Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pembangunan yang memuat sebenar-benarnya hakekat pembangunan
adalah proses pembangunan yang memperhatikan terpenuhinya aspek-aspek
pembangunan sumber daya manusia; yang terdiri dari : capacity (kemampuan
untuk melakukan pembangunan), equity (pemerataan hasil-hasil pembangunan),
empowering (pemberdayaan melalui pemberian hak atau wewenang untuk
menentukan hal-hal yang dianggap penting) dan sustainable (kemampuan untuk
hidup terus). Khususnya upaya untuk memberdayakan dan memampukan sumber
daya manusia, merupakan suatu proses jangka panjang yang memerlukan
investasi. Menurut Sadjono Jatiman, investasi itu bukan investasi ekonomi, tetapi
merupakan investasi sosial budaya yaitu investasi sumber daya manusia. Dari
nilai yang diinvestasikan tersebut akan menghasilkan keuntungan berupa
meningkatnya kualitas hidup sumber daya manusia itu sendiri.
Sampai saat ini, kondisi kualitas sumber daya manusia Indonesia belumlah
dapat dikatakan lebih baik dibandingkan dengan masa sebelumnya. Kondisi
tersebut disebabkan oleh – tidak lain dan tidak bukan – tidak adanya jaminan bagi
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan publik ; yang berwujud kebijakan-
kebijakan publik; dalam rangka meningkatkan kesejahteraannya. Proses
pembangunan yang dilakukan oleh lembaga publik hanya berorientasi pada
kepentingan ekonomi jangka pendek semata, dan bukannya menggarap sumber
daya manusianya. Kalau demikian, siapakah yang bertanggungjawab ? Di satu sisi
pihak yang bertanggungjawab terhadap proses pembangunan adalah negara;
dengan asumsi bahwa mekanisme demokrasi berlangsung, negara merupakan
lembaga formal yang memiliki mandat dari masyarakat melalui cara-cara tertentu
yang dapat dibenarkan oleh hukum yang berlaku untuk memenuhi kepentingan
publik; dan di sisi lainnya adalah kenyataan yang berkembang adalah semakin
meningkatnya jenis/macam dan intensitas kebutuhan masyarakat, menuntut
konsekuensi logis pihak swasta dan atau pihak masyarakat itu sendiri untuk
terlibat dalam pelayanan publik (baca: proses pembangunan).

1
Dengan demikian, pertama, kajian administrasi negara tidaklah semata-mata
membicarakan organisasi negara (pemerintah) saja. Melainkan meliputi seluruh
aktivitas dan organisasi yang menyelenggarakan kebijakan publik dan hukum
publik, serta berkaitan dengan pengaturan organisasi swasta dan lembaga swadaya
masyarakat. Kedua, tentunya keterlibatan kedua lembaga terakhir tersebut dalam
proses pembangunan yang memuat pemberdayaan masyarakat menjadi penting
kontribusinya. Salah satu contoh LSM yang bergerak dalam bidang pemberdayaan
masyarakat adalah PKPU ( pos keadilan peduli umat) yang berfokus pada human
initiative untuk memberikan solusi dan mewujudkan peduli.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana peran PKPU dalam pemberdayaan masyarakat?

C. Tujuan
Untuk mengetahui peran PKPU dalam pemberdayaan masyarakat.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep pemberdayaan masyarakat


1. Pengertian pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan sebagai proses mengembangkan, memandirikan,
menswadayakan, memperkuat posisi tawar menawar masyarakat lapisan
bawah terhadap kekuatan-kekuatan penekan di segala bidang dan sektor
kehidupan (Sutoro Eko, 2002). Konsep pemberdayaan (masyarakat desa)
dapat dipahami juga dengan dua cara pandang. Pertama pemberdayaan
dimaknai dalam konteks menempatkan posisi berdiri masyarakat. Posisi
masyarakat bukanlah obyek penerima manfaat (beneficiaries) yang
tergantung pada pemberian dari pihak luar seperti pemerintah, melainkan
dalam posisi sebagai subyek (agen atau partisipan yang bertindak) yang
berbuat secara mandiri. Berbuat secara mandiri bukan berarti lepas dari
tanggungjawab negara.
Pemberian layanan publik (kesehatan, pendidikan, perumahan,
transportasi dan seterusnya) kepada masyarakat tentu merupakan tugas
(kewajiban) negara secara given. Masyarakat yang mandiri sebagai
partisipan berarti terbukanya ruang dan kapasitas mengembangkan
potensi-kreasi, mengontrol lingkungan dan sumberdayanya sendiri,
menyelesaikan masalah secara mandiri, dan ikut menentukan proses
politik di ranah negara. Masyarakat ikut berpartisipasi dalam proses
pembangunan dan pemerintahan (Sutoro Eko, 2002). Inti pengertian
pemberdayaan masyarakat merupakan strategi untuk mewujudkan
kemampuan dan kemandirian masyarakat.
2. Tujuan dan Strategi Cara Pemberdayaan Masyarakat
Tujuan pemberdayaan masyarakat adalah memampukan dan
memandirikan masyarakat terutama dari kemiskinan dan keterbelaka
ngan/kesenjangan/ketidakberdayaan. Kemiskinan dapat dilihat dari
indikator pemenuhan kebutuhan dasar yang belum mencukupi/layak.

3
Kebutuhan dasar itu, mencakup pangan, pakaian, papan, kesehatan,
pendidikan, dan transportasi. Sedangkan keterbelakangan, misalnya
produktivitas yang rendah, sumberdaya manusia yang lemah, terbatasnya
akses pada tanah padahal ketergantungan pada sektor pertanian masih
sangat kuat, melemahnya pasar-pasar lokal/tradisional karena
dipergunakan untuk memasok kebutuhan perdagangan internasional.
Dengan perkataan lain masalah keterbelakangan menyangkut struktural
(kebijakan) dan kultural (Sunyoto Usman, 2004). Bagaimana strategi atau
kegiatan yang dapat diupayakan untuk mencapai tujuan pemberdayaan
masyarakat ?. Ada beberapa strategi yang dapat menjadi pertimbangan
untuk dipilih dan kemudian diterapkan dalam pemberdayaan masyarakat.
Strategi 1 : Menciptakan iklim, memperkuat daya, dan melindungi. Dalam
upaya memberdayakan masyarakat dapat dilihat dari tiga sisi, yaitu ;
Pertama, menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi
masyarakat berkembang (enabling). Disini titik tolaknya adalah
pengenalan bahwa setiap manusia, setiap masyarakat, memiliki potensi
yang dapat dikembangkan.
Kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat
(empowering). Dalam rangka pemberdayaan ini, upaya yang amat pokok
adalah peningkatan taraf pendidikan, dan derajat kesehatan, serta akses ke
dalam sumber-sumber kemajuan ekonomi seperti modal, teknologi,
informasi, lapangan kerja, dan pasar. Masukan berupa pemberdayaan ini
menyangkut pembangunan prasarana dan sarana dasar fisik, seperti irigasi,
jalan, listrik, maupun sosial seperti sekolah dan fasilitas pelayanan
kesehatan, yang dapat dijangkau oleh masyarakat pada lapisan paling
bawah, serta ketersediaan lembaga-lembaga pendanaan, pelatihan, dan
pemasaran di perdesaan, dimana terkonsentrasi penduduk yang
keberdayaannya amat kurang. Untuk itu perlu ada program khusus bagi
masyarakat yang kurang berdaya, karena program-program umum yang
berlaku tidak selalu dapat menyentuh lapisan masyarakat ini.
Pemberdayaan bukan hanya meliputi penguatan individu anggota

4
masyarakat, tetapi juga pranata-pranatanya. Menanamkan nilai-nilai
budaya modern, seperti kerja keras, hemat, keterbukaan, dan
kebertanggungjawaban adalah bagian pokok dari upaya pemberdayaan ini.
Ketiga, memberdayakan mengandung pula arti melindungi. Dalam proses
pemberdayaan, harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah, oleh
karena kekurangberdayaan dalam menghadapi yang kuat. Oleh karena itu,
perlindungan dan pemihakan kepada yang lemah amat mendasar sifatnya
dalam konsep pemberdayaan masyarakat.
Strategi 2 : Program Pembangunan Pedesaan Pemerintah di Negara-
negara berkembang termasuk Indonesia telah mencanangkan berbagai
macam program pedesaan, yaitu (1) pembangunan pertanian, (2)
industrialisasi pedesaan, (3) pembangunan masyarakat desa terpadu, dan
(4) strategi pusat pertumbuhan (Sunyoto Usman, 2004).
Senada dengan program pembangunan pedesaan, J. Nasikun
(dalam Jefta Leibo, 1995), mengajukan strategi yang meliputi : (1) Startegi
pembangunan gotong royong, (2) Strategi pembangunan Teknikal –
Profesional, (3) Strategi Konflik, (4) Strategi pembelotan kultural.

3. Modal Yang Dibutuhkan Dalam Pembangunan :


a SDA ( sumber daya alam ) : hutan, tambang, laut, air, tanah, dll
b Ekonomi/fisik ( hutang, aset, informasi, dll)
c SDM (sumber daya manusia ( pendidikan, kesehatan, keterampilan,
ilmu pengetahuan)
d Modal sosial (nilai, norma, gotong royong, kepercayaan, peraturan
sosial, kearifan lokal, dll)

5
4. Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Asset Based Communities
Development (Model Abcd)

ASSETS MAPPING

CAPIT
AL

B. Konsep LSM
1. Pengertian LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Lembaga Swadaya Masyarakat dapat diartikan organisasi atau
lembaga yang dibentuk oleh anggota masyarakat Warga Negara Republik
Indonesia secara sukarela atas kehendak sendiri dan minat yang besar
serta bergerak dibidang kegiatan tertentu yang ditetapkan oleh organisasi
atau lembaga sebagai wujud partisipasi masyarakat dalam upaya
meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat, yang menitik
beratkan kepada pengabdian secara swadaya.
Kemudian dalam perkembangannya Lembaga Swadaya Masyarakat
tersebut mempunyai lingkup kegiatan yang tidak terbatas pada
lingkungan hidup saja, melainkan mencakup bidang lain sesuai dengan
yang diminati untuk tujuan meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
masyarakat baik rohani maupun jasmani
Karena LSM adalah organisasi/lembaga yang anggotanya adalah
masyarakat warganegara Republik Indonesia yang secara sukarela atau
kehendak sendiri berniat serta bergerak di bidang kegiatan tertentu yang

6
ditetapkan oleh organisasi atau lembaga sebagai wujud partisipasi
masyarakat dalam upaya meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
masyarakat, yang menitikberatkan kepada pengabdian secara swadaya,
maka secara tidak langsung pihak-pihak yang terlibat antara lain:
a Warga atau masyarakat sekitar yang terlibat.
b Sukarelawan yang menjadi anggota LSM.
c Pemerintah daerah sekitar.
LSM bertujuan memberdayakan seluruh potensi yang ada dalam
masyarakat dengan menumbuhkan prakarsa serta mengerakkan swadaya
gotong royong masyarakat dalam pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya.

2. Peran LSM dalam Pemberdayaan Masyarakat


Peran LSM di Indonesia mengalami perkembangan dan
transformasi fungsi, sesuai dengan paradigma pembangunan. Kondisi dan
paradigma yang ada saat ini, adalah terbukanya era globalisasi ekonomi
yang diwujudkan dengan adanya proses internasional produksi,
perdagangan, dan pasar uang.
LSM mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan
bermasyarakat di Indonesia, karena lembaga tersebut mempunyai
kedekatan yang lebih terhadap masyarakat sekitarnya.
Peran LSM tersebut antara lain:
a Memberikan informasi satu arah misalnya lewat media masa, poster,
pembagian dokumen lewat pemda, dsb.
b Memberikan pertukaran informasi dua arah yang melibatkan
masyarakat: kunjungan kedesa atau rumah dan Tanya jawab,
pertemuan khusus dengan peserta-peserta yang diundang,
pengumpulan pendapat, dan pengetahuan dengan metode belajar
bersama, bertindak bersama.

7
c Masyarakat mendapatkan media sebagai penyalur inspirasinya yang
dapat diperjuangkan sekuat tenaga dengan dukungan LSM dan pihak-
pihak terkait.
d Masyarakat lebih mengenal lebih dekat LSM, bahwa pada saat ini ada
ratusan, bahkan ribuan LSM dengan full-timer. Bahkan ada yang lebih
besar organisasinya dengan ratusan tenaga full-timer. Sedang bidang
kegiatan LSM saat ini meliputi kegiatan yang cukup luas, meliputi
bidang-bidang lingkungan hidup, konsumen, bantuan hukum,
pendidikan dan latihan, perhutanan sosial, pengairan, koperasi,
penerbitan, kesehatan dan keluarga berencana, dan pengembangan
pedesaan dan pertanian dan lain-lain.
Kemudian dapat disusun program-program pengembangan yang
merupakan peran LSM untuk mendorong keberhasilan penyelenggaraan
kelompok swadaya. Berdasarkan pengalaman, ada 5 program
pengembangan yang dapat disusun untuk mendorong keberhasilan
kelompok swadaya yang disalurkan melalui tenaga-tenaga pendamping
kelompok, yaitu:
a Program Pengembangan Sumber Daya Manusia, meliputi berbagai
kegiatan pendidikan dan latihan baik pendidikan dan latihan untuk
anggota maupun untuk pengurus yang mencakup pendidikan dan
letihan tentang ketrampilan mengelola kelembagaan kelompok,
ketrampilan teknik produksi, maupun ketrampilan mengelola usaha.
b Program Pengembangan Kelembagaan Kelompok, dengan membantu
menyusun peraturan rumah tangga, mekanisme organisasi,
kepengurusan, administrasi dan lain sebagainya.
c Program Pemupukan Modal Swadaya, dengan membangun sistem
tabungan dan kredit anggota serta menghubungkan kelompok swadaya
tersebut dengan lembaga-lembaga keuangan setempat untuk
mendapatkan manfaat bagi pemupukan modal lebih lanjut.

8
d Program Pengembangan Usaha, baik produksi maupun pemasaran,
dengan berbagai kegiatan studi kelayakan, informasi pasar, organisasi
produksi dan pemasaran dan lain-lain.
e Program Penyediaan Informasi Tepat Guna, sesuai dengan kebutuhan
kelompok swadaya dengan berbagai tingkat perkembangannya.
Informasi ini dapat berupa eksposure program, penerbitan buku-buku
maupun majalah-majalah yang dapat memberikan masukan-masukan
yang mendorong inspirasi ke arah inovasi usaha lebih lanjut.

9
BAB III
PEMBAHASAN

A. HASIL WAWANCARA DAN ANALISIS


1. Profil PKPU
Berawal dari rasa kepedulian terhadap tragedi kemanusiaan pada
tahun 1997 hingga 1999, sekelompok pemuda melakukan aksi sosial
memberikan harapan untuk negeri. Menindak lanjuti aksi mereka yang
disertai kesadaran terhadap potensi filantropi di Indonesia, serta untuk
mengoptimalkan masyarakat pra sejahtera agar bisa mandiri, lahirlah
Yayasan PKPU pada 10 Desember 1999. Kemudian tanggal 8 Oktober
2001, PKPU ditetapkan sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional
(LAZNAS) berdasarkan SK. Menteri Agama No. 441. Pada 22 Juli 2008,
PKPU terdaftar di PBB sebagai NGO dengan “Special Consultative
Status with the Economic Social Council”. Pada 29 Januari 2010, PKPU
resmi terdaftar sebagai Organisasi Sosial Nasional berdasarkan
Keputusan Menteri RI No. 08/Huk/2010, serta pada 8 Oktober 2010
terdaftar di UNI Eropa dengan nomor registrasi EuropeAid ID No. 2010-
CSD-1203198618. Setelah melakukan spin off pada awal tahun 2016,
PKPU berfokus mengelola dana kemanusiaan, dan pada akhir tahun 2016
merubah nama menjadi PKPU Human Initiative. 17 tahun perjalanan
PKPU Human Initiative bukanlah pencapaian, melainkan sebuah proses
untuk meningkatkan semangat kepedulian dalam aksi kemanusiaan
bersama donatur, mitra, dan relawan. PKPU adalah lembaga sosial
swasta/ NGO (Non Goverment Organisation) yang berbadan hukum
yayasan dan legal dibadan hukum HAM sesuai dengan perijinan
KEMENSOS dan bekerja sama/ teregister resmi dengan PBB (cabang
PKPU yang berada diluar negeri).
PKPU bertanggung jawab untuk melaporkan aktivitas pada
KEMENSOS, dan setiap 4 tahun sekali diadakan sidang PBB untuk

10
melaporkan mengenai pencapaian visi kemanusiaan international dan
hasilnya dipulikasikan diluar itu PKPU juga bertanggung jawab ke publik
untuk mempublikasikan semua hasil kinerja program yang telah dicapai
berupa kegiatan yang sudah dilakukan, laporan, auditnya, khususnya
kemitra donatur PKPU.
Kantor pusat PKPU berada di Jakarta. PKPU memiliki 13 kantor
cabang di Indonesia sebagian besar di Ibukota Provinsi, 3 di luar negeri
yaitu di Korea Selatan, Australia, dan Inggris serta 12 perwakilan diluar
negeri. PKPU memiliki kewenangan di luar negeri karena sudah teregister
resmi dengan dan bekerjasama dengan PBB yang memiliki visi
kemanusiaan internasional.
Kantor cabang PKPU :
a. PKPU Sumatra Utara
b. PKPU Aceh
c. PKPU Sumatra Barat
d. PKPU Bukit Tinggi
e. PKPU Riau
f. PKPU Bengkulu
g. PKPU Jawa Barat
h. PKPU Jawa Tengah
i. PKPU Daerah Istimewa Yogyakarta
j. PKPU Jawa Timur
k. PKPU Kalimantan Timur
l. PKPU Sulawesi Selatan
m. PKPU Maluku
Secara organisasi PKPU adalah lembaga sosial yang harus dikelola
dengan profesional dan untuk keanggotaan nya sendiri yaitu ada di level
management berkedudukan di kantor sebagai staff/ karyawan, selain itu
PKPU juga punya relawan, jejaring, mitra yang bersifat kesukarelaan/
volunter sesuai dengan bidang nya masing-masing ada yang berada
diranah kesehatan untuk membantu program yang berkaitan dengan

11
kesehatan, kebencanaan, ada juga diranah pendidikan untuk membantu
pendampingan anak-anak untuk memfasilitasi kegiatan belajar
dipengungsian, ada juga bekerjasama dengan pihak kampus disini dalam
artian mahasiswa membantu diranah psikososial korban bencana alam di
pengungsian sebagai pendampingan.
2. PKPU salah satu bidang yang bergerak dalam bidang social yang meliputi
a. Disaster (bencana alam)
Contoh yang bergerak dalam disaster/ bencana alam yaitu
banjir disayung, longsor dimagelang, gempa bumi dijogja, dan bencana
alam lain yang ada di Indonesia. Kegiatan yang dilakukan adalah
pembentukan tim rescue disaster, pemebentukan tim SAR, penyediaan
pompa air, penyediaan listrik, makanan, penyediaan obat-obatan dan
mendirikan tenda darurat untuk para korban. Dalam kegiatan ini PKPU
bekerjasama lintas sektor dengan Dinsos, Dinkes, TNI/Polri.
b. Children (perlindungan anak)
Dibidang perlindungan anak yaitu upaya pengentasan gizi buruk
dan kurang gizi di kelurahan Meteseh dengan kegiatan memberikan
penyuluhan kesehatan tentang gizi seimbang dan demontrasi tentang
cara penyediaan gizi seimbang kepada masyarakat dan kader-kader.
Hasil dari intervensi PKPU tersebut, di kelurahan Meteseh peningkatan
gizi balita dan bayi cukup tinggi, dengan bukti berkurangnya anak
dengan gizi buruk >50%. Untuk posyandu balita PKPU melakukan
intervensi berupa kelengkapan meja posyandu menjadi 5 meja di setiap
posyandu dan melakukan penyuluhan tentang posyandu kepada
masyarakat. Kegiatan ini bekerjasama dengan Puskesmas yang terkait
dengan Posyandu, perangkat desa serta tokoh masyarakat setempat.
c. Empowerment (pemberdayaan masyarakat).
Dibidang pemberdayaan masyarakat sebagai contoh yaitu
pembentukan kelompok terapis pijat, pelatihan menjahit, daur ulang
barang-barang bekas dan sampah dengan tingkat keberhasilan yang
tinggi, dimana masyarakat saat ini sudah memiliki sumber penghasilan

12
yang mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari dari usaha yang sudah
dilakukan. Kemudian kegiatan yang lain yaitu pembuatan bank sampah,
penyediaan air bersih, jamban sehat, dan PHBS tatanan RT. Kegiatan
ini bekerjasama lebih banyak dengan masyarakat itu sendiri dan dengan
lintas sektoral seperti dinas sosial, dinas kesehatan, dinas pekerjaan
umum dan tokoh masyarakat yang mempunya keahlian-keahlian.
Sederhananya PKPU bergerak dalam kepedulian dan menemukan
solusi. PKPU juga bergerak dikancah internasional, memiliki kerjasama/
sudah teregistrasi oleh PBB sehingga memiliki ruang untuk berkiprah
lebih jauh misalnya membantu pengungsi Rohigya dengan membangun
sekolah, pompa air dan penyediaan listrik, untuk di Suriah PKPU berfokus
pada korban perangnya, dan bukan perang/konfilknya, membangun
pondok yatim diperbatasan Suriah sampai ke Turki, PKPU tampung anak
yatim karena korban perang tadi, sedangkan di Palestina PKPU membantu
untuk pasokan listrik, karena instalasi listriknya rusak dengan membangun
panel-panel surya dibeberapa wilayah, memasok makanan, yang sekarang
sedang dikembangkan untuk pasokan air, karena hampir 80% persediaan
air di Palestina tidak layak konsumsi, kini sedang dicari metode untuk
masalah air tersebut, PKPU juga sudah berhasil membangun sarana air
bersih di Bangladesh dan Somalia, tetapi di Palestina belum.
Semua kegiatan yang dilakukan oleh PKPU di danai oleh donatur-
donatur yang menjalin hubungan baik dengan PKPU, selain itu dana juga
didapatkan dari Mahasiswa, komunitas maupur organisasi lainyang secara
sukarela ikut berkontribusi dalam kegiatan/program PKPU
3. Hambatan/tantangan saat melakukan kegiatan
a. Belum menemukan potensi dari masyarakat
Masyarakat kurang terbuka dan kurang kooperatif sehingga kita sulit
untuk menggali atau menemukan potensi dari masyarakat itu sendiri.
Masyrakat berpikir bahwa PKPU datang untuk memberikan bantuan
jadi masyarakat menyerahkan semuanya kepada PKPU. Jika sudah

13
seperti ini maka PKPU akan mendekati para tokoh masyarakat yang
berpengaruh untuk membujuk masyarakat agar berpartisipasi.
b. Kesulitan menjalin hubungan dengan masyarakat
Kesalahan penggunaan metode pendekatan terhadap masyarakat
dapat membuat masyarakat tidak maupercaya lagi dengan PKPU,
sehingga Metode yang digunakan disetiap daerah berbeda sesuai
dengan kondisi daerahnya. karena setiap daerah mempunyai buday-
buday sendiri. Saat Contohnya: bagi-bagi zakat/ beras sampai ada yang
inlakukan maping PKPU tidak lupa untuk mengkaji budaya yang ada
sehingga metode yang akan digunakan tidak berlawanan dengan
budaya daerah. Faktor lain yang mempengaruhi sulitnya kerja sama
adalah masyarakat kurang aktif dan tidak mau tau dengan program
yang ingin dijalankan PKPU, sehingga untuk mengatasi hal tersebut
dibutuhkan komunikasi yang tepat dan pendekatan terhadap tokoh
masyarakat yang berpengaruh diwilayah tersebut. Penjelasan tentang
program yang jelas, mudah dimengerti dan jujur juga dapat
mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap PKPU.
c. Sulitnya memberdayakan masyarakat untuk menggunakan posyandu
secara layak dan rutin, hall ini karena faktor kesadaran masyarakat
yang masih kurang akan pentingnya memeriksakan kesehatan
diposyandu, kurangnya minat masyarakat menjadi kader posyandu,
serta kurangnya pengetahuan dari kader. Untuk menyelesaikan
masalah ini, maka dapat dilakukan penyuluhan kepada masyarakat
tentang posyandu maupun pemberian pelatihan kepada kader
posyandu.
4. Faktor – faktor yang mendukung kegiatan PKPU.
Modal yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri, seperti potensi alam yang
ada didaerah tersebut, keahlian masyarakat-masyarakatnya, latar belakang
pendidikan, interaksi yang ada di daerah tersebut,tokoh-tokoh yang
berpengaruh serta modal sosial yang dimiliki masyarakat contohnya
gotong royong, kepercayaan yang dianut, nilai, norma, peraturan yang

14
berlaku dimasyarakat, kearifan lokan dll. Bantuan dari para relawan seperti
tenaga kesehatan, pendidik, mahasiswa dan psikolog mungkin, serta
karakter masyarakat, seperti: Sifat gotong royong masyarakat Sifat ewuh
pekewuh masyarakat dan Sikap solidaritas dan sosial dari masyarakat juga
memudahkan proses kegiatan/program yang akan dilakukan PKPU.

15
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
PKPU adalah lembaga sosial swasta/ NGO (Non Goverment Organisation)
yang berbadan hukum yayasan dan legal dibadan hukum HAM sesuai dengan
perijinan KEMENSOS dan bekerja sama/ teregister resmi dengan PBB (cabang
PKPU yang berada diluar negeri). PKPU merupakan salah satu bidang yang
bergerak dalam bidang social yang meliputi disaster (bencana alam), children
(perlindungan anak) dan empowerment (pemberdayaan masyarakat). Kegiatan
PKPU yang bergerak dalam pemberdayaan masyarakat lebih pada posyandu,
masalah gizi, kemudian lingkungan, pengelolaan sampah, sanitasi, menyediakan
sumur atesis, menyediakan air minum, jamban, PHBS, pembentukan tim rescue
disaster, pemebentukan tim SAR, penyediaan pompa air, penyediaan listrik,
makanan, penyediaan obat-obatan dan mendirikan tenda darurat untuk para
korban bencana alam. Semua kegiatan yang dilakukan oleh PKPU di danai oleh
donatur-donatur yang menjalin hubungan baik dengan PKPU, selain itu PKPU
bekerjasama lintas program maupun lintas sektor daam proses pelaksanaan
kegiatan yang dilakukan untuk kelancaran semua program yang ada dengan
mengutamakan musyawarah terhadap masyarakat maupun semua pihak yang ikut
berpartisipasi.

16
DAFTAR PUSTAKA

M. Miftahul surur, Ketua cabang PKPU Semarang.


http://illaphuw.blogspot.com/2011/10/lembaga-swadaya-masyarakat-lsm.html
http://curahanmu.blogspot.com/2012/08/apa-sih-tujuan-sebenarnya-lsm-itu.html
http://lbkbrktkoordkps.blogspot.com/2009/04/peran-lembaga-swadaya-
masyarakat-dalam.html

17
Lampiran
Dokumentasi observasi PKPU

18
Dokumentasi kegiatan PKPU

19

Anda mungkin juga menyukai