KELAINAN GENETIK
A. Pengertian
Genetik
Genetik adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat keturunan (hereditas). Orang
yang dianggap “bapak genetika’ adalah Johan Gregor Mendel. Orang yang
mempelajari sifat-sifat menurun yang diwariskan dari sel sperma adalah
Haeckel (1868). Galur murni adalah vanetas yang terdiri dari genotip yang
homozigot “F” (filium) menyatakan turunan, sedangkan simbol “P”
(parentum) menyatakan induk. Hibrida (bastar) adalah keturunan dari
penyerbukan silang dengan sifat-sifat beda disebut monohibrida, jika dua sifat
berbeda disebut dihibrida. Dominan adalah sifat-sifat yang tampak (manifes)
pada keturunan. Resesif adalah sifat-sifat yang tidak muncul pada keturunan.
Genetika adalah ilmu yang mempelajari variasi dan karakteristik sifat-sifat
yang diturunkan. Gen merupakan urutan unik asam deogsiribonukleat (DNA)
yang merupakan kode untuk protein tertentu. Gen diturunkan dari orang tua,
gen yang menentukan rupa manusia dan bagaimana reaksi manusia terhadap
keadaan tertentu. Beberapa gangguan atau penyakit diketahui merupakan
keturunan suatu gen tunggal, beberapa penyakit lainnya tergantung dalam
penurunan kelompok gen atau kromosom defektif. Pengetahuan mengenai gen
yang menyebabkan penyakit dilakukannya riset mengenai terapi gen, yang
bertujuan memberikan salinan gen normal kepada pasien yang terkena.
Kromosom
Kromosom adalah struktur benang dalam inti sel yang bertanggung jawab
dalam hal sifat keturunan (hereditas). Pada manusia terdapat 23 pasang
kromosom (X dan Y) memiliki struktur kromosom yang berbeda tetapi
kromosom yang lainnya (autosom) memiliki pasangan dengan struktur yang
sama. Kromosom wanita normal adalah XX, sedangkan kromosom pria
normal adalah XY. Identifikasi dan perhitungan jumlah kromosom dalam sel
dapat dilakukan dengan teknik pewarnaan khusus atau yang biasa disebut
kariotipe. Kariotipe dikenal dengan dua macam kromosom yaitu kromosom
badan (autosom) dan kromosom kelamin/seks (gonosom)
Alel
Walau setiap gen mengkode karakteristik (sifat) yang spesifik, namun tidak
semua gen sama. Hal ini disebabkan oleh karena setiap gen tersusun oleh dua
alel, yang mengkode dua sifat yang sama dari masing-masing orangtua/induk.
Alel dapat identik (homozigot) berarti alel dari setiap induk adalah sama atau
dapat pula berbeda (heterozigot) dimana alel dari setiap induk berbeda.
Berdasarkan sifat alel, kelainan genetik digolongkan menjadi berikut :
- Kelainan genetik yang disebabkan oleh faktor alel tunggal autosomal
yang dominan
- Kelainan genetik yang disebabkan oleh faktor alel tunggal autosomal
yang resesif
- Kelainan genetik yang disebabkan alel tertaut dengan kromosom seks /
kelamin
- Kelainan genetik yang disebabkan oleh pengaruh aberasi kromosom
Gen
Gen adalah substansi hereditas yang terletak di kromosom. Semua informasi
genetika organisme disampaikan dari sel ke sel melalui DNA di dalam
nukleus. DNA tersusun dari gen pada kromosom. Gen bersifat sebagai materi
tersendiri yang terdapat dalam kromosom, mengandung informasi genetika,
dapat menduplikasikan diri pada peristiwa pembelahan sel. Sepasang
kromosom adalah homolog sesamanya, artinya mengandung lokus gen-gen
yang bersesuaian yang disebut alela.
B. Kelainan dan Penyakit Genetika
Kelainan genetika adalah sebuah kondisi kelainan oleh satu atau lebih gen yang
menyebabkan sebuah kondisi fenotipe klinis atau merupakan penyimpangan dari
sifat umum/sifat rata-rata manusia. Penyakit genetika adalah penyakit yang
muncul karena tidak berfungsinya faktor-faktor genetik yang tidak mengatur
struktur dan fungsi fisiologi tubuh manusia. Penyakit genetika disebabkan oleh
adanya kelainan gen yang diturunkan saat terjadinya pembuahan sel sperma
terhadap ovum. Penyakit genetika bisa saja diturunkan dari orangtua yang sehat
namun memiliki gen yang rusak sehingga anak memiliki gen yang rusak juga.
Selain itu, bisa juga disebabkan oleh adanya ketidaknormalan jumlah kromosom
antara kromosom X dan Y, kerapuhan sindrom X yang disebabkan adanya mutasi
gen berulang. Ketidaknormalan jumlah kromosom dapat dilihat dari standar disasi
jumlah kromosom pada manusia. Pada manusia, formula kromosom pria yakni 46,
XY atau dapat ditulis 44 + XY, sedangkan wanita yakni 46, XX atau dapat ditulis
44 + XX. Kelebihan atau kekurangan jumlah kromosom bisa menyebabkan
penyakit genetik.
C. Klasifikasi Genetik
Penyakit genetik dapat diklasifikasikan menjadi 4 macam, antara lain :
1. Kelainan kromosomal
Kelainan kromosomal ditandai dengan kelainan jumlah atau struktur
kromosom, autosom maupun gonosom (kromosom kelamin).
o Penyakit genetik yang disebabkan kelainan autosom ialah sindrom
down, sindrom patau, sindrom edwars, dan sindrom cri-du-chat.
o Sementara yang disebabkan kelainan gonosom ialah sindrom
turner (45,XO), sindrom klinefelter (47,XXY; 48,XXXY), sindrom
superfemale/triple-X atau Trisomi X (47,XXX), supermale
(47,XYY)
2. Single gene atau kelainan mendel
Kelainan genetik lainnya yakni single gene atau monogeneticdisorders.
Kelainan genetik ini bisa menyebabkan penyakit huntington dan cystice
vibrosis.
3. Kelainan multifaktorial
Kelainan genetik multifaktorial disebabkan bukan hanya oleh kelainan gen
saja, melainkan melibatkan juga lingkungan dan interaksi antara gen
dengan lingkungan tersebut.
Contoh kasus :
o DM ( Diabetes Mellitus ) adalah gangguan respon sekresi insulin
yang diterjemahkan menjadi gangguan karbohidrat (glukosa)
dengan hasil akhir timbul hiperglikemia. Patogenesis terkait
genetik, ditemukan tipe HLA (kompleks gen pilomorf dengan kode
untuk antigen permukaan sel tertentu yang dijumpai pada lekosit
jaringan sel lain). Mekanisme yang bertanggung jawab adalah
gangguan genetik, pencemaran lingkungan, autoimun.
o Gout adalah kelainan genetik pada metabolisme asam urat,
berakibat hiperurisemia. Kelainan utama adalah sendi (artitis
akut/kronis). Tanda khas adalah tofus, timbunan MSU
(monosodium urat) pada sendi yang menimbulkan daerah radang.
Faktor yang menyertai genetik gout adalah kadar purin dalam diet,
obat-obatan, alkologi, patofisiologi yaitu peningkatan kadar asam
urat serum yang disebabkan produksi berlebih, penurunan eksresi
atau gabungan.
4. Kelainan mitokondria
Kelainan ini disebabkan adanya mutasi pada kromosom sitoplasma
mitokondria. Penurunan kelainan mitokondria diturunkan secara internal.
Tabel abnormal kromosom
Penyakit Penyebab Insidensi
Sindrom down Trisomi 21 1 pada 650 kelaihran,
insididensi meningkat
sesuai usia ibu.
Sindrom X fragel Kodon berulang pada 1 pada 2000 pria
kromosom X
Korea Huntington Kodon berulang pada 1 pada 10.000
kromosom 4
Sindrom Turner Tidak ada kromosom 1 pada 2.500 wanita
Y
(2) Kodominansi
Seperti halnya semi dominansi, peristiwa kodominansi akan menghasilkan nisbah
fenotipe 1 : 2 : 1 pada generasi F 2 . Bedanya, kodominansi tidak memunculkan
sifat antara pada individu heterozigot, tetapi menghasilkan sifat yang merupakan
hasil ekspresi masing-masing alel. Dengan perkataan lain, kedua alel akan sama-
sama diekspresikan dan tidak saling menutupi.
Peristiwa kodominansi dapat dilihat misalnya pada pewarisan golongan darah
sistem ABO pada manusia (lihat juga bagian pada bab ini tentang beberapa contoh
alel ganda). Gen I A dan I B masing-masing menyebabkan terbentuknya antigen
A dan antigen B di dalam eritrosit individu yang memilikinya. Pada individu
dengan golongan darah AB (bergenotipe I A I B) akan terdapat baik antigen A
maupun antigen B di dalam eritrositnya. Artinya, gen I A dan I B sama-sama
diekspresikan pada individu heterozigot tersebut.
Perkawinan antara laki-laki dan perempuan yang masing-masing memiliki
golongan darah AB dapat digambarkan seperti pada diagram berikut ini.
(3) Gen letal
Gen letal atau Gen Kematian ialah gen yang dalam keadaan homozigot dapat
mengakibatkan kematian pada individu yang dimilikinya. Kematian ini dapat
terjadi pada masa embrio atau beberapa saat setelah kelahiran. Akan tetapi,
adakalanya pula terdapat sifat subletal, yang menyebabkan kematian pada waktu
individu yang bersangkutan menjelang dewasa.
Ada dua macam gen letal, yaitu gen letal dominan dan gen letal resesif. Gen letal
dominan dalam keadaan heterozigot dapat menimbulkan efek subletal atau
kelainan fenotipe, sedang gen letal resesif cenderung menghasilkan fenotipe
normal pada individu heterozigot.
Peristiwa letal dominan antara lain dapat dilihat pada ayam redep (creeper) , yaitu
ayam dengan kaki dan sayap yang pendek serta mempunyai genotipe heterozigot
(Cpcp). Ayam dengan genotipe CpCp mengalami kematian pada masa embrio.
Apabila sesama ayam redep dikawinkan, akan diperoleh keturunan dengan nisbah
fenotipe ayam redep (Cpcp) : ayam normal (cpcp) = 2 : 1. Hal ini karena ayam
dengan genotipe CpCp tidak pernah ada.
Sementara itu, gen letal resesif misalnya adalah gen penyebab albino pada
tanaman jagung. Tanaman jagung dengan genotipe gg akan mengalami kematian
setelah cadangan makanan di dalam biji habis, karena tanaman ini tidak mampu
melakukan fotosintesis sehubungan dengan tidak adanya khlorofil. Tanaman Gg
memiliki warna hijau kekuningan, sedang tanaman GG adalah hijau normal.
Persilangan antara sesama tanaman Gg akan menghasilkan keturunan dengan
nisbah fenotipe normal (GG) : kekuningan (Gg) = 1 : 2.
Gen letal dominan
Beberapa contoh dapat dikemukakan disini.
1. Pada ayam dikenal gen dominan C yang bila homozigotik akan bersifat letal
dan menyebabkan kematian. Alelnya resesip c mengatur pertumbuhan tulang
normal. Ayam heterozigot Cc dapat hidup, tetapi memperlihatkan cacat, yaitu
memiliki kaki pendek. Ayam demikian disebut ayam redep ( Creeper ). Meskipun
ayam ini Nampak biasa, tetapi ia sesungguhnya menderita penyakit keturunan
yang disebut achondroplasia . Ayam homozigot CC tidak pernahdikenal, sebab
sudah mati waktu embryo. Banyak kelainan terdapat padanya, sepeti kepala rusak,
rangka tidak mengalami penulangan, mata kecil dan rusak. Perkawinan antara dua
ayam redep meghasilkan keturunan dengan perbandingan 2 ayam redep:1 ayam
normal. Ayam redep Cc itu sebenarnya berasal dari ayam normal (homozigot cc),
tetapi salah satu gen resesip c mengalami mutasi gen (perubahan gen) dan berubah
menjadi gen dominan C.
Gen Letal resesif
Beberapa contoh dapat dikemukakan disini:
1. Pada jagung ( Zea mays) dikenal gen dominan G yang bila homozigotik
menyebabkan tanaman dapat membentuk klorofil (zat hijau daun) secara normal,
sehingga daun berwarna hijau benar. Alelnya resesif g bila homozigotik (gg) akan
memperlihatkan pengaruhnya letal, sebab klorofil tidak akan berbentuk sama
sekali pada daun lembaga, sehingga kecambah akan segera mati. Tanaman
heterozigot Gg akan mempunyai daun hijau kekuningan, tetapi dapat hidup terus
sampai menghasilkan buah dan biji, jadi tergolong normal. Jika 2 tanaman
yangdaunnya hijau kekuninan dikawinkan maka keturunannya akan
memperlihatkan perbandingan 1 berdaun hijau normal: 2 berdaun hijau
kekuningan.