Anda di halaman 1dari 2

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS HUKUM
Kampus Inderalaya: Jl. Palembang - Prabumulih Km. 32 Inderalaya, Ogan Ilir Telp. (0711) 580063, Fax. (0711) 581179
Kampus Palembang: Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar Palembang Telp (0711) 350125, Fax. (0711) 350125
Website : http://fh.unsri.ac.id e-mail : fakultas_hukum@unsri.ac.id

TUGAS HUKUM PERTAMBANGAN


(Kampus Indralaya kelas pukul 8.30)

Sebagai kelengkapan instrumen penilaian standar yang ditetapkan Fakultas Hukum


Unsri yang terdiri atas komponen UAS, UTS dan Tugas, maka tetap diperlukan
komponen tugas untuk melengkapi instrumen penilaian.

Anda diperbolehkan berdiskusi dengan kawan-kawan anda untuk menjawab soal-soal


tersebut, namun tugas dibuat secara individual, dengan ketentuan sebagai berikut:
 Jawaban diketik pada kertas A4 dengan spasi 1,5, font TimesNewRoman 12,
sebanyak 10-15 halaman.
 Jawaban case-study disertai Daftar Pustaka berupa literatur yang menjadi
referensi jawaban anda, dengan minimal 5 buku atau 10 artikel online.
 Naskah tugas dilengkapi cover dengan nama & NIM yang jelas.
 Batas waktu penerimaan Tugas adalah Senin, 21 April 2014.

Adapun tugas Hukum Pertambangan adalah case-study sebagai berikut:

Case 1. Izin Usaha Pertambangan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Indonesia Mining Association (IMA), Martiono Hardianto,
menilai banyak korporasi tambang belum memahami pentingnya program tanggung jawab sosial
perusahaan terhadap masyarakat atau lingkungan sekitar (corporate social responsibility/CSR).
Padahal selama ini bisnis pertambangan selalu dianggap perusak lingkungan. Belum ada
kesadaran soal tanggung jawab sosial karena kurangnya jumlah tenaga kerja yang khusus
menangani hal tersebut. Selain itu, program CSR juga belum populer di kalangan perusahaan
pertambangan karena baru diperkenalkan 10 tahun lalu. Baru pada 2010 diluncurkan ISO 26000.
Martiono menuturkan anggota IMA ada 42 perusahaan dan 72 perusahaan eksplorasi. Tapi
perusahaan tambang yang berpartisipasi dalam CSR Expo ini baru 13.
Direktur Jenderal Mineral dan Batu bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral,
Thamrin Sihite, mengatakan sektor energi dan sumber daya mineral berkontribusi cukup
signifikan dalam penerimaan negara. Sektor ini menyumbang hampir 30 persen, di antaranya dari
minyak, gas, mineral, dan batu bara. Dia menilai perusahaan harus bisa meminimalkan dampak
negatif yang ditimbulkan dari usahanya. CSR bisa dilakukan dengan kegiatan lingkungan, seperti
memperbaiki kualitas air tanah dan kegiatan sosial lainnya. Selama ini ada tiga ikon negatif yang
melekat pada perusahaan tambang. "Perusak lingkungan, senang tumpang tindih izin, dan tidak
begitu diterima masyarakat," ujar Thamrin.
Soal Case 1:
1) Apakah isntrumen tanggungjawab sosial perusahaan (CSR) adalah syarat pengajuan
Izin Usaha Pertambangan?
2) Apa akibat hukum bagi perusahaan pertambangan yang tidak memenuhi syarat IUP?
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS HUKUM
Kampus Inderalaya: Jl. Palembang - Prabumulih Km. 32 Inderalaya, Ogan Ilir Telp. (0711) 580063, Fax. (0711) 581179
Kampus Palembang: Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar Palembang Telp (0711) 350125, Fax. (0711) 350125
Website : http://fh.unsri.ac.id e-mail : fakultas_hukum@unsri.ac.id

Case 2. Kewajiban Perusahaan Pertambangan

TEMPO.CO, Balikpapan- Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kaltim mencatat dari ribuan izin
usaha pertambangan yang ada, hanya empat perusahaan pertambangan yang melakukan pelaporan
secara rutin dan berkala tiap tahun proses reklamasi tambang. Sisanya belum melaporkan bahkan
belum ada satupun perusahaan tambang yang mengantongi ijin KP yang melakukan reklamasi
dengan baik. Data BLH dan Distamben mencatat hingga 2011, jumlah izin untuk eksplorasi
berjumlah 1051 dengan luas 3,372 juta hektare, sedangkan izin eksploitasi (produksi) sebanyak
293 dengan luasan 526 ribu hektare. Total keseluruhan izin eksplorasi dan eksploitasi sebanyak 3,8
juta hektare. Untuk luas lahan terganggu termasuk reklamasi dan revegetasi 1,8 juta hektar
konsensi produksi. Luas lahan terganggu 182,5 ribu hektar. Luas lahan yang sudah direklamasi
sebanyak 27 ribu hektar dan revegetasi sebanyak 27,112 ribu hektar. BLH mengakui pemprov
tidak dapat berbuat banyak terhadap perusahaan tambang yang belum memenuhi kewajiban
reklamasi. Karena perizinan dikeluarkan oleh bupati/walikota, merekalah yang seharusnya
mencabut izin usaha pertambangan jika prakteknya tidak seusai. Deputy Bidang pengendalian
lingkungan Kementerian LH Karliansyah menyatakan, program reklamasi tambang tidak lagi
harus mengembalikan fungsi lahan sebagai hutan, namun bisa dilakukan untuk program
pembedayaan lainya.

Soal Case 2:
1. Apakah reklamasi tambang adalah kewajiban perusahaan pertambangan?
Jelaskan dengan menyebutkan dasar hukumnya.
2. Apa sanksi hukum bagi perusahaan tambang yang tidak melakukan
reklamasi?

Salam,
Dosen Pengajar Hukum Pertambangan

Anda mungkin juga menyukai