Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Cahaya


Cahaya adalah pancaran energi dari sebuah partikel yang dapat
merangsang retina manusia dan menimbulkan sensasi visual. Menurut kamus
besar bahasa Indonesia, cahaya merupakan sinar atau terang dari suatu benda
yang bersinar seperti bulan, matahari, dan lampu yang menyebabkan mata
dapat menangkap bayangan dari benda – benda di sekitarnya.(1)
2.2 Definisi Pecahayaan
Pencahayaan didefinisikan sebagai jumlah cahaya yang jatuh pada sebuah
bidang permukaan. Menurut Kepmenkes No. 1405 tahun 2002 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri,
pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif. (1)
Tingkat pencahayaan pada suatu ruangan didefinisikan sebagai tingkat
pencahayaan rata – rata pada bidang kerja, dengan bidang kerja yang
dimaksud adalah sebuah bidang horisontal imajiner yang terletak setinggi 0,75
meter di atas lantai pada seluruh ruangan. Pencahayaan memiliki satuan lux
(lm/m²), dimana lm adalah lumens dan m² adalah satuan dari luas permukaan.
Pencahayaan dapat mempengaruhi keadaan lingkungan sekitar. Pencahayaan
yang baik menyebabkan manusia dapat melihat objek – objek yang
dikerjakannya dengan jelas. (1)
2.3 Sumber Pencahayaan
Menurut sumber cahaya, pencahayaan dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu :
(2)

1. Pencahayaan Alami
Pencahayaan alami adalah pencahayaan yang memiliki sumber cahaya
yang berasal dari alam, seperti matahari, bintang, dll. Matahari adalah
sumber pencahayaan alami yang paling utama, namun sumber pencahayaan
ini tergantung kepada waktu (siang hari atau malam hari), musim, dan
cuaca (cerah, mendung, berawan, dll).
Pencahayaan alami memiliki beberapa keuntungan yaitu :
 Hemat energi listrik,
 Dapat membunuh kuman penyakit,
 Variasi intensitas cahaya matahari dapat membuat suasana ruangan
memiliki efek yang berbeda – beda, seperti pada hari mendung,
suasana di dalam ruangan akan memiliki efek sejuk, dan hari cerah
menyebabkan suasana bersemangat, dan
Kelemahan dari pencahayaan alami yaitu :
 Tidak dapat mengatur intensitas terang cahaya matahari sehingga jika
cuaca terik akan menimbulkan kesilauan,
 Sumber pencahayaan alami yaitu matahari dapat menghasilkan panas,
dan
 Distribusi cahaya yang dihasilkan tidak merata.
2. Pencahayaan Buatan
Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber
cahaya selain cahaya alami. Fungsi pokok pencahayaan buatan di
lingkungan kerja yaitu :
 Menciptakan lingkungan yang memungkinkan penghuni melihat secara
detail serta terlaksananya tugas serta kegiatan visual secara mudah dan
tepat.
 Memungkinkan penghuni untuk berjalan dan bergerak secara mudah
dan aman.
 Tidak menimbulkan pertambahan suhu udara yang berlebihan pada
tempat kerja
 Memberikan pencahayaan dengan intensitas yang tetap menyebar
secara merata, tidak berkedip, tidak menyilaukan dan tidak
menimbulkan bayang-bayang.
 Meningkatkan lingkungan visual nyaman dan meningkatkan prestasi.
Pencahayaan buatan memiliki beberapa keuntungan seperti :
 Dapat menghasilkan pencahayaan yang merata,
 Dapat menghasilkan pencahayaan khusus sesuai yang diinginkan,
 Dapat menerangi semua daerah pada ruangan yang tidak terjangkau
oleh sinar matahari, dan
 Dapat menghasilkan pencahayaan yang konstan setiap waktu.
Pencahayaan buatan memiliki beberapa kelemahan seperti :
 Memerlukan energi listrik sehingga menambah biaya yang
dikeluarkan, dan
 Tidak dapat digunakan selamanya karena lampu dapat rusak.
2.4 Kesilauan
Kesilauan adalah brightness yang berada dalam lapangan penglihatan yang
menyebabkan rasa ketidaknyamanan, gangguan (annoyance),kelelahan mata
atau gangguan penglihatan (Suma’mur, 1996).Menurut jenis-jenisnya
kesilauan yang dapat menyebabkan gangguan pengelihatan dibedakan menjadi
tiga yaitu: (3)
1. Dissability
Penyebab kesilauan ini adalah terlalu banyaknya cahaya secara langsung
masuk ke dalam mata dari penglihatan. Dissability glare mempengaruhi
seseorang untuk dapat melihat dengan jelas. Keadaan ini dapat dialami
oleh seseorang yang mengendarai mobil pada malam hari dimana lampu
dari mobil yang berada dihadapannya terlalu terang.
2. Discomfort
Kesilauan ini sering menimbulkan rasa ketidaknyamanan pada mata,
terutama bila keadaan ini berlangsung dalam waktu yang cukuplama.
Kesilauan ini sering dialami oleh mereka yang bekerja pada siang hari dan
menghadap ke jendela atau pada saat seseorang menatap lampu secara
langsung pada malam hari. Efek kesilauan ini pada mata tergantung dari
lamanya seseorang terpapar oleh kesilauan tersebut.
3. Reflected
Reflected glare adalah kesilauan yang disebabkan oleh pantulan cahaya
yang mengenai mata kita, dan pantulan cahaya ini berasal darisemua
permukaan benda yang mengkilap (langit-langit, kaca, dinding, meja kerja,
mesin-mesin, dan lain-lain) yang berada dalam lapangan penglihatan
(visual field). Reflected kadang-kadang lebih menganggu daripada
disability glareatau discomfort glare karena terlalu dekatnya letak sumber
kesilauan dan garis penglihatan.
2.5 Cara Distribusi Pencahayaan
Berdasarkan cara distribusi cahayanya, pencahayaan dapat dibedakan menjadi
lima macam, yaitu : (3)
1. Pencahayaan langsung (direct lighting)
Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan secara langsung ke benda yang
perlu diterangi. Sistm ini dinilai paling efektif dalam mengatur
pencahayaan, tetapi ada kelemahannya karena dapat menimbulkan bahaya
serta kesilauan yang mengganggu, baik karena penyinaran langsung
maupun karena pantulan cahaya. Untuk efek yang optimal, disarankan
langi-langit, dinding serta benda yang ada didalam ruangan perlu diberi
warna cerah agar tampak menyegarkan
2. Pencahayaan Semi langsung/tak Langsung (Semi-direct/indirect)
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan langsung pada benda yang perlu
diterangi, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dinding.
Dengan sistem ini kelemahan sistem pencahayaan langsung dapat
dikurangi. Diketahui bahwa langit-langit dan dinding yang diplester putih
memiliki effiesiean pemantulan 90%, sedangkan apabila dicat putih
effisien pemantulan antara 5-90%
3. Sistem Pencahayaan Difus (general diffus lighting)
Pada sistem pencahayaan difus, sebanyak 40-60% cahaya diarahkan
kepada permukaan yang perlu diterangi, selebihnya lagi menerangi langit-
langit dan dinding untuk kemudian dipantulkan. Pada sistem ini, nilai
pantulan dari langit-langit harus tinggi agar cahaya yang dipantulkan ke
bawah cukup banyak. Namun masih ada masalah bayangan dan kesilauan
dalam sistem pencahayaan ini.
4. Pencahayaan semi tidak langsung (semi indirect lighting)
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding
bagian atas, sedangkan sisanya diarahkan ke bagian bawah. Untuk hasil
yang optimal disarankan langit-langit perlu diberikan perhatian serta
dirawat dengan baik. Pada sistem ini masalah bayangan praktis tidak ada
serta kesilauan dapat dikurangi.
5. Distribusi pencahayaan tidak langsung (indirect lighting)
Pada sistem pencahayaan tidak langsung, sebanyak 90-100% cahaya
diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas kemudian dipantulkan
untuk menerangi seluruh ruangan. Agar seluruh langit-langit dapat
dijadikan sumber cahaya, maka diperlukan pemeliharaan yang baik.
Kelebihan dari sistem pencahayaan ini adalah tidak menimbulkan
bayangan dan kesilauan, sedangkan kelemahannya yaitu dapat mengurangi
efesiensi cahaya total yang jatuh pada permukaan kerja.
2.6 Faktor yang mempengaruhi pencahayaan
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pencahayaan di ruangan
termasuk ditempat kerja adalah: (3)
a. Desain sistem pencahayaan
Faktor ini berpengaruh terhadap penyebaran cahaya ke seluruh ruangan.
Dengan desain yang baik dapat dihindarinya sudut atau bagian ruangan
yang gelap.
b. Distribusi cahaya
Faktor ini berpengaruh terhadap penyebaran cahaya. Jika distribusi
sumber cahaya tidak merata, maka akan menimbulkan sudut dan bagian
ruangan yang gelap.
c. Pemantulan cahaya
Pemantulan cahaya dari langit-langit tergantung dari warna dan finishing.
Pemantulan cahaya ini tidak berlaku pada sistem pencahayaan langsung,
tetapi sangat penting pada pencahayaan tidak langsung.
d. Ukuran ruangan
Ruangan yang luas akan lebih efisien dalam pemanfaatan caaya daripada
ruang yang sempit.
e. Utilitas cahaya
Utilitas cahaya adalah presentase cahaya dari sumber cahaya yang secara
nyata mencapai dan menerangi benda-benda yang diterangi.
f. Pemeliharaan desain dan sumber cahaya
Apabila pemeliharaan desain dan sumber cahaya tidak baik, misalnya
penuh debu, maka akan mempengaruhi pencahayaan yang dihasilkan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Frick, Heinz. 2008. Ilmu Fisika Bangunan Pengantar Pemahaman


Cahaya, Kalor, Kelembapan, Iklim, Gempa Bumi, Bunyi dan Kebakaran.
Kanisius. Yogyakarta.
2. Hendra, Sekar Tina dan Amah Majidah. 2013. Tingkat Pencahayaan
Perpustakaan di Lingkungan Universitas Indonesia. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Nasional Vol. 7, No. 6, Jakarta.
3. Prabu, 2009. Penerangan Tempat Kerja, Pusat Pelayanan Ergonomidan
Kesker.Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai