Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya , sehingga penulis mampu menyelesaikan
Laporan Asuhan Keperawatan Jiwa pada Ny. Z dengan Gangguan Isolasi Sosial:
Menarik Diri di Ruang Kemuning Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Widiodiningrat
Lawang yang digunakan untuk Seminar Kasus.
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Praktik Klinik
Keperawatan Jiwa. Tugas ini dapat penulis selesaikan berkat bantuan dari banyak
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan terimakasih
kepada:
1. Ibu Jami’ati selaku pembimbing ruangan di Ruang Kemuning yang telah
memberikan bimbingan serta kesempatan pada kami untuk belajar dan
berbagi ilmu di ruangan ini.
2. Bapak Dr. Imam Sunarno, SST, Drs, M.Kes selaku pembimbing institusi
yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada kelompok kami.
3. Dan kepada semua perawat dan klien yang berada di Ruang Kemuning atas
partisipasi dan bersedia memberikan kami kesempatan untuk
menyelesaikan tugas Seminar Kasus.
4. Teman-teman dari Poltekkes Kemenkes Malang Prodi D3 Keperawatan
Blitar yang senantiasa bekerja sama memberikan bantuan, semangat, dan
dukungannya.
Semoga amal baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan yang
setara dari Allah SWT.
Akhirnya, penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran akan penulis terima dengan tangan terbuka demi
perbaikan pada masa yang akan datang. Semoga laporan ini bermanfaat bagi
pembaca. Aamiin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... i
UCAPAN TERIMAKASIH............................................................................. ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 1
1.3 Tujuan .................................................................................................. 1
ii
3.16 Prioritas Diagnosa Keperawatan ........................................................ 30
3.17 Intervensi Keperawatan ....................................................................... 31
3.18 Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan ..................................... 37
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan .......................................................................................... 52
4.2 Saran ..................................................................................................... 52
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap individu mempunyai potensi untuk terlibat dalam hubungan sosial pada berbagai
tingkat hubungan yaitu dari hubungan intim sampai hubungan saling ketergantungan.
Keintiman dan saling ketergantungan dalam menghadapi dan mengatasi berbagai kebutuhan
setiap hari. Individu tidak akan mampu memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa adanya
hubungan dengan lingkungan sosial. Oleh karena itu, individu perlu membina hubungan
interpersonal yang memuaskan.
Kepuasan hubungan dapat dicapai jika individu terlibat secara aktif dalam proses
berhubungan. Peran serta yang tinggi dalam berhubungan disertai respon lingkungan yang
positif akan meningkatkan rasa memiliki, kerja sama, hubungan timbal balik yang singkron
(Stuart and Sundeen 1996). Peran serta dalam proses hubungan dapat berfluktuasi sepanjang
rentang tergantung (dependent) dan mandiri (independent) artinya suatu saat individu
tergantung pada orang lain dan suatu saat orang lain tergantung pada invidu. Pemutusan
proses hubungan terkait erat dengan ketidakmampuan individu terhadap proses hubungan
yang disebabkan oleh kurangnya peran serta respon lingkungan yang negative. Kondisi ini
dapat mengembangkan rasa tidak percaya dan keinginan untuk menghindar dari orang lain.
Isolasi sosial adalah keadaan dimana seorang individu mengalami penurunan atau
bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya.
Untuk itu kelompok kami tertarik untuk membahas Asuhan Keperawatan Jiwa pada
Ny.Z dengan Gangguan Isolasi Sosial: Menarik Diri di Ruang Kemuning Rumah Sakit Jiwa
Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang.
1.2 Rumusan Masalah
1) Bagaimana konsep dasar dari isolasi sosial: menarik diri?
2) Bagaimana konsep asuhan keperawatan isolasi sosial: menarik diri?
3) Bagaimana asuhan keperawatan isolasi sosial: menarik diri?
1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui konsep dasar dari isolasi sosial: menarik diri.
2) Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan isolasi sosial: menarik diri.
3) Untuk mengetahui asuhan keperawatan isolasi sosial: menarik diri.
1
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian.
Perilaku menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang
lain, menghindari hubungan dengan orang lain ( Rawlins,1993 ).
2.2 Penyebab
Pada mulanya klien merasa dirinya tidak berharga lagi sehingga merasa tidak aman dalam
berhubungan dengan orang lain. Biasanya klien berasal dari lingkungan yang penuh
permasalahan, ketegangan, kecemasan dimana tidak mungkin mengembangkan kehangatan
emosional dalam hubungan yang positif dengan orang lain yang menimbulkan rasa aman.
Dunia merupakan alam yang tidak menyenangkan, sebagai usaha untuk melindungi diri,
klien menjadi pasif dan kepribadiannya semakin kaku (rigid). Klien semakin tidak dapat
melibatkan diri dalam situasi yang baru. Ia berusaha mendapatkan rasa aman tetapi hidup itu
sendiri begitu menyakitkan dan menyulitkan sehingga rasa aman itu tidak tercapai. Hal ini
menyebabkan ia mengembangkan rasionalisasi dan mengaburkan realitas daripada mencari
penyebab kesulitan serta menyesuaikan diri dengan kenyataan.
Konflik antara kesuksesan dan perjuangan untuk meraih kesuksesan itu sendiri terus
berjalan dan penarikan diri dari realitas diikuti penarikan diri dari keterlibatan secara
emosional dengan lingkungannya yang menimbulkan kesulitan. Semakin klien menjauhi
kenyataan semakin kesulitan yang timbul dalam mengembangkan hubungan dengan orang
lain. Menarik diri juga disebabkan oleh perceraian, putus hubungan, peran keluarga yang
tidak jelas, orang tua pecandu alkohol dan penganiayaan anak. Resiko menarik diri adalah
terjadinya resiko perubahan sensori persepsi (halusinasi).
a. Aspek fisik :
Makan dan minum kurang
Tidur kurang atau terganggu
Penampilan diri kurang
Keberanian kurang
b. Aspek emosi :
Bicara tidak jelas, merengek, menangis seperti anak kecil
Merasa malu, bersalah
Mudah panik dan tiba-tiba marah
c. Aspek sosial
Duduk menyendiri
Selalu tunduk
Tampak melamun
Tidak peduli lingkungan
Menghindar dari orang lain
Tergantung dari orang lain
2
d. Aspek intelektual
Putus asa
Merasa sendiri, tidak ada sokongan
Kurang percaya diri
Respon adaptif adalah respon individu dalam penyelesaian masalah yang masih dapat
diterima oleh norma-norma sosial dan budaya lingkungannya yang umum berlaku dan lazim
dilakukan oleh semua orang.. respon ini meliputi:
a. Solitude (menyendiri)
Adalah respon yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan apa yang telah
dilakukan di lingkungan sosialnya juga suatu cara mengevaluasi diri untuk
menentukan langkah-langkah selanjutnya.
b. Otonomi
Adalah kemampuan individu dalam menentukan dan menyampaikan ide, pikiran,
perasaan dalam berhubungan sosial.
c. Mutualisme (bekerja sama)
Adalah suatu kondisi dalam hubungan interpersonal dimana individu mampu untuk
saling memberi dan menerima.
e. Interdependen (saling ketergantungan)
Adalah suatu hubungan saling tergantung antara individu dengan orang lain dalam
rangka membina hubungan interpersonal.
Respon maladaptif adalah respon individu dalam penyelesaian masalah yang menyimpang
dari norma-norma sosial budaya lingkungannya yang umum berlaku dan tidak lazim
dilakukan oleh semua orang. Respon ini meliputi:
3
a. Kesepian adalah kondisi dimana individu merasa sendiri dan terasing dari
lingkungannya, merasa takut dan cemas.
b. Menarik diri adalah individu mengalami kesulitan dalam membina hubungan dengan
orang lain.
c. Ketergantungan (dependen) akan terjadi apabila individu gagal mengembangkan rasa
percaya diri akan kemampuannya. Pada gangguan hubungan sosial jenis ini orang
lain diperlakukan sebagai objek, hubungan terpusat pada masalah pengendalian
orang lain, dan individu cenderung berorientasi pada diri sendiri atau tujuan, bukan
pada orang lain.
d. Manipulasi adalah individu memperlakuakan orang lain sebagai objek, hubungan
terpusat pada masalah pengendalian orang lain, dan individu cenderung berorientasi
pada diri sendiri.
e. Impulsif adalah individu tidak mampu merencanakan sesuatu, tidak mampu belajar
dari pengalaman dan tidak dapat diandalkan.
f. Narcisisme adalah individu mempunyai harga diri yang rapuh, selalu berusaha untuk
mendapatkan penghargaan dan pujian yang terus menerus, sikapnya egosentris,
pencemburu, dan marah jika orang lain tidak mendukungnya (Trimelia, 2011: 9).
2.5 Konsep Asuhan Keperawatan
2.5.1 Pohon Masalah
Effect
Data objektif :
- Klien suka menyendiri
- Klien menghindari kontak mata
- Klien bingung bila disuruh
2.5.3 Diagnosa Keperawatan
a) Isolasi sosial: menarik diri
b) Risiko perubahan persepsi sensori: halusinasi b/d menarik diri
2.5.4 Rencana asuhan keperawatan
a. Diagnosa keperawatan: Isolasi sosial menarik diri b/d harga diri rendah
1) Tujuan umum
Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain
2) Tujuan khusus
a) TUK 1
Dapat membina hubungan saling percaya
Kriteria hasil:
Setelah ...x pertemuan, pasien dapat menerima kehadiran perawat. Pasien dapat
mengungkapkan perasaan dan keberadaannya saat ini secara verbal:
(a) Mau menjawab salam
(b) Ada kontak mata
(c) Mau berjabat tangan
(d) Mau berkenalan
(e) Mau menjawab pertanyaan
(f) Mau duduk berdampingan dengan perawat
(g) Mau mengungkapkan perasaannya
Intervensi
Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapetik
a. Sapa pasien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
5
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap pasien dan nama kesukaan pasien
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Buat kontrak interaksi yang jelas
f. Jujur dan menepati janji
g. Tunjukkan sikap empati dan menerima pasien apa adanya
h. Ciptakan lingkungan yang tenang dan bersahabat
i. Beri perhatian dan penghargaan : temani pasien walau tidak menjawab
j. Dengarkan dengan empati beri kesempatan bicara, jangan buru-buru, tunjukkan
bahwa perawat mengikuti pembicaraan pasien
k. Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan dasar pasien
b) TUK 2
Pasien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
Kriteria hasil
Setelah ...x pertemuan, pasien dapat menyebutkan minimal satu penyebab menarik diri
yang berasal dari:
(a) Diri sendiri
(b) Orang lain
(c) Lingkungan
Intervensi
(a) Tanyakan pada pasien tentang
1. Orang yang tinggal serumah/teman sekamar pasien
2. Orang terdekat pasien dirumah/ diruang perawatan
3. Apa yang membuat pasien dekat dengan orang tersebut
4. Hal-hal yang membuat pasien menjauhi orang tersebut
5. Upaya yang telah dilakukan untuk mendekatkan diri dengan orang lain
(b) Kaji pengetahuan pasien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya
(c) Beri kesemapatan pada pasien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik
diri tidak mau bergaul
(d) Diskusikan pada pasien tentang perilaku menarik diri, tanda serta penyebab yang
muncul
(e) Berikan reinforcement (penguatan) positif terhadap kemampuan pasien dalam
mengungkapkan perasaannya.
c) TUK 3
Pasien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian
bila tidak berhubungan dengan orang lain
Kriteria hasil
Setelah ...x pertemuan, pasien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan
orang lain, misal:
(a) Banyak teman
6
(b) Tidak kesepian
(c) Bisa diskusi
(d) Saling menolong
Setelah ...x pertemuan, pasien dapat menyebutkan kerugian tidak berhubungan dengan
orang lain, misal:
(a) Sendiri
(b) Tidak punya teman, kesepian
(c) Tidak ada teman ngobrol
Intervensi
a. Kaji pengetahuan pasien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan
dengan orang lain serta kerugiannya bila tidak berhubungan dengan orang lain
b. Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan perasaannya tentang
berhubungan dengan orang lain
c. Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan perasaannya tentang
kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain
d. Diskusikan bersama tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain dan
kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
e. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang
keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian bila tidak berhubungan
dengan orang lain
d) TUK 4
Pasien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap
Kriteria hasil
Setelah ...x interaksi, pasien dapat mendemonstrasikan hubungan sosial secara
bertahap
Intervensi
(a) Observasi perilaku pasien saat berhubungan dengan orang lain
(b) Beri motivasi dan bantu pasien untuk berkenalan/ berkomunikasi dengan orang lain
melalui: pasien-perawat, pasien-perawat-perawat lain, pasien-perawat-perawat lain,
a) pasien lain, pasien-perawat-perawat lain-pasien lain-masyarakat
(c) Beri reinforcement positif atas keberhasilan yang telah dicapai
(d) Bantu pasien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan dengan orang lain
(e) Beri motivasi dan libatkan pasien dalam terapi aktivitas kelompok sosialisasi
(f) Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan bersama pasien dalam mengisi
waktu luang
(g) Memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah
dibuat
(h) Beri reinforcement atas kegiatan pasien dalam memperluas pergaulan melalui
aktivitas yang dilaksanakan
e) TUK 5
7
Pasien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain
Kriteria hasil
Setelah ...x interaksi, pasien dapat mengungkapkan perasaan setelah berhubungan
dengan orang lain untuk diri sendiri dan orang lain untuk untuk:
(a) Diri sendiri
(b) Orang lain
(c) Kelompok
(2) Intervensi
(a) Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan
orang lain/kelompok
(b) Diskusikan dengan pasien tentang perasaan manfaat berhubungan dengan
orang lain
(c) Beri reinforcement atas kemampuan pasien mengungkapkan perasaannya
berhubungan dengan orang lain
f) TUK 6
Pasien dapat memberdayakan system pendukung atau keluarga mampu
mengembangkan kemampuan pasien untuk berhubungan dengan orang lain
Kriteria hasil
Setelah ...x pertemuan keluarga dapat menjelaskan tentang
(a) Pengertian menarik diri dan tanda gejalanya
(b) Penyebab dan akibat menarik diri
(c) Cara merawat pasien dengan menarik diri
Intervensi
(a) Bina hubungan saling percaya dengan keluarga: salam, perkenalkan diri, sampaikan
tujuan, buat kontrak eksplorasi perasaan keluarga
(b) Diskusikan pentingnya peranan keluarga sebagai pendukung untuk mengatasi
perilaku menarik diri
(c) Diskusikan dengan anggota keluarga tentang: perilaku menarik diri , penyebab
perilaku menarik diri, akibat yang akan terjadi jika perilaku menarik diri tidak
ditanggapi, cara keluarga menghadapi pasien menarik diri
(d) Diskusikan potensi keluarga untuk membantu mengatasi pasien menarik diri
(e) Latih keluarga merawat pasien menarik diri
(f) Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara yang dilatih
(g) Anjurkan anggota keluarga untuk memberi dukungan kepada pasien untuk
berkomunikasi dengan orang lain
(h) Dorong anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk pasien minimal
satu kali seminggu
(i) Beri reinforcement atas hal-hal yang telah dicapai keluarga
g) TUK 7
8
Pasien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat
Kriteria hasil
Setelah ...x interaksi, pasien menyebutkan:
(a) Manfaat minum obat
(b) Kerugian tidak minum obat
(c) Nama, warna, dosis, efek samping obat
Intervensi
(a) Diskusikan dengan pasien tentang kerugian dan keuntungan tidak minum, serta
karakteristik obat yang diminum (nama, dosis, frekuensi, efek samping minum
obat)
(b) Bantu dalam menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar pasien, obat, dosis,
cara, waktu)
(c) Anjurkan pasien minta sendiri obatnya kepada perawat agar pasien dapat
merasakan manfaatnya
(d) Beri reinforcement positif bila pasien menggunakan obat dengan benar
(e) Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter
(f) Anjurkan pasien untuk konsultasi dengan dokter/perawat apabila terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan (Prabowo, 2014:215).
9
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
KESEHATAN JIWA
I. IDENTITAS KLIEN
Nama: Nn. Z
Umur: 42 tahun
Alamat: Lamongan
Pendidikan : SMA
Agama: Islam
Status: Belum menikah
Pekerjaan : Tidak bekerja
JenisKel.: Perempuan
No CM: 056XXX
10
IV. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU (FAKTOR PREDISPOSISI)
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?
Ya
Tidak
JikaYa, Jelaskan kapan, tanda gejala/keluhan :
Klien pernah mengalami gangguan jiwa dengan tanda gejala atau keluhan yang sama
dengan keluhan sekarang, yaitu tidak mau makan, mengurung diri dikamar, berjalan
tanpa tujuan, gelisah, bicara ngelantur.
2. Faktor Penyebab/Pendukung :
a. Riwayat Trauma
Usia Pelaku Korban Saksi
Jelaskan:
Klien mengatakan ingin menikah dengan laki-laki pilihannya. Namun tidak
diperbolehkan oleh ibunya
11
c. Pengalaman masalalu yang tidak menyenangkan (peristiwa kegagalan, kematian,
perpisahan )
Jika ada jelaskan :
Klien pernah gagal menikah dengan laki-laki pilihannya, karena tidak direstui
oleh ibunya. Lalu menjadi sedih, mengurung diri dikamar, tidak mau makan dan
minum, dan suka menyendiri.
DiagnosaKeperawatan : Respon pasca trauma
d. Pernah mengalami penyakit fisik (termasuk gangguan tumbuh kembang)
Ya
Tidak
Jelaskan:
Tidak ada keluhan penyakit fisik
12
..........................................................................................................................................
Gejala :
..........................................................................................................................................
Riwayat pengobatan :
..........................................................................................................................................
Diagnosa Keperawatan :
Keterangan :
= Meninggal
= Laki-laki
= Perempuan
4
2
Klien
Jelaskan:
Klien tinggal serumah dengan ibu dan adik laki-lakinya, ayah klien sudah meninggal,
dan kakak perempuan klien sudah menikah. Pola asuh yang didapat klien dari kecil
adalah kasih sayang dari ibunya. Dalam keluarga klien terjalin komunikasi baik antar
keluarga karena ayah klien sudah meninggal maka dalam pengambilan keputusan
berada di ibu klien.
Diagnosa Keperawatan :
2. Konsep Diri a.
Citra tubuh :
Klien mengatakan “tidak tau” ketika ditanya tentang bagian tubuh yang disukai
13
b. Identitas :
Saat ditanya tentang identitas klien hanya menjawab namanya saja dan bicara tidak
sesuai dengan yang ditanyakan. Klien mengatakan memiliki nama Dina
Nurhasanah, suka dipanggil Dina , dan berumur 23 tahun
c. Peran :
Saaat ditanya tentang peran didalam keluarga, kelompok, dan dimasyarakan klien
hanya menjawab “tidak tahu” dan tidak fokus pada pertanyaan.
d. Ideal diri :
Klien mengatakan merasa betah di RS dan tidak ingin pulang
e. Hargadiri :
Saat ditanya tentang harga diri pasien menjawab “tidak tahu” dan tidak berfokus
pada pertanyaan.
Diagnosa Keperawatan : gangguan identitas diri
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti/terdekat
Klien cenderung suka melakukan aktivitas sendiri bila ada masalah klien biasa
cerita dengan ibu klien
Di rumah sakit klien mengatakan tidak memiliki teman dekat.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat dan hubungan sosial
Klien mengatakan di ruma tidak pernak mengikuti kegiatan kelompok masyarakat
dan di rumah sakit klien hanya mondar-mandir.
14
c. Hambatandalamberhubungandengan orang lain
Klien sering menyendiri dan merasa malas berinteraksi dengan orang lain
4. Spiritual
a. Agama
Klien mengatakan beragama islam, dan ketika ditanya “sudah sholat?” klien
menjawab “sudah”
b. Pandangan terhadap gangguan jiwa
Klien menjawab “tidak tahu”
Diagnosa Keperawatan:
15
5. Keluhan fisik:
Jelaskan :
Saat ditanya tentang keluhan fisik, klien menjawab “tidak ada” sambil melihat
perawat kemudian melihat kearah lain lagi
Diagnosa Keperawatan :
VII. STATUS MENTAL
1. Penampilan (Penanpilan usia, cara perpakaian, kebersihan)
Jelaskan:
Penampilan klien sesuai dengan usianya, cara berpakaian klien tidak terbalik dan
memakai seragam RS, gigi terlihat kotor, rambut lepek dan berkutu, kulit bersih,
selama di RS klien mandi setiap hari (pagi dan sore), sikat gigi satu kali sehari,
menyisir rambut setelah mandi.
Diagnosa Keperawatan: defisit perawatan diri
2. Pembicaraan (Frekuensi, Volume, Jumlah, Karakter) :
Jelaskan:
Frekuensi pembicaraan klien normal, volume klien saat bicara normal, klien
menjawab dengan singkat dan terkadang tidak menjawab sama sekali. Terkadang
menjawab tidak sesuai denga pertanyaan.
Diagnosa Keperawatan: Gangguan komunikasi verbal
3. Aktifitasmotorik/Psikomotor
Kelambatan :
Hipokinesia,hipoaktifitas
Katalepsi
Sub stupor katatonik
Fleksibilitas serea
Jelaskan:
Klien terlihat diam dan jarang mengobrol dengan orang lain
Peningkatan : intoleransi aktivitas.
16
Hiperkinesia,hiperaktifitas Grimace
Stereotipi Otomatisma
Gaduh Gelisah Katatonik Negativisme
Mannarism Reaksikonversi
Katapleksi Trem
or
Tik Verbigerasi
Ekhopraxia Berjalankaku/rigid
Command automatism Kompulsif :sebutkan …………
Jelaskan:
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
Diagnosa Keperawatan :
4. Mood dan Afek
a. Mood
Depresi Khawatir
Ketakutan Anhedonia
Euforia Kesepian
Lain lain
Jelaskan:
Saat ditanyakan “mbak D kenapa kok suka menyendiri?” klien menjawab “tidak
tahu”
Dan saat ditanya “mbak D disini dengan siapa saja?” klien menjawab “tidak tahu”
b. Afek
Sesuai Tidak sesuai
Tumpul/dangkal/datar Labil
Jelaskan:
Afek yang ditunjukkan klien adalah datar dan tumpul, saat ditanyakan klien
cenderung biasa-biasa saja dan terkadang diam tidak menghiraukan pertanyaan.
Diagnosa Keperawatan : Kerusakan interaksi sosial
17
5. Interaksi Selama Wawancara
Bermusuhan Kontak mata kurang
Tidak kooperatif Defensif
Mudah tersinggung Curiga
Kontak mata kurang , klien sering melihat kearah lain, pasif, bicara jika diberikan
pertanyaan atau pernyataan.
6. Persepsi Sensorik
a. Halusinasi
Pendengaran
Penglihatan
Perabaan
Pengecapan
Penciuman
b. Ilusi
Ada
Tidak ada
Jelaskan:
Ketika ditanya apakah mendengar suara atau melihat sesuatu yang mengarah ke
halusinasi klien mengatakan tidak mengalami hal tesebut. Namun, terkadang klien
terlihat senyum-senyum sendiri.
Diagnosa Keperawatan : Resiko perubahan sensori persepsi
7. Proses Pikir
a. ArusPikir:
Koheren Inkoheren
Sirkumtansial Asosiai longgar
tangensial Flight of Idea
Blocking Perseverasi
Logorhoe Neologisme
Clang Association Main kata kata
Afasia Lain lain…
Jelaskan:
Klien mampu menjawab pertanyaan sesuai dengan apa yang ditanyakan.
18
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
b. Isi Pikir
Fobia,sebutkan………….
Obsesif .
Ekstasi Waham:
Fantasi o Agama
Alienasi o Somatik/hipokondria
Pikiran bunuh diri o Kebesaran
Preokupasi o Kejar / curiga
Pikiran isolasisosial o Nihilistik
Ide yang terkait o Dosa
PikiranRendahdiri o Sisip pikir
Pesimisme o Siar piker
Pikiran magis o Kontrol pikir
Klien lebih suka menyendiri daipada berinteraksi dengan orang lain dan klien
mengatakan malas berinteraksi dengan orang lain.
c. Bentuk pikir :
Realistik
Non realistik
Dereistik
Otistik
Jelaskan:
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
Diagnosa Keperawatan:
8. Kesadaran
Orientasi (waktu, tempat, orang)
Jelaskan:
Klien dapat membedakan waktu siang dan malam
Klien menyadari bahwa sedang dirawat di RSJ diruang kemuning
Klien kurang dapat mengorientasikan peran orang disekitarnya
19
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
Meninggi
Menurun:
Kesadaran berubah
Hipnosa
Confusion
Sedasi
Stupor
Jelaskan:
Klien mengatakan malas berhubungan dengan orang lain dan lebih suka menyendiri
Diagnosa Keperawatan: Perubahan proses pikir
9. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang ( > 1 bulan)
Gangguan dayaingat jangka menengah ( 24 jam - ≤ 1 bulan)
Gangguan daya ingat pendek (kurun waktu 10 detik sampai 15
menit)
Jelaskan:
Klien tidak bisa mengingat nama mahasiswa praktikkan selang 5 menit setelah
berkenalan
Diagnosa Keperawatan: Perubahan proses pikir
10. Tingkat Konsentrasi dan
Berhitung a. Konsentrasi
Mudah beralih
Tidak mampu berkonsentrasi
Jelaskan:
Saat berbincang-bincang dengan perawat, klien lebih cepat mengalihkan
pandangan dan konsentrasi kearah lain
b. Berhitung
Jelaskan:
Klien tidak dapat berhitung
20
Diagnosa Keperawatan: Gangguan proses pikir
11. Kemampuan Penilaian
Gangguan ringan
Gangguan bermakna
Jelaskan :
Klien lebih senang sendiri dan malas bergaul dengan orang lain
Diagnosa Keperawatan: Gangguan proses pikir
12. Daya Tilik Diri
Mengingkari penyakit yang diderita
Menyalah kanhal-hal diluar dirinya
Jelaskan:
Bila klien ditanyakan tentang penyakit yang diderita klien menjawab “tidak yahu”
Diagnosa Keperawatan: Gangguan proses pikir
21
2) Berpakaian, berhias dan berdandan
Jelaskan :
Klien ganti baju 1-2 kali sehari, mampu menyisir rambut sendiri
3) Makan
Jelaskan :
Klien makan 3 kali sehari (pagi, siang, dan sore)
Klien menghabiskan 1 porsi makanan setiap kali makan
4) Toileting (BAK, BAB)
Jelaskan :
BAK = 5 kali sehari
BAB = 2 hari sehari
Diagnosa Keperawatan: Defisit perawatan diri
b. Nutrisi
Berapa frekwensi makan dan frekwensi kudapan dalam sehari.
Klien makan 3x sehari
Klien menghabiskan 1 porsi setiap kali makan
Bagaimana nafsu makannya
Setiap kali makan klien selalu bersemangat untuk makan
Bagaimana berat badannya.
............................................................................................................................
............................................................................................................................
Diagnosa Keperawatan:
c. Tidur
1) Istirahat dan tidur
Tidur siang, lama : ____________ s/d _____________
Tidur malam, lama : ____18.30_________ s/d _________04.00____
Aktifklien kurang tidur itas sebelum/sesudah tidur : _jalan-jalan_________ ,
__jalan-jalan_______
Jelaskan
Klien jarang tidur siang dan memilih untuk berjalan-jalan sendirian
Klien tidur malam setelah semua pintu kamar atau pintu ruangan ditutup
22
2) Gangguan tidur
Insomnia
Hipersomnia
Parasomnia
Lain
lain
Jelaskan
Klien mengatakan tidak ada gangguan tidur
Klien selalu tidur nyenyak
Diagnosa Keperawatan: -
Diagnosa Keperawatan:
4. Sistem Pendukung Ya Tidak
Keluarga
Terapis
Teman sejawat
Kelompok sosial
Jelaskan :
Biasanya kalau kontrol siapa yang mengantar? Klien menjawab “ keluarga”
Diagnosa Keperawatan: -
23
IX. MEKANISME KOPING
Jelaskan :
Bila klien ada masalah klien hanya diam, menyendiri, dan gelisah.
Diagnosa Keperawatan: Koping individu inefektif
24
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
Masalah dengan ekonomi, spesifiknya
Jelaskan :
“saya dulu pernah bekerja di toko baju, sehari 3000 dan saya dibayar mingguan”
Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifiknya
Jelaskan :
Tidak ada
Masalah lainnya, spesifiknya
Jelaskan :
Tidak ada
Diagnosa Keperawatan: ketidakberdayaan, ketidakpuasan
25
Diagnosa Keperawatan:
26
XIII. ANALISA DATA
DIAGNOSA
NO DATA
KEPERAWATAN
27
.....................................................................
28
XIV. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
29
XVI. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
Lawang, ……………………….
____________________
NIM/NIRM: ..………….
30
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
32
bila tidak berhubungan -tidak kesepian tentang berhubungan dengan orang
dengan orang lain -bisa berdiskusi lain
-saling menolong - Beri kesempatan pada pasien untuk
mengungkapkan perasaannya
tentang kerugian bila tidak
berhubungan dengan orang lain
-Diskusikan bersama tentang
keuntungan berhubungan dengan
orang lain dan kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain
-Beri reinforcement positif terhadap
kemampuan mengungkapkan
perasaan tentang keuntungan
berhubungan dengan orang lain dan
kerugian bila tidak berhubungan
dengan orang lain
4. -Observasi perilaku pasien saat
berhubungan dengan orang lain
- Beri motivasi dan bantu pasien
TUK 4: 4. Setelah 1x interaksi, pasien untuk berkenalan/ berkomunikasi
Pasien dapat dapat mendemonstrasikan dengan orang lain melalui: pasien-
melaksanakan hubungan hubungan sosial secara perawat, pasien-perawat-perawat
sosial secara bertahap bertahap lain, pasien-perawat-perawat lain,
-Observasi perilaku pasien pasien lain, pasien-perawat-perawat
saat berhubungan dengan lain-pasien lain-masyarakat
orang lain - Beri reinforcement positif atas
keberhasilan yang telah dicapai
-Beri motivasi dan bantu - Bantu pasien untuk mengevaluasi
pasien untuk berkenalan/ manfaat berhubungan dengan orang
berkomunikasi dengan lain
orang lain melalui: pasien- - Beri motivasi dan libatkan pasien
perawat, pasien-perawat- dalam terapi aktivitas kelompok
perawat lain, pasien- sosialisasi
33
perawat-perawat lain, - Diskusikan jadwal harian yang
-pasien lain, pasien-perawat- dapat dilakukan bersama pasien
perawat lain-pasien lain- dalam mengisi waktu luang
masyarakat -Memotivasi pasien untuk
-Beri reinforcement positif melakukan kegiatan sesuai dengan
atas keberhasilan yang telah jadwal yang telah dibuat
dicapai - Beri reinforcement atas kegiatan
-Bantu pasien untuk pasien dalam memperluas pergaulan
mengevaluasi manfaat melalui aktivitas yang dilaksanakan
berhubungan dengan orang
lain
-Beri motivasi dan libatkan
pasien dalam terapi
aktivitas kelompok
sosialisasi
-Diskusikan jadwal harian
yang dapat dilakukan
bersama pasien dalam
mengisi waktu luang
-Memotivasi pasien untuk
melakukan kegiatan sesuai
dengan jadwal yang telah
dibuat
-Beri reinforcement atas
kegiatan pasien dalam 5. -Dorong pasien untuk
memperluas pergaulan mengungkapkan perasaannya bila
melalui aktivitas yang berhubungan dengan orang
TUK 5: dilaksanakan lain/kelompok
Pasien dapat 5. Setelah 1x interaksi, pasien - Diskusikan dengan pasien tentang
mengungkapkan dapat mengungkapkan perasaan manfaat berhubungan
perasaannya setelah perasaan setelah dengan orang lain
berhubungan dengan berhubungan dengan orang -Beri reinforcement atas
orang lain lain untuk diri sendiri dan kemampuan pasien mengungkapkan
orang lain untuk untuk perasaannya berhubungan dengan
-Diri sendiri orang lain
34
-Orang lain 6. - Bina hubungan saling percaya
-Kelompok dengan keluarga: salam,
TUK 6: perkenalkan diri, sampaikan tujuan,
Pasien dapat 6. Setelah 1x pertemuan buat kontrak eksplorasi perasaan
memberdayakan system keluarga dapat menjelaskan keluarga
pendukung atau keluarga tentang - Diskusikan pentingnya peranan
mampu mengembangkan keluarga sebagai pendukung untuk
kemampuan pasien untuk - Pengertian menarik diri dan mengatasi perilaku menarik diri
berhubungan dengan tanda gejalanya -Diskusikan dengan anggota
orang lain -Penyebab dan akibat keluarga tentang: perilaku menarik
menarik diri diri , penyebab perilaku menarik
- Cara merawat pasien diri, akibat yang akan terjadi jika
dengan menarik diri perilaku menarik diri tidak
ditanggapi, cara keluarga
menghadapi pasien menarik diri
- Diskusikan potensi keluarga untuk
membantu mengatasi pasien
menarik diri
- Latih keluarga merawat pasien
menarik diri
-Tanyakan perasaan keluarga
setelah mencoba cara yang dilatih
- Anjurkan anggota keluarga untuk
memberi dukungan kepada pasien
untuk berkomunikasi dengan orang
lain
- Dorong anggota keluarga secara
rutin dan bergantian menjenguk
pasien minimal satu kali seminggu
- Beri reinforcement atas hal-hal
yang telah dicapai keluarga
7. - Diskusikan dengan pasien tentang
kerugian dan keuntungan tidak
minum, serta karakteristik obat
TUK 7: yang diminum (nama, dosis,
35
Pasien dapat frekuensi, efek samping minum
menggunakan obat 7. Setelah 1x interaksi, pasien obat)
dengan benar dan tepat menyebutkan - Bantu dalam menggunakan obat
- Manfaat minum obat dengan prinsip 5 benar (benar
- Kerugian tidak minum obat pasien, obat, dosis, cara, waktu)
- Nama, warna, dosis, efek - Anjurkan pasien minta sendiri
samping obat obatnya kepada perawat agar pasien
dapat merasakan manfaatnya
- Beri reinforcement positif bila
pasien menggunakan obat dengan
benar
- Diskusikan akibat berhenti minum
obat tanpa konsultasi dengan dokter
- Anjurkan pasien untuk konsultasi
dengan dokter/perawat apabila
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
36
FORMAT
STATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(Dibuat setiap kali sebelum interaksi / pertemuan dengan klien)
Hari Selasa tgl 2 Oktober 2018
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
DS: klien menjawab dengan singkat “gak tahu”
Klien diam tidak menjawab
DO: Klien responsive namun tidak berminat melakukan kontak mata
Klien sering berjalan-jalan sendiri sambil memegangi kepala
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial : Menarik Diri
3. Tujuan Khusus (TUK)
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya
2) Klien mampu menyebutkan penyebab menarik diri
3) Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan social dan
kerugian menarik diri
4) Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap
4. Tindakan Keperawatan
1) Bina hubungan saling percaya
2) Mengidentifikasi penyebab klien menarik diri
3) Mediskusikan dengan klien tentang keuntungan berinteraksi dengan
orang lain dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
4) - Mengajarkan klien cara berkenalan dengan orang lain
-Menganjurkan klien memasukkan kegiatan berbincang-bincang
dengan orang lain dalam kegiatan harian
37
apalagi” (sampai klien dapat menyebutkan beberapa) “jadi apakah
mbak mau belajar bergaul dengan teman yang lain?”
3. “bagaimana kalau sekarang belajar berkenalan dengan orang lain?”
“begini mbak kalau ingin berkenalan dengan orang lain kita sebutkan
dulu nama kita, nama panggilan, asal dan hobby” “contoh, perkenalkan
nama saya Dian Kustinnasari panggil saja Dian asal blitar hobby saya
memasak” “nah sekarang mbak bisa mencoba dengan saya ya? Bagus..
coba sekali lagi. Ya bagus sekali”
c. Fase Terminasi
1. Evaluasi Respon Klien Terhadap Tindakan Keperawatan
Evaluasi Subyektif (Klien)
“bagaimana perasaan mbak setelah kita latihan berkenalan?”
Evaluasi Obyektif (Perawat)
Klien menunjukkan ekspersi wajah lebih kooperatif dan mau kontak
mata dengan perawat
2. Rencana Tindak Lanjut
Klien mau mempraktikkan cara berkenalan dengan orang lain
38
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
O:
Kontak mata klien kurang
Kurang kooperatif
Nada suara kaku
Mudah teralih perhatiannya
A:
Klien mampu membina
hubungan saling percaya
Klien belum mampu
mengidentifikasi penyebab
menarik diri
Klien belum mampu
menyebutkan keuntungan
berinteraksi dengan orang
lain dan kerugian tidak
berhubungan dengan
orang lain
Klien belum mampu
berkenalan dengan orang
lain
P: ulangi intervensi 2,3, & 4
39
FORMAT
STATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(Dibuat setiap kali sebelum interaksi / pertemuan dengan klien)
Hari Rabu tgl 3 Oktober 2018
C. PROSES KEPERAWATAN
5. Kondisi Klien
DS: klien menjawab dengan singkat “nggak tahu”
Klien diam, tidak menjawab
DO: Klien responsive namun kontak mata masih kurang
Klien sering berjalan-jalan sendiri
6. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial : Menarik Diri
7. Tujuan Khusus (TUK)
5) Klien dapat membina hubungan saling percaya
6) Klien mampu menyebutkan penyebab menarik diri
7) Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan social dan
kerugian menarik diri
8) Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap
8. Tindakan Keperawatan
5) Mengidentifikasi penyebab klien menarik diri
6) Mediskusikan dengan klien tentang keuntungan berinteraksi dengan
orang lain dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
7) - Mengajarkan klien cara berkenalan dengan orang lain
-Menganjurkan klien memasukkan kegiatan berbincang-bincang
dengan orang lain dalam kegiatan harian
40
mbak D sebutkan keuntungan memiliki teman!” “kalau kerugian tidak
meiliki teman?” “Naah… bagus sekali”
f. Fase Terminasi
4. Evaluasi Respon Klien Terhadap Tindakan Keperawatan
Evaluasi Subyektif (Klien)
“bagaimana perasaan mbak D setelah kita latihan berkenalan?”
5. Evaluasi Obyektif (Perawat)
Klien menunjukkan ekspersi wajah lebih kooperatif dan mau kontak
mata dengan perawat
6. Rencana Tindak Lanjut
Klien mau mempraktikkan cara berkenalan dengan orang lain
41
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
O:
Pasien lebih kooperatif
Kontak mata semakin baik
Nada suara kaku
Mudah beralih perhatian
A:
Pasien mampu
mempraktikkan cara
berkenalan dengan orang
lain
Pasien belum mampu
menyebutkan penyebab
pasien menarik diri
Pasien mampu
menyebutkan keuntungan
berinteraksi dan kerugian
tidak berintraksi dengan
orang lain
P: ulangi intervensi 1
42
FORMAT
STATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(Dibuat setiap kali sebelum interaksi / pertemuan dengan klien)
Hari kamis tgl 4 Oktober 2018
E. PROSES KEPERAWATAN
9. Kondisi Klien
DS: klien menjawab dengan singkat “gak tahu” kadang menjawab
panjang/bercerita
Klien mau bercerita
DO: Klien responsive sudah mau kontak mata lebih baik dan lama dengan
perawat
Klien sering berjalan-jalan sendiri
Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial : Menarik Diri
10. Tujuan Khusus (TUK)
9) Klien dapat membina hubungan saling percaya
10) Klien mampu menyebutkan penyebab menarik diri
11) Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan social dan
kerugian menarik diri
12) Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap
h. Fase Kerja
“mbak D ayo cerita-cerita lagi”
“mbak D yang kemarin ya mbak D mau menikah itu bagaimana ceritanya?”
“la kenapa kok begitu mbak”
“lalu setelah kejadian itu mbak D ngapain? Sedih/menangis”
“tidak keluar kamar sama sekali?” berarti mbak D mengurung diri?”
“ lalu setelah itu”
“lalu mbak dibawa kesini?”
“mbak kemarin bilang kalau sring bolak-balik kesini, yang kemarin kenapa
kok kesini lagi?”
43
i. Fase Terminasi
8. Evaluasi Respon Klien Terhadap Tindakan Keperawatan
Evaluasi Subyektif (Klien)
“bagaimana perasaan mbak setelah bercerita?”
Evaluasi Obyektif (Perawat)
Klien menunjukkan ekspersi wajah lebih kooperatif dan mau kontak
mata dengan perawat
9. Rencana Tindak Lanjut
Membuat daftar kegiatan harian berbincang-bincang dengan orang lain
44
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Nama: Nn. Z Ruang:Kemuning No RM: 056XXX
No Tanggal
Implementasi Keperawatan Evaluasi
Dx & Jam
1. 8) Mengidentifikasi penyebab klien S:
menarik diri
5. “iyaa”
“Ohh itu, saya mau menikah
tapi ibu tidak setuju”
“karena dia tukang tambal
ban”
“iyaa.. sedih, menangis
dikamar, tidak mau makan”
“iya,, dikamar terus”
“tidak tahu”
“iya,,, dia tukag tambal ban,
sedangkan bapaknya tukang
air”
“gak tau, tiba-tiba saya
sudah disini”
O:
Pasien semakin kooperatif
Kontak mata dengan
perawat lebih sering
Tiba-tiba pergi dan diam
A:
Klien mampu menyebutkan
penyebab klien menarik diri
45
FORMAT
STATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(Dibuat setiap kali sebelum interaksi / pertemuan dengan klien)
Hari Jumat tgl 5 Oktober 2018
G. PROSES KEPERAWATAN
12. Kondisi Klien
DS: klien menjawab singkat “nggak tahu” kadang menjawab panjang /
bercerita klien mengatakan sudah bisa berkenalan
Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial : Menarik Diri
13. Tujuan Khusus (TUK)
13) Klien dapat membina hubungan saling percaya
14) Klien mampu menyebutkan penyebab menarik diri
15) Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan social dan
kerugian menarik diri
16) Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap
k. Fase Kerja
“Mbak D bagaimana sudah bisakan cara berkenalan yang benar? “Coba
kita ulang bagaimana cara berkenalan?”. “ Bagus sekali mbak D”.
“Sekarang kita akan membuat jadwal berbincang-bincang dengan orang
lain ya mbak”. “Dimulai berbincang-bincang dengan saya, perawat lain,
lalu pasien lain ya mbak”. “Mbak D sudah berbincang-bincang dengan
saya, jadi hari ini mbak belajar dan mencoba berkenalan dengan perawat
lain dan besok dengan pasien yang lain, mbak sudah paham?” “Baik mbak
46
D, sekarang berkenalan dengan perawat lain yaa, saya temani”. “Ayo mbak
D, coba berkenalan”.”Nah iyaa, bagus, lalu setelah itu apa lagi”. “Wah
bagus sekali mbak D”.
l. Fase Terminasi
11. Evaluasi Respon Klien Terhadap Tindakan Keperawatan
Evaluasi Subyektif (Klien)
“bagaimana perasaan mbak D setelah mencoba berkenalan hari ini?”.
Evaluasi Obyektif (Perawat)
Klien tampak bersemangat, kontak mata (+)
12. Rencana Tindak Lanjut
Membuat daftar kegiatan harian berbincang-bincang dengan orang lain
47
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Nama: Nn. Z Ruang:Kemuning No RM: 056XXX
No Tanggal
Implementasi Keperawatan Evaluasi
Dx & Jam
1. 1) Membuat jadwal harian S:
berinteraksi dengan perawat atau 6. “iyaa, sudah”.
pasien lain
2) Menemani klien saat berinteraksi “Perkenalkan nama saya D,
dengan perawat lain atau pasien alamat saya lamongan, hobi
lain
saya jalan-jalan”.
“iya”
“iya, sudah”
7. “iya”
“Nama saya DNK, suka
dipanggil D, alamat saya
lamongan, hobi saya jalan-
jalan” (sambil berjabat
tangan)
O: - Klien lebih kooperatif,
kontak mata (+)
A: - Klien mau mengikuti
jadwal harian berinteraksi
dengan perawat atau pasien
lain
P: Ulangi intervensi 1
48
FORMAT
STATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(Dibuat setiap kali sebelum interaksi / pertemuan dengan klien)
Hari Sabtu tgl 6 Oktober 2018
I. PROSES KEPERAWATAN
15. Kondisi Klien
DS: - Klien nengatakan sudah bisa berkenalan
DO: - Klien lebih kooperatif
-Ada kontak mata
16. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial : Menarik diri
17. Tujuan Khusus (TUK)
5) Klien dapat mengungkapkan perasaan klien setelah berhubungan
dengan orang lain
6) Menganjurkan anggota keluarga untuk memberi dukungan kepada klien
untuk berkomunikasi dengan orang lain
7) Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat
49
harus tetap minum sesuai dengan yang diberikan dokter, agar sakitnyambak
D tidak kambuh”
o. Fase Terminasi
14. Evaluasi Respon Klien Terhadap Tindakan Keperawatan
Evaluasi Subyektif (Klien)
“Bagaimana perasaan mbak D setelah berbincang-bincang hari ini?’
50
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
51
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah pemberian asuhan keperawatan jiwa pada Tn. K dengan isolasi sosial:
Menarik diri di ruang Kemuning RSJ. Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang, dapat
disimpulkan bahwa:
4,2 Saran
Berikut ini adalah saran yang dapat penulis buat untuk semua pihak agar bisa
menjadi lebih baik dimasa yang akan datang
1. Untuk perawat dan tenaga kesehatan yang lainnya, binalah hubungan saling
percaya dengan klien agar terjadi komunikasi terapeutik sehingga klien dapat
mengungkapkan semua permasalahannya agar tercapai keberhasilan proses
keperawatan
2. Untuk keluarga klien, sisihkanlah waktu untuk mengunjungi klien selama
dirawat di RSJ dan terimalah klien apa adanya serta berikan dukungan dan
perhatian yang dapat mempercepat proses penyembuhan klien.
52