Oleh:
HADRIANSYAH
NIM. 100500158
SAMARINDA
2013
PENGAM ATAN PARAMETER pH, TSS, KADAR BESI, DAN
KADAR MANGAN DI SUNGAI SEKITAR AREA
TAMBANG BATUBARA PT. KALTIM NUSANTARA COAL
DI KECAMATAN BUSANG
Oleh
HADRIANSYAH
NIM. 100500158
Untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya pada Program Diploma III Politeknik
Pertanian Negeri Samarinda
SAMARINDA
2013
PENGAM ATAN PARAMETER pH, TSS, KADAR BESI, DAN
KADAR MANGAN DI SUNGAI SEKITAR AREA
TAMBANG BATUBARA PT. KALTIM NUSANTARA COAL
DI KECAMATAN BUSANG
Oleh
HADRIANSYAH
NIM. 100500158
Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya
pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
SAMARINDA
2013
HALAMAN PENGESAHAN
Judul karya ilmiah : Pengamatan parameter pH, TSS, Kadar Fe, dan
Kadar Mn di Sungai Sekitar Area Tambang
Batubara PT. Kaltim Nusantara Coal Di Kecamatan
Busang.
Nama : Hadriansyah
NIM : 100500158
M. Fikri Hernandi, S. Hut., MP Ir. Herijanto Thamrin, MP Taufiq Rinda Alkas, S. Si., M.Pd.
NIP. 19701127 19980 2 001 NIP. 19621107 198903 1 015 NIP. 19780517 200912 1 002
Menyetujui, Mengesahkan,
Kata kunci : Pengamatan Parameter pH, TSS, Kadar Fe, dan Kadar Mn
RIWAYAT HIDUP
Segala puji bagi Allah SWT, karena hanya Dialah dzat yang pantas dipuji,
Rabb semesta alam, Dialah maha pencipta, maha melihat dan maha pemberi
rezeki. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada pimpinan Nabi
dan Rasul, Nabi Muhammad SAW yang diutus oleh Allah SWT sebagai rahmat
bagi semesta alam. Atas ijin-Nya pula karya ilmiah ini dapat diselesaikan oleh
penulis dengan judul Studi Pengamatan Parameter pH, TSS, Kadar Mn di
Sungai Sekitar Area Tambang Batubara PT. Kaltim Nusantara Coal di
Kecamatan Busang. Karya ilmiah ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan oleh penulis selama kurang lebih tiga bulan guna memenuhi
salah satu syarat untuk memperoleh sebutan Ahli Madya Manajemen
Lingkungan pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
Dalam penyusunan Karya Ilmiah ini, penulis tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak, untuk ini dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak M. Fikri Hernandi, S. Hut., MP selaku Dosen Pembimbing Karya
Ilmiah.
2. Bapak Ir. Herijanto Thamrin, MP selaku Dosen Penguji I.
3. Bapak Taufiq Rinda Alkas, S. Si., M.Pd selaku Dosen Penguji II.
4. Bapak Ir. Dadang Suprapto, MP selaku Ketua Program Studi Manajemen
Lingkungan.
5. Bapak Ir. Hasanudin, MP selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian.
6. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri
Samarinda.
7. Seluruh staf pengajar di Program Studi Manajemen Lingkungan, Jurusan
Manajemen Pertanian.
8. Keluarga tercinta Bapak, Ibu dan Saudara untuk do’anya dan telah
memberikan dukungan baik materi maupun moril kepada penulis.
9. Seluruh rekan–rekan mahasiswa/mahasiswi semester VI, khususnya
sahabat–sahabat penulis Manajemen Lingkungan.
Walaupun sudah berusaha dengan sungguh–sungguh, penulis menyadari
kemungkinan terdapat kekurangan dalam penulisan karya ilmiah ini, namun
demikian penulis berharap karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja
yang membacanya. Amin
Hadriansyah
Halaman
harga minyak bumi yang melambung tinggi. Peningkatan produksi pada lahan
yang telah mengantongi ijin eksploitasi serta eksplorasi pada lahan potensi baru
penambangan terjadi lebih parah pada sektor kehutanan, karena kegiatan ini
perubahan tipe penutup tanah dan pembukaan lahan. Lahan menjadi kosong,
itu limbah bahan galian ditumpuk pada suatu lokasi yang pada saat hujan rentan
terhadap erosi. Erosi yang terjadi tidak hanya berdampak pada area tambang,
tetapi juga terhadap perairan di sekitar area tambang. Air menjadi tercemar dan
maupun biota air yang ada di dalamnya. Sedimen yang terdapat di perairan
batubara yang akan dilakukan PT. Kaltim Nusantara Coal adalah tambang
terbuka (surface mining), dalam metode ini ada dua cara pengerjaannya
dimana ini tergantung dari letak batubara sendiri dan cara pengambilannya
(cara single bench atau multiple bench) dilakukan pada kemiringan tertentu dan
membentuk wall, untuk yang single bench digunakan slope sebesar 60o,
sedangkan untuk yang multiple bench digunakan slope sebesar 45o. Sumber
daya air yang berada di sekitar lokasi kegiatan pertambangan batubara PT. KNC
adalah sungai Atan sebagai sungai utama sedangkan Sungai Nyelong, Sungai
Sungai Atan, Sungai Nyelong, Sungai Pejeng, Sungai Ngen dan Sungai
pembuangan akan mengalami erosi dan kebocoran air asam tambang, sehingga
Selain itu pada beberapa lokasi sungai juga digunakan untuk mencari ikan.
Kualitas dan kuantitas sungai harus tetap terjaga untuk pemenuhan kebutuhan
yang telah ditetapkan pemerintah. Oleh karena itu tingkat pencemaran yang
Kecamatan Busang.
itu untuk melihat perbedaan kualitas air sungai yang dipengaruhi dan tambang
PT. Kaltim Nusantara Coal . Manfaat lain sebagai bahan pertimbangan dalam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kualitas Air
1. Pencemaran Air
adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau
air/udara oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas
kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Polusi air
kemurniannya. Air tidak terdapat dalam bentuk murni, tetapi bukan berarti
sudah terpolusi. Air permukaan dan air sumur biasanya mengandung bahan-
bahan metal terlarut seperti Na, Mg, Ca dan Fe. Air dikategorikan sebagai air
dibutuhkan untuk kehidupan biota. Ciri-ciri air yang mengalami polusi sangat
bervariasi tergantung dari jenis air dan polutannya atau komponen yang
Menurut Sarief (1985) sumber air sungai adalah air hujan langsung,
Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya
perubahan atau tanda yang dapat diamati yang dapat digolongkan menjadi:
5
pathogen.
kekeruhan air, tidak terlarut, dan tidak dapat mengendap langsung. Padatan
tersebut berupa partikel-partikel yang ukuran maupun beratnya lebih kecil dari
dan organik yang larut air, mineral dan garam-garamnya (Fardiaz, 1992).
fotosintesis (Wardhana, 2001 dalam Fardiaz, 1992). Pada area hutan yang
tidak terganggu, total padatan terlarut paling rendah, karena permukaan tanah
dilindungi oleh vegetasi penutup. Semua sedimen yang dihasilkan pada hulu
degradasi bahan buangan dari kegiatan industri. Jika bahan buangan banyak
diikuti mikroba patogen (Wardhana, 2001 dalam Fardiaz, 1992). Jumlah dan
berbagai faktor, yaitu: sumber air, komponen nutrien dalam air, komponen
benthos. Hewan benthos adalah organisme yang melekat atau beristirahat pada
dasar atau hidup di dasar endapan (Odum, 1998). Mason, 1981) dalam
panjang.
bergerak mengikuti arus air. Perairan dengan kulitas air yang masih baik dapat
menurun pula.
7
perairan yang kaya bahan organik. Kelompok ini tidak dapat berkembang
Siput dari family viviparidae, amnicolidae, insecta atau larva insecta atau
b. Kelompok fakultatif adalah bentos yang mampu hidup dalam kisaran kondisi
berat. Yaitu jenis: Siput yang menyukai perairan berarus, insecta dan
crustacea.
c. Kelompok toleran adalah bentos yang dapat tumbuh dan berkembang pada
kisaran kondisi lingkungan yang sangat keras, artinya kelompok ini sering
dan kelimpahan akan terus bertambah di sungai yang tercemar oleh bahan
organik. Yaitu jenis: Cacing tubifisida, lintah, larva, siput toleran khususnya
menyebutkan bahwa indikator air bersih yaitu adanya jenis ephemera dan
intoleran dan beberapa kelompok fakultatif serta satu atau dua spesies
minimal yang dibutuhkan untuk kehidupan biota air. Oksigen terlarut (dissolved
oxygen = DO) dapat berasal dari proses fotosintesis tanaman air dan atmosfer
Semakin tinggi suhu air, semakin rendah tingkat kejenuhannya (Fardiaz, 1992).
bahan organik dan beberapa anorganik. Polutan ini berasal dari kotoran hewan,
manusia, tanaman mati atau sampah organik, bahan buangan dari industri
dipengaruhi oleh jumlah polutan dan jumlah air yang dicemari (Wardhana,
2001; Fardiaz, 1992). Penurunan kualitas air pada areal pertambangan PT. BA
air. Air yang bersih (jernih) biasanya mengandung sedikit mikroorganisme. Air
yang tercemar oleh bahan buangan yang bersifat antiseptik atau racun, seperti
Demand (COD) semakin tinggi. Hal ini dapat dilihat dari sedimen semakin
Indonesia dan termasuk dalam golongan bahan tambang mineral organik yang
unsur anorganik yang berbentuk ion terlarut dalam air rembesan dan
dan bahan anorganik serta racun akan menimbulkan pencemaran air. Dampak
Pada vegetasi hutan atau belukar, tanah mempunyai kesuburan yang memadai.
bersamaan dengan hilangnya bahan organik dan rusaknya daya sangga tanah.
Tanpa pengelolaan yang baik maka sebagian besar tanah bekas tambang
batubara akan menjadi kritis. Lamanya waktu kondisi tanah membaik setelah
tanah pasca tambang. Berdasarkan hasil penelitian Tim PSLH Unand, 1983)
induk dan batuan induk muncul di permukaan. Struktur tanah hancur, fisik tanah
rusak, sehingga mudah tererosi. Selain itu bahan organik (humus) tanah hilang,
unsur hara seperti N, P, K, Ca, dan Mg sangat rendah dan mudah tercuci.
Penelitian bahan galian batubara pada konsesi dilakukan di atas lahan seluas ±
usaha pertambangan PT. Bara Samba Prima dan HGU Perkebunan PT.
wilayah izin usaha pertambangan PT. Nusantara Wahau Coal dan HGU PT.
2. Metoda Penambangan
batulanau, serpih dan batubara. Berdasarkan data log pemboran dan singkapan
dilakukan.
d. Lapisan penutup batubara yang relatif agak keras, masih mampu bila
Nusantara Coal adalah tambang terbuka (Surface Mining), dalam metode ini
ada dua cara pengerjaannya dimana ini tergantung dari letak batubara sendiri
dan cara pengambilannya (cara single bench atau multiple bench) dilakukan
pada kemiringan tertentu dan membentuk wall, untuk yang single bench
digunakan slope sebesar 60o, sedangkan untuk yang multiple bench digunakan
menuju Barat, pada saat pengembalian tanah penutup pada blok I dilakukan
13
back filing dari arah Barat menuju bagian Timur blok I, kemudian penambangan
dilanjutkan ke blok II dari Barat ke Timur, dan seterusnya sampai bagian akhir
dari blok II, dimana arah penambangan akan bertolak belakang dengan arah
back filling tanah penutup, dan arah back filling tanah penutup harus searah
akhir umur tambang di tahun ke 40. Berdasarkan kondisi geologi dan kondisi
peledakan.
14
BAB III
METODE PENELITIAN
tambang batubara yakni Sungai Atan, Sungai Nyelong, Sungai Lees, Sungai
data serta 1 bulan untuk penulisan karya ilmah. Dalam penelitian ini ruang
e. Tas lapangan
f. Alat tulis
Air sampel diambil dari 5 sungai yakni Sungai Atan, Sungai Nyelong,
C. Prosedur Penelitian
1. Orientasi lapangan
2. Studi pustaka
agar dengan penulisan karya ilmiah ini tidak menyimpang dari pokok
pembahasan.
lingkungan hidup awal untuk komponen kualitas air akan dilakukan dengan
pada rencana lokasi yang akan terkena aktivitas pertambangan batubara dan
keadaan badan air yang diperkirakan akan terkena dampak, yaitu: Sungai
Nyelong, Sungai Atan, Sungai Pejeng, Sungai Ngen dan Sungai Au.
D. Pengolahan Data
Pengolahan data untuk parameter fisika dan kimia air sungai yaitu hasil
analisa kualitas air sungai tersebut akan dibandingkan dengan standar baku
mutu kualitas air yang telah ditetapkan yaitu Peraturan Daerah Kalimantan
16
Timur No. 02 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air, berdasarkan baku mutu kualitas air Kelas II. Kriteria air Kelas II
peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang
penting akibat tambang batubara yakni TSS (residu tersuspensi), pH, Fe (besi),
dan Mn (mangan).
17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
lokasi yang akan terkena aktifitas penambangan dan keadaan badan air yang
Nyelong dan Sungai Au, saat ini belum jelas apakah masuk dalam Mutu Air
Kelas I, II, III atau IV, karena belum ditetapkan oleh pemerintah melalui
Pemerintah No. 82 Tahun 2001 khususnya pada Pasal 55, bahwa untuk badan
18
air yang belum ditetapkan peruntukannya, berlaku kriteria Baku Mutu Air Kelas
II.
Tersuspensi (TSS), pH, Besi (Fe) dan Mangan (Mn). Untuk itu parameter-
parameter kualitas air yang diamati pada sungai-sungai sekitar tambang adalah
a. Sifat fisik
Parameter sifat fisik air yang diamati adalah residu tersuspensi (TSS).
Dimana semakin tinggi nilai residu tersuspensi (TSS) maka penetrasi cahaya ke
b. Sifat kimia
1) pH (Keasaman).
studi berkisar antara 7,1 – 7,8, pH terendah dijumpai di Sungai Pejeng dan
2) Logam-logam berat.
a. Besi (Fe)
logam beracun bagi manusia, hewan maupun biota perairan. Besi (Fe)
Besi (Fe) berkisar antara 0,10 – 1,32 mg/l. Kandungan Besi (Fe) yang
tertinggi yaitu sebesar 1,32 mg/l dijumpai di Sungai Au, dan yang
b. Mangan (Mn)
seperti halnya Besi (Fe), Mangan (Mn) pun juga selalu terdapat
hasil analisis kualitas air di lokasi studi bahwa kandungan Mangan (Mn)
terendah di dua sungai yakni Sungai Atan Desa Long Lees, Sungai
Nyelong.
20
B. Pembahasan
Berdasarkan tabel diatas, maka kriteria kualitas air sungai yang diamati
a. Sifat Fisik
penambangan yaitu Sungai Atan sekitar pemukiman Desa Long Lees sebesar
39 mg/l tersebut jika dibandingkan dengan Baku Mutu Air Kelas II (Perda Kaltim
No. 02/2011) dapat dikatakan masih berada di bawah baku mutu lingkungan
dengan Baku Mutu Air Kelas II (Perda Kaltim No. 02/2011) dapat dikatakan
masih berada di bawah baku mutu lingkungan yaitu sebesar 50 mg/l, dan
sebesar 11 mg/l tersebut jika dibandingkan dengan Baku Mutu Air Kelas II
(Perda Kaltim No. 02/2011) dapat dikatakan masih berada di bawah baku mutu
sebesar 16 mg/l tersebut jika dibandingkan dengan Baku Mutu Air Kelas II
(Perda Kaltim No. 02/2011) dapat dikatakan masih berada di bawah baku mutu
sebesar 21 mg/l tersebut jika dibandingkan dengan Baku Mutu Air Kelas II
(Perda Kaltim No. 02/2011) dapat dikatakan masih berada di bawah baku mutu
b. Sifat Kimia
Sungai Atan Desa Long Lees sebesar 7.6 tersebut jika dibandingkan dengan
Baku Mutu Air Kelas II (Perda Kaltim No. 02/2011) yaitu 6,9 – 7,8, dan termasuk
Sungai Pejeng sebesar 7.1 tersebut jika dibandingkan dengan Baku Mutu Air
Kelas II (Perda Kaltim No. 02/2011) yaitu 6,0 – 9,0, dan termasuk dalam kriteria
sangat baik.
jika dibandingkan dengan Baku Mutu Air Kelas II (Perda Kaltim No. 02/2011)
dibandingkan dengan Baku Mutu Air Kelas II (Perda Kaltim No. 02/2011) yaitu
22
dibandingkan dengan Baku Mutu Air Kelas II (Perda Kaltim No. 02/2011)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Kualitas air sungai di sekitar area penambangan yakni Sungai Atan, Sungai
umum masih memenuhi baku mutu lingkungan Perda Kaltim No. 02/2011.
39mg/l, pH air berkisar antara 7.1–7.6, besi (Fe) berkisar antara 0,10–1,32
termasuk dalam kriteria baik (S. Ngen dan S Nyelong), Sedang (S. Pejeng
B. Saran
.
24
DAFTAR PUSTAKA
Asdak, C. 2004. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
Yusoff, M. K., S.S. Heng, Nik M. Majid, A.M. Mokhtaruddin, I.F. Hanum, M.A.
25
4 PH 6,0-9,0 SNI06-6989,11-
2004
Keterangan :
a. Bila nilai TSS terlampau yang disebabkan pengaruh alam
(hujan) maka perusahaan wajib memberikan penjelasan
keterangan yang disertai data curah hujan.
b. Pemantauan /Sampling minimum dilakukan 2 kali per minggu
untuk parameter TSS.
c. Parameter pH harus diukur setiap hari.
d. Parameter Fe dan Mn harus diukur minimal setiap bulan
e. Untuk parameter pH, Fe dan TSS yang pengujiannya diatur
dalam point b, c dan d dapat dilakukan dilaboratorium milik
perusahaan untuk pengujian harian
28
FISIKA I II II IV
kandungan
ammonia
bebas untuk
ikan yang
peka =0,02
mg/l
sebagai
NH3
NH3 N Mg/l 0,5 (-) (-) (-) Bagi
Prikanan
kandungan
ammonia
bebas untuk
ikan yang
peka =0,02
mg/l
sebagai
NH3
Arsen mg/l 0,05 1 1 1
Kobalt mg/l 0,2 0,2 0,2 0,2
Barium mg/l 1 (-) (-) (-)
Boron mg/l 1 1 1 1
Selenium Mg/l 0,01 0,05 0,05 0,05
Kadmium mg/l 0,01 0,01 0,01 0,01
Khrom (VI) mg/l 0,05 0,05 0,05 1
Tembaga mg/l 0,02 0,02 0,02 0,02 Bagi
pengolahan
air minum
secara
konvension
al, cu = 1
mg/l
Besi mg/l 0,3 (-) (-) (-) Bagi
pengolahan
air mium
secara
konvension
al , Fe = 5
mg/l
Timbal mg/l 0,03 0,03 0,03 0,03
Mangan mg/l 0,1 (-) (-) (-)
Air raksa mg/l 0,001 0,002 0,002 0,005
Seng mg/l 0,05 0,05 0,05 2 Bagi
pengolahan
air minum
secara
konvension
al , Zn = 1
mg/l
Khlorida mg/l (-) 600 (-) (-)
Sianida mg/l 0,02 0,02 0,02 (-)
Fluorida mg/l 0,5 1,5 1,5 (-)
30
sebagai
MBAS
Senyawa µg/l 1 1 1 1
fenol
sebagai
fenol
BHC µg/l 210 210 210 (-)
Keterangan :
1. mg :milligram
2. µg :microgram
3. ml :milliliter
4. L :Liter
5. Bq :bequerel
6. MBAS : Methylene Blue Active substance
7. ABAM :Air baku untuk air iminum
8. Logam berat merupakan logam terlarut
9. Nilai diatas merupakan batas maksimum, kecuali untuk pH dan DO
10. Bagi pH merupakan nilai rentang yang tidak boleh kurang atau lebih
dari nilai yang tercantum
11. Nilai Do merupakan batas minimum
12. Arti (-) diatas menyatakan bahwa untuk kelas termasuk, parameter
tersebut tidak dipersyaratkan.
13. Tanda = adalah lebih kecil atau sama dengan
14. 1Tanda < adalah lebih kecil