Anda di halaman 1dari 9

Status Kesehatan Lingkungan Sekolah

Pengertian umum lingkungan sekolah adalah salah satu kesatuan lingkungan fisik,
mental dan sosial dari sekolah yang memenuhi syarat-syarat kesehatan sehingga
dapat mendukung proses belajar mengajar dengan baik dan menunjang proses
pertumbuhan dan perkembangan murid secara optimal.

Faktor lingkungan sekolah dapat mempengaruhi proses belajar mengajar,


juga kesehatan warga sekolah.
Kondisi dari komponen lingkungan sekolah tertentu dapat menyebabkan timbulnya
masalah kesehatan.
Faktor resiko lingkungan sekolah tersebut antara lain kondisi atap, dinding, lantai, dan
aspek lainnya sebagai berikut :

1. Kondisi atap dan talang : Atap dan talang yang tidak memenuhi syarat
kesehatan dapat menjadi tempat perindukan nyamuk dan tikus. Kondisi ini
mendukung terjadinya penyebaran dan penularan penyakit demam berdarah
dan leptospirosis.

2. Kondisi dinding : Dinding yang tidak bersih dan berdebu selain mengurangi
estetika juga berpotensi merangsang timbulnya gangguan pernafasan
seperti asthma atau penyakit saluran pernafasan.

3. Kondisi lantai : Dinding yang tidak rata, licin dapat menyebabkan


terjadinya kecelakaan, sedangkan lantai yang kotor dapat mengurangi
kenyamanan dan estetika. Lantai yang tidak kedap air dapat
menyebabkan kelembaban. Kondisi ini mengakibatkan dapat berkembang
biaknya bakteri dan jamur yang dapat meningkatkan resiko penularan penyakit seperti
TBC, ISPA dan lainnya.

4. Kondisi tangga :Tangga yang tidak memenuhi syarat kesehatan seperti


kemiringan, lebar anak tangga, pegangan tangga berpotensi
menimbulkan kecelakaan bagi peserta didik. Tangga yang memenuhi syarat
adalah lebar injakan > 30 cm, tinggi anak tangga maksimal 20 cm, lebar tangga > 150
cm serta mempunyai pegangan tangan.

5. Pencahayaan :Pencahayaan alami di ruangan yang tidak memenuhi


syarat kesehatan mendukung berkembang biaknya organisme seperti bakteri dan
jamur. Kondisi ini berpotensi menimbulkan gangguan terhadap kesehatan. Selain
itu pencahayaan yang kurang menyebabkan ruang menjadi gelap sehingga disenangi
oleh nyamuk untuk beristirahat (rasting habit).

6. Ventilasi : Ventilasi di ruangan yang tidak memenuhi persyaratan


kesehatan menyebabkan proses pertukaran udara tidak lancar, sehingga
menjadi pengap dan lembab, Kondisi ini mengakibatkan berkembang biaknya bakteri,
virus dan jamur yang berpotensi menimbulkan gangguan penyakit seperti TBC, ISPA,
cacar dan lainnya.

7. Kepadatan Kelas :Perbandingan jumlah peserta didik dengan luas ruang kelas
yang tidak memenuhi syarat kesehatan menyebabkan menurunnya
prosentase ketersediaan oksigen yang dibutuhkan oleh peserta didik. Hal ini akan
menimbulkan rasa kantuk, menurunkan konsentrasi belajar dan resiko penularan
penyakit. Perbandingan ideal adalah 1 orang menempati luas ruangan 1,75 M2.

8. Jarak Papan tulis : Jarak papan tulis dengan murid terdepan < 2,5 meter
akan mengakibatkan debu kapur atau spidol beterbangan dan terhirup
ketika menghapus papan tulis, sehingga untuk jangka waktu lama
akan berpengaruh terhadap fungsi paru-paru. Bila jarak papan tulis dengan murid
paling belakang > 9 meter akan menyebabkan gangguan konsentrasi belajar.

9. Ketersediaan tempat cuci tangan : Tangan yang kotor berpotensi


menularkan penyakit. Kebiasaan cuci tangan dengan sabun mampu menurunkan
kejadian penyakit diare 30%. Tersedianya tempat cuci tangan yang dilengkapi
dengan sabun bertujuan untuk menjaga diri dan melatih kebiasaan cuci tangan
dengan sabun sebelum makan atau sesudah buang air besar merupakan salah satu
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Berdasarkan ketentuan Departemen
Kesehatan maka setiap 2 (dua) ruang kelas harus terdapat satu wastafel yang terletak
di luar ruangan.

10. Kebisingan : Kebisingan adalah suara yang tidak disukai, bisa berasal dari
luar sekolah maupun dari dalam lingkungan sekolah itu sendiri, suara bising dapat
menimbulkan gangguan komunikasi sehingga mengurangi konsentrasi belajar
dan dapat menimbulkan stress.

11. Air bersih : Ketersediaan air bersih baik secara kualitas maupun
kuantitas muklak diperlukan untuk menjaga hygiene dan sanitasi
perorangan maupun lingkungan. Beberapa penyakit yang dapat ditularkan melalui
air antara lain diare, kholera, hepatitis, penyakit kulit, mata dan lainnya. Idealnya
ketersediaan air adalah 15 liter/orang/hari.

12. Toilet (kamar mandi, WC dan urinoir). Kamar mandi : Bak penampungan air
dapat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk, demikian juga kamar mandi yang
pencahayaannya kurang memenuhi syarat kesehatan akan menjadi tempat
bersarang dan beristirahatnya nyamuk. WC dan urinoir : Tinja dan urine merupakan
sumber penularan penyakit perut (diare, cacingan, hepatitis ). Penyakit ini ditularkan
melalui air, tangan, makanan dan lalat. Untuk perlu diperhatikan ketersediaan WC dalam
hal jumlahnya. Perbandingannya adalah : 1 WC untuk 25 siswi dan 1 WC untuk 40
siswa.
13. Pengelolaan sampah : Penanganan sampah yang tidak memenuhi syarat kesehatan
dapat menjadi tempat berkembang biaknya vektor penyakit seperti lalat, tikus, kecoak.
Selain itu dapat juga menyebabkan pencemaran tanah dan menimbulkan
gangguan kenyamanan dan estetika. Untuk itu disetiap ruang kelas harus terdapat 1
buah tempat sampah dan di sekolah tersebut harus tersedia tempat pembuangan
sampah sementara (TPS).

14. Sarana pembuangan air limbah : Sarana pembuangan air limbah yang tidak
memenuhi syarat kesehatan ataupun tidak dipelihara akan menimbulkan bau,
mengganggu estetika dan menjadi tempat perindukan dan bersarangnya tikus.
Kondisi ini berpotensi menyebabkan dan menularkan penyakit
seperti leptospirosis dan filariasis (kaki gajah).

15. Pengendalian vector : Termasuk dalam pengertian vektor ini, terutama adalah tikus
dan nyamuk : Tikus:Tikus merupakan vektor penyakit pes, leptospirosis, selain
sebagai vektor penyakit, tikus juga dapat merusak bangunan dan instalasi listrik. Hal
ini meningkatkan resiko penularan penyakit dan juga menimbulkan terjadinya arus
pendek pada aliran listrik. Nyamuk : Nyamuk merupakan vektor penyakit, jenis
nyamuk tertentu menularkan jenis penyakit yang berbeda. Nyamuk Aedes Aegypti
dapat menyebabkan demam berdarah. Anak-anak usia sekolah merupakan
kelompok resiko tinggi terjangkit penyakit demam berdarah. Nyamuk demam
berdarah senang berkembang biak pada tempat -tempat penampungan air
maupun non penampungan air. Beberapa tempat perindukan yang harus diwaspadai
antara lain bak air, saluran air, talang, barang-barang bekas dan lainnya.

16. Kantin/warung sekolah : Kantin/warung sekolah sangat dibutuhkan oleh peserta


didik untuk tempat memenuhi kebutuhan makanan jajanan pada saat
istirahat. Makanan jajanan yang disajikan tersebut harus memenuhi
syarat kesehatan, karena pengelolaan makanan jajanan yang tidak memenuhi syarat
akan menimbulkan penyakit bawaan makanan dan berpengaruh terhadap kesehatan
sehingga akan mempengaruhi proses belajar mengajar.

17. Kondisi halaman sekolah : Halaman sekolah pada musim kemarau akan berdebu,
sehingga menyebabkan penyakit ISPA dan pada musim hujan akan
menimbulkan becek sehingga berpotensi menimbulkan kecelakaan. Halaman
sekolah yang kotor dapat mengganggu estetika dan menjadi tempat
berkembang biaknya bibit penyakit.

18. Perilaku
Kebiasaan yang dilakukan sehari hari dapat mempengaruhi terjadinya penularan
dan penyebaran penyakit. Sekolah merupakan tempat pembelajaran bagi peserta
didik untuk membiasakan diri berperilaku hidup bersih dan sehat, untuk
menurunkan resiko terkena penyakit tertentu. Beberapa perilaku hidup bersih dan
sehat itu antara lain : tidak merokok, buang sampah pada tempatnya, menjaga
kebersihan diri, cuci tangan pakai sabun, menjaga kebersihan lingkungan dan lainnya.
1 PEDOMAN PENYELENGGARAN KESEHATAN LINGKUNGAN SEKOLAH
SESUAI DENGANKEPUTUSAN MENTRI KESEHATANNO. :
1429/Menkes/SK/XII/2006Tanggal : 20 Desember 2006
2 I. BEBERAPA PENGERTIAN
Bangunan dan halaman sekolah adalah : semua ruang dan halaman yg ada di dlm
batas pagar sekolah yg dipergunakan u/berbagai keperluan dan kegiatan sekolah.
Pencahayaan adalah intensitas penyinaran alami dan atau buatan di dlm bangunan dan
halaman sekolah yg diperlukan u/ melaksanakan kegiatan sekolah.
Ventilasi adalah sarana penghawaan pada bangunan sekolah yg memungkinkan
terjadinya aliran udara segar yg memadai di dlm ruang sekolah u/ menjamin kesehatan
pengguninya.
3 PENGERTIAN 2
Kebisinyan adalah intensitas bunyi yang mengganggu kegiatan di sekolah.
Promosi hygiene dan sanitasi di sekolah adalah penyampaian pesan tentang hygiene
dan sanitasi di lingkungn sekolah o/ petugas kes. Dan guru pembina UKS yg terlatih
kepada murid, guru,ortu murid dan pihak yg lain agar berpola hidup sehat.
Promosi hygiene dan sanitasi secara langsung adalah penyampaian pesan tentang
hygiene dan sanitasi melalui ceramah, tanya jawab,diskusi bimbingan,peragaan
tehnologi tepat guna dan sejenisnya.
4 PENGERTIAN 3
Promosi hygiene dan sanitasi mengunakan media cetak dan elektrolik adalah
penyampaian pesan tentang hygiene dan sanitasi melalui poster, selebaran, gambar,
spanduk, film, radio, dan televisi.
Guru Pembina UKS adalah guru yang telah mendapat pelatihan tentang UKS dan
program – programnya.

5 II. PERSYARATAN KESEHATAN LINGKUNGAN


Lokasia. Lokasi bangunan sekolah harus berada didlm rencana umum tata ruang
wilayah Kab/Kota.b. Tidak terletak pada daerah rawan bencana, bekas tempat
pembuangan akkhir sampah dan bekas lokasi pertambangan.c. Jauh dari gangguan
atau jaringan listrik tegangan tinggi dengan radius 0,5 km.
6 2. Konstruksi Bangunan. Atap dan talang :
1. Atap harus kuat, tdk bocor, dan tdk menjadi tempat perindukan tikus.2. kemiringan
atap harus cukup, sehingga tidak mudah bocor dan tdk memungkinkan terjadinya
genangan air pada atap dan langit-langit.3. Atap yg mempunyai ketinggian lebih dari 10
m harus dilengkapi dengan penangkal petir.4. Talang tidak bocor dan tidak menjadi
tempat perindukan nyamuk.
Advertisements
7 b. Langit-langitLangit-langit harus kuat, berwarna terang dan mudah
dibersihkan.Kerangka langit-langit yg terbuat dari kayu harus anti rayap.Langit-langit yg
terbuat dari anyaman bambu tidak boleh dicat dgn larutan kapur tohor.Langit-langit
tingginya minimal 3,25 m dari permukaan lantai.
8 c. Dinding :Permukaan dinding harus bersih, tdk lembab dan berwarna
terang.Permukaan dinding yg selalu terkena percikan air harus terbuat dari bahan yang
kuat dan kedap airDinding yg terbuat dari tembok tidak mudah retak.Dinding yg terbuat
dari kayu atau anyaman bambu harus rapat dan tdk boleh dicat dgn larutan kapur
tohor.Warna dinding ruang belajar berwarna lembut dan terang.
Advertisements
9 d. Lantai :Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata, tidak
retak, tidak licin, dan mudah dibersihkan.Pertemuan dinding dengan lantai harus
berbentuk lengkung agar mudah dibersihkan.Lantai yg selalu kontak dengan air harus
mempunyai kemiringan yg cukup kearah saluran pembuangan air limbah.Warna lantai
harus berwarna terang.
10 e. Tangga :Setiap bangunan bertingkat,harus mempunyai tangga yg juga berfungsi
sebagai tangga penyelamat.Lebar anak tangga minimal 30 cm.Tinggi anak tangga
maksimal 20 cm.Pegangan tangan ditangga harus ada u/ keamanan.Lebar tangga /
luas tangga > 150 cm.
11 h. Pembuangan air hujan :
f. Pintu :Terdiri dari dua daun pintu dengan arah bukaan keluar dan mempunyai ukuran
sesuai ketentuan yg berlaku. Antara dua kelas harus ada pintu yg berdekatan dengan
pintu keluar, u/ memungkinkan cepat keluarnya siswa yang duduk paling belakang.g.
Jendela :Dapat dibuka dan ditutup dgn arah bukaan keluar. U/ ruang tertentu seperti :
Ruang laboratorium, ruang computer, ruang media, ruang perpustakaan diberi besi
pengaman.h. Pembuangan air hujan :Diresapkan kedalam tanah / disalurkan ke saluran
umum / sungai terdekat.
12 3. RUANG BANGUNAN. 1. Ruang Kelas.
a. Kepadatan ruang kelas minimal 1,75m2/murid.b. Jarak papan tulis dgn meja siswa
paling depan minimal 2,5m dan jarak papan tulis dgn meja siswa paling belakang
maksimal 9m.c. Lantai didepan papan t ulis ditinggikan 40cm dari lantai sekitarnya.d.
Tersedia tempat cuci tangan dengan air bersih yg mengalir didepan ruang kelas,
minimal 1 t empat cuci tangan u/ 2 kelas.e. Tingkat kebisingan tidak melebihi dB(A).2.
Ruang Bimbingan dan konseling harus terpisah dengan ruang lainnya.3. Ruang UKS.a.
Ruang UKS dilengkapi dengan tempat cuci tangan dan sabun dengan air bersih yang
mengalir.b. Luas minimal 27 m2.
Advertisements
13 4. Ruang laboratoriuma. Tersedia tempat cuci peralatan laboratorium yg dilengkapi
dgn air bersih yg mengalir.b. U/ Laboratorium kimia harus dilengkapi lemari asam dan
shower/ pancuran air dengan kualitas dan kuantitas air yang cukup.c. Kepadatan ruang
laboratorium minimal 4m2/murid.
14 5. Kantin / warung sekolah
a. Tersedia tempat cuci peralatan makan dan minum dengan air yg mengalir.b. tersedia
tempat cuci tangan bagi pengunjung kantin / warung sekolah.c. Tersedia tempat u/
penyimpanan bahan makanan.d. Tersedia tempat u/ penyimpanan makanan jadi/siap
saji yg tertutup.e. Tersedia tempat u/ menyimpan peralatan makan dan minum.f. Lokasi
kantin/warung sekolah minimal berjarak 20m dengan TPS.
15 4. Kualitas udara Ruang. 5. Pencahayaan. 6. Ventilasi.
a. Udara ruang sekolah tidak berbau.b. Penetapan sekolah sebagai kawasan bebas
merokok.5. Pencahayaan.a. Pencahayaan disetiap ruang disesuaikan dgn
peruntukannya, seperti tabel berikut.b. Pencahayaan di setiap ruang tidak silau.6.
Ventilasi.a. Ventilasi alami harus dapt menjamin aliran udara segar di dalam ruang
sekolah dengan baik.b. Bila ventilasi alami tidak dapat menjamin adanya penggantian
udara dgn baik, ruang sekolah harus dilengkapi dgn ventilasi mekanis.c. Ventilasi pada
ruang sekolah sesuai peruntukannya, seperti pada tabel berikut.
16 INTENSITAS CAHAYA ( LUX )
Intensitas pencahayaan ruang disesuaikan dgn jenis ruang dan
peruntukannyaNO.RUANG / UNITINTENSITAS CAHAYA ( LUX )1.Ruang kelas200 –
3002.Ruang guru3.Ruang bimbingan dan konseling4.Ruang UKS5.Sekitar
tangga1006.Ruang laboratorium7.Ruang perpustakaan8.Warung sekolah / kantin9.T o i
l e t10.Ruang ibadah
Advertisements
17 Ventilasi ruang disesuaikan dgn jenis dan peruntukannya
NO.RUANG / UNITLUAS LUBANG VENTILASI TERHADAP LUAS
LANTAIKETERANGAN1.Ruang kelas20 %2.Ruang guru10 %3.Ruang bimbingan dan
konseling4.Ruang UKS5.Ruang Laboratorium6.Ruang perpustakaan7.Warung sekolah
/ Kantin8.T o i l e t30 %9.Gudang10.Ruang Ibadah
18 8. FASILITAS SANITASI SEKOLAH
a. Air Bersih 1. Tersedia Air bersih 15 lt/orang/hari. 2. Kualitas air bersih memenuhi
syarat kesehatan . 3. Jarak sumur / sarana air bersih dengan sumber pencemaran
minimal 10m.
19 b. Toilet ( kamar mandi, WC, dan Urinoir )
1. Letak toilet harus terpisah dari ruang kelas, Ruang UKS, Ruang guru, ruang
Perpustakaan, ruang bimbingan dan konseling. 2. Tersedia toilet yg terpisah antara laki-
laki dan perempuan. 3. Proporsi jumlah WC/ Urinoir adalah 1 wc/urinoir u/ 40 orang
siswa dan 1wc untuk 25 orang siswi. 4. Toilet harus keadaan bersih. 5. Lantai toilet
tidak ada genangan air. 6. Tersedia lubang penghawaan yg langsung berhubungan
dengan udara luar. 7. Bak penampung air harus tidak menjadi tempat perindukan
nyamuk.
20 c. Sarana Pembuangan Air Limbah ( SPAL )
1. Tersedia saluran pembuangan air limbah yg terpisah dengan saluran penuntasan air
hujan.2. Saluran pemb. air limbah harus terbuat dari bahan kedap air dan tertutup3.
Keberadaan SPAL tidak mencemari lingkungan.4. Tersedia saluran pemb. air limbah
yang memenuhi syarat kesehatan ( kedap air, tertutup dan airnya dapat mengalir
dengan lancar ).5. Air limbah dibuang melalui tangki septic dan kemudian diresapkan
kedalam tanah.6. Pembuangan air limbah dari l aboratorium, dapur, dan wc harus
memenuhi syarat kesehatan ( kedap air, tertutup ) dan diberi bak control pada jarak
tertentu supaya mudah dibersihkan bila terjadi penyumbatan sehingga dapat mengalir
dgn lancar.
Advertisements
21 d. Sarana pembuangan sampah
1. Di setiap ruangan harus tersedia tempat sampah yg dilengkapi dengan tutup. 2.
Tersedia tempat pengumpulan sampah sementara dari seluruh ruangan untuk
memudahkan pengangkutan atau pemusnahan sampah. 3. Peletakan tempat
pembuangan / pengumpulan sampah sementara dengan ruang kelas berjarak minimal
10m.
22 9. SARANA OLAH RAGA DAN SARANA IBADAH
a. Tersedia akses dengan tempat olah raga. b. Tersedia akses dengan tempat ibadah.
10. HALAMAN a. Lahan sekolah harus mempunyai batas yang jelas, dilengkapi dengan
pagar yg kuat dan aman. b. Halaman sekolah harus selalu dalam keadaan bersih, tidak
becek dan tidak menjadi tempat bersarang dan berkembang biaknya serangga,
binatang pengerat dan binatang pengganggu lainnya. c. Tersedia akses tempat parkir
kendaraan. d. Ada tempat untuk upacara. e. Tersedia lahan untuk apotik hidup. f.
Tersedia saluran penuntasan air hujan yang diresapkan ke dalam tanah atau dialirkan
ke saluran umum.
23 11. BEBAS JENTIK NYAMUK1. Lingkungan sekolah harus bebas jentik nyamuk. 2.
Kepadatan jentik nyamuk Aedes Aegypti yang diamati melalui indeks container di dalam
lingkungan sekolah harus nol. 3. Di setiap ruangan pada siang hari, harus terlihat
terang untuk menghindari ruangan sebagai tempat peristirahatan nyamuk.
24 III. TATA LAKSANA 1. Pemeliharaan ruang bangunan 2. Pencahayaan
a. Pembersihan ruang dan halaman sekolah dilakukan minimal sehari satu kali.b.
Pembersihan ruang harus menggunakan kain pel basah untuk menghilangkan debu.c.
Membersihkan lantai dengan menggunakan desinfektan.d. Dinding bangunan harus
dicat ulang apabila sudah kotor atau catnya pudar.2. Pencahayaana. Pencahayaan
terutama u/ ruang kelas, lab., dan perpustakaan harus mempunyai intensitas yang
cukup dan merata sesuai dengan fungsinya.b. Pencahayaan terutama u/ ruang kelas,
lab., dan perpustakaan harus dilengkapi dengan penerangan buatan, u/ antisipasi
cuaca mendung dan penggunaan ruang dimalam hari.
25 3. Ventilasia. Ventilasi ruang diusahakan ventilasi silang agar ruangan mendapat
cukup udara segar.b. Pada ruang yg mempergunakan AC harus disediakan jendela
yang dapat dibuka / ditutup.c. Agar terjadi penyegaran udara pada ruang ber- AC,
jendela perlu dibuka sekurang- kurangnya 1 jam sebelum ruangan yang hersangkutan
dimanfaatkan.d. Filter AC harus dicuci secara periodik minimal 3 bulan sekali.
26 T o i l e t 4. Fasilitas Sanitasi
1. Toilet harus selalu dalam keadaan bersih dan tidak berbau.2. Terdapat slogan atau
peringatan untuk menjaga kebersihan.3. Pengurasan bak penampung air dilakukan
paling lama 1 kali seminggu.4. Bila bak air tidak akan digunakan dalam jangka waktu
lama (misalnya pada saat musim liburan panjang), maka bak air harus dikosongkan.5.
Menggunakan desinfektan untuk membersihkan lantai dan closet serta urinoir.6.
Menyediakan sabun untuk cuci tangan.
Advertisements
27 b. Sarana Pembuangan Air Limbah
1. Bila ada saluran pembuangan air limbah di halaman, maka secara rutin 1 minggu
sekali malakukan pembersihan saluran, agar air limbah dapat mengalir dengan
lancar.2. Sarana pembuangan air limbah tidak menjadi perindukan nyamuk.c. Sarana
pembuangan sampah.1. Pengumpulan sampah dari seluruh ruang dilakukan setiap
hari.2. Pembuangan sampah yg telah dikumpulkan dilakukan paling lama 3 hari
sekali.3. Bila tidak dilakukan pembuangan sampah ke TPA, maka dapat dilakukan
pemusnahan sampah dengan cara dikubur atau dibakar setiap 3 hari sekali.
28 5. Kantin / warung sekolah
a. Makanan jajanan yang dijual harus dalam keadaan terbungkus dan atau tertutup
(terlindung dari lalat atau binatang lain dan debu) b. Makanan jajanan yg disajikan
dalam kemasan harus dalam keadaan baik dan tidak kadaluarsa. c. Tempat
penyimpanan makanan yg dijual pada warung sekolah/kantin harus selalu terpelihara
dan selalu dalam keadaan bersih, terlindung dari debu, terhindar dari bahan kimia
berbahaya, serangga dan hewan lain. d. Tempat pengolahan/dapur atau penyiapan
makanan harus bersih dan memenuhi syarat kesehatan sesuai ketentuan yg berlaku. e.
Peralatan yg sudah dipakai dicuci dgn air bersih yg mengalir atau dalam 2 wadah yg
berbeda dan dengan menggunakan sabun. f. Peralatan yg sudah bersih harus disimpan
di tempat yg bebas pencemaran. g. Peralatan yg digunakan u/ mengolah dan
menyajikan makanan jajanan harus sesuai dg peruntukannya. h. Dilarang
menggunakan kembali peralatan yg dirancang hanya untuk sekali pakai. i. Penyaji
makanan di sekolah harus selalu menjaga kebersihan dgn selalu mencuci tangan
sebelum memasak dan dari toilet.
29 7. Bebas asap rokok 6. Bebas jentik nyamuk
Agar dilingkungan sekolah terbebas dari nyamuk demam berdarah atau nyamuk lainnya
:a. Melakukan kerja bakti secara rutin 1 minggu sekali dlm rangka PSN
(Pemberantasan sarang nyamuk).b. Menguras bak penampungan air secara rutin 1 kali
dlm seminggu.c. Mengosongkan bak penampungan air bila masa liburan panjang
tiba.d. Bila ada kolam ikan dirawat sedemikian rupa agar tidak ada jentik nyamuk, serta
menghindarkan kolam ikan menjadi tempat istirahatnya nyamuk.e. Pengamatan jentik
nyamuk Aedes aegypti dilakukan secara teratur disetiap sarana penampungan air dan
tempat/ wadah yg berpotensi adanya jentik nyamuk aedes aegypti minimal seminggu
sekali u/ mengetahui adanya /keadaan populasi jentik nyamuk.7. Bebas asap rokokAda
ketentuan dilarang merokok di lingkungan sekolah.
30 IV. PROMOSI HYGIENE DAN SANITASI SEKOLAH
Setiap sekolah harus melakukan upaya promosi hygiene dan sanitasi di sekolah secara
teratur sesuai ketentuan yg berlaku. 1. Promosi hygiene dan sanitasi di sekolah dapt
dilaksanakan secara langsung, menggunakan media cetak atau media elektronik. 2.
Promosi hygiene dan sanitasi di sekolah disesuaikan dgn situasi dan kondisi di
lingkungan sekolah maupun budaya lokal.
31 SEKIAN TERIMA KASIHSEMOGA SEKOLAH KITAMENJADI SEKOLAH YG
SEHAT.

Anda mungkin juga menyukai