Anda di halaman 1dari 7

FIXED BED REACTOR

Fixed bed reactor adalah reaktor yang dalam prosesnya mempunyai


prinsip kerja pengontakan langsung antara pereaktan dengan partikel-partikel
katalis yang mana katalisnya berdiam di dalam reactor bed. Reaktor jenis ini,
katalis ditopang oleh suatu struktur catalyst support berupa perforated tray
dengan tambahan lapisan inert semacam ceramic balls dengan diameter bervariasi
sesuai dengan ukuran partikel katalis baik di sisi terbawah maupun di lapisan
teratas bed katalisator. Fixed bed reactor biasanya digunakan untuk umpan
(pereaktan) yang mempunyai viskositas kecil.

Bentuk fixed bed reactor terdiri dari dua yaitu reaktor dengan satu lapisan
tumpukan katalistor (single bed) dan multi bed. Reaktor dengan satu lapis
tumpukan katalisator (Single Bed) merupakan sebagai penyangga katalisator
dipakai butir-butir alumunia (bersifat inert terhadap zat pereaksi) dan pada dasar
reaktor disusun dari butir yang besar makin keatas makin kecil, tetapi pada bagian
atas katalisator disusun dari butir kecil makin keatas makin besar.

Multi bed merupakan fixed bed yang diisi dari lebih dari satu tumpuk
katalisator dan banyak dipakai dalam proses adiabatic. Reaksi yang terjadi sangat
eksotermis pada konversi yang masih kecil suhu gas sudah naik sampai lebih
tinggi dari suhu maksimum untuk katalisator, maka gas harus didinginkan terlebih
dahulu di dalam alat penukar panas diluar reaktor dan selanjutnya dialirkan
kembali ke reaktor melalui tumpukan katalisator kedua, jika konversi gas yang
keluar dari tumpukan kedua belum mencapai yang direncanakan, tetapi suhu gas
yang dicapai lebih tinggi dari yang diperbolehkan maka dilakukan pendinginan
dengan mengalirkan gas ke alat penukar panas kedua kemudian dikembalikan ke
reaktor yang masuk melalui tumpukan katalisator ketiga dan seterusnya sampai
diperoleh konversi yang diinginkan. Reaksi bersifat endotermis maka penukar
panas diluar reaktor dapat digunakan untuk pemanas gas reaksi.

Fixed bed reactor yang ada di unit pengolahan minyak bumi dirancang
oleh vendor berdasarkan kebutuhan proses. Struktur internal reaktor pun berbeda
dari vendor satu dengan lainnya dan karena sifatnya yang sangat spesifik,
perancangan reaktor itu sendiri biasanya juga terkait dengan lisensor prosesnya,
misalnya perancangan fixed bed reactor untuk unicracking akan berbeda dengan
perancangan fixed bed reactor untuk MSDW Lube Catalytic Dewaxing. Hal ini
terkait dengan kebutuhan proses, terutama terkait dengan kebutuhan katalis yang
sangat spesifik tergantung pada vendor masing-masing. Bagian-bagian internal
reaktor secara umum tetap sama, hanya saja tiap lisensor proses maupun vendor
reaktor tersebut memiliki typical design masing-masing yang diharapkan mampu
mengoptimalkan fungsi dari reaktor tersebut.

Bagian utama dari sebuah fixed bed reactor adalah reactor vessel, reactor
internals, katalisator, inert dan graded katalisator. Reactor vessel merupakan
bagian yang menyediakan tempat bagi katalis dan tempat berlangsungnya kontak
antara minyak umpan dan katalis yang kemudian terjadi reaksi. Reactor vessel
dirancang dengan dasar perancangan pressure vessel. Kunci dari perancangan
reactor vessel ini adalah pemilihan material, allowable working pressure, dimensi
dan ketebalan dinding vessel.
Pemilihan material untuk reactor vessel harus memperhatikan sistem
reaksi yang terjadi di dalam reaktor. Apabila di dalamnya terdapat penggunaan
gas hidrogen, maka harus diperhatikan risiko terjadinya hydrogen
attack. Keberadaan gas hidrogen di dalam suatu sistem peralatan menimbulkan
potensi terjadinya penetrasi gas hidrogen ke dalam struktur carbon steel. Gas
hidrogen kemudian akan bereaksi dengan karbon membentuk metana. Tekanan
yang ini dihasilkan karena adanya reaksi tersebut yang akan menyebabkan
berkurangnya ductility (hydrogen embrittlement) dan kerusakan karena retak
ataupun rapuhnya material baja. Berkurangnya kandungan karbon akibat adanya
reaksi dengan gas hidrogen akan menurunkan kekuatan material baja tersebut.
Allowable working pressure juga memiliki peranan penting dalam
menentukan perancangan reactor vessel dan ini terkait dengan perhitungan
ketebalan yang dibutuhkan untuk reactor vessel tersebut. Allowable working
pressure merupakan tekanan tertinggi yang diizinkan dan yang seharusnya dapat
diakomodasi oleh reactor vessel. Perancangan tekanan maksimal yang diizinkan
merupakan 120% dari tekanan operasi maksimal. Hal ini sebagai safety factor dan
berlaku untuk semua aspek perancangan peralatan dan untuk temperatur desain
ditentukan dengan maksimal temperatur operasi yang diizinkan ditambah 50o baik
dalam satuan Celcius maupun Fahrenheit (Rase dan Barrow, 1957).
Tahap selanjutnya yang tak kalah pentingnya adalah menentukan dimensi
dan ketebalan reactor vessel. Dimensi reaktor (diameter dan tinggi) ditentukan
berdasarkan kebutuhan volume bed yang nantinya ditambah dengan reactor
internals lainnya seperti quench zone dan feed distributor dan untuk ketebalan
dinding reactor vessel ditentukan dengan banyak faktor perhitungan.
Katalisator merupakan salah satu hal vital dalam sistem reaksi di dalam
reaktor dikarenakan pada perancangan reaktor semua variabel proses ditentukan
oleh physical properties dan kebutuhan reaksi dari katalisator. Misalnya batasan
pressure drop untuk reaksi maupun regenerasi tidak boleh melebihi crushing
strength dari partikel katalisator dan begitupun halnya dengan temperatur.
Temperatur dibatasi dengan melting point komponen penyusun katalisator.
Temperatur sistem reaktor yang eksotermis misalnya akan sangat rentan terjadi
overheating pada reactor vessel sehingga diperlukan pemilihan material reactor
vessel, penentuan sistem distribusi panas, ukuran diameter dan tinggi bed
katalisator akan memerlukan perhatian khusus dalam perancangannya.
Struktur internal reaktor juga sangat menunjang optimalnya kinerja dari
sistem reaksi yang terjadi di dalam reaktor tersebut. Kata kunci seperti distribusi
umpan, distribusi panas, fouling, distribusi lapisan katalisator, dan juga temperatur
reaksi merupakan beberapa hal yang mewakili peran dari struktur internal reaktor
tersebut. Struktur internal secara umum terdiri atas feed distributor, distribution
tray, scale basket, quench distributor, collector ring, inert dan catalyst graded.
Feed distributor merupakan struktur internal yang terletak di bagian inlet
reaktor. Feed distributor ini berupa struktur yang memiliki baffle dan deflector
yang memungkinkan umpan masuk ke dalam reaktor akan didistribusikan secara
merata ke dalam bed katalisator. Feed distributor atau distribusi umpan ini
merupakan kunci dari sistem reaksi di dalam bed katalisator. Distribusi umpan
yang merata maka menyebabkan distribusi panas di dalam bed juga akan merata
dan reaksi juga dapat berlangsung dengan optimal. Salah satu dampak negatif dari
tidak meratanya distribusi umpan adalah akan terjadi hotspot pada titik-titik
tertentu pada bed katalisator yang lama-kelamaan akan terjadi channeling dan hal
ini akan mempengaruhi lifetime dari katalisator tersebut.
Distribution tray pada intinya melanjutkan tugas dari feed distributor
yakni memeratakan distribusi umpan ke dalam bed katalisator. Distribution tray
ini berada pada bagian teratas dari bed katalisator pertama di dalam reaktor.
Distribution tray berupa tray dengan struktur slotted-chimneys atau bubble cap
tray yang memungkinkan terjadinya kontak antara fase vapor dan liquid. Kontak
ini akan terjadi transfer massa dan transfer panas dan pada akhirnya vapor dan
liquid dari umpan dapat didistribusikan secara merata ke dalam bed katalisator.
Scale basket merupakan struktur semacam mesh strainer yang disusun pada layer
pertama bed katalisator dengan konfigurasi tertentu. Pemasangan scale basket ini
merupakan salah satu upaya guna mengurangi terjadinya fouling pada bed
katalisator sehingga pressure drop bed katalisator dapat terjaga.
Quench distributor merupakan suatu struktur yang dipasang di antara dua
bed katalisator. Quench distributor akan dipasang pada reaktor dengan sistem
reaksi eksotermis. Fungsi pemasangan ini adalah untuk menjaga temperatur outlet
bed sebelum memasuki bed katalisator berikutnya. Temperatur outlet bed akan
selalu lebih tinggi dari inlet karena sistem reaksinya eksotermis. Apabila
temperatur outlet bed pertama sudah tinggi, maka setelah melalui bed kedua
temperatur akan naik lagi. Jika kondisi ini tidak diatur, maka potensi terjadinya
runaway akan lebih besar. Oleh karena itu, dibuatlah struktur quench distributor
yang akan mendistribusikan quench gas pada effluent bed pertama guna
menurunkan (menjaga) temperatur sebelum memasuki bed berikutnya.
Struktur quench distributor secara umum antara lain quench pipe sebagai
transfer line quench gas (misalnya hidrogen) ke dalam reaktor (quench zone).
Pada beberapa desain tipikal quench distributor, terdapat pula suatu struktur yang
mendistribusikan quench gas berupa silinder tertutup dengan beberapa lubang di
sisinya disebut quench sparger. Mixing table yang merupakan tempat terjadinya
percampuran antara quench gas dan effluent bed pertama dan struktur paling
bawah adalah distribution tray. Struktur distribution tray pada quench zone ini
hampir sama dengan struktur distribution tray pada lapisan teratas bed pertama.
Tujuan utamanya agar terjadi heat transfer sehingga temperatur effluent bed
pertama dapat diatur sesuai kebutuhan sebelum memasuki bed berikutnya.
Bed katalisator, inert balls diletakkan di bagian atas dan bawah katalisator.
Katalisator pada bagian atas, inert balls berfungsi meredam energi tumbukan dari
aliran umpan guna menjaga distribusi katalisator di dalam bed katalisator. Bed
katalisator pada bagian bawah, inert balls berfungsi sebagai support untuk
menopang katalisator dan juga menjaga agar katalisator tidak ikut mengalir keluar
bed katalisator bersama aliran umpan. Graded katalisator merupakan partikel-
partikel yang ditambahkan di atas ataupun di bawah katalisator di dalam bed
katalisator yang memiliki fungsi-fungsi tertentu sesuai komposisinya. Fungsi dari
graded katalisator antara lain sebagai treatment awal, menahan deposit, menyerap
logam, dan lain-lain. Beberapa jenis graded katalisator ditambahkan ke dalam bed
katalisator guna mengoptimalkan aktivitas katalisator.
Pemilihan graded katalisator dilakukan berdasarkan karakteristik
katalisator utama di masing-masing reaktor. Karakteristik katalisator akan
mempengaruhi proses reaksi yang berlangsung pada tiap-tiap bed katalisator.
Pemilihan graded katalisator yang tepat diharapkan reaksi yang berlangsung dapat
terjadi secara optimal dan menghasilkan produk sesuai yang diharapkan.
Collector ring merupakan perlengkapan internal reaktor yang mencegah
katalisator mengalir keluar reaktor. Collector ring ini dipasang pada bagian bawah
reaktor. Jumlah area terbuka di dalam collector ring harus lebih besar dari lima
kali luas area outlet nozzle sehingga rentang penurunan aliran tidak
menimbulkan pressure drop yang berlebihan. Perancangan fixed bed reactor pada
akhirnaya perlu dievaluasi pressure drop per bed maupun total reaktor.
Perancangan fixed bed reactor ini sangat menentukan kebutuhan tekanan
operasi terkait dengan rotating equipment yang dibutuhkan. Perhitungan pressure
drop tidak hanya dihitung berdasarkan pressure drop yang ditimbulkan oleh
partikel katalisator, inert, dan graded katalisator saja tetapi juga dengan adanya
struktur internal reaktor seperti inlet diffuser, quench distributor, dan collector
ring. Keberadaan struktur internal reaktor tersebut juga berkontribusi terhadap
pressure drop yang terjadi di dalam reaktor. Maksimum pressure drop pada
akhirnya dapat ditentukan berdasarkan pressure drop total (dalam kondisi katalis
bersih) ditambah fouling factor sesuai rekomendasi dari process licensor dan
menjadi dasar bagi perancangan rotating equipments penunjang reactor section.
Aplikasi fixed bed reactor, misalnya SPM-2300 merupakan Simulasi
Proses fixed bed reactor yang dapat diatur untuk pereaksi dua gas, reaksi ini dapat
eksotermik atau endotermis. Bentuk wujud konfigurasi katalitik reaksi antara
ethylene (komponen reaktan A) dengan benzen (komponen reaktan B) di dalam
keadaan eksotermik, untuk menghasilkan ethylbenzene (produk C), suatu bahan
kimia intermediate yang digunakan untuk pembuatan styrene monomer.
Komponen reaktan A dan B diberi umpan untuk masing-masing empat fixed bed
melewati alat pemanas dimana temperatur akan dinaikkan sampai suhu reaksi
optimum. Temperatur reaktan A akan dijaga lebih rendah dari komponen reaktan
B untuk mempertimbangkan inter-bed quenching. Inter-bed quenching adalah
suatu teknik yang digunakan untuk mengontrol temperatur reaktor fixed bed.
Stock feed reaktan A diasumsikan datang dari typical refinery FCC dan
terdapat suatu konsentrasi substrat inert dalam feed sehingga reaksinya adalah
sangat eksotermik, inert dihilangkan dalam feed untuk membantu reaktor berjalan
semestinya. Stock feed reaktan B diasumsikan untuk menjadi persediaan paling
tinggi industri dan kemudian secara efektif 100% murni untuk kepentingan
simulasi ini. Reaktor fixed bed adalah ukuran untuk mengkonversi semua
komponen reaktan A menjadi produk.
Perbandingan ratio inlet molar dari komponen reaktan B ke komponen
reaktan A memerlukan suatu perawatan untuk masing-masing reaktor dan karena
aliran komponen reaktan A ke masing-masing reaktor memerlukan suatu
perawatan yang sama maka mayoritas reaktan B harus diberi umpan kepada
reaktor fixed bed yang pertama dengan hanya suatu peningkatan kecil komponen
reaktan B diberi umpan ke reaktor fixed bed yang berikutnya. Arus produk
dibersihkan ke aliran bottom reaktor melalui suatu rangkaian kolom penyulingan.
Inert sendiri adalah vented, dimampatkan kembali, dan akan digunakan sebagai
suatu gas bahan bakar di tempat lain di dalam reaksi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Hanum, F., Tambun, R., dan Ritonga, Y. 2015. Electrocoagulation Application in


The Processing of Palm Oil Mill Effluent from Anaerobic Fixed Bed
Reactor. Jurnal Teknik Kimia. Vol 5 (1): 125-129.
Hossain, A., Hasan, R., dan Islam, R. 2014. Design, Fabrication, and Performance
Study of a Biomass Solid Waste Pyrolisis System for Alterntive Liquid
Fuel Production. Global Journal of Researches in Engineering. Vol 14
(1): 25-34.
Rase, H., dan Barrow, M. 1957. Project Engineering of Process Plant. Newyork:
John Wiley and Sons.

Anda mungkin juga menyukai