I. Diskusi
Pada erlenmeyer 1 diperoleh nilai Kc negatif. Nilai Kc sebenarnya
tidak ada yang negatif karena Kc adalah suatu konstanta, jadi nilainya
selalu positif. Kc yang diperoleh negatif karena volume larutan NaOH
yang diperlukan terlalu banyak atau melebihi rentang volume NaOH jika
dihitung berdasarkan teori yaitu 32-40 mL agar mol yang bereaksi tidak
negatif pula. Hal ini bisa disebabkan karena pada saat titrasi, titik akhir
jauh melebihi titik ekivalen dan bisa juga terjadi karena kesalahan
praktikan saat membuat larutan ester (reaksi eseterifikasi).
Pada praktikum ini nilai Kc yang diperoleh tidak konstan. Jika
menurut teori nilai konstanta kesetimbangan tidak bergantung pada
konsentrasi awal reaksi. Pada erlenmeyer 3 dan 4 nilai Kc sudah konstan.
Namun pada erlenmeyer 1 dan 2, nilai Kc berbeda jauh dengan erlenmeyer
3 dan 4. Nilai Kc yang tidak tepat pada erlenmeyer 1 dan 2 bisa
disebabkan karena kesalahan praktikan saat membuat larutan ester (reaksi
esterifikasi). Kesalahan pada reaksi esterifikasi bisa terjadi karena suhunya
berubah, karena suhu ruang tidak dapat dikontrol. Selain itu bisa juga
disebabkan karena penutupan erlenmeyer menggunakan plastik tidak
rapat, sehingga reaksi esterifikasi terganggu karena etanol yang menguap.
Hal-hal tersebut dapat menyebabkan nilai konstanta kesetimbangan (Kc)
tidak konstan.
J. Kesimpulan
Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa konstanta
kesetimbangan pada reaksi esterifikasi dapat diketahui melalui titrasi. Dari
keempat erlenmeyer, jika penambahan larutan asam asetat lebih banyak
maka larutan NaOH yang diperlukan juga semakin banyak, sehingga titrasi
berlangsung lebih lambat, begitu juga sebaliknya. Nilai Kc hampir sama
(konstan) yaitu 0,8 karena merupakan konstanta kesetimbangan yang tidak
bergantung pada konsentrasi awal reaksi.