Anda di halaman 1dari 5

2.

1 Dimensi Ruang
Menurut SNI 16-7062-2004 jarak tertentu dapat dibedakan berdasarkan luas
ruangan sebagai berikut : (1)
a. Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi : titik potong horizontal panjang dan
lebar ruangan adalah pada jarak setiap satu meter. Contoh daerah pengukuran
intensitas pencahayaan umum untuk luas ruangan kurang dari 10 meter persegi
seperti Gambar 2.1 berikut ini.
1m 1m 1m 1m

1m

1m

Sumber: BSN,2004.
Gambar 1. Penentuan titik pengukuran pencahayaan umum
dengan luas kurang dari 10m2. (1)
b. Luas ruangan antara 10m2 sampai 100m2 : titik potong garis horizontal panjang
dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 3 meter. Contoh daerah pengukuran
intensitas pencahayaan umum untuk luas ruangan antara 10m2 sampai 100m2
seperti pada Gambar 2.2 berikut ini.

3m 3m 3m 3m

3m

3m
3m

Sumber: BSN,2004.
Gambar.2. Penentuan titik pengukuran pencahayaan umum
dengan luas antara 10m2 sampai 100m2. (1)
c. Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi : titik potong horizontal panjang dan
lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter. Contoh daerah pengukuran intensitas
pencahayaan umum untuk luas ruangan lebih dari 100 meter persegi seperti
Gambar 2.3 berikut ini.
6m 6m 6m 6m

6m

6m

6m

Sumber: BSN,2004.
Gambar 3. Penentuan titik pengukuran pencahayaan umum dengan
luas lebih dari 100m2. (1)
2.2 Kuat Pencahayaan
Lumen adalah satuan flux cahaya yang dipancarkan di dalam satuan unit sudut
padatan oleh suatu sumber denga intensitas cahaya seragam satu candela. Satu lux
adalah satu lumen per meter persegi. Lumen (lm) adalah kesetaraan fotometrik dati
watt, yang menmadukan respon mata pengamatn standar. 1 watt = 683 lumens pada
panjang gelombang 555 nm. Luminaire adalah satuan cahaya yang lengkap, terdiri
dari sebuah lampu atau beberapa lampu, termasuk rancangan pendistribusiam cahaya,
penempatan dan perlindungan lampu-lampu, dan dihubungkannya lampu ke pasokan
daya. (2)
Lux merupakan satuan metric ukuran cahaya pada suatu permukaan. Cahaya
rata-rata yang dicapai adalah rata-rata tingkat lux pada berbagai titik pada area yang
sudah ditentukan. 1 lux = 1 lumen per meter persegi.Perbedaan antara lux dan lumen
adalah pada luas areal dimana flus menyebar 1000 lumen, terpusat pada satu areal
dengan luas satu meter persegi,menerangi meter persegi tersebut dengan cahaya 1000
lux. Sedangkan 1000 lumen, yang menyebar ke 10 m2 hanya menghasilkan cahaya
suram 10 lux. (2)
2.3 Warna Pencahayaan
Kualitas warna suatu lampu mempunyai dua karakteristik yang berbeda sifatnya, yaitu
: (3)
 Tampak warna yang dinyatakan dalam temperatur warna.
Sumber cahaya putih dapat dikelompokkan dalam 3 (tiga) kelompok menurut
tampak warnanya :
Tabel 1 : Tampak warna terhadap temperatur warna. (3)
Temperatur Warna K (Kelvin) Tampak Warna
>5300 Dingin
3300-5300 Sedang
<3300 Hangat
Pemilihan warna lampu bergantung kepada Tingkat pencahayaan yang
diperlukan agar diperoleh pencahayaan yang nyaman. Dari pengalaman
secara umum, makin tinggi tingkat pencahayaan yang diperlukan, makin
sejuk tampak warna yang dipilih sehingga tercipta pencahayaan yang nyaman.
Kesan umum yang berhubungan dengan tingkat pencahayaan yang
bermacam-macam dan tampak warna yang berbeda dengan lampu fluoresen
dapat dilihat pada tabel 2. (3)
Tabel 2.: Hubungan tingkat pencahayaan dengan tampak warna lampu(3)
Tingkat Tampak warna lampu
pencahayaan Lux Hangat Sedang Dingin
500 nyaman netral Dingin
500-1000
1000-2000 stimulasi nyaman Netral
2000-3000
3000 Tidak alami stimulasi Nyaman
2.4 Jumlah Pencahayaan
Tabel.1 Tingkat Pencahayaan Berdasarkan Jenis Pekerjaan. (4)
Tingkat
Jenis
Contoh Pekerjaan Pencahayaan yang
Pekerjaan
dibutuhkan (Lux)
Tidak teliti Penimbunan barang 80 – 170
Agak teliti Pemasangan (tak teliti) 170-350
Teliti Membaca, menggambar 350-700
Sangat teliti Pemasangan 700-1000
Standar pencahayaan lain yang tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri ialah sebagai berikut, (4)
Tabel 3 mengenai area kegiatan dan tingkat penerangan(4)

Tingkat
Penerangan Area Kegiatan
(Lux)
Pencahayaan umum untuk 20 Layanan penerangan yang minimum
ruangan dan area yang dalam area sirkulasi luar ruangan,
jarang digunakan dan/atau pertokoan di daerah terbuka, halaman
tugas-tugas atau visual tempat penyimpanan
sederhana 50 Tempat pejalan kaki dan panggung
70 Ruang boiler
100 Halaman trafo, ruangan tungku
150 Area sirkulasi di industri, pertokoan dan
ruang penyimpan
Pencahayaan umum untuk 200 Layanan penerangan yang minimum
interior tugas
300 Meja dan mesin kerja ukuran sedang,
proses umum dalam industri kimia dan
makanan, kegiatan membaca dan
membuat arsip
450 Gantungan baju, pemeriksaan, kantor
untuk menggambar, perakitan mesin dan
bagian yang halus, pekerjaan warna,
tugas menggambar kritis
Pencahayaan tambahan 1500 Pekerjaan mesin dan di aras meja yang
setempat untuk tugas sangat halus, perakitan mesin presisi
visual yang tepat kecil dan instrumen, komponen
elektronik, pengukuran dan pemeriksaan.
Bagian kecil yang rumit (sebagian
mungkin diberikan oleh tugas
pencahayaan setempat)
3000 Pekerjaan berpresisi dan rinci sekali,
misal instrumen yang sangat kecil,
pembuatan jam tangan, pengukiran

DAFTAR PUSTAKA

1. Badan Standardisasi Nasional. 2004. Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat


Kerja. SNI 16-7062-2004. ICS 17.180.20.
2. Frick, Heinz. 2008. Ilmu Fisika Bangunan Pengantar Pemahaman Cahaya, Kalor,
Kelembapan, Iklim, Gempa Bumi, Bunyi dan Kebakaran. Kanisius. Yogyakarta.
3. Hendra, Sekar Tina dan Amah Majidah. 2013. Tingkat Pencahayaan Perpustakaan di
Lingkungan Universitas Indonesia. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 7,
No. 6, Jakarta.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/Menkes/SK/XI/2002
Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri.

Anda mungkin juga menyukai