Anda di halaman 1dari 12

Wagino, Angga Bahri Pratama, Donny Fernandez

VANOS
JOURNAL OF MECHANICAL ENGINEERING EDUCATION
http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/vanos
ISSN 2528-2611, e-ISSN 2528-2700
Vol.1, No.2, Desember 2016, Hlm.189-200.

PENGARUH PENGGUNAAN KAMPAS REM BERALUR TERHADAP


JARAK PENGEREMAN DAN TEMPERATUR REM TROMOL PADA
SEPEDA MOTOR HONDA FIT S
INFLUENCE USING GROOVE BRAKE PAD ABOUT STOPPING DISTANCE AND
BRAKE DRUM TEMPERATURE AT FIT S MOTORCYCLE
Wagino1, Angga Bahri Pratama1, Donny Fernandez1
1Pendidikan Teknik Otomotif, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang, Jl. Prof. Dr. Hamka,
Kampus UNP Air Tawar, Padang 25132.
info@ft.unp.ac.id
Diterima: 3 Oktober 2016. Disetujui: 21 November 2016. Dipublikasikan: 30 Desember 2016

ABSTRACT
Brake drum usually do not have grooves. The function of the groove is as airflow and wasting a result of
friction brake dust with a drum. Tests carried out three trials speed of 40 km/h, 50 km/h and 60 km/h at the
load suppression lever and brake pedal 4 kg and 5 kg. Data were analyzed using the formula T test at
significance level of 5%. After the T test, brake lining groove opposite shows a major influence on the braking
distance is at 5 kg load with the results (T count 10.211 > T table 4.303) at the significant level of 5%. To
brake the flow direction of the spin of the wheel to the front wheel drum brake temperature at the load 4 kg
with the results (T count 16.385 > T table 4.303) at the significant level of 5%. The temperature of the rear
wheel drum brakes, brake lining groove in the direction of rotation of the wheel on the load of 5 kg showed
the most significant results where (T count 13.942 > T table 4.303) with significance level of 5%.

Keywords: Groove brake pad, drum brake, braking distance and drum brake temperature.

ABSTRAK
Kampas rem tromol biasanya tidak memiliki alur. Fungsi alur adalah sebagai aliran udara dan tempat
terbuangnya debu hasil pergesekan kampas rem dengan tromol. Pengujian dilakukan tiga kali percobaan
kecepatan 40 km/jam, 50 km/jam, dan 60 km/jam pada beban penekanan tuas dan pedal rem 4 kg dan 5
kg. Teknik analisis data menggunakan rumus T test pada taraf signifikan 5%. Setelah dilakukan uji t,
kampas rem alur berlawanan menunjukkan pengaruh besar terhadap jarak pengereman yaitu pada beban
5 kg dengan hasil (T hitung 10.211 > T tabel 4.303) pada taraf signifikan 5%. Kampas rem alur searah
putaran roda terhadap temperatur rem tromol roda depan pada beban 4 kg dengan hasil (T hitung 16.385
> T tabel 4.303) pada taraf signifikan 5%. Temperatur rem tromol roda belakang, kampas rem alur searah
putaran roda pada beban 5 kg menunjukkan hasil yang paling signifikan dimana (T hitung 13.942 > T
tabel 4.303) dengan taraf signifikan 5%.

Kata Kunci: Kampas rem beralur, rem tromol, jarak pengereman dan temperatur rem tromol.

189 | VANOS Journal Of Mechanical Engineering Education


Vol.1, No.2, Desember 2016 ISSN 2528-2611, e-ISSN 2528-2700
Wagino, Angga Bahri Pratama, Donny Fernandez

PENDAHULUAN membedakan kedua part tersebut, maka


yang disebut OEM (Genuine Part) adalah
Pada setiap kendaraan,
part yang disarankan oleh pabrikan
kemampuan sistem pengereman menjadi
kendaraan, sedangkan OES (Aftermarket)
penting karena mempengaruhi
adalah part sejenis yang dapat digunakan
keselamatan dan keamanan berkendara,
pada kendaraan, tetapi bukanlah part yang
meskipun sistem pengereman
disarankan penggunaannya oleh pabrikan
dikendalikan oleh pengendara. Semakin
kendaraan tersebut.
tinggi kemampuan kendaraan tersebut
Berdasarkan hasil observasi yang
melaju, maka semakin tinggi pula tuntutan
penulis lakukan di berbagai bengkel di
kemampuan sistem rem yang lebih handal
Kota Padang pada tanggal 5 – 7 Agustus
dan optimal untuk menghentikan atau
2016 konsumen lebih cenderung
memperlambat laju kendaraan.
menggunakan kampas rem aftermarket
Sistem rem tromol masih banyak
daripada yang asli, sehingga
digunakan pabrikan sepeda motor
panas/temperatur pada rem tromol lebih
terutama untuk varian/tipe yang rendah,
meningkat daripada biasanya.
karena untuk menekan biaya produksinya
Kecendrungan konsumen yang pada
sehingga rem tromol menjadi pilihan
umumnya menggunakan komponen yang
pabrikan. Kebutuhan akan spare part
murah tanpa memperhatikan kualitas dan
otomotif juga semakin meningkat salah
standar pabrikan, sehingga keselamatan
satunya komponen sepeda motor pada
dan keamanan dalam berkendara
sistem rem yaitu kampas rem. Kampas
berkurang. Hal seperti ini bisa
rem merupakan salah satu komponen
mengakibatkan naiknya angka kecelakaan.
kendaraan yang berfungsi untuk
Mayoritas kecelakaan disebabkan
memperlambat atau menghentikan laju
oleh kelalaian manusia seperti tidak siap,
kendaraan. Untuk mendapatkan
lalai saat berkendara dan rem blong.
pengereman yang maksimal maka
Karakteristik dari kampas rem
dibutuhkan kampas rem dengan
dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu
kemampuan bisa tahan pada temperatur
temperatur dan kondisi kampas rem itu
panas.
sendiri dimana temperatur yang cukup
Merek komponen kampas rem
tinggi, kampas rem dapat mengalami
yang ditawarkan oleh para produsen
penurunan kemampuan pengereman.
sangat beragam, mulai dari standar
Berdasarkan hal di atas, bahwa
pabrikan sampai yang kampas rem
ada peluang untuk memodifikasi salah
aftermarket, sehingga harus selektif dalam
satu komponen sistem pengereman pada
memilih suatu produk. Untuk
kendaraan, dalam hal ini kampas rem

190 | VANOS Journal Of Mechanical Engineering Education


Vol.1, No.2, Desember 2016 ISSN 2528-2611, e-ISSN 2528-2700
Wagino, Angga Bahri Pratama, Donny Fernandez

tromol pada sepeda motor. Modifikasi pengereman dan membuang panas hasil
yang dilakukan ialah menambahkan alur dari gesekan antara drum dengan kampas
pada permukaan kampas rem dengan rem.
harapan ada peningkatan dalam
LANDASAN TEORI
membuang serta melepas panas dan debu
yang berlebihan sehingga tidak Prinsip Dasar Pengereman
menganggu kinerja rem tersebut. Alur Menurut (Maksum, 2012)
pada kampas rem biasanya ada pada menyatakan bahwa “Pada dasarnya, rem
kampas rem cakram. Fungsi alur pada sama dengan mesin yang berfungsi
kampas rem adalah untuk sirkulasi angin sebagai perangkat pengubah energi.
guna menghindari panas yang terlalu Tetapi keduanya sangat berbeda, mesin
tinggi (overheat). Fungsi alur tersebut juga menghasilkan energi kinetik yang berasal
sebagai tempat terbuangnya debu yang dari energi panas, sedangkan rem
dihasilkan dari pergesekan kampas rem kebalikan dari mesin yaitu merubah
dan piringan dengan demikian daya energi kinetik menjadi energi panas”.
pengereman menjadi optimal, selain itu
dasar alur pada kampas rem berfungsi
untuk indikator batas ketebalan
penggunaan kampas rem.
Masyarakat awam belum
mengetahui secara detail pengaruh
penambahan alur pada kampas rem
tromol, sehingga penulis tertarik
mengangkat masalah ini dan menelitinya Gambar 1. Prinsip dasar pengereman
secara mendetail. Berdasarkan hal-hal di (sumber: Toyota New Step 1 Training
Manual, 1995)
atas, penulis bermaksud untuk melakukan
Sejalan dengan itu menurut
penelitian guna mencari tahu pengaruh
(Jama & Wagino, 2008) menyatakan
kampas rem beralur terhadap jarak
bahwa “Sistem rem berfungsi untuk
pengereman dan temperatur rem tromol
memperlambat dan atau menghentikan
pada sepeda motor Honda Fit S. Alasan
sepeda motor dengan cara mengubah
penulis menggunakan sepeda motor
tenaga kinetik/gerak dari kendaraan
Honda Fit S adalah karena memang sepeda
tersebut menjadi tenaga panas”. Gesekan
motor ini menggunakan sistem rem
merupakan faktor utama dalam
tromol pada roda depan dan belakang.
pengereman. Berdasarkan beberapa
Penelitian ini diharapkan adanya
pendapat di atas bahwa sistem rem adalah
peningkatan dalam hal kemampuan

191 | VANOS Journal Of Mechanical Engineering Education


Vol.1, No.2, Desember 2016 ISSN 2528-2611, e-ISSN 2528-2700
Wagino, Angga Bahri Pratama, Donny Fernandez

suatu sistem yang ada pada kendaraan, pressure, tyre tread depth and road holding
baik itu sepeda motor ataupun mobil yang capability,..., and temperature of tyres and
berfungsi untuk memperlambat dan atau brake”.
menghentikan kendaraan dengan cara Berdasarkan hal di atas, faktor-
mengubah energi kinetik menjadi energi faktor yang menentukan jarak
panas. pengereman suatu kendaraan adalah : (a)
Parameter yang Mempengaruhi Jarak Kecepatan kendaraan, (b) Koefisien
Pengereman (Braking Distance)
gesekan antara ban dan jalan, (c) Prilaku
Menurut (Sutranta, 2010)
pengereman yang dilakukan oleh
menyatakan bahwa “Jarak pengereman
pengemudi, (d) Kondisi kendaraan dan
adalah suatu parameter kinerja
sistem pengereman, (e) Tekanan ban,
pengereman yang banyak dipakai untuk
kedalaman tapak ban dan jalan, (f) Suhu
melihat secara keseluruhan kinerja dari
dari rem dan ban.
pengereman suatu kendaraan”. Menurut
Kenaikan Temperatur Rem Tromol
(BSNI, 2008) menyatakan bahwa “Jarak
Pengereman merupakan salah
berhenti adalah jarak yang dicapai oleh
satu bentuk perubahan energi kinetik
kendaraan dari saat ketika pengemudi
menjadi energi panas yang tercermin dari
memulai menggerakkan pengendali sistem
adanya kenaikan temperatur, baik pada
pengereman sampai saat ketika kendaraan
kampas maupun pada tromol. Proses
berhenti”. Berdasarkan beberapa
pengereman terjadi gesekan antara
pendapat di atas, jarak pengereman adalah
kampas rem dengan tromol karena kedua
jarak yang dibutuhkan kendaraan dari
komponen tersebut berada pada putaran
mulai bergerak sampai dilakukan
yang berbeda, energi yang diserap dalam
pengereman hingga kendaraan tersebut
bentuk panas menyebabkan adanya
benar-benar berhenti.
kenaikan temperatur baik pada kampas
Jarak pengereman pada
maupun pada tromol.
kendaraan tergantung pada sejumlah
Ketika rem tromol menjadi panas
faktor. Menurut (Greibe, 2007)
atau temperaturnya sedang naik maka,
menyatakan bahwa: “A vehicle's braking
ada dua perubahan yang terjadi pada rem
distance depends on a number of factors
tersebut. Perubahan pertama dapat terjadi
pertaining to the vehicle, the road, and the
pada lapisan kampas rem. Untuk beberapa
driver's behaviour. The most important
jenis lapisan kampas rem, koefisien
factors are; speed of the vehicle, coefficient
gesekan antara kampas rem dan tromol
of friction between tyres and roadway,
menurun ketika suhunya sedang naik. Hal
driver's braking behaviour, vehicle's
ini mengakibatkan rem menjadi kurang
braking system and condition, tyre
efisien dalam penggunaannya dan

192 | VANOS Journal Of Mechanical Engineering Education


Vol.1, No.2, Desember 2016 ISSN 2528-2611, e-ISSN 2528-2700
Wagino, Angga Bahri Pratama, Donny Fernandez

pengemudi harus menekan lebih dalam langsung berhubungan dengan tromol dan
pedal remnya. Perubahan kedua yang kampas rem juga besar.
terjadi adalah pada tromol tersebut. Pengaruh Alur pada Kampas Rem
terhadap Jarak Pengereman dan
Seperti yang kita ketahui, besi akan
Temperatur Rem Tromol
mengembang ketika dipanaskan, dan
Sistem rem pada kendaraan baik
karena tromol terbuat dari besi cor, maka
sepeda motor maupun mobil akan
tromol akan mengembang ketika suhunya
mengalami kenaikan temperatur pada rem
naik. Diameter tromol meningkat karena
tromolnya karena prinsip dari sistem rem
panas, maka jarak sepatu rem dengan
ialah mengubah energi kinetik menjadi
tromol menjadi jauh. Akibatnya, kampas
energi panas. Ketika temperatur rem
rem didorong lebih jauh lagi supaya bisa
tromol semakin naik maka rem akan
bergesekan dengan tromol. Dalam hal ini
mengalami yang namanya fade. Fade ialah
pengemudi harus mendorong lebih jauh
suatu peristiwa yang terjadi pada sistem
lagi pedal rem untuk menghentikan
rem dimana kampas rem sudah mulai
sepeda motor (Remling, 1983).
mengeras dan licin karena temperaturnya
semakin naik, sehingga membuat
kemampuan rem menjadi berkurang.
Jarak pengereman pada sebuah
kendaraan banyak dipengaruhi beberapa
faktor, salah satunya yaitu temperatur
pada rem dan ban. Rem yang
temperaturnya semakin naik, akan
mengalami fade sehingga jarak
Gambar 2. Hubungan Temperatur Kampas
Rem dengan Koefisien Gesek saat pengeremannya juga menjadi jauh karena
Pengereman (sumber: Lubi, 2001) rem tidak bekerja secara maksimal.
Penelitian ini penulis memodifikasi
Menurut (Maksum, 2012),
kampas rem tromol dengan membuat alur
menyatakan bahwa “Semakin besar
pada kampas rem tersebut. Alur pada
tekanan sepatu rem pada tromol, maka
kampas rem ini biasanya ada di kampas
semakin besar pula energi kinetik yang
rem cakram. Selain untuk membaca
diubah menjadi energi panas”.
tingkat ketebalan kampas, alur tersebut
Berdasarkan pernyataan di atas, bahwa
juga berfungsi untuk membuang panas
temperatur rem tromol akan menjadi
pada kampas rem. Menurut (Remling,
panas atau temperaturnya menjadi naik
1983) “In order to prevent brake fade,
ketika tekanan pada pedal rem yang
brakes must eliminate heat as fast as
possible. This removal is accomplished by

193 | VANOS Journal Of Mechanical Engineering Education


Vol.1, No.2, Desember 2016 ISSN 2528-2611, e-ISSN 2528-2700
Wagino, Angga Bahri Pratama, Donny Fernandez

heat dissipation, which is the transfer of METODE PENELITIAN


heat. In braking, heat is transfered from the
Penelitian ini termasuk pada
brakes to the atmosphere”. Jadi, untuk
penelitian eksperimen dimana penelitian
mencegah rem memudar, rem harus
ini dimaksudkan untuk mengetahui ada
menghilangkan panas secepat mungkin.
tidaknya akibat dari perlakuan (treatment)
Menurut (Wibowo, 2012)
yang dilakukan pada objek penelitian.
menyatakan bahwa; “Two treatment
Penelitian ini menggunakan desain
comparison method is used to observe the
eksperimen true experimental design jenis
exsistence of significant difference between
posttest-Only Control Design. Desain ini
braking system with standard pad and the
terdapat dua kelompok masing-masing
one modified pad. The result of the
dipilih secara Random. Kelompok yang
investigation show that there are increase
diberi perlakuan disebut kelompok
directional stability, reduce stopping
eksperimen dan kelompok yang tidak
distance and reduce the temperature of the
diberi perlakuan disebut kelompok
pad”. Berdasarkan pernyataan di atas
kontrol. Adapun yang menjadi objek
bahwa kampas rem modifikasi (beralur)
penelitian dalam penelitian ini adalah
dapat menambah kestabilan kendaraan,
kampas rem yang diberi alur kemudian
mengurangi jarak pengereman dan
kampas hasil modifikasi tersebut
mengurangi temperatur pada kampas rem.
digunakan pada sepeda motor Honda Fit S.
Hal ini sejalan dengan pendapat
Pada penelitian ini, penulis menggunakan
(Lubi, 2001) yang menyatakan bahwa,
3 macam alur pada kampas rem,
“Kampas rem modifikasi dalam artian alur
diantaranya adalah:
dapat memberikan konstribusi adanya
aliran udara yang melewati pada kampas 1. Alur Miring
rem tersebut”. Aliran udara yang melewati
alur pada kampas rem tersebut dapat
menaikkan kemampuan membuang panas
sehingga kenaikan temperatur kampas
akibat pengereman relatif lebih kecil.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas
bahwa alur pada kampas rem
berpengaruh terhadap jarak pengereman Gambar 3. Kampas rem tromol dengan
alur miring (sumber: Dokumentasi
dan temperatur rem tromol itu sendiri. Pribadi)

194 | VANOS Journal Of Mechanical Engineering Education


Vol.1, No.2, Desember 2016 ISSN 2528-2611, e-ISSN 2528-2700
Wagino, Angga Bahri Pratama, Donny Fernandez

2. Alur Searah Putaran Roda tromol depan dan belakang. Beban


penekanan tuas dan pedal rem dibatasi 4
kg dan 5 kg, supaya setiap perlakuan pada
kampas rem sama. Penelitian ini dilakukan
pada permukaan jalan aspal lurus yang
kering, datar dan tidak berpasir. Sistem
rem depan dan belakang digunakan pada
penelitian ini.
Gambar 4. Kampas rem tromol dengan
alur searah putaran roda (sumber: Beberapa definisi operasional
Dokumentasi Pribadi) yang digunakan dalam penelitian ini
3. Alur Berlawanan Putaran Roda diantaranya; (1) Kampas rem tromol
adalah salah satu komponen yang ada
pada sistem rem tromol sepeda motor
Honda Fit S dimana komponen ini akan
saling bergesekan dengan tromol ketika
rem sedang dioperasikan. (2) Jarak
pengereman maksudnya adalah jarak yang
dibutuhkan sepeda motor Honda Fit S
Gambar 5. Kampas rem tromol dengan
alur berlawanan putaran roda (sumber: yang sedang bergerak kemudian dilakukan
Dokumentasi Pribadi) pengereman sampai benar-benar
Tempat pelaksanaan penelitian kendaraan tersebut berhenti, sedangkan
ini adalah di Jalan Parak Buruak Kel. temperatur di sistem rem tromol adalah
Batipuh Panjang Kec. Koto Tangah, Kota temperatur yang dihasilkan dari
Padang, Sumatera Barat, Indonesia. pergesekan kampas rem dengan tromol
Mengambil data secara langsung pada sistem rem Honda Fit S ketika rem
pada sepeda motor Honda Fit S ketika dioperasikan.
menggunakan kampas rem beralur dan Data hasil penelitian diolah
standar. Setelah sepeda motor berhenti menggunakan uji T untuk mengetahui
dan melewati jarak lintasan ± 500 m, pengaruh/perbedaan yang dihasilkan
ukurlah jarak berhentinya menggunakan pada penggunaan kampas rem beralur
roll meter dan temperatur rem tromol terhadap jarak pengereman dan
menggunakan infrared thermometer lalu temperatur rem tromol di sepeda motor
hasilnya dimasukkan ke dalam tabel yang Honda Fit S.
telah dipersiapkan. Infrared thermometer
diarahkan ke panel rem tromol yang
sebelumnya sudah dilubangi pada rem

195 | VANOS Journal Of Mechanical Engineering Education


Vol.1, No.2, Desember 2016 ISSN 2528-2611, e-ISSN 2528-2700
Wagino, Angga Bahri Pratama, Donny Fernandez

Temperatur Rem Tromol Roda Depan


Tabel 2. Nilai perolehan rata-rata
temperatur rem tromol roda depan
Kecepatan Kendaraan
Kampas
Beban 40 50 60
Rem
km/jam km/jam km/jam
(Lipson, 1973) 4 Kg Standar 33.10ºC 33.60ºC 34.33ºC
Alur Miring 31.07ºC 31.77ºC 32.50ºC
Dimana : t = harga t-hitung
Alur 32.07ºC 32.70ºC 33.50ºC
= rata-rata dari data Berlawanan
pertama Alur Searah 30.27ºC 30.70ºC 31.10ºC
5 Kg Standar 34.40ºC 35.10ºC 35.73ºC
= rata-rata dari data kedua Alur Miring 32.60ºC 33.97ºC 34.70ºC
S1 = standar deviasi data Alur 34.03ºC 34.50ºC 34.93ºC
Berlawanan
pengujian pertama
Alur Searah 31.87ºC 32.53ºC 33.43ºC
S2 = standar deviasi data
pengujian kedua Temperatur Rem Tromol Roda
n1 = jumlah pengambilan data Belakang
pertama
n2 = jumlah pengambilan data Tabel 3. Nilai perolehan rata-rata
kedua temperatur rem tromol roda belakang
= perbedaan rata-rata Kampas
Kecepatan Kendaraan
Y1 dan Y2 yang mana Beban 40 50 60
Rem
km/jam km/jam km/jam
bernilai 0 4 Kg Standar 34.43ºC 35.33ºC 36.33ºC
Alur Miring 32.27ºC 32.97ºC 33.93ºC
Alur 32.50ºC 33.10ºC 34.20ºC
HASIL DAN PEMBAHASAN Berlawanan
Alur Searah 31.57ºC 32.53ºC 33.20ºC
5 Kg Standar 35.97ºC 36.77ºC 37.63ºC
Alur Miring 33.13ºC 34.20ºC 35.10ºC
Hasil
Alur 34.23ºC 35.13ºC 36.23ºC
Jarak pengereman Berlawanan
Alur Searah 32.27ºC 33.33ºC 34.20ºC
Tabel 1. Nilai perolehan rata-rata jarak
pengereman
Kecepatan Kendaraan PEMBAHASAN
Kampas
Beban 40 50 60
Rem
km/jam km/jam km/jam
Jarak Pengereman
4 Kg Standar 8.01 M 12.00 M 15.89 M
Alur Miring 5.96 M 10.80 M 14.23 M Tabel 4. Nilai perolehan rata-rata hasil uji
Alur 5.70 M 10.10 M 13.73 M T jarak pengereman
Berlawanan
T
Beban Kampas Rem T tes S/TS
Alur Searah 6.74 M 11.24 M 15.66 M hitung
5 Kg Standar 7.89 M 11.28 M 14.77 M 4 Kg Alur 7.860 4.303 S
Alur Miring 5.58 M 8.90 M 13.51 M Berlawanan &
Standar
Alur 5.33 M 8.71 M 11.78 M
Alur Miring & 8.061 4.303 S
Berlawanan
Standar
Alur Searah 6.40 M 9.59 M 13.73 M Alur Searah & 3.064 4.303 TS
Standar
5 Kg Alur 10.211 4.303 S
Berlawanan &
Standar
Alur Miring & 5.563 4.303 S
Standar
Alur Searah & 6.479 4.303 S
Standar
*S/TS = Signifikan/Tidak Signifikan

196 | VANOS Journal Of Mechanical Engineering Education


Vol.1, No.2, Desember 2016 ISSN 2528-2611, e-ISSN 2528-2700
Wagino, Angga Bahri Pratama, Donny Fernandez

Berdasarkan tabel di atas dan Temperatur Rem Tromol Roda Depan


setelah dilakukan uji T, Tabel 5. Nilai perolehan rata-rata hasil
ujibT temperatur rem tromol roda depan
pengaruh/perbedaan yang dihasilkan
pada kampas rem alur berlawanan dan T
Beban Kampas Rem T tes S/TS
hitung
standar dengan beban penekanan tuas dan 4 Kg Alur 5.353 4.303 S
Berlawanan &
Standar
pedal rem sebesar 5 kg menunjukkan Alur Miring & 9.873 4.303 S
Standar
pengaruh/perbedaan yang paling Alur Searah & 16.388 4.303 S
Standar
signifikan dalam hal jarak pengereman. 5 Kg Alur 3.524 4.303 TS
Berlawanan &
Hal ini disebabkan karena self energizing Standar
Alur Miring & 6.246 4.303 S
effect pada sebuah rem tromol semakin Standar
Alur Searah & 13.387 4.303 S
bertambah akibat bidang gesek maupun Standar

koefisien gesekannya semakin besar dan *S/TS = Signifikan/Tidak Signifikan

permukaan kampas rem yang beralur Berdasarkan tabel di atas dan


lebih kasar dibanding yang standar (tanpa setelah dilakukan uji T,
alur). pengaruh/perbedaan yang dihasilkan
Pada tabel di atas, pada kampas rem alur searah dan
pengaruh/perbedaan yang dihasilkan standar dengan beban penekanan tuas
paling rendah terdapat antara kampas rem
dan pedal rem sebesar 4 kg
alur searah dan standar pada beban
menunjukkan pengaruh/perbedaan
penekanan tuas dan pedal rem 4 kg. Hal ini
yang paling signifikan pada temperatur
diakibatkan karena alur pada kampas rem
rem tromol roda depan. Hal ini
tipe ini, alurnya dibuat sepanjang
disebabkan karena kampas rem tipe
permukaan kampas rem sehingga bidang
gesek dari kampas rem ini sedikit, ini, alurnya berada di sepanjang
sehingga jarak pengereman yang permukaan kampas rem sehingga
dihasilkan tidak terlalu besar aliran udara lebih banyak dari tipe alur
perbedaannya. lainnya. Menurut (Lubi, 2001)
menyatakan bahwa “Aliran udara yang
melewati alur pada kampas rem
tersebut dapat menaikkan kemampuan
membuang panas sehingga kenaikan
temperatur akibat pengereman relatif
lebih kecil”.
Sejalan dengan itu menurut
(Kuncoro, 2015) menyatakan bahwa

197 | VANOS Journal Of Mechanical Engineering Education


Vol.1, No.2, Desember 2016 ISSN 2528-2611, e-ISSN 2528-2700
Wagino, Angga Bahri Pratama, Donny Fernandez

fungsi dari alur dapat melepaskan kalor Pada tabel di atas,


semaksimal mungkin sehingga dapat pengaruh/perbedaan yang dihasilkan
mempercepat perpindahan kalor ke paling rendah terdapat antara kampas rem
lingkungan sekitar. Pada tabel di atas, alur berlawanan dan standar pada beban
pengaruh/perbedaan yang dihasilkan penekanan tuas dan pedal rem 5 kg. Hal ini
paling rendah terdapat antara kampas rem diakibatkan karena alur pada kampas rem
alur berlawanan dan standar pada beban tipe ini, alurnya lebih pendek dari yang
penekanan tuas dan pedal rem 5 kg. Hal ini lain, sehingga pelepasan panasnya tidak
diakibatkan karena alur pada kampas rem terlalu signifikan dibanding kampas rem
tipe ini, alurnya lebih pendek dari yang alur searah maupun alur miring.
lain, sehingga pelepasan panasnya tidak Temperatur rem tromol di roda belakang
terlalu signifikan dibanding kampas rem lebih tinggi daripada temperatur rem
alur searah maupun alur miring. tromol roda karena pada roda belakang,
beban kerja rem lebih berat serta ada
Temperatur Rem Tromol Roda
Belakang radiasi panas dari knalpot sepeda motor

Tabel 6. Nilai perolehan rata-rata hasil uji tersebut.


T temperatur rem tromol roda belakang
KESIMPULAN
T
Beban Kampas Rem T tes S/TS
hitung
4 Kg Alur 8.317 4.303 S Penggunaan kampas rem alur
Berlawanan &
Standar berlawanan putaran roda terhadap jarak
Alur Miring & 9.273 4.303 S
Standar pengereman, data secara keseluruhan
Alur Searah & 11.439 4.303 S
Standar
5 Kg Alur 7.370 4.303 S
menunjukkan berpengaruh secara
Berlawanan &
Standar
signifikan (T hitung 10.211 > T tabel
Alur Miring & 13.041 4.303 S
Standar 4.303) dengan tingkat taraf signifikan 5%
Alur Searah & 13.942 4.303 S
Standar pada beban penekanan tuas dan pedal rem
*S/TS = Signifikan/Tidak Signifikan 5 kg.
Berdasarkan tabel di atas dan Penggunaan kampas rem alur
setelah dilakukan uji T, searah putaran roda terhadap temperatur
pengaruh/perbedaan yang dihasilkan rem tromol roda depan, data secara
pada kampas rem alur searah dan standar keseluruhan menunjukkan berpengaruh
dengan beban penekanan tuas dan pedal secara signifikan (T hitung 16.385 > T
rem sebesar 5 kg menunjukkan tabel 4.303) dengan taraf signifikan 5%
pengaruh/perbedaan yang paling pada beban penekanan tuas dan pedal rem
signifikan pada temperatur rem tromol 4 kg.
roda depan.

198 | VANOS Journal Of Mechanical Engineering Education


Vol.1, No.2, Desember 2016 ISSN 2528-2611, e-ISSN 2528-2700
Wagino, Angga Bahri Pratama, Donny Fernandez

Penggunaan kampas rem alur BSNI. (2008). Metode Pengereman


Kendaraan Bermotor Kategori L.
searah putaran roda terhadap temperatur
Jakarta: Badan Standarisasi
rem tromol roda belakang, data secara Nasional.
keseluruhan menunjukkan berpengaruh Greibe, Poul. (2007). Braking Distance,
secara signifikan (T hitung 13.942 > T Friction, and Behaviour. Denmark:
Trafitec Scion-DTU.
tabel 4.303) dengan taraf signifikan 5%
Maksum, Hasan. (2012). Bahan Ajar Sistem
pada beban penekanan tuas dan pedal rem
Kemudi, Rem dan Suspensi. Padang:
5 kg. Pendidikan Kejuruan Pasca Sarjana
UNP.
Dari ketiga alur yang digunakan
pada kampas rem tromol, peneliti Remling, John. (1983). Brakes, Second
Edition. Canada: John Wiley & Sons,
menyarankan untuk menggunakan Inc.
kampas rem alur berlawanan putaran Toyota. (1995). New Step 1 Training
roda, karena pada alur tipe ini, jarak Manual. Jakarta: PT Toyota Astra
Motor.
pengereman menjadi berkurang dan
temperatur pada rem tromol lebih rendah Jama, Jalius. & Wagino. (2008). Teknologi
Sepeda Motor. Jakarta: Direktur
dibanding yang standar. Kampas rem alur Pembinaan SMK.
searah putaran roda tidak dianjurkan Lipson, Carles. & Sherth Narendra J.
untuk pemakaian lama karena alur tipe ini (1973). Statistical Design and
Analysis Of Engineering Experiments.
rentan pecah dan cepat habis. Hal ini juga Toyota Japan: McGraw-Hill
disebabkan bidang gesek pada alur tipe ini Kogakhusa, Ltd.
lebih kecil daripada yang lain. Sutranta, I Nyoman. & Sampurno
Bambang. (2010). Teknologi
DAFTAR PUSTAKA Otomotif Edisi Kedua. Surabaya:
Guna Widya.

Lubi. (2001). Perancangan Kampas Rem Kuncoro, Andi Sidik. (2001). Perbandingan
Beralur dalam Usaha Meningkatkan Laju Perpindahan Kalor, Efisiensi,
Kinerja serta Umur dari Kampas dan Efektifitas Sirip Dua Dimensi
Rem. Jurnal Teknik Mesin. 1(1), 21- Utuh dan Berlubang pada Keadaan
28. Tak Tunak dengan Variasi Bahan.
Tugas Akhir, Universitas Sanata
Wibowo. (2012). Aplikasi Kampas Rem Dharma.
Berlapis dan Beralur untuk
Mendapatkan Efek Pengereman
Antilok pada Sepeda Motor.
Mekanika. 10(2), 63-68.

199 | VANOS Journal Of Mechanical Engineering Education


Vol.1, No.2, Desember 2016 ISSN 2528-2611, e-ISSN 2528-2700
Wagino, Angga Bahri Pratama, Donny Fernandez

200 | VANOS Journal Of Mechanical Engineering Education


Vol.1, No.2, Desember 2016 ISSN 2528-2611, e-ISSN 2528-2700

Anda mungkin juga menyukai