Anda di halaman 1dari 10

ALAT UKUR ERGONOMI

1. Uji Intensitas Cahaya


a. Landasan Teori
 Sesuai dengan tingkat iluminasi yang dipersyaratkan pada kuat
penerangan, maka kebutuhan tingkat kuat penerangan (iluminasi) pada
area produksi dengan jenis pekerjaan rutin adalah 300 lux.
 Banyak faktor risiko di lingkungan kerja yang mempengaruhi
keselamatan dan kesehatan pekerja salah satunya adalah pencahayaan.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.1405 tahun 2002,
pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif. Pencahayaan
minimal yang dibutuhkan menurut jenis kegiatanya seperti berikut:
Tingkat Pencahayaan Lingkungan Kerja

TINGKAT
JENIS
PENCAHAYAAN KETERANGAN
KEGIATAN
MINIMAL (LUX)
Pekerjaan kasar dan 100 Ruang penyimpanan & ruang
tidak terus – peralatan/instalasi yang
menerus memerlukan pekerjaan yang
kontinyu
Pekerjaan kasar dan 200 Pekerjaan dengan mesin dan
terus – menerus perakitan kasar
Pekerjaan rutin 300 Ruang administrasi, ruang
kontrol, pekerjaan mesin &
perakitan/penyusun
Pekerjaan agak 500 Pembuatan gambar atau bekerja
halus dengan mesin kantor, pekerjaan
pemeriksaan atau pekerjaan
dengan mesin
Pekerjaan halus 1000 Pemilihan warna, pemrosesan
teksti, pekerjaan mesin halus &
perakitan halus
Pekerjaan amat 1500 Mengukir dengan tangan,
halus pemeriksaan pekerjaan mesin dan
Tidak menimbulkan perakitan yang sangat halus
bayangan
Pekerjaan terinci 3000 Pemeriksaan pekerjaan, perakitan
sangat halus
TINGKAT
JENIS
PENCAHAYAAN KETERANGAN
KEGIATAN
MINIMAL (LUX)
Tidak menimbulkan
bayangan

 United Nations Environment Programme (UNEP) dalam Pedoman


Efisiensi Energi untuk Industri di Asia mengklasifikasikan kebutuhan
tingkat pencahayaan ruang tergantung area kegiatannya, seperti berikut:

Kebutuhan Pencahayaan Menurut Area Kegiatan

Pencahayaan
Keperluan Contoh Area Kegiatan
(LUX)
Pencahayaan 20 Layanan penerangan yang minimum
Umum untuk dalam area sirkulasi luar ruangan,
ruangan dan area pertokoan didaerah terbuka, halaman
tempat penyimpanan
yang jarang 50 Tempat pejalan kaki & panggung
digunakan 70 Ruang boiler
100 Halaman Trafo, ruangan tungku, dll.
dan/atau tugas- 150 Area sirkulasi di industri, pertokoan dan
tugas atau ruang penyimpan.

visual sederhana
Pencahayaan 200 Layanan penerangan yang minimum
umum untuk dalam tugas
interior 300 Meja & mesin kerja ukuran sedang,
proses umum dalam industri kimia dan
makanan, kegiatan membaca dan
membuat arsip.
450 Gantungan baju, pemeriksaan, kantor
untuk menggambar, perakitan mesin
dan bagian yang halus, pekerjaan warna,
tugas menggambar kritis.
1500 Pekerjaan mesin dan diatas meja yang
sangat halus, perakitan mesin presisi
kecil dan instrumen; komponen
elektronik, pengukuran & pemeriksaan
bagian kecil yang rumit (sebagian
mungkin diberikan oleh tugas
pencahayaan setempat)
Pencahayaan
Keperluan Contoh Area Kegiatan
(LUX)
Pencahayaan 3000 Pekerjaan berpresisi dan rinci sekali,
tambahan misal instrumen yang sangat kecil,
setempat untuk pembuatan jam tangan, pengukiran
tugas visual yang
tepat

Sumber: www.energyefficiencyasia.org
 Penerangan untuk membaca dokumen lebih tinggi dari pada penerangan
untuk melihat komputer, karena tingkat penerangan yang dianjurkan
untuk pekerja dengan komputer tidak dapat berdasarkan satu nilai dan
sampai saat ini masih kontroversial. Grandjean menyusun rekomendasi
tingkat penerangan pada tempat-tempat kerja dengan komputer berkisar
antara 300-700 lux seperti berikut.

Rekomendasi Tingkat Pencahayaan Pada Tempat Kerja Dengan Komputer

Tingkat Pencahayaan
Keadaan Pekerja
(lux)
Kegiatan Komputer dengan sumber 300
dokumen yang terbaca jelas

Kegiatan Komputer dengan sumber 400-500


dokumen yang tidak terbaca jelas

Tugas memasukan data 500-700

b. Alat yang digunakan dan penggunaan


 Alat yang diggunakan untuk Uji Intensitas Cahaya adalah Luxmeter,
 Lux meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur besarnya
intensitas cahaya di suatu tempat. Besarnya intensitas cahaya ini perlu
untuk diketahui karena pada dasarnya manusia juga memerlukan
penerangan yang cukup. Untuk mengetahui besarnya intensitas cahaya
ini maka diperlukan sebuah sensor yang cukup peka dan linier terhadap
cahaya. Semakin jauh jarak antara sumber cahaya ke sensor maka akan
semakin kecil nilai yang ditunjukkan lux meter. Ini membuktikan
bahwa semakin jauh jaraknya maka intensitas cahaya akan semakin
berkurang. Alat ini didalam memperlihatkan hasil pengukurannya
menggunakan format digital yang terdiri dari ra ngka, sebuah sensor.
Sensor tersebut diletakan pada sumber cahaya yang akan diukur
intenstasnya.
c. Hubungan Uji Intensitas Cahaya denga Ergonomi
 Ergonomi dapat di definisikan sebagai penyesuain pekerjaan atau
aktivitas terhadap pekerja. Ergonomi bertujuan untuk mendesain
stasiun kerja, proses kerja, dan peralatan yang sesuai dengan
penggunanya dan bersifat ENASE. Intensitas Cahaya yang tidak tepat
pada saat melakukan pekerjaan dapat menyebabkan visual problem
pada pekerja dan ENASE tidak dapat tercapai sehingga di butuhkan
penerapan Ergonomi. Visual problem terjadi karena glare, dan poor
lightning. Pencahayaan yang salah dapat menyebabkan visual problem
sebagai berikut:
1 Mata kering, perih, dan pedas.
Biasanya disebabkan karena lampu yang terlalu gelap disamping
cahaya monitor yang terlalu terang. Kekontrasan antara lampu dan
cahaya monitor inilah yang sering menyebabkan mata pedih dan
berair.
2 Pandangan yang kabur.
Pandangan kabur biasanya disebabkan karena terlalu lama
memandang layar monitor yang terang dan intensitas cahaya lampu
yang terlalu tinggi.
3 Pusing kepala.
Pusing kepala sering disebabkan karena terlalu lamanya
memandang monitor yang terlalu terang dengan warna yang terlalu
tajam.
d. Gambar Alat Lux Meter

2. Biomekanika
a. Landasan Teori
 Biomekanika merupakan kombinasi antar keilmuan mekanika,
anatomi yaitu adalah cabang dari biologi yang berhubungan dengan
struktur dan organisasi dari makhluk hidup, antropometri yaitu studi
yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia.
Biomekanik di bagi menjadi 2 yaitu:
 Biostatics : menganalisis pada posisi diam, atau bergerak pada garis
lurus dengannkecepatan seragam (uniform).
 Biodinamics : gambaran gerakan-gerakan tubuh tanpa
mempertimbangkan gaya yang terjadi (kinematik) dan gerakan yang
disebabkan gaya yang bekerja dalam tubuh (kinetik).
 ANALISIS MEKANIK Maximum Permissible Limit (MPL)
Merupakan batas besarnya gaya tekan pada segmen L5/S1 dari
kegiatan pengangkatan dalam satuan Newton, yang distandarkan oleh
NIOSH (National Institute of Occupational Safety and Healty) tahun
1991. Besar gaya tekannya adalah dibawah 6500 N pada L5/S1,
sedangkan batasan gaya angkatan normal (Action Limit) sebesar 3500
N pada L4/S1, sehingga apabila:
i. Fc < AL , maka postur aman
ii. AL < Fc < MPL , maka perlu hati-hati
iii. Fc > MPL , maka postur berbahaya
 Konsep yang mendasari diperbaharuinya persamaan pengangkatan
NIOSH adalah untuk merekomendasikan berat yang dianggap aman
bagi suatu pengangkatan yang ideal dan kemudian mengurangi berat
tersebut apabila suatu tugas mulai memberikan tekanan yang tinggi
pada pekerja. Adapun keenam variabel tugas yang dikembangkan
untuk dapat menghitung RWL(Recommended Weight Limit).

b. Alat yang digunakan dan penggunaan


 Electronic push/pull dynamometer
Digunakan untuk mengetahui kekuatan menarik dan mendorong otot
lengan dan bahu. Expanding dynamometer merupakan alat untuk
mengukur kekuatan otot bahu baik kekuatan tarik maupun kekuatan
dorong pada otot bahu, nama lain Expanding Dynamometer adalah
push-pull dynamometer. Alat ini fungsinya untuk uji puan pada
seseorang yang suka bekerja dengan berat seperti pada pemain volley,
tennis, dan lain sebagainya selain itu dapat mengukur kekuatan bahu
apakah masih membutuhkan perawatan atau telah sembuh benar.
 Hand Grip Dynamometer
Hand Grip Dynamometer digunakan untuk mengetahui batas
kemampuan genggaman tangan praktikan. Hal ini kemudian dianalisis
perbedaannya dengan membuat beberapa perlakukan yang berbeda.
Seperti perbedaan genggaman tangan dan posisi duduk atau berdiri.
 Electromyograph
Digunakan untuk mengetahui fungsi saraf dan otot dengan cara
merekam aktivitas listrik yang dihasilkan oleh otot skeletal.
 Force transducer
Alat uji perangkat listrik yang mengubah suatu gaya menjadi sinyal
listrik.

c. Hubungan Biomekanik denga Ergonomi


 Tubuh manusia dirancang untuk melakukan kerja (dalam hal ini kerja
fisik) atau aktivitas serhari-hari, adanya masa otot yang bobotnya
lebih dari separuh tubuh memungkinkan manusia untuk dapat
menggerakkan tubuh dan melakukan kerja. Dari sudut pandang
ergonomi, setiap beban kerja yang diterima oleh seseorang harus
sesuai dan seimbang terhadap kemampuan fisik, kognitif, maupun
keterbatasan manusia menerima beban tersebut. Kemampuan atau
keterbatasan manusia tersebut termasuk dalam hal gerakan atau postur
kerja dan gaya atau beban kerja. Disinilah biomekanika berperan.
Biomekanika merupakan ilmu yang menggunakan hukum-hukum
fisika dan konsep-konsep mekanika untuk mendeskripsikan gerakan
dan gaya pada berbagai macam bagian tubuh ketika melakukan
aktivitas. Karena biomekanika hanya berbicara dalam masalah fisik
maka biomekanika termasuk dalam ranah ergonomi fisik..
d. Gambar Alat – alat dalam Biomekanik

3. Rapid Upper Limb Assessment (RULA)


a. Landasan Teori
 Rapid Upper Limb Assessment (RULA) adalah sebuah metode untuk
menilai postur, gaya, dan gerakan suatu aktivitas kerja yang berkaitan
dengan penggunaan anggota tubuh bagian atas (upper limb). Metode
ini dikembangkan untuk menyelidiki resiko kelainan yang akan
dialami oleh seorang pekerja dalam melakukan aktivitas kerja yang
memanfaatkan anggota tubuh bagian atas (upper limb).
 Metode ini menggunakan diagram postur tubuh dan tabel penilaian
untuk memberikan evaluasi terhadap faktor resiko yang akan dialami
oleh pekerja. Faktor-faktor resiko yang diselidiki dalam metode ini
adalah yang telah dideskripsikan oleh McPhee’ sebagai faktor beban
eksternal (external load factors) yang meliputi: jumlah gerakan, jerja
otot statis, gaya, postur kerja yang ditentukan oleh perlengkapan dan
perabotan, dan waktu kerja tanpa istirahat.
 RULA disediakan untuk menangani kasus yang menimbulkan resiko
pada muskuloskeletal saat pekerja melakukan aktivitas. Alat tersebut
memberikan penilaian resiko yang objektif pada sikap, kekuatan dan
aktivitas yang dilakukan pekerja. RULA telah digunakan di dunia
internasional beberapa tahun ini untuk menilai resiko yang
dihubungkan dengan Work Related Upper Limb Disorders
(WRULD).

b. Alat yang digunakan dan penggunaan


 Alat yang diggunakan untuk Analislis Metode RULA adalah RULA
Employee Assessment Worksheet.
 RULA Employee Assessment Worksheet adalah lembar kerja yang
berisikan cara dan daftar jimlah skor untuk hasil metode survey RULA
yang dikembangkan ole Dr. Alan Hedge untuk menganalisis Ergonomi
Penilaian Cepat Beban Tungkai Atas.

c. Hubungan RULA denga Ergonomi


 RULA merupakan alat untuk mngevaluasi faktor-faktor risiko postur,
konstraksi otot statis, gerakan repetitive, dan gaya yang digunakan
untuk suatu pekerjaan tertentu. Setiap faktor memiliki konstribusi
masing-masing terhadap suatu nilai yang dihitung. Nilai-nilai tersebut
dijumlah dan diterapkan pada table untuk menentukan Grand Score.
Grand Score menunjukkan sejauh mana pekerja terpapar faktor-faktor
risiko di atas dan berdasarkan nilai tersebut, dapat disarankan tindakan
yang perlu diambil.
 Metode ini menggunakan diagram postur tubuh dan tabel penilaian
untuk memberikan evaluasi terhadap faktor resiko yang akan dialami
oleh pekerja. Faktor-faktor resiko yang diselidiki dalam metode ini
adalah yang telah dideskripsikan oleh McPhee’ sebagai faktor beban
eksternal (external load factors) yang meliputi: jumlah gerakan, jerja
otot statis, gaya, postur kerja yang ditentukan oleh perlengkapan dan
perabotan, dan waktu kerja tanpa istirahat.
d. Gambar Alat dalam metode RULA

Anda mungkin juga menyukai