ABSTRAK
Pendahuluan
Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat saat ini menuntut pelaku
pertanian memanfaatkan teknologi yang ada untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
Kesejahteraan petani akan terwujud apabila kebutuhan sandang, pangan dan papan sehari-
hari tercukupi. Dari ke tiga kebutuhan pokok tersebut maka pangan menjadi sangat penting
untuk tetap dipertahankan saat ini dan untuk masa mendatang.
Didik Raharjo dan Khairuddin : Kaji terap pemupukan hara spesifik lokasi | 120
Metodologi
Pengkajian dilaksanakan di Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara yang
meliputi 4 (Empat) kecamatan yaitu Poleang Utara, Poleang Timur, Lantari Jaya dan
Rarowatu Utara. Kajian mulai dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Desember
2013. Luas lahan yang digunakan di setiap lokasi kegiatan yaitu 1 ha. Varietas yang
ditanam yaitu Inpari 15. Penentuan dosis pemupukan mengunakan metode PHSL yang
berbasis Web. Kegiatan diawali dengan melakukan wawancara kepada petani-petani pemilik
lahan untuk mendapatkan informasi aktual etrkait dengan kondisi yang sebenarnya dan
mengisi quesioner yang disediakan, terutama mengenai pemupukan existing yang selama ini
diterapkan petani. Pengelolaan tanaman dilakukan secara terpadu, antara lain : penanaman
bibit muda < 20 hari, jumlah bibit 2 -3 batang per rumpun, cara tanam legowo 2,
pemupukan menggunakan pupuk majemuk NPK (15, 15,15) dan Urea. Panen dilakukan
dengan cara Ubinan ukuran 3 m x 4 m dengan menggunakan sabit bergerigi kemudian
ditimbang untuk mengetahui hasil GKP (Gabah Kering Panen).
Variabel pengamatan meliputi tinggi tanaman maksimum, jumlah anakan produktif,
panjang malai, jumlah bulir gabah permalai, bobot 1000 butir dan hasil panen.
Didik Raharjo dan Khairuddin : Kaji terap pemupukan hara spesifik lokasi | 122
petani, tinggi tanaman VUB Inpari 15 tidak terdapat perbedaan. Namun untuk panjang
malai dan jumlah anakan produktif pada pemupukan berdasarkan PHSL lebih panjang dan
lebih banyak. Ketepatan waktu dan dosis pupuk sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
dan perkembangan tanaman terutama saat melakukan pemupukan hara N (Nitrogen) yang
terdapat pada pupuk Urea, serta P (Phospor) dan K (Kalium) yang terdapat pada pupuk
majemuk NPK (15-15-15). Menurut Diah Setyorini et al (2006 ), tanaman padi yang
kekurangan P anakannya sedikit, dan pertumbuhan akan menjadi kerdil. Panjang malai dan
jumlah anakan tanaman padi VUB Inpari 15 pada Pemupukan PHSL lebih tinggi ini
diakibatkan selain ketersediaan hara P yang cukup juga karena hara N dan K yang diberikan
ke tanah tersedia dalam jumlah yang cukup dan berimbang.
Pada Tabel 3 nampak bahwa dari keempat komponen keragaan produktivitas VUB
Inpari 15 yaitu jumlah gabah isi permalai, berat 1000 butir dan produktivitas pada
pemupukan PHSL lebih tinggi dan lebih berat dibandingkan pemupukan existing yang
dilakukan petani. Begitu pula untuk gabah hampa permalai pada pemupukan PHSL lebih
sedikit dibandingkan pemupukan existing yang dilakukan petani.
Produktivitas yang dicapai pada pemupukan PHSL pada tiga lokasi mencapai target
hasil yang diinginkan, bahkan melebihi dari yang ditargetkan. Sementara terdapat satu
lokasi yang tidak mencapai target hasil namun mengalami peningkatan produktivitas dari
yang dihasilkan oleh pemupukan existing petani, rata-rata peningkatan produktivitas yang
dihasilkan dari pemupukan existing petani yaitu 1, 22 t/ha, atau 22, 28 %.
Jika memperhatikan potensi hasil untuk VUB Inpari 15 mencapai 7,5 t/ha
(http://bbpadi.litbang.deptan.go.id), maka produktivitas yang yang dihasilkan yaitu 6,72
t/ha pada kajian ini termasuk produktivitas yang cukup tinggi.
Daftar Pustaka
Aan A. Drajat dan Made J. Mejaya, 2012. Peranan Varietas Unggul Padi Inbrida Dalam
Peningkatan Produksi Padi Nasional (Eds) Prosiding Seminar Nasional Hasil
Penelitian Padi “Inovasi TeknologiPadi Mengantisipasi Cekaman Lingkungan Biotik
dan Abiotik”. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Sukamandi
Abdulrachman, s., C.Witt, dan R.Buresh. 2002. Pengembangan metode pengelolaan unsur
hara spesifik lokasi. Dalam :Anis Fahri, Yunizar dan Ali Jamil (Eds) Prosiding
Seminar Nasional Padi 2008 “Inovasi Teknologi Padi Mengantisipasi Perubahan
Iklim Blobal Mendukung Ketahanan Pangan” Buku 2.Hal 879-886.Balai Besar
Penelitian Tanaman Padi.Sukamandi.
BPS Sultra, 2012. Sulawesi Tenggara Dalam Angka Pertanian Tahun 2012. Kendari
Didik Raharjo, (2013). Peningkatan Produktivitas Padi Sawah Melalui Teknologi
Pemupukan Hara Spesifik Lokasi Di Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara.
Disampaikan Pada Seminar Nasional Pekan Pertanian Spesifik Lokasi (PPSL) II di
Kendari
Diah Setyorini, Ladiyani RW, dan A.Kasno, 2006. Petunjuk Penggunaan Perangkat Uji
Tanah Sawah (Paddy Soil Test Kit) Versi 1.1.Balai Penelitian Tanah.Bogor
Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan Dan Hortikultura Kabupaten Bombana, 2012.
Kabupaten Bombana Dalam Angka Tahun 2012. Bombana
Kasryono F., Pasandaran Efendi., Fagi M achmad. 2004. Ekonomi Padi dan Beras
Indonesia. Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian.
Jakarta.
PHSL- Pemupukan Hara Spesifik Lokasih Padi Sawah. http://webapps.irri.org/nm/id/ di
akses pada bulan April 2013.
Didik Raharjo dan Khairuddin : Kaji terap pemupukan hara spesifik lokasi | 124
Thomas Fairhust, Cristian Witt, Roland Buresh, dan Achim Dobermann, (2007). Padi
“Panduan Praktis Pengelolaan Hara” Edisi ke dua : 2007 Terjemahan. Badan
Penelitian dan pengembangan Pertanian. Jakarta