa tulang dan alat gerak aktif berupa otot. Kedua alat gerak ini akan bekerja sama dalam
melakukan pergerakan sehingga membentuk suatu sistem yang disebut sistem gerak.
Tulang disebut alat gerak pasif karena tulang tidak dapat melakukan pergerakkannya sendiri.
Tanpa adanya alat gerak aktif yang menempel pada tulang, maka tulang-tulang pada manusia
dan hewan akan diam dan tidak dapat membentuk alat pergerakan yang sesungguhnya.
Walaupun merupakan alat gerak pasif tetapi tulang mempunyai peranan yang besar dalam
sistem gerak manusia dan hewan.
Otot disebut alat gerak aktif karena otot memiliki senyawa kimia yaitu protein aktin dan
myosin yang bergabung menjadi satu membentuk aktomiosin. Dengan aktomiosin inilah otot
dapat bergerak. Sehingga pada saat otot menempel pada tulang dan bergerak dengan otomatis
tulang juga akan bergerak.
Dengan memiliki aktomiosin ini maka otot mempunyai sifat yang lentur/fleksibel dan
mempunyai kemampuan untuk memendekkan serabut ototnya (pada saat kontraksi) dan
memanjangkan serabut ototnya (pada saat relaksasi/kembali pada posisi semula)
Rangka/Skeleton
Tulang-tulang yang bergabung menjadi satu kasatuan disebut rangka atau skeleton.
Berdasarkan letaknya skeleton dibedakan menjdi 2 jenis :
1. Eksoskeleton

Yaitu rangka yang terdapat di luar tubuh makhluk hidup. Skeleton jenis ini terdapat hampir di
semua jenis Invertebarta tingkat rendah kecuali Protozoa, Invertebrata tingkat tinggi kecuali
Phyllum Mollusca, Class Chepalopoda, species Loligo sp/cumi-cumi.
2. Endoskeleton
Yaitu rangka yang terdapat di dalam tubuh makhluk hidup. Skeleton jenis ini terdapat pada
seluruh Vertebrata, Class Pisces, Amphia, Reptilia, Aves dan Mammalia (PARAM) kecuali
Reptilia jenis Kura-kura dan Penyu. Selain itu terdapat juga di pada hewan Invertebrata
Phyllum Mollusca, Class Cephalopoda, species Loligo sp/cumi-cumi.
2.3 Fungsi rangka :

1. Memberikan bentuk tubuh makhluk hidup.


2. Melindungi organ-organ tubuh yang vital.
3. Menahan dan menegakkan tubuh.
4. Tempat pembentukan sel darah.
5. Tempat perlekatan otot.
6. Tempat penimbunan/penyimpanan zat kapur.
7. Sebagai alat gerak pasif.

2.4 Alat gerak pasif/tulang


Tulang dapat dibedakan berdasarkan jaringan penyusunnya dan sifat-sifat fisik yaitu :
1) Tulang rawan/tulang muda/cartilago

 Cartilago berfungsi untuk melindungi bagian ujung epifise tulang. Terutama dalam
proses osifikasi/penulangan. Cartilago banyak banyak dijumpai pada masa bayi
terutama pada saat proses perkembangan embrio menjadi fetus. Pembentukan rangka
fetus di dominasi oleh cartilago. Seiring dengan perkembangan fetus menjadi bayi dan
memasuki usia pertumbuhan serta dewasa, maka cartilage ini akan mengalami
peristiwa osifikasi. Tetapi tidak semua cartilago dalam tubuh, masih ada beberapa
yang tetap menjadi cartilago. Seperti dijumpai pada trachea/tenggorokan, daun
telinga, hidung bagian ujung, ruas-ruas persendian tulang.

Cartilago tersusun atas matriks condrin yaitu berupa cairan kental yang banyak mengandung
zat perekat kolagen yang tersusun atas protein dan sedikit zat kapur/Carbonat. Dengan
adanya condrin ini dapat memberikan sifat lentur pada cartilago. Pada anak-anak cartilage
lebih banyak mengandung sel pembentuk tulang rawan dari pada matriks, sedangkan pada
orang dewasa berkebalikan.
Cartilago dibentuk oleh zat pembentuk tulang rawan yang disebut dengan Condrosit. Tulang
rawan berawal dari selaput tulang rawan yang disebut pericondrium. Pericondrium berfungsi
untuk memberikan kebutuhan nutrisi bagi cartilage karena banyak mengandung pembuluh
darah. Dalam pericondrium banyak mengandung condroblast yaitu sel pembentuk condrosit.

 Cartilago berdasarkan kandungan matriksnya dibedakan menjadi :

a. Cartilago Hialin
Cartilago ini memiliki kandungan matriks homogen yang kaya akan serabut kolagen,
transparan dan halus. Cartilago Hialin bersifat lentur/elastic dan kuat. Pada tubuh dapat
dijumpai pada organ permukaan persendian, tulang iga dan pada saluran respirasi terutama
dinding trachea yang berbentuk cincin.
b. Cartilago Fibrosa/serabut
Cartilago ini memiliki kandungan matriks berupa berkas-berkas serabut kolagen. Cartilago
Fibrosa bersifat kurang lentur. Dapat dijumpai pada ruas-ruas tulang belakang, pada tulang
tempurung lutut (tendon dan ligamentum) dan tulang gelang panggul.
c. Cartilago Elastin/elastic
Cartilago ini memiliki kandungan matriks berupa serabut elastic berwarna kuning yang
bercabang-cabang. Bersifat lentur/elastic dan tidakakan berubah menjadi tulang sejati bila
manusia beranjak dewasa. Dapat dijumpai pada ujung hidung/cuping, saluran
eustachius (pada telinga bagian tengah) dan daun telinga.
2) Tulang keras/tulang sejati/osteon

 Osteon berfungsi :

1. Sebagai penyusun sistem rangka tubuh.


2. Sebagai pelindung organ-organ yang vital.

 Terbentuk melalui proses :

1. Osifikasi

Yaitu proses perubahan tulang rawan/tulang muda menjadi tulang sejati atau tulang keras.
Pada peristiwa ini tulang rawan akan terisi dengan matriks Calcium, protein, sedikit zat
perekat kolagen sehingga akan membuat tulang sejati bersifat kaku/tidak lentur dan membuat
tulang mudah retak atau patah. Secara perlahan matriks tulang rawan akan terisi oleh Calcium
dan fosfor (phosphate), hal inilah yang membuat osteon menjadi keras.

1. Kalsifikasi

Yaitu proses pengisian Calcium Carbonat pada peristiwa osifikasi.

 Pembentuk sel tulang sejati disebut osteocyte/osteosit. Osteosit ini akan dibentuk oleh
osteoblast yaitu sel tulang muda yang nantinya akan membentuk osteosit/perombak
sel-sel tulang. Selaput pelindung tulang sejati disebut periosteum. Kandungan yang
terdapat dalam matriks osteon adalah Calcium Carbonat atau CaCO3 dan Calcium
Phosphat atau Ca3(PO4)2.

Apabila tulang dipotong secara melintang dan dilihat dengan mikroskop akan tampak
gambaran suatu sistem yang disebut sistem Havers/Haversii. Sistem Havers/Haversii
yaitu suatu kesatuan sel-sel tulang dan matriks tulang mengelilingi suatu pembuluh darah
dan saraf yang membentuk suatu sistem.
Di dalam sistem ini terdapat lamella konsentris atau lingkaran-lingkaran yang merupakan
kesatuanpembuluh darah dan sel saraf. Selain itu dalam lamella konsentris terdapat
rongga/cawan tempat sel tulang berada yang disebut lakuna. Jika sel tulang telah mati hanya
akan nampak rongga/lekukannya saja. Antar lakuna dihubungkan dengan saluran kecil
beruapa kanal yang disebut dengan kanalikuli yang berfungsi untuk menyalurkan kebutuhan
nutrisi sel tulang dalam pertumbuhannya. Saluran ini tersusun dari pembuluh darah dan sel
saraf.
2.5 Gangguan Pada Sistem Gerak Manusia
A. Gangguan Fisik
1. Fraktura (Patah/Retak Tulang)

Gangguan yang paling umum adalah kerusakan fisik tulang seperti patah atau retak tulang.
Apabila terjadi fraktula (patah tulang)akan terbentuk zona fraktula yang runcing dan
tajam.berdasarkan jenis fraktura yang terbentuk, fraktura dapat dibedakan enjadi 4 kelompok
sebagai berikut:

· Fraktura sederhana
Fraktura sederhana merupakan fraktura yang tidak melukai oto ataupun sekitarnya

· Fraktura kompleks
Fraktura kompleks merupakan fraktura yang melukai oto ataupun sekitarnya, bahkan
terkadang dapat muncul ke permukaan kulit

· Greenstick
Greenstick merupakan fraktura sebagian yang tidak memisahkan tulang menjadi dua bagian

· Comminuted
Comminuted merupakan fraktura yang mengakibatkan terbagi menjai beberapa bagian, tetapi
masih berada dalam otot

Ciri-ciri fraktura

· Situasi sekitar menimbulkan dugaan bahwa telah terjadi cedera (tulang mencuat keluar
kulit)
· Terasa nyeri menusuk pada daerah cendra
· Terjadi pembengkakan, ini disebabkan oleh darah dan cairan tubuh lain yang mengumpul di
sekitar area cedra
· Kelainan bentuk,kadang-kadang kepatahan tulang menyebabkan bentuk yang tidak biasa
atau pembengkokan dari bagian tubuh
· Hilangnya kemampuan gerak, penderita mungkin bisa sedikit menggerakkan secara penuh

Pengobatan Fraktura

· Pembiadaian
Benda keras yang ditempatkan di daerah sekeliling tulang
· Pemasangan gips
Merupakan bahan kuat yang dibungkus disekitar tulang yang patah
· Penarikan (traksi)
Mengguanakan beban untuk menahan sebuah anggoata gerak pada tempatnya. Sekarang juga
jarang digunakan, tetapi dulu menjadi pengobatan utama untuk penyakit fraktura
· Fiksasi internal
Dilakukan pembedahan untuk menempatkan piringan atau batang logam pada pecahan-
pecahan tulang. Merupakan pengobatan terbaik untuk patah tulang
B. Gangguan Fisiologis
Gangguan fisiologis pada tulang dapat disebabkan oleh kelainan fungsi hormon dan vitamin.
Gangguan fisiologis pada tulang dapatdijelaskan sebagai berikut:

1. Osteoporosis

Osteoporosis adalah kondisi di mana tulang rapuh. keropos dan mudah patah. Umumnya
osteoporisis disebabkan oleh hormon jantan / betina yang kurang sempurna atau akibat
kekurangan asupan kalsium untuk tulang.

Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Osteoporosis :


· Genetis. Diperkirakan hampir sekitar 80% kepadatan tulang itu diwariskan secara
genetik sehingga dengan kata lain osteoporosis itu dapat diturunkan
· Wanita diatas 40 tahun lebih banyak terkena osteoporosis dibandingkan dengan pria.
Wanita yang memasuki masa menopause mengalami pengurangan hormon esterogen
· Orang yang berbadan ramping serta bertulang kecil
· Kurang olahraga dapat menyebabkan kepadatan tulang berkurang. Olahraga atau
aktivitas dapat meningkatkan kepadatan tulang
· Faktor lain seperti merokok, banyak mengkonsumsi minuman yang mengandung
alkohol, kafein tinggi seperti teh, kopi serta cola
· Kekurangan gizi
· Akibat penggunaan obat-obatan yang mengandung steroid atau penyakit kronis lainnya
seperti penyakit hati, gagal ginjal kronis
· Usia lanjut

ciri-ciri penyakit osteoporosis :


· Terjadinya patah tulang secara tiba-tiba karena trauma yang ringan atau tanpa trauma
· Timbulnya rasa nyeri yang hebat sehingga penderita tidak dapat melakukan pergerakan
· Berkurangnya tinggi badan dan bongkok

Cara-cara pencegahan osteoporosis :


· Melakukan aktivitas fisik yang teratur seperti olah raga
· Diet dengan menambah Calsium dan vitamin D
· Memperbaiki gaya hidup dan menghilangkan kebiasaan seperti merokok, minum alkohol
· Penggunaan HRT (Hormon Replacement Therapy) atau terapi esterogen khususnya bagi
wanita baru memasuki masa menopause
Cara mengobati penyakit osteoporosis :
Pengobatan osteoporosi bisa dilakukan dengan pemberian obat-obatan seperti Kalsitonin dan
bisphosphonates yang tentu saja harus sesuai dan tergantung dari anjuran dokter.

2. Kalsitonin
Penemuan hormon yang dapat menurunkan konsentrasi kalsium darah dimulai pada tahun
1960 oleh seorang profesor asal Kanada yang bernama Harold Copp. Ia menyebut zat itu
sebagai 'calcitonin' karena dapat mengontrol konsentrasi kalsium (calcium tonus) didalam
plasma. Zat ini banyak didapatkan terutama dari ikan salmon. Pada tahun 1969, Dr. Stephan
Guttmann seorang peneliti dari Sandoz menyempurnakan penemuan calcitonin dengan
keberhasilan memproduksi salmon calcitonin secara sintetis. Zat kalsitonin dapat mengurangi
aktivitas dari sel osteoclast (sel yang bertugas menyerap tulang), memperlambat proses
resorpsi dan meningkatkan peresapan kalsium oleh tulang. Dengan pemakaian kalsitonin,
kepadatan dan kekuatan tulang dapat ditingkatkan sehingga tulang menjadi tidak lagi rapuh
dan mengurangi rasa sakit.

3. Rakhitis

Rakhitis adalah pelunakan dan melemahnya tulang pada anak-anak, biasanya karena
kekuranga vitamin D yang ekstrimdan berkepanjangan. Vitamin D sangat penting dalam
penyerapan kalsium dan fosfordari saluran pencernaan, yang dibutuhkan anak-anak untuk
membangun tulang yang kuat.

Ciri-ciri penyakit rakhitis :

· Anak-anak akan lebih rentan terkena patah tulang


· Pertumbuhan tertunda
· Nyeri pada tulang belakang, panggul dan kaki
· Penurunan otot dapat membuat gerakan tidak nyaman

Cara mengobati rakhitis :

Diet dan sinar matahari pengobatan meliputi peningkatan asupan makanan kalsium, fosfat
dan vitamin D. Paparan terhadap cahaya ultraviolet B (sinar matahari ketika matahari
tertinggi di langit), minyakikan cod,minyak ikan pecak-hati dan viosterol adalah sumber
vitamin D. Sebuah jumlah yang cukup cahaya ultraviolet Bsinar matahari setiap hari dan
persendian yang memadai kalsium dan fosfor dalam makan dapat mencegah rakhitis

C. Gangguan persendian
Gangguan persendian dapat terjadi karena sendi tidak berfungsi dengan normal. Jenis
gangguan sendidikelompokkan menjadi 4 yaitu sebagai berikut :
1. Dislokasi

Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi ini
dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen
tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi). Seseorang yang tidak dapat
mengatupkan mulutnya kembali sehabis membuka mulutnya adalah karena sendi rahangnya
terlepas dari tempatnya. Dengan kata lain: sendi rahangnya telah mengalami dislokasi.
Dislokasi yang sering terjadi pada olahragawan adalah dislokasi sendi bahu dan sendi
pinggul (paha). Karena terpeleset dari tempatnya, maka sendi itupun menjadi macet. Selain
macet, juga terasa nyeri. Sebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi, ligamen-
ligamennya biasanya menjadi kendor. Akibatnya, sendi itu akan gampang dislokasi lagi.
Keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan,secara
anatomis (tulang lepas dari sendi) (Brunner & Suddarth)Keluarnya (bercerainya) kepala sendi
dari mangkuknya, dislokasi merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan
segera.(Arif Mansyur, dkk. 2000)Patah tulang di dekat sendi atau mengenai sendi dapat
menyebabkan patah tulang disertai luksasi sendi yang disebut fraktur dis lokasi.( Buku Ajar
Ilmu Bedah, hal 1138) Berpindahnya ujung tulang patah, karena tonus otot, kontraksi cedera
dan tarikan Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi.

Ciri-ciri Dislokasi :

· Nyeri pada daerah cedera


· Pada bagian cedera tidak dapat digerakkan secara aktif
· Terjadi pembengkakan

Cara mengobati Dislokasi :

Cara terapinya adalah dengan mengembalikan si tulang yang lepas (reposisi) itu ke
persendiannya kembali lalu biasanya pasien setelah di reposisi akan dilakukan imobilisasi
atau fiksasi dalam rentan waktu tertentu agar si tulang ini tidak lepas kembali.

2. Terkilir (keseleo)

Terkilir merupakan tertariknya ligamensendi karena gerakan tiba-tiba atau gerakan yang tidak
biasa dilakukan. Terkilir menyebabkan timbulnya rasa sakit disertai peradangan pada daerah
sendi

Ciri-ciri terkilir :
· Nyeri
· Spasme otot
· Kehilangan kekuatan
· Keterbatasan lingkup gerak sendi
· Bengkak atau memar
· Tidak stabil dan hilangnya kemampuan untuk menggerakkan sendi

Cara mengobati terkilir :


a. REST ( Istirahat)
Tindakan Rest artinya pasien harus mengistirahatkan dan melindungi wilayah otot yang
cedera. Jika terasa sakit saat menahan beban, gunakanlah penopang, dan jika terasa sakit
untuk menggerakan bagian yang cedera, lindungi dengan splint atau kayu belat.
Kurangi aktifitas sehari-hari sebisa mungkin. Jangan menaruh beban pada tempat yang cedera
selama 48 jam. Dapat digunakan alat bantu seperti crutch (penopang/penyangga tubuh yang
terbuat dari kayu atau besi) untuk mengurangi beban pada tempat yang cedera. Aktivitas yang
berlebih pada bagian tubuh yg terkena akan memicu terjadinya komplikasi lebih lanjut, misal
ligamen yang robek akan semakin parah, bahkan seringkali terkilir disertai pula dengan
fraktur/patah/retak pada tulang.
b. ICES ( Es )
Kompres dingin atau es akan menghasilkan vasokontriksi untuk mengurangi pembengkakan
dengan meletakkan di bagian yang terluka selama 2-3 menit tiga kali sehari dalam 24 jam
pertama. kita harus menempatkan kain di atas daerah yang cidera dengan kantong es untuk
menghindari luka akibat suhu rendah. Terapi dengan kompres dingin ini harus dimulai
dengan segera dan diteruskan sampai 24-36 jam setelah luka terjadi.
c. COMPRESS ( Kompres atau penekanan pada daerah yang cedera)
Tindakan Compress artinya menekan bagian yang mengalami cedera dengan menggunakan
perban khusus (ace bandage). Perban ini di harapkan juga dapat mengikatkan kantong es di
tempatnya dan tetap di lanjutkan setelah terapi dingin ingin menghindari serta mengurangi
pembengkakan. Meskipun balutan ini harus rapi, pastikan bahwa perban ini tidak terlalu ketat
karena dapat menimbulkan mati rasa, geli atau bahkan menambah rasa sakit.
d. ELEVATION ( Posisi )
Pada tindakan Elevation, pasien sebisa mungkin harus mengangkat bagian cedera lebih tinggi
di atas jantung atau dada selama 24-36 jam pertama untuk memudahkan kembalinya darah
dan untuk mengurangi pembengkakan. Misalnya jika yang cedera lutut, upayakan pasien
dalam posisi tidur kemudian lutut diangkat atau ditopang dengan alat supaya posisinya lebih
tinggi dari jantung. Teknik ini mengacu pada prinsip bejana berhubungan dan berguna untuk
mengurangi pembengkakan pada bagian cedera.

3. Artritis

Artritis adalah peradangan pada satu atau lebih persendian, yang disertai dengan rasa sakit,
kebengkakan, kekakuan, dan keterbatasan bergerak. Artrhitis dapat terjadi akibat infeksi
maupun tanpa infeksi. Pelepasan mediator inflamasi dari leukosit, kondrosit, sinoviosit
menyebabkan kehilangan proteoglikan dan matriks ektraselular kartilago, sehingga terjadi
kerusakan tulang. Kerusakan dan hilangnya kolagen dan kondrosit dapat menyebabkan
perubahan yang tidak dapat kembali.
Arthritis mengacu pada lebih dari 100 penyakit berbeda yang menyebabkan rasa sakit dan
bengkak pada sendi, dan membatasi gerakan persendian dan jaringan ikat. Jenis umum
radang sendi atau arthritis ini antara lain:

 Osteoarthritis
Disebabkan oleh hilangnya jaringan tulang dari sendi dan dikenal juga sebagai
arthritis degeneratif. Hal ini kebanyakan terjadi sejak usia sebelumnya.
 Rheumatoid Arthritis
Radang sendi jenis ini banyak mempengaruhi orang-orang di atas usia 40 tahun. Ini lebih
berbahaya daripada osteoarthritis karena mempengaruhi ligamen dan tendon yang bergabung
dengan tulang dan otot.
 Gout
Disebabkan oleh kelebihan penumpukan asam urat dalam ruang antar sendi yang
menyebabkan rasa sakit dan radang sendi.
Ciri-ciri artritis :
· Adanya rasa sakit, panas dan pembengkakan pada persendian lutut(gejala panca
radang)
· Terasa adanya fluktuasi, sakit, panas, kemerahan
· Penderita menjadi demam jika sakit sudah menjadi sepsis
· Frekuensi dan nafas frekuen
· Pincang yang hebat bahkan kadang sampai penderita tidak dapat berdiri

Cara mengobati artritis :


Selain pengobatan secara medis, terapi fisik, perubahan gaya hidup (mencakup latihan fisik
dan mengontrol berat badan), diet juga memainkan peranan penting dalam pengobatan
arthritis dan sakit sendi. Suplemen merupakan salah satu terapi yang sangat membantu.
Mengkonsumsi suplemen glucosamine dibarengi dengan chondroitin dan
methylsulfonylmethane (MSM), seperti pada suplemen Glucosamine & Chondroitin & MSM
dari Ultimate Nutrition, dapat memberikan hasil yang lebih optimal. Kombinasi ketiganya
akan membantu mengatasi nyeri sendi, menambah elastisitas sendi, mengurangi peradangan
pada sendi, membentuk tulang rawan dan menjaga kesehatan sendi.
Untuk itu, rawatlah sendi Anda sejak dini dengan melakukan aktivitas fisik teratur, menjaga
berat badan Anda tetap optimal serta memastikan asupan nutrisi yang memadai dalam tubuh
melalui pengaturan pola diet sehari-hari dengan baik.

Gangguan tulang belakang

Gangguan pada tulang belakang terjadi karena adanya perubahan posisi tulang belakang,
sehingga menyebabkan perubahan kelengkungan batang tulang belakang. Gangguan yang
disebabkan oleh kelainan tulang belakang dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu :

1. Skoliosis
Skoliosis adalah melengkungnya tulang belakang ke arah samping, mengakibatkan tubuh
melengkung ke arah kanan dan kiri

2. Kifosis
Kifosis adalah perubahan kelengkungan pada tulang belakang secara keseluruhan sehingga
orang menjadi bengkok

3. Lordosis
Lordosis adalah melengkungnya tulang belakang di daerah tumbal atau pinggang ke arah
depan sehingga kepala tertarik ke arah belakang

4. Subluksasi
Subluksasi adalah gangguan tulang belakang pada segmen leher sehingga posisi kepala
tertarik kearah kiri atau kanan

Cara mengobati skoliosis, kifosis, lordosis dan subluksasi


Jenis terapi yang dibutuhkan tergantung pada banyak faktor. Sebelum menentukan jenis
terapi yang digunakan, dilakukan observasi terlebih dahulu. Terapi disesuaikan dengan
etiologi,umur skeletal, besarnya lengkungan, dan ada tidaknya progresivitas dari deformitas.
Keberhasilan terapi sebagian tergantung pada deteksi dini dari skoliosis.

A. Obat
Tujuan pemberian obat adalah untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri dan
kemungkinan infeksi baik dari alat ataupun pembedahan, bukan untuk mengobati skoliosis.
Obat yang digunakan antara lain :
1. Analgesik
· Asam Asetil Salisilat 3 x 500 mg
· Paracetamol 3 x 500 mg
· Indometacin 3 x 25 mg
2. NSAID (Non Steroid Anti Inflamation Drug)

B. Fisioterapi
1. Terapi panas, dengan cara mengompres
2. Alat penyangga, digunakan untuk skoliosis dengan kurva 25°-40° dengan skeletal yang
tidak matang (immature). Alat penyangga tersebut antara lain :
“Penyangga Milwaukee”
Alat ini tidak hanya mempertahankan tulang belakang dalam posisi lurus, tetapi alat ini juga
mendorong pasien agar menggunakan otot-ototnya sendiri untuk menyokong dan
mempertahankan proses perbaikan tersebut. Penyangga harus dipakai 23 jam sehari. Alat
penyangga ini harus terus digunakan terus sampai ada bukti objektif yang nyata akan adanya
kematangan rangka dan berhentinya pertumbuhan tulang belakang selanjutnya.
“Penyangga Boston”
Suatu penyangga ketiak sempit yang memberikan sokongan lumbal atau torakolumbal yang
rendah. Penyangga ini digunakan selama 16-23 jam sehari sampai skeletalnya matur. Terapi
ini bertujuan untuk mencegah dan memperbaiki deformitas yang tidak dikehendaki oleh
pasien

C. Tindakan Pembedahan
Umumnya, jika kelengkungan lebih dari 40 derajat dan pasien skeletalnya imatur, operasi
direkomendasikan. Lengkung dengan sudut besar tersebut, progresivitasnya meningkat secara
bertahap, bahkan pada masa dewasa. Tujuan terapi bedah dari skoliosis adalah memperbaiki
deformitas dan mempertahankan perbaikan tersebut sampai terjadi fusi vertebra. Beberapa
tindakan pembedahan untuk terapi skoliosis antara lain :
1. Penanaman Harrington rods (batangan Harrington)
Batangan Harrington adalah bentuk peralatan spinal yang dipasang melalui pembedahan yang
terdiri dari satu atau sepasang batangan logam untuk meluruskan atau menstabilkan tulang
belakang dengan fiksasi internal. Peralatan yang kaku ini terdiri dari pengait yang terpasang
pada daerah mendatar pada kedua sisi tulang vertebrata yang letaknya di atas dan di bawah
lengkungan tulang belakang.
Keuntungan utama dari penggunaan batangan Harrington adalah dapat mengurangi
kelengkungan tulang belakang ke arah samping (lateral), pemasangannya relatif sederhana
dan komplikasinya rendah. Kerugian utamanya adalah setelah pembedahan memerlukan
pemasangan gips yang lama. Seperti pemasangan pada spinal lainnya , batangan Harrington
tidak dapat dipasang pada penderita osteoporosis yang signifikan.

2. Pemasangan peralatan Cotrell-Dubousset


Peralatan Cotrell-Dubousset meliputi pemasangan beberapa batangan dan pengait untuk
menarik, menekan, menderotasi tulang belakang. Alat yang dipasang melintang antara kedua
batangan untuk menjaga tulang belakang lebih stabil.
Pemasangan peralatan Cotrell-Dubousset spinal dikerjakan oleh dokter ahli bedah yang
berpengalaman dan asistennya
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Gerak dapat diartikan berpindah tempat atau perubahan posisi sebagian atau seluruh
bagian dari tubuh makhluk hidup. Makhluk hidup akan bergerak bila aka impuls atau
rangsangan yang mengenai sebagian atau seluruh bagian tubuhnya. Pada hewan dan
manusia dapat mewakili pengertian gerak secara umum dan dapat dilihat dengan kasat
mata/secara nyata. Gerak pada manusia dan hewan menggunakan alat gerak yang tersusun
dalam sistem gerak.

Sedangkan untuk tumbuhan, gerak yang dilakukan tidak akan terlihat oleh kasat mata
karena terjadi di dalam suatu organ atau sel tumbuhan. Dengan demikian tidak dapat
disamakan arti gerak pada seluruh makhluk hidup. Gerak pada tumbuhan juga melibatkan
alat gerak, tetapi alat gerak yang digunakan tergantung dari impuls atau rangsangan yang
mengenai sel/jaringan/organ tumbuhan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai