VANOS
JOURNAL OF MECHANICAL ENGINEERING EDUCATION
http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/vanos
ISSN 2528-2611, e-ISSN 2528-2700
Vol.1, No.2, Desember 2016, Hlm.189-200.
ABSTRACT
Brake drum usually do not have grooves. The function of the groove is as airflow and wasting a result of
friction brake dust with a drum. Tests carried out three trials speed of 40 km/h, 50 km/h and 60 km/h at the
load suppression lever and brake pedal 4 kg and 5 kg. Data were analyzed using the formula T test at
significance level of 5%. After the T test, brake lining groove opposite shows a major influence on the braking
distance is at 5 kg load with the results (T count 10.211 > T table 4.303) at the significant level of 5%. To
brake the flow direction of the spin of the wheel to the front wheel drum brake temperature at the load 4 kg
with the results (T count 16.385 > T table 4.303) at the significant level of 5%. The temperature of the rear
wheel drum brakes, brake lining groove in the direction of rotation of the wheel on the load of 5 kg showed
the most significant results where (T count 13.942 > T table 4.303) with significance level of 5%.
Keywords: Groove brake pad, drum brake, braking distance and drum brake temperature.
ABSTRAK
Kampas rem tromol biasanya tidak memiliki alur. Fungsi alur adalah sebagai aliran udara dan tempat
terbuangnya debu hasil pergesekan kampas rem dengan tromol. Pengujian dilakukan tiga kali percobaan
kecepatan 40 km/jam, 50 km/jam, dan 60 km/jam pada beban penekanan tuas dan pedal rem 4 kg dan 5
kg. Teknik analisis data menggunakan rumus T test pada taraf signifikan 5%. Setelah dilakukan uji t,
kampas rem alur berlawanan menunjukkan pengaruh besar terhadap jarak pengereman yaitu pada beban
5 kg dengan hasil (T hitung 10.211 > T tabel 4.303) pada taraf signifikan 5%. Kampas rem alur searah
putaran roda terhadap temperatur rem tromol roda depan pada beban 4 kg dengan hasil (T hitung 16.385
> T tabel 4.303) pada taraf signifikan 5%. Temperatur rem tromol roda belakang, kampas rem alur searah
putaran roda pada beban 5 kg menunjukkan hasil yang paling signifikan dimana (T hitung 13.942 > T
tabel 4.303) dengan taraf signifikan 5%.
Kata Kunci: Kampas rem beralur, rem tromol, jarak pengereman dan temperatur rem tromol.
tromol pada sepeda motor. Modifikasi pengereman dan membuang panas hasil
yang dilakukan ialah menambahkan alur dari gesekan antara drum dengan kampas
pada permukaan kampas rem dengan rem.
harapan ada peningkatan dalam
LANDASAN TEORI
membuang serta melepas panas dan debu
yang berlebihan sehingga tidak Prinsip Dasar Pengereman
menganggu kinerja rem tersebut. Alur Menurut (Maksum, 2012)
pada kampas rem biasanya ada pada menyatakan bahwa “Pada dasarnya, rem
kampas rem cakram. Fungsi alur pada sama dengan mesin yang berfungsi
kampas rem adalah untuk sirkulasi angin sebagai perangkat pengubah energi.
guna menghindari panas yang terlalu Tetapi keduanya sangat berbeda, mesin
tinggi (overheat). Fungsi alur tersebut juga menghasilkan energi kinetik yang berasal
sebagai tempat terbuangnya debu yang dari energi panas, sedangkan rem
dihasilkan dari pergesekan kampas rem kebalikan dari mesin yaitu merubah
dan piringan dengan demikian daya energi kinetik menjadi energi panas”.
pengereman menjadi optimal, selain itu
dasar alur pada kampas rem berfungsi
untuk indikator batas ketebalan
penggunaan kampas rem.
Masyarakat awam belum
mengetahui secara detail pengaruh
penambahan alur pada kampas rem
tromol, sehingga penulis tertarik
mengangkat masalah ini dan menelitinya Gambar 1. Prinsip dasar pengereman
secara mendetail. Berdasarkan hal-hal di (sumber: Toyota New Step 1 Training
Manual, 1995)
atas, penulis bermaksud untuk melakukan
Sejalan dengan itu menurut
penelitian guna mencari tahu pengaruh
(Jama & Wagino, 2008) menyatakan
kampas rem beralur terhadap jarak
bahwa “Sistem rem berfungsi untuk
pengereman dan temperatur rem tromol
memperlambat dan atau menghentikan
pada sepeda motor Honda Fit S. Alasan
sepeda motor dengan cara mengubah
penulis menggunakan sepeda motor
tenaga kinetik/gerak dari kendaraan
Honda Fit S adalah karena memang sepeda
tersebut menjadi tenaga panas”. Gesekan
motor ini menggunakan sistem rem
merupakan faktor utama dalam
tromol pada roda depan dan belakang.
pengereman. Berdasarkan beberapa
Penelitian ini diharapkan adanya
pendapat di atas bahwa sistem rem adalah
peningkatan dalam hal kemampuan
suatu sistem yang ada pada kendaraan, pressure, tyre tread depth and road holding
baik itu sepeda motor ataupun mobil yang capability,..., and temperature of tyres and
berfungsi untuk memperlambat dan atau brake”.
menghentikan kendaraan dengan cara Berdasarkan hal di atas, faktor-
mengubah energi kinetik menjadi energi faktor yang menentukan jarak
panas. pengereman suatu kendaraan adalah : (a)
Parameter yang Mempengaruhi Jarak Kecepatan kendaraan, (b) Koefisien
Pengereman (Braking Distance)
gesekan antara ban dan jalan, (c) Prilaku
Menurut (Sutranta, 2010)
pengereman yang dilakukan oleh
menyatakan bahwa “Jarak pengereman
pengemudi, (d) Kondisi kendaraan dan
adalah suatu parameter kinerja
sistem pengereman, (e) Tekanan ban,
pengereman yang banyak dipakai untuk
kedalaman tapak ban dan jalan, (f) Suhu
melihat secara keseluruhan kinerja dari
dari rem dan ban.
pengereman suatu kendaraan”. Menurut
Kenaikan Temperatur Rem Tromol
(BSNI, 2008) menyatakan bahwa “Jarak
Pengereman merupakan salah
berhenti adalah jarak yang dicapai oleh
satu bentuk perubahan energi kinetik
kendaraan dari saat ketika pengemudi
menjadi energi panas yang tercermin dari
memulai menggerakkan pengendali sistem
adanya kenaikan temperatur, baik pada
pengereman sampai saat ketika kendaraan
kampas maupun pada tromol. Proses
berhenti”. Berdasarkan beberapa
pengereman terjadi gesekan antara
pendapat di atas, jarak pengereman adalah
kampas rem dengan tromol karena kedua
jarak yang dibutuhkan kendaraan dari
komponen tersebut berada pada putaran
mulai bergerak sampai dilakukan
yang berbeda, energi yang diserap dalam
pengereman hingga kendaraan tersebut
bentuk panas menyebabkan adanya
benar-benar berhenti.
kenaikan temperatur baik pada kampas
Jarak pengereman pada
maupun pada tromol.
kendaraan tergantung pada sejumlah
Ketika rem tromol menjadi panas
faktor. Menurut (Greibe, 2007)
atau temperaturnya sedang naik maka,
menyatakan bahwa: “A vehicle's braking
ada dua perubahan yang terjadi pada rem
distance depends on a number of factors
tersebut. Perubahan pertama dapat terjadi
pertaining to the vehicle, the road, and the
pada lapisan kampas rem. Untuk beberapa
driver's behaviour. The most important
jenis lapisan kampas rem, koefisien
factors are; speed of the vehicle, coefficient
gesekan antara kampas rem dan tromol
of friction between tyres and roadway,
menurun ketika suhunya sedang naik. Hal
driver's braking behaviour, vehicle's
ini mengakibatkan rem menjadi kurang
braking system and condition, tyre
efisien dalam penggunaannya dan
pengemudi harus menekan lebih dalam langsung berhubungan dengan tromol dan
pedal remnya. Perubahan kedua yang kampas rem juga besar.
terjadi adalah pada tromol tersebut. Pengaruh Alur pada Kampas Rem
terhadap Jarak Pengereman dan
Seperti yang kita ketahui, besi akan
Temperatur Rem Tromol
mengembang ketika dipanaskan, dan
Sistem rem pada kendaraan baik
karena tromol terbuat dari besi cor, maka
sepeda motor maupun mobil akan
tromol akan mengembang ketika suhunya
mengalami kenaikan temperatur pada rem
naik. Diameter tromol meningkat karena
tromolnya karena prinsip dari sistem rem
panas, maka jarak sepatu rem dengan
ialah mengubah energi kinetik menjadi
tromol menjadi jauh. Akibatnya, kampas
energi panas. Ketika temperatur rem
rem didorong lebih jauh lagi supaya bisa
tromol semakin naik maka rem akan
bergesekan dengan tromol. Dalam hal ini
mengalami yang namanya fade. Fade ialah
pengemudi harus mendorong lebih jauh
suatu peristiwa yang terjadi pada sistem
lagi pedal rem untuk menghentikan
rem dimana kampas rem sudah mulai
sepeda motor (Remling, 1983).
mengeras dan licin karena temperaturnya
semakin naik, sehingga membuat
kemampuan rem menjadi berkurang.
Jarak pengereman pada sebuah
kendaraan banyak dipengaruhi beberapa
faktor, salah satunya yaitu temperatur
pada rem dan ban. Rem yang
temperaturnya semakin naik, akan
mengalami fade sehingga jarak
Gambar 2. Hubungan Temperatur Kampas
Rem dengan Koefisien Gesek saat pengeremannya juga menjadi jauh karena
Pengereman (sumber: Lubi, 2001) rem tidak bekerja secara maksimal.
Penelitian ini penulis memodifikasi
Menurut (Maksum, 2012),
kampas rem tromol dengan membuat alur
menyatakan bahwa “Semakin besar
pada kampas rem tersebut. Alur pada
tekanan sepatu rem pada tromol, maka
kampas rem ini biasanya ada di kampas
semakin besar pula energi kinetik yang
rem cakram. Selain untuk membaca
diubah menjadi energi panas”.
tingkat ketebalan kampas, alur tersebut
Berdasarkan pernyataan di atas, bahwa
juga berfungsi untuk membuang panas
temperatur rem tromol akan menjadi
pada kampas rem. Menurut (Remling,
panas atau temperaturnya menjadi naik
1983) “In order to prevent brake fade,
ketika tekanan pada pedal rem yang
brakes must eliminate heat as fast as
possible. This removal is accomplished by
Lubi. (2001). Perancangan Kampas Rem Kuncoro, Andi Sidik. (2001). Perbandingan
Beralur dalam Usaha Meningkatkan Laju Perpindahan Kalor, Efisiensi,
Kinerja serta Umur dari Kampas dan Efektifitas Sirip Dua Dimensi
Rem. Jurnal Teknik Mesin. 1(1), 21- Utuh dan Berlubang pada Keadaan
28. Tak Tunak dengan Variasi Bahan.
Tugas Akhir, Universitas Sanata
Wibowo. (2012). Aplikasi Kampas Rem Dharma.
Berlapis dan Beralur untuk
Mendapatkan Efek Pengereman
Antilok pada Sepeda Motor.
Mekanika. 10(2), 63-68.