Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Ilmiah Peternakan 3 (2) : 39-43 (2015) ISSN : 2337-9294

PENGARUH PEMAKAIAN CaC03 DAN MOLASE TERHADAP PENINGKATAN


KUALITAS DAYA IKAT DAN LAMA PENGERASAN MINERAL BLOK

Effect of use CaC03 and Molasses for Quality Improvement of


Block Mineral Binding and Amplification Long-time

Yusmadi1,2, Khairi1, dan Suryani1


1
Balai Pembibitan Ternak Unggul – Hijauan Pakan Ternak Indrapuri
2
Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Almuslim
e-mail: yusmadi_abu@yahoo.co.id

ABSTRAK

Kebutuhan karbohidrat dan mineral untuk membentuk asam amino dalam rumen dapat diupayakan dalam
satu bentuk yang disebut urea mineral molasses block. Tujuan penelitian untuk mengetahui pemakaian kapur sirih
terhadap daya ikat dan lama pengerasan pembuatan mineral blok. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan, sehingga diperoleh 16 satuan unit percobaan. Hasil penelitian
menunjukan bahwa, pengaruh pembuatan mineral blok dengan pemakaian CaC03 dan molase terhadap daya ikat dan
lama pengerasan mineral blok yang dilakukan dengan cara dingin dan cara panas selama penelitian menunjukkan
perbedaan pada setiap perlakuan, cara panas lebih baik daya ikat dibandingkan dengan cara dingin.
Kata kunci : Mineral blok, molases, lama pengerasan, daya ikat

ABSTRACT

Needs carbohydrates and minerals to form amino acids in the rumen can be made on a form called urea
molasses mineral block. The aim of research to determine the use of whiting against holding capacity and long-time
manufacture of mineral blocks. This study uses a completely randomized design with 4 treatments and 4
replications, in order to obtain 16 unit trial. The results showed that, the effect of making the use of mineral blocks
with CaC03 and molasses to the old binding and long-time mineral block is done by means of cold and heat means
during the study showed no difference in each treatment, heat method better holding capacity compared to the cool
method.
Key words : Mineral blocks, molasses, long-time, binding

PENDAHULUAN (birahi, konsepsi, kebuntingan) serta laktasi


(produksi susu). Alasan lain mengapa pakan
Kebutuhan karbohidrat dan mineral
menjadi salah satu faktor terpenting selain
untuk membentuk asam amino dalam rumen
bibit dan manajemen di dalam pemeliharaan
dapat diupayakan dalam satu bentuk yang
ternak, bahwa pakan menjadi yang terbaik
disebut urea mineral molasses block
dalam kebutuhan nutrisi peternakan.
(UMMB), kegunaan UMMB selain
Kelemahan sistem produksi peternakan
membentuk asam amino yang dibutuhkan
umumnya terletak pada ketidakpastian
oleh sapi juga untuk membantu
tatalaksana pakan dan kesehatan.
meningkatkan pencernaan pakan yang sulit
Keterbatasan pakan menyebabkan daya
dicerna dengan cara menstabilkan kondisi
tampung ternak pada suatu daerah menurun
keasaman (pH) di dalam rumen. Untuk
atau dapat menyebabkan gangguan produksi
mendapatkan kondisi pH di dalam rumen
dan reproduksi yang normal (Darmono,
yang stabil maka UMMB diberikan secara
2007).
jilatan, agar sapi dapat mengatur sendiri
Pakan sapi berkualitas baik apabila
kebutuhannya (McDowell, 2003).
diberikan hijauan berupa rumput segar dan
Pakan mempunyai peranan yang
konsentrat yang lengkap dengan kandungan
sangat penting didalam kehidupan ternak,
asam amino sebagai bahan tambahan. Untuk
pakan adalah bahan yang dimakan dan
mendapatkan konsentrat dengan kandungan
dicerna oleh seekor hewan dan mampu
asam amino yang lengkap diperlukan biaya
memberikan nutrisi yang dibutuhkan sesuai
yang cukup mahal, karena konsentrat yang
dengan kebutuhan ternak baik untuk
lengkap kandungan asam amino terbuat dari
pertumbuhan, penggemukan, reproduksi
39
Yusmadi et al. (2015) Pengaruh Pemakaian CaC03...

campuran beberapa bahan pakan tambahan, Rancangan Penelitian


contoh konsentrat lengkap apabila tersusun Penelitian ini menggunakan
dari bekatul, jagung, bungkil kedelai, Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4
bungkil kelapa, tetes, garam dan mineral perlakuan dan 4 ulangan, sehingga diperoleh
campuran (premix) dengan persentase tepat. 16 satuan unit percobaan. Data yang didapat
Di negara maju pemberian pakan pada sapi dianalisa statistik secara deskriptif (Steel
dengan kualitas baik tidak menjadi masalah. and Torrie, 1995).
Sedangkan di negara berkembang seperti Model matematika adalah sebagai berikut :
Indonesia pemberian pakan berkualitas baik Yij = μ + Ti + εij
mengalami kesulitan karena memerlukan
Dimana :
biaya yang besar (Suganda, 2009).
Yij = hasil pengamatan perlakuan ke-i dan
Hal ini antara lain dapat diatasi dengan
ulangan ke-j
cara pemberian mineral yang seimbang,
μ = nilai tengah umum
mineral ini bisa digantikan dengan mineral
Ti = pengaruh perlakuan ke-i
blok karena lebih efisien dan ramah
lingkungan. Oleh karenan itu, diperlukan εij = pengaruh galat percobaan pada
penelitian untuk mengetahui bagaimana perlakuan ke-i untuk ulangan ke-j
kajian pemakaian kapur sirih terhadap daya
ikat dan lama pengerasan pembuatan HASIL DAN PEMBAHASAN
mineral blok.
Daya Ikat
1. Cara dingin
METODE PENELITIAN
Mineral sangat penting untuk
Materi Penelitian kelangsungan hidup ternak, hampir semua
Materi penelitian yang digunakan mineral ditemukan dalam jaringan ternak
yaitu: dedak halus, mineral, kapur (CaC03) dan mempunyai fungsi yang sangat penting
dan tetes/molase, bungkil kelapa, serbuk dalam proses metabolisme ternak. Salah satu
gergaji dan garam dapur (NaCl). kekurangan (defisiensi) kelebihan mineral
tertentu dapat berpengaruh bagi ternak
Pelaksanaan Penelitian menyebabkan kekurangan atau kelebihan
1. Pembuatan Mineral Blok dengan cara dari mineral lain. Tubuh memerlukan
dingin mineral dari luar karena fungsinya yang
Cara ini dilakukan dengan mencampur penting untuk kelangsungan proses
seluruh bahan, sampai terjadi adonan yang metabolisme.
rata, kemudian dipadatkan dengan cetakan. Mineral blok merupakan asupan
mineral dari luar dan sangat penting
2. Pembuatan Mineral Blok dengan cara diberikan untuk ternak. Data terhadap daya
panas ikat mineral blok yang dilakukan dengan
Cara ini dilakukan mula-mula tetes cara dingin selama penelitian tertera pada
molase dipanaskan pada suhu 100oC selama Tabel 1.
± 10 menit, bahan-bahan yang lain diaduk
ditempat lain, diaduk secara merata dan Tabel 1. Rataan daya ikat mineral blok
homogen. Setelah bahan teraduk dan dengan cara dingin.
tercampur rata serta molase sudah tidak Perlakuan Molase (%)
terlalu panas (suhu ± 70oC), tuangkan
molase kedalam campuran bahan tersebut, P0 34%
lalu diaduk kembali hingga tercampur rata P1 42%
kemudian dimasukkan kedalam cetakan dan P2 48%
dipadatkan. P3 50%

40
Yusmadi et al. (2015) Pengaruh Pemakaian CaC03...

Tabel 3 menunjukkan bahwa rataan 2. Cara Panas


daya ikat mineral blok yang dilakukan Data terhadap daya ikat mineral blok
dengan cara dingin selama penelitian yang dilakukan dengan cara panas selama
menunjukkan sangat bagus dijumpai pada penelitian tertera pada Tabel 4.
perlakuan P3 dengan pemakaian CaC03 16%
dan molase 50%, bila dibandingkan dengan Tabel 2. Rataan daya ikat mineral blok
P0 yang daya ikat kurang bagus dengan dengan cara panas.
pemakaian CaC03 4% dan molase 34%, hal Perlakuan Molase (%)
ini diduga semakin banyak molase yang
dipakai pada perlakuan sebakin bagus P0 48%
terhadap daya ikat mineral blok pada P1 50%
penelitian bila dibandingkan dengan P2 54%
perlakuan P0 dan P1 yang tingkat persentase P3 59%
CaC03 dan molasenya sedikit.
Hasil analisis menunjukkan bahwa Tabel 4 menunjukkan bahwa rataan
daya ikat mineral blok yang dilakukan daya ikat mineral blok yang dilakukan
dengan cara dingin pada perlakuan P3 adalah dengan cara panas menunjukkan hasil yang
sangat bagus dikarenakan pemakaian CaC03 lebih bagus dibandingkan dengan yang
16% dan molase sampai pada level 50%, dilakukan dengan cara dingin, hal ini diduga
dibandingkan perlakuan P0 daya ikatnya karena molase yang dipanaskan dan
tidak bagus dengan pemakaian CaC03 4% persentase pemakaian molase lebih banyak
dan molase 34%, pada perlakuan P1 daya sehingga berpengaruh terhadap daya ikat
ikatnya kurang bagus dengan pemakaian mineral blok. Pada perlakuan cara panas
CaC03 8% dan molase 42%, dan pada perbedaan terhadap daya ikat sedikit
perlakuan P2 daya ikat yang ditunjukkan berbeda antar perlakuan karena persentase
bagus dengan pemakaian CaC03 12% dan pemakaian molase pada setiap perlakuan
molase 48% sedikit berbeda dengan juga sedikit berbeda, pemakaian molase dan
perlakuan P3. Hal ini diduga semkin banyak CaC03 pada perlakuan selama penelitian
penggunaan molase pada perlakuan akan yang dilakukan dengan cara panas berturut-
memperkuat proses daya ikat mineral blok, turut perlakuan P0 CaC03 4% dan molase
semakin banyak jumlah molase yang 48%, P1 CaC03 8% dan molase 50%, P2
digunakan akan semakin bagus terhadap CaC03 12% dan molase 54% dan perlakuan
daya ikat mineral blok. P3 CaC03 16% dan molase 59%.
Hal ini sesuai yang dinyatakan oleh Pada pembuatan mineral blok
Ditjennak (2007) bahwa, Bahan suplemen menggunakan bahan molase karena molase
UMMB dipadatkan dan dibentuk merupakan bahan yang kaya akan
sedemikian rupa sehingga menjadi bahan karbohidrat yang mudah larut (48-68)%,
yang keras kompak bentuknya dapat diatur kandungan mineral yang cukup dan disukai
sesuai dengan selera pembuatnya, dapat ternak karena baunya manis disamping
dibuat berbentuk kotak persegi empat, membantu siksasi nitrogen urea dalam
berbentuk bulat (berbentuk mangkuk) atau rumen juga dalam permentasinya
bentuk-bentuk lain menurut cetakan yang menghasilkan asam-asam lemak atsiri yang
digunakan dalam proses pemadatan, untuk merupakan sumber energi yang penting
menghasilkan UMMB yang keras dapat untuk biosintesa dalam rumen, disukai
dipakai bahan pengeras, antara lain adalah : ternak dan tetes tebu memberikan pengaruh
tepung batu kapur, bentonite, semen atau yang menguntungkan terhadap daya cerna
bahan-bahan kimia misalnya : MgO, CaO (Ditjennak, 2007).
dan CaCO3 bahan-bahan ini diantaranya Bahan pengisi merupakan sumber
juga mengandung mineral terutama kalsium energi dan protein seperti dedak halus,
(Ca) yang cukup tinggi. bekatul dan mineral bahan ini ditambahkan
41
Yusmadi et al. (2015) Pengaruh Pemakaian CaC03...

agar dapat meningkatkan kandungan zat-zat 2. Cara Panas


makanan dan untuk menjadikan mineral Data terhadap lama pengerasan
blok dalam bentuk padat yang baik dan mineral blok yang dilakukan dengan cara
kompak, sedangkan pemakaian mineral panas selama penelitian tertera pada Tabel 4.
untuk meningkatkan palatabilitas (selera
makan), dan dapat membatasi konsumsi Tabel 4. Rataan lama pegerasan mineral
pakan yang berlebihan dan harganya murah. blok dengan cara panas (Jam).
Lama pengerasan
Lama Pengerasan Perlakuan
(Jam)
1. Cara Dingin P0 240
Data terhadap lama pengerasan P1 228
mineral blok yang dilakukan dengan cara P2 204
dingin selama penelitian tertera pada Tabel P3 121
3.
Tabel 4 menunjukkan bahwa rataan
Tabel 3. Rataan lama pengerasan mineral lama pengerasan mineral blok yang tertinggi
blok dengan cara dingin (Jam). adalah 240 jam (10 hari) pada perlakuan P0
Lama pengerasan dengan pemakaian CaC03 4% dan lama
Perlakuan
(Jam) pengerasan terendah adalah 121 jam (5 hari)
P0 198 pada perlakuan P3 dengan menggunakan
P1 192 CaC03 16%.
P2 180 Berdasarkan hasil sidik ragam
P3 144 menunjukkan bahwa perlakuan P0, P1, P2
dan P3 pada pembuatan mineral blok dengan
Tabel 3 menunjukkan bahwa rataan cara panas memberi pengaruh berbeda
lama pengerasan mineral blok yang terhadap lama pengerasan mineral blok,
dilakukan dengan cara dingin selama walaupun rataan lama pengerasan yang
penelitian menunjukkan perbedaan pada diperoleh antar perlakuan sedikit berbeda
setiap perlakuan, nilai terendah terdapat yaitu pada P0 adalah 240 jam (10 hari), P1
pada perlakuan P3 yaitu 144 jam (6 hari) adalah 228 jam (9 hari), P2 adalah 204 jam
dengan pemakaian CaC03 16%, bila (8 hari) dan P3 adalah 121 jam (5 hari).
dibandingkan dengan P0 yang menggunakan Terdapatnya perbedaan disebabkan karena
CaC03 4% yaitu 198 jam (8 hari), hal ini terdapatnya perbedaan konsentrasi CaC03
diduga nilai lama pengerasan yang yang digunakan, semakin tinggi level CaC03
dihasilkan lebih tinggi bila dibandingkan yang digunakan memberi dampak yang
dengan perlakuan P0 dan P1 yang hanya semakin tinggi pula.
sedikit menggunakan CaC03. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Hasil analisis menunjukkan bahwa rataan lama pengerasan mineral blok selama
lama pengerasan mineral blok pada penelitian untuk perlakuan P0, P1, P2, dan P3
perlakuan (P0) adalah 198 (8 hari) dengan berturut-turut adalah 240 jam; 228 jam; 204
pemakaian CaC03 4%, sedangkan perlakuan jam dan 121 jam. Hasil analisis sidik ragam
P1, P2 dan P3 masing-masing : 192 jam (8 menunjukkan bahwa terjadi perbedaan. Hal
hari) dengan pemakaian CaC03 8%, 180 jam ini diduga, perlakuan P3 dengan konsentrasi
(7 hari) dengan pemakaian CaC03 12%, dan pemakaian CaC03 pada mineral blok sampai
144 jam (6 hari) dengan pemakaian CaC03 level 16% sehingga berpengaruh terhadap
16% sehingga terjadi perbedaan dari pengerasan mineral blok.
perlakuan P0 dan P1. Hal ini diduga
penggunaan CaC03 pada perlakuan akan
mempercepat proses pengerasan mineral
blok.

42
Yusmadi et al. (2015) Pengaruh Pemakaian CaC03...

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


Dari hasil penelitian yang telah Darmono. 2007. Penyakit defisiensi mineral
dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa, pada ternak ruminansia dan upaya
pengaruh pembuatan mineral blok dengan pencegahannya. Jurnal Litbang Pertanian.
pemakaian CaC03 dan molase terhadap daya 26:104-108. http://www.pustaka-
ikat dan lama pengerasan mineral blok yang deptan.go.id/publikasi.pdf . [24/5.2008].
dilakukan dengan cara dingin dan cara panas Ditjennak. 2007. Teknologi Pengolahan
selama penelitian menunjukkan perbedaan Pakan Sapi. Balai Pembibitan Ternak
pada setiap perlakuan, cara panas lebih Unggul Sapi Dwiguna dan Ayam
bagus daya ikat dibandingkan dengan cara Sembawa, Sumatera Selatan.
dingin, hal ini diduga perlakuan P3 dengan McDowell, L. R. 2003. Minerals in Animal
konsentrasi pemakaian CaC03 pada mineral and Human Nutrition. 2nd Edition.
blok sampai level 16% dan molase yang Elsevier Science B. V, Hungary.
dipanaskan sehingga berpengaruh terhadap Steel R.G.D, and Torrie, J.H, 1995. Prinsip
daya ikat dan lama pengerasan mineral blok, dan Prosedur Statistika Suatu Pendekatan
sedangkan pada cara dingin daya ikat dan Biometrik, Alih Bahasa Bambang
lama pengerasan mineral blok dipengaruhi Sumantri. PT Gramedia Pustaka Utama.
oleh Molase semakin banyak Molase maka Jakarta.
semakin bagus daya ikat mineral blok tapi Suganda. 2009. Performa sapi jantan
tingkat pengerasan makin lama. friesian-holstein lepas sapih yang diberi
ransum mengandung suplemen
biomineral isi rumen. Skripsi. Fakultas
Peternakan. Institut Pertanian Bogor,
Bogor.

43

Anda mungkin juga menyukai