Anda di halaman 1dari 5

.

Pengantar

Gereja adalah kesatuan umat Allah di suatu tempat. Gereja lahir melalui sebuah proses perjalanan

waktu yang panjang. Karena itu, untuk mengenal secara lebih baik wajahsebuah Gereja dewasa

ini, maka kita perlu mempelajari sejarah kelahiran Gereja tersebut.Dinamika kehidupan Gereja di

masa lalu itulah yang sangat berperan menentukan karakter Gereja seperti saat ini. Demikian pula

Gereja Keuskupan Sanggau.Dalam paper singkat ini, kami mencoba menelusuri lagi jejak sejarah

kelahiranKeuskupan Sanggau. Jejak sejarah ini kami kaitkan juga dengan keadaan umat

Katolik Keuskupan Sanggau dewasa ini. Namun karena keterbatasan data dan waktu, maka

dalam penelusuran ini kami hanya mnyebutkan begitu saja, tanpa refleksi lebih lanju

.Kedatangan Misionaris awal di Kalimantan Barat

Pada pertengahan abad 19 (1851-1862) seorang pastor dari Batavia sudah pernahdatang ke Borneo

untuk melihat situasi. Waktu itu Indonesia masih hanya berada

dibawahsatu Vikariat Apostolik Batavia. Pada saat Mgr. Cleassens menjabat sebagai VikarisApostoli

k, ia merasa perlu untuk meneruskan usaha pastor perintis ini untuk mewartakaniman di Borneo.

Setelah meminta izin dari pemerintah Belanda, Mgr. Cleassens mengutusPastor Staal SJ untuk

memulai pewartaan di daerah Sambas, Singkawang dan Sintang.Usaha yang dibuat Pastor Staal SJ

ini rupanya menampakan hasil yang baik. Maka padatanggal 11 Febuari 1905 wilayah misi

Kalimantan ditingkatkan menjadi wilayah Prefektur Apostolik Kalimantan yang berpusat di

Pontianak.Pelayanan di wilayah Prefektur Apostolik Pontianak ini dipercayakan

kepada OrdoKapusin (OFM Cap). Pada tanggal

10 April 1905, Pastor Pasificus Bos OFM. Cap,diangkat menjadi Prefek Apostolik yang pertama. Satu

tahun setelah itu, tenaga misionarismulai didatangkan ke Kalimantan. Selain itu, pada tanggal 30
November 1906, enam orangmisionaris Kapusin Belanda juga mulai menetap di Sejiham dan

membuka karya misi disana. Karena Luasnya wilayah dan minimnya tenaga, maka Pastor Pasificus

mengundangBruder MTB, Suster SFIC dan KFS untuk berkarya di bidang pendidikan dan kesehatan.

4.Lahirnya Stasi Sanggau

Stasi Sanggau mulai didirikan pada tahun 1925 berkat inisiatif seorang awam asalkampung Lintang.

Di masa mudanya, putra Dayak ini pernah menjadi siswa sekolah

katolik di Sejiham. Maka, dia mengundang pastor-

pastor supaya datang ke sanggau untuk membuka gereja dan membangun sekolah di sana. Pastor

pertama yang datang dan bertugasdi stasi Sanggau adalah Pastor Kanisius, OFM. Cap.Pada waktu

tentara Jepang menguasai Indonesia tahun 1942, semua misionaris yang ada2

di Kalimantan ditangkap dan dibawa ke Malaysia. Sejak saat itu karya misi di

Kalimantan,termasuk di Sanggau, berhenti total. Namun setelah Jepang kalah

perang melawan sekutu pada tahun 1945, tenaga misionaris yang dikumpulkan di Malaysia mulai

didatangkankembali. Mgr. T. van Valenberg, Administrator Apostolik Pontianak pada saat itu

mulaimendatangkan berbagai konggregasi baik pastor, bruder, suster dari luar negeri untuk berkar

ya di Kalimantan. Dengan kehadiran tenaga misi ini, maka dibeberapa tempat diParoki Sanggau

mulai dibuka stasi-stasi baru antara lain: Sekadau (1950), Jangkang (1952),Pusat Damai dan Pakit

(1955) dan Batang Tarang (1958) di bawah satu dekanat Sanggau.Sebelas tahun kemudian tepatnya

pada tahun 1966, wilayah Sekadau ditetapkan menjadiPrefektur

Apostolik baru dengan wilayah mencakup stasi Pakit dan Sei Ayak yang pelayanannya diserahkan

kepada pastor-pastor Pasionis Italia.

5.Lahirnya Keuskupan Sanggau

Lahirnya Sanggau menjadi sebuah keuskupan yang terpisah dari Pontianak,membutuhkan waktu

yang sangat panjang. Semenjak menjadi paroki pada tahun 1925, barulima puluh tujuh tahun (57)
kemudian stasi Sanggau menjadi keuskupan. Hal ini terkaitdengan perkembangan umat dan

luasnya daerah pelayanan Gereja di wilayah ini.Pada tanggal 10 Juli 1982 diumumkan secara resmi

Surat Keputusan PembentukanKeuskupan Sanggau, yang kemudian diresmikan pada tanggal

5 Desember 1982.

Tanggal peresmian inilah

yang dijadikan tanggal ulang tahun lahirnya Keuskupan Sanggau.

Adapunwilayah pelayanan Keuskupan Sanggau ini mencakup seluruh bagian Prefektur

Apostolik Sekadau dan eks dekanat Sanggau. Paroki Sanggau lebih dipilih menjadi pusat

keuskupandari pada Prefektur Apostolik Sekadau didasarkan pada pertimbangan bahwa

Sanggaumerupakan ibu kota kabupaten. Sanggau menjadi pusat pemerintahan daerah dan

letak geografisnya juga tepat ditengah, lebih mudah

dijangkau.Pada awal berdirinya sebagai Keuskupan, Keuskupan Sanggau digembalakan olehAdminis

trator Apostolik Mgr. Hieronimus Bumbun OFM. Cap yang juga menjabat sebagaiUskup

Agung Pontianak. Baru kemudian pada tanggal 3 Juni 1990

hingga sekarang,Keuskupan Sanggau mendapat uskup pertamanya yaitu Mgr. Yulius Mencuccini CP.

Adapun motto penggembalaan Mgr. Yulius ini adalah: “Ministerium Meum in Ministrando”.Artiny :’

’’Tugasku adalah (dalam) melayani” (bdk. Rm.12:7). Mottokegembalaan ini kemudian diangkat

menjadi motto keuskupan.3


6.Perkembangan Gereja Keuskupan Sanggaua.Perkembangan Paroki

Pada awal berdirinya (tahun 1982), wilayah keuskupan Sanggau hanya terdiri dari 9 paroki

yaitu: Sanggau (1925), Sekadau (1950), Pakit (1954), Pusat Damai (1955), BatangTarang (1958),

Jangkang (1957), Jemongko (1956), Lintang (1960), serta Meliau (1977).Untuk saat ini, karena

berbagai pertimbangan paroki Pakit kemudian pindah ke Sei Ayak (1977), paroki Jangkang pindah

ke Balai Sebut (1996) dan paroki Jemongko pindah keKuala Dua (1984).Saat ini paroki-paroki di

keuskupan Sanggau telah dimekarkan menjadi 12

parokiyaitu Teraju/Toba (1977), Sosok (1990), Rawak (1990), Nanga Taman (1990), NangaMahap

(1992), Tayan (1998), Entikong (2000), Mukok (2001), Balai Karangan (2003),Beduai (2003), Bonti

(2005) dan Balai Sepuak (2006). Ditambah 1 kuasi paroki PT. Erna(1998). Paroki-paroki ini kemudian

dikelompokan menjadi 4 dekanat yang terdiri dari beberapa paroki yaitu dekanat St. Markus

(Sekadau), dekanat St. Petrus (Sanggau), dekanatSt. Thomas Aquinas (Sosok) dan dekanat St.

Fransiskus Assisi (Entikong). Masing-masingdekanat ini kemudian dikepalai oleh seorang pastor

deken

b.Perkembangan Umat Katolik

Pada awal berdirinya, keuskupan Sanggau, Umat katolik berjumlah 106.878 jiwadari total 340.000

jiwa penduduk kabupaten Sanggau. Setelah delapan belas tahun berjalan pada akhir Desember

1999, umat katolik berjumlah 240.378 jiwa dari total 501.211 jiwa penduduk Kabupaten Sanggau.

Sedangkan data statistik terbaru umat katolik di keuskupanSanggau pada Desember 2006 sebanyak

290.096 jiwa.Umat Katolik keuskupan Sanggau termasuk umat katolik muda, muda dalam

usiamaupun dalam arti babtisan. Perkembangan secara kuantitas memang cukup besar,

namunsecara kualitas iman masih sampai saat ini diusahakan. Mengingat pentingnya hal ini

makasetelah merayakan ulang tahunnya yang ke 25, keuskupan Sanggau pada tahun-tahun

kedepan mulai mengarahkan program kerja ke arah pembinaan iman umat.


c. Tenaga Pelayanan

Berdasarkan data sekretariat keuskupan pada 1 Januari 2006, jumlah tenaga4

pelayanan di wilayah Keuskupan Sanggau adalah: Imam Diosesan (15 orang)

ImamTarekat (28 orang), Frater (16 orang), Bruder (18 orang), Suster (53 orang). Tenaga pelayanan

ini menyebar di seluruh wilayah keuskupan

Anda mungkin juga menyukai