PENDAHULUAN
1
berkesinambungan.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari dokumentasi
keperawatan
2. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana dokumentasi pada tahap
implementasi
3. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana dokumentasi pada tahap
evaluasi
4. Untuk mengetahui dan memahami cara pengukuran pencapaian tujuan
5. Untuk mengetahui contoh dari dokumentasi implementasi
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini ialah agar mahasiswa mampu
mengetahui dan memahami lebih lanjut mengenai proses dan dokumentasi asuhan
keperawatan tindakan dan evaluasi asuhan keperawatan agar memudahkan
mahasiswa dalam melaksanakan praktikum ataupun kerja lapangan.
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.1 Definisi Dokumentasi
Dokumentasi keperawatan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan
dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. Dokumentasi keperawatan
merupakan bukti tertulis dari kegiatan yang telah dilakukan oleh perawat
(Priharjo, 1995 dalam Hariyati, 2007). Dokumentasi keperawatan
menggambarkan keadaan perkembangan pasien, mencatat asuhan
keperawatan yang telah diberikan, dan mencatat riwayat kesehatan untuk
masa yang akan datang.
Dokumentasi keperawatan adalah informasi tertulis tentang status dan
perkembangan kondisi klien serta semua kegiatan asuhan keperawatan yang
dilakukan oleh perawat (Fisbach, 1991, Carpenito, 1991).
Implementasi mencakup melakukan, membantu, atau mengarahkan
kinerja aktivitas kehidupan sehari-hari, memberikan arahan perawatan untuk
mencapai tujuan yang berpusat pada klien, menyelia dan mengevaluasi kerja
anggota staf, dan mencacat serta melakukan pertukaran informasi yang
relevan dengan perawatan kesehatan berkelanjutan dari klien. Sedangkan
langkah evaluasi dari proses keperawatan mengukur respon klien terhadap
tindakan keperawatan dan kemajuan klien ke arah pencapaian tujuan. Data
dikumpulkan dengan dasar berkelanjutan untuk mengukur perubahan dalam
fungsi, dalam kehidupan sehari-hari, dan dalam ketersediaan atau penggunaan
sumber eksternal (Carnevali & Thomas, 1993). Evaluasi terjadi kapan saja
perawat berhubungan dengan klien. Penekanannya adalah pada hasil klien.
3
Potter & Perry, 1997). Ukuran intervensi keperawatan yang diberikan
kepada klien terkait dengan dukungan, pengobatan, tindakan untuk
memperbaiki kondisi, pendidikan untuk klien-keluarga, atau tindakan
untuk mencegah masalah kesehatan yang muncul dikemudian hari.Untuk
kesuksesan pelaksanaan implementasi keperawatan agar sesuai dengan
rencana keperawatan, perawat harus mempunyai kemampuan kognitif
(intelektual), kemampuan dalam hubungan interpersonal, dan
keterampilan dalam melakukan tindakan. Proses pelaksanaan
implementasi harus berpusat kepada kebutuhan klien, faktor-faktor lain
yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi implementasi
keperawatan, dan kegiatan komunikasi. (Kozier et al., 1995).
Implementasi merupakan pelaksanaan dari rencana intervensi
keperawatan.
Komponen yang ada pada format dokumentasi implementasi pada
pemenuhan kebutuhan keselamatan dan keamanan :
a) Nama pasien, umur.
b) Ruangan, kamar, bed.
c) Nomor registrasi, nomor rekam medik.
d) Hari, tanggal , dan waktu.
e) Nomor diagnosa.
f) Tindakan keperawatan dan hasil, respon klien.
g) Paraf dan nama jelas perawat.
4
4) Sesuai dengan tanggung jawab dan tanggung gugat profesi
keperawatan.
5) Mengerti dengan jelas pesanan-pesanan yang ada dalam rencana
intervensi keperawatan.
6) Harus dapat menciptakan adaptasi dengan klien sebagai individu
dalam upaya meningkatkan peran serta untuk merawat diri sendiri
(Self Care).
7) Menekankan pada aspek pencegahan dan upaya peningkatan status
kesehatan.
8) Dapat menjaga rasa aman, harga diri dan melindungi klien.
9) Memberikan pendidikan, dukungan dan bantuan.
10) Bersifat holistik.
11) Kerjasama dengan profesi lain.
12) Melakukan dokumentasi
5
c) Technical implementations, meliputi pemberian perawatan kebersihan
kulit, melakukan aktivitas rutin keperawatan, menemukan perubahan
dari data dasar klien, mengorganisir respon klien yang abnormal,
melakukan tindakan keperawatan mandiri, kolaborasi, dan rujukan,
dan lain-lain.
Sedangkan dalam melakukan implementasi keperawatan, perawat
dapat melakukannya sesuai dengan rencana keperawatan dan jenis
implementasi keperawatan. Dalam pelaksanaannya terdapat tiga jenis
implementasi keperawatan, antara lain:
a. Independent implementations, adalah implementasi yang diprakarsai
sendiri oleh perawat untuk membantu klien dalam mengatasi
masalahnya sesuai dengan kebutuhan, misalnya: membantu dalam
memenuhi activity daily living (ADL), memberikan perawatan diri,
mengatur posisi tidur, menciptakan lingkungan yang terapeutik,
memberikan dorongan motivasi, pemenuhan kebutuhan psiko-sosio-
spiritual, perawatan alat invasive yang dipergunakan klien, melakukan
dokumentasi, dan lain-lain.
6
c. Dependent implementations, adalah tindakan keperawatan atas dasar
rujukan dari profesi lain, seperti ahli gizi, physiotherapies, psikolog
dan sebagainya, misalnya dalam hal: pemberian nutrisi pada klien
sesuai dengan diit yang telah dibuat oleh ahli gizi, latihan fisik
(mobilisasi fisik) sesuai dengan anjuran dari bagian fisioterapi.
4. Metoda Implementasi
a. Membantu dalam aktifitas kehidupan sehari-sehari
Aktifitas kehidupan sehari-hari adalah aktifitas yang biasanya
dilakukan dalam sepanjang hari normal: mencakup ambulasi, makan,
berpakaian, menyikat gigi, berhias.
b. Konseling
Konseling adalah metoda implementasi yang mebantu klien
menggunakan proses pemecahan masalah untuk mengenali dan
menangani stres dan yang memudahkan hubungan interpersonal antara
klien, keluarganya, dan tim perawatan kesehatan. Ini berjtujuan untuk
membantu klien menerima perubahan yang akaan terjadi yang
diakibatkan stres berupa dukungan emosional, intelektual, spiritual,
dan psikologis.
c. Penyuluhan
Penyuluhan adalah metode implementasi yang digunakan untuk
menyajiakn prinnsip , prosedur, dan teknik yang tepat tentang
perawatn kesehatan untuk klien dan untuk menginformasikan klien
tentang status kesehatannya.
7
g. Teknik tepat dalam memberikan perawatan dan menyiapkan klien
untuk prosedur.
h. Tindakan menyelamatkan jiwa.
i. Mencapai tujuan perawatan.
j. Mengawasi dan mengevaluasi kerja dari anggota staf lain
Perawat yang memberikan tugas bertanggung jawab untuk
memastikan bahwa setiap tugas ditugaskan secara sesuai dan
diselesaikan sesuai dengan standar keperawatan.
8
a Mengkomunikasikan/ menginformasikan kepada klien tentang
keputusan tindakan keperawatan yang akan dilakukan oleh
perawat.
b Beri kesempatan kepada klien untuk mengekspresikan
perasaannya terhadap penjelasan yang telah diberikan oleh
perawat.
c Menerapkan pengetahuan intelektual, kemampuan hubungan
antar manusia dan kemampuan teknis keperawatan dalam
pelaksanaan tindakan keperawatan yang diberikan oleh
perawat.
d Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pelaksanaan
tindakan adalah energi klien, pencegahan kecelakaan dan
komplikasi, rasa aman, privacy, kondisi klien, respon klien
terhadap tindakan yang telah diberikan.
9
c. Mencatat semua jenis intervensi keperawatan termasuk hasilnya
Contoh : Mengornpres luka dengan betadin 5 % Flasil : luka
tampak bersih, pus tidak ada, tidak berbau
d. Berikan tanda tangan dan nama jelas perawat satu tim kesehatan
yang telah melakukan intervensi.
Contoh pencatatan implementasi : No Hari / tgl Jam No. dx
Tindakan keperawatan TTD
a) Sabtu 7-3-1998 08.00 1 - Membantu pasien memberi makan
Respon Pasien makan habis 1 porsi tidak ada muntah
________________________ YUNI 09.00
b) Mengukur tanda vital Respon / hasil : TD : 150/90 mmHg S :
37.8oC RR : 24 x/mnt Klien mengeluh pusing ____________
YUNI
10
e. Gunakan kata kerja aktif, untuk menjelaskan apa yang dikerjakon.
Contoh : Memberikan obat tetes mata
f. Dokumentasikan bagaimana respon pasien terhadap tindakan yang
dilakukan
g. Dokumentesikan aspek keamanan, kenyamanan dan pengawasan
infeksi terhadap klien. Juga tindakan-tindakan invasive harus
dicatat. Contoh : Memberikan kompres betadin pacia lokasi
tusukan infus
h. Dokumentasikan pula modifikasi lingkungan bila itu merupakan
bagian dari tindakan keperawatan. Contoh : Membatasi
pengunjung, agar pasien dapat istirahat
i. Dokumentasikan.persetujuan keluarga untuk prosedur khusus dan
tindakan invasif yang mempunyai resiko tambahan.
j. Dokumentasikan semua informasi yang diberikan dan pendidikan
kesehatan yang diberikan.
k. Dokumentasikan dengan jelas, lengkap, bukan berarti semua
kalimat harus ditulis, tetapi kata-kata kunci dan simbol-simbol /
lambang-lambang sudah baku/lazim dapat digunakan Contoh:
IVFD, NGT, dll
l. Spesifik hindarkan penggunaan kata yang tidak jelas,bila perlu
tuliskan ungkapan klien untuk memperjelas maksud. Contoh :
Klien nampak cemas (salah), klien tidak dapat tidur, sering
menekuk kaki sebelahkanannya dan ia mengatakan "ingin bertemu'
suaminya dulu sebelum mati'
m. Rujuk ke petunjuk, kebijakan dan prosedur rumah sakit untuk
penggunaan format.
11
a. Mengkomunikesikan secara nyata tindakan-tindakan yang telah
dilakukan untuk klien. Hal ini penting untuk :
a) Menghindarkan kesalahan-kesalahan seperti duplikasi
tindakan, yang seharusnya tidak perlu terjadi. Contoh :
Pemberian obat sudah diberikan, tetapi tidak dicatat Sehingga
diberikan obat kembali.
b) Quality Assurance (menjamin mutu ) yang akan menunjukkan
apa yang secara nyata telah dilakukan terhadap klien dan
bagaimana hubungannya dengan standar yang telah dibuat.
c) Melihat hubungan respon-respon klien dengan tindakan
keperawatan yang sudah diberikan (evaluasi klinis)
12
status dan kemajuan klien terhadap pencapaian hasil setiap hari.
Evaluasi status dan kemajuan klien adalah berbeda untuk masalah
kolaboratif versus diagnose keperawatan.
Komponen evaluasi dicatat untuk :
a) Mengomunikasikan status klien dan hasilnya yang berhubungan dengan
semua arti umum untuk semua perawat.
b) Memberikan informasi yang bermanfaat untuk memutuskan aoakah
mengawali, melanjutkan, memodifikasi, atau menghentikan asuhan
keperawatan. Memberikan bukti revisi untuk perencanaan keperawatan
berdasarkan pada catatan penilaian ulang atau reformulasi diagnosis
keperawatan.
13
Pada format Evaluasi juga terdapat identitas yang juga harus diisi oleh
perawat nama , nomor kamar ,nomor register, umur, kelas,Identitas yang
terdapat diatas berguna agar mempermudah perawat dalam mencari data
pasien dan jelas,serta agar tidak tertukar dengan pasien lain. Di tabel
evaluasi juga terdapat:
Tanggal dan Waktu ditulis berdasarkan kapan perawat melakukan tindakan
keperwatan terhadap pasien. Berfungsi agar jelas dalam pendokumentasiannya serta
terperinci.
Evaluasi ditulis setiap kali setelah semua tindakan dilakukan terhadap pasien. Pada
tahap evaluasi dibagi menjadi 4 tahap yaitu SOAP atau SOAPIER :
S = Subyektif : Hasil pemeriksaan terakhir yang dikeluhkan oleh pasien biasanya data
ini berhubungan dengan criteria hasil
O = Obyektif : Hasil pemeriksaan terkhir yang dilakukan oleh perawat biasanya data
ini juga berhubungan dengan criteria hasil.
A = Analisa : Pada tahap ini dijelaskan apakah masalah kebutuhan pasien telah
terpenuhi atau tidak
P = Plan of Care : Dijelaskan rencana tindak lanjut yang akan dilakukan terhadap
pasien.
I = Intervensi : tindakan perawat untuk mengatasi masalah yang ada
E = Evaluasi : evaluasi terhadap tindakan keperawatan R = Revisi c). Paraf harus
disertai nama jelas,.
Tujuannya untuk pembuktian dan pertanggung gugat bagi perawat
jika suatu saat kondisi pasien memburuk atau sampai berada
ditangan hukum.
14
3. Kesadaran faktor lingkungan, sosial, dan dukungan keluarga.
4. Melaksanakan tindakan yang sesuai berdasarkan kesimpulan.
15
NAMA KLIEN: Tn “A” R. RAWAT: P. FLAMBOYAN
KLS III NO.RM: 08 71 08
N
DIAGNOSA
O HARI/
KEPERAWATA JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
D TGL
N
X
I Gangguan rasa Selasa/ 14.00 1. Mengkaji nyeri, Rabu, 6/4 2011
nyaman (nyeri) 5 april lokasi dan beratnya Jam 06.00
b/d terputusnya 2011 Hasil : nyeri sedang S: klien masih
kontinuitas skala 5 pada perut mengeluh nyeri
jaringan kuadran kanan bawah O: nyeri sedang
2. Mengobservasi TTV skala 4
14.05 Hasil: A: masalah belum
TD: 110/70 mmHg teratasi
N: 72x/i P: lanjutkan
P: 20x/i intervensi
S: 370C 1. Kaji tingkat
3. Mengajarkan tehnik dan lokasi
relaksasi nafas dalam nyeri
14.15 dengan 2. Observasi
menganjurkan klien TTV
menarik nafas dalam 3. Anjurkan
melalui hidung dan tehnik
dihembuskan relaksasi
perlahan – lahan 4. Kolaborasi
melalui mulut, ulangi pemberian
3-4 kali antibiotik
Hasil : klien mampu
melakukannya &
16
klien merasa nyaman
4. Mempertahankan
istirahat dengan
posisi semifowler
Hasil: klien dalam
14.30 posisi semi fowler
5. Penatalaksanaan
pemberian analgetik
Hasil: inj.ketorolac 1
amp/IV/bolus
15.00 6. Penatalaksanaan
pemberian analgetik
Hasil: inj. Ketorolac
1 amp/IV/bolus
20.00
17
oleh keluarga dan dibantu oleh
dilakukan di tempat keliarga dan
tidur dilakukan di
Kekuatan otot: temapat tidur
5 5 O: - kekkuatan
3 4 otot
15.20 2. Menganjurkan klien 5 5
untuk mobilisasi dini 3 4
secara bertahap - Klien dpt
Hasil: klien miring miring kanan
kanan dan kiri & kiri
3. Menganjurkan klien A: masalah belum
15.25 untuk menghentikan teratasi
aktivitas jika terdapat P: lanjutkan
palpitasi dan nyeri intervensi
hebat 1. Kaji
Hasil: klien berhenti / kemampu
menghentikan an klien
aktivitas jika nyeri dalam
bertambah beraktivita
4. Memberi penjelasan s
tentang pentingnya 2. Anjurkan
15..30 mobilisasi mobilisasi
Hasil: klien bertahap
mengatakan mengerti 3. Anjurkan
menghenti
kan
mobilisasi
jika terjadi
palpitasi
18
dan nyeri
akut
19
gr/IV/bolus 3. Lakukan
- Drips perawatan
metronidazole 0,5 gr luka secara
aseptic
4. Kolaborasi
pemberian
antibiotic
CATATAN PERKEMBANGAN
NAMA KLIEN: Tn “A” R. RAWAT: P. FLAMBOYAN
KLS III NO.RM: 08 71 08
NO HARI/
JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
DX TGL
I Rabu/ 06.00 1. Mengkaji nyeri, lokasi dan Kamis, 7/4 2011,
06 april 2011 beratnya jam 06.00
Hasil : S:klien masih
- klien masih mengeluh mengeluh nyeri
nyeri O:nyeri sedang
- nyeri sedang skala4 skala 4
06.10 2. Mengobservasi TTV A:masalah belum
Hasil: teratasi
20
TD: 120/80 mmHg P:lanjutkan
N: 80x/i intervensi:
P: 20x/i 1. Kaji tingkat
S: 36,50C nyeri
06.15 3. Menganjurkan tehnik relaksasi 2. Observasi
nafas dalam TTV
Hasil : klien mampu 3. Ingatkan
melakukannya & klien merasa tehnik
nyaman relaksasi
07.00 5. Penatalaksanaan pemberian nafas dalam
analgetik 4. Kolaborasi
Hasil: inj.ketorolac 1 pemberian
amp/IV/bolus analgetik
15.00 5.Penatalaksanaan pemberian
analgetik
Hasil: inj. Ketorolac 1
amp/IV/bolus
CATATAN PERKEMBANGAN
NAMA KLIEN: Tn “A” R. RAWAT: P. FLAMBOYAN
KLS III NO.RM: 08 71 08
21
NO HARI/
JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
DX TGL
II Rabu/ 06 april 08.00 1. Mengkaji kemampuan klien Kamis, 7/4 2011,
2011 dalam beraktivitas jam 06.00
Hasil: S: klien
Aktivitas klien sseperti makan, mengatakan
BAK, Berpaakaian dilakukan di aktivitas masih
tempat tidur dilakukan di tempat
tidur
08.15 2. Menganjurkan klien untuk O: klien masih
mobilisasi secara bertahap tampak lemah
Hasil: klien mobilisasi duduk A: masalah belum
08.20 3. Menganjurkan klien untuk teratasi
menghentikan aktivitas jika P: lanjutkan
terjadi palpitasi dan nyeri intervensi
bertambah
hasil: klien menghentikan
aktivitas jika nyeri bertamb ah
CATATAN PERKEMBANGAN
NAMA KLIEN: Tn “A” R. RAWAT: P. FLAMBOYAN
KLS III NO.RM: 08 71 08
22
NO HARI/
JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
DX TGL
III Rabu/ 06 april 10.00 1. Mengkaji adanya tanda-tanda Kamis, 7/4 2011,
2011 infeksi jam 06.00
Hasil; ada kemerahan S: -
Keadaan luka baik O: keadaan luka
10.05 2. Memperhhatikan adanya demam baik, tidak ada
dan menggigil demam dan
Hasil: tidak ada demam dan menggigil;
mennggigil A: masalah belum
10.10 3. Melakukan cuci tangan dengan teratasi
baik dan perawatan luka aseptic P:lanjutkan
Hasil: ganti verband, dengan intervensi
luka dibersihkan dengan NaCl 1. Kaji tanda
kemudian di deb betadine lalu infeksi
ditutup kembali 2. Perhatiakn
4. Penatalaksanaan pemberian demam dan
12.00 antibiotic menggigil
Hasil: 3. Lakukan
- Inj. Ceftriaxone 1 gr/IV/bolus perawatan
- Drips metronidazole 0,5 gr luka secara
4.penatalaksanaan pemberian aseptic
24.00 antibiotic 4. Kolaborasi
Hasil: pemberian
- Inj. Ceftriaxone 1 gr/IV/bolus antibiotic
- Drips metronidazole 0,5 gr
23
CATATAN PERKEMBANGAN
NAMA KLIEN: Tn “A” R. RAWAT: P. FLAMBOYAN
KLS III NO.RM: 08 71 08
NO HARI/
JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
DX TGL
I Kamis/ 07 April 06.00 1. Mengkaji nyeri, lokasi dan jam 11.00
2011 beratnya S: klien
Hasil : mengatakan nyeri
- klien mengatakan nyeri mulai berkurang
mulai berkurang O: nyeri ringan
- nyeri ringan skala 3 skala 3
2. Mengobservasi TTV A: masalah mulai
06.05 Hasil: teratasi
TD: 120/80 mmHg P: pertahankan
N: 80x/i intervensi:
P: 20x/i
S: 36,50C
3. Menganjurkan tehnik relaksasi
06.30 nafas dalam
Hasil : klien mampu
melakukannya & klien merasa
nyaman
5.Penatalaksanaan pemberian
07.00 analgetik
Hasil: inj.ketorolac 1
amp/IV/bolus
24
CATATAN PERKEMBANGAN
NAMA KLIEN: Tn “A” R. RAWAT: P. FLAMBOYAN
KLS III NO.RM: 08 71 08
NO HARI/
JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
DX TGL
II Kamis/ 07 April 06.35 1. Mengkaji kemampuan klien Jam 11.05
2011 dalam beraktivitas S: klien
Hasil: mengatakan
Aktivitas klien masih dibantu aktivitas masih
keluarga dibantu
O: klien tidak
07.15 2. Menganjurkan klien untuk tampak lemah
mobilisasi secara bertahap A: masalah teratasi
Hasil: klien mulai berjalan P: pertahankan
sedikit demi sedikit intervensi
07.20 3. Menganjurkan klien untuk
menghentikan aktivitas jika
terjadi palpitasi dan nyeri
bertambah
hasil: klien menghentikan
aktivitas jika nyeri bertamb ah
CATATAN PERKEMBANGAN
25
NAMA KLIEN: Tn “A” R. RAWAT: P. FLAMBOYAN
KLS III NO.RM: 08 71 08
NO HARI/
JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
DX TGL
III Kamis/ 07 April 08.00 1. Mengkaji adanya tanda-tanda Jam 11.15
2011 infeksi S: -
Hasil; ada kemerahan O: tidak ada tanda-
Keadaan luka baik tanda infeksi
08.05 2. Memperhatikan adanya demam A: masalah teratasi
dan menggigil P:-
Hasil: tidak ada demam dan
menggigil
09.00 3. Melakukan cuci tangan dengan
baik dan perawatan luka aseptic
Hasil: ganti verband, dengan
luka dibersihkan dengan NaCl
kemudian di deb betadine lalu
ditutup kembali
26
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dokumentasi yang baik mencerminkan tidak hanya kualitas perawatan tetapi
juga membuktikan pertanggunggugatan setiap anggota tim perawatan dalam
memberikan perawatan. Perawat mendokumentasikannya perlu ditekankan pada
penulisannya, untuk menghindari salah persepsi dan kejelasan dalam menyusun
tindakan perawatan lebih lanjut.
3.2 Saran
1. Mahasiswa harus dapat memahami pendokumentasian keperawatan agar
dapat dikembangakan dalam tatanan layanan keperawatan.
2. Melatih pendokumentasian keperawatan melalui mendokumentasikan
asuhan keperawatan.
27
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam. 2001. Proses & Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktik. Jakarta:
Salemba Medika.
Nursalam. 2008. Proses & Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktik Edisi 2.
Jakarta: Salemba Medika
Patricia A. dan Anne Griffin Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan :
Konsep, Proses, dan Praktek Edisi 4. Jakarta: EGC.
http://www.kompasiana.com/detra18/dokumentasi-keperawatan-dokumentasi-
keperawatan- implementasi-dan-evaluasi_551ff2d98133113b719de1be
https://id.scribd.com/doc/311205126/Makalah-Dokumentasi-Implementasi-Dan-
Evaluasi
https://id.scribd.com/document/272570800/Askep-Post-op-App
28